Jedi (Repaired)
Jedi (Repaired)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S1) Pada Jurusan Agribisnis
Disusun Oleh :
JEDI PRASETIYO
201610210311126
BAB I
PENDAHULUAN
pertanian lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting, baik bagi petani
maupun bagi pembangunan pertanian, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
Indonesia sebagai negara agraris semua kegiatan pertanian masih bertumpu pada
menghasilkan kebutuhan pangan yang dibutuhkan oleh setiap manusia (Putri, 2015)..
pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang rumput, kehutanan, atau daerah
Konversi lahan adalah suatu fenomena pembangunan yang dapat terjadi dalam
gejala normal yang disebabkan karena pertumbuhan dan pengembangan kota, akan
tetapi permasalahan mulai timbul ketika lahan yang dikonversi berasal dari lahan
negatif terutama dalam konteks ketahanan pangan dan kondisi social ekonomi petani
terhadap lahan pada fungsinya semula. Namun secara garis besar ada beberapa faktor
tuntutan mutu kehidupan yang lebih baik juga meningkat (Putri & Mubarak, 2020).
Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah dan
primer dan mempunyai peranan penting untuk perekonomian nasional. Hal ini di
dukung dengan iklim tropis yang dimiliki negara Indonesia memiliki tanah yang baik
Apel merupakan salah satu produk hasil pertanian yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat yang memiliki nilai jual untuk mendapatkan keuntungan yang
diinginkan. Berbagai macam jenis apel memiliki nilai jual yang berbeda di
mempunyai bisnis apel dengan membuat makanan dari apel atau bisnis minuman apel
pengetahuan dari masyarakat akan manfaat yang dimiliki oleh buah apel bagi
2016). Apel merupakan komoditas utama Malang Raya. Badan Pusat Statistik Kota
Batu menyatakan produksi apel tahun 2016 sebesar 542.106 ton. Produksi apel yang
4
dari buah apel (Haryuning, Hamidah & Setyaningrum, 2019). Budidaya tanaman apel
Kondisi iklim merupakan yang perlu dan penting untuk memastikan keberhasilan
berbuah. Lama budidaya tanaman apel berkisar 4-5 tahun sampai berbuah (Nasirudin
Kota Batu merupakan kota wisata yang masuk dalam wilayah administrasi
Provinsi Jawa Timur, ada berbagai jenis daya tarik wisata di Kota Batu, baik jenis
wisata alam, minat khusus, buatan, maupun budaya. Kota Batu merupakan sebuah
kota kecil yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Malang, Provinsi Jawa
Timur, Indonesia. Sebagai sebuah kota yang berada di dataran tinggi sebagian besar
penduduknya bermata pencahrian sebagai petani dan buah apel menjadi produk
pertanian unggulan (Melati & Narottama, 2020). Secara topografi, Desa Bulukerto
terletak pada ketinggian 950 mdpl, dengan curah hujan rata-rata 139,17 mm/buln
serta suhu 18-25 derajat celcius sehingga cocok untuk budidaya tanaman hortikultura
khususnya apel. Tingginya permintaan pasar dan tingginya daya jual apel karena
Kota Batu terkenal dengan julukan Batu Kota Apel yang artinya bahwa Kota Batu
merupakan sentra penghasil komoditas apel terbaik di Indonesia (Novia, Mudita &
Pratiwi, 2020).
faktor seperti cuaca yang setiap tahunnya dapat berubah sehingga dapat menimbulkan
5
kualitas dari buah apel tersebut berbeda dari sebelumnya. Menurut Ruminta, (2015)
faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan produktivitas dari buah apel dapat
budidaya, tanaman apel yang sudah berumur tua, adanya konversi lahan tanaman
dari pemerintah Kota Batu. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
Agribisnis buah apel melalui tiga program yaitu 1). Penghambatan laju degradasi dan
perbaikan mutu lahan, 2). Pengawalan teknologi dan penelitian budidaya apel yang
konversi lahan terhadap komoditas apel ke jeruk, maka penulis tertarik untuk
konversi lahan apel menjadi jeruk di Dusun Cangar Desa Bulukerto Kota Batu.
adalah:
6
1. Manfaat Teoritis
memulai kebijakan yang diambil dalam upaya konversi lahan apel menjadi
lahan jeruk di waktu mendatang untuk Dusun Cangar Desa Bulukerto Kota
Batu.
2. Manfaat Praktis
Sebagai sumbang pikiran bagi petani apel dan petani jeruk dalam
mengembangkan potensi daerah yaitu kawasan Petani apel dan jeruk Dusun
negative atau masalah terhadap lingkungan dan menjadi potensi lahan itu
sendiri. Batasan konversi lahan atau disebut alih fungsi lahan dari
2. Apel merupakan salah satu produk hasil pertanian yang dapat tumbuh di
kali dan juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau petani yang bisa
dijual atau diolah untuk dapat menjadi berbagai macam jenis produk dan
3. Jeruk merupakan salah satu hasil pertanian yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi dan memiliki nilai gizi yang tinggi (Vitamin C dan A) jeruk dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
Sawah Dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus Konversi Lahan
ini yaitu Analisis Persilangan (Cross Tab) Dan Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian
ini yaitu Faktor yang mempengaruhi konversi lahan pertanian di Kecamatan Jaten
yakni laju pertumbuhan penduduk yang diakibatkan oleh tingkat kelahiran, PDRB
Kecamatan Jaten di mana sektor industri pengolahan merupakan sektor basis, harga
Penelitian yang dilakukan oleh Barus, (2018) dengan judul Faktor Yang
Tujuan penelitian ini Untuk Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi
penelitian ini yaitu Microsoft Excel Dan SPSS. Hasil dalam penelitian ini yaitu
Faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan secara signifikan adalah faktor ekonomi
dan kebijakan. Faktor ekonomi diukur dengan variabel luasan penguasaan lahan dan
B/C rasio usaha tani padi. Faktor kebijakan diukur dengan menggunakan variabel
9
kondisi jalan. Potensi alih fungsi lahan terbesar ada di Kecamatan Panimbang dan
Kecamatan Cimanuk.
Penelitian yang dilakukan oleh Martunisa, (2018) dengan judul Faktor Faktor
Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Analisis Deskriptif Dan Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil
dalam penelitian ini yaitu Faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah di
adalah luas kepemilikan lahan dan umur petani. Semakin luas lahan petani maka alih
fungsi lahan semakin tinggi dan semakin muda umur petani maka alih fungsi lahan
semakin tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Windia, (2018) dengan judul yaitu Faktor-
Tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang
Kuta Utara Kabupaten Badung. (2) Mengetahui Hubungan Konversi Lahan Pertanian
Badung. Metode dalam penelitian ini yaitu Sem-PLS. Hasil dalam penelitian ini yaitu
(1) Faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan di Subak Saih, Kecamatan Kuta
Utara terdiri atas: faktor pertumbuhan, ekonomi, sosial, teknologi, aksesibilitas, risiko
dan ketidak pastian dan lahan sebagai aset. (2) Hubungan konversi lahan pertanian
lahan sebagai asset, pertumbuhan kota, teknologi, risiko dan ketidak pastian, dan
Minahasa Tenggara. Tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) Untuk Mengetahui Dan
Pertanian Ke Non Pertanian Di Kabupaten Minahasa Tenggara. (2) Dilihat Dari Segi
Kabupaten Minahasa Tenggara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil dalam penelitian ini adalah (1) Jumlah
penduduk, PDRB per kapita, dan jumlah industri hanya jumlah penduduk yang
Penelitian yang dilakukan oleh Darsono, (2016) dengan judul yaitu Analisis
Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah Ke Non Sawah Di Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan dalam penelitian ini yaitu Untuk
Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah Ke Non Sawah
penelitian ini yaitu Analisis Deskriptif. Hasil dalam penelitian ini yaitu (1)
Berdasarkan analisis data luas lahan sawah selama kurun waktu 30 tahun terjadi alih
fungsi lahan sawah ke non sawah di Kabupaten Sleman. Luas lahan sawah yang
beralihfungsi pada periode 1984-2013 adalah sebesar 4.496 Ha atau 149,866 Ha per
tahun. (2) Luas lahan sawah di Kabupaten Sleman mengalami penurunan dari tahun
ke tahun dengan tingkat penurunan 0,608% per tahun. (3) Faktor-faktor yang
1984-2013 adalah jumlah penduduk, jumlah industri, jumlah residential, dan PDRB.
Penelitian yang dilakukan oleh Hartadi, (2017) dengan judul Analisis Faktor-
Dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus Konversi Lahan Sawah
Membuat Deskripsi, Gambaran, Atau Lukisan Secara Sistematis, Faktual Dan Akurat
Petani Melakukan Konversi Lahan Sawah Dan Dampak Konversi Lahan Sawah
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive Method. Hasil dalam penelitian
ini yaitu (1) Laju konversi lahan sawah di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember
mengalami penyusutan. Selama kurun waktu 2006-2015 laju konversi lahan sawah
sebesar 4,359% atau seluas 38,48ha per tahunnya (2) Faktor-faktor yang
Kaliwates Kabupaten Jember adalah harga lahan, jumlah tanggungan keluarga, dan
saluran air irigasi. (3) Dampak konversi lahan sawah terhadap pendapatan petani di
yang nyata antara petani sebelum dan sesudah konversi lahan sawah. Rata-rata
pendapatan total petani sebelum dan sesudah konversi lahan sawah terjadi perubahan
Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah Di Kabupaten Aceh Besar. Tujuan
Alih Fungsi Lahan Sawah Di Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Analisis Linier Regresi Berganda SPSS. Hasil dalam penelitian ini
yaitu Harga lahan, kepadatan penduduk, dan produktivitas padi berpengaruh nyata
terhadap alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Aceh Besar. Hasil statistik
menunjukkan nilai t hitung untuk harga lahan sebesar 2,399 dan nilai t tabel sebesar
13
1,782 yang berarti nilai t hitung > t tabel (2,399 > 1,782), nilai t hitung untuk
kepadatan penduduk sebesar 5,345 dan nilai t tabel sebesar 1,782 yang berarti t hitung
> t tabel ( 5,345 > 1,782), nilai t hitung untuk produktivitas padi sebesar 2,703 dan
nilai t tabel sebesar 1,782 yang berarti nilai t hitung > t tabel (2,703 > 1,782)
sedangkan jumlah PDRB tidak berpengaruh terhadap alih fungsi lahan sawah. Hal ini
ditunjukkan oleh koefisien regresi untuk variabel jumlah PDRB sebesar 0,00015.
Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai t hitung untuk jumlah PDRB sebesar
Sawit Di Desa Pandu Raya Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau. Tujuan dalam
Lahan Karet Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Di Desa Pandu Raya Kecamatan
Parindu Kabupaten Sanggau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
SPSS. Hasil dalam penelitian ini yaitu (1) Umur berpengaruh secara tepat untuk alih
lahan. (2) Pengalaman berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alih lahan. (3)
Pendidikan tidak berfungsi pada alih lahan. Dimana nilai pendidikan tidak berfungsi
pada alih lahan di desa Pandu Raya Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau. (4)
Tanggungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alih lahan. (5) Selisih
pendapatan bernilai tapi masih belum berkontribusi pada alih lahan. (6) Harga sawit
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alih lahan. (7) Waktu kerja tidak
14
memberikan pengaruh pada alih lahan. (8) Jumlah pupuk tidak memberi pengaruh
pada alih lahan. (9) Dalam suatu komoditas tanaman seperti kelapa sawit tentunya
Komoditas Apel Ke Jeruk Di Dusun Cangar Desa Bulukerto Kota Batu. Perbedaan
metode analisis yang digunakan penelitian terdahulu ialah metode SPSS Dan
deskriptif. Analisis yang diguanakan penelitian ini menggunakan skala likert, PLS
Konversi lahan atau yang bisa disebut dengan alih fungsi lahan adalah
perubahan penggunaan lahan yang bentuk penggunaan lahan dengan bentuk yang
lain. Terjadinya konversi lahan atau alih fungsi lahan dikarenakan adanya
lahan yang cukup luas. Perubahan yang dilakukan dapat memberikan efek yang baik
dan juga buruk apabila alih fungsi lahan atau konversi lahan dilakukan namun masih
dalam penggunaan pertanian maka masih dapat memberikan efek yang baik bagi
15
masyarakat petani untuk dapat meningkatkan pendapatan. Apabila alih fungsi lahan
atau konvesi lahan dilakukan ke non-pertanian maka dapat memberikan efek yang
buruk dengan tidak dapat memanfaatkan lahan pertanian dengan benar (Widyastuty,
2019).
Apel merupakan buah tahunan yang berasal dari Asia Barat. Apel telah dapat
dibudidayakan di Indonesia sejak pada tahun 1934. Tanaman buah apel dapat tumbuh
dengan subur di daerah dingin dengan suhu 16-17 derajat celcius dengan ketinggian
sekitar 1.200 mdpl. Tanaman buah apel merupakan yang termasuk anggota keluarga
mawar-mawaran. Tinggi pohon apel yang dimiliki dapat mencapai 7-10 meter.
Tanaman apel memiliki berbagai macam jenis warna merah, hijau maupun warna
kuning. Nama ilmiah dari tanaman apel adalah Malus Domestica (Ciputra, 2018).
Indonesia. Salah satu komoditas utama buah jeruk Indonesia adalah buah jeruk
keprok yang dikonsumsi sebagai buah yang banyak diminati. Tanaman buah jeruk
yang dibudidayakan secara umum menggunakan benih yang berasal dari teknik
okulasi. Keuntungan darin okulasi adalah tanaman memiliki perakaran yang kuat dan
tahan dari penyakit ataupun hama dan tahan kekeringan ataupun kelenbihan air serta
kemudian akan dianalisis menggunakan uji Partial Least Square (PLS). Setelah
melakukan analisis maka akan diketahui apakah terdapat pengaruh Konversi Lahan
Terhadap Komoditas Apel Ke Jeruk Di Dusun Cangar Desa Bulukerto Kota Batu.
Pendapatan (X1)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
18
DAFTAR PUSTAKA
Novia, I., Mudita, I., & Pratiwi, A. (n.d.). Faktor-Faktor Yang Berkorelasi Dengan
Motivasi Petani Apel Beralih Dari Budidaya Anorganik Ke Budidaya Ramah
Lingkungan Di Desa Bulukerto. 67–76.
Barus, B. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan
Di Kabupaten Pandeglang. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 6(2), 131–136.
Ruminta, R. (2015). Dampak perubahan iklim pada produksi apel di Batu Malang
Impacts of climate change on production of apple in Batu Malang. Kultivasi,
14(2), 42–48. https://doi.org/10.24198/kultivasi.v14i2.12064
Zaeroni, R. (2016). Pengaruh Produksi Beras, Konsumsi Beras Dan Cadangan Devisa
Terhadap Impor Beras Di Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana, 5(9), 993–1010.