Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada
telah mendorong manusia untuk melangkah lagi ke depan dengan penuh rasa
optimis. Hal tersebut harus ditunjang pula dengan sumber daya
manusia dengan pengetahuan, kemampuan dan kreatifitas yang tinggi. Jika
tidak menyesuaikan hal tersebut, maka akan makin tenggelam dan tergerus
oleh arus globalisasi.
Seiring dengan tingginya aktivitas teknik saat ini, menyebabkan
kebutuhan akan instrument-instrument baru juga meningkat. Instrument
tersebut dipakai agar aktivitas yang ada dapat memiliki efektifitas dan
efisiensi yang tinggi dalam proses pengerjaanya. Saat ini upaya-upaya mulai
dari inovasi dibidang teknis mekanik ataupun elektrik telah dilakukan dan
dikembangkan untuk mencapai hal tersebut, namun upaya-upaya yang telah
dilakukan tersebut masih belum dapat mencapai titik maksimum dalam
aplikasinya.
Atas dasar pemikiran tersebut, perancangan elemen mesin kini mulai
dikembangkan. Perkembangan ini membuat perancangan elemen mesin dapat
diaplikasikan keberbagai bentuk, termasuk dalam industri berkapasitas kecil
maupun industri berkapasitas besar. Hal ini sangat penting karena akan
membantu menciptakan atmosfer kompetitif di bidang teknologi industri.
Elemen Mesin adalah Bagian-bagian suatu konstruksi yang
mempunyai bentuk serta fungsi tersendiri, seperti baut-mur, pene,
pasak, poros, kopling, sabuk-pulli, rantai-sprocket, roda gigi dan sebagainya.
Dalam penggunaan elemen mesin biasa berfungsi sebagai elemen pengikat,
elemen pemindah atau transmisi, elemen penyangga elemen pelumas, elemen
pelindung dan sebagainya.
Elemen pengikat yang akan dibahas dalam hal ini adalah mur dan
baut. Sistem sambungan dengan menggunakan mur dan baut ini, termasuk

1
sambungan yang dapat di buka tanpa merusak bagian yang disambung serta
alat penyambung ini sendiri.
Penyambungan dengan mur dan baut ini paling banyak digunakan
sampai saat ini, misalnya sambungan pada konstruksi konstruksi alat berat.
Bagian-bagian terpenting dari mur dan baut adalah ulir. Ulir adalah suatu
yang diputar disekeliling silinder dengan sudut kemiringan tertentu.
Perancangan elemen mesin telah banyak diaplikasikan terutama untuk
komponen-komponen pada alat pemesinan, sehingga sampai saat ini sistem
perencanaan elemen mesin merupakan sistem yang sangat diperlukan dalam
dunia industri untuk faktor keamanan dalam suatu pekerjaan. Maka dengan
itu sistem perencanaan elemen mesin dibutuhkan suatu metodologi yang baik,
tentu dengan adanya perolehan data yang didapat serta perhitungan-
perhitungan yang sesuai dengan ketentuannya. Agar dalam perancangan
suatu komponen tersebut efektif, efisien dan aman sesuai dengan
kegunaannya.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk menentukan dimensi utama
dari baut dan mur pada Hook Crane yang digunakan dan mampu menahan
tegangan-tegangan yang terjadi akibat gaya berat dari beban yang sedang
diterima berdasarkan perolehan spesifikasi dari alat.

1.3 Rumusan Masalah


Pada Perancangan Elemen Mesin I ini, kami membahas permasalahan
yang terjadi pada sambungan baut dan mur pada Hook Crane
SPS16000/SINOTRUCK , sebagai berikut:
1. Berapa beban angkat yang terjadi pada hook crane ?
2. Berapa tegangan tarik izin pada baut dan mur ?
3. Berapa tegangan geser izin pada baut dan mur ?
4. Apakah hubungan antara tegangan yang terjadi dengan tegangan yang
diizinkan pada mur dan baut?
5. Berapa tinggi mur ?

2
6. Apa jenis atau bahan yang digunakan pada baut dan mur?
1.4 Ruang Lingkup Kajian
Dalam penulisan laporan ini memiliki batasan-batasan masalah yang
disajikan dalam isinya yaitu hanya terfokus menganalisa dimensi utama baut
dan mur dalam perancangan beserta dengan perhitungan tegangan-tegangan
yang terjadi pada Hook Crane SPS16000/SINOTRUCK

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini disusun mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
PENDAHULUAN, bagian laporan ini yang berisikan tentang latar
belakang alasan diangkatnya permasalahan dalam merancang suatu elemen
mesin, maksud dan tujuan penulisan, pembahasan masalah, ruang lingkup
kajian dan sistematika penulisan itu sendiri.
TINJAUAN PUSTAKA, bagian laporan ini berisikan tentang teori dasar,
definisi pengertian, prinsip kerja, jenis-jenis pada mur dan baut dan
perasamaan yang digunakan pada perhitungan.
METODOLOGI DAN PERHITUNGAN, bab ini menjelaskan
bagaimana proses perhitungan perencanaan baut dan mur yang akan
dirancang dari awal sampai akhir
PENUTUP, berisikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisis
perancagan baut dan mur yang dibuat.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Elemen Mesin


Elemen Mesin adalah Bagian-bagian suatu konstruksi yang mempunyai
bentuk serta fungsi tersendiri, seperti baut-mur, pene , pasak, poros, kopling,
sabuk-pulli, rantai- sprocket, roda gigi dan sebagainya.
Dalam penggunaan elemen mesin bias berfungsi sebagai elemen pengikat,
elemen pemindah atau transmisi, elemen penyangga elemen pelumas, elemen
pelindung dan sebagainya.

2.2 Pembagian Elemen Mesin


Elemen Mesin dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Elemen-elemen Sambungan
a. Sambungan Lem
b. Sambungan Solder
c. Sambungan Paku Keling
d. Sambungan Las
e. Sambungan Ulir
2. Elemen-elemen Transmisi
a. Poros dan pasak
b. Kopling
c. Sabuk dan rantai penggerak
d. Roda gigi
e. Rem
3. Elemen Penyangga
a. Pegas
b. Bantalan

4
2.3 Prinsip Dasar Perencanan Elemen Mesin

Pada dasarnya perencanaan elemen mesin merupakan perencanaan


komponen yang diadakan/dibuat untuk memenuhi kebutuhan mekanisme suatu
mesin. Tahap-tahap dalam perencanaan elemen mesin adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kebutuhan
Menentukan kebutuhan dalam hal ini adalah kebutuhan akan
elemen mesin yang akan direncanakan, sesuai dengan fungsinya.
2. Pemilihan mekanisme
Berdsarkan fungsinya dipilih mekanisme yang tepat dari elemen
tersebut.
Contoh: Memindahkan putaran poros penggerak ke poros yang
digerakkan dengan roda gigi miring.
3. Beban mekanis
Berdasarkan mekanisme yang ditentukan pada tahap ke 2 beban-
beban mekanis yang akan terjadi harus dihitung berdasarkan data pada
tahap ke 1, hingga diperoleh gaya-gaya yang bekerja pada elemen
tersebut.
Contoh: Data-data : daya yang ditransmisikan, putaran
4. Pemilihan Material
Untuk mendapatkan elemen mesin yang tahan dipakai, dilakukan
pemilihan material dengan kekuatan yang sesuai dengan kondisi beban
yang terjadi.
5. Menetukan Ukuran
Bila terjadi kesesuaian pemakaian bahan dan perhitungan beban
mekanis, dapat dicari ukuran-ukuran elemen mesin yang direncanakan
dengan standar.
6. Modifikasi
Modifikasi bentuk diperlukan bila elemen-elemen mesin yang
direncanakan telah pernah dibuat sebelumnya.
7. Gambar kerja
Pada tahap ini, ukuran-ukuran untuk penggambaran gambar kerja
diperoleh, baik gambar detail maupun gambar perakitan.

5
8. Pembuatan dan control kualitas
Dengan gambar kerja dapat dibuat elemen mesin yang diperlukan.

2.4 Pertimbangan-pertimbangan Dalam Perencanaan Elemen Mesin

Hal-hal penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan


elemen mesin adalah:
1. Jenis-jenis tegangan yang ditimbulkan pembebanan
2. Gerak dari elemen mesin
3. Pemilhan bahan
4. Bentuk dan ukuran komponen
5. Tahanan gesek dan peleumasan
6. Hukum ekonomi
7. Penggunaan komponen stndar
8. Keamanan operasi
9. Fasilitas bengkel
10. Jumlah komponen yang akan diproduksi
11. Harga konstruksi total
12. Pemasangan.

2.5 Pengertian Mobile/Truck Crane

Mobile Crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi


dengan drum tali baja, tali baja dan rantai yang dapat digunakan untuk
mengangkat dan menurunkan material secara vertikal dan memindahkannya
secara horizontal.

Mobile Crane dilengkapi dengan beragai peralatan untuk memudahkan


pekerjaan atau pergerakan dari crane tersebut. Crane biasanya digunakan
pada industri transportasi untuk memuat atau membongkar muatan barang,
peti kemas dan lain sebagainya. Pada industri konstruksi bangunan digunakan
untuk memindahkan material bangunan atau memasang peralatan berat diatas
ketinggian tertentu. Ilustrasi dan Spesifikasi Mobile Crane
SPS16000/SINOTRUCK dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Tabel 2.1

6
Gambar 2.1 Mobile Crane SPS16000/SINOTRUCK
(sanyglobal.com, 2017)

Max. Lifting Capacity (Beban Angkat) 7 ton


Boom Length 12.3 m
Overall Weight 20 ton
Materials of bolts and nuts Steel 0,25% C ST 37
(37 kg/mm2 370 N/mm2)
Tabel 2.1 Spesifikasi Mobile Crane SPS16000/SINOTRUCK
(sanyglobal.com, 2017)

2.6 Bagian Utama Penyusun Mobile/Truck Crane

Adapun bagian-bagian utama penyusun pada Mobile/Truck Crane adalah


sebagai berikut:

1. Kabin operator dari truck crane tersebut adalah sebuah ruangan untuk si
pengemudi truck crane untuk bisa mengemudikannya ketika ingin pindah
ke lokasi lain.
2. Kabin operator crane itu juga merupakan sebuah ruangan untuk
mengontrol atau mengendalikan crane. Umumnya ada di bagian belakang
truck crane tersebut, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara
bobot truck dengan bobot crane ketika mengangkat beban berat, sehingga
bisa meminimalisir resiko kecelakaan dan keselamatan kerja.
3. Lengan crane nya adalah lengan untuk mengangkat beban berjenis
teleskopik, yang bisa dipanjang atau dipendekkan sesuai dengan
kebutuhan anda.

7
4. Kait crane berfungsi untuk menggantung sebuah beban. Yang terbuat dari
bahan baja berbentuk mata kail dan dibertujuan untuk pengangkatan
ataupun penggantungan beban berat. Kaitnya berjumlah 2 buah, berukuran
sangat besar dan bisa mengangkat beban seberat 3 sampai 25 ton, serta
kait yang berukuran kecil untuk mengangkat beban di bawah 3 ton.
5. Motor penggerak berfungsi untuk menggerakkan truck serta juga
menggerakkan cranenya.
6. Untuk jenis talinya memang berbahan dasar baja atau stell wire core,
sebab jenis ini mempunyai kelebihan tersendiri, yaitu tahan terhadap aus,
ringan, jarang sekali terbelit, penyambungannya jauh lebih cepat, serta
mudah untuk ditekuk.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Mobile/Truck Crane


Kelebihan dari Mobile Crane:
1. Mobilitasnya lumayan tinggi, truck crane bisa berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya dengan sangat cepat serta bisa menjangkau jarak yang
lumayan jauh. 
2. Sangat efektif, sebab memakai lengan atau boom sejenis teleskopik
sehingga mudah diatur panjang dan pendeknya, sesuai dengan kebutuhan
anda.
3. Bisa menjangkau tempat-tempat yang relatif sempit.
Kekurangan dari Mobile Crane:
1. Keseimbangan alatnya kurang stabil apabila dibandingkan dengan jenis
crane lainnya. 
2. Membutuhkan sebuah lokasi tanpa adanya guncangan. 
3. Memerlukan lokasi dengan permukaan yang datar
4. Memerlukan lokasi untuk cuaca yang bagus.

2.8 Kait (Hook) Crane


Kait crane berfungsi untuk menggantung sebuah beban. Yang terbuat dari
bahan baja berbentuk mata kail dan dibertujuan untuk pengangkatan ataupun

8
penggantungan beban berat. Kaitnya berjumlah ada yang 1 atau 2 buah,
berukuran sangat besar dan bisa mengangkat beban seberat 3 sampai 25 ton,
serta kait yang berukuran kecil untuk mengangkat beban di bawah 3 ton. Kait
Crane diperlihatkan pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Kait Crane


(Indiamart.com, 2018)

2.9 Dasar Perhitungan dalam Perencanaan Elemen Mesin

Perhitungan pada perencanaan elemen mesin didasarkan pada teori-teori


mekanika teknik dan kekuatan bahan.

2.9.1 Dasar-dasar mekanika teknik

a.Gaya 

Gaya adalah penyebab suatu pergerakan dan deformasi suatu


benda atau aksi sebuah benda terhadap benda lain.
Gaya adalah sebuah besaran vector yang mempunyai besar, arah, dan
titik tangkap.

b.Momen

Momen adalah sebuah gaya yang bermaksud untuk menggerakkan


atau memutar benda.

9
c.Kesetimbangan

Suatu benda kaku dikatakan dalam keadaan setimbang bila


resultante (jumlah) gaya-gaya yang bekerja = 0 dan momen disetiap titik
benda = 0 merupakan syarat kesetimbangan benda. Jika satu syarat
diatas tidak dipenuhi maka benda tersebut dikatakan tidak seimbang.

2.9.2 Dasar-dasar Kekuatan Bahan


2.9.2.1 Pengertian Tegangan
Hukum Newton pertama tentang aksi dan reaksi, bila
sebuah balok terletak di atas lantai, balok akan memberikan aksi
pada lantai, demikian pula sebaliknya lantai akan memberikan
reaksi yang sama, sehingga benda dalam keadaan setimbang

Pada bidang penampang tersebut, molekul-molekul di


atas dan di bawah bidang penampang A-A saling tekan
menekan, maka setiap satuan luas penampang menerima beban
sebesar: F/A. Dapat dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Tegangan yang timbul pada penampang A-A


(funny-mytho.blogspot.com , 2010)

2.9.2.2 Macam-macam Tegangan

10
Tegangan timbul akibat adanya tekanan, tarikan,
bengkokan, dan reaksi. Pada pembebanan tarik terjadi tegangan
tarik, pada pembebanan tekan terjadi tegangan tekan, begitu pula
pada pembebanan yang lain.

a. Tegangan Normal
Tegangan normasl terjadi akibat adanya reaksi yang
diberikan pada benda. Jika gaya dalam diukur dalam N,
sedangkan luas penampang dalam m2, maka satuan tegangan
adalah N/m2 atau dyne/cm2. Dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Tegangan Normal


(funny-mytho.blogspot.com, 2010)

b. Tegangan Tarik
Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali,
paku keling, dan lain-lain. Rantai yang diberi beban W akan
mengalami tegangan tarik yang besarnya tergantung pada
beratnya. Ilustrasi Tegangan tarik ini dapat dilihat pada
Gambar 2.5

11
Gambar 2.5 Tegangan Tarik
(funny-mytho.blogspot.com, 2010)

c. Tegangan Tekan
Dapat dilihat dari Gambar 2.6 Tegangan tekan terjadi
bila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan dan
terletak dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang
bangunan yang belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan
batang torak. Tegangan tekan dapat ditulis:

Gambar 2.6 Tegangan Tekan


(funny-mytho.blogspot.com, 2010)

d. Tegangan Geser
Tegangan geser (tercantum pada Gambar 2.7) terjadi
jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan
arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun
pada penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini
banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan keling,
gunting, dan sambungan baut.

12
Gambar 2.7 Tegangan Geser
(funny-mytho.blogspot.com, 2010)

e. Tegangan Lengkung
Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang
dalam keadaan ditumpu. Jadi, merupakan tegangan
tangensial. Gambar 2.8. Tegangan lengkung pada batang
rocker arm.

Gambar 2.8 Tegangan Lengkung


funny-mytho.blogspot.com, 2010

f. Tegangan Puntir
Tegagan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan
batang-batang torsi pada mobil, juga saat melakukan
pengeboran. Jadi, merupakan tegangan trangensial Gambar
2.9.

13
Gambar 2.9 Tegangan Puntir
funny-mytho.blogspot.com, 2010

2.10 Sambungan Baut dan Mur


Baut dan mur adalah salah satu sambungan yang tidak tetap, artinya
sambungan tersebut dapat dipasang dan dilepas tanpa merusak
konstruksi.Baut dan mur adalah sambungan yang relatif murah serta banyak
sekali penggunaannya.Ulir yang ada pada sambungan baut dan mur terbentuk
dari suatu alur yang diputar pada permukaan silinder dengan kemiringan
tertentu. Bagian dari suatu sambungan baut dapat dilihat pada Gambar 2.10

Gambar 2.10 Sambungan Baut dan Mur


(slideplayer.info , 2017)
2.11 Bentuk ulir
Ulir memiliki beberapa bentuk sebagai berikut :
1. Ulir Whitworth (W).Adalah ulir standar Inggris dengan ukuran
adalah “inchi” dengan sudut kemiringan 55° Gambar 2.11.

14
Gambar 2.11 Ulir Whitworth
(slideplayer.info , 2017)
2. Ulir Metris (M), Ukuran dalam mm dengan sudut kemiringan
60°. Dapat dilihat pada Gambar 2.12

Gambar 2.12 Ulir Metris


(slideplayer.info , 2017)
3. Ulir Trapesium, Umumnya ulir jenis ini dipakai sebagai ulir pemindah
daya. Dapat dilihat pada Gambar 2.13

Gambar 2.13 Ulir Trapesium


(slideplayer.info , 2017)
2.12 Type sambungan Baut dan Mur
Beberapa macam type sambungan baut dan Mur sebagai berikut :
1. Baut mur biasa dapat dilihat Gambar 2.14

15
Gambar 2.14 Baut Mur Biasa
(slideplayer.info , 2017)

2. Baut Sekrup dapat dilihat Gambar 2.15

Gambar 2.15 Baut Sekrup


(slideplayer.info , 2017)

3. Baut tap dapat dilihat Gambar 2.16

Gambar 2.16 Baut Tap


(slideplayer.info , 2017)

2.13 Persamaan yang Digunakan Dalam Perencanaan Baut dan


Mur

1. Menentukan tegangan tarik izin

16
menentukan tegangan tarik izin pada suatu perencanaan baut dan mur menggunakan
rumus :

σt = St Bahan / V
Keterangan :
σt : tegangan tarik izin ( N/mm2)
St : jenis material
V : faktor keamanan

2. Menentukan diameter ulir (dc)


Untuk menentukan diameter baut, rumus yang digunakan yaitu:
4F
Dc = √π . σt
Keterangan :
dc : diameter baut
w : beban yang di izinkan ( N)
σt : tegangan tarik izin (N/mm2)

Visualisasi dapat dilihat pada Gambar 3.3 merupakan penurunan


rumus dari:

W
F
σ= A = π
x d2
4

4W
d= √ σ .π

3. Menentukan parameter dimensi pada baut dan mur


Setelah mengetahui angka yang didapat maka parameter-parameter
dimensi pada baut dan mur dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3

Tabel 2.2 Tabel Ulir ISO Metrik Normal (academia, 2018)

17
Tabel 2.3 Spesifikasi Ukuran Baut (mhasanalbana.blogspot.com, 2016)

18
BAB III

19
METODOLOGI DAN PERHITUNGAN

3.1 Diagram Alir

Diagram alir perencanaan baut dan mur dalam tugas perancagan ini
diperlihatkan pada Gambar 3.1

START Diameter luar ulir dalam D (mm)


Diameter efektif ulir dalam D2 (mm)
Tinggi kaitan gigi dalam H1 (mm)

20
Beban F (N)

Jumlah ulir mur yang diperlukan z


Faktor koreksi (Fc)

Beban rencana Tinggi Mur H (mm)

Jumlah ulir mur z’


Bahan Baut:
Tegangan tarik ijin σt (N/mm2)
Faktor keamanan Sf Tegangan geser akar ulir baut (τb)
Tegangan geser diijinkan τa (N/mm2)
(N/mm2) Tegangan geser akar ulir mur (τn)
(N/mm2)

Diameter inti yang diperlukan d1 (mm)


τb ≤ τa
τn ≤ τa
Pemilihan ulir standart :
Diameter luar d (mm)
Diameter inti d1 (mm)
Diameter efektif d2 (mm) Jenis Baut
Jarak Bagi p Jenis Mur
Diameter nominal ulir
Tinggi Mur
Bahan Mur:
Tegangan tarik ijin σt (N/mm2) STOP
Tegangan geser diijinkan τa
(N/mm2)
Tekanan permukaan yang diizinkan qa (N/mm 2)

Gambar 3.1 Diagram Alir

21
3.2 Perhitungan
Untuk mengetahui variabel dimensi dari mur dan baut, diperlihatkan pada
Gambar 3.2

Gambar 3.2 Variabel Dimensi Ulir


(Slideshare.info , 2017)
Maka langkah perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Beban
Beban angkat dari crane tersebut adalah 7 ton, diagram benda bebas
(DBB) diperlihatkan pada Gambar 3.3
+ Σ Fy = 0 ; faktor koreksi Fc (1-2) = 1,2
F–W=0
F = W = 7 ton
F = 7 ton = 69748 N

Gambar 3.3 DBB Hook


(Sularso, 1981)

22
Beban Rencana (Fd) ;
Fd = F x Fc
Fd = 69748 N x 1,2
Fd = 83697 N

2. Bahan Baut
Pada baja 0,25% C termasuk jenis baja karbon rendah dengan nilai
ST 37 yang memiliki kekuatan tarik sebesar 37 kg/mm2 atau 370
N/mm2. Maka untuk mencari :
a. Tegangan tarik izin (σt)
Dengan asumsi faktor keamanan (Sf) adalah 7
st bahan
σt = sf

370 N / mm2
σt = 7
= 52,85 N/mm2

Maka tegangan tarik izin yang di dapat adalah 52,85 N/mm2

b. Tegangan geser izin (τa)


τa = 0,5 x σt
τa = 0,5 x 52,85 N/mm2
τa = 26,425 N/mm2
Maka tegangan geser izin yang diperoleh adalah 26,425 N/mm2

c. Diameter inti (D1)


4F
D1 = √π . σt
√ 4 .69748 N
D1 = π . 52,58
N = 40,99 mm  41 mm
mm 2
Jadi diameter inti baut adalah 41 mm

d. Pemilihan Ulir Standar


Berdasarkan pada gambar tabel ulir metris kasar maka didapatkan :
D1 = 41 mm  40,129 mm (Diameter inti)

23
D = 45 mm (Diameter luar)
D2 = 42,07 mm (Diameter efektif)
P = 4,5 mm (Jarak bagi)

3. Bahan Mur
Pada baja 0,25% C termasuk jenis baja karbon rendah
dengan nilai ST 37 yang memiliki kekuatan tarik sebesar 37
kg/mm2 atau 370 N/mm2. Maka untuk mencari :
a. Tegangan tarik izin (σt)
Dengan asumsi faktor keamanan (Sf) adalah 7
st bahan
σt = sf

370 N / mm2
σt = 7
= 52,85 N/mm2

Maka tegangan tarik izin yang di dapat adalah 52,85 N/mm2


b. Tekanan permukaan izin (qa)
qa = 0,5 x σt
qa = 0,5 x 52,85 N/mm2
qa = 26,425 N/mm2
Maka tegangan geser izin yang diperoleh adalah 26,425 N/mm2
c. Diameter inti (D1)
4F
D1 = √π . σt
√ 4 .69748 N
D1 = π . 52,58
N = 40,99 mm  41 mm
mm 2
Jadi diameter inti baut adalah 41 mm

d. Pemilihan Ulir Standar


Berdasarkan pada gambar tabel ulir metris kasar maka didapatkan :
D1 = 41 mm  40,129 mm (Diameter inti)
D = 45 mm (Diameter luar)
D2 = 42,07 mm (Diameter efektif)

24
H1 = 2,436 mm (Tinggi kaitan gigi dalam)

e. Jumlah ulir mur yang diperlukan (z)


F
z= π . D 2. H 1. qa
69748
z= π x 42,077 x 2,436 x 26,425 = 8,19  9
f. Tinggi Mur (H)
H=zxp ; H = (0,8  1) x D
H = 9 x 4,5 mm = 40,5 mm
H = 0,8 x 45 mm = 36 mm
H = 1 x 45 mm = 45 mm (maks)
Jadi tinggi mur yang dipakai adalah 45 mm

g. Jumlah ulir mur (z’)


H
Z’ = P
45 mm
Z’ = 4,5 mm = 10

h. Tegangan geser akar ulir baut (τb)


Untuk ulir metris k = 0,84 dan j = 0,75
Fd
τb = π . D1. k . p . z '
83697
τb = π x 41 x 0,84 x 4,5 x 10 = 17,19 N/mm
2

i. Tegangan geser akar ulir mur (τn)


Fd
τn = π . D . j. p . z
83697
τn = π x 45 x 0,75 x 4,5 x 9 = 21,81 N/mm
2

25
j. Hasil berdasarkan perhitungan dan persamaan
Ketentuan perhitungan dan persamaan dalam menentukan
hubungan antara tegangan geser akar ulir baut (τb) dengan
tegangan geser yang diizinkan (τa) dan hubungan antara tegangan
geser akar ulir mur (τn) dengan tegangan geser yang diizinkan (τa)
adalah
τb ≤ τa
τn ≤ τa
17,19 N/mm2 ≤ 26,425 N/mm2 (benar)

21,81 N/mm2 ≤ 26,425 N/mm2 (benar)

Dengan begitu dapat dikatakan dengan tegangan Tarik dan


geser baut dan mur masih dalam keadaan aman karena tegangan
yang terjadi lebih kecil dibandingkan tegangan izin.

Dengan ini maka hasil yang didapat adalah

1. Jenis baut adalah M45


2. Jenis Mur adalah M45
3. Diameter nominal ulir baut dan mur meliputi ;
a. Diameter luar (D) = 45 mm
b. Diameter inti (D1) = 41 mm
c. Diameter efektif (D2) = 42,077 mm
d. Jarak bagi (P) = 4,5 mm
4. Tinggi Mur adalah 45 mm

26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa tegangan yang
terjadi lebih kecil dari tegangan izin. Tegangan izin merupakan tegangan yang
diperoleh dari bahan. Berikut ini parameter – parameter hasil perhitungan baut
dan mur sebagai berikut:

1. Jenis baut adalah M45


2. Jenis Mur adalah M45
3. Diameter nominal ulir baut dan mur meliputi ;
e. Diameter luar (D) = 45 mm
f. Diameter inti (D1) = 41 mm
g. Diameter efektif (D2) = 42,077 mm
h. Jarak bagi (P) = 4,5 mm
4. Tinggi Mur adalah 45 mm

27
DAFTAR PUSTAKA

Sanyglobal. (2017). Mobile Crane SPS16000/SINOTRUCK. Diambil kembali


dari sanyglobal.com: https://www.sanyglobal.com/product/sps16000-
sinotruck.html

Sularso. (1991). Dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen Mesin. In Sularso,


Dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.

Khurmi. (1982). A Text Book of Machine Design. Dalam K. R. Gupta, A Text


Book of Machine Design (hal. 887 - 895). New Delhi: Eurasia Publishing
House.

Indiamart. (2012). CRANE HOOK. Diambil kembali dari indiamart.com:


https://www.indiamart.com/proddetail/crane-hook-14136588212.html

ManusiaBiasa. (2010, Desember 11). DEFINISI DAN MACAM-MACAM


TEGANGAN. Diambil kembali dari funny-mytho.blogspot.com:
http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/definisi-dan-macam-macam-
tegangan.html

Yohanes Gunawan. (2018, Agustus). SAMBUNGAN BAUT DAN MUR. Diambil


kembali dari slideplayer.info: https://slideplayer.info/slide/13646714/

Ade Mulyana Putra. (2017). TABEL ULIR ISO METRIK NORMAL. Diambil
kembali dari academia.edu:
https://www.academia.edu/7097229/Tabel_stdr_ulir

Muhammad Hasan Albana. (2016, November 14). SAMBUNGAN ULIR. Diambil


kembali dari mhasanalbana.blogspot.com:
http://mhasanalbana.blogspot.com/2016/11/sambungan.html

28
29

Anda mungkin juga menyukai