AKM
1. Batasan AKM : suatu proses yang menyangkut perencanaan
penggorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian, dan
penilaian terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia unutk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan, perawatan kedokteran
serta lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan
menyelenggarakan pelbagai upaya kesehatan yang ditujukan kepada
perorangan, kelompok, ataupun masyarakat.
Manfaat AKM :
1. Dapat dikelolanya perangkat kesehatan yang dimiliki secara effektif dan
effisien.
2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan dapat dipenuhi secara tepat dan
sesuai.
3. Pelayanan kesehatan dapat disediakan dan diselenggarakan dengan
sebaik-baiknya.
(kemudahan dalam perencanaan, dapat dimonitor, diawasi, diukur dan
terlaporkan serta dipertanggungjawabkan).
Strata Pelayanan:
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primary Health Care).
➢ Pelayanan kesehatan dasar yang dibutuhkan sebagian besar masyarakat.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (Secondary Health Service).
➢ Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan
pada tingkat pertama. Diperlukan spesialis yang ahli dalam bidang-bidang
spesifik.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (Tertiary Health Service).
➢ Dikhususkan untuk menangani kasus-kasus yang kompleks.
4 Jenis YanKes :
1. Promotif (peningkatan kesehatan).
2. Preventif (pencegahan penyakit).
3. Kuratif (penyembuhan penyakit)
4. Rehabilitatif (pengembalian fungsi).
Upaya Puskesmas :
Upaya wajib(upaya KIA dan KB, upaya promkes, upaya kesling, upaya
perbaikan gizi, upaya pengobatan dasar, upaya pemberantasan dan
pencegahan penyakit menular). Upaya pengembangan (upaya kesehatan
sekolah, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan lansia, upaya kesehatan gigi
mulut, upaya kesehatan jiwa). Upaya kesehatan penunjang (laborat dan
kesehatan masyarakat & pencatatan dan pelaporan)
10. Konsep Pencegahan BLUM : status kesehatan individu, kelompok atau masy.
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
a. Internal :
• Genetik / kongenital
• Perilaku : Pengetahuan, Knowledge, Sikap, Attitudes, Tindakan,
Practices
b. Eksternal :
• Lingkungan fisik, sosial, budaya, biologis
• Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
EPIDEMIOLOGI
1. Ukuran-ukuran Epidemiologi : untuk mengetahui besarnya masalah
kesehatan, penyebab masalah kesehatan dan besarnya dampak suatu faktor
pada masalah kesehatan.
1. Ukuran besarnya masalah:
• raw number (angka mentah),
• rasio : Hasil bagi raw number dengan suatu ukuran lain
- proporsi : numerator merupakan bagian dari denumerator,
dinyatakan dalam %
- rate {angka/laju}: rasio yang mengandung unsur waktu
Nama Numerator Denumerator Catatan
CDR Juml Juml X1000 (dinyatakan
(Crude kematian pendduk dlm 1000 pendduk)
death dlm 1 th pertengahan
rate) th ybs
CFR Juml Juml Ukuran keparahan
(Case kematian penderita penyakit
fatality akibat penyakit tsb
rate) suatu dlm periode
penyakit ttt
• prevalence : jumlah semua kasus (baru dan lama) dibagi jumlah orang
dalam populasi
• cumulative incidence : kejadian penyakit yg baru saja mmemasuki
fase klinis dalam riwayat alamiah penyakit
• incidence density rate : Ukuran yang menunjukkan kecepatan -
kejadian (baru) penyakit pada populasi . Merupakan proporsi antara
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
jumlah orang yang menderita penyakit dan jumlah orang dalam risiko
X LAMANYA DALAM RISIKO
2. Ukuran penyebab masalah:
• Relative risk (RR) : Angka yg menunjukkan berapa kali lipat insidens di
populasi yg terpapar jika dibandingkan dgn populasi yg tidak
terpapar. Biasanya pada penelitian cohort dan RCT
Interpretasi RR : populasi yg terpapar memiliki resiko terkena
penyakit... kali lipat lebih tinggi (atau lebih rendah) daripada populasi
yg tidak terpapar
RR = 1 tidak ada hubungan antara faktor dan penyakit yg diteliti
Rumus :
RR = a/(a+b)
c/(c=d)
Rumus :
PAR = Insidens di populasi total – insidens di antara anggota
populasi yg tidak terpapar
= AR x prevalensi paparan di masy.
• PAR % : menunjukkan proporsi insidens di populasi yg berasal dari
paparan tsb
2. Murid SD
3. Masyarakat umum
b. Kegiatan
1. Surveillance Epidemiologi
2. Mengamati dan mengawasi kasus-kasus yang dapat menjadi masalah
masy. yang kemudian pelacakan dan pemberantasan
Karantina, tempat pengasingan dan atau tindakan sebagai upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit/organisme
penganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain didalam negeri
atau keluar dari dalam negeri.
Imunisasi,
Tujuan
a. Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian terhadap penyakit yang
dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu TBC, difteri, pertusis, tetanus
neonatorum,
polio, campak dan hepatitis B.
b. Khusus
Tercapainya UCI (Universal Child Immunization) tahun 2009
1) Mencakup bayi (0-12 bulan) untuk vaksinasi HBO, BCG 1x, DPT 3x/ HB
lanjut,
POLIO 4 x, Campak
2) Ibu hamil dengan TT 5x
3) Murid kelas I SD / MI dengan DT 1 x
4) Murid SD / MI kelas II-III untuk mendapatkan TT 1x
5) Calon pengantin wanita dengan TT 5x.
Target dan Capaian
a. Sasaran
1) Bayi berusia 0-1 tahun (kurang 1 hari) untuk mendapatkan imunisasi BCG
serta mendapatkan imunisasi HEPATITIS, DPT, POLIO, dan 9-12 bulan,
mendapatkan imunisasi Campak.
2) Ibu hamil dan wanita usia subur.
3) Murid kelas 1 SD / MI untuk mendapatkan DT.
4) Murid SD/Mi kelas II – III untuk mendapatkan TT.
5) Calon pengantin wanita.
ILMU GIZI
1. Program Gizi Masy. Pada Bumil, Ibu Nifas, Bayi dan Anak
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
Pemberian makanan tambahan yang berfokus baik pada zat gizi makro
maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat diperlukan dalam
rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita pendek
(stunting). Sedangkan pemberian makanan tambahan pada anak usia sekolah
diperlukan dalam rangka meningkatkan asupan gizi untuk menunjang
kebutuhan gizi selama di sekolah.
Makanan Tambahan utk Balita :
- MT diberikan pada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yang memiliki
status gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 Sd
- Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram)
- Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari
- Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
- Pemantauan pertambahan berat badan dilakukan tiap bulan di Posyandu
- Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT pemulihan pada
Balita dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi
seimbang
- Dilakukan pemantauan tiap bulan untuk mempertahankan status gizi baik
- Biskuit dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air
matang dalam mangkok bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan
menggunakan sendok
- Setiap pemberian MT harus dihabiskan
Makanan Tambahan utk Anak Sekolah :
- MT diberikan pada anak usia sekolah dasar dengan kategori kurus yaitu
anak usia sekolah dasar yang memiliki status gizi berdasarkan indeks
IMT/U dibawah -2 Sd, tidak rawat inap dan tidak rawat jalan 2
- Tiap bungkus MT anak sekolah berisi 6 keping biskuit (36 gram)
- Setiap anak SD/MI diberikan satu bungkus setiap kali pemberian
- Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT Anak Sekolah
pemulihan bisa dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga
gizi seimbang
- Dilakukan pemantauan pertambahan berat badan tiap bulan di sekolah
- Setiap siswa SD/MI diwajibkan makan biskuit di sekolah bersama-sama
pada jam istirahat sesuai jadwal yang ditetapkan oleh sekolah dan
diawasi oleh guru kelas
- Biskuit tersebut harus dimakan habis di sekolah dan tidak boleh dibawa
pulang
Makanan tambahan Ibu Hamil KEK :
- MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
2. Inisiasi Menyusui Dini : Suatu rangkaian kegiatan dimana bayi segera setelah
lahir yang sudah terpotong tali pusatnya secara naluri melakukan aktivitas-
aktivitas yang diakhiri dengan menemukan puting susu ibu kemudian
menyusu pada satu jam pertama kelahiran.
Prinsip IMD adalah cukup mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir dengan
kain atau handuk tanpa harus memandikan, tidak membungkus (bedong)
kemudian meletakkannya ke dada ibu dalam keadaan tengkurap sehingga
ada kontak kulit dengan ibu, selanjutnya beri kesempatan bayi untuk
menyusu sendiri pada ibu pada satu jam pertama kelahiran.
ASI Eksklusif : ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain dan kemudian dilanjutkan dengan didampingi makanan
pendamping (MP-ASI) selama 2 tahun pertama.
Manfaat ASI : sbg nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh, kecerdasan &
jalinan kasih saying, Membantu pembentukan rahang yang bagus,
Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post partum), mengurangi
anemia, menjarangkan kehamilan.
Beberapa kendala yang menyebabkan tidak dapat melakukan pemberian ASI
eksklusif: 1. produksi ASI kurang 2. ibu kurang memahami tata laksana laktasi
yang benar 3. ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula
(relaktasi) 4. bayi terlanjur mendapat prelacteal feeding (pemberian air gula /
dekstrosa, susu formula pada hari – hari pertama kelahiran) 5. kelainan yang
terjadi pada ibu (puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak,
engorgement, mastitis dan abses) 6. ibu hamil lagi pada saat masih menyusui
7. ibu sibuk bekerja 8. kelainan yang terjadi pada bayi (bayi sakit dan
abnormalitas bayi)
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
Menurut rujukan WHO 2007, indeks BB/U, TB/U, BB/U dan BMI/U
disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang
baku (standard deviation score = z score). Pengukuran Skor Simpang Baku
(Standar Deviasi) atau Z Score diperoleh dengan mengurangi Nilai
Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada
umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku
Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus:
NIS - NMBR
Skor Baku Rujukan =
NSBR
5. Pemberian Vit A :
Sasaran suplementasi Vitamin A adalah sebagai berikut:
Bayi 6-11 bulan → Kapsul Biru (100.000 SI) 1 kali
Anak Balita 12-59 bulan → Kapsul Merah (200.000 SI) 2 kali
Ibu Nifas (0-42 hari) → Kapsul Merah (200.000 SI) 2 kali
Distribusi KVA: Distribusi KVA KVA bisa terjadi pada masyarakat yang
tinggal di desa maupun perkotaan, dan KVA banyak diderita oleh Balita
Parameter Klinis :
1. Indikator klinis
1) Keadaan yang reversibel yaitu yang dapat sembuh
- Buta senja / hemerolopia / night blindness only
- Xerosis Conjunctiva : konjungtiva mengering
- Xerosis cornea : kornea mongering
- Bercak bitot
2) Keadaan yang irreversible / keadaan yang agak sulit sembuh
- Ulserasi cornea
- Keratomalasia
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
2. Indikator Lab
- Plasma vitamin A ≤ 10 g/dl
- Liver vitamin A ≥ 5 g/dl
Kriteria sembuh: Bila BB/TB atau BB/PB > -2 SD dan tidak ada gejala klinis
dan memenuhi kriteria pulang sebagai berikut: a) Edema sudah berkurang
atau hilang, anak sadar dan aktif b) BB/PB atau BB/TB > -3 SD c) Komplikasi
sudah teratasi d) Ibu telah mendapat konseling gizi e) Ada kenaikan BB
sekitar 50 g/kgBB/minggu selama 2 minggu berturut-turut f) Selera makan
sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan.
Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik.
Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun).
Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu
waktu (kira-kira umur 18 tahun) berhenti. Dalam tahun pertama panjang
badan bayi bertambah dengan 23 cm (dinegeri maju 25 cm), sehingga anak
pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm (75 cm di negeri
maju).Kemudian kecepatan pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm per-
tahun
KEMBANG
Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik,
Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) – Periode ini merupakan
kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya
perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan
perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan – perubahan yang lain
a. Jenis – jenis Perkembangan
1) Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan
berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan
berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem
rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya (Administrator, 2010).
2) Perkembangan Motorik Kasar
a) Perkembangan Motorik Kasar
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Rusmil, 2009).
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga
keseimbangan badannya (Administrator, 2010).
b) Perkembangan Motorik Halus
Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus
melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam
bentuk permainan. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit,
menulis, dan sebagainya. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri
dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam,
berenang, dll
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
KLKK
1. Definisi Kesmas : Ilmu dan seni dlm meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yg setinggi-tingginya melalui upaya kesehatan : wajib (upaya KIA
KB, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, perbaikan gizi, pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan dasar), pengembangan
(upaya kesehatan kerja, kesehatan masy, gigi mulut, usila, sekolah, jiwa,
mata dan pencegahan kebutaan, olahraga, pembinaan peran serta masy)
dan penunjang (laboratorium medis & kesehatan masyarakat, pencatan
&pelaporan)
Kesling : Ilmu dan ketrampilan utk mengendalikan semua faktor lingkungan
fisik di sekitar manusia yg diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau
akan menimbulkan kerugian pada perkembangan fisik manusia, kesehatan
atau kelangsungan hidup manusia
Sanitasi : pencegahan penakit dengan mengeliminasi atau mengendalikan
faktor2 lingkungan yg membentuk mata rantai penularan penyakit.
Indikator derajat kesehatan masy : Angka Kematian, Angka Kesakitan, Usia
harapan hidup, Status gizi, Fasilitas Sanitasi dasar,
3. Sanitasi Makanan :
Teknik Pengawetan Makanan :
a. Mengatur keseimbangan kandungan air dan padatan
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
• Dehidrasi (pengeringan)
• Penggulaan (sugaring)
• Penggaraman (salting)
b. Pengendalian kegiatan microbial (fermentasi)
c. Penambahan bahan kimia
• Pengasapan (Smoking)
• Pengawetan aroma dan warna (Curing and pickling)
d. Perlakuan pada suhu tinggi
e. Perlakuan pada suhu rendah
f. Pengeringan pada suhu rendah (Freez, dying)
g. Iradiasi
Perlindungan makanan :
a. Tersedianya refrigerator yg baik dengan daya pendingin 7oc atau kurang
b. Memasak dgn suhu yg cukup
c. Perencanaan dlm menyiapkan makanan bertepatan dgn waktu penyajian
(serving time)
d. Menggunakan bahan makanan dari sumber yg aman
e. Menjaga kebersihan dan hygiene perseorangan para pekerja/penagan
makanan (food handlers), yg harus bebas dari penyakit menular atau
infeksi yg dapat ditularkan oleh makanan atau pelayanan penyajian
f. Menjaga kebersihan dari peralatan yg digunakan untuk menyiapkan,
mengolah, dan menyajikan makanan
g. Penyediaan air bersih yg cukup, deterjen dan peralatan kebersihan dan
sanitasi, menghindarkan adanya cross conection atau kondisi yg
memungkinkan terjadinya aliran balik (back flow)
h. Penyimpanan dan pembuangan sampah yg baik
i. Pengawasan terhadap binatang pengerat, lalat, kecoak, dan binatang
penganggu lainnya, serta penggunaan dan penyimpanan yg aman dari
pestisida, sanitizer, deterjen, solvent dan kimia toksik lainnya
j. Perlindungan pada penyimpanan bahan makanan kering dari banjir, air
limbah dan pestisida
k. Ditinjau dari segi bangunannya, tempat penyimpanan makanan harus
terang, cukup tersedia fasilitas kebersihan, cukup ventilasi, dan dapat
dengan mudah dibersihkan
Lengkapnya baca buku kes. Ling jilid 1 hal 125
Air Limbah :
Sumber air limbah : 1. Sumber domestic(hanya sekitar 7% air yg dibutuhkan
dikonsumsi, sisanya mnjadi air limbah); 2. Kegiatan industry, bersama air
imbah terkandung bahan kimia toksik, bahan yg mengganggu ekosistem
lainnya, energy (panas) – 60% panas dibuang brsma air limbah
System pengolahan air limbah :
1. Sistem P.A.L individu
Cesspool (kolam resapan) dianjurkan pada lahan yg luas dan air tanah yg
dalam, kendala : terjadinya clogging
Septic tank berperan bukan sbg sewage purifier, tetapi membantu proses
natural purification. Menguraikan bahan organic dlm limbah scr
anaerobic. Mampu mereduksi 60-70% kandungan organic slma retention
period 24 jam
2. System P.A.L perkotaan (septic tank) scr kolektif
Pengolahan scr fisik (pengendapan penyaringan), scr biologic
(penguraian), scr kimiawi (pembubuhan klor)
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
5. Pembuangan ekskreta :
Tinja adalah bahan buangan yg dikeluarkan oleh tubuh manusia yg secara
normal berbentuk semi padat.
Gangguan kesehatan krn tinja:
gangguan estetika, bau busuk, sebagai sarang vector penyakit, sumber
pnyakit saluran alat cerna, sumber pencemar tanah dan air tanah,
menganggu ekosistem, penyuburan/eutrofikasi dan akibat2nya, sbg
parameter budaya
Teknik Pembuangan Tinja :
1. Syarat umum :
- Menghindari kontaminasi tanah permukaan, air tanah, air permukaan
- Tidak terjangkau oleh lalat dan binatang lainnya
- Estetik (terhindar dari baud an terlindungi)
- Murah dan mudah dalam pembuatan dan perawatannya
2. Jenis Pembuangan tinja :
a. Without water carriage latrine
- Pit privy/simple latrine – kakus cemplung
- Vault privy (tangki kedap air) – kakus kolong
- Septic privy (tangki kedap air + kadang ditambah saluran
pembuangan air ke lingk) – kakus dengan bak pengurai
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
Pengelolaan Sampah :
Pengaruh sampah thdp kes :
- Sampah sbg sarang vector penyakit, sbg sumber infeksi, sbg sumber
pencemar, mengganggu ekosistem & estetika
Pengolahan sampah adl suatu bid kegiatan yg berkaitan dgn pengaturan thd
timbulnya, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan,
pengolahan dan pembuangan sampah dgn suatu cara yg ssuai dg prinsip
terbaik dari kes. Masy, ekonomi, teknik, konservasi, estetika dan berbagai
pertimbangan lingk lainnya dgn memperhatikan sikap masy.
Tujuan pengolahan sampah adl semua upaya pengendalian elemen
fungsional pengelolaan sampah agar supaya sampah tidak mengganggu
kehidupan masy khususnya yg berkaitan dg kesmasy
Elemen Fungsional :
1. Timbulnya sampah (waste generation) adl semua kegiatan yg akhirnya
menimbulkan barang/bahan yg semula masih dimanfaatkan kmd berubah
mnjd sampah krn tidak dibutuhkna lagi o/ pemiliknya dan akhirnya
dibuang
- Sumber sampah : dari pemukiman, commercial, industry, daerah
terbuka (open space), daerah tempat pengolahan (treatment plant
waste), daerah pertanian (agricultural waste)
- Jenis sampah : Garbage (sampah mudah busuk/sampah
makanan/food waste), rubbish (sampah tidak mudah busuk/sampah
kering), Ash and residue (abu dan residu), demolition and
construction waste (sampah hancuran bangunan), treatment plant
waste (sampah dari tempat pengolahan), agricurtural waste (sampah
dari pertanian), special waste (hasil penyapuan jalan, bangkai
binatang, rongsokan kendaraan rusak), hazardous waste (sampah
berbahaya)
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
Lengkapnya baca buku KesLing jilid 2 hal 357 atau buku IKM hal 185
-
Luas/uk kamar tidur – min 8 m2 dengan ketinggian langit 2,75-3
m
- Dapur
4. Mencegah terjadinya kecelakaan
- Kebakaran -- ventilasi dapur cukup
- Penerangan – cahaya cukup
- Jauh dari pohon besar
- Garis rooi -- jarak pagar dgn bangunan min ½ lebar jalan
- Lantai selalu basah – dijaga agar tidak licin
- Pengaturan peralatan
- Cara menyimpan bahan beracun
9. Penyakit akibat kerja : penyakit yg tjd akibat paparan factor fisika, kimia,
biologi, psikososial, dan fisiologi atau ergonomic pada tenaga kerja, dmna
naker ketika awal bekerja di perusahaan blm menderita peny. Tsb. Contoh
penyakit : pneumoconiosis, hepatitis oleh krn bahan kimia, keracunan, tulis,
pnyakit kulit akibat kerja, Raynaud syndrome, caisson disease.
Kedokteran Keluarga
1. Cara Pengendalian Biaya Kesehatan : Mengutamakan pelayanan
pencegahan penyakit, mencegah pelayanan yg berlebihan, membatasi
konsultasi dan rujukan
7. Rekam Medis : berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
Wajib buat RM sesuai pasal 46 ayat 1 UU praktik kedokteran, dokter dan
dokter gigi wajib membuat RM dalam menjalankan praktik kedokteran
disimpan paling lama 5 tahun dan resume RM paling sedikit 25 tahun. RM
sebagai salah 1 alat bukti tertulis dipengadilan.
Manfaat RM : Pengobatan px, peningkatan kualitas pelayanan; pendidikan
dan penelitian; pembiayaan;statistik kesehatan;Pembuktian Masalah
Hukum, Disiplin dan Etik
9. 9 Fungsi Keluarga :
1. Holistic (biologis, psikologi, sosial ekonomi)
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
2. Fisiologis (APGAR)
3. Patologis ( SCREEM . Social Cultur religious economic educational medical)
4. Interaksi antar anggota keluarga
5. Fx keturunan (genogram)
6. Perilaku (pengetahuan sikap tindakan)
7. Non perilaku (lingkungan pelayanan kesehatan keturunan)
8. Fx indoor
9. Fx outdoor
METODOLOGI RISET
1. Batasan Penelitian : proses dengan pembuktian ilmiah utk mendapatkan
informasi baru/memperdalam ilmu dalam bidang tertentu dengan
sistematis, logis, dan empiris.
3. Penyajian Data : sajian data dapat dilaporkan dlm bentuk : 1. Tulisan 2. Tabel
(tabel frekuensi) 3. Gambar/grafik : Histogram, diagram garis, diagram
batang, diagram lingkar, diagram tebar, pictogram, box whisker plot, dot plot
badan Ibu hamil dengan berat lahirdi daerah Sidoarjo diambil sampel di RSUD
Sidoarjo
Pengelompokan Stat Analitik (inferensial) :
- Statistika Parametrik:
• Menggunakan asumsi mengenai populasi
• Membutuhkan pengukuran kuantitatif dengan level data interval atau
rasio
- Statistika Nonparametrik (distribution-free statistics for use with
nominal / ordinal data):
• Menggunakan lebih sedikit asumsi mengenai populasi (atau bahkan
tidak ada sama sekali)
• Membutuhkan data dengan level serendah rendahnya ordinal (ada
beberapa metode untuk nominal)
6. Skala Data :
7. Uji Statistik Parametrik : Statistic untuk data kuantitatif asumsi normal. Yang
termasuk data kuantitatif : ratio dan interval.
Data yg harga.nilai dapat ditentukan besarnya. Ada 2 macam : diskret
(terpisah/tdk ada hubungannya cth jumlah anak, jumlah kabupaten/provinsi)
dan continue (berlanjut/ada hubungan spt: pengukuran BB, panjang tubuh,
suhu badan). Contoh statstik parametric:
1. uji confidence interval (godnes of fit test) →komparasi sampel dan
populasi
2. Paired T-test
3. ANNOVA (two way) {2 dan 3 komparansi antar pengamatan dalam sampel
yang sama}
4. T-test 2 sampel bebas
5. ANNOVA (one way) {4dan5 komparansi antar sampel}
6. Uji korelasi pearson ! korelasi jumlah variable 2
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin
Kajian Demografi :
• Struktur penduduk (statis) : jumlah, persebaran, komposisi penduduk
• Proses penduduk (dinamis) : natalitas, mortalitas, dan migrasi
penduduk
Macam sumber data kependudukan: - Sensus Penduduk - Survei
Penduduk Antar Sensus - Registrasi Penduduk