Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PEYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI

A. Latar Belakang

Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan


sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang
di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat
setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang
terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal
akibat hipertensi dan komplikasinya.
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam P2PTM
Kemenkes tahun 2013 menyatakan bahwa “prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Sedangkan pada tahun 2018 menyatakan bahwa “prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%,
tertinggi di Sulawesi Utara (13,5%), sedangkan terendah di Papua sebesar
(4,7%)”. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penderita
hipertensi terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan penderita hipertensi
penduduk umur ≥18 tahun meningkat sekitar 8,3%.
Upaya pemerintah melalui puskesmas dalam menanggapi penyakit
hipertensi sudah memberikan upaya promotif dengan adanya poster tentang
penyakit yang ditempel di lokasi-lokasi kesehatan masyarakat (Depkes, 2008).
Pemerintah juga menganjurkan adanya posyandu khusus yang menaungi
kegiatan pengukuran tekanan darah secara rutin, pengobatan untuk penderita
hipertensi, dan penyuluhan mengenai hipertensi. Dengan cara ini diharapkan
dapat menurunkan angka kesakitan akibat hipertensi yang terjadi serta
menurunkan angka kematian akibat hipertensi di berbagai wilayah yang ada di
Indonesia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, TIM PKN Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang Prodi D-III Keperawatan tertarik untuk memberikan penyuluhan
mengenai hipertensi di masyarakat, tanda dan gejala hipertensi, klasifikasi
hipertensi, factor pemicu hipertensi, pencegahan atau preventif hipertensi dan
penanganan hipertensi.

B. Tujuan
1. TIU (Tujuan Intruksional Umum)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Hipertensi selama ± 30 menit,
warga Jl. Tanah Tinggi mampu memahami tentang Hipertensi.
2. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Hipertensi selama ± 30 menit
diharapkan warga Jl. Tanah Tinggi mampu :
1. Pengertian Hipertensi
2. Tanda dan gejala Hipertensi
3. Faktor pemicu Hipertensi
4. Klasifikasi Hipertensi
5. Komplikasi Hipertensi
6. Pencegahan Hipertensi
7. Penangan Hipertensi

C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik :
Hipertensi
2. Sasaran dan Target
 Sasaran : Warga Tanah Tinggi
3. Target : Warga yang menderita Hipertensi
4. Metoda :
Ceramah, diskusi dan tanya jawab
5. Media dan alat :
SAP dan leaflet
6. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Senin, 7 Juni 2021
Waktu : 16.00 – 17.00 WIB
Tempat : Rumah Warga Tanah Tinggi
7. Uraian Tugas
 Penanggung jawab / pembimbing
 Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
 Pemateri
1. Membuka acara.
2. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
3. Menjelaskan tujuan dan topik.
4. Memberikan penjelasan / penyuluhan mengenai Hipertensi
5. Menutup acara.
 Dokumentasi
 Mendokumentasikan setiap tindakan
 Observer
 Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.

D. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Pemberi Materi Kegiatan Media
sasaran
Pendahuluan 3 Menit  Memberi salam Menjawab salam, SAP
(Orientasi)  Memperkenalkan diri Mendengarkan dan Leaflet

 Menjelaskan tujuan memperhatikan


penyuluhan
 Menyebut materi/pokok
 Bahasan yang ingin
disampaikan

Tahap kerja 10 Menit Pelaksanaan: Menyimak dan

Menjelaskan materi memperhatikan materi


penyuluhan secara yang disampaikan
berurutan dan teratur.
a. Pengertian hipertensi
b. Bagaimana tanda dan
gejala hipertensi
c. Klasifikasi hipertensi
d. Factor pemicu
hipertensi
e. Pencegahan hipertensi
f. Penanganan hipertensi.
g. Promosi kesehatan
5 Menit tentang hipertensi Merespon, bertanya dan
h. Komplikasi hipertensi menjelaskan

Evaluasi :
- memberikan kesempatan
kepada responden untuk
bertanya
- memberikan pujian atas
keberhasilan responden
menjelaskan pertanyaan
Penutup 2 Menit dan memperbaiki Menyimak
(Terminasi) kesalahan Menjawab salam

Penutup :
Menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
Mengucapkan terimkasih
atas perhatian dan waktu
yang telah diberikan
kepada responden .
Mengucapkanm salam

7. Evaluasi
Prosedur Evaluasi
Klien menjawab pertanyaan
a. Apa itu hipertensi?
g. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi?

8. Kriteria Evaluasi
 Evaluasi struktur : - menyiapkan SAP
- menyiapkan materi dan media
- kontrak waktu dengan sasaran
- menyiapkan tempat
- menyiapkan pertanyaan
 Evaluasi proses :
a. Sasaran memperhatikan
b. Aktif bertanya
c. Menjawab atau mengulang kembali
 Evaluasi hasil
a. Pendkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab
100% pertanyaan yang diberikan.
b. Pendkes dikatakan cukup berhasil apabila sasaran mampu
menjawab 50% pertanyaan yang diberikan.
c. Pendkes dikatakan kurang berhasil apabila sasaran tidak mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan.
9. Hasil Evaluasi
Klien mampu menjawab pertanyaan antara 100% dan pendkes dikatakan
berhasil
LAMPIRAN
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi merupakan keadaan meningkatnya tekanan darah secara
kronis, hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Hipertensi dapat terjadi pada
setiap orang, tidak mengenal jenis kelamin ataupun usia, tetapi insidensinya
meningkat pada usia diatas 40 tahun (Lismayanti,2018).

B. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI


Menurut Trisnawan (2019) tanda dan gejala hipertensi pada setiap orang
berbeda-beda. Parahnya lagi, gejala-gejalanya hampir sama dengan penyakit
lainnya, diantaranya sebagai berikut :
1. Sakit kepala atau pusing
2. Jantung berdebar-debar
3. Tengkuk terasa pegal dan mudah lelah
4. Penglihatan kabur
5. Sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat
6. Wajah memerah
7. Keluar darah dari hidung dengan tiba-tiba
8. Sering buang air kecil dimalam hari
9. Telinga berdenging
10. Vertigo

C. KLASIFIKASI HIPERTENSI
kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal <120 <80
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99
Hipertensi tingkat 2 >160 >100
Hipertensi sistolik >140 <90
terisolasi

D. FAKTOR PEMICU
Faktor-Faktor yang Dapat Dikendalikan
1) Obesitas
Obesitas adalah keadaan dimana terjadi penimbunan lemak berlebih
didalam jaringan tubuh. Jaringan lemak tidak aktif akan menyebabkan
beban kerja jantung meningkat. Pada kebanyakan kajian, kelebihan berat
badan berkaitan dengan 2-6 kali kenaikan risiko hipertensi. Dan
berdasarkan data pengamatan, regresi multivariat tekanan darah
menunjukkan kenaikan TDS 2-3 mmHg (0,13- 0,2 kPa) dan TDD 1-3
mmHg (0,13-0,4 kPa) untuk kenaikan 10 Kg berat badan (Mac Mahon S.
et al, 2004)
2) Konsumsi Garam
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung, dan tekanan darah. Yang
dimaksud garam adalah garam natrium seperti yang terdapat dalam garam
dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan
vetsin (mono sodium glutamat). Dalam keadaan normal, jumlah natrium
yang dikeluarkan tubuh melalui urin harus sama dengan jumlah yang
dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan (Almatsier S, 2010).
3) Stres
Stres merupakan Suatu keadaan non spesifik yang dialami penderita akibat
tuntutan emosi, fisik atau lingkungan yang melebihi daya dan kemampuan
untuk mengatsi dengan efektif. Stres diduga melalui aktivitas syaraf
simpatis (syaraf yang bekerja saat beraktivitas). Peningkatan aktivitas
syaraf simpatis mengakibatkan tekanan darah secara intermitten (tidak
menentu). Gangguan kepribadian yang bersifat sementara dapat terjadi
pada orang yang menghadapi keadaan yang menimbulkan stres. Apabila
stres berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian tekanan darah
yang menetap (Sutanto, 2010).
4) Merokok
Rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya bagi kesehatan tubuh,
diantaranya yaitu tar, nikotin, dan karbon monoksida. Zat kimia tersebut
yang masuk kedalam aliran darah dapatr merusak lapisan endotel
pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses aterosklerosis dan
hipertensi (Nurkhalida, 2003).
5) Konsumsi Alkohol
Orang yang gemar mengkonsumsi alkohol dengan kadar tinggi akan
memiliki tekanan darah yang cepat berubah dan cenderung meningkat
tinggi. Alkohol juga memiliki efek yang hampir sama dengan karbon
monoksida yaitu dapat meningkatkan keasaman darah (Anna Palmer,
2007).
6) Kebiasaan Minum Kopi
Pengaruh kopi terhadap terjadinya hipertensi saat ini masih kontroversial.
Kopi mempengaruhi tekanan darah karena mengandung polifenol, kalium,
dan kafeiN (Uiterwaal C, et al, 2007)
7) Kebiasaan Olahraga
Olahraga dihubungkan dengan pengelolaan tekanan darah. Olahraga yang
teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan
darah. Kurang olahraga akan meningkatkan kemungkinan obesitas dan
asupan garam dalam tubuh. Kurang olahraga memiliki risiko 30-50% lebih
besar mengalami hipertensi (Mac Mahon S. et al, 2004)

Faktor–Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan

1) Umur

Hipertensi pada orang dewasa berkembang mulai umur 18 tahun ke atas.


Hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur, semakin tua usia
seseorang maka pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium) terganggu.
Hal ini menyebabkan banyaknya zat kapur yang beredar bersama aliran
darah. Akibatnya darah menjadi lebih padat dan tekanan darah pun
meningkat. Endapan kalsium di dinding pembuluh darah menyebabkan
penyempitan pembuluh darah (arteriosklerosis). Aliran darah pun menjadi
terganggu dan memacu peningkatan tekanan darah (Dina T et al, 2013)

2) Jenis Kelamin

Pada umumnya pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan


dengan perempuan, dengan rasio sekitar 2,29% untuk peningkatan tekanan
darah sistolik. Pria sering mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia
akhir tiga puluhan. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat
meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan perempuan

3) Keturunan (Genetik)

Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, terdapat riwayat hipertensi dalam


keluarga. Faktor genetik ini juga dipengaruhi faktor-faktor lingkungan
lain, yang kemudian menyebabkan seseorang menderita hipertensi. Faktor
genetik juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin
membran sel. Menurut Davidson bila kedua orang tuanya menderita
hipertensi maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan bila salah
satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun
ke anak-anaknya (Anna Palmer, 2007).

4) Etnis

Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang
berkulit putih, serta lebih besar tingkat morbiditas maupun mortalitasnya.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Beberapa
peneliti menyebutkan bahwa terdapat kelainan pada gen angiotensinogen
tetapi mekanismenya mungkin bersifak poligenik (Gray, 2005).

E. PENCEGAHAN HIPERTENSI
Untuk itu Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar
perlu melakukan Pencegahan primer yaitu kegiatan untuk menghentikan
atau mengurangi faktor risiko Hipertensi sebelum penyakit hipertensi
terjadi, melalui promosi kesehatan seperti diet yang sehat dengan cara
makan cukup sayur-buah, rendah garam dan lemak, rajin melakukan
aktivitas dan tidak merokok. Puskesmas juga perlu melakukan pencegahan
sekunder yang lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk
menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan
pengobatan secara dini. Sementara pencegahan tertier difokuskan pada
upaya mempertahankan kualitas hidup penderita. Pencegahan tertier
dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan hipertensi yang
tepat serta minum obat teratur agar tekanan darah dapat terkontrol dan
tidak memberikan komplikasi seperti penyakit ginjal kronik, stroke dan
jantung. Penanganan respon cepat juga menjadi hal yang utama agar
kecacatan dan kematian dini akibat penyakit hipertensi dapat terkendali
dengan baik. Pencegahan tertier dilaksanakan agar penderita hipertensi
terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut serta untuk meningkatkan
kualitas hidup dan memperpanjang lama ketahanan hidup

F. PENANGANAN HIPERTENSI
Pengendalian hipertensi dengan PATUH :
P = Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
A = atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
T = tetap diet dengan gizi seimbang
U = upayakan aktifitas fisik dengan aman
H = hindari asap rokok, alcohol dan zat karsidogenik lainnya
G. KOMPLIKASI

1) Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau


akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terkena
tekanan darah. Stroke dapat terjadi pada

2) hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak


mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-
daerah yang dipendarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang
mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma (suatu dilatasi dinding arteri,
akibat kongenital atau perkembangan yang lemah pada dinding
pembuluh).
3) Dapat terjadi infrak miokardium apabila arteri koroner yang
aterosklerotik tidak menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau
apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui
pembuluh tersebut.
4) Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomelurus. Dengan rusaknya
glomelurus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal,
nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Dengan rusaknya membran glomelurus, protein akan
keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma
berkurang, menyebabkan edema.
5) Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi
maligna. Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang
interstisium di seluruh susunan saraf pusat (Elizabeth Corwin, 2001)

Anda mungkin juga menyukai