Anda di halaman 1dari 3

BAB 6

KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER


A. PERAN PEMERINTAH
Di negara manapun juga, baik yang beraliran sosial maupun berbasis kapitalis atau
gabungan dari dua sistem ekonomi tersebut, pemerintah mempunyai peran sangat penting
di dalam ekonomi. Dalam kata lain, tugas pemerintah adalah untuk menjaga stabilitas
ekonomi dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi pada tingkat tertentu yang
menciptakan kesempatan kerja penuh, yang berarti mengurangi /menghilangkan
pengangguran dan kemiskinan.

Kebijakan ekonomi makro secara garis besar dapat dibedakan menjadi kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter, seperti juga ekonomi dapat dibagi menjadi dua sektor, yakni
sektor riil dan sektor moneter, sektor riil menghasilkan barang dan jasa, disebut juga sisi
produksi dari ekonomi. Sedangkan sektor moneter boleh dikatakan merupakan hasil dari
sektor riil dalam bentuk uang atau sisi moneter ekonomi.

B. KEBIJAKAN FISKAL
1. Teori dan Model
Di Indonesia, kebijakan fiskal mempunyai dua prioritas. Prioritas pertama adalah
mengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan masalah-masalah
APBN lainnya. Defisit APBN terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih kecil daripada
pengeluarannya. Prioritas kedua adalah mengatasi masalah stabilitas ekonomi makro, yang
terkait dengan antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kesempatan kerja,dan
neraca pembayaran.

2. Data Empiris
Salah satu indikator untuk mengukur sejauh mana peran pemerintah lewat kebijakan
fiskalnya di dalam perekonomian indonesia adalah tren perkembangan jangka panjang dari
rasio G-Y atau besarnya pengeluaran pemerintah sebagai persentase dari pendapatan
nasional atau PDB. Perkembangan ini menandakan bahwa pada saat ekonomi indonesia
mengalami krisis tahun 1997/98, yang membuat pertumbuhan ekonomi negatif pada tahun
1998, pemerintah menerapkan kebijakan fiskal ekspansif, yang memang sangat diperlukan
untuk menggairahkan kembali perekonomian nasional. Salah satu bagian penting dari
pengeluaran pemerintah semasa krisis adalah untuk membantu kaum miskin lewat program
jaringan pengaman sosial (JPS), yang sebagian besar didanai oleh Bank Dunia. Pentingnya
kebijakan fiskal yang ekspansif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada saat ekonomi
mengalami kelesuan. Walaupun banyak faktor lain yang turut mempengaruhi pertumbuhan
PDB, pergerakan dari dua garis tersebut mengindikasikan bahwa memang pengeluaran
pemerintah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia terutama pada
saat pertumbuhan dari investasi dan ekspor sedang lesu. Saat ekonomi mulai “memanas”
yang bisa memicu kenaikan laju inflasi, pemerintah menerapkan kebijakan fiskal ekspansif.
Hal ini bisa dilakukan dengan pengurangi pengeluaran pemerintah atau menaikan pajak
yang berarti penambah kenaikan pemasukan pemerintah. Jadi dalam kata lain, naik
turunnya pengeluaran atau penerimaan pemerintah, atau naik turunnya defisit anggaran
pemerintah bisa digunakan sebagai salah satu indikator mengenai arah kebijakan fiskal.

C. KEBIJAKAN MONETER
1. Teori dan Model
Uang mempunyai peran sentral didalam perekonomian modern. Berbeda dengan
zaman dahulu kala, sekarang ini tanpa uang tidak mungkin ekonomi bisa berjalan karena
tidak ada permintaan atau konsumsi rumah tangga.

Untuk memahami efektivitas dari kebijakan moneter terhadap ekonomi di indonesia,


perlu terlebih dahulu dipahami empat hal pokok pertama, mekanisme kerja dari pasar uang
atau bagaimana terjadinya permintaan dan penawaran uang dan keseimbangan antara
keduanya. Kedua, faktor-faktor utama yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
uang. Ketiga, sistem moneter Indonesia. Keempat, hubungan antara uang yang beredar dan
pertumbuhan ekonomi.

Ada dua utama dari aliran klasik mengenai peran uang di dalam ekonomi, yakni teori
kuantitas uang dan teori Cambridge.

2. Data Empiris
Arah kebijakan moneter Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan dalam
20 tahun belakangan ini mengikuti perubahan kondisi perekonomian di dalam negeri yang
juga dipengaruhi oleh dinamika perekonomian global. Pada awal tahun 1980, sebelum
deregulasi dan liberalisasi sektor keuangan, kebijakan moneter lebih diarahkan untuk
menjaga inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah yang pada masa itu hingga krisis ekonomi
1997/98 pemerintah mengodpsi sistem penentuan kurs bebas terkendali (atau umu dikenal
di buku-buku teks internasional sebagai sistem managed floating). Dalam periode 1983-
1984, kebijakan moneter diarahkan untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi
perkembangan perbankan.
Namun, pada periode 1995 – 1997, kebijakan moneter yang cenderung berhati-hati
diterapkan kembali tengah tekanan peningkatan permintaan agregat dan inflasi. Sejak
pertengahan kedua tahun 1997 hingga 1999, pada saat ekonomi mengalami krisis besar,
diterapkan kebijakan moneter ketat yang dikombinasikan dengan perubahan dalam sistem
penentuan kurs rupiah ke arah mekanisme pasar sepenuhnya. Instrumen yang digunakan
adalah menaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Namun, sejak tahun 2000 suku
bunga SBI kembali menurun yang diikuti juga oleh suku bunga di pasar uang pada saat mana
kebijakan moneter ditujukan untuk menciptakan stabilitas guna mendukung proses
pemulihan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai

  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen16 halaman
    1 PB
    Desi Permata
    Belum ada peringkat
  • COBA
    COBA
    Dokumen74 halaman
    COBA
    Desi Permata
    Belum ada peringkat
  • BAB 6 Perekonomian Indo
    BAB 6 Perekonomian Indo
    Dokumen3 halaman
    BAB 6 Perekonomian Indo
    Desi Permata
    Belum ada peringkat
  • COBA
    COBA
    Dokumen74 halaman
    COBA
    Desi Permata
    Belum ada peringkat
  • Worm Zone
    Worm Zone
    Dokumen1 halaman
    Worm Zone
    Desi Permata
    Belum ada peringkat
  • Sang Penerang Hati
    Sang Penerang Hati
    Dokumen3 halaman
    Sang Penerang Hati
    Desi Permata
    Belum ada peringkat
  • Bangun Datar
    Bangun Datar
    Dokumen3 halaman
    Bangun Datar
    Desi Permata
    Belum ada peringkat
  • Bangun Datar
    Bangun Datar
    Dokumen3 halaman
    Bangun Datar
    Desi Permata
    Belum ada peringkat