Anda di halaman 1dari 10

BUKU EVALUASI PEMBELAJARAN

HOTS ( higher ordern thinking skills)


DOSEN : SRI LASTUTI, M.Pd.

Di susun Oleh :

NAMA : INDRI ANA WATI

NIM : 2019070151

KELAS/SEMSTER : E/ 1V

JURUSAN : PGSD

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN TAMAN SISWA


BIMA (STKIP)

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan buku
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan buku HOTS sebagai tugas dari mata kuliah
evaluasi pembelajaran

Penulis

BIma, 23 MEI 2021

Demikian, semoga BUKU ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


DAFTAR ISI……………………………………………………...!

KATA PENGANTAR…………………………………………....!
DAFTAR ISI………………………………………………………!

1. BAGIAN.1 PENDAHULUAN
Latar belakang……………………………………………...………!
Tujuan…………………………………………………………...…!
Manfaat…………………………………………………………….!

2. BAGIAN.II PEMBAHASAN

1, konsep dari Higher Order Thinking Skills (HOTS)


………………………….……………………..!
2. ciri penyusunan instrumen Higher Order Thinking Skills (HOTS)
………...............................................................!
3. kerakteristik soal higher order thinking skills (HOTS)
……………………………..…………………………..!
4. bagaimana langkah langkah higher order thinking skills
(HOTS…………………..………………………………..!

3. BAGIAN III PENUTUP


Kesimpulan ………………………………………………………….!
Saran…………………………………………………………………!
Daftar isi………………………………………………………..…...1
BAGIAN I.

PENDAHULUAN

.1.Latar Belakang
Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
atauHigher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan program yang dikembangkan sebagai
upayaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan
TenagaK e p e n d i d i k a n ( D i t j e n G T K ) d a l a m u p a y a p e n i n g k a t a n k u a l i t a s
p e m b e l a j a r a n d a n meningkatkan kualitas lulusan.
Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang pada tahun 2018 telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter
danpembelajaran berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher
OrderThinking Skill (HOTS).
Peningkatan kualitas peserta didik salah satunya dilakukan oleh guru yang berfokus
padapeningkatan kualitas pembelajaran di kelas dengan berorientasi pada keterampilan
berpikirtingkat tinggi. Desain peningkatan kualitas pembelajaran ini merupakan upaya peningkatan
kulaitas peserta didik yang pada akhirnya meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia.Pembelajaran
ini mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi denganpenerapan HOTS atau
Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu berpikirkritis (criticial
thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuanberkomunikasi
(communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration) dan kepercayaan diri
(confidence).
Lima hal yang menjadi target karakter peserta didik itu melekat pada sistem evaluasi kita dalam
ujian nasional dan merupakan kecakapan abad 21. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
(High Order Thinking Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul masih rendahnya p e r i n g k a t
Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends
i n International Mathematics and Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara
lain,sehingga standar soal ujian nasional dicoba ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan.

TUJUAN

Buku yang menjadi pegangan dalam mengembangkan pembelajaran berorientasi kepada


keterampilan berpikir tingkat tinggi, dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut.

1. Memberikan acuan kepada guru dalam mengembangkan pembelajaran berorientasi


pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi;
2. Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik;
3. Memberikan acuan kepada pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik
dan manajerial.
3.Bagaimana strategi dan implementasi penyusunan soal Higher Order Thinking
Skills(HOTS) ?1.3.Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan pada makalah ini, yaitu : 1.Mengetahui
dan memahami konsep dari Higher Order Thinking Skills (HOTS)2.Mengetahui dan mampu menyusun
instrumen Higher Order Thinking Skills (HOTS)3.Mengetahui strategi dan implementasi
penyusunan soal Higher Order Thinking Skills(HOTS)

1.4.Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan melalui buku ini adalah menjadi salah satu sumber informasi yang
dapat digunakan sebagai referensi dalam pemahaman mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi
(KBTT) dan asesmen yang digunakan pada keterampilan berpikirtingkat tinggi (KBTT) tersebut sebelum
menerapkannya dilapangan dan sebagai referensi dalam meningkatkan cara mengukur peningkatan
prestasi peserta didik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 tentang pola pembelajaran high order
thinking skill.

BAGIAN II.

PEMBAHASAN

PENGERTIAN KONSEP HOTS

HOTS ( Higher Order Thinking skills ) merupakan kemampuan berpikir yang tidak sekedar mengingat
( recall) menyatakan kembali (restate) atau merujuk tanpa melakukan pengolohan (recite).

Keterampilan berpilir tingkat tinggi adalah keterampilan berpikir logis, kritis, kreatif, dan problem
solving secara mandiri . berpikir logis adalah kempuan bernalar , yaitu berpikir yang dapat diterima oleh
akal sehat karena memenuhi kadiah berpikir ilmiah. Berpikir kritis adalah berpikir reflektif-evaluatif.
Orang kritis selalu menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki untuk menganalisis hal-hal
baru. Sementara itu berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan ide/gagasan yang baru atau
berbeda . dengan gagasan yang baru atau berbeda, seseorang akan mampu melakukan berbagai inovasi
untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nyata yang dihadapinya.

Menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi proses kognitif terbagi menjadi kemampuan berpikir
tingkat rendah (Lower Order Thinking) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking).
Kemampuan yang termasuk LOTS adalah kemampuan C1: mengingat (remember), MOTS C2:
memahami (understand), dan C3: menerapkan (apply), sedangkan HOTS meliputi kemampuan C4:
menganalisis (analyze), C5: mengevaluasi (evaluate), dan C6: menciptakan (create) (Anderson dan
Krathwohl dalam Istiyono dkk). Berdasarkan tingkat berpikir tersebut maka diperlukan teknik penilaian
yang terperinci sesuai dengan indikator keterampilan berpikir tingkat tingkat (KBTT) pada masing-
masing domain taksonomi Bloom.
PROSES KOGNITIF BLOOM
(ANDERSON & KRATHWOHL, 2001)

Berdasarkan di atas maka dirasa perlu untuk memahami tentang keterampilan berpikir tingkat
tingkat (KBTT) yang meliputi definisi, prinsip, teori dan penilaian KBTT agar sebagai pendidik mampu
menjalankan tuntutan dari kurikulum yang digunakan khususnya kurikulum saat ini yaitu kurikulum
2013.

Ciri ciri HOTS Pada konteks mengukur kemampuan :

1) Transfer satu konsep ke konsep lainnya


2) Memproses dan menerapkan informasi,
3) Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda
4) Menggunakan informasi untuk menyelesikan masalah .
5) Menelaah ide dan informasi secara kritis.

DIMENSI PROSES KOGNITIF

Mengkreasi . Mengkreasi ide/gagasan


sendiri
. Kata kerja :evaluasi,
mengembangkan, menulis,
memformulasikan
HOTS Megevaluasi . Mengambil keputusan sendiri
. Kata kerja : evalusi, menilai,
menyanggah, memutuskan,
memilih, mendukung
Mengalisis . Menspesifikasi aspek-aspek/
elemen
. Kata kerja : membandikan,
memeriksa, mengkritisi,meguji
Mrngaplikasi . Menggunakan informasi pada
domain berbeda
. Kata kerja : menggunakan,
mendemonstrasikan,
MOTS mengilustrasikan,
mengoperasikan
Memahami . Menjelaskan ide/ konsp
. Kata kerja: menjelaskan,
mengklasifikasi, merima,
melaporkan
Pengetahuan .. Mengingat kembali
LOTS . Kata kerja : mengingat,
mendaftar, mengulang,
menirukan

karakteristik soal-soal yang termasuk HOTS

kerakter soal yang termasuk HOTS sebagai berikut:

a) Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi,(C4, C5,C6).


Ciri ciri berpikir tingkat tinggi, kemampuan:
 menemukan
 menganalisis
 Menciptakan metode baru
 Vmerefleksi
 Memprediksi
 beragumen
 mengambil keputusan tepat

b) Berbasis permasalahan konteksual.


Ciri-ciri asesmen konteksual yaitu:
1) Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekedar memilih jawaban yang tersedia.
2) Menjadikan tugas-tugas sebagai tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata.
3) Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban yang benar, tetapi memungkinkan
banyak jawaban benar atau semua jawaban benar agar berfikir tingginya dapat timbul.

c) Menggunakan bentuk soal beragam seperti pilihan berganda dan esai/uraian.


1) Pilihan berganda merupakan tes yang digunakan guru didalamnya terdiri dari pilihan dengan
memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang benar.
2) Esai merupakan tes yang menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan, merumuskan, dan
mengemukakan secara logika ilmiah. Artinya, peserta didik tidak memilih jawaban, akan tetapi
memberikan jawaban dengan kata-kata sendiri.Adapun keunggulan, yaitu:
a. Dapat mengungkapkan aspek-aspek pengetahuan atau perilaku yang kompleks secara leluasa.
b. Menuntut peserta didik untuk mengintegrasikan pengetahuan dalam menjawab persoalan.
c. Menuntut kreativitas peserta didik untuk mengorganisasikan sendiri jawabannya.
d. Dapat melihat jalan pikiran peserta didik dalam menjawab persoalan.
e. Tidak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menebak jawaban. Sedangkan
kelemahannya,yaitu:
f. Ruang lingkup yang diungkap sangat terbatas
g. Dalam pemeriksaan tes memerlukan waktu yang lebih banyak.
h. Memungkinkan timbulnya keragaman dalam memberikan jawaban sehingga tidak ada rumusan benar
pasti.
i. Lebih memberikan peluang untuk bersifat subjektif.
j. Proses penyekoran sering terganggu oleh faktor-faktor lain di luar maksud pengukuran,misalnya
keindahan dan kerapian tulisan.

d. stimulus menarik

Menyusunan stimulus HOTS :

a. Pilihlah beberapa informasi dapat berupa gambar, grafik, tabel, wacana, dll yang memiliki
keterkaitan dalam sebuah kasus.
b. Stimulus hendaknya menuntut kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan,
menganalisis, menyimpulkan, atau menciptakan.
c. Pilihlah kasus/permasalahan konstekstual dan menarik (terkini) memotivasi peserta didik
untuk membaca. Pengecualian untuk mapel Bahasa, Sejarah boleh tidak kontekstual.
d. Terkait langsung dengan pertanyaan (pokok soal), berfungsi.

e) Level Kognitif

1. pengetahuan dan pemahaman meliputi: mengukur pegetahuan factual, konsep, danprodural


2. aplikasi meliputi :
a. menggunakan pengetahuan faktual, konsep, dan procedural tertentu pada konsep lain dalam
maple yang sama atau mapelkainnya.
b. Menggunakan pengetahuan faktual, konsep, dan procedural tertentu untuk menyelesaikan
masalah konsetektual (situas lain unfanmiliar
3. penalaran meliputi:

menggunakan penalaran dan logika untuk:

a. menggambil keputusan(evaluasi)
b. mempridiksi dan refleksi
c. menyusun strategi baru untuk memcakan masalah.
f.tidak fameliar
g.. kebaruan

Langkah-Langkah Menyusun Soal HOTS

Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak
diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu
sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut
penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu dalam penulisan
soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan
kreativitas guru dalam memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar satuan
pendidikan.Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.

1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS


Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua KD dapat
dibuatkan model-model soal HOTS. Guru-guru secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat
melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.

2. Menyusun kisi-kisi soal


Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam menulis butir soal HOTS.
Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: (a) memilih KD yang dapat
dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c)
merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.

3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual.


Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca stimulus.
Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus
kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik,
mendorong peserta didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus
dari lingkungan sekolah atau daerah setempat.

4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal


Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.Kaidah penulisan butir
soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya.
Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relative sama.
Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.

5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban


Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci
jawaban.Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian.Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk
bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.
BAGIAN III.

PENUTUP

3.1  Simpulan
1.        Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan untuk mengolah informasi secara berpikir
kritis, logis, reflektif dan kreatif untuk memecahkan permasalahan dalam berbagai situasi
2.        Terdapat 2 pengaruh yang terdapat dalam KBTT yakni kemampuan guru dan lingkungan. Selain itu
terdapat pula 4 prinsip dan 6 latihan yang harus dipahami untuk dapat meningkatkan KBTT.
3.        Berpikir kritis bersifat masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang harus
dipercaya atau dilakukan
4.        Berfikir kreatif berarti meletakkan sesuatu dalam cara yang baru (secara konseptual maupun artistik),
mengamati hal-hal lain yang mungkin terlewatkan, membangun sesuatu yang baru, menggunakan cara
yang tidak biasa namun bekerja untuk membuat poin yang menarik
5.        Kemampan berfikir tingkat tinggi dapat diasesmen menggunakan berbagai jenis asesmen, salah
satunya adalah asesmen autentik. Instrumen yang digunakan dapat berupa instrumen tes maupun non tes
dengan mengacu pada indikator menganailis (C4), menilai (C5), dan mencipta (C6)  dalam Taksonomi
Bloom.

3.2.Saran
Keterampilan Berpikir tingkat tinggi mencangkup aspek yang sangat luas, tidak hanya berpikir kritis
dan berpikir kreatif. Penulis menyarankan pembaca untuk mencari berbagai informasi terkait
keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam berbagai aspek sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan diri.

DAFTAR PUSTAKA

Arthur lewis and David Smith. 1993. Defining High Order Thinking, Theory Into Practice, Collage
of Education: The Ohio State University, 32,  h. 136.
Heong, Y.M., Othman, W.D., Md Yunos, J., Kiong, T.T., Hassan, R., & Mohamad, M.M. 2011.     The
Level Of Marzano Higher Order Thinking Skills Among Technical Education        Student.International
Journal Of Social And Humanity, Vol. 1(2).
Istiyono, E., Mardapi, D., dan Suparno. Pengembangan Tes Kemanpuan Berpikir Tingkat Tinggi  
Fisika (physTHOTS) Peserta Didik SMA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.     Universitas
Negeri Yogyakarta.
Julianingsih, S. 2017. Pengembangan Instrumen Asesmen High Order Thinking Skill (HOTS) Untuk
Mengukur Dimensi Pengetahuan IPA Siswa Di SMP. Skripsi. FIKP : Universitas Lampung.
Khoiriah. 2017. Pengembangan Instrumen High Order Thinking Skills Untuk Menumbuhkan Self
Regulated Learning Siswa SMP. Tesis. FIKP : Universitas Lampung.
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan Untuk: Pembelajaran,    
Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,  h. 120-130.
Pertiwi, R.D. 2014. Penerapan Constructive Controversy dan Modified Free Inquiry terhadap        
HOTS Mahasiswa Pendidikan Biologi. Jurnal Formatif, Vol. 2, h. 102.

Anda mungkin juga menyukai