Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH BERKURANGNYA WAKTU PENGAMBILAN ALAT ELETRONIK

PADA PENINGKATAN DAYA SERAP SISWA-SISWI SMAN 10 KAUR PENTAGON


DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Disusun Oleh:
Nama : Hasrul Malik Putra Mashun
Kelas : XII MIPA Alpha
Guru Pembimbing : Yubianto, MPd.

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI BENGKULU


SMAN 10 KAUR PENTAGON
KABUPATEN KAUR
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembang pesatnya era teknologi saat ini telah memberikan banyak manfaat dalam
berbagai aspek sosial, terutama pada aspek pendidikan. Penggunaan teknologi dalam
membantu menyelesaikan pekerjaan merupakan hal yang harus dalam kehidupan. Manusia
sebagai pengguna teknologi harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada saat ini,
maupun perkembangan teknologi yang akan datang. Penggunaan teknologi baru yang telah
berkembang dapat dilakukan pada aspek pendidikan.
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia.
Khusus dalam bidang pendidikan sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun
pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif.
Beberapa manfaat positif dari produk teknologi seperti hp dan laptop dalam hal
pembelajaran yaitu memudahkan siswa untuk mendapatkan berbagai informasi penting untuk
meningkatkan pengetahuan siswa, menjadi media pembelajaran yang inovatif seperti bimbel
online, memudahkan siswa dalam hal mengerjakan tugas dan mengembangkan minat siswa
dalam hal penggunaan teknologi pada saat ini.
Disamping banyaknya sisi positif dari gadget seperti hp dan laptop pada pembelajaran
siswa, terdapat beberapa sisi negatif gadget yang kembali lagi tergantung kepada penggunaan
teknologi yang bijak seperti enggan belajar karena asyik main hp dan laptop, kecanduan main
game dan tidak dapat memanajemen waktu karena fokus dengan gadgetnya.
Begitu juga di SMAN 10 Kaur Pentagon Berasrama, adanya implikasi penggunaan
gadget terhadap penurunan daya serap siswa-siswi dalam kegiatan pembelajaran yang hal ini
diukur dengan menurunnya rata-rata rapor bulanan yang dilakukan rutin untuk melihat
perkembangan murid. Penyebab turunnya daya serap ini menurut pihak sekolah yaitu
penggunaan alat elektronik yang tidak efisien. Para murid dinilai tidak memiliki semangat
belajar karena terlalu asyik dalam pengggunaan alat elektronik. Atas sangkalan ini pihak
sekolah pun mengambil kebijakan untuk mengurangi waktu pengambilan alat elektronik yang
semula hp berdurasi 13 jam menjadi 8 jam dalam seminggu dan laptop yang semula 4 jam
menjadi 3,5 jam dengan perizinan dalam sehari.
Hal ini membuat penulis ingin mengetahui apakah benar bahwa alat elektronik
menjadi masalah utama dalam menurunnya daya serap siswa-siswi SMAN 10 Kaur Pentagon
dengan meneliti kenaikan rata rata rapor siswa sebelum dan sesudah dikeluarkannya
kebijakan ini dan di tuang dalam bentuk karya tulis yang berjudul “ Pengaruh Pengurangan
Waktu Pengambilan Alat Elektronik Pada Peningkatan Daya Serap Siswa-Siswi SMAN 10
Kaur Pentagon dalam Kegiatan Pembelajaran”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Apakah pengurangan waktu pengambilan alat elektronik berpengaruh pada


peningkatan daya serap siswa siswi SMAN 10 Kaur Pentagon dalam kegiatan
pembelajaran?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui apakah pengurangan waktu pengambilan alat elektronik


berpengaruh pada peningkatan daya serap siswa siswi SMAN 10 Kaur Pentagon
dalam kegiatan pembelajaran

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Secara akademis, penelitian ini diharapkan memberi kontrubusi ilmiah pada kajian
tentang pengaruh pengurangan waktu pengambilan HP dan Laptop pada daya serap
siswa siswi SMAN 10 Kaur Pentagon Berasrama dalam kegiatan pembelajaran.
Kajian tentang Pengaruh gadget pada pembelajaran siswa memang sudah cukup
beragam. Namun baru sedikit riset yang secara spesifik fokus pada pengaruh gadget
pada pembelajaran siswa di kehidupan sekolah berasrama. Oleh karena itu, riset ini
diharapkan mampu menyediakan referensi baru tetang hubungan antara gadget dan
daya serap siswa siswi di sekolah berasrama.
2) Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberi manfaat melalui analisis yang
dipaparkan pada tolak ukur daya serap yang pada hal ini diukur dengan hasil rapor
belajar bulanan siswa siswi.. Melalui kajian ini diharapkan pihak sekolah khususnya
SMAN 10 Kaur Pentagon, dan masyarakat pada umumnya memiliki bahan bacaan
dan diskusi yang bisa menambah wawasan tentang pengaruh gadget terhadap daya
serap siswa siswi di sekolah berasrama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penggunaan Gadget bagi siswa


Salah satu teknologi canggih pada masa kini yaitu berupa alat komunikasi elektronik
di antaranya yaitu Handphone, Laptop, Camera , Tablet dan lain-lain. Teknologi yang
berkembang pesat pada saat ini yaitu gadget. Gadget yang memiliki fungsi khusus di
antaranya yaitu Smartphone, I-Phone dan blackberry. Berbagai aplikasi media sosial telah
tersedia di dalam gadget. Sehingga telah banyak siswa yang menyalahgunakan aplikasi
tersebut yang berdampak negatif bagi nilai akademik mereka (Manumpil,2015:1).
Aktivitas yang paling sering dilakukan dengan gadget adalah chatting dengan
persentase 90%, pencarian 71%, jejaring sosial 64%, blogging atau forum 41%, App store
32%, video 27%, sharing konten 26%, hiburan 25%, berita 24% dan webmail 17% Sementara
itu dari riset yang dilakukan Nielsen diketahui pula aktivitas chatting popular. Riset
menunjukkan aplikasi WhatsApp menduduki aplikasi chatting terpopuler dengan capaian
58%, diikuti BBM 41%, Line 35%, Kakao Talk 30%, WeChat 27%, Hangouts Google 20%,
Yahoo Messenger 18%, Skype 7% dan ChatON 6% (Arfi Bambani, 2013). Dampak yang
ditimbulkan akibat penggunaan gadget pun semakin beragam mulai dari aspek kesehatan
sampai sosial. (Derry Iswidharmanjaya 2014: 16)
Akan tetapi disisi lain, gadget yang dapat terhubung dengan layanan internet akan
membantu siswa menemukan informasi yang dapat menopang pengetahuannya di sekolah.
Namun, pada kenyataannya sangat sedikit pelajar yang memanfaatkan pada sisi ini, gadget
yang mereka miliki umumnya digunakan untuk sms, main game, mendengarkan musik,
menonton tayangan audio-visual, mengakses facebook, memfungsikan gadget bukan untuk
fungsinya, dll. Selanjutnya, ini akan berdampak terhadap prestasi belajarnya di sekolah
(Nikmah, 2013:2).
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa terkait dengan kemampuan siswa dalam
menangkap isi dan pesan dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Kemampuan individu
yang digunakan untuk menangkap isi dan pesan materi pelajaran terdiri atas tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor. Kemampuan dalam pemahaman, penerapan, analisis dan
evaluasi merupakan ranah kognitif (pengetahuan). Sedangkan kemampuan yang
mengutamakan emosi, perasaan, serta reaksi yang terdiri atas penerimaan, partisipasi,
penilaian (penentuan sikap organisasi dan pola hidup termasuk kedalam ranah afektif (sikap).
Berbeda dengan psikomotor, yaitu kemampuan dalam keterampilan jasmani yang terdiri atas
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian
pola gerakan dan kreatifitas. (Sagala, 2004:12).
dampak buruk penggunaan gadget pada anak sebagai berikut:

1) Menjadi pribadi yang tertutup, seseorang yang kecanduan gadget akan menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk bermain gadget. Kecanduan yang diakibatkan oleh
gadget dapat mengganggu kedekatan orang lain, lingkungan dan teman sebayanya.
Akibat faktorfaktor tersebut menyebabkan anak menjadi pribadi yang tertutup.
2) Kesehatan terganggu, p enggunaan gadget yang berlebihan dapat mengganggu
kesehatan pemakainya terutama kesehatan mata. Akibat dari terlalu lama menatap
layar gadget, mata dapat mengalami kelelahan hingga menyebabkan mata minus.
3) Gangguan tidur, anak yang bermain gadget tanpa pengawasan orang tua dapat
terganggu jam tidurnya. Ketika anak sudah berada di kamarnya, terkadang orang tua
berpikir anak sudah tidur padahal masih bermain dengan gadget-nya.

2.2 Daya Serap Siswa


1) Pengertian Daya Serap

Secara bahasa, daya mempunyai arti sebagi kemampuan melakukan sesuatu atau
kemampuan bertindak, kekuatan; tenaga (yang menyebabkan sesuatu bergerak dsb),
muslihat, akal, ikhtiar, upaya (ia berusaha dengan segala yang ada padanya).
Daya serap dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai kemampuan
seseorang atau sesuatu untuk menyerap. Daya serap diartikan sebagai suatu
kemampuan peserta didik untuk menyerap atau menguasai materi yang dipelajarinya
sesuai dengan bahan mata pelajaran yang diajarkan gurunya. Menurut Iswahyudi
(2009: 16), daya serap siswa adalah kemampuan menyerap suatu konsep atau materi
pelajaran yang disampaikan oleh pendidik dengan kesadaran memanfaatkan daya
guna dalam menjalankan pemahaman atas pelaksanaan yang sejalan dengan tuntutan
perubahan. Daya serap merupakan tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru
dalam proses kegiatan belajar mengajar.
2) Faktor-Faktor Daya Serap

Tingkat daya serap belajar siswa bermacam-macam yaitu terdapat siswa yang
memiliki daya serap belajar tinggi, sedang, dan rendah Mengapa daya serap belajar
setiap siswa/peserta didik bermacam-macam, tentunya hal ini disebabkan banyak
faktor.
Menurut Slameto (2013: 54-60) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dan
daya serap dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dam faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang
belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Berikut ini
diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dandaya serap seeorang
antara lain:
a. Faktor internal prestasi belajar, meliputi:
1) Faktor jasmani, terdiri atas faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor psikologis, terdiri atas intelegensi, perhatian, motivasi, minat, bakat,
motif, kemandirian, kematangan, kelelahan.
b. Faktor eksternal prestasi belajar, meliputi:
1) Faktor keluarga terdiri atas cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan
latar belakang kebudayaan keluarga.
2) Faktor sekolah terdiri atas metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
peserta didik, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat terdiri atas kegiatan seseorang dalam masyarakat, media
massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat yang heterogen.

Faktor daya serap belajar siswa yang tinggi, antara lain:


a. Minat peserta didik terhadap belajar.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang
dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih
serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang
siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan
mengingatnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar
seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan
mendorong ia untuk terus belajar.
b. Lingkungan yang nyaman atau kondusif.
Lingkungan dalam hal ini meliputi lingkungan di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Lingkungan belajar yang kondusif akan menyebabkan suasana
yang nayaman untuk konsentrasi belajar, dibandingkan dengan lingkungan
yang tidak kondusif.
c. Guru yang bisa bersahabat (dekat) dengan peserta didiknya.
Seorang guru sangat penting peranannya dalam peningkatan daya serap
siswa, karena pelajaran yang akan diterima siswa akan disampaikan oleh
guru/pendidik. Oleh karena itu, agar penyampaian materi dapat diserap,
dipahami dengan baik oleh siswa maka seorang guru/pendidik harus menguasi
materi pelajaran, menguasai kelas, menggunakan metode kreatif dengan
mempergunakan alat peraga dalam mengajar, guru harus mampu memotivasi
anak dalam belajar, guru harus menyamaratkan kemampuan anak di dalam
menyerap pelajaran, guru harus disiplin dalam mengatur waktu, membuat
persiapan mengajar atau setidaknya menyusun langkah-langkah dalam
mengajar, guru harus mempunyai kemajuan untuk nemambah atau menimba
ilmu misalnya membaca buku atau bertukar pikiran dengan rekan guru guna
menambah wawasannya, jangan terlalu berorientasi terhadap pencapaian target
kurikulum saja, dan lain sebagainya.

Faktor daya serap belajar siswa yang rendah dikarenakan:


a. Kurang optimal dalam penggunaan fungsi otak, misalnya tidak terbiasa
dengan budaya membaca, sehingga otak lambat dalam menganalisa, biasanya
kebiasaan dalam belajar cuma menghafal ;
b. Kurang latihan dan terarah daya ingat/pikirannya ;
c. Terdapat gangguan fungsi dan sistem otak ;
d. IQ atau kapasitas anak kurang memadai ;
e. Gangguan indrawi (kurangnya fungsi pendengaran, penglihatan, pembau,
perasa dan peraba) ;
f. Hilangnya informasi yang diserap/lupa ;
g. Kadang sengaja dibuat lupa ;
h. Adanya faktor gen atau keturunan.
Cara Mengukur Daya Serap Siswa

Menurut Djamarah (2011 : 120-121) pada dasarnya alat ukur daya serap sama
dengan alat untuk penilaian keberhasilan belajar mengajar, sedangkan untuk mengukur
dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi
belajar (achievement test). Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi
belajar digolongkan dalam jenis penilaian sebagai berikut :

1) Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur setiap satuan bahasan tertentu dan
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap satuan
bahasan tertentu. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu pula, atau dengan kata lain sebagai
feedback (umpan balik) dalam memperbaiki proses belajar mengajar. Contohnya
adalah post-test dan pre-test.
2) Tes Sub-sumatif
Penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau satuan bahasan yang telah
diajarkan kepada siswa dalam waktu tertentu. Tujuannya ialah selain untuk
memperoleh gambaran daya serap, juga untuk menetapkan tingkat prestasi belajar
siswa. Hasilnya 17 diperhitungkan untuk menentukan nilai rapor. Contohnya
adalah tes pada saat ulangan harian.
3) Tes Sumatif
Penilaian ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap pokok-pokok
bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Tujuannya adalah untuk
menetapkan tingkat keberhasilan belajar siswa salam suatu periode belajar tertentu.
Hasil tes ini digunakan untuk kenaikan kelas dan menyusun peringkat (ranking)
atau sebagai ukuran mutu sekolah. Contohnya adalah tes ujian semester dan tes
ujian kenaikan kelas
Berdasarkan beberapa cara mengukur daya serap siswa, peneliti hanya akan
mengambil data dari tes sumatif sebagai tolak ukur daya serap siswa siswi SMAN
10 Kaur Pentagon.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian:

1) Ex-post facto karena data yang dikumpulkan berupa fakta yang terjadi tanpa
dimanipulasi oleh peneliti,
2) Asosiatif kausal karena penelitian ini berusaha menganalisis sebab akibat.
3) Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena memaparkan
informasi dalam bentuk angka-angka, kemudian menganalisisnya dengan pendekatan
statistik.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 11 dan 12 SMAN 10 Kaur
Pentagon. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yang terdiri dari 3 siswa kelas
12 dan 2 siswa kelas 11
3.3 Variabel Penelitian
a. Variabel Independent:
Berkurangnya waktu pengambilan alat elektronik (X1)
b. Variabel dependent
Daya serap siswa
3.4 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Angket (Kuesioner)
Angket (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada resonden untuk
dijawabnya. Variabel yang diteliti dalam angket ini adalah berkurangnya waktu
pengambilan alat elektronik dan daya serap siswa. Angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket tertutup langsung dengan metode pilihan (multiple
choice). Dalam angket penelitian digunakan pengukuran dengan menggunakan skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dari
seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala yang terjadi. Skala Likert
memiliki gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif
b. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat.
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi data yaitu penelitian dan pengamat
melihat dan mengamati peningkatan daya serap siswa dengan parameter ukur yaitu
rata rata rapor bulanan sebelum dan sesudah kebijakan. Dalam proses observasi,
peneliti mengamati apakah terjadi peningkatan daya serap siswa setelah kebijakan
berkurangnya waktu pengambilan alat elektronik berlaku.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk


mengumpulkan data agar penelitian dan hasilnya mudah diolah. Menurut Arikunto
(2013: 203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sitematis sehingga akan lebih mudah untuk
diolah.
Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner sebagai instrumen
penelitian yang akan diisi oleh responden. Angket atau kuesioner berisi pernyataan-
pernyataan tertutup, yaitu jawaban sudah disediakan oleh peneliti dan responden akan
menjawab sesuai dengan keadaan sebenarnya. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan daya serap
siswa. Siswa akan diberi sejumlah pernyataan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi daya serap siswa yang dilihat dari faktor penggunaan alat elektronik
siswa.
Instrument kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata rata rapot
siswa siswi SMAN 10 Kaur Pentagon untuk mengetahui pengaruh pengurangan
waktu pengambilan alat elektronik pada peningkatan daya serap siswa siswi SMAN
10 Kaur Pentagon dalam kegiatan pembelajaran.
Aspek-aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah tentang ada tidaknya
kenaikan daya serap yang diukur dengan peningkatan rata rata rapor bulanan siswa
siswi SMAN 10 Kaur Pentagon.
3.6 Uji coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
instrumen. Responden yang digunakan dalam uji coba instrumen adalah siswa siswi
SMAN 10 Kaur Pentagon yang berjumlah 5 orang. Hasil dari instrumen yang valid
dan reliabel akan digunakan untuk analisis data selanjutnya, sedangkan instrumen
yang tidak valid dan tidak reliabel akan direvisi dari instrumen penelitian.

1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu
instrumen. Menurut Sugiyono (2013: 172), valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan
dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang ingin diukur. Uji
validitas yang digunakan dalam pengujian ini menggunakan uji validitas dengan
analisis faktor (Exploratory Factor Analysis). Uji validitas merupakan suatu
ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Rumus validitas
angket yang akan digunakan adalah korelasi product moment sebagai berikut:

Valid jika “rhitung > rtabel

2. Uji Realibilitas
Realibilitas secara umum dikatakan sebagai adanya konsistensi hasil pengukuran
hal yang sama jika dilakukan dalam konteks waktu yang berbeda (Sawono, 2013).
Rumus yang digunakan adalah Korelasi Alpha Cronbach sebagai berikut:
Varians total Kriteria Reliabilitasnya adalah : Jika “rhitung > rtabel”.

3.7 Metode Analisis Data


Pada penelitian ini analisis data yang digunakan penulis yaitu dengan
menggunakan metode kuantitatif. Untuk melakukan analisis kuantitatif peneliti harus
memahami statistik yang akan digunakan.

1. Analisis Deskriptif Data yang berhasil dikumpulkan diolah menggunakan


teknik statistika deskriptif yang disajikan dalam bentuk distribusi, frekuensi meliputi
skor rata-rata dan skor maksimum minimum.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Uji validitas dan realibilitas
Hasil uji coba validitas instrumen penelitian yang telah dilakukan kepada 5 siswa
kelas XI dan XII SMA N 10 Kaur Pentagon didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Uji validitas berkurangnya waktu pengambilan alat elektronik

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if
Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted Correlation Deleted
X.1 6,25 5,929 ,977 ,952
X.2 6,25 5,929 ,977 ,952
X.3 6,25 6,214 ,908 1,000

No Butir Soal r hitung R tabel 5% (5) Kriteria

1 0,977 0,878 valid

2 0,977 0,878 Valid

3 0,908 0,878 Valid

2. Uji validitas daya serap siswa

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if
Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted Correlation Deleted
Y.1 6,50 6,286 ,978 ,955
Y.2 6,50 6,571 ,913 1,000
Y.3 6,50 6,286 ,978 ,955

Butir Soal r hitung R tabel 5% (5) Kriteria

1 0,978 0,878 valid

2 0,913 0,878 valid

3 0,978 0,878 valid


3. Hasil uji coba realibilitas instrumen sebagai berikut:

1. Koefisien alpha variabel berkurangnya waktu pengambilan gadget


Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,979 3
2. Koefisien alpha variabel daya serap siswa

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
Variabel r hitung R tabel 5% (5) Kriteria
,980 3
Berkurangnya
3.
jam ambil alat 0,979 0,878 Valid
elektronik

Daya serap
0,980 0,878 Valid
siswa

Peningkatan Rata Rata Raport Responden

Responden 1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
... ni
t-A i-Ju
e e
ar M
M

Responden 2
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
... ni
t-A i-Ju
e e
ar M
M

Responden 3
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
... ni
t-A i-Ju
e e
ar M
M

Responden 4
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
... ni
t-A i-Ju
e e
ar M
M

Responden 5
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
... ni
t-A i-Ju
e e
ar M
M

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terjadi peningkatan daya serap siswa
yang signifikan terhadap seluruh responden. Rata rata raport menjadi pengukur tingkat tinggi
rendahnya daya serap siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkurangnya waktu
pengambilan gadget berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya serap siswa siswi kelas
XI dan XII SMA N 10 Kaur Pentagon. Karena ketika berkurangnya waktu pengambilan
gadget menyebabkan siswa siswi memiliki semanga belajar yang tinggi sehingga berdampak
pada daya serap siswa-siswi. Temuan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Gadget
memberikan pengaruh terhadap Daya serap siswa.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dalam penelitian pengaruh berkurangnya waktu pengambilan
gadget bagi siswa siswi SMAN 10 Kaur Pentagon dapat disimpulkan bahwa:

1. Gadget berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran siswa dan berdampak pada daya
serap siswa

5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan meningkatkan jumlah sampel yang
akan diteliti agar hasil yang didapat lebih akurat dan terpercaya

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA.

Sawono, J. (2013). Model-Model Linier Dan NonLinier Dalam Ibm Spss 21 (Indonesian
Edition). Jakarta: Elex Media Komputindo.
Iswahyudi, D. (2009). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Daya Serap Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMAN 1 Sentolo. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta,Yogyakarta.

Djamarah, S.B. (1994). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Daya Serap Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMAN 1 Sentolo. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta,Yogyakarta

Usman, M.U., & Setiawati, L. (2001). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Daya Serap Siswa
Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMAN 1 Sentolo. Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta,Yogyakarta

Slameto. (2013). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Daya Serap Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMAN 1 Sentolo. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta,Yogyakarta

Manumpil, dkk. 2012. Hubungan Intensitas Pemanfaatan Gadget dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas V Sekolah Dasar, SDN Tulusrejo 2, Tulusrejo

Nikmah, Astin. 2013. Hubungan Intensitas Pemanfaatan Gadget dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas V Sekolah Dasar, SDN Tulusrejo 2, Tulusrejo

Sagala, syaiful. 2004. Hubungan Intensitas Pemanfaatan Gadget dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas V Sekolah Dasar, SDN Tulusrejo 2, Tulusrejo

Anda mungkin juga menyukai