Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
makalah ini agar kedepannya dapat penulis perbaiki. Karena penulis sadar, makalah
KATA PENGANTAR....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Pengertian Terorisme............................................................................
B. Sejarah Terorisme.................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Pengertian Terorisme
Menurut Perpu Nomor 1 Tahun 2003, terorisme adalah ”setiap
tindakan dari seseorang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau
ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang
secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara
merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain,
atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital
yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas
internasional”. Dalam Undang-undang nomor 5 tahun 2018, Terorisme adalah
perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan
atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup,
fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau
gangguan keamanan. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan terorisme
merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang menggunakan kekerasan atau
tindakan pemaksaan dalam suatu keyakinan atau paham yang dirasa benar
bagi penganutnya.
Terorisme merupakan tindakan kekerasan yang dilakukan kepada
masyarakat sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik, dalam skala
lebih kecil dari perang. Istilah terorisme pada awalnya muncul digunakan
untuk memprovokasi dalam melawan ideology atau agama yang menjadi
kepercayaan setiap orang masing masing dengan melakukan aksi kekerasan
kepada public. Sedangkan teroris sendiri merupakan individu atau
sekelompok individu yang secara personal terlibat dalam aksi terorisme.
Sementara itu, terdapat negara yang mendukung kekerasan terhadap penduduk
sipil dengan menggunakan istilah positif untuk kombatan mereka, misalnya
antara lain paramiliter, pejuang kebebasan atau patriot. Meski telah muncul
istilah terorisme, namun mayoritas membedakan antara kekerasan yang
dilakukan oleh negara dengan terorisme, hanyalah sebatas bahwa aksi
terorisme dilakukan secara acak, tidak mengenal kompromi , korban bisa saja
militer atau sipil , pria, wanita, tua, muda bahkan anak-anak, kaya miskin,
siapapun dapat diserang. Bahkan sekarang ini, telah banyak sekali wanita dan
anak anak yang terjagkit kasus terorisme.
PBB mendifinisikan terorisme sebagai segala aksi yang dilakukan
untuk menyebabkan kematian atau kerusakan tubuh yang serius bagi para
penduduk sipil, non kombatan dimana tujuan dari aksi tersebut berdasarkan
konteksnya adalah untuk mengintimidasi suatu populasi atau memaksa
pemerintah atau organisasi internasional untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu.
Namun patut disadari bahwa terorisme bukan suatu ideologi atau nilai-
nilai tertentu dalam ajaran agama. Ia hanya sekedar strategi , instrumen atau
alat untuk mencapai tujuan . bahkan dalam setiap ajaran agama-pun tidak
mengajarkan kekerasan apalagi merampas hak milik orang lain untuk
memenuhi hasrat dalam diri sendiri. Hal ini dikarenakan ancaman terorisme
dapat terjadi kapan saja dan di mana saja serta dapat mengancam keselamatan
jiwa, termasuk warga negara, Oleh karena itu, PM Howard menerbitkan
kebijakan Travel Warning untuk negara yang rentan terhadap serangan
terorisme.1
B. Sejarah Teroris
Pada dasarnya terorisme muncul sejak bertahun tahun yang lalu, yang
ditandai dengan bentuk kejahatan murni berupa pembunuhan dan ancaman
yang bersifat memaksa untuk mencapai tujuan tertentu.
1
Foreign Affrairs and Trade, Consular Service-Travel Advice Indonesia, 13 October 2002 hlm. 42
Perkembangan bermula dalam bentuk fanatime aliran kepercayaan
yang kemudian berubah menjadi suatu pembunuhan, baik secara individu
maupun kelompok. Pembunuhan terhadap individu ini sudah dapat dikatakan
sebagai bentuk murni dari terorisme. Terorisme muncul pada akhir abad 19
dan menjelang terjadinya Perang Dunia-I, terjadi hampir di seluruh belahan
dunia yang muncul dan banyak dilakukan di eropa barat, rusia dan amerika.
Hal ini dilakukan karna mereka percaya bahwa terorisme adalah cara paling
efektif untuk melakukan revolusi politik maupun social dengan cara
membunuh orang orang yang berpengaruh. Pada tahun 1980-an aksi terorisme
Armenia melawan pemerinah turki, yang berakhir dengan pembunuhan masal
terhadap warga Armenia pada perang dunia I.2
Bentuk pertama terorisme dilakukan dengan cara pembunuhan politik
terhadap pejabat pemerintah. Sedangkan bentuk kedua terorisme,dimulai di
Aljazir di tahun 50an,dilakukan oleh FLN yang memopulerkan “serangan
yang bersifat acak” terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa. Sementara
itu, bentuk ketiga muncul pada tahun 60an dan terkenal dengan istilah
“Terorisme Media”, berupa serangan acak terhadap siapa saja untuk tujuan
publisitas
Meski istilah terror atau terorisme baru popular, tapi kejadian ini sudah
bukan menjadi hal yang baru lagi. Menurut Grant Wardlaw dalam buku
Political Terrorism (1982), manifestasi Terorisme sistematis muncul sebelum
Revolusi Perancis, tetapi baru mencolok sejak paruh kedua abad ke-19. Dalam
suplemen kamus yang dikeluarkan Akademi Perancis tahun 1798, terorisme
lebih diartikan sebagai sistem rezim teror.
2
Blank Five “https://geologiblankfive.wordpress.com/2011/06/23/sejarah-terorisme/ ” diakses tanggal :
09 September 2019
C. Teroris Sebagai Ideologi
Ideology merupakan suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar,
keyakinan serta kepercayaan yang bersifat dinamis. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia Ideologi merupakan kumpulan konsep bersistem yang
ijadikan asas pendapat yang memberikana arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup. Dengan pengertian lain, Ideology merupakan system
pemikiran yang erat kaitanya dengan pikiran manusia. terlepas dari itu,
ideology merupakan serangkaian pemikiran yang berkaitan dengan tertib
social dan politik yang ada dan berupaya untuk merubah dan mempertahankan
tertib yang bersangkutan. Meskipun gagasan seseorang, betapapun ilmiah,
rasional atau luhurnya, belum bisa disebut ideologi, apabila belum dianut oleh
banyak orang dan diperjuangkan serta diwujudkan, dengan aksi-aksi yang
berkesinambungan3.
Dalam perspektif ideologi teroris ini, masalah utama yang berkaitan
dengan organisasi ekstrimis beranggapan bahwa terorisme itu bermanfaat.
Setidaknya ada empat penyebab adanya ideologi kekerasan dan terorisme.
Pertama, adanya beberapa ajaran dalam agama yang disalahpahami. Hal ini
tidak lepas dari fakta bahwa upaya untuk mendefinisikan terorisme itu tidak
dapat dilepaskan dari berbagai kepentingan, termasuk kepentingan ideologi
dan politik4. Dalam Islam ada ajaran jihad dan mati syahid, yang dianggap
membenarkan aksi-aksi keras teroris. Kedua, Hal yang lebih menyakitkan
adalah persoalan kesejahteraan, terutama pada era politik kebusukan para elite
seperti sekarang. Mereka yang berada di jajaran elite—pejabat, politisi, dan
lainnya—begitu mudah mendapatkan uang dalam jumlah ratusan juta,
miliaran, bahkan triliunan. Adapun rakyat biasa sangat susah menutupi segala
kebutuhan sehari-hari. Padahal, kemiskinan atau kesengsaraan akan membuat
seseorang melakukan apa pun walaupun itu jelas terlarang. Dengan demikian,
pemberantasan terorisme harus juga menyentuh persoalan ketidak- adilan
3
Sarbini, Islam di tepian Revolusi: Ideologi, Pemikiran dan Gerakan (Yogyakarta : Pilar Media, 2005), 1.
4 negara
Mubarak, Zulfi. (2012). ini. Teroris Di Indonesia: Kajian Aspek Teologi, Ideologi dan Gerakan. Jurnal Studi
Fenomena
Masyarakat Islam. 15 (2)241
Sangat tidak cukup bila pihak kepolisian hanya terus memburu,
meringkus, dan membunuh para teroris, sementara persoalan hukum,
pendidikan, dan kesejahteraan hanya jadi materi kampanye pemilu. 5
Ketiga, ideologi negara agama. Pada tahap tertentu ideologi negara
agama turut menyuburkan paham terorisme. Karena sebagaimana diakui para
teroris, mereka menjalankan semua aksinya dengan tujuan mendirikan negara
agama. Bagi mereka, pemerintahan yang ada saat ini (termasuk Indonesia)
mengikuti sistem kafir.
Selain aliran agama yang tidak jelas, adanya terorisme juga
diakibatkan oleh kesalahpahaman dan ketidakpercayaan terhadap ideology
Pancasila. Adanya Pancasila sebagai dasar dari negara sepatutnya
menyadarkan dan menjadi acuan utama masyarakat dalam berbuat. Karena itu
upaya untuk mendefinisikannya tidak akan lepas dari bias politik maupun
ideologi.6
Masyarakat yang dicita citakan dalam ideology pancasilapun ialah
masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada tuhan, bertoleransi, serta
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Jadi, apabila keyakinan beragama sudah
disalahgunakan maka iman dan takwa seseorang bisa saja berbeda. Jika
biasanya bertoleransi antar sesama umat beragama itu adalah hal yang benar
dalam hal saling toleransi, hal ini bisa juga disalahkan karna kesalahan dalam
sudut pandang beragama yang mulai dibedakan dan hanya mengistimewakan
agama tertentu saja.
D. Bahaya Terorisme dan Radokalisme
Berdasarkan pengertian terorisme sendiri yakni kekerasan yang dapat
menimbulkan kerusakan sudah dapat dipastikan ada banyak bahaya yang
dapat mengancam bagi individu lain, masyarakat, kelompok maupun bangsa
dan negara. Aksi terror sendiri terjadi tak luput dari Radikalisme yang
merupakan paham yang atau aliran agama yang menginginkan perubahan baik
5
Wahyu Hidayat “ https://wahyuhidayat294.wordpress.com/im-so-lonely-in-my-life/“
diakses tanggal : 09 September 2019
6
Mubarak, Zulfi. (2012). Fenomena Teroris Di Indonesia: Kajian Aspek Teologi, Ideologi dan Gerakan.
Jurnal Studi Masyarakat Islam. 15 (2)241
sosial maupun politik secara drastis dengan kekerasan. Yang kita sadari
bahwa keduanya saling berkitan.
Mereka sering mengklaim kebenaran tunggal. Sehingga mereka
dengan mudahnya menyesatkan kelompok lain yang tak sependapat
dengannya. Mereka memposisikan diri seolah-olah “nabi” yang diutus oleh
Tuhan untuk meluruskan kembali manusia yang tak sepaham dengannya.
Mereka juga cenderung mempersulit agama dengan menganggap ibadah
mubah atau sunnah seakanakan wajib dan hal yang makruh seakan-akan
haram. Sebagai contoh ialah fenomena memanjangkan jenggot dan
meninggikan celana di atas mata kaki bagi laki-laki dan bercadar bagi
perempuan. Bagi mereka ini adalah hal yang wajib. Jadi mereka lebih
cenderung fokus terhadap kulit daripada isi dan menafsirkan agama secara
sempit
Ada beberapa bahaya yang dapat kami sebutkan terkait dengan
tindakan terorisme dan radikalisme, pertama tindakan ini dapat memakan
banyak nyawa. Dalam kasus ini, salah sasaran begitu banyak terjadi hingga
menghilangkan nyawa banyak orang yang bukan merupakan sasaran dari
penyerangan tersebut. Adanya aksi terorisme yang tujuan awalnya untuk
memerangi orang yahudi atau yang tidak beragami Islam, tetapi justru dari
penyerangan tersebut lebih banyak orang Islam yang ikut melayang nyawanya
dibanding sasaran yang akan dimusnahkan. Bagi para terorisme dan
radikalisme hal ini dianggap sebagai resiko dari jihad, tetapi harusnya mereka
berpikir kembali berapa banyak nyawa yang tidak bersalah melayang. Sekali
lagi karna pemahaman dan pemikiran yang salah.
Kedua, menimbulkan banyak kerusakan dan merusak fasilitas umum.
Tindakan terorisme dan penyerangan yang dilakukan kepada sasaran yang
mereka incar maka akan banyak menimbulkan kerusakan tidak hanya berupa
fisik, tetapi juga akan merusak gedung gedung disekitarnya. Kerusakan pada
bangunan seringkali terjadi karna senjata yang mereka gunakan kebanyakan
adalah bom. Dengan bom yang mereka ledakkan maka bangunan akan runtuh
dan akan menimbulkan kerugian banyak pihak. Dan Untuk urusan atau
kerugian lain mereka tidak akan peduli. Ketiga, meracuni pikiran anak bangsa
atau generasi penerus. Seperti yang selalu diajarkan, kita sepatutnya memberi
contoh yang baik dan bijak kepada generasi penerus melakukan hal yang
pantas sehingga dapat menjadi acuan yang baik untuk masa depan bangsa.
Salah satunya yakni hidup rukun dan mengembang sikap toleransi antar satu
sama lain. Tak luput untuk menghargai segala perbedaan yang ada. Sementara
itu, hal yang dilakukan oleh para teroris secara tidak langsung akan
mengakibatkan anak bangsa berpikir keras.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan ini, penulis dapat menyarankan agar
kegiatan pendekatan keagaamaan untuk lebih diteggakkan lagi dan juga lebih
dikembangkan lagi. Hal ini bisa membantu menetralisir serta mengurangi
paham radikal dan timbulnya terorisme di kalangan negara. Adapun dengan
mengembangkan kegiatan bersosialisasi juga dapat membentuk karakter
seseorang agar memiliki jiwa kemanusiaan dan rasa solidaritas yang tinggi.
Dapat pula meningkatkan rasa saling menghargai dan tolong menolong antar
sesama dan pastinya tidak dengan merusak.
Daftar Pustaka
Blank Five “https://geologiblankfive.wordpress.com/2011/06/23/sejarah-terorisme/
” diakses tanggal : 09 September 2019