Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 DEFINISI OBYEK PERANCANGAN

Perancangan menurut KBBI merupakan proses, cara,


perbuatan merancang. Perancangan menurut (Jogiyanto,2005)
berarti penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi.

Objek perancangan pada penulisan ini yakni berupa Pusat


Kawasan wisata pantai teluk gurita di Kota Atambua . Objek
perancangan bangunan ini dihadirkan sebagai sarana atau wadah
untuk mempromosikan kepada masyarakat luas mengenai
pariwisata yang ada di Kab. Belu, sebab dilihat dari potensi yang
ada bahwa Kab. Belu merupakan salah satu provinsi yang memiliki
beragam pariwisata baik itu dari sektor usaha, kebudayaan maupun
Kawasan rekreasi yang menyebar disetiap daerah didalamnya.

Dengan ini maka dibuatlah suatu fasilitas Rekreasi pantai


yang berada pada Kab. Belu yang dapat merangkum dan
mengakomodir setiap kegiatan yang berhubungan pariwisata Pantai
di Atambua. Berikut merupakan definisi objek rancangan yang
dijelaskan secara etimologi serta kesimpulan mengenai definisi
objek secara keseluruhan.

 Definisi Pariwisata

A. Pariwisata

 Menurut UU No. 10 Tahun 2009, (


dalam Ismiyanti, dkk, 2009). Pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, Pemerintah,
dan Pemerintah Daerah.

 Menurut (Hari, Karyono (1997, hal. 15).


Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan
pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat untuk mengatur, mengurus
dan melayani kebutuhan wisatawan”.

 Menurut WTO atau World Tourism


Organization
Pariwisata merupakan kegiatan manusia yang
melakukan perjalanan dan tinggal di daerah
tujuan di luar lingkungan kesehariannya.
Beberapa ahli juga mengatakan pengertian
Pariwisata, berikut daftar lengkap pengertian
Pariwisata menurut para ahli dari luar dan
dalam negeri

 Menurut James J. Spillane (1982)

Pariwisata merupakan aktivitas melakukan


perjalanan dengan tujuan memperoleh
kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui
sesuatu, memperbaiki kesehatan, menunaikan
tugas, berziarah dll.

 Menurut Prof. Salah Wahab dalam Yoeti


(2016:48)

Perencanaan pariwisata hendaknya harus


sejalan dengan sasaran yang hendak dicapai.
Keputusan pertama yang harus diambil oleh
suatu daerh ialah, kesepakatan antar
pemuka/pejabat setempat bahwa daerah itu
akan dikembangkan menajdi suatu objek wisata
atau suatu daerah tujuan wisata.

 Menurut Prof. Salah Wahab dalam Yoeti


(2016:50)

Ada beberapa alasan mengapa perencanaan


pariwisata penting dilakukan :

a. Memberikan Pengarahan

Dengan adanya perencanaan, para


pelaksana dalam suatu organisasi
atau tim mengetahui apa yang akan
dilakukannya dan ke arah mana
yang akan dituju atau yang akan
dicapai.

b. Membimbing kerja sama


Perencanaan dapat emmbimbing kerja
sama sehingga pekerja yang terlibat
dapat saling membantu antar
sesama.

(Sumber:Ismayanti,dkk 2009)

B. Wisatawan

 Menurut Konferensi PBB (dalam


Spillane, J .J, 1987: hal.20). Tentang
perjalanan dan pariwisata Internasional
di Roma pada tahun 1963 turis atau
wisatawan adalah mereka yang
melakukan perjalanan lebih dari 24 jam
dengan tujuan :
- Leisure (recreation, holiday,
health, study, religion and sport)
- Bussiness, family, mission, meeting

 Menurut The International Union of


Official Travel Organization (IUOTO)
dalam (Suwantoro, Gamal, 2004, hal.
32). Wisatawan adalah seseorang atau
sekelompok orang yang melakukan suatu
perjalanan wisata dengan waktu tinggalnya
sekurang - kurangnya 24 jam di daerah
atau negara lain, jika waktu wisata kurang
dari 24 jam maka dapat disebut dengan
Pelancong. Selanjutnya, seseorang dapat
dikatakan melakukan perjalanan wisata
apabila perjalanan tersebut bersifat
sementara, sukarela dan tidak untuk
bekerja.
 Manfaat Pariwisata

Menambahkan kesempatan berusaha bagi penduduk maupun


masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata. Sektor pariwisata
bisa menyerap tenaga kerja yang bisa meningkatkan perolehan
serta kesejahteraan penduduk. Perolehan negara meningkat
berbentuk pajak baik dari para wisatawan yang datang atau pajak
dari fasilitas sosial di daerah objek wisata, dan keuntungan dari
pertukaran mata uang asing dengan mata uang Indonesia untuk
keperluan para wisatawan.
Terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup dan kebudayaan
nasional. Dengan adanya pariwisata, masyarakat selalu menjaga
keutuhan serta kelestarian objek wisata, baik objek wisata
keindahan alam, bangunan-bangunan dan peninggalan bersejarah
atau budaya-budaya tradisional masyarakat.

 Tujuan Pariwisata

Untuk memakai waktu senggang, baik rekreasi(berlibur),


kebutuhan kesehatan, pelajaran dan pengetahuan serta untuk
menjalankan ibadah atau olahraga . Untuk kebutuhan usaha atau
bisnis, kunjungan keluarga, menjalankan tugas tugas dan menghadiri
konferensi, Apabila seseorang mengadakan perjalanan kurang dari 24
jam.

 Jenis – Jenis Pariwisata

Menurut (Spillane, J .J, 1987: hal 28) membedakan


jenis jenis menjadi sebagai berikut :
1) Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan
(Pleasure Tourism) Jenis pariwisata ini
dilakukan oleh orang-orang yang
meninggalkan tempat tinggalnya untuk
berlibur, untuk mencari udara segar yang
baru, untuk memenuhi kehendak ingin
tahunya, untuk melihat sesuatu yang baru,
untuk menikmati keindahan alam, atau
bahkan untuk mendapatkan ketenangan dan
kedamaian di daerah luar kota.
2) Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-


orang yang menghendaki pemanfaatan hari-
hari liburnya untuk beristirahat, untuk
memulihkan kembali kesegaran jasmani dan
rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan
dan kelelahannya.
3) Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya


keinginan untuk mempelajari adat istiadat,
kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah
lain,selain itu untuk mengunjungi monumen
bersejarah, peninggalan peradaban masa lalu,
pusat-pusat kesenian, pusat- pusat
keagamaan, atau untuk ikut serta dalam
festival-festival seni musik, teater, tarian
rakyat, dan lain-lain.
4) Pariwisata untuk Olahraga
(Sports Tourism) Jenis ini
dapat dibagi dalam dua
kategori:

- Big Sports Event, pariwisata yang


dilakukan karena adanya
peristiwa-peristiwa olahraga
besar seperti Olympiade Games,
World Cup, dan lain-lain.
- Sporting Tourism of the
Practitioner, yaitu pariwisata
olahraga bagi mereka yang ingin
berlatih dan mempraktekan
sendiri, seperti pendakian
gunung, olahraga naik kuda, dan
lain-lain.
5) Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang
(Business Tourism) Perjalanan usaha ini
adalah bentuk professional travel atau
perjalanan karena ada kaitannya dengan
pekerjaan atau jabatan yang tidak
memberikan kepada pelakunya baik pilihan
daerah tujuan maupun pilihan waktu
perjalanan.
6) Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)

Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan


bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal
beberapa hari di kota atau negara
penyelenggara.
Menurut (Pendit, Nyoman S,1994).
Pariwisata dapat dibedakan menurut motif
wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat.
Jenis – jenis pariwisata tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Wisata budaya

Yaitu perjalanan yang dilakukan


dengan tujuan mengadakan
kunjungan untuk mempelajari
keadaan rakyat, kebiasaan adat
istiadat mereka, cara hidup
mereka, budaya dan seni
mereka.
2) Wisata maritim atau bahari
Jenis wisata yang dikaitkan
dengan kegiatan olah raga di air
seperti, danau, pantai, teluk,
atau laut seperti memancing,
berlayar, menyelam, sambil
melakukan pemotretan,
kompetisi, balapan, mendayung,
dan sebagainya.
3) Wisata cagar alam (taman konservasi)

Jenis wisata memiliki tujuan


wisata ke tempat atau daerah
cagar alam, taman lindung,
hutan daerah pegunungan dan
sebagainya yang kelestariannya
dilindungi oleh undang – undang.
4) Wisata konvensi

Wisata jenis politik disetiap


negara dengan menyediakan
fasilitas – fasilitas bangunan
seperti dengan ruang – ruang
tempat bersidang bagi para
peserta suatu konfrensi,
musyawarah, konvensi, atau
pertemuan lainnya baik bersifat
nasional maupun international.
5) Wisata pertanian (agrowisata)

Jenis wisata perjalanan yang dilakukan ke


proyek

– proyek pertanian, perkebunan,


ladang pembibitan, serta
tanaman yang beraneka ragam.
6) Wisata buru

Jenis ini banyak dilakukan di


negeri – negeri yang memang
memiliki daerah atau hutan
tempat berburu yang dibenarkan
oleh pemerintah.
7) Wisata ziarah

Merupakan jenis wisata yang


dikaitkan dengan agama,
sejarah, adat istiadat dan
kepercayaan umat atau
kelompok dalam masyarakat.

 Pengembangan Pariwisata

Ada beberapa hal yang menunjang atau


menentukan pengembangan suatu obyek wisata.
Menurut (Kusdianto, Hadinoto, 1996) ada lima jenis
komponen dalam pariwisata yaitu:
1. Atraksi wisata

Atraksi adalah daya tarik wisatawan


untuk berlibur. Atraksi yang
diidentifikasikan (sumber daya alam,
sumberdaya manusia,budaya dan
sebagainya) perlu dikembangkan untuk
menjadi atraksi wisata. Tanpa atraksi
wisata, tidak ada peristiwa, bagian
utama lain tidak akan diperlukan.

2. Promosi dan pemasaran

Promosi adalah suatu rancangan untuk


memperkenalkan atraksi wisata yang
ditawarkan dan cara bagaimana agar
atraksi dapat dikunjungi. Untuk
perencanaan, promosi adalah bagian
penting.
3. Pasar wisata (masyarakat pengirim wisata)

Pasar wisata merupakan bagian yang


penting. Walaupun untuk perencanaan
belum / tidak diperlukan suatu riset
lengkap dan mendalam, namun
informasi mengenai trend perilaku,
keinginan, kebutuhan, asal, motofasi,
dan sebagainya dari wisatawan perlu
dikumpulkan dari mereka yang berlibur.
4. Transportasi

Pendapat dan keinginan wisatawan


adalah berbeda dengan pendapat
penyuplai transportasi. Transporetasi
mempunyai dampak besar terhadap
volume dan lokasi pengembangan
pariwisata.
5. Masyarakat penerima wisatawan yang
menyediakan akomodasi dan pelayan
jasa pendukung wisata (fasilitas dan
pelayanan).

 Komponen penting dalam pengembangan


pariwisata menurut George Mclntyre (1993), (dalam
Ismayanti,dkk,2009). Mengatakan bahwa komponen
pariwisata merupakan suatu pengembangan
pariwisata yang berkelanjutan memiliki keterkaitan
antara turis, warga setempat dan pemimpin
masyarakat yang menginginkan hidup lebih baik.
Dalam hal ini terlihat jelas bahwa suatu tempat
wisata harus berisikan komponen tersebut untuk
menjadi suatu objek wiasata yang baik. Unsur pokok
yang harus mendapat perhatian guna menunjang
pengembangan pariwisata di suatu daerah tujuan
wisata menurut (Suwantoro, Gamal, 2004). meliputi:

a) Obyek dan daya tarik wisata

Daya tarik wisata yang juga


disebut obyek wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong
kehadiran wisatawan ke suatu
daerah tujuan wisata. Pada
umumnya daya tarik suatu obyek
wisata berdasar pada:
- Adanya sumberdaya yang dapat
menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman, dan bersih.
- Adanya aksesibilitas yang tinggi
untuk mengunjunginya.
- Adanya spesifikasi atau ciri
khusus yang bersifat langka
- Adanya sarana dan prasarana
penunjang untuk melayani
wisatawan
- Obyek wisata alam mempunyai
daya tarik tinggi ( pegunungan,
sungai, pantai, hutan dan lain-
lain.
- Obyek wisata budaya mempunyai
daya tarik tinggi karena memiliki
nilai khusus dalam bentuk atraksi
kesenian, upacara- upacara adat,
nilai luhur yang terkandung
dalam suatu obyek buah karya
manusia pada masa lampau
b) Prasarana wisata

Prasarana wisata adalah sumber


daya alam dan sumber daya
buatan manusia yang mutlak
dibutuhkan oleh wisatawan
dalam perjalanannya di daerah
tujuan wisata, seperti jalan,
listrik, air, telekomunikasi,
terminal, jembatan dan lain
sebagainya.
c) Sarana wisata

Sarana wisata merupakan


kelengkapan daerah tujuan
wisata yang diperlukan untuk
melayani kebutuhan wisatawan
dalam menikmati perjalanan
wisatanya. Berbagai sarana
wisata yang harus disediakan di
daerah tujuan wisata ialah hotel,
biro perjalanan, alat transportasi,
restoran dan rumah makan serta
sarana pendukung lainnya.

 Dampak Pariwisata

Pengembangan di dalam sektor pariwisata akan berhasil


dengan baik, apabila masyarakat luas dapat lebih berdampak atau
ikut serta secara aktif. Agar masyarakat luas dapat lebih dapat
berdampak serta dalam pembangunan kepariwisataan, maka
masyarakat perlu diberi pemahaman tentang apa yang dimaksud
dengan pariwisata serta manfaat dan keuntungan-keuntungan apa
yang akan diperoleh. Disamping itu, masyarakat juga harus
mengetahui hal - hal yang dapat merugikan yang diakibatkan oleh
adanya pariwisata tersebut.
Berikut beberapa dampak pengembangan dari pariwisata
tersebut :

 Dampak Ekonomi

- Meningkatkan pendapatan
masyarakat dan pemerintah.
Peningkatan pendapatan
masyarakat dan pemerintah
berasal dari pembelanjaan dan
biaya yang dikeluarkan
wisatawan selama perjalanan
dan persinggahannya seperti
untuk hotel, makan dan minum,
cenderamata, angkutan dan
sebagainya.
- Pengembangan pariwisata
berpengaruh positif pada
perluasan peluang usaha dan
kerja. Peluang usaha dan kerja
tersebut lahir karena adanya
permintaan wisatawan. Dengan
demikian, kedatangan wisatawan
ke suatu daerah akan membuka
peluang bagi masyarakat
tersebut untuk menjadi
pengusaha hotel, wisma,
homestay, restoran, warung,
angkutan dan lain-lain.
 Dampak Sosial

Semakin luasnya lapangan kerja. Sarana


dan prasarana seperti hotel, restoran dan
perusahaan perjalanan adalah usaha-usaha
yang” padat karya”. Untuk menjalankan jenis
usaha yang tumbuh dibutuhkan tenaga kerja
dan makin banyak wisatawan yang berkunjung,
makin banyak pula lapangan kerja yang
tercipta.
 Dampak Kebudayaan

- Mendorong pelestarian budaya


dan peninggalan sejarah.
Indonesia memiliki beraneka
ragam adat istiadat, kesenian,
peninggalan sejarah yang selain
menjadi daya tarik wisata juga
menjadi modal utama untuk
mengembangkan pariwisata.
Oleh karena itu, pengembangan
pariwisata akan mengupayakan
agar modal utama tersebut tetap
terpelihara, dilestarikan dan
dikembangkan.
- Mendorong terpeliharanya
lingkungan hidup. Kekayaan dan
keindahan alam seperti flora dan
fauna, taman laut, lembah hijau
pantai dan sebagainya,
merupakan daya tarik wisata.
Daya tarik ini harus terus
dipelihara dan dilestarikan karena
hal ini merupakan modal bangsa
untuk mengembangkan
pariwisata.
- Wisatawan selalu menikmati
segala sesuatu yang khas dan
asli. Hal ini merangsang
masyarakat untuk memelihara
apa yang khas dan asli untuk
diperlihatkan kepada wisatawan.

(Sumber: Ismayanti,dkk
2009)

2.1.1 TINJAUAN TENTANG KEPARIWISATAWAN

Menurut Prof. Salah Wahab dalam Yoeti (1996 : 116 )


Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar,
yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang
dalam suatu negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman
orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan
yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya,
dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

Menurut Muljadi (2012:7), Istilah pariwisata (tourism) baru


muncul di masyarakat kira-kira pada abad ke-18, khususnya sesudah
revolusi industri di Inggris. Istilah pariwisata berasal dari dilaksanakan
kegiatan wisata (tour), yaitu suatu aktivitas perubahan tempat tinggal
sementara dari seseorang, di luar tempat tinggal sehari-hari dengan
suatu alasan apa pun selain melakukan kegiatan yang bisa melakukan
upah dan gaji. Pariwisata merupakan aktivitas, pelayanan dan produk
hasil industri pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman bagi
wisatawan. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan, Pengertian pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah
daerah.

World Tourism Organization (WTO) dalam Muljadi (2012:9)


mendefinisikan pariwisata sebagai “the activities of persons travelling
to and staying in places outside their usual environment for not more
than one concecutive year for leisure, business and other purposes”
(aktivitas yang dilakukan orang-orang yang mengadakan perjalanan
untuk dan tinggal diluar kebiasaan lingkungannya dan tidak lebih dari
satu tahun berturut-turut untuk kesenangan, bisnis, dan keperluan lain).

Dapat di simpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegaitan yang


dilakukan oleh seseorang atau lebih dalam kurun waktu tertentu yang
bertujuan untuk kesenangan, dan terlepas dari pekerjaannya.
Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri secara ideal harus
berlandaskan pada empat prinsip dasar, yaitu:
a. Kelangsungan ekologi
yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus menjamin agar
terciptanya pemeliharaan dan proteksi terhadap sumberdaya
alam yang akan menjadi daya tarik pariwisata, seperti
lingkungan laut, hutan, pantai, danau, dan sungai.
b. Kelangsungan kehidupan sosial dan budaya
Yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus mampu
meningkatkan peran masyarakat dalam pengawasan tata
kehidupan melalui sistem nilai yang dianut masyarakat
setempat sebagai identitas masyarakat tersebut.
c. Kelangsungan ekonomi
yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus dapat
menciptakan kesempatan kerja bagi semua pihak untuk
terlibat dalam aktivitas ekonomi melalui suatu sistem
ekonomi yang sehat dan kompetitif.
d. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat
setempat melalui pemberian kesempatan kepada mereka
untuk terlibat dalam pengembangan pariwisata.

Dengan demikian, pengembangan pariwisata (yang berkelanjutan)


perlu didukung dengan perencanaan yang matang dan harus
mencerminkan tiga dimensi kepentingan, yaitu industri pariwisata, daya
dukung lingkungan (sumber daya alam), dan masyarakat setempat
dengan sasaran untuk peningkatan kualitas hidup.

2.2 TRANSFORMASI ARSITEKTUR

A. Arsitektur Vernakular
Arsitektur vernakular adalah gaya arsitektur yang dirancang
berdasarkan kebutuhan lokal, ketersediaan bahan bangunan, dan
mencerminkan tradisi lokal. Definisi luas dari arsitektur vernakular
adalah teori arsitektur yang mempelajari struktur yang dibuat oleh
masyarakat lokal tanpa intervensi dari arsitek profesional.

Arsitektur vernakular bergantung pada kemampuan desain dan


tradisi pembangunan local akhir abad ke-19 telah banyak arsitek
profesional yang membuat karya dalam versi gaya arsitektur
vernakular ini. Istilah vernakular berasal dari kata vernaculus di
Bahasa Latin, yang berarti "domestik, asli, pribumi", dan
dari Verna,yang berarti "budak pribumi" atau "budak rumah-lahir".
Dalam linguistik, vernakular mengacu pada penggunakan bahasa
tertentu pada suatu tempat, waktu, atau kelompok. Dalam arsitektur,
vernakular mengacu pada jenis arsitektur yang asli pada waktu atau
tempat tertentu (tidak diimpor atau disalin dari tempat lain).

Vernakular artinya bahasa setempat, dalam arsitektur istilah ini


dapat digunakan untuk menyebutkan bentuk-bentuk yang merupakan
unsur-unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat yang
diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural.

seperti : tata letak, struktur, detail-detail bagian ornament dan lain


sebagainya. Istilah vernacular juga berkaitan dengan potensi local
(bahan bangunan dan tenaga kerja lokal) serta kearifan local
(pelestarian alam dan budaya gotong royong). Istilah vernacular juga
digunakan dalam hubungan dengan arsitektur primitive dengan
menunjukkan perbedaan keduanya melalaui variable-variabel
pembeda, seperti : bentuk hunian, pemanfaatan ruang, ornamentasi,
konstruksi, pengaruh alam dan pengaruh manusia. Sumber:http ://www.
vernacular architecture .com /
https://en.wikipedia.org/wiki/Vernacular_architecture.diaksespada tanggal 04 maret
2021.

Lebih lanjut mengenai perilaku variabel pembeda tersebut dapat


dlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Perilaku variabel pembeda

No Variabel Primitif Vernakular


1 Bentuk hunian Sangat sederhana Sederhana
diambil dari benda-
benda sekitarnya
2 Pemanfaatan Menyatu dengan alam, Alam sebagai
ruang (Space) tidak ada pemisahan pendukung dan ada
yang jelas, dengan pemisahan dalam
space yang lain. Misanya bangunan
untuk binatang.
3 ornamentasi Sederhana dan sebagian Rumit, hasil olahan
tidak ada, hasil olahan tangan ahli atau
tangan tampa keahlian tukang dengan
khusus peralatan tertentu.
4 Penampangan Polos, tampa olahan Dekoratif penuh
yang detail atau rinci dengan ornamentasi
simbolisme
5 Konstruksi Material lokal Material local olahan

6 Metode Ereksi Manual, gotong royong Manual tukang

7 Pengaruh Keseimbangan dengan Dimulainya eksplorasi


alam lam dan pemanfaatan alam; unsur-unsur
sumber daya alam alam hanya tampil
secara optimal sebagai symbol pada
bangunan
8 Perilaku Kultur perambah Kultur agraris
manusia
Sumber:. Amos Rapoport ; House, Form and Culture

“Jadi transformasi arsitektur vernakular dalam pemahaman ini adalah


proses pengubahan bentuk/susunan arsitektur vernakular menjadi
arsitektur baru yang disebut dengan Neo Vernakular”. Sumber:. Amos
Rapoport ; House, Form and Culture . Sumber : P. JERAMAN (1999) hal.4

Gambar 2.1 Bangunan Vernakuler.

Sumber : Arsitektur vernakular di Afrika ( pinterest.com)

B . Teori Transformasi Arsitektur

 Desain Transformasi Arsitektur

Kata transformasi terdiri dari dua kata, yakni


kata “trans’’ dan “formasi’’. Secara harafiah, kata
trans berarti pemindahan dari suatu tempat ke
tempat yang lain, sedangkan kata formasi berarti
susunan atau bentuk. Dengan demikian pengertian
kata transformasi adalah kegiatan mengubah
bentuk/susunan atau proses pengubahan bentuk.
Secara umum transformasi dapat ditinjau dari
dua aspek, yakni pengubahan dan pengalihan.
 Pengubahan adalah ikhwal membuat
sebuah benda asal berubah menjadi
benda jadian yang memperlihatkan
adanya serangkaian keadaan, sebagai
berikut:
- Pengubahan yang menjadikan
benda jadian tersebut sudah
tidak memperlihatkan kesamaan
rupa dengan benda asalnya.
Contoh, perubahan dari warna
merah menjadi warna hijau.
- Pengubahan yang menjadikan
benda jadian berbeda dari benda
asalnya, tetapi perbedaan itu
masih menunjukkan adanya
petunjuk atau ciri khas dari
benda asalnya. Contoh,
perubahan warna merah menjadi
orange.

 Pengalihan adalah keadaan dimana


suatu rupa geometrika misalnya diubah
dengan mengganti arah atau
sumbunya. Beberapa kemungkinan
yang dapat dilakukan dengan
pengalihan atau peralihan tersebut,
antara lain sebagai berikut:

- Menggeser sumbu tetapi arahnya tetap.


- Menggeser sumbu dan mengalihkan arah.
- Mengalihkan arah dengan sumbu tetap.
- Memuntirkan arah terhadap sumbu
tertentu.
(Sumber: Boginingsih, Lani, dkk 2002)

 Jenis – Jenis Transformasi Arsitektur

Transformasi ini telah dirumuskan oleh


Broadbent (1980), (dalam Bonginingsih, Lani, dkk,
2002) yang merumuskan pemikiran tentang
transformasi. Dipaparkan bahwa ide atau konsep
merupakan makna yang ingin ditampilkan yang
dapat dikaji pada struktur- dalamnya (deep
structure). Bukan sekedar yang terlihat pada
permukaan tampilannya. Sehingga maksud
transformasi ini adalah perubahan dari makna pada
struktur-dalam (deep structure) tersebut ke dalam
tampilan struktur permukaan (surface-structure).
Ada empat rumusan dari Broadbent (1980) untuk
mencapai transformasi, yaitu:
- Desain Pragmatic
Desain Pragmatic : Suatu desain akan
mengalami transformasi pragmatik
ketika desain tersebut mengunakan
bahan material sebagai dasar pengolahan
bentuk atau sebagai raw material- nya.
Gambar 2. 2 Cultural Center Swallow’s Nest,  Taiwan karya Vincent Cellebaut

Sumber : Google 2021

- Desain Typology : Suatu desain akan


mengalami transformasi typologic ketika
desain tersebut memiliki kaitan budaya
suatu daerah, memberikan image tentang
daerah atau budaya tertentu. Seperti
bangunan igloo rumah orang Eskimo atau
tepee, rumah bagi orang Indian.
- Desain Analogical : Suatu desain akan
mengalami transformasi analogical ketika
desain tersebut memiliki kriteria
penggambaran tentang sesuatu hal, baik
itu benda, watak, atau kejadian. Desain
ini memerlukan beberapa medium
sebagai sebuah gambaran untuk
menerjemahkan keaslian ke dalam
bentuk-bentuk barunya, baik gambaran
personal maupun konsep abstract
philosophical.
Gambar 2. 3 Merupakan transformasi dari bangunan rumah tradisional masyarakat Aceh,  prinsip
dasar rumah panggung Aceh diambil sebagai analogi dasar massa bangunan.
Sumber : Google 2021

- Desain Canonic : Suatu desain akan


mengalami transformasi canonic ketika
desain tersebut menggunakan
pendekatan geometrical sebagai raw
materialnya baik itu dalam sistem
konvensional ataupun sistem
komputasi. Moda ini adalah geometri
Dengan bertema bentuk-bentuk
geometri, transformasinya berupa
peningkatan dimensi, pemejalan,
pengosongan. Alat yang digunakan
adalah massa, Tampilan visual yang
dihasilkan berupa grid monotonic, blank
box, bidang dan volume, “arbiterary
romantis”.
Gambar 2. 4 Contoh Desain Canonic

(Sumber: Boginingsih, Lani, dkk 2002)

 Teknik Transformasi Arsitektur

Teknik transformasi geometrika menurut (Ching,


Franchis D.K, 1979) pada bukunya Architecture :
Form, Space & Order , sebagai berikut :
- Dimensional transformation
meliputi pemanjangan sumbu
dan pengubahan sisi (untuk yang
2-matra) atau rusuk (untuk yang
3-matra). Di sini skala dan
proporsi dijadikan pedomannya,
maka pemalihannya dapat
dilakukan dengan menggunakan
geometric system, arithmetic
system dan harmonic system
- Subtractive form (Pengurangan bentuk)
- Additive form (Penambahan),
meliputi spatial tention, edge to
edge contact, face to face
contact dan interlocking
- Penggabungan geometrika
seturut sumbu meliputi:
cetralized, liner, radial, cluster
form, dan grid form
- Bila dua atau lebih geometrika
diorganisasikan, dapat dilakukan
dengan teknik –teknik: space
within a space, interlocking
space, adjacent space, dan space
linked by common space
- Bila dua atau lebih geometrika
dihimpun maka dengan
menggunakan sumbu sebagai
pengontrol penghimpunannya
dapat diselenggarakan dengan
teknik: centralized, liner, pin-
wheel, cluster dan grid.

 Teknik Penerapan Arsitektur vernakular pada Perancangan

Penerapan penggunaan metoda dalam


perancangan arsitektur vernakular yakni
sebagai berikut :
 Pengunaan metoda desain typologic

Yakni suatu desain akan


mengalami tran sformasi typologic
ketika desain tersebut memiliki kaitan
budaya suatu daerah, memberikan
image tentang daerah atau budaya
tertentu.
Gambar 2. 5 Penerapan metoda desain typologic Alat music sasando pada kantor
Gubernur NTT (Sumber: Google 2021)

 Penggunaan metoda desain analogical

Yakni suatu desain akan mengalami


transformasi analogical ketika desain
tersebut memiliki kriteria
penggambaran tentang sesuatu hal,
baik itu benda, watak, atau kejadian.
Jadi, Transformasi Arsitektur Vernakular
dalam pemahaman ini adalah proses
pengubahan bentuk/susunan arsitektur
vernakular menjadi arsitektur ‘baru’
yang disebut Neo Vernakular. (Sumber:
Jeraman, Pilipus (2014)

 Prinsip - prinsip Transformasi

Contoh sketsa tata bahasa (gubahan).


Gambar 2.6 Contoh sketsa tata bahasa (gubahan).

Sumber : P. JERAMAN (1999)

 Wondoamiseno, mencoba mengaitkan antara Arsitektur Masa Lalu


(AML), dengan Arsitektur Masa Kini (AMK) sehingga mendapat
gambaran tentang apa saja yang mungkin dikaitkan agar keduanya
secara visual luluh menjadi satu kesatuan. Hal tersebut dapat
dimungkinkan melalui hasil akhir sebagai berikut:

 Tempelan arsitektur masa lalu pada arsitektur masa kini.


 Elemen fisik arsitektur masa lalu menyatu dalam arsitektur masa
kini.
 Elemen fisik masa lalu tidak terlihat jelas dalam arsitektur masa
kini
 Wujud arsitektur masa lalu mendominasi arsitektur masa kini.
 Ekspresi wujud arsitektur masa lalu menyatu didalam arsutektur
masa kini. Tempelan bentuk arsitektur masa lalu pada bentuk
arsitektur masa kini. Yaitu bentuk lopo sebagai bentuk arsitektur
masa lalu ditempelkan pada sisidepan sebuah gedung, yang
dimana gedung tersebut merupakan bentuk dari arsitektur masa
kini.

Gambar 2. 7 Contoh sketsa

Menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya transformasi


yaitu sebagai berikut : Kebutuhan identitas diri ,Perubahan gaya
hidup  , Pengaruh teknologi baru timbulnya perasaan ikut mode,
dimana bagian yang masih dapat dipakai secara teknis (belum
mencapai umur teknis dipaksa untuk diganti demi mengikuti mode.
Sumber:.P.JERAMAN ( 1999)

2.3 Tinjauan Fasilitas yang di Perlukan


A. Cottage
Cottage adalah sejenis akomodasi yang berlokasi di sekitar pantai
atau danau dengan bentuk bangunan-bangunan terpisah, disewakan
untuk keluarga,perorangan yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan cottage adalah suatu
fasilitas akomodasi yang bergerak dibidang komersil, yang menjual
atau menyewakan kamar-kamar lengkap dengan fasilitasnya untuk
keluarga atau perorangan baik yang bepergian jauh maupun yang
melakukan rekreasi atau berlibur. Sumber : Papworth, John B. Rural
residences  : a series of designs for cottages (London, R. Ackermann, 1818).

 Karakteristik Cottage

Cottage merupakan jenis akomodasi yang memiiiki perbedaan


karakteristik dengan akomodasi lain, baik secara peruangan maupun
pelayanan personal. Karakteristik tersebut, antara lain :

1. Lokasi

Pada umumnya berada ditempat yang memiiiki pemandangan yang


indah, seperti : pantai. gunung, pinggiran kota, tepian sungai, atau
danau yang tidak dirusak oleh keramaian kota, kepadatan Ialu iintas,
bising dan polusi. Cottage tidak hanya menawarkan keindahan tetapi
juga memanfaatkan potensi site yang ada.
2. Segmen pasar
Sebagai sasarannya adaiah wisatawan, yaitu orang yang meiakukan
bepergian dari tempat tinggalnya ke tempat lain dengan menikmati
perjalanan dan kunjungan, Tujuan utamanya adaiah untuk mengisi
waktu luang dan melupakan rutinitas kerja yang membosankan.
Mereka mencari fasilitas akomodasi yang bersifat rekreatif dengan
pelayanan yang memuaskan.
3. Arsitektur dan suasana
Pengunjung cottage cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur
yang khusus dengan suasana alami.
4. Fasilitas
Tuntutan dari motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dan
mengisi waktu luang menyebabkan cottage memiiiki fasilitas pokok,
berupa ruang tidur dan fasilitas rekreasi berupa : fasilitas indoor
seperti restoran, lounge, ballroom, serta fasilitas outdoor seperti kolam
renang, lapangan golf, lapangan tennis dan lainnya.

Gambar 2.8 Cottage

Sumber: Inilah (Magazine, edisi 18/2002, Costa del Lombok, Mataram


2.3 Studi Banding Objek Sejenis

1.Pantai Kuta Bali


Pantai Kuta adalah salah satu tempat wisata menarik di Bali yang
menjadi tujuan utama wisatawan liburan ke pulau Bali. Pantai ini sangat
terkenal dan menjadi andalan pulau Bali sebagai tempat wisata pantai sejak
tahun 70-an. Tempat wisata Kuta Bali khususnya area pantai, sampai saat
ini masih menjadi daya tarik utama wisatawan liburan ke pulau Bali. Pantai
Kuta terletak di Kecamatan Kuta, sebelah selatan Kota Denpasar, Bali,
Indonesia. Lokasinya sangat dekat dengan lapangan udara Internasional
Gusti Ngurah Rai. Sebelum terkenal menjadi tempat wisata pantai dulunya
tempat ini adalah perkampungan nelayan tradisional. Selain itu juga sebagai
pelabuhan dagang dan banyak pedagang dari luar Bali melakukan transaksi
dagang di sini. Pada abad ke 19, seorang pedagang yang berasal dari
Denmark bernama Mads Lange, mendirikan tempat perdagangan di pantai
ini.

Gambar 2.9 Pantai Kuta


Sumber : Katalogwisata.com 2021

Selain itu, pantai Kuta juga dulunya merupakan habitat paling


nyaman bagi penyu-penyu hijau. Namun penagkarannya sekarang sudah
tidak lagi ada di pantai Kuta, tetapi dipindahkan ke pantai Tanjoeng Benoa,
karena pantai yang dianggap masih bisa untuk memberikan habitat yang
nyaman untuk penyu hijau daripada di pantai Kuta yang sudah sangat
ramai pengunjung. Sebagai salah satu tempat wisata pantai yang ada di
pulau Bali, pantai Kuta bisa dikatakan sebagai jantungnya pariwisata pulau
Bali dan tempat wisata yang paling terkenal di Bali. Pantai Kuta adalah
tempat yang cocok untuk melihat pemandangan matahari terbenam.

Gambar 2.10 Sunset Pantai Kuta

Sumber : Katalogwisata.com 2021

Aktivitas wisatawan saat berkunjung ke pantai terindah di Bali ini sebagian


besar adalah berjemur, Khususnya para wisatawan mancanegara. Selain itu
berenang di pantai juga menjadi pilihan utama aktivitas mereka. Berenang
di pantai Kuta terbilang sangat aman meski ombaknya besar. Ombaknya
yang panjang dan besar membuat pantai Kuta juga sangat cocok untuk
bermain surfing.

Gambar 2.11 Berjemur & Surfing di Pantai Kuta

Sumber : Katalogwisata.com 2021


Bagi peselancar pemula tidak perlu khawatir untuk membawa papan
selancar jika ingin berselancar di Kuta. Disepanjang garis pantai banyak
disewakan papan surfing dengan harga yang bervariasi, tergantung besar
dan kualitas bahannya. Rata-rata harga sewa papan selancar sekitar
Rp150.000 untuk dua jam. Sebagian besar wisatawan yang liburan ke
pantai Kuta akan berjalan-jalan disekitar pantai menjelang matahari
terbenam. Bagi wisatawan yang menginap di sekitar Kuta biasanya
berjalan-jalan menuju pantai untuk sekedar berjemur sambil menikmati
matahari terbenam. Jika cuaca lagi cerah, maka matahari akan terbenam
sekitar pukul 18.00 WITA. Dari berbagai macam aktifitas yang dilakukan di
pantai Kuta, ada satu kegiatan yang juga sering diadakan untuk para
wisatawan dan menjadi event yang paling digemari adalah Kuta Carnaval
dimana pada event tersebut akan berisikan acara seperti cultural paradise,
food festival, hingga fashion carnaval yang sayang untuk dilewatkan bagi
para wisatawan untuk membuat liburan terasa lebih semarak. Beragam
fasilitas dan sarana telah tersedia lengkap untuk para wisatawan mulai dari
hotel, restoran, pusat perbelanjaan, pasar seni, café, bar, hingga berbagai
fasilitas penunjang obyek wisata lainnya. Bagi wisatawan yang ingin
berbelanja oleh-oleh dapat mengunjungi Beachwalk Shoping Center atau
Centro Discovery Shoping Mall yang lokasinya berdekatan dengan Pantai
Kuta. Untuk lokasi tempat makan di area yang berdekatan dengan pantai
Kuta, sebagian besar berupa restoran mewah dan restoran fast food. Bagi
wisatawan yang ingin mencari kuliner murah di Kuta dan sesuai dengan
lidah orang Indonesia, maka harus keluar area pantai dan menelusuri lebih
kedalam area kawasan Kuta untuk menemukan tempat makan.

Gambar 2. 12 Pusat perbelanjaan dan tempat makan


Sumber : Pegipegi.com 2021
Akses transportasi menuju ke pantai Kuta terbilang sangat mudah, karena
pantai ini sudah bisa diakses dengan segala bentuk transportasi.
Lumrahnya, para wisatawan memakai kendaraan bermotor atau mobil
untuk sampai ke sana. Apalagi saat ini sudah tersedia banyak kendaraan
online, dan untuk wisatawan yang memilih menggunakn bus maka anda
harus berhenti di lokasi sentral parkir Kuta, kemudian memilih transportasi
suttle untuk sampai pada lokasi pantai. Jika ingin menyewa mobil atau
motor di sekitar pantai Kuta agar aktivitas semakin mudah maka tersedia
tempat sewa motor di sekitar Bali dengan biaya umumnya Rp. 75.000-
100.000 untuk 24 jam. Sedangkan untuk biaya sewa mobil budgetnya
tergantung pada jenis mobil yang dipilih, umumnya Rp. 175.000-300.000
untuk 24 jam dan setir sendiri. Biaya parkir untuk motor biasanya Rp. 2.000
dan untuk mobil biasanya Rp. 5.000. Satu hal yang paling menyenangkan
khususnya bagi para wisatawan yang belum pernah liburan ke pantai Kuta
adalah biaya masuknya gratis dan tidak seperti pantai-pantai lain di Bali
yang harus terlebih dahulu membeli tiket masuk.
2.4 Jenis Penggunaan Literatur dalam Analisa

Dalam perencanaan dan perancangan Kawsan wisata pantai teluk


gurita di Atambua , selain berpedoman pada teori – teori yang berkaitan
dan data yang ada, didalam menentukan dan menganalisa kapasitas
pada ruangan disetiap fasilitas pada obyek ini yang mana biasanya
ditentukan berdasarkan luasan perabot, sirkulasi, dan ruang gerak
manusia yang harus diperhitungkan, oleh karena itu sumber litertur
yang dipakai untuk menganalisa yakni:

- Luasan gerak manusia (sumber: Ernest Neuvert, Data


Arsitek jilid 1, edisi 33,2002) ruang gerak perorang yakni
(1,2 x 1,2) m2 =
1,44 m2
- Standart perabot pada buku data arsitek (sumber: Ernest
Neuvert, Data Arsitek jilid 1, edisi 33,2002) dan juga
ketentuan ruangan pada setiap fasilitas (sumber: Ernest
Neuvert, Data Arsitek jilid 2, edisi 33,2002)

Gambar 2.14 Jenis Literatur

(Sumber: Ernest Neuvert, Data Arsitek Jilid 1&2)

Anda mungkin juga menyukai