Kisah
dibalik berdirinya tugu ini
adalah kembalinya beberapa
pemuda Timor yang ikut
Untuk dalam pertempuran 10
kota Kupang dan sekitarnya,
November di Surabaya
kesadaran akan HAM
melawan Sekutu. Dalam
sesungguhnya telah ada. Bahkan
merujuk pada catatan sejarah, pertempuran itu
kesadaran ini jauh ada sebelum banyak pemuda Timor yang
lahirnya Deklarasi tewas, tak ada catatan rinci
HAM Internasional. Ini tentang para pemuda Timor
dibuktikan dengan berdirinya yang gugur tersebut. Mereka
Tugu HAM berisi Four dimakamkan dan dikenang
Freedom di Kupang, ditulis sebagai pahlawan tak
dalam bahasa Inggris dan dikenal.
Indonesia. Tugu ini
dibangun akhir Desember 1945,
kemudian direnovasi tahun 1949.
CHRISTINE. A. LAKE
221 16 027
Beberapa pemuda yang
kembali ke Kupang mendapati kota tersebut dikuasai Sekutu (Australia). Masih
dalam spirit 10 November, Max Rihi yang menjadi pemimpin kelompok pemuda
tersebut ingin mengobarkan revolusi mengusir Sekutu dari Kupang. Namun niat ini
ditolak kelompok pemuda Kupang yang lain karena kehadiran Sekutu justru
membebaskan mereka dari pendudukan Jepang.
Dalam
perjalanan waktu tugu yang luar biasa ini berubah menjadi begitu biasa bagi
pemuda-pemuda Kupang (dan kita semua). Saking biasanya tugu yang menjadi poros
simpang tiga ini hanya dianggap sebuah bangunan seperti jembatan di dekatnya.
Pertanyaannya, apakah akan terus seperti itu? Catatan sejarah diabaikan,
dibarengi pula dengan hilangnya kesadaran ber-HAM kita? Apakah anak-anak NTT
sudah bebas dan berani mengemukakan pendapat? Apakah orang NTT sudah bebas
beribadah dan memberikan ruang bagi penganut agama berbeda melaksanakan
ibadahnya? Apakah NTT sudah bebas dari kemiskinan? Apakah NTT sudah bebas dari
ketakutan?