Anda di halaman 1dari 3

PERANCANGAN KOTA

TUGU HAM YANG TERLUPAKAN


Tanggal 10 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai hari
Hak Azasi Manusia (HAM). Peringatan ini didasarkan pada tanggal
pengesahan
PBB tanggal 10 Desember 1948 atas Deklarasi HAM Internasional.
Catatan ini
mengingatkan kita bahwa sejak tanggal ditetapkan, HAM menjadi
perhatian serius
dunia. Semenjak saat itu banyak aksi mengangkat HAM sebagai
isu utama.
Kesadaran ini tentu dilandasi pada kesadaran bahwa setiap
manusia memiliki
kesetaraan dengan manusia lain.

Kisah
dibalik berdirinya tugu ini
adalah kembalinya beberapa
pemuda Timor yang ikut
Untuk dalam pertempuran 10
kota Kupang dan sekitarnya,
November di Surabaya
kesadaran akan HAM
melawan Sekutu. Dalam
sesungguhnya telah ada. Bahkan
merujuk pada catatan sejarah, pertempuran itu
kesadaran ini jauh ada sebelum banyak pemuda Timor yang
lahirnya Deklarasi tewas, tak ada catatan rinci
HAM Internasional. Ini tentang para pemuda Timor
dibuktikan dengan berdirinya yang gugur tersebut. Mereka
Tugu HAM berisi Four dimakamkan dan dikenang
Freedom di Kupang, ditulis sebagai pahlawan tak
dalam bahasa Inggris dan dikenal.
Indonesia. Tugu ini
dibangun akhir Desember 1945,
kemudian direnovasi tahun 1949.
CHRISTINE. A. LAKE
221 16 027
Beberapa pemuda yang
kembali ke Kupang mendapati kota tersebut dikuasai Sekutu (Australia). Masih
dalam spirit 10 November, Max Rihi yang menjadi pemimpin kelompok pemuda
tersebut ingin mengobarkan revolusi mengusir Sekutu dari Kupang. Namun niat ini
ditolak kelompok pemuda Kupang yang lain karena kehadiran Sekutu justru
membebaskan mereka dari pendudukan Jepang.

Revol usi bersenj at a


akhi rnya bat al . Sebagai j al an kel uarnya, sebuah cara cerdas di gunakan. Di pi mpi n
Max Ri hi , para pemuda membangun sebuah tugu keci l , hanya beberapa ratus meter
dari Bent eng, t empat konsentrasi tentara Sekutu saat i tu. Pada tugu tersebut
di t ul i s Dekl arasi Four Freedom, yai tu ( a) bebas untuk mengemukakan pendapat;
( b) bebas unt uk beri badah; ( c) bebas dari kemi ski nan; dan ( d) bebas dari
ket akut an. Tugu i ni merupakan bukti kesadaran akan HAM dan cara di pl omasi
cerdas pemuda Kupang
Pada
10 Desember 2016, kembali dunia memeringati hari Deklarasi HAM yang ditetapkan
PBB. Peringatan ini hendaknya mengingatkan kita pula bahwa di Kupang, kesadaran
akan HAM telah tumbuh dan disadari juga (malah) sebelum ketetapan PBB tanggal
10 Desember 1949. Tugu Deklarasi Four Freedom menjadi saksi sejarahnya.

Dalam
perjalanan waktu tugu yang luar biasa ini berubah menjadi begitu biasa bagi
pemuda-pemuda Kupang (dan kita semua). Saking biasanya tugu yang menjadi poros
simpang tiga ini hanya dianggap sebuah bangunan seperti jembatan di dekatnya.
Pertanyaannya, apakah akan terus seperti itu? Catatan sejarah diabaikan,
dibarengi pula dengan hilangnya kesadaran ber-HAM kita? Apakah anak-anak NTT
sudah bebas dan berani mengemukakan pendapat? Apakah orang NTT sudah bebas
beribadah dan memberikan ruang bagi penganut agama berbeda melaksanakan
ibadahnya? Apakah NTT sudah bebas dari kemiskinan? Apakah NTT sudah bebas dari
ketakutan?

Anda mungkin juga menyukai