Anda di halaman 1dari 21

PERANAN PERANG KEMERDAAN KE II

DI TELUK SIBOLGA

D
I
S
U
S
U
N

Oleh:
Kelompok 5:
 Christian
 Gilbert
 Jefri
 Zikrisyah
 Herdiansyah

XII IIS 4
SMAN 3 SIB0LGA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...............................................................................................ii


ISI PROPOSAL
A.Latar Belakang..........................................................................................1
B.Rumusan Masalah ....................................................................................6
C.Definisi Opersaional .................................................................................6
D.Tujuan Penulisan.......................................................................................7
E.Kegunaan Penelitian .................................................................................8
F.Landasan Teoritis ......................................................................................8
1.Kajian Teoritis ..........................................................................................8
2.Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................9
3.Kerangka Pemikiran ..................................................................................9
4.Anggapan Dasar .......................................................................................10
G.Prosedur Penelitian ..................................................................................10
1.Metode Penelitian ....................................................................................11
2.Fokus Penelitian .......................................................................................12
3.Langkah-Langkah Penelitian ...................................................................12
4.Teknik Pengumpulan Data ......................................................................13
5.Instrumen Penelitian ................................................................................14
6.Teknik Analisis Data ...............................................................................14
7.Waktu Dan Tempat Penelitian..................................................................15
H. Kesimpulan……………………………………………………..............16
I. Saran…………………………………………………………………….17
DAFTAR SUMBER

ii
PENDAHULUAN

Peperangan Kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu babak


penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Perjuangan untuk mencapai
kemerdekaan tidak hanya terbatas pada daratan, tetapi juga melibatkan
peran besar dari laut. Salah satu kota yang memiliki peran penting dalam
perang laut ini adalah Sibolga, yang terletak di Sumatra Utara. Artikel ini
akan membahas peran peperangan kemerdekaan kedua di Laut Sibolga dan
bagaimana kota ini menjadi saksi peristiwa bersejarah dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia.
Adapun tokoh pahlawan dalam peperangan tersebut antara lain yaitu
Dr. Ferdinan L. Tobing. Dr Ferdinand L. Tobing adalah tokoh pergerakan
kemerdekaan Indonesia pada masa-masa awal. Pada tahun 1945, ia menjadi
Presiden Sementara Pemerintah Negara Indonesia Negara Indonesia
Persatuan (PNI-PNI). Namun, Dr. Ferdinan L. Tobing menjadi terkenal
secara nasional pada tahun 1946, ketika ia ditunjuk menjadi komandan
Korps Marinir Pertama yang dibentuk pada zaman itu.

A.Latar Belakang
Setelah Jepang menyerah kepada pasukan sekutu dan Indonesia telah
memproklamasi kemerdekaannya atas penjajahan, pemerintahan sipil
Belanda tetap tidak mengakui kemerdekaan Indonesia secara menyeluruh,
berikut kesepakatan pada Perundingan Linggarjati yang dilanggar oleh
Angkatan Laut Belanda. Insiden pelanggaran demarkasi oleh Belanda
terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia salah satunya adalah
Pelabuhan Sibolga.
Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari,
Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain
pemandangan alamnya yang begitu mempesona, Sibolga juga dikenal
sebagai tempat perdagangan antar pulau. Hal ini didukung dengan
adanya pelabuhan Samudera yang menjadi fasilitas pelayaran pengangkutan
barang dan penumpang yang menjadi penghubung antara satu pulau
dengan pulau yang lain, baik yang berasal dari dalam negeri maupun
luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapal-kapal usaha
perikanan laut lengkap dengan dermaga pelabuhannya. Sehingga hal
inilah yang menjadi prioritas utama dalam mengisi pembangunan Kota
Sibolga pada masa ini.
1
Pada masa pendudukan Jepang, Sibolga juga merupakan kota yang
ramai didatangi para pedagang yang berasal dari luar daerah bahkan
dari luar negeri. Pada masa itu, Pelabuhan Sibolga juga sudah
berfungsi dengan baik, yaitu sebagai tempat transaksi perdagangan
antara para pedagang setempat dengan pedagang yang berasal dari luar
daerah. Ketika Jepang menduduki Sibolga, Jepang membangun benteng-
benteng pertahanan yang bertujuan untuk mengantisipasi serangan-
serangan dari sekutu.
Sementara itu di bidang sumber daya manusia, Jepang
memperkuat militernya dengan merekrut pemuda-pemuda pribumi yang
tergabung dalam beberapa badan semi kemiliteran. Angkatan Laut
Kekaisaran Jepang (Nihon Kaigun) membentuk organisasi Kaigun
Heiho (Prajurit Pembantu AL). Untuk tujuan tersebut, AL Jepang
mendirikan sekolah-sekolah pembantu AL dan pelayaran serta
galangan-galangan kapal. Inisiatif Jepang tersebut mendapat reaksi
positif dari para pemuda dan tokoh-tokoh nasionalis Indonesia.
Ratusan pemuda yang berminat menjadi pelaut dan marinir
mendatangi pusat-pusat perekrutan AL pada tahun 1943. Para pemuda
Indonesia yang menjadi anggota Kaigun Heiho umumnya tidak
mengetahui situasi peperangan di Pasifik, karena Jepang melakukan
sensor ketat terhadap pemberitaan di media massa. Pihak Jepang
sesungguhnya tengah kesulitan menghadapi tekanan militer sekutu yang
kian hebat sejak tahun 1943.
Bahkan memasuki awal tahun 1945, negeri induk Jepang telah
terkepung bala tentara sekutu. Perang Pasifik mencapai klimaksnya
ketika sekutu menjatuhkan bom atom di dua kota industri utama
Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, yang memaksa Jepang menyerah tanpa
syarat kepada sekutu. Para anggota Kaigun Heiho di Sibolga pun mulai
bertanya-tanya ketika melihat kesibuka tentara Jepang di markas mereka,
yang menandakan sesuatu yang besar tengah terjadi. Dan mereka terlihat
semakin bingung ketika mereka mengetahui persenjataan mereka yang
berada di kapal dan di pangkalan mulai dilucuti.
Jawaban yang jelas baru muncul tanggal 12 Agustus 1945, ketika
seluruh anggota Kaigun Heiho dikumpulkan oleh perwira AL Jepang dan
diberikan informasi bahwa perang telah selesai dan mereka diperbolehkan
pulang ke kampung masing-masing. Setelah “apel perpisahan” tersebut,
salah seorang anggota Kaigun Heiho, yaitu

2
Oswald Siahaan, dipanggil menghadap komandan batalyonnya
(perwira Jepang) dan mengatakan bahwa mereka telah kalah
melawan sekutu, untuk selanjutnya kekuasaan diserahkan kepada
Pemerintah Sibolga. Para mantan anggota Kaigun Heiho Sibolga,
kemudian membongkar gudang senjata Angkatan Laut Jepang dan
mengambil seluruh persenjataan dari gudang tempat penyimpanan
senjata Jepang.
Keesokan harinya seluruh senjata dan sekitar 16 peti amunisi
diboyong ke Sibolga Julu. Semua itu menjadi modal awal para pejuang
bahari dalam membentuk organisasi kemiliteran ketika Proklamasi
Kemerdekaan dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Berita
Proklamasi 17 Agustus sesungguhnya telah diketahui oleh masyarakat
Sibolga melalui radio dan berita selengkapnya mengenai langkah-
langkah awal yang harus diambil pasca Proklamasi diterima tanggal 22
Agustus 1945.
Instruksi mengenai upaya pemulihan dan pengambil-alihan situasi
keamanan di Sibolga diterima dari utusan BKR Pusat Jakarta, yaitu
Hadely Hasibuan. Setelah berkonsolidasi, para mantan anggota jawatan
pelayaran, Gyugun-Heiho, KNIL dan sebagainya, lalu pada bulan
Oktober 1945 mereka membentuk BKR Laut Sibolga. BKR Laut Sibolga
pada tanggal 15 November 1945 berubah menjadi Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) Laut dan tanggal 5 Oktober 1945 mengenai
pembentukan TKR sebagai organisasi militer.
Selanjutnya pada tanggal 25 Januari 1946 TKR Laut kembali
berubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) Laut dan Oswald
Siahaan menjadi Letnan II sebagai Komandan Kompi II. Oswald Siahaan
adalah seorang mantan anggota Kaigun Heiho (sekolah Prajurit Angkatan
Laut Jepang). Kemudian pemerintah mengganti TRI Laut menjadi Angkatan
Laut Republik Indonesia (ALRI) Pangkalan Sibolga.
Memasuki bulan Maret 1947, dilakukan reorganisasi ALRI
Pangkalan Sibolga menjadi ALRI Pangkalan Besar Sibolga yang
membawahi Pangkalan A Sibolga. Pangkalan A merupakan kesatuan
setingkat batalyon yang bertanggung jawab ataskeamanan di sekitar
Pelabuhan Sibolga. Pada tahun 1946 Belanda yang membonceng
pasukan Sekutu (Inggris), bermaksud mengembalikan kekuasaan Hindia-
Belanda, telah memancing perlawanan dari pihak Indonesia. Para anggota
TKR, laskar dan badan perjuangan menggelar sejumlah penyergapan
serta penyerangan terhadap pasukan Sekutu. Di Sumatera Utara, daerah
perjuangan tersebut, dikenal sebagai Medan Area.
3
Pertempuran Medan Area terus berlanjut hingga penyerahan
tongkat komando keamanan dari Sekutu kepada Belanda pada tahun 1946,
dan setelah itu para pejuang harus berhadapan langsung dengan kekuatan
militer Belanda. Di kota Sibolga sendiri, keadaan kian memanas ketika
Belanda mulai memasuki perairan Kota Sibolga tanpa izin. Hal ini
tentu saja menimbulkan fikiran negatif bagi setiap penduduk kota
Sibolga terutama para anggota ALRI, dikarenakan Belanda memasuki
Kota Sibolga memalui perairan dengan membawa sebuah kapal perang.

Pada tanggal 9 Mei 1947 terjadi perselisihan yang diawali dengan


kedatangan kapal Belanda jenis penjelajah torpedo HRMS Banckert JT-
1 yang sedang patroli di pantai barat Sumatera. Mereka hendak menangkap
dan memeriksa kapal dagang asal Singapura yang dituduh telah melakukan
penyelundupan. Kapal tersebut tanpa diketahui oleh pihak Belanda terdapat
dua anggota ALRI Sibolga, namun akhirnya berhasil dikembalikan ke
pelabuhan Sibolga menggunakan sekoci. Setelah peristiwa tersebut, Residen
Tapanuli Dr. Ferdinand Lumban Tobing mengambil tindakan dengan
mengirim surat kepada komandan kapal perang Belanda yang berisi teguran
untuk segera meninggalkan Teluk Sibolga karena daerah tersebut
merupakan wilayah kedaulatan Republik Indonesia.
Insiden berlanjut hingga esok hari, HRMS Banckert JT-1 kembali
berlayar di Teluk Sibolga dan menurunkan sebuah sekoci dengan tujuan
hendak menangkap awak kapal dagang tersebut. ALRI segera mengambil
sikap dengan menyiapkan pertahanan, menempatkan beberapa penembak
jitu di Bukit Ketapang, dan mengirimkan utusan dari pihak RI,
Letnan Oswald Siahaan untuk melakukan perundingan dengan Belanda.
Namun komandan kapal Belanda, Mayor G Kondys mengirimkan
sebuah sekoci berisi pasukan yang menembaki perahu utusan RI. Terjadi
Baku tembak antara kedua pihak. Penembak jitu dari ALRI Sibolga,
Letnan Arie Poloan bersama pertahanan di garis pantai ikut menembaki
sekoci Belanda hingga berhasil memukul mundur.
Pada tanggal 11 Mei, HRMS Banckert JT-1 kembali muncul di
Teluk Sibolga dengan posisi jauh dari garis pantai. Mereka menuduh pihak
RI telah menyembunyikan awak kapal dagang dari Singapura tersebut.
Selanjutnya pihak Belanda mengutus seorang nahkoda kapal pencalang asal
Nias yang mereka tawan untuk mengirim surat ke Residen Tapanuli agar
menyerahkan awak kapal dagang tersebut kepada Belanda.
4
Pihak RI membantah hal tersebut dan meminta agar kapal perang Belanda
segera meninggalkan perairan Sibolga. Namun permintaan diabaikan oleh
Belanda sehingga terjadi baku tembak. Penembakan pertama dimulai oleh
Pasukan TRI Sibolga disusul oleh tembakan dari berbagai pos komando
pihak RI yang mengarah kepada kapal perang Belanda.
Kemudian kapal perang Belanda segera melakukan seraangan balasan
membabi buta yang mengakibatkan terbakarnya pos Angkatan Laut Sibolga,
rumah-rumah penduduk di Ketapang, gudang pelabuhan, serta beberapa
kapal yang sedang berlabuh. Korban jiwa dari pihak RI yang diketahui
adalah Letnan Lase, Letnan Muda Alimun Hutagalung, Kopral Buyung
Sinaga, dan Kopral Toto Harahap. Sementara yang mengalami luka berat
adalah Letnan Sulaiman, Kelasi Amir Pohan dan dua orang warga sipil.
Selanjutnya kapal Belanda meninggalkan Teluk Sibolga menuju lautan
bebas bersama pesawat Catalina yang mengevakuasi korban dari pihak
mereka.
Peran Dr. Ferdinand L. Tobing dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia adalah sangat penting. Sebagai tokoh gerilya, beliau memimpin
pasukan Korps Marinir Pertama yang dibentuk pada tahun 1946 dan
berhasil melakukan sejumlah operasi gerilya dan taktis selama masa perang
kemerdekaan kedua di Laut Sibolga. Dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia, Dr. Ferdinand L. Tobing telah memberikan kontribusi yang
sangat besar dengan memperkuat semangat perlawanan rakyat terhadap
penindasan oleh para panglima perang Belanda.
Dr. Ferdinand L. Tobing dengan tegas menentang perjanjian
Renville yang ditandatangani pada 2 November 1946 karena telah membuka
berbagai peluang bagi Agresi Militer Belanda II untuk menginvasi
Indonesia.Dengan dukungan rakyat yang besar, Dr. Ferdinand L. Tobing
berhasil memimpin pasukannya untuk menumbangkan pasukan Belanda di
Laut Sibolga, dan memperoleh kemenangan yang membuat Belanda
mengakui kemerdekaan Indonesia. Selama masa perjuangan kemerdekaan
Indonesia, Dr. Ferdinan L. Tobing menyumbangkan bakat dan
kemampuannya yang luar biasa untuk memimpin pasukan gerilya dan taktis
dalam merebut kemerdekaan.
5
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peranan Dr. Ferdinand L. Tobing dalam perang


kemerdekaan di laut Sibolga?
2. Apa langkah yang dilakukan oleh Dr. Ferdinand L. Tobing dalam
mengusir Belanda?
3. Bagaimana peranan Oswlad Siahaan dalamperang kemerdekaan di
laut Sibolga?
4. Apa langkah yang dilakukuan oleh Oswlad Siahaan dalam mengusir
Belanda?

C. Defenisi Operasional
Peran Dr. Ferdinand L. Tobing dalam perang kemerdekaan dilaut Sibolga
antara lain :
1. Pemimpin Medan Perlawanan

Dr. Ferdinand L. Tobing merupakan salah satu pemimpin lokal di


Sumatra Utara yang memimpin perlawanan terhadap agresi militer
Belanda. Dia adalah figur yang dihormati dan diakui dalam
komunitasnya, dan kepemimpinannya sangat memotivasi orang-
orang di sekitarnya untuk bergabung dalam perjuangan melawan
penjajahan.

2. Koordinator dan Organisator

Dr. Ferdinand L. Tobing juga berperan sebagai koordinator dan


organisator dalam upaya perlawanan. Dia membantu mengorganisir
pasukan dan logistik yang diperlukan untuk mempertahankan
kemerdekaan, termasuk penggunaan kapal-kapal kecil dan perahu
nelayan dalam pertempuran laut di sekitar Laut Sibolga.

3. Diplomat dan Perwakilan

Dr. Ferdinand L. Tobing tidak hanya berperan dalam pertempuran


fisik, tetapi juga berfungsi sebagai diplomat yang mengambil bagian
dalam perundingan dan perwakilan Indonesia dalam upaya mencapai
gencatan senjata dengan Belanda. Perannya dalam diplomasi
membantu mencapai beberapa kesepakatan yang menguntungkan
bagi Indonesia dalam perjalanan menuju kemerdekaan.
6
4. Meningkatkan Kesadaran Nasionalisme

Sebagai seorang tokoh intelektual, Dr. Ferdinand L. Tobing juga


berperan dalam meningkatkan kesadaran nasionalisme di kalangan
masyarakat. Melalui pidato dan tulisannya, dia memotivasi
masyarakat setempat untuk memahami pentingnya kemerdekaan dan
berjuang bersama untuk mencapainya.

5. Legasi dalam Sejarah

Dr. Ferdinand L. Tobing adalah salah satu tokoh yang


meninggalkan legasi penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan
Indonesia di Sumatra Utara. Peran dan kontribusinya dalam
mengorganisir perlawanan dan memimpin masyarakat setempat
dalam perjuangan melawan Belanda tetap dihormati dan diingat
dalam sejarah bangsa Indonesia.
Penting untuk dicatat bahwa peran Dr. Ferdinand L. Tobing adalah
salah satu contoh bagaimana individu-individu yang berkomitmen dan
berdedikasi dapat memainkan peran yang sangat signifikan dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam konteks Peperangan
Kemerdekaan Kedua, kontribusi tokoh-tokoh seperti Dr. Ferdinand L.
Tobing menjadi bagian integral dari upaya nasional untuk mencapai
kemerdekaan.

D. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui peran Dr. Ferdinand L. Tobing dalam perang
kemerdekaan dilaut Sibolga.
Untuk mengetahui langkah yang dilakukan oleh Dr. Ferdinand L. Tobing
dalam perang kemerdekaan dilaut Sibolga.
Untuk mengetahui peran Oswald Siahaan dalam perang kemerdekaan dilaut
Sibolga.
Untuk mengetahui langkah yang dilakukan oleh Oswald Siahaan bdalam
perang kemerdekaan dilaut sibolga.
7
E. Kegunaan Penilitian
1. Mengenal sosok Dr. Ferdinan L. Tobing sebagai tokoh kemerdekaan
yang sangat dibutuhkan pada saat itu.
2. Mengenal strategi perang gerilya dan taktis yang digunakan oleh Dr.
Ferdinan L. Tobing dan korps Marinir Pertama selama masa perang
kemerdekaan kedua di Laut Sibolga.
3. Mengenal sosok Oswald Siahaan sebagai tokoh kemerdekaan yang
sangat dibutuhkan pada saat itu.
4. Mengenal peranan Korps Marinir Pertama dalam menuntaskan
perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa itu.
5. Mengenal peranan Laut Sibolga dalam sejarah Indonesia dan perang
kemerdekaan kedua, serta pengaruhnya pada kegiatan maritim pada
masa-masa Berikutnya, seperti perang kemerdekaan ketiga.

F. Landasan Teoritis
1. Kajian Teoritis
Mengacu pada judul berdasarkan kamus besar BahasaIndonesia,
peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Me
nurut Soejono Soekanto dalam buku yang berjudul sosiologi suatu
pengantar(2012:212), menjelaskan pengertian peranan merupakan aspek
dinamiskedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.
Perbedaanantara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan
ilmu pengetahuan.
Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satutergantung
pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpakedudukan atau
kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana dengankedudukan, peranan juga
mempunyai dua arti. Setiap orang mempunyaimacam-macam peranan yang
berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya.Hal itu sekaligus berarti bahwa
peranan menentukan apa yangdiperbuatnya bagi masyarakat serta
kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya.
Sedangkan Agresor menurut J.S Badudu (2003:8) adalah penyerang baikitu
orang maupun negara.

8
2. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian – penelitian terdahulu yang relevandengan topik yang
diangkat sebagai gambaran dan untuk menunjang penelitian . Berikut adalah
beberapa buku yang dapat digunakan sebagai gambaran dan menunjang
untuk penelitian peranan Dr. Ferdinan L. Tobing dan Oswald Siahaan pada
masa perang kemerdekaan kedua di Laut Sibolga:
1. "Historia Militaris Indonesia" oleh Prof. Dr. Reksoprodjo, SE, M.A.
2. "Perang Kemerdekaan Indonesia" oleh Kolonel (Purn.) H. Agus
Widodo.
3. "Sejarah Perang Kemerdekaan 19451949" oleh Prof. Dr. Benny
Setiawan.
4. "Pada Era Revolusi" oleh Prof. Dr. Benny Setiawan.
5. "Sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia" oleh Sjaifuddin Z.
Muchtar.
6. "The Indonesian Revolution, 19451950" oleh Pierre Brocheux dan
Daniel Douek.
7. "Indonesia's Confrontation with Malaysia, 19631966" oleh Anthony
Reid
8. "Heroes of the Indonesian Revolution". Oleh John Roosa
9. "Museum Sejarah Laot Tapanuli".

3. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran tentang mengenal sosok Dr. Ferdinan L. Tobing
sebagai tokoh kemerdekaan yang sangat dibutuhkan pada saat itu.
Dan juga mengenal strategi perang gerilya dan taktis yang dilakukan oleh
Dr. Ferdinan L. Tobing dan Korps Marinir Pertama selama masa perang
kemerdekaan kedua di Laut Sibolga, dan peranan Korps Marinir Pertama
dalam menuntaskan perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa itu. Juga
mengenal peranan Laut Sibolga pada sejarah Indonesia dan perang
kemerdekaan kedua serta pengaruhnya pada kegiatan maritim.
Kerang pemikiran tentang mengenal sosok Oswald Siahaan adalah
seorang tokoh nasionalis yang percaya bahwa Indonesia harus memiliki
kedaulatan dan otonomi yang kuat. Oswald Siahaan juga memiliki peran
penting daalam pertempuran yang terjadi di Sibolga pada tahun 1947.
Dalam pertemputan tersebut beliau ikut berperang melawan Belanda
dan bertugas sebagai pemimpin. Oswald Siahaan memimpin pasukannya
dengan jiwa satria dan semangat yang tinggi.
9
4. Anggapan Dasar
Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed (2006:65) mengatakan
bahwa “Anggapan dasar adalah atau postular adalah sebuahtitik tolak
pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Berdasarkan
penelitian tersebut , maka peneliti merumuskan anggapan dasar peranan Dr.
Ferdinand L. Tobing dalam perang kemerdekaan kedua di laut Sibolga.
Anggapan dasar dari penelitian ini adalah Dr. Ferdinand L. Tobing sangat
berambisi dalam merebut kemerdekaan dari Belanda di laut Sibolga. Cara
yang ditempuh Dr. Ferdinand L. Tobing adalah dengan menggunakan
strategi perang gerilya dan taktis di laut Sibolga.
Begitu juga peranan Oswald Siahaan sebagai seorang pejuang
kemerdekaan yang berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia
pada zaman Orde Baru. Oswald Siahaan memberikan dukungan logistik dan
senjata kepada Korps Marinir Pertama di Laut Sibolga selama perang
kemerdekaan tersebut. Oswald Siahaan berperan penting dalam
mengkoordinasikan gerakan perlawanan rakyat dengan militer dalam perang
kemerdekaan tersebut.
Oswald Siahaan adalah seorang tokoh dalam gerakan kemerdekaan
yang percaya bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup dengan
martabat dan mendapatkan proses peradilan yang adil. Oswald Siahaan
adalah seorang pejuang hak asasi manusia yang percaya bahwa setiap orang
memiliki hak untuk hidup dengan martabat dan mendapatkan proses
peradilan yang adil. Oswald Siahaan adalah seorang pejuang hak-hak buruh
dan petani.
G. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian pada studi “Peranan Perang Kemerdekaan Kedua
Di Teluk Sibolga adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi pusaka. Saryono (2010:1) berpendapat bahwa metode penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan
dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan
melalui pendekatan kuantitatif.
0Metode penelitian lain yang digunakan adalah metodehistoris, yaitu
penelitian yang memiliki fokus penelitian berupa peristiwa- peristiwa yang
sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi masa lalu dengansumber data
atau saksi sejarah yang masih ada hingga saat ini.
10
Sumber datatersebut dapat diperoleh dari berbagai catatan sejarah, artefak,
laporanverbal, maupun saksi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran
persaksiannya. Metode penelitian lain yang digunakan adalah sebagai
berikut:
A. Heuristik
Heuristik merupakan tahapan mengumpulkan sebanyak-
banyaknyasumber sejarah yang relevan dengan tulisan yang akan dikaji.
Sumbersejarah ialah bahan bahan yang digunakan untuk mengumpulkan
dataatau informasi yang nantinya digunakan sebagai instrumen
dalam pengolahan data dan merekonstruksi sejarah. Dalam penelitian ini pe
neliti mengambil sumber berupa sumber sekunder berupa buku-bukudan
benda-benda peninggalan budaya di Situs Taman Purbakala Cipari.
B. Kritik sumber
Kritik sumber berarti usaha untuk menilai, menguji, serta
menyeleksisumber-sumber yang telah dikumpulkan untuk mendapatkan
sumberyang autentik (asli). Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat
otentisitas(keaslian sumber) dan tingkat kredibilitas sehingga terhindar
darikepalsuan. Kritik sumber terdiri atas kritik intern (meneliti isi
dokumenatau tulisan) dan kritik ekstren (meneliti keaslian sumber
yangdigunakan dalam penulisan).
C. Interpretasi
Interprestasi adalah proses penafsiran fakta sejarah yang
telahditemukan melalui proses kritik sumber sehingga akan
terkumpul bagian yang akan menjadi fakta serumpun. Pada tahapinterpretasi
atau penafsiran penulis melakukan penafsiran terhadapsumber-sumber yang
sudah mengalami kritik ekstern dari data-datayang diperoleh guna
menyambungkan fakta-fakta yang masih berserakan.
D. Historiografi (penulisan sejarah)
Historiografi adalah tahapan penyajian atas berbagai fakta yang
telahterkumpul. Pada tahap ini fakta-fakta sejarah diinterpretasikan
dankemudian penulis menyampaika sintetis yang diperoleh
dari penelitianyang dilakukan dan disampaikan dalam bentuk tulisan.
Historiografi merupakan tahapan akhir penulis untuk menyajikan semua
fakta kedalam bentuk tulisan.
11
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian yang peneliti lakukan dalam studi “Peran
Peperangan Kemerdekaan Kedua Di Teluk Sibolga” adalah peranan Dr.
Ferdinand L. Tobing dalam perang kemerdekaan dilaut Sibolga. Dalam
penelitian ini dapat dijadikan sumber sumber pengetahuan sejarah tentang
peran Dr. Ferdinand L. Tobing dalam perang kemerdekaan dan juga para
pahlawan lainnya juga yang ikut serta dalam perang kemerdekaan.

3. Langkah – Langkah Penelitian


Langkah-langkah penelitian yang digunakan dalam studi ini antara lain:

A. Memilih masalah
Penulis memilih masalah untuk dijadikan topik skripsi,
denganmempertimbangkan apakah masalah tersebut sesuai dengan
bahankajian sejarah dan mempertimbangkan juga apakah sumber-
sumberyang akan digunakan mudah didapatkan atau tidak.

B. Studi pendahuluan
Sesudah penulis menentukan masalah yang akan dijadikan
penulisanskripsi, maka penulis melakukan studi pendahuluan dengan
mengunjungi perpustakaan atau mempelajari beberapa sumber yangsudah
didapatkan.

C. Merumuskan masalah
Setelah penulis mendapatkan gambaran permasalahan yang
akanditeliti, maka penulis menentukan beberapa permasalahan dalam bentuk
pertanyaan.d.

D. Menentukan anggapan dasar


Penulis menentukan beberapa anggapan dasar yang akan dijadikan
titiktolak penulisan skripsi.
12
E. Menentukan variabel dan sumber data

Penulis menentukan variabel judul skripsi.

F. Menentukan dan menyiapkan instrument


Penulis menentukan dan menyiapkan instrumen penelitian, yakni
bukusumber yang berhubungan dengan judul.

G. Mengumpulkan data
Penulis mengumpulkan data yang diperlukan dari sumber atau buku-
buku yang dibaca dan browsing dari internet.

H. Analisis data
Penulis melakukan analisis terhadap data-data yang sudah
terkumpuli.

I. Menarik kesimpulan
Penulis menarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan
yang sudah dirumuskan bab pendahuluan.

J. Menyusun laporan
Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis dalam
bentuk laporan penelitian agar hasil dan prosedurnya diketahui oranglain,
sehingga kebenaran pekerjaan penelitian tersebut dapat teruji.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulam data yang digunakan dalam
untukmendapatkan data-data dalam penelitian adalah Studi kepustakaan.
Studikepustakaan adalah teknik pengumpulan data sekunder dari berbagai
buku,dokumen dan tulisan yang relevan untuk menyusun konsep penelitian
sertamengungkap objek penelitian.
13
Studi kepustakaan dilakukan dengan banyak melakukan telaah dan
pengutipan berbagai teori yang relevanuntuk menyusun konsep penelitian.
Studi kepustakaan juga dilakukanuntuk menggali berbagai informasi dan
data yang factual.

5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penulis dalam penelitian
ini antara lain:

A. Kode buku
Kode buku bermanfaat untuk menyusun daftar pustaka yang
harusdisusun menurut abjad.

B. Identitas buku, pengarang, tahun terbit, judul, tempat terbit, penerbit


Identitas buku harus ditulis sesuai kulit buku.

C. Halaman yang dikutip


Halaman yang dikutip berguna untuk menulis halaman yang dikutip.

D. Catatan yang dikutip


Tempat mencatat yang perlu dikutip. Dalam hal ini dapat
dilakukanmengutip secara langsung atau tidak langsung.Sifat kutipan
KL/KTLKL (kutipan langsung) dan KTL (kutipan tidak langsung).

E. Lokasi sumber
Tempat mencatat dimana buku itu diperoleh atau lokasi sumber.

6. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan proses pemeriksaan dan
penataandata karena data yang dikumpulkan merupakan data kasar. Tujuan
analisisdata adalah agar data kasar dapat diorganisir dan ditampilkan
sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.
14
Proses teknik analis data terdiri dari:

A. Pemeriksaan data
Pemeriksaan data adalah proses memeriksa data yang telahdiperoleh
untuk dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Langkah ini
bertujuan untuk menentukan apakah data yang diperoleh dalam penelitian
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan, memenuhi kriteria
penelitian atau tidak.

B. Seleksi data
Seleksi data dilakukan dengan cara memilah dan memilih data
yangtelah diperoleh dalam penelitian dan mengklarifikasi kesesuaiandata
dengan pokok masalah yang akan dibahas penulis.

C. Analisis data
Untuk menunjang tercapainya suatu gagasan yang dituangkandalam
tujuan penelitian, maka dipandang perlu adanya data-data yang relevan dan
mampu menjawab permasalahan-permasalahan pada pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat dalam penelitian.

7. Waktu dan Tempat Penelitian

A. Waktu Penelitian
Sesuai dengan yang direncanakan, peneitian ini saya laksanakan
selama satu bulan, yaitu mulai pada bulan September 2023 sampai dengan
bulan Oktober 2023.

B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Kota Sibolga, dan
menggunakan sumber – sumber dari website maupun buku – buku.
15
H. Kesimpulan

Peperangan Kemerdekaan Kedua di Laut Sibolga adalah bagian


yang sangat penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kota
ini dan para pejuangnya memainkan peran vital dalam mempertahankan
kemerdekaan negara ini dari upaya kolonialisme Belanda. Dengan semangat
perlawanan yang luar biasa, kota ini dan masyarakatnya menjadi bagian tak
terpisahkan dalam kisah kemerdekaan Indonesia yang akhirnya berhasil
diraih pada tahun 1949. Peran Laut Sibolga dalam sejarah kemerdekaan
Indonesia patut diingat dan dihormati sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari perjuangan bangsa.
Pada masa sebelum terjadinya pertempuran laut Sibolga tahun 1947,
Sibolga dikenal sebagai kota yang aktif dalam kegiatan export-Import
dengan pedagang luar negeri karena pelabuhanSibolga sangat ramai
dikunjumgi oleh kapal-kapal, baik kapal dari luar maupun dalam negeri.
Sebagian besar penduduk kota Sibolga memiliki mata pencaharian
dengan memanfaatkan hasil laut, namun ada juga yang bertani dan
sebagainya, hasil dari pencaharian inilah yang kemudian dijual, baik
kepada masyarakat lain maupun ke pedagang asing.
Masyarakat setempat banyak yang menggantungkan perekonomian
nya dengan memanfaat kan pelabuhan untuk menjual hasil bumi ke
pedagang asing. Pembentukan ALRI di Kota Sibolga diawali dengan
pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut Sibolga diawali
sejak di proklamirkannya kemerdekaan Indonesia di Sibolga. BKR ini
telah beberapa kali mengalami perubahan. Dari BKR kemudian
berganti menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laut pada tanggal
11 September 1945.
Selanjutnya pada tanggal 25 Januari 1945 TKR Laut berubah
menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) Laut. Kemudian Pemerintah
Republik Indonesia ditetapkan menjadi Angkatan Laut Republik
Indonesia (ALRI). ALRI di Kota Sibolga diresmikan pada tanggal 05
Mei 1946 di Sibolga. Fungsi ALRI di Sibolga adalah untuk meningkatkan
pertahanan dan keamanan Kota Sibolga dari negara-negara asing yang ingin
masuk dan menjajah Kota Sibolga.
Oswald Siahaan adalah seorang Komandan Angkatan Laut.
Beliau berperan dalam pembentukan ALRI di Kota Sibolga. Oswald
Siahaan berinisiatif untuk mengumpulkan rekan-rekannya dan membuat
suatu organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan di Kota
Sibolga.
16
Organisasi inilah yang kemudian menjadi Angkatan Laut Republik
Indonesia setelah diresmikan oleh pemerintak pusat. Selain itu, Oswald
Siahaan juga memiliki peran penting daalam pertempuran yang terjadi
di Sibolga pada tahun 1947. Dalam pertemputan tersebut beliau ikut
berperang melawan Belanda dan bertugas sebagai pemimpin.
Oswald Siahaan memimpin pasukannya dengan jiwa satria dan
semangat yang tinggi. Dan ditahun berikutnya, Belanda kembali
menyerang Kota Sibolga dengan meluncurkan serangan dari darat, laut
dan udara. Dalam pertempuran ini Oswald Siahaan juga bertugas
sebagai seorang Komandan dan memimpin pasukannya dalam perang
melawan Belanda. Oswald Siahaan gugur dalam perang melawan
Belanda yang mencoba menguasai Sibolga. Oswald Siahaan gugur pada
tanggal 29 Desember 1948 dan di kuburkan pada tanggal 30
Desember 1948 di Poriaha.

I. Saran
Kepada generasi muda Sibolga sudah serausnya kita mencontoh
semangat dan keberanian dari seorang Oswald Siahaan yang berani mati
demi mempertahankan tanah kelahirannya dari penjajah. Oswald Siahaan
masih berusia 15 tahun ketika diangkat menjadi seorang komandan pasukan
perang, usia yang masih sangat muda untuk ukuran seorang pemimpin,
tetapi karena memang darah kepemimpinan, kebijaksanaan serta
keberanian luar biasa yang ada dalam dirinya lah yang menjadikannya
layak untuk menjadi seorang pemimpin.
Oswald Siahaan hanya dilahirkan dari rahim seorang wanita
yang biasa-biasa saja, ibunya hanya seorang penjual gorengan dan
tidak tahu baca tulis. Tetapi dia memiliki kemampuan yang tidak
dimiliki oleh ibu-ibu yang lain, dia mampu mendidik anaknya menjadi
seorang pejuang, pejuang yang berani mati dalam membela dan
mempertahankan tanah air nya dari para penjajah.
Sudah saat nya kita sebagai generasi muda harus bangkit dan
melanjutkan perjuangan para pejuang kita dalam memajukan negara
Indonesia tercinta.
Begitu juga peran seorang Ferdinand L Tobing yang juga rela
berkorban demi negara dan tanah kelahirannya dari penjajah. ketika ia
berusia 39 tahun. Saat itu, ia menjadi pelaut yang memimpin Kapal Perang
Indonesia “Marisa”.
17
Sebelum terlibat langsung dalam perang kemerdekaan di laut
Sibolga, Ferdinan L. Tobig terlebih dulu menjadi saksi hidup untuk
kekalahan Indonesia di darat dalam pertempuran menentang Belanda di
tahun 1946 dan 1947.
Pengaruh untuk memulai pengorbanan pada perang kemerdekaan
dilaut Sibolga mungkin juga berasal dari kekecewaannya terhadap Belanda
yang telah mencaplok Indonesia melalui Kesepakatan Linggarjati.
Ferdinan L. Tobing merupakan salah satu dari 16 kapal layar yang
diserahkan kepada government Indonesia pada masa perang kemerdekaan
kedua di perairan Teluk Sibolga. Ferdinan L. Tobing gugur dalam
pertempuran saat Belanda menginvasi Teluk Sibolga pada tahun 1949.
Biografi Ferdinan L. Tobing memiliki banyak nilai dan pelajaran
yang dapat diambil oleh masyarakat Indonesia. Ferdinan L. Tobing
merupakan seorang nelayan yang memiliki cita-cita tinggi untuk
membangunkan peran ketauladulan dan menjaga kedaulatan Indonesia di
bidang maritim.
Ferdinan L. Tobing adalah sosok yang sangat berani dan tegas dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ferdinan L. Tobing juga seorang
pejuang kemerdekaan Indonesia khususnya di bidang maritim dan teluk
Sibolga. Peran Ferdinan L.
Tobing dalam berperang menentang Belanda di Teluk Sibolga juga
merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang tidak boleh dilupakan.
Berdasar pada biografinya, Ferdinan L. Tobing adalah sosok pribadi yang
layak dihormati dan dijadikan teladan bagi generasi Indonesia.
Kepada Pemerintah, sudah selayak nya para pejuang laut
mendapatkan posisi yang sama dengan para pejuang darat. Karena
dalam mempertahankan kemedekaan, pertempuaran laut dan
pertempuran darat sama hebatnya. Jadi sudah sepantas nya para
pejuang laut menjadi pahlawan nasional.
Kebanyakan pahlawan nasional yang diangkat kebanyakan
berasal dari pejuang-pejuang darat. Sementara masih banyak
pejuang-pejuang yang berjuang dilaut terlupakan dan tidak dikenal oleh
para generasi muda.
18

DAFTAR SUMBER

 Historia Militaris Indonesia oleh Prof. Dr. Reksoprodjo, SE,


M.A.
 Perang Kemerdekaan Indonesia oleh Kolonel (Purn.) H. Agus
Widodo.
 Sejarah Perang Kemerdekaan 19451949 oleh Prof. Dr. Benny
Setiawan.
 Pada Era Revolusi oleh Prof. Dr. Benny Setiawan.
 Sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia oleh Sjaifuddin Z.
Muchtar.
 The Indonesian Revolution, 19451950 oleh Pierre Brocheux
dan Daniel Douek.
 Indonesia's Confrontation with Malaysia, 19631966 oleh
Anthony Reid
 Nasution, A. H. 1954. Pokok-Pokok Gerilja. Jakarta.
 Perdana Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah.
Yogyakarta.
 Ombak Soekanto, Soejono. 2005. Sosiologi Suatu
Pengantar.Jakarta.
 Grafindo Persada Simanjuntak. 2009. Metode Penelitian
Sosial. Jakarta.
 Yayasan Obor Indonesia Jusuf, Sudono. 1971. Sedjarah
Perkembangan Angkatan Laut. Jakarta.
 Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sedjarah ABRI
Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Pusat Sejarah dan
Tradisi TNI. 2000.
 Sejarah TNI Jilid I Sentosa, A Jaka. 2006.
 Perjuangan Laskar Laut Sibolga Dalam
Mempertahankan Kemerdekaan RI. USU Press

Anda mungkin juga menyukai