DI TELUK SIBOLGA
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 5:
Christian
Gilbert
Jefri
Zikrisyah
Herdiansyah
XII IIS 4
SMAN 3 SIB0LGA
2023
DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Setelah Jepang menyerah kepada pasukan sekutu dan Indonesia telah
memproklamasi kemerdekaannya atas penjajahan, pemerintahan sipil
Belanda tetap tidak mengakui kemerdekaan Indonesia secara menyeluruh,
berikut kesepakatan pada Perundingan Linggarjati yang dilanggar oleh
Angkatan Laut Belanda. Insiden pelanggaran demarkasi oleh Belanda
terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia salah satunya adalah
Pelabuhan Sibolga.
Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari,
Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain
pemandangan alamnya yang begitu mempesona, Sibolga juga dikenal
sebagai tempat perdagangan antar pulau. Hal ini didukung dengan
adanya pelabuhan Samudera yang menjadi fasilitas pelayaran pengangkutan
barang dan penumpang yang menjadi penghubung antara satu pulau
dengan pulau yang lain, baik yang berasal dari dalam negeri maupun
luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapal-kapal usaha
perikanan laut lengkap dengan dermaga pelabuhannya. Sehingga hal
inilah yang menjadi prioritas utama dalam mengisi pembangunan Kota
Sibolga pada masa ini.
1
Pada masa pendudukan Jepang, Sibolga juga merupakan kota yang
ramai didatangi para pedagang yang berasal dari luar daerah bahkan
dari luar negeri. Pada masa itu, Pelabuhan Sibolga juga sudah
berfungsi dengan baik, yaitu sebagai tempat transaksi perdagangan
antara para pedagang setempat dengan pedagang yang berasal dari luar
daerah. Ketika Jepang menduduki Sibolga, Jepang membangun benteng-
benteng pertahanan yang bertujuan untuk mengantisipasi serangan-
serangan dari sekutu.
Sementara itu di bidang sumber daya manusia, Jepang
memperkuat militernya dengan merekrut pemuda-pemuda pribumi yang
tergabung dalam beberapa badan semi kemiliteran. Angkatan Laut
Kekaisaran Jepang (Nihon Kaigun) membentuk organisasi Kaigun
Heiho (Prajurit Pembantu AL). Untuk tujuan tersebut, AL Jepang
mendirikan sekolah-sekolah pembantu AL dan pelayaran serta
galangan-galangan kapal. Inisiatif Jepang tersebut mendapat reaksi
positif dari para pemuda dan tokoh-tokoh nasionalis Indonesia.
Ratusan pemuda yang berminat menjadi pelaut dan marinir
mendatangi pusat-pusat perekrutan AL pada tahun 1943. Para pemuda
Indonesia yang menjadi anggota Kaigun Heiho umumnya tidak
mengetahui situasi peperangan di Pasifik, karena Jepang melakukan
sensor ketat terhadap pemberitaan di media massa. Pihak Jepang
sesungguhnya tengah kesulitan menghadapi tekanan militer sekutu yang
kian hebat sejak tahun 1943.
Bahkan memasuki awal tahun 1945, negeri induk Jepang telah
terkepung bala tentara sekutu. Perang Pasifik mencapai klimaksnya
ketika sekutu menjatuhkan bom atom di dua kota industri utama
Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, yang memaksa Jepang menyerah tanpa
syarat kepada sekutu. Para anggota Kaigun Heiho di Sibolga pun mulai
bertanya-tanya ketika melihat kesibuka tentara Jepang di markas mereka,
yang menandakan sesuatu yang besar tengah terjadi. Dan mereka terlihat
semakin bingung ketika mereka mengetahui persenjataan mereka yang
berada di kapal dan di pangkalan mulai dilucuti.
Jawaban yang jelas baru muncul tanggal 12 Agustus 1945, ketika
seluruh anggota Kaigun Heiho dikumpulkan oleh perwira AL Jepang dan
diberikan informasi bahwa perang telah selesai dan mereka diperbolehkan
pulang ke kampung masing-masing. Setelah “apel perpisahan” tersebut,
salah seorang anggota Kaigun Heiho, yaitu
2
Oswald Siahaan, dipanggil menghadap komandan batalyonnya
(perwira Jepang) dan mengatakan bahwa mereka telah kalah
melawan sekutu, untuk selanjutnya kekuasaan diserahkan kepada
Pemerintah Sibolga. Para mantan anggota Kaigun Heiho Sibolga,
kemudian membongkar gudang senjata Angkatan Laut Jepang dan
mengambil seluruh persenjataan dari gudang tempat penyimpanan
senjata Jepang.
Keesokan harinya seluruh senjata dan sekitar 16 peti amunisi
diboyong ke Sibolga Julu. Semua itu menjadi modal awal para pejuang
bahari dalam membentuk organisasi kemiliteran ketika Proklamasi
Kemerdekaan dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Berita
Proklamasi 17 Agustus sesungguhnya telah diketahui oleh masyarakat
Sibolga melalui radio dan berita selengkapnya mengenai langkah-
langkah awal yang harus diambil pasca Proklamasi diterima tanggal 22
Agustus 1945.
Instruksi mengenai upaya pemulihan dan pengambil-alihan situasi
keamanan di Sibolga diterima dari utusan BKR Pusat Jakarta, yaitu
Hadely Hasibuan. Setelah berkonsolidasi, para mantan anggota jawatan
pelayaran, Gyugun-Heiho, KNIL dan sebagainya, lalu pada bulan
Oktober 1945 mereka membentuk BKR Laut Sibolga. BKR Laut Sibolga
pada tanggal 15 November 1945 berubah menjadi Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) Laut dan tanggal 5 Oktober 1945 mengenai
pembentukan TKR sebagai organisasi militer.
Selanjutnya pada tanggal 25 Januari 1946 TKR Laut kembali
berubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) Laut dan Oswald
Siahaan menjadi Letnan II sebagai Komandan Kompi II. Oswald Siahaan
adalah seorang mantan anggota Kaigun Heiho (sekolah Prajurit Angkatan
Laut Jepang). Kemudian pemerintah mengganti TRI Laut menjadi Angkatan
Laut Republik Indonesia (ALRI) Pangkalan Sibolga.
Memasuki bulan Maret 1947, dilakukan reorganisasi ALRI
Pangkalan Sibolga menjadi ALRI Pangkalan Besar Sibolga yang
membawahi Pangkalan A Sibolga. Pangkalan A merupakan kesatuan
setingkat batalyon yang bertanggung jawab ataskeamanan di sekitar
Pelabuhan Sibolga. Pada tahun 1946 Belanda yang membonceng
pasukan Sekutu (Inggris), bermaksud mengembalikan kekuasaan Hindia-
Belanda, telah memancing perlawanan dari pihak Indonesia. Para anggota
TKR, laskar dan badan perjuangan menggelar sejumlah penyergapan
serta penyerangan terhadap pasukan Sekutu. Di Sumatera Utara, daerah
perjuangan tersebut, dikenal sebagai Medan Area.
3
Pertempuran Medan Area terus berlanjut hingga penyerahan
tongkat komando keamanan dari Sekutu kepada Belanda pada tahun 1946,
dan setelah itu para pejuang harus berhadapan langsung dengan kekuatan
militer Belanda. Di kota Sibolga sendiri, keadaan kian memanas ketika
Belanda mulai memasuki perairan Kota Sibolga tanpa izin. Hal ini
tentu saja menimbulkan fikiran negatif bagi setiap penduduk kota
Sibolga terutama para anggota ALRI, dikarenakan Belanda memasuki
Kota Sibolga memalui perairan dengan membawa sebuah kapal perang.
C. Defenisi Operasional
Peran Dr. Ferdinand L. Tobing dalam perang kemerdekaan dilaut Sibolga
antara lain :
1. Pemimpin Medan Perlawanan
D. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui peran Dr. Ferdinand L. Tobing dalam perang
kemerdekaan dilaut Sibolga.
Untuk mengetahui langkah yang dilakukan oleh Dr. Ferdinand L. Tobing
dalam perang kemerdekaan dilaut Sibolga.
Untuk mengetahui peran Oswald Siahaan dalam perang kemerdekaan dilaut
Sibolga.
Untuk mengetahui langkah yang dilakukan oleh Oswald Siahaan bdalam
perang kemerdekaan dilaut sibolga.
7
E. Kegunaan Penilitian
1. Mengenal sosok Dr. Ferdinan L. Tobing sebagai tokoh kemerdekaan
yang sangat dibutuhkan pada saat itu.
2. Mengenal strategi perang gerilya dan taktis yang digunakan oleh Dr.
Ferdinan L. Tobing dan korps Marinir Pertama selama masa perang
kemerdekaan kedua di Laut Sibolga.
3. Mengenal sosok Oswald Siahaan sebagai tokoh kemerdekaan yang
sangat dibutuhkan pada saat itu.
4. Mengenal peranan Korps Marinir Pertama dalam menuntaskan
perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa itu.
5. Mengenal peranan Laut Sibolga dalam sejarah Indonesia dan perang
kemerdekaan kedua, serta pengaruhnya pada kegiatan maritim pada
masa-masa Berikutnya, seperti perang kemerdekaan ketiga.
F. Landasan Teoritis
1. Kajian Teoritis
Mengacu pada judul berdasarkan kamus besar BahasaIndonesia,
peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Me
nurut Soejono Soekanto dalam buku yang berjudul sosiologi suatu
pengantar(2012:212), menjelaskan pengertian peranan merupakan aspek
dinamiskedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.
Perbedaanantara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan
ilmu pengetahuan.
Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satutergantung
pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpakedudukan atau
kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana dengankedudukan, peranan juga
mempunyai dua arti. Setiap orang mempunyaimacam-macam peranan yang
berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya.Hal itu sekaligus berarti bahwa
peranan menentukan apa yangdiperbuatnya bagi masyarakat serta
kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya.
Sedangkan Agresor menurut J.S Badudu (2003:8) adalah penyerang baikitu
orang maupun negara.
8
2. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian – penelitian terdahulu yang relevandengan topik yang
diangkat sebagai gambaran dan untuk menunjang penelitian . Berikut adalah
beberapa buku yang dapat digunakan sebagai gambaran dan menunjang
untuk penelitian peranan Dr. Ferdinan L. Tobing dan Oswald Siahaan pada
masa perang kemerdekaan kedua di Laut Sibolga:
1. "Historia Militaris Indonesia" oleh Prof. Dr. Reksoprodjo, SE, M.A.
2. "Perang Kemerdekaan Indonesia" oleh Kolonel (Purn.) H. Agus
Widodo.
3. "Sejarah Perang Kemerdekaan 19451949" oleh Prof. Dr. Benny
Setiawan.
4. "Pada Era Revolusi" oleh Prof. Dr. Benny Setiawan.
5. "Sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia" oleh Sjaifuddin Z.
Muchtar.
6. "The Indonesian Revolution, 19451950" oleh Pierre Brocheux dan
Daniel Douek.
7. "Indonesia's Confrontation with Malaysia, 19631966" oleh Anthony
Reid
8. "Heroes of the Indonesian Revolution". Oleh John Roosa
9. "Museum Sejarah Laot Tapanuli".
3. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran tentang mengenal sosok Dr. Ferdinan L. Tobing
sebagai tokoh kemerdekaan yang sangat dibutuhkan pada saat itu.
Dan juga mengenal strategi perang gerilya dan taktis yang dilakukan oleh
Dr. Ferdinan L. Tobing dan Korps Marinir Pertama selama masa perang
kemerdekaan kedua di Laut Sibolga, dan peranan Korps Marinir Pertama
dalam menuntaskan perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa itu. Juga
mengenal peranan Laut Sibolga pada sejarah Indonesia dan perang
kemerdekaan kedua serta pengaruhnya pada kegiatan maritim.
Kerang pemikiran tentang mengenal sosok Oswald Siahaan adalah
seorang tokoh nasionalis yang percaya bahwa Indonesia harus memiliki
kedaulatan dan otonomi yang kuat. Oswald Siahaan juga memiliki peran
penting daalam pertempuran yang terjadi di Sibolga pada tahun 1947.
Dalam pertemputan tersebut beliau ikut berperang melawan Belanda
dan bertugas sebagai pemimpin. Oswald Siahaan memimpin pasukannya
dengan jiwa satria dan semangat yang tinggi.
9
4. Anggapan Dasar
Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed (2006:65) mengatakan
bahwa “Anggapan dasar adalah atau postular adalah sebuahtitik tolak
pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Berdasarkan
penelitian tersebut , maka peneliti merumuskan anggapan dasar peranan Dr.
Ferdinand L. Tobing dalam perang kemerdekaan kedua di laut Sibolga.
Anggapan dasar dari penelitian ini adalah Dr. Ferdinand L. Tobing sangat
berambisi dalam merebut kemerdekaan dari Belanda di laut Sibolga. Cara
yang ditempuh Dr. Ferdinand L. Tobing adalah dengan menggunakan
strategi perang gerilya dan taktis di laut Sibolga.
Begitu juga peranan Oswald Siahaan sebagai seorang pejuang
kemerdekaan yang berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia
pada zaman Orde Baru. Oswald Siahaan memberikan dukungan logistik dan
senjata kepada Korps Marinir Pertama di Laut Sibolga selama perang
kemerdekaan tersebut. Oswald Siahaan berperan penting dalam
mengkoordinasikan gerakan perlawanan rakyat dengan militer dalam perang
kemerdekaan tersebut.
Oswald Siahaan adalah seorang tokoh dalam gerakan kemerdekaan
yang percaya bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup dengan
martabat dan mendapatkan proses peradilan yang adil. Oswald Siahaan
adalah seorang pejuang hak asasi manusia yang percaya bahwa setiap orang
memiliki hak untuk hidup dengan martabat dan mendapatkan proses
peradilan yang adil. Oswald Siahaan adalah seorang pejuang hak-hak buruh
dan petani.
G. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian pada studi “Peranan Perang Kemerdekaan Kedua
Di Teluk Sibolga adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi pusaka. Saryono (2010:1) berpendapat bahwa metode penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan
dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan
melalui pendekatan kuantitatif.
0Metode penelitian lain yang digunakan adalah metodehistoris, yaitu
penelitian yang memiliki fokus penelitian berupa peristiwa- peristiwa yang
sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi masa lalu dengansumber data
atau saksi sejarah yang masih ada hingga saat ini.
10
Sumber datatersebut dapat diperoleh dari berbagai catatan sejarah, artefak,
laporanverbal, maupun saksi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran
persaksiannya. Metode penelitian lain yang digunakan adalah sebagai
berikut:
A. Heuristik
Heuristik merupakan tahapan mengumpulkan sebanyak-
banyaknyasumber sejarah yang relevan dengan tulisan yang akan dikaji.
Sumbersejarah ialah bahan bahan yang digunakan untuk mengumpulkan
dataatau informasi yang nantinya digunakan sebagai instrumen
dalam pengolahan data dan merekonstruksi sejarah. Dalam penelitian ini pe
neliti mengambil sumber berupa sumber sekunder berupa buku-bukudan
benda-benda peninggalan budaya di Situs Taman Purbakala Cipari.
B. Kritik sumber
Kritik sumber berarti usaha untuk menilai, menguji, serta
menyeleksisumber-sumber yang telah dikumpulkan untuk mendapatkan
sumberyang autentik (asli). Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat
otentisitas(keaslian sumber) dan tingkat kredibilitas sehingga terhindar
darikepalsuan. Kritik sumber terdiri atas kritik intern (meneliti isi
dokumenatau tulisan) dan kritik ekstren (meneliti keaslian sumber
yangdigunakan dalam penulisan).
C. Interpretasi
Interprestasi adalah proses penafsiran fakta sejarah yang
telahditemukan melalui proses kritik sumber sehingga akan
terkumpul bagian yang akan menjadi fakta serumpun. Pada tahapinterpretasi
atau penafsiran penulis melakukan penafsiran terhadapsumber-sumber yang
sudah mengalami kritik ekstern dari data-datayang diperoleh guna
menyambungkan fakta-fakta yang masih berserakan.
D. Historiografi (penulisan sejarah)
Historiografi adalah tahapan penyajian atas berbagai fakta yang
telahterkumpul. Pada tahap ini fakta-fakta sejarah diinterpretasikan
dankemudian penulis menyampaika sintetis yang diperoleh
dari penelitianyang dilakukan dan disampaikan dalam bentuk tulisan.
Historiografi merupakan tahapan akhir penulis untuk menyajikan semua
fakta kedalam bentuk tulisan.
11
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian yang peneliti lakukan dalam studi “Peran
Peperangan Kemerdekaan Kedua Di Teluk Sibolga” adalah peranan Dr.
Ferdinand L. Tobing dalam perang kemerdekaan dilaut Sibolga. Dalam
penelitian ini dapat dijadikan sumber sumber pengetahuan sejarah tentang
peran Dr. Ferdinand L. Tobing dalam perang kemerdekaan dan juga para
pahlawan lainnya juga yang ikut serta dalam perang kemerdekaan.
A. Memilih masalah
Penulis memilih masalah untuk dijadikan topik skripsi,
denganmempertimbangkan apakah masalah tersebut sesuai dengan
bahankajian sejarah dan mempertimbangkan juga apakah sumber-
sumberyang akan digunakan mudah didapatkan atau tidak.
B. Studi pendahuluan
Sesudah penulis menentukan masalah yang akan dijadikan
penulisanskripsi, maka penulis melakukan studi pendahuluan dengan
mengunjungi perpustakaan atau mempelajari beberapa sumber yangsudah
didapatkan.
C. Merumuskan masalah
Setelah penulis mendapatkan gambaran permasalahan yang
akanditeliti, maka penulis menentukan beberapa permasalahan dalam bentuk
pertanyaan.d.
G. Mengumpulkan data
Penulis mengumpulkan data yang diperlukan dari sumber atau buku-
buku yang dibaca dan browsing dari internet.
H. Analisis data
Penulis melakukan analisis terhadap data-data yang sudah
terkumpuli.
I. Menarik kesimpulan
Penulis menarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan
yang sudah dirumuskan bab pendahuluan.
J. Menyusun laporan
Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis dalam
bentuk laporan penelitian agar hasil dan prosedurnya diketahui oranglain,
sehingga kebenaran pekerjaan penelitian tersebut dapat teruji.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulam data yang digunakan dalam
untukmendapatkan data-data dalam penelitian adalah Studi kepustakaan.
Studikepustakaan adalah teknik pengumpulan data sekunder dari berbagai
buku,dokumen dan tulisan yang relevan untuk menyusun konsep penelitian
sertamengungkap objek penelitian.
13
Studi kepustakaan dilakukan dengan banyak melakukan telaah dan
pengutipan berbagai teori yang relevanuntuk menyusun konsep penelitian.
Studi kepustakaan juga dilakukanuntuk menggali berbagai informasi dan
data yang factual.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penulis dalam penelitian
ini antara lain:
A. Kode buku
Kode buku bermanfaat untuk menyusun daftar pustaka yang
harusdisusun menurut abjad.
E. Lokasi sumber
Tempat mencatat dimana buku itu diperoleh atau lokasi sumber.
A. Pemeriksaan data
Pemeriksaan data adalah proses memeriksa data yang telahdiperoleh
untuk dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Langkah ini
bertujuan untuk menentukan apakah data yang diperoleh dalam penelitian
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan, memenuhi kriteria
penelitian atau tidak.
B. Seleksi data
Seleksi data dilakukan dengan cara memilah dan memilih data
yangtelah diperoleh dalam penelitian dan mengklarifikasi kesesuaiandata
dengan pokok masalah yang akan dibahas penulis.
C. Analisis data
Untuk menunjang tercapainya suatu gagasan yang dituangkandalam
tujuan penelitian, maka dipandang perlu adanya data-data yang relevan dan
mampu menjawab permasalahan-permasalahan pada pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat dalam penelitian.
A. Waktu Penelitian
Sesuai dengan yang direncanakan, peneitian ini saya laksanakan
selama satu bulan, yaitu mulai pada bulan September 2023 sampai dengan
bulan Oktober 2023.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Kota Sibolga, dan
menggunakan sumber – sumber dari website maupun buku – buku.
15
H. Kesimpulan
I. Saran
Kepada generasi muda Sibolga sudah serausnya kita mencontoh
semangat dan keberanian dari seorang Oswald Siahaan yang berani mati
demi mempertahankan tanah kelahirannya dari penjajah. Oswald Siahaan
masih berusia 15 tahun ketika diangkat menjadi seorang komandan pasukan
perang, usia yang masih sangat muda untuk ukuran seorang pemimpin,
tetapi karena memang darah kepemimpinan, kebijaksanaan serta
keberanian luar biasa yang ada dalam dirinya lah yang menjadikannya
layak untuk menjadi seorang pemimpin.
Oswald Siahaan hanya dilahirkan dari rahim seorang wanita
yang biasa-biasa saja, ibunya hanya seorang penjual gorengan dan
tidak tahu baca tulis. Tetapi dia memiliki kemampuan yang tidak
dimiliki oleh ibu-ibu yang lain, dia mampu mendidik anaknya menjadi
seorang pejuang, pejuang yang berani mati dalam membela dan
mempertahankan tanah air nya dari para penjajah.
Sudah saat nya kita sebagai generasi muda harus bangkit dan
melanjutkan perjuangan para pejuang kita dalam memajukan negara
Indonesia tercinta.
Begitu juga peran seorang Ferdinand L Tobing yang juga rela
berkorban demi negara dan tanah kelahirannya dari penjajah. ketika ia
berusia 39 tahun. Saat itu, ia menjadi pelaut yang memimpin Kapal Perang
Indonesia “Marisa”.
17
Sebelum terlibat langsung dalam perang kemerdekaan di laut
Sibolga, Ferdinan L. Tobig terlebih dulu menjadi saksi hidup untuk
kekalahan Indonesia di darat dalam pertempuran menentang Belanda di
tahun 1946 dan 1947.
Pengaruh untuk memulai pengorbanan pada perang kemerdekaan
dilaut Sibolga mungkin juga berasal dari kekecewaannya terhadap Belanda
yang telah mencaplok Indonesia melalui Kesepakatan Linggarjati.
Ferdinan L. Tobing merupakan salah satu dari 16 kapal layar yang
diserahkan kepada government Indonesia pada masa perang kemerdekaan
kedua di perairan Teluk Sibolga. Ferdinan L. Tobing gugur dalam
pertempuran saat Belanda menginvasi Teluk Sibolga pada tahun 1949.
Biografi Ferdinan L. Tobing memiliki banyak nilai dan pelajaran
yang dapat diambil oleh masyarakat Indonesia. Ferdinan L. Tobing
merupakan seorang nelayan yang memiliki cita-cita tinggi untuk
membangunkan peran ketauladulan dan menjaga kedaulatan Indonesia di
bidang maritim.
Ferdinan L. Tobing adalah sosok yang sangat berani dan tegas dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ferdinan L. Tobing juga seorang
pejuang kemerdekaan Indonesia khususnya di bidang maritim dan teluk
Sibolga. Peran Ferdinan L.
Tobing dalam berperang menentang Belanda di Teluk Sibolga juga
merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang tidak boleh dilupakan.
Berdasar pada biografinya, Ferdinan L. Tobing adalah sosok pribadi yang
layak dihormati dan dijadikan teladan bagi generasi Indonesia.
Kepada Pemerintah, sudah selayak nya para pejuang laut
mendapatkan posisi yang sama dengan para pejuang darat. Karena
dalam mempertahankan kemedekaan, pertempuaran laut dan
pertempuran darat sama hebatnya. Jadi sudah sepantas nya para
pejuang laut menjadi pahlawan nasional.
Kebanyakan pahlawan nasional yang diangkat kebanyakan
berasal dari pejuang-pejuang darat. Sementara masih banyak
pejuang-pejuang yang berjuang dilaut terlupakan dan tidak dikenal oleh
para generasi muda.
18
DAFTAR SUMBER