PENGUJIAN MERUSAK
UJI IMPAK
Disusun Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
2 Mei 2021
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................1
1.3 Batasan Masalah ..............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Pengujian Logam ..................................................................2
2.2 Tegangan .........................................................................................6
2.3 Regangan .........................................................................................3
2.4 Tumbukan........................................................................................4
2.5 Mesin Uji Impak..............................................................................6
2.6 Uji Impak Charpy ............................................................................7
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir Percobaan ..................................................................8
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................9
3.3 Prosedur Percobaan .........................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan .............................................................................10
4.2 Pembahasan ...................................................................................13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan....................................................................................20
5.2 Saran ..............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................21
iii
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. CONTOH PERHITUNGAN .......................................................22
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS .............24
LAMPIRAN C. BLANKO PERCOBAAN ...........................................................29
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan 1 ........................................................................ 13
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan 2 ......................................................................... 13
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Tumbukan Lenting Sempurna ............................................................. 5
Gambar 2.2 Tumbukan Lenting Sebagian .............................................................. 6
Gambar 2.3 Tumbukan tidak lenting ...................................................................... 6
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Uji Impak................................................... 8
Gambar 4.1 Spesimen dengan standarisasi ASTM E23........................................ 12
Gambar 4.2 Jenis – jenis takik. ............................................................................. 13
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.2 Tegangan
Secara sederhana Tegangan merupakan gaya yang menyebabkan perubahan
bentuk benda akan sebanding dengan besaran. Semua bahan berubah bentuk karena
pengaruh gaya. Ada yang kembali ke bentuk aslinya bila gaya dihilangkan, ada pula
yang tetap berubah bentuk sedikit atau banyak. Jadi, deformasi bahan ditentukan
oleh gaya per satuan luas dan bukan oleh gaya total.[1]
Jika sebuah batang tegar yang dipengaruhi gaya tarik F ke kanan dan gaya yang
sama tetapi berlawanan arah ke kiri, maka gaya-gaya ini akan didistribusi secara
uniform ke luas penampang batang. Perbandingan gaya F terhadap luas penampang
A dinamakan tegangan tarik. Karena perpotongan dapat dilakukan. disembarang
titik sepanjang batang maka seluruh batang dalam keadaan mengalami tegangan
(stress) ditulis berikut:
σ =Yε .................................................................... (2.1)
σ = Tegangan
Y = Nilai Modulus yang menentukan sifat elastis
ε = Regangan
Tegangan bisa di definisikan juga dengan sebuah besaran skalar dan memiliki
satuan N/m² atau Pascal (Pa). Tegangan ini sendiri dibutuhkan untuk menghasilkan
regangan tertentu yang tergantung pada keadaan bahan yang ditekan. Perbandingan
antara tegangan dan regangan, atau tegangan per satuan regangan disebut modulus
elastisitas bahan. Semakin besar suatu nilai elastisitas, maka semakin besar juga
tegangan yang dibutuhkan untuk suatu regangan tertentu.[1]
2.3 Regangan
Secara sederhana hasil perubahan bentuk benda akibat tegangan di sebut
dengan Regangan. Regangan bisa disebut juga dengan derajat deformasi. Jelasnya
regangan merupakan perubahan yang terjadi pada ukuran dari sebuah benda yang
di sebabkan karena adanya gaya-gaya atau kopel yang berada di dalam
kesetimbangan dibandingkan dengan ukuran semula. Ada tiga macam regangan,
yakni (a) Regangan Tarik, (b) Regangan Kompresi, dan (c) Regangan Geser [2]
3
Kata regangan berhubungan dengan perubahan relatif dalam dimensi atau
bentuk suatu benda yang mendapat tekanan. Suatu batang yang panjang normalnya
l0 dan memanjang menjadi bila pada kedua ujungnya ditarik oleh gaya F.
Pertambahan panjang 𝑙 = 𝑙 0 + 𝑙, tentu saja tidak hanya pada ujung-ujung saja;
setiap elemen-elemen batang tertarik pada proporsi yang sama seperti batang
seluruhnya.[3]
Di dalam daerah linier dari grafik tegangan-regangan untuk tarikan atau
tekanan (kompresi), kemiringan menyamai nilai banding tegangan terhadap
regangan yang dinamakan modulus Young dari bahan tersebut.[3] Regangan tarik
pada batang dapat juga didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan
panjang dengan panjang semula, yang dimana harganya lebih besar dari 0.
Regangan tekan suatu batang yang ditekan didefinisikan dengan cara yang sama
sebagai pembanding antara berkurangnya panjang batang dengan panjang semula,
yang harganya lebih kecil dari 0. Regangan, ε yang disebabkan dinyatakan dengan
persamaan:
Ε =∆L/L .......................................................... (2.3)
Yang dimana :
Y = Modulus Young untuk menentukan sifat elastis.
ε = Regangan
L = Panjang
ΔL = Pertambahan Panjang
2.4 Tumbukan
Tumbukan merupakan suatu peristiwa saat sebuah partikel saling bertemu dan
bertabrakan dalam selang waktu tertentu. Tumbukan berkaitan erat dengan impuls
dan momentum sebab awal mula ditumbukan terdapat momentum dan impuls yang
bekerja dalam tumbukan. Didalam sebuah tumbukan selalu terdapat hukum
kekekalan momentum tapi juga ada beberapa jenis tumbukan yang tidak memiliki
hukum kekeklan kinetik. [5] Jenis jenis tumbukan umumnya terbagi menjadi
beberapa jenis sebagai berikut:
4
2.4.1 Tumbukan lenting sempurna
5
Gambar 2.2 Tumbukan Lenting Sebagian
6
ke 2, hal tersebut dikarenakan pada masa itu banyak terjadi fenomena yang
membentuk patahan getas yang terjadi pada daerah weldingan kapal – kapal perang
dan juga pada kapal tanker. Kemudian seorang ilmuan Prancis bernama Georges
Charpy melakukan percobaan impact. Dalam fenomena patahan itu nampaknya ada
bagian yang patah sebagian dan juga ada bagian yang mengalami patah hingga
menjadi dua bagian. Hal tersebut nampaknya terjadi karena pada saat musim dingin,
baja kapal yang biasanya bersifat ulet, karena sudah mengalami perubahan suhu
menjadi bersifat getas. Dari hasil penelitian tersebut, Georges Charpy dapat
menentukan bahan material apa yang nantinya akan digunakan untuk membentuk
badan kapal. Dan dari situ juga nama Charpy diabadikan menjadi suatu cara untuk
mengetahui nilai kekuatan suatu material bahan.
7
BAB III
METODE PERCOBAAN
Bahan Disiapkan
Pembahasan
Kesimpulan
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum modul uji impact ini adalah:
Berikut merupakan prosedur percobaan pada praktikum uji impact kali ini
5. Bandul dilepaskan dan energi yang diserap untuk mematahkan benda uji dicatat.
7. Harga impak (HI) yang didapatkan pada setiap benda uji dihitung.
9
BAB IV
HASIL DAN PERCOBAAN
4.1 Hasil Percobaan
Berikut merupakan data hasil dari percobaan uji impak dengan metode
charpy, data tersebut dapat dilihat pada tabel tabel berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan 1
10
4.2 Pembahasan
Uji Impact atau yang dikenal juga sebagai uji tubukan merupakan salah satu
cara yang dapat digunakan untuk menguji nilai Ketangguhan dari suatu material
(specimen). Uji impact dilakukan dengan memberikan gaya kejut pada specimen
yang akan mengakibatkan specimen berubah bentuk dikarenakan mendapat gaya
impact. Sedangkan Ketangguhan dinyatakan sebagai suatu kemampuan bahan
untuk menyerap energi tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan. Mudahnya
apabila suatu komponen mengalami gaya kejut dan benda tersebut tidak hancur,
artinya benda tersebut merupakan benda yang Tangguh. Ketangguhan suatu bahan
material dipengaruhi oleh bahan penyusun matrial.
Untuk mengetahui nilai kekuatan dari suatu specimen, maka di adakanlah
beberapa percobaan, diantara lain adalah percobaan uji impak dan uji tarik. Pada
alat uji impak, nilai besaran energi yang diserap dapat dilihat pada jarum pendek
yang terdapat pada mesin uji impak. Nilai energi yang diserap pada specimen, dapat
terlihat apabila proses penumpukan sudah terjadi. Sedangkan untuk menentukan
besaraan Joule yang akan kita berikan terhadap specimen, dapat dilihat pada jarum
panjang yang terdapat pada mesin uji impak. Sedangkan dalam uji tarik, nilai
ketangguhan didapatkan dengan cara menarik specimen hingga specimen
mengalami perubahan terhadap gaya yang di berikan. Nilai ketangguhan dari suatu
specimen dapat didatakan dengan menggunakan media kurva, semakin luas dari
daerah bawah kurva, maka hal tersebut menunjukan bahwa semakin Tangguh juga
specimen tersebut.
Standar ASTM ayang merupakan singkatan dari American Standart Testing
and Material. Merupakan standar internasional yang sering di gunakan di dalam
berbagai belahan dunia. Standar ASTM memiliki dua belas ribu standar yang
digunakan. Standar tersebut digunakan dan dibuat dengan memanfaatkan
pengkodean khusus. Standar tersebut di awali dengan huruf-huruf yang
menandakan pembagian dan jenis subjek standarisasi tersebut. Huruf A dalam
pengkodean memiliki arti untuk bahan besi dan baja. Huruf B dalam pengkodean
memiliki arti bahan logam nonferrous. Huruf C dalam pengkodean memiliki arti
11
keramik, beton dan bahan batu. Huruf D dalam pengkodean memiliki arti bahan
bahan lain. Huruf E dalam pengkodean memiliki arti Miscellaneous Subjects. Huruf
F dalam pengkodean memiliki arti bahan untuk aplikasi tertentu. Dan huruf G
dalam pengkodean memiliki arti Korosi, Deteriorasi, dan Degradasi Bahan.
Standar ASTM E23 menggambarkan penggunaan dari tes Charpy dan tes Izod,
yang merupakan salah satu dari tumbukan berbentuk lekuk, yang nantinya akan di
gunakan untuk menentukan energi serap yang di terima dari suatu specimen atau
bahan uji. Energi yang di serap tersebut nantinya akan menjadi ukuran dari nilai
ketangguhan material.
12
segitiga karena tegangan terdistribusi pada kedua titik pada sudutnya. Dan yang ke
empat adalah takik Key hole yang merupakan takik yang berbentuk lubang ditengah
specimen dengan ukuran lima puluh lima millimeter. Berikut merupakan Gambar
dari takik:
Apabila melihat data hasil dari percobaan, dapat dilihat bahwa besaran
harga impak yang di dapatkan dari masing masing sampel dengan suhu yang
berbeda beda dari setiap specimen di hasilkan data yang apabila di buat menjadi
diagram batang akan nampak sperti gambar di bawah ini.
Energi yang Diserap (E)
80
60
40
20
0 6 30 102.8
Temperatur (oC)
13
Apabila melihat dalam grafik batang tersebut didapatkan informasi bahwa
ketiga bahan baja tersebut adalah bahan baja yang sama yaitu baja BSN 375. Ketiga
baja tersebut di tumbukan dalam keadaan suhu specimen yang berbeda. Pada suhu
6 ˚C nilai energi yang diserap menunjukan nilai dengan jumlah 34 J, sedangkan
pada suhu 30 ˚C nilai energi yang diserap menunjukan nilai dengan jumlah 68 J.
Dan pada suhu 102.8 ˚C dihasilkan nilai energi yang diserap menunjukan nilai
dengan jumlah 46 J. Bukti tersebut menunjukan bahwa, suhu dapat mempengaruhi
nilai energi yang di serap.
0.8
Harga Impak (HI)
0.6
0.4
0.2
0 6 30 102.8
Temperatur (oC)
14
sebesar 0,575 J/mm2. Bukti tersebut membuktikan bahwa, suhu dapat
mempengaruhi harga impak.
Dari Gambar 4.5 nampak bentuk patahan terlihat seperti patahan campuran
sebab terlihat sebagian memantulkan cahaya dan sebagian tidak. Sedangkan pada
gembar 4.8 patahannya adalah patahan ulet, sebab terlihat seperti ada reduksi.
15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berikut ini merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum
dengan modul Uji Impak :
1. Suhu dapat mempengaruhi besaran nilai dari harga impak.
2. Semakin ulet hasil patahan yang terjadi pada benda uji, membuktikan
bahwa semakin rendah pula harga impak yang di peroleh.
3. Apabila persen patahan berada di bawah lima puluh persen, maka hasil
patahan yang terjadi adalah jenis patahan ulet.
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum dengan modul uji impak ini
adalah :
1. Semoga praktikum dapat dijalankan secara offline.
2. Dalam video, diharapkan dapat menunjukan specimen lain dengan suhu
yang berbeda juga.
16
DAFTAR PUSTAKA
[1] Serway, R.A. & Jewitt, Jr. J.W. Physics for Sccientist and Engineer with
Modern Physics, 9th edition. Boston: Brooks/Cole. 2014.
[2] Blatt F. J. 1986., Principles of Physics, 2nd edition. Allyn and Bacon, Inc.,
Boston.
[3] Halliday, Resnick. Fisika Dasar II. Jakarta: Erlangga. 2010.
[4] Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta :
Penebit Erlangga.
17
LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN
18
Lampiran A Contoh Perhitungan
E 68
HI = = = 0.85
A 80
19
LAMPIRAN B
20
Lampiran B Jawaban dari Pertanyaan
21
Key hole yang merupakan takik yang berbentuk lubang ditengah specimen
dengan ukuran lima puluh lima millimeter.
5. Jelaskan mengapa uji impak pentik untuk dilakukan dalam rangkaian uji
Teknik
Jawab :
Uji impak penting untuk dilakukan karena dari uji impak ini dapat diketahui
sifat mekanik seperti keuletan, kekerasan, ketangguhan material serta
melihat pengaruh dari suhu terhadap penyerapan energi dan persen patahan
material, sehingga kita dapat mengetahui berapa besar energi maksimal dan
minimal yang mampu diserap material serta mengetahui tingkat persen
patahan material.
6. Sebutkan dan jelaskan perpatahan impak !
Jawab :
a. Perpatahan ulet, berserat (fibrous fracture), yang melibatkan mekanisme
pergeseran bidang bidang kristal di dalam bahan (logam) yang ulet (ductile).
Ditandai dengan permukaan patahan berserat yang berbentuk dimpel yang
menyerap cahaya dan berpenampilan buram.
b. Perpatahan getas, granular/kristalin, dihasilkan oleh mekanisme
pembelahan (cleavage) pada butir-butir dari bahan (logam) yang rapuh
(brittle). Ditandai dengan permukaan patahan yang datar yang mampu
memberikan daya pantul cahaya yang tinggi (mengkilat).
c. Perpatahan campuran (berserat dan granular) merupakan kombinasi dua
jenis perpatahan di atas.
7. Sebutkan dan jelaskan contoh peristiwa yang pernah terjadi yang
berkaitan dengan fenomena perpatahan getas!
Jawab :
fenomena patah getas pada material yang diawali terjadinya retakan secara
cepat dibandingkan patah ulet tanpa deformasi plastis terlebih dahulu dan
dalam waktu yang singkat. Dalam kehidupan nyata, peristiwa patah getas
dinilai lebih berbahaya daripada patah ulet, karena terjadi tanpa disadari
begitu saja. Contohnya pada peristiwa rangka pesawat, mobil, rel kereta api
22
dll.Ketangguhan suatu material terhadap beban tiba-tiba (kejut) penting
dalam proses produksi untuk mengetahui sejauh mana bisa nantinya
menerima beban.
8. Apa yang dimaksud dengan temperatur transisi uji impak? Jelaskan
hubungan perubahan sifat material (ulet dan getas)
Jawab :
Temperatur uji impak merupakan proses yang menunjukkan suatu perubahan
sifat dari material yang diuji berdasarkan perubahan temperature.
Hubungannya pada perubahan sifat material logam adalah perubahan
temperature mempengaruhi sifat material logam. Pada saat temperature yang
rendah, sifat material akan cenderung getas. Namun seiring dengan kenaikkan
temperature, sifat logam yang tadinya getas bertransisi menjadi bersifat ulet.
23
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
24