Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN MERUSAK

UJI IMPAK

Disusun Oleh :

Nama Praktikan : Gabriel Jonathan C.S.G


NPM : 3331200036
Kelompok : 15
Rekan : 1. Hafiz Hade Hisyam
2. Saddam Husein
3. Ilham Aswin Nugraha
Tanggal Praktikum : 2 Mei 2021
Tanggal Pengumpulan Laporan : 5 Mei 2021
Asisten : Amalia Rizky Sabila

LABORATORIUM METALURGI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

Tanggal Masuk Laporan Tanda Tangan

2 Mei 2021

Disetujui untuk Laboratorium Metalurgi FT UNTIRTA


Cilegon, Bulan Mei 2021

(Amalia Rizky Sabila)

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................1
1.3 Batasan Masalah ..............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Pengujian Logam ..................................................................2
2.2 Tegangan .........................................................................................6
2.3 Regangan .........................................................................................3
2.4 Tumbukan........................................................................................4
2.5 Mesin Uji Impak..............................................................................6
2.6 Uji Impak Charpy ............................................................................7
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir Percobaan ..................................................................8
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................9
3.3 Prosedur Percobaan .........................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan .............................................................................10
4.2 Pembahasan ...................................................................................13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan....................................................................................20
5.2 Saran ..............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................21

iii
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. CONTOH PERHITUNGAN .......................................................22
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS .............24
LAMPIRAN C. BLANKO PERCOBAAN ...........................................................29

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan 1 ........................................................................ 13
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan 2 ......................................................................... 13

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Tumbukan Lenting Sempurna ............................................................. 5
Gambar 2.2 Tumbukan Lenting Sebagian .............................................................. 6
Gambar 2.3 Tumbukan tidak lenting ...................................................................... 6
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Uji Impak................................................... 8
Gambar 4.1 Spesimen dengan standarisasi ASTM E23........................................ 12
Gambar 4.2 Jenis – jenis takik. ............................................................................. 13

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu ilmu yang sudah pasti bahwasanya bahan material atau yang biasa
dikenal juga dengan sebutan (specimen) pasti memiliki batasan tertentu dalam
kekuatan suatu bahan. Besar kecilnya pengaruh yang didapatkan oleh bahan
material tersebut di dasari dengan seberapa besar gaya yang di berikan terhadap
bahan material tersebut. Uji impak merupakan salah satu cara untuk mengujikan
bahan, yang memiliki tujuan untuk melihat pengaruh temperature terhadap harga
impak serta juga jenis perpatahan dan juga hasil perpatahan yang terjadi yang
dilihat berdasarkan persentase patahan logam tersebut. Pada saat praktikan
melakukan pengujian tersebut praktikan akan mengetahui juga mengenai sifat sifat
mekanik terhadap specimen yang diuji. Dengan melakukan pengujian ini, praktikan
dapat mengetahui bahan logam apa yang akan di gunakan untuk membuat suatu
part mesin atau apapun yang dapat mendukung kehidupan manusia dimasa yang
akan dating.

1.2 Tujuan Percobaan


Pada praktikum uji impact yang dilakukan pada kali ini ialah untuk mengetahui
pengaruh temperature terhadap harga impak (HI) dan juga untuk mengetahui jenis
patahan dan sifat perpatahan berdasarkan persentase patahan.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam praktikum kali ini mencakup 2 variabel yaitu variabel
terikat dan variabel bebas. Dalam praktikum ini yang berperan sebagai variable
terikat adalah suhu dan beban. Sementara itu yang berperan sebagai variable bebas
adalah hasil patahan yang terjadi akibat dari gaya impact.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Pengujian Logam


Sifat mekanik material terbentuk menjadi delapan bagian antara lain adalah,
Kekuatan (strength) yang dimana hal tersebut menyatakan bahwa kemampuan
bahan untuk menerima tegangan sebelum menyebabkan bahan uji menjadi patah.
Kekerasan (hardness) yang merupakan kemampuan bahan untuk menahan goresan,
pengikisan, indentasi dan juga penetrasi. Keelastisitasan (elasticity) yang dimana
hal tersebut menyatakan kemampuan suatu bahan untuk menerima beban tanpa
terjadinya perubahan bentuk yang bersifat tetap (permanen) setelah nilai tegangan
dihilangkan. Kekakuan (stiffness) yang dimana hal tersebut menyatakan
kemampuan bahan menerima tegangan atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk. Plastisitas (plasticity) yang dimana hal tersebut menyatakan
bahwa adanya keunggulan bahan dalam mengalami beberapa deformasi plastik
tanpa menjadikan bahan mengalami kepatahan. Ketangguhan (toughness) yang
dimana hal tersebut menyatakan suatu kemampuan bahan untuk menyerap energi
tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan. Kelelahan (fatique) yang dimana hal
tersebut merupakan sejumlah besar nilai kerusakan yang terjadi terhadap komponen
mesin yang disebabkan oleh kelelahan. Oleh sebab itu fatique merupakan sifat yang
cukup vital, namun juga sifat ini terbilang cukup sulit untuk diukur dikarenakan
cukup banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut.
Uji Impact atau yang dikenal juga sebagai uji tubukan merupakan salah satu
cara yang dapat digunakan untuk menguji nilai Ketangguhan dari suatu material
(specimen). Uji impact dilakukan dengan memberikan gaya kejut pada specimen
yang akan mengakibatkan specimen berubah bentuk dikarenakan mendapat gaya
impact.

2
2.2 Tegangan
Secara sederhana Tegangan merupakan gaya yang menyebabkan perubahan
bentuk benda akan sebanding dengan besaran. Semua bahan berubah bentuk karena
pengaruh gaya. Ada yang kembali ke bentuk aslinya bila gaya dihilangkan, ada pula
yang tetap berubah bentuk sedikit atau banyak. Jadi, deformasi bahan ditentukan
oleh gaya per satuan luas dan bukan oleh gaya total.[1]
Jika sebuah batang tegar yang dipengaruhi gaya tarik F ke kanan dan gaya yang
sama tetapi berlawanan arah ke kiri, maka gaya-gaya ini akan didistribusi secara
uniform ke luas penampang batang. Perbandingan gaya F terhadap luas penampang
A dinamakan tegangan tarik. Karena perpotongan dapat dilakukan. disembarang
titik sepanjang batang maka seluruh batang dalam keadaan mengalami tegangan
(stress) ditulis berikut:
σ =Yε .................................................................... (2.1)
σ = Tegangan
Y = Nilai Modulus yang menentukan sifat elastis
ε = Regangan
Tegangan bisa di definisikan juga dengan sebuah besaran skalar dan memiliki
satuan N/m² atau Pascal (Pa). Tegangan ini sendiri dibutuhkan untuk menghasilkan
regangan tertentu yang tergantung pada keadaan bahan yang ditekan. Perbandingan
antara tegangan dan regangan, atau tegangan per satuan regangan disebut modulus
elastisitas bahan. Semakin besar suatu nilai elastisitas, maka semakin besar juga
tegangan yang dibutuhkan untuk suatu regangan tertentu.[1]

2.3 Regangan
Secara sederhana hasil perubahan bentuk benda akibat tegangan di sebut
dengan Regangan. Regangan bisa disebut juga dengan derajat deformasi. Jelasnya
regangan merupakan perubahan yang terjadi pada ukuran dari sebuah benda yang
di sebabkan karena adanya gaya-gaya atau kopel yang berada di dalam
kesetimbangan dibandingkan dengan ukuran semula. Ada tiga macam regangan,
yakni (a) Regangan Tarik, (b) Regangan Kompresi, dan (c) Regangan Geser [2]

3
Kata regangan berhubungan dengan perubahan relatif dalam dimensi atau
bentuk suatu benda yang mendapat tekanan. Suatu batang yang panjang normalnya
l0 dan memanjang menjadi bila pada kedua ujungnya ditarik oleh gaya F.
Pertambahan panjang 𝑙 = 𝑙 0 + 𝑙, tentu saja tidak hanya pada ujung-ujung saja;
setiap elemen-elemen batang tertarik pada proporsi yang sama seperti batang
seluruhnya.[3]
Di dalam daerah linier dari grafik tegangan-regangan untuk tarikan atau
tekanan (kompresi), kemiringan menyamai nilai banding tegangan terhadap
regangan yang dinamakan modulus Young dari bahan tersebut.[3] Regangan tarik
pada batang dapat juga didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan
panjang dengan panjang semula, yang dimana harganya lebih besar dari 0.
Regangan tekan suatu batang yang ditekan didefinisikan dengan cara yang sama
sebagai pembanding antara berkurangnya panjang batang dengan panjang semula,
yang harganya lebih kecil dari 0. Regangan, ε yang disebabkan dinyatakan dengan
persamaan:
Ε =∆L/L .......................................................... (2.3)
Yang dimana :
Y = Modulus Young untuk menentukan sifat elastis.
ε = Regangan
L = Panjang
ΔL = Pertambahan Panjang
2.4 Tumbukan
Tumbukan merupakan suatu peristiwa saat sebuah partikel saling bertemu dan
bertabrakan dalam selang waktu tertentu. Tumbukan berkaitan erat dengan impuls
dan momentum sebab awal mula ditumbukan terdapat momentum dan impuls yang
bekerja dalam tumbukan. Didalam sebuah tumbukan selalu terdapat hukum
kekekalan momentum tapi juga ada beberapa jenis tumbukan yang tidak memiliki
hukum kekeklan kinetik. [5] Jenis jenis tumbukan umumnya terbagi menjadi
beberapa jenis sebagai berikut:

4
2.4.1 Tumbukan lenting sempurna

Dua benda dikatakan melakukan tumbukan lenting sempurna jika


momentum dan energi kinetik kedua benda sebelum tumbukan sama dengan
momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain pada
tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum
kekekalan energi kinetik. Hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan
energi kinetik berlaku pada peristiwa tumbukan lenting sempurna karena total
massa dan kecepatan kedua benda sama baik sebelum maupun setelah tumbukan.
Hukum ini berlaku pada tumbukan lenting karena selama tumbukan terjadi tidak
ada energi yang hilang.[1]

Gambar 2.1 Tumbukan Lenting Sempurna

2.4.2 Tumbukan Lenting Sebagian


Tumbukan lenting sebagian juga disebut tumbukan lenting tak sempurna.
Hal ini sebenarnya banyak dijumpai pada tumbukan benda-benda disekitar
kita. Tumbukan lenting sebagian adalah tumbukan yang selama proses
tumbukan ada sebagian energi yang hilang. Jumlah energi kinetik kedua benda
setelah tumbukan ternyata lebih kecil daripada jumlah energi kinetik kedua
benda sebelum tumbukan. Hilangnya energi ini bisa dengan menjadi bentuk
energi lain misalnya energi panas atau energi suara.
Dalam perhitungan matematis, tumbukan lenting sebagian memiliki koefisien
restitusi < 1 (koefisien restitusi bisa dianggap sebagai perbandingan kecepatan
relatif kedua benda sesudah dan sebelum tumbukan), tapi tidak sampai nol. [4]

5
Gambar 2.2 Tumbukan Lenting Sebagian

2.4.3 Tumbukan tidak lenting sama sekali


Tumbukan tidak lenting sama sekali jauh berbeda dengan lenting
sebelumnya, karena pada tidak lenting sama sekali benda yang saling
bertumbukan akan menyatu ketika bertumbukan. Pada hal ini hukum kekekalan
momentum masih berlaku namun untuk hukum kekekalan energy kinetic sudah
tidak ada. Kecepatan setelah tumbukannya pun bernilai sama. koefisien
restitusinya bernilai e=0. [4]

Gambar 2.3 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

2.5 Mesin Uji Impact


Mesin uji impact merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui suatu nilai
dari gaya impact suatu beban yang disebabkan karena adanya gaya kejut yang
terjadi terhadap bahan uji (Specimen). Banyak bentuk dari mesin impact ini, mulai
dari yang konvesional hingga yang sudah modern sehingga menggunakan teknologi
digitalisasi. Sejarah pengujian impact ini mulanya terjadi ketika masa Perang Dunia

6
ke 2, hal tersebut dikarenakan pada masa itu banyak terjadi fenomena yang
membentuk patahan getas yang terjadi pada daerah weldingan kapal – kapal perang
dan juga pada kapal tanker. Kemudian seorang ilmuan Prancis bernama Georges
Charpy melakukan percobaan impact. Dalam fenomena patahan itu nampaknya ada
bagian yang patah sebagian dan juga ada bagian yang mengalami patah hingga
menjadi dua bagian. Hal tersebut nampaknya terjadi karena pada saat musim dingin,
baja kapal yang biasanya bersifat ulet, karena sudah mengalami perubahan suhu
menjadi bersifat getas. Dari hasil penelitian tersebut, Georges Charpy dapat
menentukan bahan material apa yang nantinya akan digunakan untuk membentuk
badan kapal. Dan dari situ juga nama Charpy diabadikan menjadi suatu cara untuk
mengetahui nilai kekuatan suatu material bahan.

2.6 Uji Impact Charpy


Dalam pengujian Impact menggunakan cara charpy ini, batang uji akan
diletakkan terhadap penahan yang memiliki jarak sejauh 40mm, lalu bandul akan
diayunkan ke arah spesimen dari arah yang berbentuk melingkar. Benda uji charpy
mempunyai luas penampang lintang bujur sangkar dengan ukuran (10 x 10 mm)
serta juga memiliki suatu mata takik berbentuk V dengan sudut -45º, dengan ukuran
jari-jari datar sebesar 0,25 mm dan memiliki jarak kedalaman sebesar 2 mm, serta
dengan kecepatan impact kurang lebih sekitar 16 ft/detik. Benda uji akan
melengkung kemudian patah pada laju regangan yang tinggi.

7
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan

Berikut adalah diagram alir percobaan pada praktikum kali ini

Bahan Disiapkan

Kedalaman takik dan luas penampang


diukur

Bandul diletakan pada posisi skala


300 joule

Benda uji diletakan pada mesin uji


impact

Energi yang diserap dicatat

Harga impak dihitung

Patahan yang terjadi diamati


kemudian diukur

% (persen) patahan yang didapat


ditentukan
Literatur

Pembahasan

Kesimpulan
3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum modul uji impact ini adalah:

1. Mesin Uji impak charpy


2. Benda uji
3. Oven
4. Bejana
5. Es
6. Jangka Sorong
7. Thermometer

3.3 Prosedur Percobaan

Berikut merupakan prosedur percobaan pada praktikum uji impact kali ini

1. Benda uji disiapkan sesuai dengan ukuran standar.

2. Kedalaman takik dan luas penampang benda uji diukur.

3. Bandul diatur pada posisi skala 300 joule.

4. Benda uji diletakan pada mesin uji impak charpy.

5. Bandul dilepaskan dan energi yang diserap untuk mematahkan benda uji dicatat.

6. Percobaan dilakukan pada kondisi temperature yang berbeda sesuai yang

ditentukan oleh asisten.

7. Harga impak (HI) yang didapatkan pada setiap benda uji dihitung.

8. Bentuk patahan yang terjadi diukur kemudian di hitung.

9. % (persen) patahan yang didapatkan pada setiap benda uji dihitung.

9
BAB IV
HASIL DAN PERCOBAAN
4.1 Hasil Percobaan
Berikut merupakan data hasil dari percobaan uji impak dengan metode
charpy, data tersebut dapat dilihat pada tabel tabel berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan 1

No. Bahan Luas Suhu Energi Harga Impak


Penampang (⁰C) (Joule) (J/mm2)
(mm2)

1 BSN 375 80 6 34 0.425

2 BSN 375 80 30 68 0.85

3 BSN 375 80 102.8 46 0.575

Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan 2

Panjang (mm) Persen


No. Bahan
Patahan (%)
A B

1 BSN 375 9 8 10%

2 BSN 375 8 6 40%

3 BSN 375 7 6 47%

10
4.2 Pembahasan
Uji Impact atau yang dikenal juga sebagai uji tubukan merupakan salah satu
cara yang dapat digunakan untuk menguji nilai Ketangguhan dari suatu material
(specimen). Uji impact dilakukan dengan memberikan gaya kejut pada specimen
yang akan mengakibatkan specimen berubah bentuk dikarenakan mendapat gaya
impact. Sedangkan Ketangguhan dinyatakan sebagai suatu kemampuan bahan
untuk menyerap energi tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan. Mudahnya
apabila suatu komponen mengalami gaya kejut dan benda tersebut tidak hancur,
artinya benda tersebut merupakan benda yang Tangguh. Ketangguhan suatu bahan
material dipengaruhi oleh bahan penyusun matrial.
Untuk mengetahui nilai kekuatan dari suatu specimen, maka di adakanlah
beberapa percobaan, diantara lain adalah percobaan uji impak dan uji tarik. Pada
alat uji impak, nilai besaran energi yang diserap dapat dilihat pada jarum pendek
yang terdapat pada mesin uji impak. Nilai energi yang diserap pada specimen, dapat
terlihat apabila proses penumpukan sudah terjadi. Sedangkan untuk menentukan
besaraan Joule yang akan kita berikan terhadap specimen, dapat dilihat pada jarum
panjang yang terdapat pada mesin uji impak. Sedangkan dalam uji tarik, nilai
ketangguhan didapatkan dengan cara menarik specimen hingga specimen
mengalami perubahan terhadap gaya yang di berikan. Nilai ketangguhan dari suatu
specimen dapat didatakan dengan menggunakan media kurva, semakin luas dari
daerah bawah kurva, maka hal tersebut menunjukan bahwa semakin Tangguh juga
specimen tersebut.
Standar ASTM ayang merupakan singkatan dari American Standart Testing
and Material. Merupakan standar internasional yang sering di gunakan di dalam
berbagai belahan dunia. Standar ASTM memiliki dua belas ribu standar yang
digunakan. Standar tersebut digunakan dan dibuat dengan memanfaatkan
pengkodean khusus. Standar tersebut di awali dengan huruf-huruf yang
menandakan pembagian dan jenis subjek standarisasi tersebut. Huruf A dalam
pengkodean memiliki arti untuk bahan besi dan baja. Huruf B dalam pengkodean
memiliki arti bahan logam nonferrous. Huruf C dalam pengkodean memiliki arti

11
keramik, beton dan bahan batu. Huruf D dalam pengkodean memiliki arti bahan
bahan lain. Huruf E dalam pengkodean memiliki arti Miscellaneous Subjects. Huruf
F dalam pengkodean memiliki arti bahan untuk aplikasi tertentu. Dan huruf G
dalam pengkodean memiliki arti Korosi, Deteriorasi, dan Degradasi Bahan.
Standar ASTM E23 menggambarkan penggunaan dari tes Charpy dan tes Izod,
yang merupakan salah satu dari tumbukan berbentuk lekuk, yang nantinya akan di
gunakan untuk menentukan energi serap yang di terima dari suatu specimen atau
bahan uji. Energi yang di serap tersebut nantinya akan menjadi ukuran dari nilai
ketangguhan material.

Gambar 4.1 Spesimen dengan standarisasi ASTM E23


Dapat dilihat dalam gambar 4.1 bahwa dalam specimen ukuran standar terdapat
Takik (celah) yang digunakan sebagai titik focus pada saat benda pengalami
pengujian. Ada beberapa jenis takik yang dapat digunakan seperti, takik segitiga
“V” yang dimana takik ini mempunyai energi impact yang paling kecil, sehingga
paling mudah patah. Hal tersebut diakibatkan karena distribusi tegangan hanya
terkonsentrasi pada satu titik saja, yaitu pada ujung takikan. Kemudian ada takik
berbentuk bulat “U” yang mempunyai energi impact yang paling besar karena
distribusi tegangan tersebar pada setiap sisinya, sehingga tidak mudah patah. Lalu
ada takik “SEGI EMPAT” yang mempunyai energi yang lebih besar pada takikan

12
segitiga karena tegangan terdistribusi pada kedua titik pada sudutnya. Dan yang ke
empat adalah takik Key hole yang merupakan takik yang berbentuk lubang ditengah
specimen dengan ukuran lima puluh lima millimeter. Berikut merupakan Gambar
dari takik:

Gambar 4.2 Jenis – jenis takik.

Apabila melihat data hasil dari percobaan, dapat dilihat bahwa besaran
harga impak yang di dapatkan dari masing masing sampel dengan suhu yang
berbeda beda dari setiap specimen di hasilkan data yang apabila di buat menjadi
diagram batang akan nampak sperti gambar di bawah ini.
Energi yang Diserap (E)

80

60

40

20

0 6 30 102.8
Temperatur (oC)

Gambar 4.3 Grafik Batang Dampak Suhu


terhadap Energi yang Diserap.

13
Apabila melihat dalam grafik batang tersebut didapatkan informasi bahwa
ketiga bahan baja tersebut adalah bahan baja yang sama yaitu baja BSN 375. Ketiga
baja tersebut di tumbukan dalam keadaan suhu specimen yang berbeda. Pada suhu
6 ˚C nilai energi yang diserap menunjukan nilai dengan jumlah 34 J, sedangkan
pada suhu 30 ˚C nilai energi yang diserap menunjukan nilai dengan jumlah 68 J.
Dan pada suhu 102.8 ˚C dihasilkan nilai energi yang diserap menunjukan nilai
dengan jumlah 46 J. Bukti tersebut menunjukan bahwa, suhu dapat mempengaruhi
nilai energi yang di serap.

0.8
Harga Impak (HI)

0.6

0.4

0.2

0 6 30 102.8
Temperatur (oC)

Gambar 4.4 Grafik Batang Pengaruh Suhu


terhadap Harga Impak (HI)

Apabila melihat dalam grafik batang tersebut didapatkan informasi bahwa


ketiga bahan baja tersebut adalah bahan baja yang sama yaitu baja BSN 375. Ketiga
baja tersebut di tumbukan dalam keadaan suhu specimen yang berbeda. Nilai energi
yang diserap pada setiap suhu menunjukan angka yang berbeda, artinya secara
otomatis harga impaknya pun berbeda beda. Pada suhu 6 ˚C nilai harga impak yang
di dapatkan memiliki jumlah nilai sebesar 0,425 J/mm2, sedangkan pada suhu 30
˚C nilai harga impak yang di dapatkan memiliki jumlah nilai sebesar 0,85 J/mm2.
Dan pada suhu 102.8 nilai harga impak yang di dapatkan memiliki jumlah nilai

14
sebesar 0,575 J/mm2. Bukti tersebut membuktikan bahwa, suhu dapat
mempengaruhi harga impak.

Gambar 4.5 Hasil Patahan dalam suhu 102,8 ˚C

Gambar 4.6 Bentuk patahan dalam suhu 30 ˚C

Dari Gambar 4.5 nampak bentuk patahan terlihat seperti patahan campuran
sebab terlihat sebagian memantulkan cahaya dan sebagian tidak. Sedangkan pada
gembar 4.8 patahannya adalah patahan ulet, sebab terlihat seperti ada reduksi.

15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Berikut ini merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum
dengan modul Uji Impak :
1. Suhu dapat mempengaruhi besaran nilai dari harga impak.
2. Semakin ulet hasil patahan yang terjadi pada benda uji, membuktikan
bahwa semakin rendah pula harga impak yang di peroleh.
3. Apabila persen patahan berada di bawah lima puluh persen, maka hasil
patahan yang terjadi adalah jenis patahan ulet.
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum dengan modul uji impak ini
adalah :
1. Semoga praktikum dapat dijalankan secara offline.
2. Dalam video, diharapkan dapat menunjukan specimen lain dengan suhu
yang berbeda juga.

16
DAFTAR PUSTAKA
[1] Serway, R.A. & Jewitt, Jr. J.W. Physics for Sccientist and Engineer with
Modern Physics, 9th edition. Boston: Brooks/Cole. 2014.
[2] Blatt F. J. 1986., Principles of Physics, 2nd edition. Allyn and Bacon, Inc.,
Boston.
[3] Halliday, Resnick. Fisika Dasar II. Jakarta: Erlangga. 2010.
[4] Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta :
Penebit Erlangga.

[5] Momentum dan Impuls – Fisika Kelas 11.


https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/momentum-dan-impuls-fisika-
kelas-1/ [04 Oktober 2019]

17
LAMPIRAN A

CONTOH PERHITUNGAN

18
Lampiran A Contoh Perhitungan

1. Harga Impak pada Berbagai Temperatur


a) Baja BSN 375 (6°C), E = 34 J, A = w x t = 10 mm x 8 mm = 80 mm2
E 34
HI = = = 0.425
A 80
Keterangan:
A = luas penampang;
w = lebar penampang
t = tebal penampang
HI = harga impak
E = energi yang diserap

b) Baja BSN 375 (30°C), E = 68 J, A = w x t = 10 mm x 8 mm = 80 mm2

E 68
HI = = = 0.85
A 80

c) Baja BSN 375 (102.8°C), E = 46 J, A = w x t = 10 mm x 8 mm = 80


mm2
E 46
HI = = = 0.575
A 80

19
LAMPIRAN B

JAWABAN DARI PERTANYAAN

20
Lampiran B Jawaban dari Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan Impact test ?


Jawab :
Impact test atau dalam Bahasa Indonesia dapat di artikan sebagai uji impak
merupakan suatu cara pengujian yang dilakukan untuk mengetahui dan
melihat kekuatan, ketangguhan, dan keuletan material dengan cara diberikan
beban secara tiba tiba atau kejut.
2. Jelaskan perbedaan antara ketangguhan, kekerasan dan kekuatan !
Jawab :
Ketangguhan (toughness) yang dimana hal tersebut menyatakan suatu
kemampuan bahan untuk menyerap energi tanpa menyebabkan terjadinya
kerusakan. Kekerasan merupakan kemampuan bahan untuk menahan
goresan, pengikisan, indentasi dan juga penetrasi. Kekuatan yang dimana hal
tersebut menyatakan kemampuan bahan menerima tegangan atau beban tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk.
3. Jelaskan faktor yang mempengaruhi ketangguhan material !
Jawab:
Beberapa faktor yang mempengaruhi ketangguhan bahan adalah:
Bentuk Takikan, Temperatur, Beban, Transisi Ulet Rapuh.
4. Jelaskan dan gambaran macam-macam takik spesimen uji impak menurut
standar ASTM !
Jawab :
Takik segitiga “V” yang dimana takik ini mempunyai energi impact yang
paling kecil, sehingga paling mudah patah. Hal tersebut diakibatkan karena
distribusi tegangan hanya terkonsentrasi pada satu titik saja, yaitu pada ujung
takikan. Kemudian ada takik berbentuk bulat “U” yang mempunyai energi
impact yang paling besar karena distribusi tegangan tersebar pada setiap
sisinya, sehingga tidak mudah patah. Lalu ada takik “SEGI EMPAT” yang
mempunyai energi yang lebih besar pada takikan segitiga karena tegangan
terdistribusi pada kedua titik pada sudutnya. Dan yang ke empat adalah takik

21
Key hole yang merupakan takik yang berbentuk lubang ditengah specimen
dengan ukuran lima puluh lima millimeter.
5. Jelaskan mengapa uji impak pentik untuk dilakukan dalam rangkaian uji
Teknik
Jawab :
Uji impak penting untuk dilakukan karena dari uji impak ini dapat diketahui
sifat mekanik seperti keuletan, kekerasan, ketangguhan material serta
melihat pengaruh dari suhu terhadap penyerapan energi dan persen patahan
material, sehingga kita dapat mengetahui berapa besar energi maksimal dan
minimal yang mampu diserap material serta mengetahui tingkat persen
patahan material.
6. Sebutkan dan jelaskan perpatahan impak !
Jawab :
a. Perpatahan ulet, berserat (fibrous fracture), yang melibatkan mekanisme
pergeseran bidang bidang kristal di dalam bahan (logam) yang ulet (ductile).
Ditandai dengan permukaan patahan berserat yang berbentuk dimpel yang
menyerap cahaya dan berpenampilan buram.
b. Perpatahan getas, granular/kristalin, dihasilkan oleh mekanisme
pembelahan (cleavage) pada butir-butir dari bahan (logam) yang rapuh
(brittle). Ditandai dengan permukaan patahan yang datar yang mampu
memberikan daya pantul cahaya yang tinggi (mengkilat).
c. Perpatahan campuran (berserat dan granular) merupakan kombinasi dua
jenis perpatahan di atas.
7. Sebutkan dan jelaskan contoh peristiwa yang pernah terjadi yang
berkaitan dengan fenomena perpatahan getas!
Jawab :
fenomena patah getas pada material yang diawali terjadinya retakan secara
cepat dibandingkan patah ulet tanpa deformasi plastis terlebih dahulu dan
dalam waktu yang singkat. Dalam kehidupan nyata, peristiwa patah getas
dinilai lebih berbahaya daripada patah ulet, karena terjadi tanpa disadari
begitu saja. Contohnya pada peristiwa rangka pesawat, mobil, rel kereta api

22
dll.Ketangguhan suatu material terhadap beban tiba-tiba (kejut) penting
dalam proses produksi untuk mengetahui sejauh mana bisa nantinya
menerima beban.
8. Apa yang dimaksud dengan temperatur transisi uji impak? Jelaskan
hubungan perubahan sifat material (ulet dan getas)
Jawab :
Temperatur uji impak merupakan proses yang menunjukkan suatu perubahan
sifat dari material yang diuji berdasarkan perubahan temperature.
Hubungannya pada perubahan sifat material logam adalah perubahan
temperature mempengaruhi sifat material logam. Pada saat temperature yang
rendah, sifat material akan cenderung getas. Namun seiring dengan kenaikkan
temperature, sifat logam yang tadinya getas bertransisi menjadi bersifat ulet.

23
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LABORATORIUM TEKNIK METALURGI


Jl. Jenderal Soedirman Km. 3 Cilegon. Email :
metalurgilaboratorium@gmail.com

Tanggal : 02 Mei 2021 DATA PERCOBAAN Kelompok : 15


UJI IMPAK

Luas Panjang (mm) Persen


No. Bahan Suhu Energi Harga Impak
Penampang Patahan
(⁰C) (Joule) (J/mm2)
(mm2) A B (%)

1 BSN 375 80 6 34 0.425 9 8 10

2 BSN 375 80 30 68 0.85 8 6 40

3 BSN 375 80 102.8 46 0.575 7 6 47

No Nama NPM Asisten

1. Gabriel Jonathan 3331200036


2. Hafiz Hade H 3331190045
3. Saddam Husein 3331200065
4. Ilham Aswin Nugraha 3331200111
(Amalia Rizky Sabila)

24

Anda mungkin juga menyukai