1. Ilmu tasawuf yang pada dasarnya bila dipelajari secara esensial mengandung empat
unsur, yaitu
a. Metafisika, yaitu hal-hal yang di luar alam dunia atau bisa juga dikatakan
sebagai ilmu ghoib. Di dalam Ilmu Tasawuf banyak dibicarakan tentang
masalah-masalah keimanan tentang unsur-unsur akhirat, dan cinta seorang sufi
terhadap Tuhannya
b. Etika, yaitu ilmu yang menyelidiki tentang baik dan buruk dengan melihat
pada amaliah manusia. Dalam Ilmu Tasawuf banyak sekali unsur-unsur etika,
dan ajaran-ajaran akhlak (hablumminallah dan hablumminannas)
c. Psikologi, yaitu masalah yang berhubungan dengan jiwa. Psikologi dalam
pandangan tasawuf sangat berbeda dengan psikologi modern. Psikologi
modern ditujukan untuk menyelidiki manusia bagi orang lain, yakni jiwa
orang lain yang diselidikinya. Sedangkan psikologi dalam tasawuf
10
memfokuskan penyelidikan terhadap diri sendiri,
yakni diarahkan terhadap penyadaran diri sendiri dan menyadari kelemahan dan
kekurangan dirinya untuk kemudian memperbaiki menuju kesempurnaan nilai
pribadi yang mulya.
d. Estetika, yaitu ilmu keindahan yang menimbulkan seni. Untuk meresapkan
seni dalam diri, haruslah ada keindahan dalam diri sendiri. Sedangkan puncak
keindahan itu adalah cinta. Jalan yang ditempuh untuk mencapai keindahan
menurut ajaran tasawuf adalah tafakur, merenung hikmah-hikmah ciptaan
Allah. Dengan begitu akan tersentuh kebesaran Allah dengan banyak
memuji dan berdzikir kehadirat-Nya. Oleh karena itu, dengan senantiasa
bertafakur dan merenungkan segala ciptaan Allah, maka akan membuahkan
pengenalan terhadap Allah (ma’rifat billah) yang merupakan keni’matan bagi
ahli sufi. Hal ini bersumber pada mahabbah, rindu,
ridlo melalui tafakkur, dan amal-amal shalih
Menurut analisa Prof. Dr. H.M. Athoullah Ahmad, MA. bahwa obyek
pembicaraan Ilmu Tasawuf itu meliputi tentang akal dan ma’rifat kemudian
membahas mengenai hati dan riyadhah (latihan dalam spiritual). Adapun status
Ilmu Tasawuf yaitu menuntun sesuai dengan petunjuk, dan membuang apa yang
tidak sesuai dengan tuntunan yang berlaku. Kemudian sekuat tenaga menuju ke
jalan Ilahi
2. Istilah tasawuf berasal dari bahasa Arab dari kata ”tashowwafa – yatashowwafu -
tashowwuf” mengandung makna (menjadi) berbulu yang banyak, yakni menjadi
seorang sufi atau menyerupainya dengan ciri khas pakaiannya terbuat dari bulu
1
domba/wol (suf), walaupun pada prakteknya tidak semua ahli sufi pakaiannya
menggunakan wol. Menurut sebagian
pendapat menyatakan bahwa para sufi diberi nama sufi karena kesucian (shafa)
hati mereka dan kebersihan tindakan mereka. Di sisi yang lain menyebutkan
bahwa seseorang disebut sufi karena mereka berada dibaris terdepan (shaff) di
hadapan Allah, melalui pengangkatan keinginan mereka kepada-Nya. Bahkan ada
juga yang mengambil dari istilah ash-hab al- Shuffah, yaitu para shahabat Nabi
SAW yang tinggal di kamar/serambi- serambi masjid (mereka meninggalkan dunia
dan rumah mereka untuk berkonsentrasi beribadah dan dekat dengan Rasulullah
2
SAW).
Pada intinya tasawuf merupakan suatu usaha dan upaya dalam rangka
mensucikan diri (tazkiyyatunnafs) dengan cara menjauhkan dari pengaruh
kehidupan dunia yang meyebabkan lalai dari Allah SWT untuk kemudian
memusatkan perhatiannya hanya ditujukan kepada Allah SWT. Menurut Syaikh
Muhammad Amin al-Kurdi bahwa tasawuf adalah ilmu
Ahlak adalah bentuk jamak yang berasal dari kata kuluk untuk kata kkhuluk ini
berasal dari bahasa arab yang berarti tingkah laku, perangai atau tabiat, dan menurut
tiga pakar bidang ahlak yaitu ibnu miskawaih, ahmad amin, al ghazali mengatakan
bahwa alak adalah peringai yang melekat pada diri seseornag dan dapat
memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu,
ahlak ini adalah suatu tingkah laku yang dilakukan secara berulang, bahkan tidak
hanya sekali atau hanya sewaktu waktu melakukan kebaikan
Tajalli juga merupakan istilah tasawuf yang berarti ”penampakan diri Tuhan”
yang bersifat absolut dalam bentuk alam yang bersifat terbatas
4. .ayat yang bersangkutan
Takhalli ialah:
Membersihkan diri dari kotoran hati/sifat-sifat tercela. Firman
AlLah dalam Al-Quran (S. As Sams: 9 - 10) :
Tahalli ialah:
Mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji/menyinari hati dengan Akhlak atau amal yang
saleh.
ادحأ هبر ةدابعب كرشي لاو احلص لمع لمعيلف هبر ءاقل اوجري ناك نمف
"Maka barang siapa Ingin Berjumpa dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh (memperbaiki akhlak) dan janganlah ia mempersekutukan apapun
dalam beribadat kepada Tuhan (bersih dari segala kotoran hawa nafsu
Tajalli ialah:
Yaitu beroleh pancaran Nur Tajallinya AlLah. Firman AlLah dalam Al-Quran (QS.
An-Nur
: 25)
"Allah itu cahaya langit dan bumi"
Al-Ghazali menerangkan : "Bahawa Tajalli itu ialah terbuka Nur cahaya Allah
bagi hati seseorang".
Hati yang bersih, di dalamnya ada Lampu yang ber-Cahaya, yang demikian itu
adalah Hati orang mukmin.(HR. Ahmad dan Ath Thabarani dari Abu Said al-Khudri)
….orang-orang yang dibukakan Hatinya oleh Allah untuk berserah diri, maka dia
mendapat
Cahaya dari Tuhannya.(Qs.39 : 22)
5. Dalam nahdlatul ulama terdapat 4 prinsip dasar, prinsip dasar tersebut antara lain
Tawasuth adalah mengambil jalan tengah, yaitu sikap tidak condong kepada
ekstream kanan (kelompok yang berkedok agama) maupun ekstream kiri
(kelompok komunis.) tasawuth juga diartikan sebagai sikap moderat yang berpijak
pada prinsip keadilan
I’tidal artinya tegak lurus, yaitu sikap tegak dalam arti tidak condong kepada
kepentingan diluar nahdlatul ulama dan umat , lurus dalam artian semata mata
berjuang demi kepentingan Nu dan umat
Tasamuh (toleran) maksudnya adalah bahwa sanya nu toleran terhadap perbedaan
pandangan dalam masalah agama budaya dan adat istiadat
Tawazun (seimbang) yaitu sikap seimbang dalam berkidmah demi terciptanya
keserasian hubungan antar sesame umat manusia dan manusia dengan allah