Disusun oleh :
2A
2021
1. Latar belakang
Penyakit ginjal kronik merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Ginjal memiliki
fungsi vital yaitu untuk mengatur volume dan komposisi kimia darah dengan
mengeksresikan zat sisa metabolisme tubuh dan air secara selektif. Jika terjadi gangguan
fungsi pada kedua ginjal maka ginjal akan mengalami kematian dalam waktu 3-4 minggu
(Prince dan Wilson, 2005).
2. Pengertian
Penurunan faal ginjal yang menahun, yang umumnya tidak reversibel dan cukup lanjut
yang merupakan perkembangan payah ginjal progresif dan lambat atau menahun.
3. Gambaran klinis
Pada penurunan cadangan ginjal, tidak tampak gejala-gejala klinis.
Pada insufisiensi ginjal, dapat timbul poliuri (peningkatan pengeluaran urine)
karena ginjal tidak mampu memekatkan urine.
Pada gagal ginjal, pengeluaran urine turun akibat GFR (Glomerular Filtration
Rate) yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan peningkatkan beban volume,
ketidakseimbangan elektrolit, asidosis metabolik, azotemia dan uremia.
Pada penyakit ginjal stadium akhir, terjadi azotemia dan uremia berat. Asidosis
metabolik memburuk, yang secara mencolok merangsang kecepatan pernapasan.
Timbul hipertensi, anemi, osteodistrofi, hiperkalemia, ensefalopati uremik, dan
pruritus (gatal). Dapat terjadi gagal jantung kongestif dan perikarditis. Tanpa
pengobatan terjadi koma dan kematian.
4. Fungsi Utama Ginjal
Gagal ginjal
kronik
Dalam Darah Ureum dan
Kreatinin meningkat
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Kebutaan pada mata akibat dampak dari adanya hipertensi
2. Pengecapan rasa menurun karena adanya stomatitis, ginggivitis, parotis akibat
dari iritasi amonia.
3. Sensasi kulit menurun karena:
a. Kulit kering dan besisik sebagai manifestasi dari tubuh yang banyak
kehilangan protein,
b. uremic frost terjadi oleh karena kadar urea dalam darah sangat tinggi,
sehingga bagian kulit yang berkeringat timbul kristal-kristal halus
berwarna putih,
c. Adanya odema akibat dari adanya retensi air dan natrium dampak dari
penurunan GFR oleh kerusakan glomerolus selain itu karena
hipoalbuminemia yang dapat menimbulkan penurunan tekanan osmotik,
sehingga cairan masuk ke ruang interstisium.
2. Nursing problem
BASED ON THE CLIENTS’ CLINICAL PATHWAY
1. Fluid and electrolyte imbalance
2. Pain
3. Anxiety
4. Urine Incontinence
5. Bleeding
6. Hyperthermia
7. Fatigue
8. Ineffective Airway Clearance
9. Decreased Cardiac Output
10. Activity Intolerance
11. Impaired Skin Integrity
12. Fear
13. Sexual Dysfunction
14. Ineffective Therapeutic Regimen Management
15. Lack of knowledge
16. Risk of infection
3. Rencana asuhan keperawatan
1. Kelebihan Vol. Cairan
Tujuan : mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan
a. Kaji status cairan
b. Batasi masukan cairan
c. Catat keseimbangan cairan
d. Jelaskan pd pasien dan klg rasional pembatasan cairan
e. Bantu pasien dlm menghadapi ketidaknyaman akibat pembatasan cairan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : mempertahankan masukan nutrisi yg adekuat
Kaji status nutrisi
Kaji pola diet pasien
Kaji adanya : anoreksi, mual muntah, stomatitis
Menyediakan mak kesukaan pasien dlm batas” diet
3. Kurang pengetahuan ttg kondisi dari program terapi
Kaji pemahaman mengenai penyebab GG, konsekuensi dan penangannya
Sediakan informasi baik tertulis maupun lisan mengenai : fungsi kegagalan renal,
pembatasan dan diet, medikasi, melaporkan masalah, tanda dan gejala, jadual
tindak lanjut dan pilihan
4. Perawatan diri dirumah
- Berikan penyuluhan berkelanjutan
- Ajarkan pasien dan keluarga ttg mslh yg harus dilaporkan
- Berikan penjelasan ttg medikasi
- Berikan konsul nutritional
- Pantau kemajuan pasien dan kepatuhan terhadap regimen penatalaksanaan
5 SOAL STUDY
1. Seorang wanita, 30 tahun, berat badan 60 kg, dengan keluhan sesak dan muntah. Tekanan
darah 160/100 mmHg, frekwensi nafas 28 kali/menit. Edema kedua kaki, didapatkan rales pada
kedua basal paru. Pemeriksaan darah : kadar hemoglobin 7,3 g/dl,MCV dan MCHC normal,
ureum 421 mg/dl, kreatinin 32 mg/dl. Pemeriksaan ultrasonografi didapatkan ukuran kedua
ginjal mengecil, densitas cortex meningkat, batas medulla cortex kabur. Diagnosis fungsional
ginjal untuk pasien tersebut adalah :
D. Nephrotic Syndrome
2. Seorang laki-laki 10 tahun mengeluh air kencingnya berwarna gelap dan wajahnya sembab.
Penderita mengeluh nyeri waktu menelan, demam serta tenggorokkan terasa sakit 2 minggu yang
lalu, tapi sekarang semua gejala tersebut 1sudah hilang. Dari hasil pemeriksaan fisik sekarang
tekanan darahnya meningkat 150/90, oedem di wajah dan kaki. Dari hasil pemeriksaan kimia
darah,terjadi peningkatan kreatinin dan urea darah serta penurunan albumin plasma. Pada
pemeriksaan urine didapatkan proteinuria dan gross hematuria. Berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik serta laboratorium tersebut, pasien patut diduga menderita :
A. Glomerulonephritis
C. Uretritis akut
D. Sistitis akut
E. Appendisitis
3. Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang dengan keluhan buang air kecil kurang. Ia
mempunyai riwayat diare dan muntah-muntah sekitar 3 hari yang lalu. Ayahnya kemudian
mempuasakan anak ini dari makan dan minum. Hari ini anaknyaminum air lebih dari 7 L, tetapi
urinnya tetap sedikit. Diagnosis keadaan ini adalah....
d. glomerulonefritis akut
e. glomerulonefritis
4. Seorang perempuan dengan usia 70 tahun, dirawat dirumah sakit dan di diagnosa gagal ginjal
kronik. Hasil pemeriksaan fisik yaitu : pasien tampak sesak, posisi semi fowler, bunyi nafas
ronchi dan terdapat edema anasarca. Urine output selama 24 jam adalah 300CC dan BB = 50 kg.
berapakah jumlah maksimal cairan yang diberikan kepada pasien tersebut selama 24 jam ?
a. 300 cc
b. 500 cc
c. 800 cc
d. 1000 cc
e. 2000 cc
5. Seorang laki-laki 32 tahun, di rawat di ruang ICU RSUD ulin banjarmasin, dari hasil diagnosa
medis pasien mengalami gagal ginjal kronik, kesadaran klien coma, tampak acites pada
abdomen, urine Bag 400 cc/24jam. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah :
b. pengkajian abdomen