1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
2
Kondisi eksisting sistem pengolahan air limbah di Kota Cirebon,
adalah sebagai berikut:
1) Secara umum, dapat dikatakan bahwa pengelolaan air limbah di
Kota Cirebon telah mencakup lebih dari 80% masyarakat Kota
Cirebon. Namun demikian, kondisi pengelolaan dapat dikatakan
belum baik.
2) Sistem pengelolaan air limbah di Kota Cirebon terbagi menjadi 2
(dua) sistem, yaitu :
a. Sistem Setempat/On-Site System
Kepemilikan jamban dan sarana pengelolaan air limbah di
Kota Cirebon cukup tinggi, yaitu 90,9% keluarga memiliki
jamban (dari 97,6% keluarga yang diperiksa) dan yang masuk
kategori jamban sehat sebesar 86,6%. Sedangkan kepemilikan
sarana pengelolaan air limbah juga cukup tinggi, yaitu 90,3%
keluarga memiliki sarana pengelolaan air limbah (dari 97,6%
keluarga yang diperiksa) dan yang masuk kategori sarana
pengelolaan air limbah sehat sebesar 85,3%.
b. Sistem Terpusat/Off-Site System
- IPAL Kesenden (Wilayah Utara)
- IPAL Ade Irma (Pusat Kota)
- IPAL Perumnas Utara (Gelatik)
- IPAL Perumnas Selatan (Rinjani)
3
Sedangkan kondisi eksisting sistem pengolahan air limbah di
Kabupaten Indramayu, yaitu:
1) Pelayanan pengelolaan air limbah domestik baru dilakukan
melalui sistem setempat (onsite) dengan menggunakan tangki
septik dan belum ada sistem komunal serta sistem terpusat
(offsite) meskipun saat ini pembangunan IPAL komunal sudah
mulai dibangun di beberapa wilayah dan kawasan industri.
2) Pelayanan air limbah domestik yang dilakukan pada tahun 2011
meliputi 270 KK/tahun (Data Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kabupaten Indramayu). Sementara itu, masih terdapat praktik
BABS di kalangan warga Indramayu sebesar 37%.
3) Sarana dan prasarana yang dimiliki berupa 1 (satu) unit Truk Tinja
dan 1 (satu) unit Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) yang
berlokasi di Pecuk dengan luas 176,95 m2, sistem pengolahan
gravitasi dan kapasitas maksimal 15 m3/hari.
4
2.2 Tujuan :
Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah agar Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat memiliki dokumen studi kelayakan sistem
pengelolaan air limbah domestik yang memadai sebagai acuan
standar dalam pengambilan keputusan prioritas pembangunan di
Metropolitan Cirebon Raya, dimana tujuan dari FS itu sendiri adalah:
- Analisis pelayanan air limbah domestik yang kontinu;
- perlindungan permukiman dari pencemaran air limbah domestik;
- Pengolahan air limbah domestik untuk memenuhi air baku mutu
efluen air limbah domestik
- Teridentifikasinya lembaga dan sumber daya manusia (SDM)
dalam menyelenggarakan pengembangan pengelolaan air limbah
domestik skala regional di Metropolitan Cirebon Raya;
- Pelayanan air limbah domestik yang terjangkau oleh masyarakat
atau pengguna layanan;
- Teridentifikasinya risiko lingkungan dan rencana tindak mitigasi
terhadap risiko lingkungan dari kegiatan pengembangan
pengelolaan air limbah domestik; dan
- Teridentifikasinya biaya dan sumber biaya dalam
menyelenggarakan pengelolaan air limbah domestik skala
regional
3. Sasaran Sesuai dengan maksud dan tujuan di atas, maka sasaran yang ingin
dicapai dari pekerjaan ini adalah melakukan kajian kelayakan
terhadap pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah skala
regional yang berlokasi di Metropolitan Cirebon Raya, yang lokasinya
sesuai dengan Rencana Induk Air Limbah Domestik Perkotaan di
Metropolitan Cirebon Raya .
4. Lokasi Kegiatan Lokasi yang menjadi fokus kajian atau wilayah perencanaan untuk
pekerjaan ini adalah 2 lokasi yang teridentifikasi sebagai lokasi
pembangunan sistem pengelolaan air limbah regional sebagai hasil
rencana Induk air limbah domestik perkotaan di Metropolitan
Cirebon Raya Tahun 2016, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
lokasi lain apabila terjadi perkembangan di lapangan.
5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat TA. 2018 sesuai
dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) TA. 2018 Nomor
1.04.01.1.04.01.021.0050.5.2 Tanggal 04 Januari 2018 Kegiatan
Penyusunan Dokumen Perencanaan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik dengan nilai Pagu Anggaran pekerjaan sebesar
Rp 1.000.000.000 (Satu Milyar Rupiah) termasuk pajak yang berlaku.
5
8. Standar Teknis Standar Teknis terkait pekerjaan ini, tidak terbatas pada standar
teknis berikut, yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik, SNI, RSNI dan standar teknis lainnya yang terkait
sektor Air Limbah.
10. Referensi Hukum Peraturan-peraturan yang melandasi pekerjaan ini, dan tidak
terbatas pada peraturan berikut, yaitu:
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
• Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan;
• Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 04/PRT/M/2017 tentang sistem pengolahan air limbah
domestik
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah;
• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002
tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup;
• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003
tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan
Contoh Air Permukaan;
6
• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003
tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar Air
pada Sumber Air;
• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003
tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar Air
pada Sumber Air;
• Aturan–aturan lainnya yang terkait dengan perumahan dan
kawasan permukiman.
11. Lingkup Kegiatan Kegiatan yang harus dilakukan dalam penyusunan FS Infrastruktur
Pengolahan Air Limbah di Metropolitan Cirebon Raya, sekurangnya
meliputi:
11.1 Kegiatan Teknis
1. Pengumpulan Data
Dalam menyelesaikan pekerjaan ini, maka konsultan diusulkan
untuk melakukan analisis menyeluruh terhadap dokumen
eksisting, mengulas dan mengevaluasi studi-studi, laporan dan
rekaman serta ulasan terhadap program sanitasi yang sedang
berjalan, direncanakan ataupun yang telah selesai dilaksanakan
di wilayah perencanaan. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh
konsultan selama tahap pengumpulan data, tidak terbatas pada
tugas-tugas sebagai berikut:
a) Informasi Umum:
✓ Gambaran kondisi terhadap situasi ekonomi dan
proyeksinya, termasuk pembangunan indsutri dan
pembangunan komersial di wilayah perencanaan yang
memungkinkan termasuk lingkup layanan Babadan dan
Susukan.
✓ Ulasan terhadap studi-studi terdahulu
✓ Identifikasi lahan dan status kepemilikan lahan untuk
calon lokasi pengelolaan air limbah domestik regional
✓ Identifikasi area pelayanan sistem pengelolaan air limbah
domestik regional
✓ Aspek kependudukan dan sosial di wilayah perencanaan,
paling sedikitnya meliputi:
o Jumlah Penduduk
o Jumlah rumah tangga
o Kepadatan penduduk, tingkat pertumbuhan dan
proyeksi penduduk (10 Tahun setiap interval 5 tahun)
o Pola tempat tinggal dan jenis lingkungan permukiman
✓ Aspek sosial terkait dengan air dan sanitasi di wilayah
perencanaan, sekurang-kurangnya meliputi:
o Aspek agama dan suku (jika memang penting)
o Persepsi terhadap fasilitas sanitasi yang diinginkan
o Penentuan aksesibilitas, ketersediaan dan penerimaan
terhadap layanan air bersih dan sanitasi
o Kebiasaan penduduk terkait dengan kesehatan pribadi
o Karaketristik ekonomi dan keuangan
o Pendapatan tiap rumah tangga, jika mungkin per
deciles
o Pengeluaran rumah tangga
7
✓ Analisis Sektor
o Analisis kegiatan sektor sanitasi, kinerja dan
permasalahan
o Analisis Peraturan, keuangan, operasi dan
pemelihaaran, terkait kegiatan pemerintah, pelaku
swasta dan mitra pembangunan
✓ Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan lain yang sedang
berjalan atau direncakana yang mungkin terkait dengan
kegiatan ini.
b) Informasi Teknis
Mengidentifikasi sarana dan prasarana sanitasi di
metropolitan Cirebon Raya secara umum dan khusunya di
wilayah perencanaan, paling sedikitnya meliputi:
✓ Fasilitas sanitasi SPALD-T
o Jenis dan karakteristik utama dari sistem penyaluran
air limbah, jumlah sambungan, panjang dan diameter
o Jenis dan karakteristik utama dari stasiun pompa
o Jenis dan karakteristik uatama dari sarana IPAL,
teknologi, pengolahan lumpur dan pembuangannya
✓ Fasilitas sanitasi SPALD-S
o Teknologi eksisting seperti jamban, tangki septic,
tangki gabungan, toilet berjalan
o Jumlah Fasilitas SPALD-S (skala permukiman dan
Perkotaan)
o Volume dan karakteristik lumpur tinja/material,
frekuensi pengosongan fasilitas penampungan, dan
oleh siapa, kapasitas pengangkutan dan kapasitas
pengolahan, jarak pembuangan akhir.
o Instalasi pengolahan lumpur tinja
✓ Analisis Air Buangan:
Data kualitas air limbah yang masuk kedalam IPAL
eksisiting di salah satu atau lebih titik-titik strategis di
dalam jaringan air limbah untuk karakteristik parameter
seperti BOD, COD, SS, pH, minyak & lemak, nitrogen,
fosfor.
✓ Perkiraan Kebutuhan air perkapita (nilai sekarang dan
prediksi pembangunan)
✓ Perkiraan timbulan air limbah dengan
mempertimbangkan rasio sistem saluran pembuangan,
tinkat infiltrasi, diurutkan ke dalam air limbah domestik,
air limbah dari otoritas, air limbah industri komersil
c) Informasi Kelembagaan:
✓ Mengidentifikasi semua lembaga/stakeholder yang terkait
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan
pengoperasian proyek mulai dari tingkat Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota maupun swasta yang meliputi aspek-
aspek berikut:
8
✓ Pengaturan kelembagaan sektor sanitasi di wilayah
perencanaan:
o Penyediaan air bersih
o Sistem pengelolaan air limbah domestik-Terpusat
(SPALD-T)
o Pengangkutan lumpur tinja atau materi tinja
o Pengolahan dan pembuangan lumpur tinja
o Toilet umum dan komunal, pemeliharaan dan
operasional
✓ Analisis personil, struktur, pembayaran, kecocokan dan
kompetensi dari utilitas yang berperan serta organisasinya
d) Informasi Keuangan:
Beberapa informasi keuangan yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
✓ Mengkaji sistem akuntansi (standar yang tepat guna yang
dipakai. Integrasi hibah/pinjaman ke dalam perhitungan
keuangan dll, laporan keuangan dll)
✓ Tarif air limbah saat ini dan struktur, penjelasan serta
fungsi dari sistem tagihan, persentase yang bayar tagihan,
efisiensi penagihan dan biaya untuk pengangkutan lumpur
tinja dan pembuangannya, dll.
✓ Biaya saat ini untuk operasi dan pemeliharaan sarana
yang ada
✓ Pemulihan biaya untuk pelayanan sanitasi. Berikut adalah
komponen keuangan yang harus dianalisis untuk
pembiayaan investasi dan operasi untuk pelayanan
sanitasi yang eksisting:
o Beban pengguna dan tarif
o Subsidi
o Hibah
o Pajak lingkungan dll
✓ Analisis keadaan keuangan dari utilitas yang terkait
(seperti PDAM di wilayah perencanaan) termasuk analisis
laporan keuangan, aset/kewajiban, pendapatan/biaya,
penilaian penerimaan dan kewajiban
✓ Biaya yang tepat guna, dibandingkan dengan kota lainnya
di Indonesia khususnya terkait investasi, operasi dan
pemeliharaan.
✓ Kajian terkait pendapatan penduduk untuk melihat
kemampuan penduduk dalam membayar air bersih.
9
f) Isu Lingkungan
✓ Analisis dari kondisi dan hambatan lingkungan saat ini
✓ Dampak dari pembuangan air limbah, tangki septic pada
kualitas air permukaan, air tanah, tanah dll
✓ Standar buangan yang diminta sesuai peraturan Inonesia,
secara khusus kualitas air limbah terolah, persyaratan
pembuangan lumpur tinja dan pengolahan lumpur tinja,
bising, udara dll
10
perkiraan waktu realistik untuk pengalihan kepemilikan /
pengambil-alihan, dll
11
b) Topografi
c) Iklim
d) Kualitas sungai dan rencana pengelolaan SDA
e) Kualitas air tanah
f) Geologi
g) Prasarana, sarana dan utilitas;
h) Rencana penataan wilayah; dan
i) Kependudukan
3) Perkiraan timbulan air limbah domestik. Perkiraan
timbulan air limbah domestik ditentukan berdasarkan:
a) Proyeksi penduduk dan perkiraan pengembangan
kawasan sesuai besaran rencana pengembangan; dan
b) Pemakaian air sesuai dengan kebutuhan domestik dan
kawasan
4) Karakteristik timbulan air limbah domestik
Karakteristik timbulan air limbah domestik ditentukan
berdasarkan survei karakteristik timbulan air limbah
domestik.
5) Kondisi sosial ekonomi
Kondisi yang perlu diperhatikan pada zona prioritas
meliputi:
a) Daerah dan/atau kawasan yang memiliki potensi
ekonomi tinggi, dihitung berdasarkan Pendapatan
Domestik Rerata Bruto (PDRB)
b) Daerah dan/atau kawasan dengan tingkat kesehatan
yang buruk, dihitung berdasarkan SPM
c) Kawasan rawan sanitasi, khususnya air limbah
domestik, berdasarkan studi antara lain EHRA
(Environmental Health Risk Assesment)
d) Kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi, >150.000
jiwa/km²; dan/atau
e) Kuantitas dan kualitas SDM dalam mengelola
komponen Sistem pengelolaan air limbah domestik
(SPALD), berdasarkan presentase keikutsertaan dalam
bimtek pengelolaan air limbah domestik
6) Pelaksanaan kajian kelayakan teknis rencana kegiatan
pengembangan Sistem pengelolaan air limbah domsetik
(SPALD) pada tiap komponen SPALD yang akan
dikembangkan terhadap kriteria kajian teknis
b. Kajian Lingkungan
Kajian lingkungan berupa studi analisis risiko lingkungan
dimana analisis risiko lingkungan meliputi analisis dampak
negatif pada lingkungan, baik pada saat pelaksanaan
konstruksi dan/atau pengoperasian. Analisis risiko lingkungan
dilakukan terhadap aspek lingkungan pada area yang
diperkirakan akan terkena dampak langsung atau tidak
langsung dari kegiatan pengembangan sistem pengelolaan air
limbah domsetik (SPALD), serta meninjau dampak lanjutan
terhadap dampak negatif yang dapat timbul. Hasil analisis
risiko lingkungan digunakan untuk menyusun rencana tindak
12
mitigasi dalam setiap tahap pelaksanaan konstruksi dan
pengoperasian SPALD.
Analisis risiko lingkungan dilakukan berdasarkan:
- Pencemaran udara;
- Pencemaran air;
- Pencemaran air permukimaan dan air tanah dalam;
- Pencemaran tanah;
- Kebisingan;
- Lalu lintas;
- Kesehatan dan keselamatan manusia; dan
- Estetika
13
biaya dan manfaat selama tahun proyeksi.
14
Berikut adalah komponen biaya investasi infrastruktur pengolahan
air limbah, yaitu:
15
sesuai kapasitasnya secara berkelanjutan dan berdaya
guna sesuai umur rencananya. Biaya pengoperasian
dan pemeliharaan SPALD dihitung dalam satuan
Rupiah/tahun.
Biaya pengoperasian dan pemeliharaan SPALD, paling
sedikitnya perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
• Seluruh biaya pengoperasian dan pemeliharaan yang
diperlukan untuk mengoperasikan sarana dan
prasarana terbangun sesuai SOP harus diperkirakan
dalam satuan Rupiah/tahun serta diproyeksikan
selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan
peningkatan biaya pengoperasian; dan
• Seluruh biaya umum dan administrasi yang
diperlukan untuk membiayai pengoperasian lembaga
pengelola harus diperkirakan dalam Rupiah/tahun
serta diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan
memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi dan
pengembangan kapasitas lembaga pengelola.
16
dan sebagainya); dan (ATK, Telekomunikasi, Listrik,
3) Biaya peralatan dsb); dan
pengoperasian c. Biaya peralatan kantor
b. Biaya pemeliharaan (komputer, printer,
1) Pemeliharaan rutin kendaraan pengoperasional,
truk tinja (ganti oli dan sebagainya).
dan sebagainya); dan 4. Komponen biaya penyusutan
2) Pemeliharaan a. Biaya penyusutan pipa
berkala (ganti ban, pengumpulan
kopling) 1) Penyusutan pipa persil;
3. Komponen Biaya umum dan 2) Penyusutan pipa
administrasi retikulasi; dan
Komponen biaya umum dan 3) Penyusutan pipa induk
administrasi meliputi: b. Biaya penyusutan IPAL
a. Biaya gaji staf dan 1) Penyusutan bangunan
manajemen; instalasi
b. Biaya material habis pakai 2) Penyusunan M/E; dan
(ATK, Telp, Listrik, dan 3) Penyusutan bangunan
sebagainya). penunjang.
4. Komponen biaya penyusutan c. Biaya penyusutan kantor
Komponen biaya penyusutan administrasi
meliputi: 1) Penyusutan bangunan
a. Biaya penyusutan truk kantor;
tinja 2) Penyusutan peralatan
b. Biaya penyusutan IPLT; kantor; dan
dan 3) Penyusutan lain-lain.
c. Biaya penyusunan kantor
umum dan adminsitrasi
17
▪ Perkiraan jumlah pelanggan per golongan
pelanggan dan per jenis pelayanan.
Perkiraan tarif/retribusi per golongan pelanggan
harus direncanakan sebagai tarif/retribusi
terdiferensiasi untuk penerapan subsidi silang
kepada pelanggan yang berpenghasilan rendah.
Perkiraan struktur retribusi/tarif dan
retribusi/tarif per golongan pelanggan, harus
memperhitungkan komponen perkiraan tarif
pelayanan air limbah domestik sebagai berikut:
▪ Biaya pegoperasian dan pemeliharaan;
▪ Biaya depresiasi atau amortisasi;
▪ Biaya pinjaman (pokok dan bunga) untuk
kegiatan yang menggunakan dana pinjaman;
▪ Biaya umum dan administrasi; dan
▪ Biaya pengembalian modal
2) Manfaat Ekonomi
Manfaat ekonomi merupakan seluruh manfaat
ekonomi yang timbul dari keberadaan kegiatan
pengembangan SPALD yang harus memperkirakan:
a. Manfaat ekonomi kegiatan pengembangan
SPALD yang dapat diukur dengan nilai uang
(tangible) baik berupa manfaat langsung (direct)
maupun manfaat tidak langsung (indirect) harus
dikonversikan dengan standar konversi dan
dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan
kaidah ekonomi yang diperhitungkan dalam
satuan rupiah/tahun.
b. Manfaat ekonomi kegiatan pengembangan
SPALD yang tidak dapat diukur dengan nilai uang
(intangible) harus dijelaskan dengan
menggunakan data statistik yang relevan dan
dapat dipertanggungjawabkan dalam satuan
rupiah/tahun.
Berikut adalah komponen manfaat ekonomi
SPALD:
Tabel Komponen manfaat ekonomi SPALD
Komponen manfaat yang dapat Komponen manfaat yang
diukur dengan nilai uang meliputi: tidak dapat diukur dengan
1. Manfaat langsung uang meliputi:
a. Pemanfaatan lumpur tinja 1. Penguranan tingkat
sebagai pupuk pencemaran
b. Pemanfaatan gas bio 2. Meningkatkan
sebagai sumber energi kesehatan masyarakat
2. Manfaat tidak langsung 3. Terjaganya kelestarian
a. Peningkatan nilai harga sumber daya air
tanah dan bangunan 4. Penurunan derajat
b. Peningkatan kualitas air konflik yang
untuk umum disebabkan oleh
c. Peningkatan sanitasi umum pencemaran air
18
d. Peningkatan lingkungan limbah.
hidup
e. Peningkatan pendapatan
dari sektor pariwisata
19
memenuhi kriteria berikut:
- NPV positif
- Laju pengembalian ekonomi internal
(Economic Internal Rate of Return/EIRR)
minimal sama dengan nilai yang ditetapkan
- Benefit Cost Ratio (BCR) >1
3. Kelayakan Pendanaan
Kelayakan pendanaan dianalisis dengan
maksud untuk mendapatkan opsi
pendanaan dalam pengembangan SPALD
apakah pendanaan proyek sebaiknya
menggunakan dana sendiri (APBD) atau
dapat menggunakan pinjaman komersial
5. Pelaporan
12. Keluaran/out put Keluaran/output yang diharapkan dari penyusunan dokumen FS ini
sekurangnya terdiri dari:
1. Studi kelayakan ditinjau dari aspek teknis teknologis meliputi
aspek kemudahan dan kehandalan konstruksi, kualitas bahan
yang baik, kemudahan operasi dan pemeliharaan, kemudahan
20
suku cadang, jaminan kinerja alat/bahan sesuai spesifikasi
teknis, dengan perkiraan nilai proyek/investasi berdasarkan
alternatif yang dipilih dengan tingkat akurasinya 90-95%.
2. Studi kelayakan ditinjau dari aspek lingkungan meliputi dampak
negatif dan positif pada lingkungan, baik pada saat pelaksanaan
pembangunan maupun pada saat pengoperasian.
Kelayakan lingkungan dapat berupa:
• kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat
• jumlah penduduk yang terkena dampak
• Analisis risiko lingkungan dilakukan berdasarkan:
- Pencemaran udara;
- Pencemaran air;
- Pencemaran air permukimaan dan air tanah dalam;
- Pencemaran tanah;
- Kebisingan;
- Lalu lintas;
- Kesehatan dan keselamatan manusia; dan
- Estetika
• Menyusun rencana tindak mitigasi dalam setiap tahap
pelaksanaan konstruksi dan pengoperasian SPALD
3. Studi kelayakan ditinjau dari aspek sosial meliputi penerimaan
masyarakat dan potensi konflik serta penggunaan lahan.
4. Studi kelayakan ditinjau dari aspek budaya meliputi dinamika
budaya setempat.
5. Studi kelayakan ditinjau dari aspek ekonomi meliputi Economic
Internal Rate of Return (EIRR), Financial Internal Rate of Return
(FIRR) dan Economic Benefit Cost Ratio (EBCR).
6. Studi kelayakan ditinjau dari aspek finansial atau keuangan
meliputi kelayakan proyek dengan parameter Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR),
dan Payback Period serta kelayakan pendanaan dengan
parameter Debt Service Coverage Ratio (DSCR) dan saldo kas
akhir.
7. Studi kelayakan ditinjau dari aspek kelembagaan meliputi
rencana pengembangan organisasi dan sumber daya manusia
untuk dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan SPALD.
8. Draft Dokumen MOA dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota terkait pengembangan sistem pengelolaan air
limbah domestik di Metropolitan Cirebon Raya
13. Peralatan Material, Pejabat Pembuat Komitmen akan menyediakan fasilitas berupa:
Personil dan Fasilitas a. Data
dari Pejabat Pengguna Jasa memfasilitasi kebutuhan data/informasi yang ada
Pembuat Komitmen
pada pengguna jasa untuk melengkapi penyusunan kegiatan ini.
b. Fasilitas rapat
- Ruang rapat untuk pembahasan laporan
- Infocus
c. Tim Penerima Hasil Pekerjaan
Pengguna Jasa akan membentuk Tim Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan (PPHP) dimana penyedia jasa wajib berkonsultasi
dengan Tim terkait dengan semua produk yang dihasilkan dalam
rangka pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan.
21
14. Peralatan dan Penyedia Jasa harus menyediakan:
Material dari a. Narasumber, dengan ketentuan sebagai berikut:
Penyedia Jasa 1) Tenaga ahli profesional/akademisi yang berpengalaman
Konsultansi
dalam pekerjaan sejenis sebanyak 1 (satu) orang yang
dihadirkan pada setiap pembahasan laporan (Pendahuluan,
Antara dan Draft Akhir)
2) Bertugas untuk memberikan bahasan/masukan/analisis
terhadap hasil/out put yang disajikan oleh Penyedia Jasa.
b. Honor Narasumber
Penyedia Jasa menyediakan honorarium untuk Narasumber
pada setiap kali pembahasan laporan dengan memperhitungkan
semua biaya pengeluaran yang akan dimasukkan dalam biaya
penawaran.
c. Fasilitas Penunjang
Penyedia jasa harus menyediakan fasilitas guna menunjang
kelancaran pelaksanaan kegiatan yang dimasukkan dalam biaya
penawaran, minimal untuk hal-hal sebagai berikut :
1) Biaya perjalanan dinas untuk keperluan koordinasi persiapan
pelaksanaan, survey lapangan (pengumpulan data primer
dan sekunder) dan kebutuhan lainnya hingga tersusunya
dokumen FS infrastruktur pengolahan Air Limbah yang
implementatif dengan rincian sebagai berikut:
- Tenaga ahli (Team Leader), tenaga ahli teknik lingkungan,
Tenaga ahli Teknik Sipil dan Tenaga Ahli Planologi masing-
masing diharapkan dapat melakukan perjalanan dinas
minimal 25 kali dalam 5 bulan selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung
- Tenaga ahli sosial kemasyarakatan dan tenaga ahli hukum,
masing-masing diharapkan dapat melakukan perjalanan
dinas minimal 15 kali dalam waktu 3 bulan sesuai
penugasan
- Tenaga ahli Keuangan dan tenaga ahli kelembagaan,
masing-masing dapat melakukan perjalanan dinas
minimal 15 kali dalam waktu 4 bulan sesuai penugasan
- Asisten Tenaga Ahli Teknik Lingkungan (2 orang) dan
Asisten Tenaga Ahli Teknik Sipil (2 orang), tiap-tiap asisten
tenaga ahli dapat melakukan perjalanan dinas dalam
rangka menudukung pelaksanaan kegiatan minimal 20 kali
dalam 4 bulan sesuai penugasan
- Surveyor (2 orang) dimana tiap-tiap surveyor dapat
melakukan perjalanan dinas minimal 20 kali dalam waktu
2 bulan sesuai penugasan
- Asisten Surveyor (6 orang), tiap-tiap asisten surveyor
dapat melakukan perjalanan dinas minimal 10 kali dalam
waktu 2 bulan sesuai penugasan
2) Biaya komunikasi untuk kelancaran kegiatan selama 6 bulan.
3) Mampu menyediakan alat ukur serta kelengkapannya
minimal 2 unit dengan jangka waktu sesuai yang dibutuhkan
sehingga mendapatkan data pada daerah fokus kajian.
22
4) Mampu menyediakan kendaraan roda empat minimal 2 unit
untuk mobilisasi personil selama 5 bulan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan.
5) Mampu menyediakan fasilitas penunjang berupa slat tulis
kantor untuk jangka waktu selama 6 bulan.
6) Untuk kepentingan perencanaan, penyedia jasa wajib
mengalokasikan biaya untuk sampling dan pengujian pada
laboratorium yang sudah mendapatkan lisensi ISO 17025.
Untuk itu diperlukan surat dukungan dari laboratorium
tersebut.
23
pemberi tugas.
- Mampu membuat rencana jadwal pelaksanaan kegiatan dan
penugasan personil yang dilengkapi kurva S fisik dan
keuangan sesuai dengan tahapan pekerjaan
16. Jangka Waktu Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam waktu 6 bulan kalender
Penyelesaian sejak dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja dari PPK atau sesuai
Kegiatan kontrak kerja antara Penyedia Jasa dengan PPK pekerjaan
Penyusunan FS Infrastruktur Pengolahan Air Limbah di Metropolitan
Cirebon Raya
1.1.3. Tenaga S1 Teknik Sipil Ahli Muda berpengalaman pada pekerjaan sejenis 5
Ahli Sipil spesifikasi Ahli dan mempunyai pengalaman kerja
Teknik Sumber minimal 4 tahun dengan pengalaman
Daya Air kerja profesional minimal 1 tahun
Min. 4 Tahun
1.1.5. Tenaga S1 Ilmu Sosial/ Min. 4 Tahun berpengalaman pada pekerjaan sejenis 3
Ahli Sosial Sosiologi dan mempunyai pengalaman kerja
Kemasyara minimal 4 tahun dengan pengalaman
katan
kerja profesional minimal 1 tahun
24
1.1.7. Tenaga S1 Ekonomi/ Pengalaman Min. berpengalaman pada pekerjaan sejenis 4
Ahli Akuntansi 4 Tahun dan mempunyai pengalaman kerja
Keuangan minimal 4 tahun dengan pengalaman
kerja profesional minimal 1 tahun
25
(hardcopy).
20. Laporan Draft Akhir - Laporan Draft Akhir sebanyak 5 (lima) buku
- Sekurangnya berisi program pengembangan dan strategi
pelaksanaan, analisis dampak lingkungan, analisis kelembagaan,
rencana operasi dan pemeliharaan, analisis keuangan dan ekonomi,
kajian sumber dan sistem pembiayaan.
- Penyerahan laporan, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kalender
sebelum kontrak konsultan berakhir dalam bentuk file (softcopy)
dan cetak (hardcopy)
22 Digitalisasi Laporan Selain dalam bentuk laporan, hasil akhir pekerjaan dibuat dalam
bentuk paparan (power point) yang didesain semenarik mungkin dan
informatif dan diserahkan bersamaan dengan laporan akhir.
Dalam tiap tahapan laporan, baik untuk bahan paparan, data primer,
data sekunder atau data lainnya yang mendukung terwujudnya
laporan disimpan dalam bentuk CD minimal sebanyak 5 buah. Dan
setelah disetujuinya laporan akhir, semua data disimpan dalam
harddisk eksternal kapasitas minimal 500 GB.
23. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
Negeri di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
24. Persyaratan Tidak ada kewajiban untuk bekerja sama dan berkoordinasi dengan
Kerjasama konsultan-konsultan di lingkungan Provinsi Jawa Barat.
25. Pedoman 1. Sumber pendataan meliputi (dan tidak terbatas pada) instansi
Pengumpulan data pemerintah di institusi pemerintah di Provinsi dan
Lapangan Kabupaten/Kota (Dinas PU, Dinas Kesehatan, BPS
Provinsi/Kab/Kota, dan instansi lainnya yang terkait), serta
institusi non-pemerintah (PDAM, Swasta, Koperasi, Kelompok
Masyarakat, dan lainnya yang terkait;
2. Survey dilaksananakan dan tidak terbatas pada wilayah
Metropolitan Cirebon Raya;
3. Unit Pengelolaan Air Limbah yang didata meliputi unit
Pengelolaan Air Limbah yang dikelola oleh berbagai jenis
Pengelola/Penyelenggara, antara lain (dan tidak terbatas pada)
Instansi Pemerintah Daerah, PDAM, Badan Usaha Swasta,
UPTD/BLUD, Koperasi, Kelompok Masyarakat, dan sebagainya;
4. Sumber data yang dikumpulkan meliputi data primer hasil survey
lapangan (dilengkapi dengan foto dokumentasi dan titik
koordinat) dan data sekunder hasil studi literatur;
26
5. Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1) Data Primer
- Didapat melalui observasi lapangan serta aturan kebijakan
program maupun studi dan dokumen-dokumen
kajian/rencana yang terkait dengan pekerjaan
- Didokumentasikan melalui media visual (foto)
- Pengambilan sample Data kualitas air limbah didapatkan
melalui hasil pengujian sample air limbah domestik di wilayah
perencanaan dengan metode mengacu pada aturan teknis
yang berlaku.
2) Data Sekunder
- Data statistik harus didapat dari sumber yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan.
- Data-data teknis dan sektoral lainnya yang dibutuhkan
didapat dari sumber yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan, yaitu instansi resmi yang memiliki
tupoksi untuk mengeluarkan data tersebut (dibale/instansi
sektoral terkait).
- Data-data yang akan digunakan untuk proyeksi kebutuhan di
masa datang minimal mencakup periode waktu lima tahun ke
belakang (time series).
3) Sumber data yang dikumpulkan meliputi data primer hasil
survey lapangan (dilengkapi dengan foto dokumentasi dan titik
koordinat) dan data sekunder hasil studi literatur;
27. Alih Pengetahuan Pemakaian Tenaga Ahli pada pekerjaan ini harus dapat
memberikan manfaat dalam alih pengetahuan secara optimal
melalui kemitraan dengan media diskusi secara rutin dan
pembahasan secara berkala.
27