Anda di halaman 1dari 27

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN FS INFRASTRUKTUR PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI


METROPOLITAN CIREBON RAYA

TAHUN ANGGARAN 2018

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PERUM AHAN DAN PERMUKIM AN
JL.Kawaluyaan Indah No. 4 Telp. 7319712 – 7319735 - 7319782 Fax. 7313675 Bandung

1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN FS INFRASTRUKTUR PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI


METROPOLITAN CIREBON RAYA

1. Latar Belakang Metropolitan adalah suatu kawasan perkotaan dengan jumlah


penduduk lebih dari 1.000.000 jiwa yang tidak terikat dengan batas –
batas administratif. Menurut Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Pasal
11 menjelaskan bahwa sistem perkotaan terdiri atas PKN, PKW, dan
PKL. Menurut Lembaran Daerah Peraturan Daerah Propinsi Jawa
Barat No. 02 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Propinsi Jawa Barat:
1. Rencana pengembangan sistem kota-kota di Jawa Barat adalah :
a. Menata dan mengarahkan perkembangan pusat-pusat
kegiatan di bagian utara dan tengah;
b. Mengembangkan secara terbatas pusat-pusat kegiatan di
bagian selatan;
c. Menata distribusi PKN dan PKW yang mendukung keserasian
perkembangan kegiatan pembangunan antarwilayah.
2. PKN adalah Metropolitan Bogor Depok Bekasi, Metropolitan
Bandung, dan Metropolitan Cirebon.
3. PKW adalah Cianjur Sukabumi, Cikampek Cikopo, Palabuhanratu,
Tasikmalaya, Kadipaten, dan Pangandaran

Berdasarkan Peraturan daerah No 12 tahun tentang Pengelolaan


Pembangunan dan Pengembangan Metropolitan dan Pusat
Pertumbuhan di Jawa Barat, lingkup Wilayah Metropolitan Cirebon
Raya adalah: Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka dimana
Metropolitan Cirebon Raya memiliki luas ± 3.425,67 Km2 dengan
jumlah penduduk di Metropolitan Cirebon Raya pada tahun 2014
mencapai ± 4.886.515 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar
1.426 jiwa/km2.

Cirebon Raya merupakan salah satu Wilayah Metropolitan yang


sedang dan akan terus berkembang di Provinsi Jawa Barat. Seperti
Bodebek Karpur dan Bandung Raya, Wilayah Metropolitan ini
memiliki ciri aglomerasi jumlah penduduk, aktivitas sosial dan
ekonomi, serta persentase lahan terbangun yang lebih tinggi
dibandingkan dengan wilayah lain di sekitarnya.

Secara garis besar, sistem pengolahan air limbah di Metropolitan


Cirebon Raya belum dilakukan secara maksimal. Sistem yang
digunakan pada sebagian besar limbah buangan rumah tangga masih
dengan menggunakan sistem septic tank, dibuang ke drainase dan
sungai. Berdasarkan hasil Rencana Induk Air Limbah Domestik
Perkotaan di Metropolitan Cirebon, dapat dikemukakan bahwa
kondisi Eksisting sistem pengolahan air limbah di masing-masing
kota/kabupaten di Metropollitan Cirebon Raya.

2
Kondisi eksisting sistem pengolahan air limbah di Kota Cirebon,
adalah sebagai berikut:
1) Secara umum, dapat dikatakan bahwa pengelolaan air limbah di
Kota Cirebon telah mencakup lebih dari 80% masyarakat Kota
Cirebon. Namun demikian, kondisi pengelolaan dapat dikatakan
belum baik.
2) Sistem pengelolaan air limbah di Kota Cirebon terbagi menjadi 2
(dua) sistem, yaitu :
a. Sistem Setempat/On-Site System
Kepemilikan jamban dan sarana pengelolaan air limbah di
Kota Cirebon cukup tinggi, yaitu 90,9% keluarga memiliki
jamban (dari 97,6% keluarga yang diperiksa) dan yang masuk
kategori jamban sehat sebesar 86,6%. Sedangkan kepemilikan
sarana pengelolaan air limbah juga cukup tinggi, yaitu 90,3%
keluarga memiliki sarana pengelolaan air limbah (dari 97,6%
keluarga yang diperiksa) dan yang masuk kategori sarana
pengelolaan air limbah sehat sebesar 85,3%.
b. Sistem Terpusat/Off-Site System
- IPAL Kesenden (Wilayah Utara)
- IPAL Ade Irma (Pusat Kota)
- IPAL Perumnas Utara (Gelatik)
- IPAL Perumnas Selatan (Rinjani)

Kondisi eksisting sistem pengolahan air limbah di Kabupaten


Cirebon, yaitu:
1) Cakupan layanan sanitasi yang memenuhi syarat dan dinyatakan
tidak melaksanakan BABS secara kuantitas adalah sebesar 61%,
meliputi tangki septik individual sebesar 50 %, menggunakan
tangki septik secara komunal sebesar 5% dan yang sudah
menggunakan cubluk pribadi sebesar 6%. Sedangkan sisanya yaitu
sebanyak 39% dari jumlah penduduk Kabupaten Cirebon masih
melakukan aktivitas BABS. (Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK)
Cirebon, 2015).
2) Kabupaten Cirebon belum memiliki sarana pengolahan air limbah
domestik terpusat, sedangkan sistem setempat yang diupayakan
masyarakat sendiri belum memenuhi standar yang berlaku, oleh
karena itu air yang berupa limbah domestik dibuang ke badan
sungai baik secara langsung ataupun melalui air hujan.

Berikut adalah kondisi eksisting sistem pengolahan air limbah di


kabupaten Kuningan, yaitu:
Bahwa berdasarkan hasil study EHRA Tahun 2013, cakupan layanan
sanitasi sektor air limbah di Kabupaten Kuningan yang memenuhi
syarat dan dinyatakan tidak melaksanakan BABS secara kuantitas
adalah sebesar 73%, meliputi tangki septik individual sebesar 46%,
menggunakan tangki septik secara komunal sebesar 25%. Sedangkan
sisanya yaitu sebanyak 27% dari jumlah penduduk Kabupaten
Kuningan masih melakukan aktivitas BABS.

3
Sedangkan kondisi eksisting sistem pengolahan air limbah di
Kabupaten Indramayu, yaitu:
1) Pelayanan pengelolaan air limbah domestik baru dilakukan
melalui sistem setempat (onsite) dengan menggunakan tangki
septik dan belum ada sistem komunal serta sistem terpusat
(offsite) meskipun saat ini pembangunan IPAL komunal sudah
mulai dibangun di beberapa wilayah dan kawasan industri.
2) Pelayanan air limbah domestik yang dilakukan pada tahun 2011
meliputi 270 KK/tahun (Data Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kabupaten Indramayu). Sementara itu, masih terdapat praktik
BABS di kalangan warga Indramayu sebesar 37%.
3) Sarana dan prasarana yang dimiliki berupa 1 (satu) unit Truk Tinja
dan 1 (satu) unit Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) yang
berlokasi di Pecuk dengan luas 176,95 m2, sistem pengolahan
gravitasi dan kapasitas maksimal 15 m3/hari.

Kondisi eksisting sistem pengolahan air limbah di Kabupaten


Majalengka masih memprihatinkan dimana berdasarkan hasil studi
EHRA (enviroumental High Risk Assessment) menyebutkan bahwa
82% penduduk Majalengka mempunyai perilaku BAB yang baik yaitu
di jamban pribadi sebanyak 78% dan 4% di MCK/WC umum. Namun
dari 78% itu, sebesar 52,2% masih menyalurkan buangan akhir
tinjanya ke cubluk/lubang tanah/drainase/sungai/sawah dan lain –
lain.
Melihat kondisi eskisting sistem pengolahan air limbah yang ada di
kota/kabupaten di Metropolitan Cirebon Raya maka perlu adanya
upaya pengembangan sistem pengolahan air limbah yang layak dan
komprehensif dengan perencanaan yang telah ada. Oleh karena itu,
dalam rangka pengembangan sistem pengolahan air limbah yang
layak, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas
Perumahan dan Permukiman pada tahun 2018 akan melaksanaan
penyusunan FS Infrastruktur Pengolahan Air Limbah di Metropolitan
Cirebon Raya dimana fokus lokasi yang menjadi prioritas kajian
adalah lokasi hasil identifkasi dalam dokumen rencana induk air
limbah domestik perkotaan di Metropolitan Cirebon Raya.
Studi Kelayakan/ Feasibility Study (FS) merupakan salah satu tahapan
yang disusun berdasarkan rencana induk air limbah domestik
perkotaan di Metropolitan Cirebon Raya yang dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk mengetahui tingkat kelayakan dalam
pengembangan sistem pengolahan air limbah maka diharapkan FS ini
dapat menjadi acuan bagi pihak-pihak terkait.

2. Maksud dan Tujuan 2.1 Maksud :


Maksud dari pekerjaan penyusunan FS ini adalah agar tersedianya
acuan teknis bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam
melaksanakan perencanaan pengembangan pengelolaan air limbah
domestik skala regional di Metropolitan Cirebon Raya berdasakan
hasil pengkajian kelayakan teknis, keuangan, ekonomi dan
lingkungan termasuk dokumen bussiness plan terhadap
pengembangan pengelolaan air limbah domestik dimaksud.

4
2.2 Tujuan :
Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah agar Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat memiliki dokumen studi kelayakan sistem
pengelolaan air limbah domestik yang memadai sebagai acuan
standar dalam pengambilan keputusan prioritas pembangunan di
Metropolitan Cirebon Raya, dimana tujuan dari FS itu sendiri adalah:
- Analisis pelayanan air limbah domestik yang kontinu;
- perlindungan permukiman dari pencemaran air limbah domestik;
- Pengolahan air limbah domestik untuk memenuhi air baku mutu
efluen air limbah domestik
- Teridentifikasinya lembaga dan sumber daya manusia (SDM)
dalam menyelenggarakan pengembangan pengelolaan air limbah
domestik skala regional di Metropolitan Cirebon Raya;
- Pelayanan air limbah domestik yang terjangkau oleh masyarakat
atau pengguna layanan;
- Teridentifikasinya risiko lingkungan dan rencana tindak mitigasi
terhadap risiko lingkungan dari kegiatan pengembangan
pengelolaan air limbah domestik; dan
- Teridentifikasinya biaya dan sumber biaya dalam
menyelenggarakan pengelolaan air limbah domestik skala
regional

3. Sasaran Sesuai dengan maksud dan tujuan di atas, maka sasaran yang ingin
dicapai dari pekerjaan ini adalah melakukan kajian kelayakan
terhadap pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah skala
regional yang berlokasi di Metropolitan Cirebon Raya, yang lokasinya
sesuai dengan Rencana Induk Air Limbah Domestik Perkotaan di
Metropolitan Cirebon Raya .

4. Lokasi Kegiatan Lokasi yang menjadi fokus kajian atau wilayah perencanaan untuk
pekerjaan ini adalah 2 lokasi yang teridentifikasi sebagai lokasi
pembangunan sistem pengelolaan air limbah regional sebagai hasil
rencana Induk air limbah domestik perkotaan di Metropolitan
Cirebon Raya Tahun 2016, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
lokasi lain apabila terjadi perkembangan di lapangan.

5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat TA. 2018 sesuai
dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) TA. 2018 Nomor
1.04.01.1.04.01.021.0050.5.2 Tanggal 04 Januari 2018 Kegiatan
Penyusunan Dokumen Perencanaan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik dengan nilai Pagu Anggaran pekerjaan sebesar
Rp 1.000.000.000 (Satu Milyar Rupiah) termasuk pajak yang berlaku.

6. Nama dan Eddy Mulyana, ST.,MT


Organisasi Pejabat Pejabat Pembuat Komitmen
Pembuat Komitmen
7. Data Dasar Dokumen Rencana Induk Air Limbah domestik Perkotaan di
Metropolitan Cirebon Raya Tahun 2016 dengan data dasar tahun
2014, oleh karena itu tidak menutup kemungkinan adanya
perubahan penggunaan data terbaru yang bersumber dari
Dinas/Instansi lain yang berkompeten.

5
8. Standar Teknis Standar Teknis terkait pekerjaan ini, tidak terbatas pada standar
teknis berikut, yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik, SNI, RSNI dan standar teknis lainnya yang terkait
sektor Air Limbah.

9. Studi-studi No Nama Dokumen Tahu Instansi


Terdahulu n
1 Rencana Induk Air Limbah 2016 Disperkim
Domestik Perkotaan di Prov Jabar
Metropolitan Cirebon Raya
2 Rencana Induk Pembangunan 2016 Bappeda
di Metropolitan Cirebon Raya Provinsi
Jawa Barat
3 Penyusunan Dokumen 2015 Bappeda
Rencana Besar Pembangunan Provinsi
Wilayah Metropolitan Jawa Barat
Cirebon Raya
4 Penyusunan Strategi Adaptasi 2013 Bappeda
dan Mitigasi Rawan Bencana Kota
Cirebon

10. Referensi Hukum Peraturan-peraturan yang melandasi pekerjaan ini, dan tidak
terbatas pada peraturan berikut, yaitu:
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
• Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan;
• Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 04/PRT/M/2017 tentang sistem pengolahan air limbah
domestik
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah;
• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002
tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup;
• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003
tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan
Contoh Air Permukaan;

6
• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003
tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar Air
pada Sumber Air;
• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003
tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar Air
pada Sumber Air;
• Aturan–aturan lainnya yang terkait dengan perumahan dan
kawasan permukiman.

11. Lingkup Kegiatan Kegiatan yang harus dilakukan dalam penyusunan FS Infrastruktur
Pengolahan Air Limbah di Metropolitan Cirebon Raya, sekurangnya
meliputi:
11.1 Kegiatan Teknis
1. Pengumpulan Data
Dalam menyelesaikan pekerjaan ini, maka konsultan diusulkan
untuk melakukan analisis menyeluruh terhadap dokumen
eksisting, mengulas dan mengevaluasi studi-studi, laporan dan
rekaman serta ulasan terhadap program sanitasi yang sedang
berjalan, direncanakan ataupun yang telah selesai dilaksanakan
di wilayah perencanaan. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh
konsultan selama tahap pengumpulan data, tidak terbatas pada
tugas-tugas sebagai berikut:
a) Informasi Umum:
✓ Gambaran kondisi terhadap situasi ekonomi dan
proyeksinya, termasuk pembangunan indsutri dan
pembangunan komersial di wilayah perencanaan yang
memungkinkan termasuk lingkup layanan Babadan dan
Susukan.
✓ Ulasan terhadap studi-studi terdahulu
✓ Identifikasi lahan dan status kepemilikan lahan untuk
calon lokasi pengelolaan air limbah domestik regional
✓ Identifikasi area pelayanan sistem pengelolaan air limbah
domestik regional
✓ Aspek kependudukan dan sosial di wilayah perencanaan,
paling sedikitnya meliputi:
o Jumlah Penduduk
o Jumlah rumah tangga
o Kepadatan penduduk, tingkat pertumbuhan dan
proyeksi penduduk (10 Tahun setiap interval 5 tahun)
o Pola tempat tinggal dan jenis lingkungan permukiman
✓ Aspek sosial terkait dengan air dan sanitasi di wilayah
perencanaan, sekurang-kurangnya meliputi:
o Aspek agama dan suku (jika memang penting)
o Persepsi terhadap fasilitas sanitasi yang diinginkan
o Penentuan aksesibilitas, ketersediaan dan penerimaan
terhadap layanan air bersih dan sanitasi
o Kebiasaan penduduk terkait dengan kesehatan pribadi
o Karaketristik ekonomi dan keuangan
o Pendapatan tiap rumah tangga, jika mungkin per
deciles
o Pengeluaran rumah tangga

7
✓ Analisis Sektor
o Analisis kegiatan sektor sanitasi, kinerja dan
permasalahan
o Analisis Peraturan, keuangan, operasi dan
pemelihaaran, terkait kegiatan pemerintah, pelaku
swasta dan mitra pembangunan
✓ Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan lain yang sedang
berjalan atau direncakana yang mungkin terkait dengan
kegiatan ini.

b) Informasi Teknis
Mengidentifikasi sarana dan prasarana sanitasi di
metropolitan Cirebon Raya secara umum dan khusunya di
wilayah perencanaan, paling sedikitnya meliputi:
✓ Fasilitas sanitasi SPALD-T
o Jenis dan karakteristik utama dari sistem penyaluran
air limbah, jumlah sambungan, panjang dan diameter
o Jenis dan karakteristik utama dari stasiun pompa
o Jenis dan karakteristik uatama dari sarana IPAL,
teknologi, pengolahan lumpur dan pembuangannya
✓ Fasilitas sanitasi SPALD-S
o Teknologi eksisting seperti jamban, tangki septic,
tangki gabungan, toilet berjalan
o Jumlah Fasilitas SPALD-S (skala permukiman dan
Perkotaan)
o Volume dan karakteristik lumpur tinja/material,
frekuensi pengosongan fasilitas penampungan, dan
oleh siapa, kapasitas pengangkutan dan kapasitas
pengolahan, jarak pembuangan akhir.
o Instalasi pengolahan lumpur tinja
✓ Analisis Air Buangan:
Data kualitas air limbah yang masuk kedalam IPAL
eksisiting di salah satu atau lebih titik-titik strategis di
dalam jaringan air limbah untuk karakteristik parameter
seperti BOD, COD, SS, pH, minyak & lemak, nitrogen,
fosfor.
✓ Perkiraan Kebutuhan air perkapita (nilai sekarang dan
prediksi pembangunan)
✓ Perkiraan timbulan air limbah dengan
mempertimbangkan rasio sistem saluran pembuangan,
tinkat infiltrasi, diurutkan ke dalam air limbah domestik,
air limbah dari otoritas, air limbah industri komersil
c) Informasi Kelembagaan:
✓ Mengidentifikasi semua lembaga/stakeholder yang terkait
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan
pengoperasian proyek mulai dari tingkat Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota maupun swasta yang meliputi aspek-
aspek berikut:

8
✓ Pengaturan kelembagaan sektor sanitasi di wilayah
perencanaan:
o Penyediaan air bersih
o Sistem pengelolaan air limbah domestik-Terpusat
(SPALD-T)
o Pengangkutan lumpur tinja atau materi tinja
o Pengolahan dan pembuangan lumpur tinja
o Toilet umum dan komunal, pemeliharaan dan
operasional
✓ Analisis personil, struktur, pembayaran, kecocokan dan
kompetensi dari utilitas yang berperan serta organisasinya

d) Informasi Keuangan:
Beberapa informasi keuangan yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
✓ Mengkaji sistem akuntansi (standar yang tepat guna yang
dipakai. Integrasi hibah/pinjaman ke dalam perhitungan
keuangan dll, laporan keuangan dll)
✓ Tarif air limbah saat ini dan struktur, penjelasan serta
fungsi dari sistem tagihan, persentase yang bayar tagihan,
efisiensi penagihan dan biaya untuk pengangkutan lumpur
tinja dan pembuangannya, dll.
✓ Biaya saat ini untuk operasi dan pemeliharaan sarana
yang ada
✓ Pemulihan biaya untuk pelayanan sanitasi. Berikut adalah
komponen keuangan yang harus dianalisis untuk
pembiayaan investasi dan operasi untuk pelayanan
sanitasi yang eksisting:
o Beban pengguna dan tarif
o Subsidi
o Hibah
o Pajak lingkungan dll
✓ Analisis keadaan keuangan dari utilitas yang terkait
(seperti PDAM di wilayah perencanaan) termasuk analisis
laporan keuangan, aset/kewajiban, pendapatan/biaya,
penilaian penerimaan dan kewajiban
✓ Biaya yang tepat guna, dibandingkan dengan kota lainnya
di Indonesia khususnya terkait investasi, operasi dan
pemeliharaan.
✓ Kajian terkait pendapatan penduduk untuk melihat
kemampuan penduduk dalam membayar air bersih.

e) Kajian Dampak Kesehatan


Konsultan harus menyelenggarakan kajian dampak kesehatan
melalui wawancara ataupun kuesioner dengan lembaga
terkait untuk memperoleh data yang diperlukan meliputi:
✓ penyakit infeksi terkait air
✓ sanitasi dan kesehatan pribadi
✓ Tingkat kematian dan kesakitan dari anak-anak dibawah 5
tahun, terkait statistik dan trendnya

9
f) Isu Lingkungan
✓ Analisis dari kondisi dan hambatan lingkungan saat ini
✓ Dampak dari pembuangan air limbah, tangki septic pada
kualitas air permukaan, air tanah, tanah dll
✓ Standar buangan yang diminta sesuai peraturan Inonesia,
secara khusus kualitas air limbah terolah, persyaratan
pembuangan lumpur tinja dan pengolahan lumpur tinja,
bising, udara dll

2. Peninjauan Lapangan (Survey)


Peninjauan survey dilakukan dalam rangka perolehan data yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan ini, sekurang-kurangnya
meliputi:
• Survei kondisi infrastruktur pengolahan air limbah eksisiting, baik
SPALD-T ataupun SPALD-S.
• Survey penentuan wilayah pelayanan sistem pengelolaan air
limbah domestik regional termasuk survey topografi berdasarkan
kaidah teknis dan non teknis sesuai peraturan yang berlaku.
• Survey pengambilan Sample Data kualitasi air limbah domestik di
wilayah perencanaan dengan karakteristik parameter seperti
BOD, COD, SS, pH, minyak & lemak, nitrogen, fosfor.
• Membuat dokumentasi lokasi perencanaan; kondisi eksisting
sistem pengelolaan air limbah domestik serta keadaan umum
lokasi perencanaan
• Membuat resume hasil inventarisasi survei dengan format excel

3. Penyusunan Konsep Rencana Proyek (Bussiness Plan)


Pada Tahap ini Konsultan harus mengidentifikasi tahapan
investasi dalam jangka pendek, menengah dan panjang, baik
SPALD-T, SPALD-S maupun pengolahan lumpurnya, termasuk
didalamnya perkiraan para penerima (jumlah rumah tangga).
Konsep rencana proyek sekurang-kurangnya meliputi survey dan
penyelidikan lokasi yang diperlukan untuk menguji kondisi tapak
proyek dan menjadi dasar desain akhir. Disamping itu untuk
menyelesaikan kegiatan ini konsultan harus melakukan hal-hal
berikut, yaitu :
a) Mengkaji pemanfaatan SPALD-T yang sudah terbangun
b) Melakukan Survey topografi lokasi dan garis batasan yang
diperlukan untuk konsep desain dari pilihan-pilihan teknis.
c) Menyusun konsep untuk pentahapan investasi yang
diperlukan dalam berbagai pilihan-pilihan kedalam tahap
konstruksi, tahapan untuk jangka pendek, menengah dan
jangka panjang yang dituangkan dalam Konsep rencana
proyek (Bussiness Plan)
d) Menghitung perkiraan biaya untuk pilhan-pilihan alternative
teknis: investasi dan biaya terkait dengan operasi dan
pemeliharaan.
e) Menganalisis pilihan opsi teknologi dengan pertimbangan
kelayakan teknis, aspek lingkungan, ekonomi dan sosial
politik serta mengidentifikasi solusi yang optimal (usulan
konsep).
f) Melakukan penyelidikan ketersediaan, kepemilikan dan
harga lahan (real estate) untuk lokasi proyek usulan,

10
perkiraan waktu realistik untuk pengalihan kepemilikan /
pengambil-alihan, dll

g) Konsep Perencanaan proyek harus menggambarkan tahapan


pelaksanaan proyek mulai dari jadwal penyiapan
kelembagaan, konsep pelaksanaan dan pengoperasian,
dengan tetap memperhatikan Peraturan Pemerintah yang
berlaku. Konsultan harus menyiapkan usulan yang harus
didiskusikan dengan semua pemangku kepentingan selama
pelaksanaan pekerjaan, mulai dari tahap Perencanaan
konsep sebagai dasar untuk sebuah kesepakatan yang dibuat
antara seluruh pemangku kepentingan

4. Penyusunan Studi Kelayakan/ Feasibility Study (FS)


Penyusunan Feasibility Study (FS) pengolahan air limbah di
metropolitan Cirebon Raya ini mengacu kepada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.
04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan
Air Limbah Domestik, yang paling sedikit memuat:
a. Kelayakan Teknis
Kajian teknis dapat dilaksanakan terhadap beberapa
alternatif pengembangan SPALD, yang disajikan secara jelas
dan akan dipilih alternatif yang terbaik oleh tim teknis.
Alternatif pilihan merupakan alternatif terbaik ditinjau
berdasarkan kriteria kajian. Perkiraan nilai proyek/investasi
berdasarkan alternatif yang dipilih, dengan tingkat akurasinya
90-95%.

Kajian kelayakan teknis merupakan analisis kegiatan


pengembangan pengelolaan air limbah domestik terhadap
kriteria kajian teknis paling sedikitnya memuat:
- rencana teknik operasional SPALD;
- Kebutuhan lahan;
- Kebutuhan air dan energi;
- Kebutuhan prasarana dan sarana;
- Pengoperasian dan pemeliharaan;
- Umur teknis; dan
- Kebutuhan sumber daya manusia

Berikut adalah tahapan dalam pengkajian kelayakan teknis:


1) Identifikasi rencana kegiatan pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) dalam tahapan
dan zona prioritas yang merupakan hasil dari rencana
induk. Rencana program dan kegiatan pengembangan
SPALD yang akan dikaji ditujukan pada daerah yang
ditentukan sebagai tahapan dan zona prioritas.

2) Pengumpulan data daerah pengembangan pengelolaan


air limbah domestik pada zona prioritas. Gambaran
daerah pengembangan SPALD meliputi:
a) Deskripsi zona prioritas

11
b) Topografi
c) Iklim
d) Kualitas sungai dan rencana pengelolaan SDA
e) Kualitas air tanah
f) Geologi
g) Prasarana, sarana dan utilitas;
h) Rencana penataan wilayah; dan
i) Kependudukan
3) Perkiraan timbulan air limbah domestik. Perkiraan
timbulan air limbah domestik ditentukan berdasarkan:
a) Proyeksi penduduk dan perkiraan pengembangan
kawasan sesuai besaran rencana pengembangan; dan
b) Pemakaian air sesuai dengan kebutuhan domestik dan
kawasan
4) Karakteristik timbulan air limbah domestik
Karakteristik timbulan air limbah domestik ditentukan
berdasarkan survei karakteristik timbulan air limbah
domestik.
5) Kondisi sosial ekonomi
Kondisi yang perlu diperhatikan pada zona prioritas
meliputi:
a) Daerah dan/atau kawasan yang memiliki potensi
ekonomi tinggi, dihitung berdasarkan Pendapatan
Domestik Rerata Bruto (PDRB)
b) Daerah dan/atau kawasan dengan tingkat kesehatan
yang buruk, dihitung berdasarkan SPM
c) Kawasan rawan sanitasi, khususnya air limbah
domestik, berdasarkan studi antara lain EHRA
(Environmental Health Risk Assesment)
d) Kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi, >150.000
jiwa/km²; dan/atau
e) Kuantitas dan kualitas SDM dalam mengelola
komponen Sistem pengelolaan air limbah domestik
(SPALD), berdasarkan presentase keikutsertaan dalam
bimtek pengelolaan air limbah domestik
6) Pelaksanaan kajian kelayakan teknis rencana kegiatan
pengembangan Sistem pengelolaan air limbah domsetik
(SPALD) pada tiap komponen SPALD yang akan
dikembangkan terhadap kriteria kajian teknis

b. Kajian Lingkungan
Kajian lingkungan berupa studi analisis risiko lingkungan
dimana analisis risiko lingkungan meliputi analisis dampak
negatif pada lingkungan, baik pada saat pelaksanaan
konstruksi dan/atau pengoperasian. Analisis risiko lingkungan
dilakukan terhadap aspek lingkungan pada area yang
diperkirakan akan terkena dampak langsung atau tidak
langsung dari kegiatan pengembangan sistem pengelolaan air
limbah domsetik (SPALD), serta meninjau dampak lanjutan
terhadap dampak negatif yang dapat timbul. Hasil analisis
risiko lingkungan digunakan untuk menyusun rencana tindak

12
mitigasi dalam setiap tahap pelaksanaan konstruksi dan
pengoperasian SPALD.
Analisis risiko lingkungan dilakukan berdasarkan:
- Pencemaran udara;
- Pencemaran air;
- Pencemaran air permukimaan dan air tanah dalam;
- Pencemaran tanah;
- Kebisingan;
- Lalu lintas;
- Kesehatan dan keselamatan manusia; dan
- Estetika

c. Kajian Kelayakan Kelembagaan


Pengkajian Kelembagaan dilakukan terhadap:
1) Sumber Daya Manusia
- Tingkat pendidikan
- Kualitas
2) Struktur organisasi dan penempatan kerja sesuai latar
belakang pendidikannya mengacu pada peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
3) Alternatif kelembagaan pengelolaan SPALD dengan
pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

d. Kajian Kelayakan Keuangan dan Ekonomi


1) Umum
Pengkajian kelayakan keuangan dilaksanakan untuk
mendapatkan gambaran proyeksi keuntungan keuangan
terbaik dari penyelenggara dalam jangka waktu tertentu
serta untuk mengetahui sumber pendanaan proyek.
Sedangkan pengkajian kelayakan ekonomi disusun dengan
cara analisis ekonomi untuk mendapatkan gambaran
manfaat yang diterima oleh masyarakat untuk
mewujudkan peningkatan kesehatan, produktivitas
masyarakat, dan perlindungan lingkungan.

Dalam menyusun pengkajian kelayakan keuangan dan


ekonomi SPALD, hal yang harus diperhatikan diawali
dengan penentuan tahun proyeksi, dimana:
- Jumlah atau lama tahun proyeksi kelayakan keuangan
dan ekonomi ditetapkan sejak tahun pertama investasi
pelaksanaan kegiatan pengembangan SPALD dimulai
sampai tahun berakhirnya manfaat dari investasi
dimana jumlah tahun proyeksi kelayakan keuangan
dan ekonomi kegiatan SPALD-T ataupun SPALD-S
minimal 20 tahun.
- Pelaksanaan kajian kelayakan keuangan dan ekonomi
kegiatan pengembangan SPALD harus memperkirakan
seluruh biaya yang timbul dan manfaat yang timbul
dari kegiatan investasi dan pengoperasian serta
memperkirakan selisih atau membandingkan antara

13
biaya dan manfaat selama tahun proyeksi.

Analisis biaya dan manfaat pada kegiatan pengembangan


SPALD paling sedikitnya perlu mempertimbangkan hal-hal
seperti:
a) manfaat secara keuangan dan ekonomi baik langsung
maupun tidak langsung, yang terukur maupun tidak
terukur pada institusi pengelola maupun masyarakat;
b) peningkatan derajat kesehatan dan produktivitas
masyarakat; dan
c) faktor ekonomi lingkungan.

2) Komponen Biaya dan Manfaat


Biaya yang dibutuhkan terkait kegiatan infrastruktur
pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi dua
komponen yaitu biaya investasi serta biaya pengoperasian
dan pemeliharaan.
a. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang digunakan untuk
perencanaan, pengadaan dan konstruksi SPALD. Dalam
menentukan biaya investasi SPALD paling sedikitnya
perlu mempertimbangkan hal sebagai berikut:
• Investasi prasarana dan sarana pengembangan
SPALD;
• Perhitungan kelayakan keuangan dan ekonomi
kegiatan pengembangan SPALD harus
memperhitungkan perbedaan karakteristik biaya
yang timbul antara lain:
✓ perluasan/penambahan prasarana yang sudah
ada; dan/atau
✓ pembangunan prasarana pada daerah atau
kawasan baru
• perkiraan biaya investasi dan pengembalian modal:
✓ Seluruh biaya investasi yang diperlukan dalam
kegiatan pengembangan SPALD harus
memperkirakan investasi awal dan investasi
lanjutan yang diperlukan sesuai tahapan
pengembangan infrastruktur pengolahan air
limbah termasuk investasi penggantian
(replacement) aset yang sudah usang.
✓ Pengembalian modal investasi harus
memperkirakan perhitungan depresiasi
(penyusutan) terhadap prasarana dan sarana
terbangun. Perhitungan depresiasi masing-masing
prasarana dan sarana dihitung bedasarkan
standar usia/umur manfaat prasarana dan sarana.
✓ Apabila biaya investasi prasarana dan sarana
SPALD bersumber dari dana pinjaman (sebagian
atau sebagian besar), maka bunga pinjaman harus
diperhitungkan dalam komponen pengembalian
modal

14
Berikut adalah komponen biaya investasi infrastruktur pengolahan
air limbah, yaitu:

Tabel 1 Komponen biaya investasi kegiatan pengembangan


infrastruktur pengolahan air limbah
Komponen Biaya Investasi Sistem Komponen Biaya Investasi Sistem
Pengolahan Air Limbah Domestik Pengolahan Air Limbah Domestik
Setempat (IPLT) Terpusat
Komponen biaya engineering, Komponen biaya engineering, terdiri
terdiri dari: dari:
a. Biaya-biaya survei dan a. Biaya-biaya survei dan investigasi;
investigasi; b. Studi kelayakan;
b. Studi kelayakan; c. Rencana teknis terinci (DED);
c. Rencana teknis terinci (DED); d. Analisis risiko lingkungan;
d. Analisis risiko lingkungan; e. Kampanye publik;
e. Kampanye publik; f. Penyusunan Standar Operasional
f. Penyusunan Standar Prosedur (SOP); dan
Operasional Prosedur (SOP); g. Biaya supervisi dan sebagainya.
dan
g. Biaya supervisi dan sebagainya.
Komponen biaya pembebasan Komponen biaya pembebasan lahan,
lahan untuk IPLT, terdiri dari: terdiri dari:
a. Pembebasan lahan untuk IPLT; a. Pembebasan lahan untuk IPAL;
b. Pembebasan lahan untuk jalan b. Pembebasan lahan untuk jalan
akses IPLT; akses IPAL;
c. Pembebasan lahan untuk pipa
induk (Main Trunk);
Biaya pembebasan lahan tersebut
meliputi biaya ganti rugi tanah dan
bangunan
Komponen biaya konstruksi untuk Komponen biaya konstruksi, terdiri
IPLT, terdiri dari: dari:
a. Biaya perataan tanah IPLT dan a. Biaya konstruksi jaringan
buffer zone; perpipaan, meliputi:
b. Biaya pekerjaan sipil IPLT dan b. Pipa persil
c. Pipa retikulasi
buffer zone;
d. Pipa induk
c. Biaya pekerjaan M/E IPLT; e. Bangunan pelengkap pada sistem
d. Biaya pekerjaan landscape; jaringan
e. Biaya pekerjaan jalan akses;
f. Biaya pekerjaan jalan f. Perbaikan prasarana eksisting
operasional yang terkena dampak
pembangunan perpipaan
g. Biaya konstruksi IPAL, meliputi:
Komponen biaya pengadaan truk
(1) Biaya pekerjaan tanah IPAL
tinja: dan buffer zone;
a. Kapasitas truk tinja (2) Biaya pekerjaan sipil IPAL
b. Jumlah kebutuhan truk tinja dan buffer zone;
Harga satuan truk tinja (3) Biaya pekerjaan M/E IPAL;
(4) Biaya pekerjaan landscape;
dan
(5) Biaya pekerjaan jalan
operasional

b. Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan


Biaya pengoperasian dan pemeliharaan merupakan
biaya yang timbul untuk mengoperasikan prasarana
terbangun agar mampu memberi manfaat pelayanan

15
sesuai kapasitasnya secara berkelanjutan dan berdaya
guna sesuai umur rencananya. Biaya pengoperasian
dan pemeliharaan SPALD dihitung dalam satuan
Rupiah/tahun.
Biaya pengoperasian dan pemeliharaan SPALD, paling
sedikitnya perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
• Seluruh biaya pengoperasian dan pemeliharaan yang
diperlukan untuk mengoperasikan sarana dan
prasarana terbangun sesuai SOP harus diperkirakan
dalam satuan Rupiah/tahun serta diproyeksikan
selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan
peningkatan biaya pengoperasian; dan
• Seluruh biaya umum dan administrasi yang
diperlukan untuk membiayai pengoperasian lembaga
pengelola harus diperkirakan dalam Rupiah/tahun
serta diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan
memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi dan
pengembangan kapasitas lembaga pengelola.

Komponen biaya pengoperasian dan pemeliharaan SPALD, sebagai


berikut:

Komponen biaya pengoperasian Komponen biaya pengoperasian dan


dan pemeliharaan SPALDS pemeliharaan SPALDT
1. Komponen biaya 1. Komponen biaya pengoperasian
pengoperasian IPLT dan pemeliharaan pipa
a. Biaya pengoperasian IPLT pengumpulan.
1) Biaya gaji operator a. Biaya pengoperasian
dan perlengkapan 1) Biaya gaji; dan
kerja operator 2) Biaya peralatan
2) Biaya material habis b. Biaya pemeliharaan
pakai (listrik, BBM, 1) Biaya pemeliharaan
dan sebagainya); dan rutin pipa pengumpul;
3) Biaya peralatan dan
pengoperasian 2) Biaya pemeliharaan
b. Biaya Pemeliharaan berkala pipa
1) Pemeliharaan rutin pengumpulan
instalasi; 2. Komponen biaya pengoperasian
2) Pemeliharaan dan pemeliharaan IPAL
berkala instalasi; dan a. Biaya pengoperasian
3) Pemeliharaan 1) Biaya gaji
berkala bangunan. 2) Biaya material; dan
2. Komponen biaya 3) Biaya peralatan
pengoperasian dan b. Biaya Pemeliharaan
pemeliharaan sedot dan 1) Pemeliharaan rutin IPAL;
angkut: dan
a. Biaya pengoperasian 2) Pemeliharaan berkala
1) Biaya gaji tenaga IPAL.
operator dan 3. Komponen biaya umum dan
perlengkapan kerja administrasi meliputi:
operator; a. Biaya gaji staf dan
2) Biaya material habis manajemen
pakai (listrik, BBM, b. Biaya material habis pakai

16
dan sebagainya); dan (ATK, Telekomunikasi, Listrik,
3) Biaya peralatan dsb); dan
pengoperasian c. Biaya peralatan kantor
b. Biaya pemeliharaan (komputer, printer,
1) Pemeliharaan rutin kendaraan pengoperasional,
truk tinja (ganti oli dan sebagainya).
dan sebagainya); dan 4. Komponen biaya penyusutan
2) Pemeliharaan a. Biaya penyusutan pipa
berkala (ganti ban, pengumpulan
kopling) 1) Penyusutan pipa persil;
3. Komponen Biaya umum dan 2) Penyusutan pipa
administrasi retikulasi; dan
Komponen biaya umum dan 3) Penyusutan pipa induk
administrasi meliputi: b. Biaya penyusutan IPAL
a. Biaya gaji staf dan 1) Penyusutan bangunan
manajemen; instalasi
b. Biaya material habis pakai 2) Penyusunan M/E; dan
(ATK, Telp, Listrik, dan 3) Penyusutan bangunan
sebagainya). penunjang.
4. Komponen biaya penyusutan c. Biaya penyusutan kantor
Komponen biaya penyusutan administrasi
meliputi: 1) Penyusutan bangunan
a. Biaya penyusutan truk kantor;
tinja 2) Penyusutan peralatan
b. Biaya penyusutan IPLT; kantor; dan
dan 3) Penyusutan lain-lain.
c. Biaya penyusunan kantor
umum dan adminsitrasi

c. Komponen manfaat keuangan dan ekonomi


1) Manfaat Keuangan
a) Seluruh potensi retribusi/tarif yang akan
diterima oleh lembaga pengelola sebagai akibat
dari pelayanan air limbah domestik harus
diperkirakan berdasarkan perkiraan jumlah
pelanggan yang dilayani dan perkiraan
retribusi/tarif rata-rata setiap tahun.
b) Proyeksi kenaikan jumlah pelanggan air limbah
domestik harus dihitung berdasarkan skenario
peningkatan jumlah pelanggan hingga
tercapaianya kapasitas optimum (full capacity)
sesuai dengan rencana teknis proyek.
c) Proyeksi kenaikan tarif air limbah domestik
memperhitungkan proyeksi kenaikan biaya
pengoperasian.
d) Struktur retribusi/tarif air limbah domestik.
Mengingat pelanggan air limbah domestik
berasal dari berbagai tingkat dan golongan
masyarakat yang berbeda kemampuan
keuangan/daya belinya, maka perkiraan
pendapatan Retribusi/Tarif Air Limbah domestik
sedikitnya harus memperhitungkan:
▪ Perkiraan retribusi/tarif per golongan
pelanggan dan per jenis pelayanan; dan

17
▪ Perkiraan jumlah pelanggan per golongan
pelanggan dan per jenis pelayanan.
Perkiraan tarif/retribusi per golongan pelanggan
harus direncanakan sebagai tarif/retribusi
terdiferensiasi untuk penerapan subsidi silang
kepada pelanggan yang berpenghasilan rendah.
Perkiraan struktur retribusi/tarif dan
retribusi/tarif per golongan pelanggan, harus
memperhitungkan komponen perkiraan tarif
pelayanan air limbah domestik sebagai berikut:
▪ Biaya pegoperasian dan pemeliharaan;
▪ Biaya depresiasi atau amortisasi;
▪ Biaya pinjaman (pokok dan bunga) untuk
kegiatan yang menggunakan dana pinjaman;
▪ Biaya umum dan administrasi; dan
▪ Biaya pengembalian modal

2) Manfaat Ekonomi
Manfaat ekonomi merupakan seluruh manfaat
ekonomi yang timbul dari keberadaan kegiatan
pengembangan SPALD yang harus memperkirakan:
a. Manfaat ekonomi kegiatan pengembangan
SPALD yang dapat diukur dengan nilai uang
(tangible) baik berupa manfaat langsung (direct)
maupun manfaat tidak langsung (indirect) harus
dikonversikan dengan standar konversi dan
dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan
kaidah ekonomi yang diperhitungkan dalam
satuan rupiah/tahun.
b. Manfaat ekonomi kegiatan pengembangan
SPALD yang tidak dapat diukur dengan nilai uang
(intangible) harus dijelaskan dengan
menggunakan data statistik yang relevan dan
dapat dipertanggungjawabkan dalam satuan
rupiah/tahun.
Berikut adalah komponen manfaat ekonomi
SPALD:
Tabel Komponen manfaat ekonomi SPALD
Komponen manfaat yang dapat Komponen manfaat yang
diukur dengan nilai uang meliputi: tidak dapat diukur dengan
1. Manfaat langsung uang meliputi:
a. Pemanfaatan lumpur tinja 1. Penguranan tingkat
sebagai pupuk pencemaran
b. Pemanfaatan gas bio 2. Meningkatkan
sebagai sumber energi kesehatan masyarakat
2. Manfaat tidak langsung 3. Terjaganya kelestarian
a. Peningkatan nilai harga sumber daya air
tanah dan bangunan 4. Penurunan derajat
b. Peningkatan kualitas air konflik yang
untuk umum disebabkan oleh
c. Peningkatan sanitasi umum pencemaran air

18
d. Peningkatan lingkungan limbah.
hidup
e. Peningkatan pendapatan
dari sektor pariwisata

Pengkajian kelayakan keuangan dan ekonomi


paling sedikitnya, meliputi:
1. Pengkajian kelayakan keuangan
Sasaran dari analisis keuangan ini untuk
mengetahui apakah kegiatan yang akan
dilaksanakan dari segi keuangan dinilai
layak. Penilaian kelayakan didasarkan atas
hasil perhitungan parameter kelayakan.
Kelayakan keuangan dianalisis paling
sedikitnya berdasarkan Pay Back Period,
Financial Net Present Value (FNPV), dan
Financial Internal Rate of Return (FIRR)
serta dengan memperhitungkan nila Debt
Service Coverage Ratio (DSCR) agar
perusahaan diproyeksikan mempunyai dana
yang cukup untuk membiayai
pengoperasian seluruh fasilitas yang ada
dan dapat membayar kembali seluruh
pinjaman beserta bunganya apabila
menggunakan dana pinjaman. Investasi
disebut layak secara keuangan apabila
memenuhi kriteria:
- Pay back period maksimal sama dengan
jumlah tahun yang ditentukan
- NPV > 0 (positif)
- Financial Internal Rate of Return (FIRR)
minimal sama dengan nilai yang
ditetapkan
Pengembangan komponen SPALD dinyatakan
layak secara keuangan apabila dapat
memberikan hasil lebih dari pengembalian
modal secara komersil.

2. Pengkajian Kelayakan Ekonomi


Kajian kelayakan ekonomi paling sedikitnya
meliputi:
- Penyusunan laporan keuangan
- Kajian kelayakan ekonomi dengan
menganalisis proyeksi laporan ekonomi
terhadap kriteria kelayakan ekonomi.

Kelayakan ekonomi paling sedikitnya dianalisis


berdasarkan Economic Net Present Value
(ENPV), Economic Intrenal Rate of Return (EIRR)
dan Economic Benefit Cost Ratio (EBCR), dimana
proyek dikatakan layak secara ekonomi apabila

19
memenuhi kriteria berikut:
- NPV positif
- Laju pengembalian ekonomi internal
(Economic Internal Rate of Return/EIRR)
minimal sama dengan nilai yang ditetapkan
- Benefit Cost Ratio (BCR) >1

3. Kelayakan Pendanaan
Kelayakan pendanaan dianalisis dengan
maksud untuk mendapatkan opsi
pendanaan dalam pengembangan SPALD
apakah pendanaan proyek sebaiknya
menggunakan dana sendiri (APBD) atau
dapat menggunakan pinjaman komersial
5. Pelaporan

11.2 Kegiatan Diskusi


• Di dalam rangka untuk memberikan kesempatan untuk adanya
keterlibatan yang efisien dari semua pemangku kepentingan yang
terlibat, maka selama pelaksanaan penyusunan studi sekurang-
kurangnya dilakukan 3 kali pembahasan pelaporan harus
diorganisir dan dilaksanakan oleh konsultan, yang meliputi
pembahasan laporan pendahuluan, pembahasan laporan antara
dan pembahasan laporan draft akhir.
• Pelaksanaan pembahasan laporan dilakukan sesuai jadwal yang
telah ditetapkan dan disepakati
• Konsultan harus menyajikan konsep dari Laporan Konsep
Perencanaan Proyek dari pilihan-pilhan yang memungkinkan
untuk penyelenggaraan pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik (SPALD) yang dilaksanakan pada pembahasan
laporan konsep Akhir yang melibatkan semua pemangku
kepentingan yang terlibat. Dasar dari pembahasan ini akan
menjadi konsep dari laporan konsep perencanaan proyek.
• Masukan akhir dan hasil pembahasan laporan akan menjadi dasar
untuk penguraian dari konsep akhir terhadap penyelenggaraan
pengembangan pengelolaan air limbah di Metropolitan Cirebon
Raya dan tahap pertama komponen pelaksanaan proyek yang
diusulkan dalam laporan akhir.
• Dalam pelaksanaan pembahasan laporan, konsultan wajib
menghadirkan Narasumber/Tenaga Profesional baik dari Praktisi
ataupun Akademisi yang berpengalaman pekerjaan sejenis.
• Keluaran dari setiap pembahasan laporan ini harus memberikan
petunjuk arah studi dan rekomendasi
• Hasil dari setiap pembahasan laporan harus didokumentasikan
dan dituangkan dalam laporan hasil pembahasan (Notulen)
• Biaya pembahasan laporan diperhitungkan dalam penawaran

12. Keluaran/out put Keluaran/output yang diharapkan dari penyusunan dokumen FS ini
sekurangnya terdiri dari:
1. Studi kelayakan ditinjau dari aspek teknis teknologis meliputi
aspek kemudahan dan kehandalan konstruksi, kualitas bahan
yang baik, kemudahan operasi dan pemeliharaan, kemudahan

20
suku cadang, jaminan kinerja alat/bahan sesuai spesifikasi
teknis, dengan perkiraan nilai proyek/investasi berdasarkan
alternatif yang dipilih dengan tingkat akurasinya 90-95%.
2. Studi kelayakan ditinjau dari aspek lingkungan meliputi dampak
negatif dan positif pada lingkungan, baik pada saat pelaksanaan
pembangunan maupun pada saat pengoperasian.
Kelayakan lingkungan dapat berupa:
• kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat
• jumlah penduduk yang terkena dampak
• Analisis risiko lingkungan dilakukan berdasarkan:
- Pencemaran udara;
- Pencemaran air;
- Pencemaran air permukimaan dan air tanah dalam;
- Pencemaran tanah;
- Kebisingan;
- Lalu lintas;
- Kesehatan dan keselamatan manusia; dan
- Estetika
• Menyusun rencana tindak mitigasi dalam setiap tahap
pelaksanaan konstruksi dan pengoperasian SPALD
3. Studi kelayakan ditinjau dari aspek sosial meliputi penerimaan
masyarakat dan potensi konflik serta penggunaan lahan.
4. Studi kelayakan ditinjau dari aspek budaya meliputi dinamika
budaya setempat.
5. Studi kelayakan ditinjau dari aspek ekonomi meliputi Economic
Internal Rate of Return (EIRR), Financial Internal Rate of Return
(FIRR) dan Economic Benefit Cost Ratio (EBCR).
6. Studi kelayakan ditinjau dari aspek finansial atau keuangan
meliputi kelayakan proyek dengan parameter Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR),
dan Payback Period serta kelayakan pendanaan dengan
parameter Debt Service Coverage Ratio (DSCR) dan saldo kas
akhir.
7. Studi kelayakan ditinjau dari aspek kelembagaan meliputi
rencana pengembangan organisasi dan sumber daya manusia
untuk dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan SPALD.
8. Draft Dokumen MOA dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota terkait pengembangan sistem pengelolaan air
limbah domestik di Metropolitan Cirebon Raya

13. Peralatan Material, Pejabat Pembuat Komitmen akan menyediakan fasilitas berupa:
Personil dan Fasilitas a. Data
dari Pejabat Pengguna Jasa memfasilitasi kebutuhan data/informasi yang ada
Pembuat Komitmen
pada pengguna jasa untuk melengkapi penyusunan kegiatan ini.
b. Fasilitas rapat
- Ruang rapat untuk pembahasan laporan
- Infocus
c. Tim Penerima Hasil Pekerjaan
Pengguna Jasa akan membentuk Tim Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan (PPHP) dimana penyedia jasa wajib berkonsultasi
dengan Tim terkait dengan semua produk yang dihasilkan dalam
rangka pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan.

21
14. Peralatan dan Penyedia Jasa harus menyediakan:
Material dari a. Narasumber, dengan ketentuan sebagai berikut:
Penyedia Jasa 1) Tenaga ahli profesional/akademisi yang berpengalaman
Konsultansi
dalam pekerjaan sejenis sebanyak 1 (satu) orang yang
dihadirkan pada setiap pembahasan laporan (Pendahuluan,
Antara dan Draft Akhir)
2) Bertugas untuk memberikan bahasan/masukan/analisis
terhadap hasil/out put yang disajikan oleh Penyedia Jasa.
b. Honor Narasumber
Penyedia Jasa menyediakan honorarium untuk Narasumber
pada setiap kali pembahasan laporan dengan memperhitungkan
semua biaya pengeluaran yang akan dimasukkan dalam biaya
penawaran.
c. Fasilitas Penunjang
Penyedia jasa harus menyediakan fasilitas guna menunjang
kelancaran pelaksanaan kegiatan yang dimasukkan dalam biaya
penawaran, minimal untuk hal-hal sebagai berikut :
1) Biaya perjalanan dinas untuk keperluan koordinasi persiapan
pelaksanaan, survey lapangan (pengumpulan data primer
dan sekunder) dan kebutuhan lainnya hingga tersusunya
dokumen FS infrastruktur pengolahan Air Limbah yang
implementatif dengan rincian sebagai berikut:
- Tenaga ahli (Team Leader), tenaga ahli teknik lingkungan,
Tenaga ahli Teknik Sipil dan Tenaga Ahli Planologi masing-
masing diharapkan dapat melakukan perjalanan dinas
minimal 25 kali dalam 5 bulan selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung
- Tenaga ahli sosial kemasyarakatan dan tenaga ahli hukum,
masing-masing diharapkan dapat melakukan perjalanan
dinas minimal 15 kali dalam waktu 3 bulan sesuai
penugasan
- Tenaga ahli Keuangan dan tenaga ahli kelembagaan,
masing-masing dapat melakukan perjalanan dinas
minimal 15 kali dalam waktu 4 bulan sesuai penugasan
- Asisten Tenaga Ahli Teknik Lingkungan (2 orang) dan
Asisten Tenaga Ahli Teknik Sipil (2 orang), tiap-tiap asisten
tenaga ahli dapat melakukan perjalanan dinas dalam
rangka menudukung pelaksanaan kegiatan minimal 20 kali
dalam 4 bulan sesuai penugasan
- Surveyor (2 orang) dimana tiap-tiap surveyor dapat
melakukan perjalanan dinas minimal 20 kali dalam waktu
2 bulan sesuai penugasan
- Asisten Surveyor (6 orang), tiap-tiap asisten surveyor
dapat melakukan perjalanan dinas minimal 10 kali dalam
waktu 2 bulan sesuai penugasan
2) Biaya komunikasi untuk kelancaran kegiatan selama 6 bulan.
3) Mampu menyediakan alat ukur serta kelengkapannya
minimal 2 unit dengan jangka waktu sesuai yang dibutuhkan
sehingga mendapatkan data pada daerah fokus kajian.

22
4) Mampu menyediakan kendaraan roda empat minimal 2 unit
untuk mobilisasi personil selama 5 bulan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan.
5) Mampu menyediakan fasilitas penunjang berupa slat tulis
kantor untuk jangka waktu selama 6 bulan.
6) Untuk kepentingan perencanaan, penyedia jasa wajib
mengalokasikan biaya untuk sampling dan pengujian pada
laboratorium yang sudah mendapatkan lisensi ISO 17025.
Untuk itu diperlukan surat dukungan dari laboratorium
tersebut.

Pengambilan sample Data kualitas air limbah didapatkan


melalui hasil pengujian sample air limbah domestik di wilayah
perencanaan dengan metode mengacu pada aturan teknis
yang berlaku. Minimal tiga titik dari 3 sumber air limbah
domestik yang berbeda sekurangnya meliputi:
- air limbah yang bersumber dari rumah tangga (domestic
waste water) yaitu air limbah yang berasal dari
pemukiman penduduk.
- Air limbah kotapraja (Municipal Wastes Water) yaitu air
buangaan yang berasal dari daerah: perkotaan,
perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum,
tempat-tempat ibadah dan sebagainya.
7) Rapat Pembahasan laporan, dengan ketentuan sebagai
berikut:
- dilaksanakan minimal 3 kali sesuai tahapan pelaporan
(Pendahuluan, Antara dan Laporan Draft Akhir)
- menyediakan bahan untuk rapat baik softcopy dan
hardcopy (Hands out) untuk peserta rapat.
- menyediakan jamuan snack dan makan sekurang-
kurangnya untuk 30 orang setiap kali rapat
pembahasan laporan

15. Lingkup Penyedia jasa memiliki kewajiban sebagai berikut :


Kewenangan - Menjalani kontrak yang telah ditanda-tangani bersama untuk
Penyedia Jasa mencapai tujuan kegiatan tersebut. Teknis dan Jadwal
pelaksanaan kegiatan, admintrasi umum, administrasi keuangan
dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati;
- Team Leader dan Tenaga Ahli yang terlibat dalam setiap tahapan
penysunan pekerjaan terkait diwajibkan hadir dalam setiap
diskusi.
- Menyiapkan Narasumber yang berkompeten dalam penyusunan
dokumen FS ini;
- Bekerja secara profesional, sehingga dapat memenuhi standar
profesi yang baik;
- Bekerja untuk kepentingan PPK yang mewakili Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, sesuai dengan kontrak kerja;
- Menjaga kerahasiaan Negara untuk kepentingan pemerintah dan
kemaslahatan masyarakat Jawa Barat; dan
- Dalam pelaksanaan koordinasi dengan instansi lain maupun
daerah, penyedia jasa dapat didampingi oleh pegawai instansi

23
pemberi tugas.
- Mampu membuat rencana jadwal pelaksanaan kegiatan dan
penugasan personil yang dilengkapi kurva S fisik dan
keuangan sesuai dengan tahapan pekerjaan

16. Jangka Waktu Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam waktu 6 bulan kalender
Penyelesaian sejak dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja dari PPK atau sesuai
Kegiatan kontrak kerja antara Penyedia Jasa dengan PPK pekerjaan
Penyusunan FS Infrastruktur Pengolahan Air Limbah di Metropolitan
Cirebon Raya

17. Personil Dalam pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa diwajibkan


menyediakan dan membentuk tim pelaksana dengan kualifikasi
minimum seperti ditunjukkan pada Tabel I.1 berikut dengan rencana
jadwal penempatan personil (terlampir).

Tabel 1 Kebutuhan Personil Pekerjaan Penyusunan FS Infrastruktur Pengolahan Air Limbah di


Metropolitan Cirebon Raya
Kualifikasi Jml
Posisi Org
Pendidikan Keahlian Pengalaman dan Penugasan Bln
1.1 TENAGA AHLI

1.1.1. Tenaga S2 Teknik Ahli Madya, berpengalaman pada pekerjaan sejenis 5


Ahli (Team Lingkungan/ S2 spesifikasi Ahli dan mempunyai pengalaman kerja
Leader) Teknik Teknik Sanitasi minimal 5 tahun dengan pengalaman
Penyehatan dan Limbah kerja profesional sebagai team leader
Lingkungan Min. 5 Tahun minimal 1 tahun

1.1.2. Tenaga S1 Teknik Ahli Muda berpengalaman pada pekerjaan sejenis 5


Ahli Lingkungan/ S1 dan mempunyai pengalaman kerja
spesifikasi Ahli
Lingkungan Teknik minimal 4 tahun dengan pengalaman
Teknik Sanitasi
Penyehatan kerja profesional minimal 1 tahun
dan Limbah
Lingkungan
Min. 4 Tahun

1.1.3. Tenaga S1 Teknik Sipil Ahli Muda berpengalaman pada pekerjaan sejenis 5
Ahli Sipil spesifikasi Ahli dan mempunyai pengalaman kerja
Teknik Sumber minimal 4 tahun dengan pengalaman
Daya Air kerja profesional minimal 1 tahun

Min. 4 Tahun

1.1.4. Tenaga S1 Planologi Pengalaman Min. berpengalaman pada pekerjaan sejenis 5


Ahli 4 Tahun dan mempunyai pengalaman kerja
Planologi minimal 4 tahun dengan pengalaman
kerja profesional minimal 1 tahun

1.1.5. Tenaga S1 Ilmu Sosial/ Min. 4 Tahun berpengalaman pada pekerjaan sejenis 3
Ahli Sosial Sosiologi dan mempunyai pengalaman kerja
Kemasyara minimal 4 tahun dengan pengalaman
katan
kerja profesional minimal 1 tahun

1.1.6. Tenaga S1 Sarjana Pengalaman Min. berpengalaman pada pekerjaan sejenis 3


Ahli Hukum 4 Tahun dan mempunyai pengalaman kerja
Hukum minimal 4 tahun dengan pengalaman
kerja profesional minimal 1 tahun

24
1.1.7. Tenaga S1 Ekonomi/ Pengalaman Min. berpengalaman pada pekerjaan sejenis 4
Ahli Akuntansi 4 Tahun dan mempunyai pengalaman kerja
Keuangan minimal 4 tahun dengan pengalaman
kerja profesional minimal 1 tahun

1.1.8. Tenaga S1 Manajemen Pengalaman Min. berpengalaman pada pekerjaan sejenis 4


Ahli Sepsifikasi 4 Tahun dan mempunyai pengalaman kerja
Kelembaga MSDM/ Ilmu minimal 4 tahun dengan pengalaman
an
Pemerintahan kerja profesional minimal 1 tahun

1.2 TENAGA PENDUKUNG

1.2.1. Asisten S1 Teknik Non Sertifikat berpengalaman pada pekerjaan sejenis 8


Tenaga Lingkungan Pengalaman Min 1 dan mempunyai pengalaman kerja
Ahli minimal 2 tahun.
Tahun
Lingkungan
(2 orang)
1.2.2. Asisten S1 Teknik Sipil Non Sertifikat berpengalaman pada pekerjaan sejenis 8
Tenaga Pengalaman Min. dan mempunyai pengalaman kerja
Ahli Sipil minimal 2 tahun.
1 Tahun
(2 orang)
1.2.3. Surveyor pendidikan Pengalaman berpengalaman pada pekerjaan sejenis 4
(2 orang) minimal minimum 3 dan mempunyai pengalaman kerja
SMK/SMA tahun dalam minimal 3 tahun.
pekerjaan
sejenis
1.2.4. Asisten pendidikan berpengalaman pada pekerjaan sejenis 12
Surveyor minimal dan mempunyai pengalaman kerja
(6 orang) SMK/SMA minimal 1 tahun.

1.2.5. Drafter pendidikan Pengalaman pengalaman minimum 5 tahun 6


Cad minimal Minimal 5 Tahun dalam pekerjaan penggambaran
(2 orang) SMK/D1/D3 infrastruktur pengelolaan air limbah,
serta mempunyai legalitas sertifikat
ketrampilan dalam bidangnya
1.2.6. Administra SMK/SMA Pengalaman Min. Berpengalaman dalam bidang 6
si/ Sederajat/D1 1 Tahun administrasi / kesekretariatan Min. 1
Sekretaris Sekretaris Tahun
(1 orang)
1.2.7. Operator SMK/SMA Pengalaman Min. Berpengalaman dalam pengoperasian 6
Komputer Sederajat/D1 1 Tahun software office Min. 1 Tahun
(1 orang) Semua Jurusan

18. Laporan - Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) buku


Pendahuluan - sekurang-kurangnya berisi mengenai rincian rencana pelaksanaan
kegiatan konsultan, gambaran umum daerah perencanaan dan
penempatan personil.
- Laporan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kalender
setelah SPMK diterbitkan dalam bentuk file (softcopy) dan cetak
(hardcopy).

19. Laporan Antara - Laporan Antara sebanyak 5 (lima) buku


- Laporan berisi sekurang-kurangnya hasil studi literatur, hasil survey
dan data primer terkait kegiatan yang dilaksanakan.
- Laporan diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan kalender
setelah SPMK diterbitkan dalam bentuk soft copy dan cetak

25
(hardcopy).

20. Laporan Draft Akhir - Laporan Draft Akhir sebanyak 5 (lima) buku
- Sekurangnya berisi program pengembangan dan strategi
pelaksanaan, analisis dampak lingkungan, analisis kelembagaan,
rencana operasi dan pemeliharaan, analisis keuangan dan ekonomi,
kajian sumber dan sistem pembiayaan.
- Penyerahan laporan, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kalender
sebelum kontrak konsultan berakhir dalam bentuk file (softcopy)
dan cetak (hardcopy)

21 Laporan Akhir - Laporan Akhir sebanyak 10 (sepuluh) buku


- Sekurangnya berisi penyempurnaan program pengembangan dan
strategi pelaksanaan, analisis dampak lingkungan, analisis
kelembagaan, rencana operasi dan pemeliharaan, analisis keuangan
dan ekonomi, kajian sumber dan sistem pembiayaan dan Program
Prioritas Pembangunan Tahun Pertama.
- untuk laporan yang mengandung semua perencanaan, gambar dan
foto dibuat secara terpisah namun merupakan satu kesatuan
dengan laporan akhir dalam ukuran format A3.
- Laporan akhir diserahkan pada akhir masa pelaksanaan kontrak
konsultan dalam bentuk file (softcopy) dan cetak (hardcopy)

22 Digitalisasi Laporan Selain dalam bentuk laporan, hasil akhir pekerjaan dibuat dalam
bentuk paparan (power point) yang didesain semenarik mungkin dan
informatif dan diserahkan bersamaan dengan laporan akhir.

Dalam tiap tahapan laporan, baik untuk bahan paparan, data primer,
data sekunder atau data lainnya yang mendukung terwujudnya
laporan disimpan dalam bentuk CD minimal sebanyak 5 buah. Dan
setelah disetujuinya laporan akhir, semua data disimpan dalam
harddisk eksternal kapasitas minimal 500 GB.

23. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
Negeri di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

24. Persyaratan Tidak ada kewajiban untuk bekerja sama dan berkoordinasi dengan
Kerjasama konsultan-konsultan di lingkungan Provinsi Jawa Barat.

25. Pedoman 1. Sumber pendataan meliputi (dan tidak terbatas pada) instansi
Pengumpulan data pemerintah di institusi pemerintah di Provinsi dan
Lapangan Kabupaten/Kota (Dinas PU, Dinas Kesehatan, BPS
Provinsi/Kab/Kota, dan instansi lainnya yang terkait), serta
institusi non-pemerintah (PDAM, Swasta, Koperasi, Kelompok
Masyarakat, dan lainnya yang terkait;
2. Survey dilaksananakan dan tidak terbatas pada wilayah
Metropolitan Cirebon Raya;
3. Unit Pengelolaan Air Limbah yang didata meliputi unit
Pengelolaan Air Limbah yang dikelola oleh berbagai jenis
Pengelola/Penyelenggara, antara lain (dan tidak terbatas pada)
Instansi Pemerintah Daerah, PDAM, Badan Usaha Swasta,
UPTD/BLUD, Koperasi, Kelompok Masyarakat, dan sebagainya;
4. Sumber data yang dikumpulkan meliputi data primer hasil survey
lapangan (dilengkapi dengan foto dokumentasi dan titik
koordinat) dan data sekunder hasil studi literatur;

26
5. Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1) Data Primer
- Didapat melalui observasi lapangan serta aturan kebijakan
program maupun studi dan dokumen-dokumen
kajian/rencana yang terkait dengan pekerjaan
- Didokumentasikan melalui media visual (foto)
- Pengambilan sample Data kualitas air limbah didapatkan
melalui hasil pengujian sample air limbah domestik di wilayah
perencanaan dengan metode mengacu pada aturan teknis
yang berlaku.
2) Data Sekunder
- Data statistik harus didapat dari sumber yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan.
- Data-data teknis dan sektoral lainnya yang dibutuhkan
didapat dari sumber yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan, yaitu instansi resmi yang memiliki
tupoksi untuk mengeluarkan data tersebut (dibale/instansi
sektoral terkait).
- Data-data yang akan digunakan untuk proyeksi kebutuhan di
masa datang minimal mencakup periode waktu lima tahun ke
belakang (time series).
3) Sumber data yang dikumpulkan meliputi data primer hasil
survey lapangan (dilengkapi dengan foto dokumentasi dan titik
koordinat) dan data sekunder hasil studi literatur;

27. Alih Pengetahuan Pemakaian Tenaga Ahli pada pekerjaan ini harus dapat
memberikan manfaat dalam alih pengetahuan secara optimal
melalui kemitraan dengan media diskusi secara rutin dan
pembahasan secara berkala.

Bandung, April 2018


Pejabat Pembuat Komitmen,

Eddy Mulyana, ST.,MT


19640617 199003 1 004

27

Anda mungkin juga menyukai