Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

No : AH/BAAK/SM III/10/2017

FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI


ASUHAN KEBIDANAN

Kompetensi : Melakukan Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Normal


Nama Mahasisiwa : ..........................................................
NIM : ..........................................................
Hari/Tanggal Ujian : ..........................................................
Tempat : .........................................................
Waktu Ujian : Jam.................s/d......................WIB
PENILAIAN B N Score
1 2 3 4 O I =
KEGIATAN B L Nilai
D C B A O A x
T I Bobot
PERSIAPAN ALAT
A.Kriteria hasil dengan penyediaan alat secara :
1. Sistematis
2. Tanpa Bantuan
3. Tepat dan Lengkap

B. Kriteria hasil dengan tersedianya :


 Saf I
1. Bak Intrumen yang berisi partus set :
a. Hand scoon 3 pasang
b. Kain segitiga (penahan perineum)
c. Arteri Klem 2 Buah
d. Gunting Tali pusat 1 buah
e. 1/2 koher 1 buah
f. Benang pengikat tali pusat 1 buah
g. Kasa 5 buah
2. Nierbeken
3. Kom tertutup (berisi air DTT)
4. Kom bertutup (berisi kacep)
5. Stetoskop monoral
6. Obat-obatan :
a. Oksitosin 10 IU 3 ampul
b. Ergometrin 0,2 mg
c. Lidocain 10%
d. Vit K
e. Aqua Bidest
f. Spuit 3 ml 2 buah
g. Spuit 1 ml 2 buah
h. Spuit 5 ml 1 buah
i. Tetes mata
7. Korentang
8. Jam tangan
9. Tempat sampah tajam
10. Tempat sampah tumpul
11. Spray clorin
12. Spray DTT
13. Handuk good morning 1 buah
14. Termometer
15. Stetoskop
16. Pita cm

 Saf II
1. Bak Instrumen berisi hecting set:
a. Nald Hecting
b. Nald Fowder
c. Pinset Anatomis
d. Pinset Cirurgis
e. Kasa 3 buah
f. Gunting benang
g. Hand Scoon 1 pasang
2. Benang kronik dan catgut
3. Spigmonamometer
4. Persiapan infus:
a. Infuset
b. Abocat
c. Gunting perban
d. Perban
e. Cairan infus
5. Bak instrumen kecil berisi sepasang handscoen (dipakai saat
perawatan bayi)
6. Bak instrumen kecil berisi emergensi set:
a. Metal kateter
b. Gunting episiotomi
7. Com berisi delee (penghisap lendir)

 SafIII
1. Piring plasenta berplastik
2. Handscoen rumah tangga
3. Waskom berisi DTT
4. Waskom berisi clorin 0,5% (tidak boleh waskom yang
terbuat dari bahan nikel)
5. 2 buah washlap (langsung gantungkan di waskom DTT dan
Clorin)
 Di bawah tempat tidur:
1. Tong sampah basah (berplastik merah)
2. Tong sampah kering (berplastik hitam)
3. Tempat kain tenun
4. Sepatu both/ sepatu karet (dapat juga diletakkan di samping
troli)
 1 buah ember berisi larutan deterjen
 1 buah ember berisi larutan clorin 0,5%
 Box pakaian tenun berisi :
1. Perlak
2. Kain 3 helai (untuk persiapan resusitasi)
3. Sarung ibu
4. APD ( kaca mata, celemek, masker, topi)
5. Handuk good morning (mengeringkan tangan)
6. Handuk bayi
7. Underpaid
8. Kain bedung
9. Kain MAK3
10. Topi bayi
11. Handuk ibu
12. Sarung ibu (untuk pengganti)
13. Doek
14. Celana dalam ibu
15. Pakaian ibu
16. Pakaian bayi
 Partograf
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA II
1. Mendengar dan melihat tanda kala II persalinan
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vagina 2
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfinger ani membuka
II.MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERASALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera
pada ibu dan bayi baru lahir
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi siapkan : 2
 Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat
 3 handuk/ kain berih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi)
 Alat penghisap lendir
 Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu :
 Menggelar kain di atas perut ibu
 Menyiapkan oksitoin 10 unit
 Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set

3. Pakai barier protektif 1


4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air besih mengalir kemudian keringkan 2
tangan dengan handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan 2
untuk periksa dalam
6. Masukan oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan 2
yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat suntik)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-
hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau
kasa yang dibasahi air DTT.
 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi
tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke 2
belakang.
 Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia
 Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan
rendam sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5 %
langkah #9. Pakai sarung tangan DTT/steril untuk
melaksanakan langkah lanjutan
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
 Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah
lengkap maka lakukan amniotomi 4
9. Dekontaminsi sarung tangan (celupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, lepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
klorin0,5 % selama 10 menit). Cuci kedua tangan setelah sarung 2
tangan dilepaskan
10. Periksa jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus (relaksasi)
untuk memastikan DJJ masih dalam batas Normal (120 – 160 3
x/menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam DJJ dan
semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN
11. Beritahukan bahwa pembukaan lengkap dan keadaan janin baik,
kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan susai
dengan keinginannya
 Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, 2
lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin
(ikuti pedoman pelaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan
semua temuan yang ada 2
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada
rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, pada kondisi
itu ibu di posisikan setengah duduk atau posisi lain yang 2
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat 3
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring telentang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk
ibu.
 Berikan cukup asupan pada cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak segera lahir setelah
pembukaan lengkap dan dipimpin meneran ≥ 120 menit (2
jam) pada primigravida atau ≥ 60 menit (1 jam) pada
multigravida
14. Anjurkan ibu untuk, berjongkok atau mengambil posisi nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 2
menit.
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengerikan bayi) di perut ibu jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. 1

16. Meletakan Kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas 1
bokong ibu
17. Buka tutup partus set serta periksa kembali kelengkapan 2
peralatan dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT/Steril pada kedua tangan 2
VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain segitiga dan kering. Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau
bernafas cepat dan dangkal. 3
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran
bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat 2
bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong diantara dua klem tersebut
21. Setelah kepala lahir tunggu putaran paksi luar yang berlangsung 1
secara spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparental, anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke 4
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir geser tangan bawah untuk menopang
kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas 4
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penulusuran tangan atas berlanjut
sampai kaki. Pegang kedua kaki (masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-masing kaki dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya pada sisi yang lainnya agar bertemu dengan jari telunjuk) 4
VII. ASUHAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan Penilaian (selintas):
 Apakah bayi cukup bulan?
 Apakah bayi menangis kuat dan /atau bernafas tanpa 3
kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah TIDAK, lanjut ke langkah
resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat penuntun
belajar resusitasi bayi asfiksia)
Bila semua jawaban YA lanjut ke 26.
26. Keringkan Tubuh Bayi
keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks, 3
ganti handuk basah dengan handuk/ kain yang kering. Pastikan
bayi dalam posisi dan kondisi aman di dalam perut bagian bawah
ibu
27. Letakkan kain MAK 3 diatas perut ibu, periksa kembali uterus 2
untuk memastikan hanya satu satu bayi yang lahir (hamil
tunggal) dan bukan hamil ganda (gemelli)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus 1
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
IM (Intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin). 3
30. Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian
jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan 3
geser hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat
pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya,
gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi
tali pusat ke arah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada
sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat 3
 Dengan 1 tangan pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di
antara 2 klem tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada 1 sisi,
kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat
dengan simpul kunci pada sisi lainnya .
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
tersedia.
32. Letakan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel didada
ibunya. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari puting susu atau areola mamae 2
ibu
 Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat pasang topi
dikepala bayi
 Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit satu jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil malakukan inisiasi
menyusu dini dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu untuk
pertama kali akan berlangsung sekitar 10-15 menit bayi
cukup menyusui dari satu payudara
 Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu
VIII.PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III (MAK III)
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva 2
34. Letakkan 1 tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas
simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang 2
klem untuk menegangkan tali pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas
(dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri).
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan
tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
ulangi prosedur diatas. 2
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga lain untuk melakukan stimulasi puting
susu.
Mengeluarkan Plasenta
36. Bila ada penekanan bawah dinding depan uterus kearah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal maka
lanjutkan dorongan kearah kranial hingga plasenta dapat
dilahirkan
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat di tegangkan (jangan
ditarik secara kuat terutama jika uterus tak berkontraksi) 4
sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah bawah-sejajar
lantai-atas )
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat
1. Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika
kandung kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi tekanan darso-kranial dan penegangan tali pusat
15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir
atau terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan
plasenta manual
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau 3
steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem ovum DTT atau steril
untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras) 2
 Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompresi bimanual
interal, Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon kondom-
kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah
rangsangan taktil/masase
IX. MENILAI PERDARAHAN
39. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta
telah dilahirkan lengkap. Masukan plasenta ke dalam kantung
plastik atau tempat khusus 1
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan. 3
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan
X. MELAKUKAN TINDAKAN PASCA PERSALINAN
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi 1
perdarahan pervaginam
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5 % bersihkan noda darah dan cairan tubuh,
lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci tangan dengan air bersih
mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi 1
yang bersih dan kering.
Evaluasi
43. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih 2
kosong
44. Ajarkan ibu / keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai 1
kontraksi
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah 1
46. Memeriksa vital sign dan keadaan umum ibu baik. 2
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan
bayi (40-60 Kali/ menit) 1
 Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, di resusitasi
dan segera merujuk kerumah sakit
 Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk
ke RS rujukan
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan
kembali kontak kulit ibu – bayi dan hangatkan ibu bayi
dalam satu selimut
Kebersihan Dan Keamanan
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0.5
% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan 2
setelah dekontaminasi.
49. Buang bahan-bahan terkontaminasi ke tempat sampah yang 1
sesuai.
50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan 2
menggunakan air DDT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan
darah di ranjang atau disekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan AS1. 1
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang diinginkannya
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5% 1
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 1
0,5% selama 10 menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian 1
keringkan tangan dengan handuk pribadi yang bersih dan kering
55. Pakai sarung tangan bersih /DTT untuk melakukan pemeriksaan 1
fisik bayi
56. Dalam satu jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi, 1
vitamin K1 1mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik
bayi baru lahir, pernapasan bayi (normal 40-60 kali/ menit) dan
temperatur tubuh (normal 36,5 - 37,5 0C) setiap 15 menit
57. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi 2
di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik 2
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian 1
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering lalu lepaskan APD
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang) periksa tanda 1
vital dan asuhan kala IV persalinan
Sikap 3
1. Teliti
2. Sopan dan Sabar
3. Tidak tergesah-gesah
4. Jaga Kesterilan
Jumlah 123

Score Nilai = Jumlah Score x 100 =


492

Nilai :

Kriteria Nilai :

A = ≥ 80
B+ = 75 – 79
B = 70-74
C+ = 65-69
C = 60-64
D = 50-59
E = ≤ 49

Praktikan Medan, .............................


Yang Dinilai Yang Menilai

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai