Anda di halaman 1dari 8

LECTURER NOTES

MATA KULIAH : AKUNTANSI BIAYA


MATERI : VARIABLE COSTING
SESI PERTEMUAN : 10 (SEPULUH)
DOSEN : Ana Yuliana Jasuni, M.M.

Definisi Harga Pokok Variabel


 Metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi
yang berprilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhad pabrik variabel.
 Variabel costing merupakan metode penentuan kos produksi yg hanya memperhitungkan
biaya produksi yg berperilaku variabel saja.

Dengan menggunakan Metode Variable Costing:


1) Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur
harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya
dalam periode terjadinya.
2) Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada
persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
3) Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan
tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan
datang.

Perubahan dalam produksi tidak memiliki pengaruh terhadap laba bersih operasional ketika
metode variabel costing digunakan. Perhitungan harga pokok variabel tidak dapat digunakan
untuk laporan eksternal dan laporan pajak. Meskipun demikian, metode tersebut dapat
digunakan untuk kepentingan internal dalam membuat perencanaan. Pendekatan perhitungan
harga pokok variabel berhubungan erat dengan konsep biaya-volume-laba yang selalu
dipertimbangkan oleh manajer dalam perencanaan laba dan pembuatan keputusan.
Pendekatan variabel costing di kenal sebagai contribution approach merupakan suatu format
laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-
biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan
menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan.

Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang
diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari
pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu
tidak harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Perbandingan Harga Pokok Variabel dengan Full Costing


Perbedaan pokok antara metode full costing dan variabel costing sebetulnya terletak pada
perlakuan biaya tetap produksi tidak langsung. Dalam metode full costing dimasukkan unsur
biaya produksi karena masih berhubungan dengan pembuatan produk berdasar tarif (budget),
sehingga apabila produksi sesungguhnya berbeda dengan budgetnya maka akan timbul
kekurangan atau kelebihan pembebanan. Tetapi pada variabel costing memperlakukan biaya
produksi tidak langsung tetap bukan sebagai unsur harga pokok produksi, tetapi lebih tepat
dimasukkan sebagai biaya periodik, yaitu dengan membebankan seluruhnya ke periode
dimana biaya tersebut dikeluarkan sehingga dalam variabel costing tidak terdapat
pembebanan lebih atau kurang.

Adapun unsur biaya dalam metode full costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang sifatnya tetap maupun variabel.
Sedangkan unsur biaya dalam metode variabel costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sifatnya variabel saja dan tidak
termasuk biaya overhead pabrik tetap.

Akibat perbedaan tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan lain yaitu :


1. Dalam metode full costing, perhitungan harga pokok produksi dan penyajian laporan laba
rugi didasarkan pendekatan “fungsi”. Sehingga apa yang disebut sebagai biaya produksi
adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, baik langsung maupun
tidak langsung, tetap maupun variabel. Dalam metode variabel costing, menggunakan
pendekatan “tingkah laku”, artinya perhitungan harga pokok dan penyajian dalam laba rugi
didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya produksi dibebani biaya variabel saja, dan biaya
tetap dianggap bukan biaya produksi.
2. Dalam metode full costing, biaya periode diartikan sebagai biaya yang tidak berhubungan
dengan biaya produksi, dan biaya ini dikeluarkan dalam rangka mempertahankan kapasitas
yang diharapkan akan dicapai perusahaan, dengan kata lain biaya periode adalah biaya
operasi. Dalam metode variabel costing, yang dimaksud dengan biaya periode adalah
biaya yang setiap periode harus tetap dikeluarkan atau dibebankan tanpa dipengaruhi
perubahan kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya periode adalah biaya tetap, baik
produksi maupun operasi
3. Menurut metode full costing, biaya overhead tetap diperhitungkan dalam harga pokok,
sedangkan dalam variabel costing biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik.
Oleh karena itu saat produk atau jasa yang bersangkutan terjual, biaya tersebut masih
melekat pada persediaan produk atau jasa. Sedangkan dalam variabel costing, biaya
tersebut langsung diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.
4. Jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atau jasa berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka dan jumlahnya berbeda dengan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya maka selisihnya dapat berupa pembebanan overhead pabrik berlebihan
(over-applied factory overhead). Menurut metode full costing, selisih tersebut dapat
diperlakukan sebagai penambah atau pengurang harga pokok yang belum laku dijual
(harga pokok persediaan).
5. Dalam metode full costing, perhitungan laba rugi menggunakan istilah laba kotor (gross
profit), yaitu kelebihan penjualan atas harga pokok penjualan.
6. Dalam variabel costing, menggunakan istilah marjin kontribusi (contribution margin),
yaitu kelebihan penjualan dari biaya-biaya variabel.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari perbedaan laba rugi dalam metode full costing
dengan metode variable costing adalah :
1. Dalam metode full costing, dapat terjadi penundaan sebagian biaya overhead pabrik tetap
pada periode berjalan ke periode berikutnya bila tidak semua produk pada periode yang
sama.
2. Dalam metode variable costing seluruh biaya tetap overhead pabrik telah diperlakukan
sebagai beban pada periode berjalan, sehingga tidak terdapat bagian biaya overhead pada
tahun berjalan yang dibebankan kepada tahun berikutnya.
3. Jumlah persediaan akhir dalam metode variable costing lebih rendah dibanding metode
full costing. Alasannya adalah dalam variable costing hanya biaya produksi variabel yang
dapat diperhitungkan sebagai biaya produksi.
4. Laporan laba rugi full costing tidak membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel,
sehingga tidak cukup memadai untuk analisis hubungan biaya volume dan laba (CVP)
dalam rangka perencanaan dan pengendalian.

Manfaat Informasi Harga Pokok Variabel


1. Perencanaan Laba
Dalam penyusunan anggaran, manajemen berkepentingan untuk menguji dampak setiap
alternatif yang akan dipilih terhadap laba perusahaan. Karena dalam jangka pendek biaya
tetap tidak berubah, maka informasi yang relevan dengan perencanaan laba jangka pendek
adalah informasi yang berdampak terhadap hasil penjualan dan biaya variabel yang
merupakan komponen untuk menghitung laba kontribusi dan ratio laba kontribusi.
2. Pengendalian Biaya
Dalam Variable Costing, period costs yang terdiri dari biaya tetap dikumpulkan dan
disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi sebagai pengurang terhadap laba
kontribusi. Biaya tetap terdiri atas Discretionary Fixed Costs dan Committed Fixed Costs.
 Discretionary Fixed Costs : biaya yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen
dan dalam jangka pendek dapat dikendalikan manajemen, contoh biaya iklan.
 Committed Fixed Costs: biaya tetap yang dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi
guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka
panjang perusahaan (timbul dari kepemilikan pabrik, ekuipmen dan organisasi pokok)
dan dalam jangka pendek tidak dapat dikendalikan oleh manajemen. Contoh : biaya
depresiasi, sewa, asuransi dan gaji karyawan inti.
Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam laporan laba rugi Variable Costing, manajemen
dapat memperoleh informasi discretionary fixed costs terpisah dari Committed fixed
costs, sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh
manajemen.
3. Pengambilan Keputusan
Variabel costing adalah menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan
jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek yang menyangkut mengenai
perubahan volume kegiatan. Dalam pengambilan keputusan variable costing menyajikan
data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam keputusan
jangka pendek yang menyangkut :
 perubahan volume kegiatan yaitu biaya-biaya periode tidak relevan karena tidak
berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variabel costing khususnya
bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek. Contoh:
Seperti pada apabila perusahaan menerima pesanan sebesar Rp 85 dan menggunakan
metode full costing maka akan terjadi kerugian sebesar Rp 5. Namun menurut metode
variable costing akan didapatkan laba kontribusi sebesar Rp 31. Hal ini menandakan
bahwa kemungkinan masih ada kapasitas yang belum terpakai. Jadi menurut metode
full costing penjualan harus bisa menutup semua biaya. Sedangkan menurut metode
variable costing penjualan lebih baik dilihat untuk bisa menutupi biaya (concept of
recovery cost) yang berubah dalam jangka pendek.

 Keputusan membeli atau membuat sendiri.


Dalam contoh ini uraian lebih ditekankan pada peranan pemisahan biaya produksi ke
dalam biaya tetap dan biaya variabel (metode variabel costing) dalam pengambilan
keputusan membeli atau membuat sendiri. PT Wijaya Jaya selama ini memproduksi
suku cadang nomor 4321 yang merupakan salah satu suku cadang produk rakitannya.
Biaya standar per satuan suku cadang tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku = Rp 320
Biaya tenaga kerja langsung = Rp 240
Biaya overhead pabrik variabel = Rp 110
Biaya overhead pabrik tetap = Rp 140
Jumlah = Rp 810
Rata-rata pemakaian suku cadang tersebut per bulan adalah sebanyak 60.000 satuan.
Dalam suatu rapat penyusunan anggaran, Bagian Pembelian mengajukan usul agar
perusahaan membeli saja suku cadang tersebut, dari pemasok untuk kepentingan
penghematan biaya. Bagian Pembelian menyatakan pada jumlah pembelian sebanyak
rata-rata kebutuhan selama sebulan suku cadang tersebut dapat dibeli dengan harga Rp
700 per satuan.
Jika suku cadang tersebut dibeli dari pemasok luar, tidak diperlukan peralatan
tambahan. Tapi hanya menaikkan biaya administrasi dan umum sebesar Rp 100.000
per bulan. Dan tambahan biaya pergudangan sebesar Rp 25 per satuan.
Fasilitas produksi yang semula digunakan untuk memproduksi suku cadang tersebut
masih dapat digunakan untuk memproduksi suku cadang yang lain. Kepala Bagian
Produksi melaporkan bahwa, jika produksi suku cadang tersebut dihentikan tidak akan
berakibat pada biaya overhead pabrik tetap.
Secara sepintas tampak seolah-olah dengan membeli suku cadang tersebut dari
pemasok luar akan menimbulkan penghematan biaya sebesar Rp 85 per satuan (Rp
810 – Rp 725). Atau sebesar: = 60.000 unit x Rp 85) – Rp 100.000) = Rp 5.000.000
per bulan

Tapi dalam peristiwa ini sesungguhnya tidak ada penghematan biaya. Sebagian dari
biaya standar sebesar Rp 180 per satuan tersebut adalah biaya overhead pabrik yang
berperilaku tetap. Dengan penghentian produksi suku cadang tersebut, tidak akan
mempunyai pengaruh terhadap biaya overhead pabrik tetap tersebut. Jadi dalam
pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri suku cadang tersebut, biaya
overhead pabrik tetap tersebut adalah biaya tidak relevan. Hanya biaya-biaya variabel
saja, yaitu: Biaya bahan baku, Tenaga kerja, Biaya overhead pabrik variabel Yang
relevan dalam keputusan ini.
Sehingga pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri suku cadang nomor
4321 sebaiknya didasarkan pada analisis berikut ini:
#1: Jika membeli:
Jumlah yang dikeluarkan per bulan untuk pembelian suku cadang: 60.000 x Rp 700 =
Rp 42.000.000
Tambahan biaya pergudangan : 60.000 x Rp 25 = Rp 1.500.000
Tambahan biaya administrasi dan umum per bulan = Rp 100.000
Jumlah pengeluaran uang per bulan jika alternatif membeli dipilih:
(a) + (b) + (c) = Rp 43.600.000

#2: Jika Tetap memproduksi sendiri:


Biaya produksi variabel per bulan yang dapat dihindari:
= [(320 + 240 + 110) x 60.000]
= Rp 40.200.000
Biaya tambahan per bulan, jika alternatif membeli dipilih:
= Rp 43.600.000 – Rp 40.200.000
= Rp 3.400.000
Pajak penghasilan (25% x Rp 3.400.000) = Rp 850.000
Biaya tambahan setelah pajak perseroan per bulan, jika alternatif membeli suku
cadang 4321 dipilih:
= (Rp 43.600.000 – Rp 40.200.000) – Rp 850.000
= Rp 2.550.000
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa alternatif tetap memproduksi
sendiri suku cadang yang seharusnya dipilih. Karena alternatif membeli dari pemasok
luar akan menimbulkan biaya tambahan setelah pajak perseroan per bulan sebesar Rp
2.550.000. Dalam informasi yang disajikan pada analisis di atas, telah diperhitungkan
pajak penghasilan dikenakan atas laba perusahaan. Jika alternatif membeli dari
pemasok luar dipilih, terjadi penurunan laba sebesar Rp 3.400.000. Sehingga alternatif
tersebut akan menimbulkan penghematan pajak (tax saving) sebesar:
= 25% x Rp 3.400.000
= Rp 850.000
Dengan demikian dalam pengambilan keputusan itu, adanya penghematan pajak
sebesar Rp 850.000 harus dikurangkan dari biaya tambahan sebesar Rp 3.400.000 per
bulan tersebut.

Penentuan Harga Pokok Variabel


Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga
pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok produk.
Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode atau atau biaya waktu (period cost) yang
langsung dibebankan kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai
biaya produksi.

Referensi
1. Datar, Srikant M., Foster, George., dan Horngren, Charles T. (2006). Akuntansi Biaya:
Dengan Penekanan Manajerial. Edisi 12. Diterjemahkan oleh: Lestari, P.A., S.E. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
2. Datar, Srikant M., Foster, George., dan Horngren, Charles T. (2011). Cost Accounting; A
Managerial Emphasis. 14th edition. Prentice Hall.
3. Mulyadi, 2014. Akuntansi Biaya Edisi 5. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai