Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

DIARE PADA BALITA

Disusun Oleh :

RESTU KARISNA PUTRA


020021095

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE PADA BALITA DUSUN PENIMBUNG
BARAT DESA PENIMBUNG WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENIMBUNG
GUNUNG SARI LOMBOK BARAT

Telah dibaca dan disetujui pada:


Hari :
Tanggal :

Disusun oleh:
RESTU KARISNA PUTRA
NPM: 020021095

Disahkan Oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( ) ( )
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan SAP ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun judul dari SAP ini adalah : ” DIARE PADA BALITA ”. Adapun tujuan
dari pembuatan SAP ini yaitu agar anggota keluarga di dusun Penimbung Barat Desa
Penimbung Kecamatan Gunung Sari dapat mengetahui cara pencegahan dan penanganan
Diare.
Saya menyadari bahwa SAP ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saya
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
SAP ini. Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih.

Mataram,..............2020
Mahasiswa Program Profesi Ners

( Restu Karisna Putra, S.Kep )


NPM. 020021095
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diare
Sasaran : Ibu Balita dan Balita
Hari/tanggal : Desember 2020
Waktu : 35 menit
Tempat : Dusun Penimbung Barat

A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta 1-5 ibu yang memiliki balita, umur rata-rata 20-30. Peserta sebagian
belum dan telah memiliki pengetahuan tentang kesehatan:
a. Diare
b. Penatalaksanaan diare

2. Ruangan
a. Ukuran ruangan 5x7 meter
b. Keadaan penerangan dan ventilasi cukup memadai
dengan besar ruangan.
c. Prasarana yang tersedia dalam ruangan.

3. Penyuluh
Fasilitator adalah mahasiswa Profesi Ners STIKES Mataram.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan diharapkan anggota keluarga dapat
memahami tentang diare dan cara pencegahan dan penanganan diare pada balita di
rumahnya.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga mampu :
a. Menyebutkan pengertian diare dengan benar.
b. Menyebutkan penyebab diare dengan benar
c. Menyebutkan klasifikasi diare dengan benar
d. Manifestasi klinik diare dengan benar.
e. Menjelaskan komplikasi diare dengan benar
f. Menjelaskan tatalaksa diare dengan benar.

C. MATERI
1. Latar belakang diare
2. Pengertian diare
3. Penyebab diare
4. Klasifikasi Diare
5. Manifetasi klinik
6. Komplikasi diare
7. Penatalaksanaan diare

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. MEDIA
1. Leaflet

F. ALAT BANTU
1. -

G. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


TAHAP/WAKT KEGIATAN
U Fasilitator Peserta
Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam
5 menit  Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Kontrak waktu  Memperhatikan dan
 Menjelaskan judul materi mencatat
dan tujuan  Menjawab dengan
 Memberikan pre test mengerjakan pada
jenis obyektif untuk tiap jawaban yang telah
peserta disediakan

menjawab

Penyajian  Menjelaskan materi 


(pengembangan) tentang diare sampai mencatat
20 menit penatalaksanaan diare 
 Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya.

Penutup  Menyimpulkan materi 


10 menit yang telah diberikan 
 Post Test menjawab soal pada
 Menutup dengan salam lembaran yang telah
disediakan

H. EVALUASI
a. Standar Evaluasi
- Peserta dapat menjelaskan pengertian diare dengan benar
- Peserta dapat menyebutkan penyebab diare dan tanda gejalanya
- Peserta dapat menyebutkan penatalaksanaan diare

b. Pertanyaan Evaluasi
- Jelaskan pengertian diare secara benar!
- Sebutkan tatalaksana diare!

I. SUMBER KEPUSTAKAAN
Kemenkes RI, 2011 . Buletin data dan kesehatan : Situasi Diare di Indonesia. Jakarta :
Kemenkes
Kemenkes RI. 2011. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Pada Balita. Jakarta:
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Kemenkes RI. 2011. Buku Saku Lintas Diare (Limah Langkah Tuntaskan Diare).
Kemenkes RI.
Nurasalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Edisi2. Jakarta : Salemba Medika
Ngastiyah. 2014. Perawatan Anak Sakit. Edisi2. Jakarta: EGC
Riskesdas. 2013. Badan penelitian dan Pengembangan. Depkes RI
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis: Epidemilogi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemeberantasannya. Jakarta: Erlangga

J. LAMPIRAN MATERI
(Terlampir)
Lampiran

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

TENTANG DIARE

A. LATAR BELAKANG
Diare saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada
masyarakat. Diare juga merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di
berbagai Negara (Widoyon, 2011). Diare dapat menyerang semua kelompok usia
terutama pada anak. Anak lebih rentan mengalami diare, karena system pertahanan tubuh
anak belum sempurna (Soedjas, 2011).
World Health Organization (WHO) (2012), menyatakan bahwa diare merupakan
10 penyakit penyebab kematian. Tahun 2012 terjadi 1,5 juta kematian akibat diare.
Sepanjang tahun 2012, terdapat sekitar 5 juta bayi meninggal pada tahun pertama
kematian.
Hasil RISKESDAS (2013), menyatakan bahwa insiden diare pada anak di
Indonesia adalah 6,7%. Lima propinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh
(10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten
(8,0%). Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan
(7,6%), laki-laki (5,5%), Perempuan (4,9%).
Angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit diare pada balita adalah
kelompok umur 6-11 bulan yaitu sebesar 21,65% lalu kelompok umur 12-17 bulan
sebesar 14,43%, kelompok umur 24-29 bulan sebesar12,37%, sedangkan proporsi
terkecil pada kelompok umur 54-59 bulan yaitu 2,06% (Kemenkes, 2011).

B. Pengertian Diare
Diare merupakan gangguan buang air besar atau BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3
kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah atau lendir
(Riskesdas, 2013).
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi fese. Seseorang
dikatakan menderita bila feses berair dari biasanya, dan bila buang air besar lebih dari
tiga kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam
(Dinkes, 2016).
C. PENYEBAB DIARE
Diare pada bayi dan balita ini dapat disebabkan oleh beberapa factor diantaranya:
yaitu infeksi, malabsorbsi, makanan, dan psikologis anak. Infeksi enternal merupakan
infeksi dari luar pencernaan, yang menjadi utama penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enternal disebabkan karena bakteri, virus dan parasite. Sedangkan infeksi
perenteral merupakan infeksi dari luar pencernaan seperti otitis media akut (OMA),
bronkopneumonia, ensefalitas,. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak
berumur dibawah 2 tahun (Ngastiyah, 2014).

D. KLASIFIKASI DIARE
Menurut Wong (2008), diare dapat diklasifikasikan, sebagai berikut:
 Diare akut
Merupakan penyebab utama keadaan sakit pada balita. Diare akut didefinisikan
sebagai peningkatan atau perubahan frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh
agens infeksius dalam traktus Gastroenteritis Infeksiosa (GI). Keadaan ini dapat
menyertai infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) atau infeksi saluran kemih (ISK).
Diare akut biasanya sembuh sendiri (lamanya sakit kurang dari 14 hari) dan akan
mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.
 Diare kronis
Didefinisikan sebagai keadaan meningkatnya frekuensi defekasi atau kandungan
air dalam feses dengan lamanya (durasi) sakit lebih dari 14 hari. Kerap kali diare
kronis terjadi karena keadaan kronis seperti sindrom malabsorpsi, penyakit inflamasi
usus, defisiensi kekebalan, alergi makanan, intoleransi latosa atau diare nonspesifik
yang kronis, atau sebagai akibat dari penatalaksanaan diare akut yang tidak memadai.
 Diare intraktabel
Yaitu diare membandel pada bayi yang merupakan sindrom pada bayi dalam usia
minggu pertama dan lebih lama dari 2 minggu tanpa ditemukannya dari
mikroorganisme pathogen sebagai penyebabnya dan bersifat resisten atau membandel
terhadap terapi. Penyebabnya yang paling sering adalah diare infeksius akut yang
tidak ditangani secara memadai.
 Diare kronis nonspesifik
Diare ini juga dikenal dengan istilah kolon iritabel pada anak atau diare toddler,
merupakan penyebab diare kronis yang sering dijumpai pada anak-anak yang berusia
6 hingga 54 minggu. Feses pada anak lembek dan sering disertai dengan partikel
makanan yang tidak dicerna, dan lamanya diare lebih dari 2 minggu. Anak-anak yang
menderita diare kronis nonspesifikini akan tumbuh secara normal dan tidak terdapat
gejala malnutrisi, tidak ada daearh dalam fesesnya serta tidak tampak infeksi enteri.

E. MANIFESTASI KLINIK
 Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
 Sering buang air besar dengan konsistensitinja cair atau encer,kadang disertai wial dan
wiata
 Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
 Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
 Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora
komatus) sebagai akibat hipovokanik.
 Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
 Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam. (Kusmaul).

F. KOMPLIKASI
Menurut Suharyono dalam (Nursalamm, 2008), komplikasi yang dapat terjadi dari diare
akut maupun kronis, yaitu:
 Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)
 Gangguan sirkulasi
 Hiponatremia
G. PENATALAKSANAAN
Prinsip tatalaksana diare adalah dengan lintas diare atau lima langkah tuntaskan
diare. Pemberian cairan bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi
memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare dan
mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare.
Menurut Depkes RI (2011), program lima langkah tuntaskan diare yaitu:
Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
Oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah
tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan
cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang
beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat
mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi
penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak minum harus
segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan.Pemberian oralit
didasarkan pada derajat dehidrasi.
 Diare tanpa dehidrasi
- Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
- Umur 1–4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
- Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret
 Diare dengan dehidrasi ringan sedang
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya
diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.
 Diare dengan dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas.
Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan
cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak boleh
dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari gelas. Bila terjadi
muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan
misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit. Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai
dengan diare berhenti.
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut Zinc merupakan salah satu mikronutrien
yang penting dalam tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric
Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan
mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding
usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.
Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan
diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti
ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare. Dosis
pemberian Zinc pada balita:
 Umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
 Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari. Zinc tetap diberikan
selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara pemberian tablet zinc :
Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau air susu ibu, sesudah larut
berikan pada anak diare.
Teruskan pemberian air susu ibu dan makanan Pemberian makanan selama diare
bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat
dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum air
susu ibu harus lebih sering di beri air susu ibu. Anak yang minum susu formula juga
diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang
telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan
diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian
makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan.
Antibiotik Selektif
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada
balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita
diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), dan suspek kolera.
Nasihat kepada orang tua/pengasuh
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang:
 Cara memberikan cairan dan obat di rumah
 Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
- Diare lebih sering
- Muntah berulang
- Sangat haus
- Makan/minum sedikit
- Timbul demam
- Tinja berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari
Lampiran : Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai