Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIKA LINGKUNGAN

Angin, Gas, Lipid, dan Minyak

Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Lingkungan


Dosen Pengampu : Dra. Yulia Rahmadhar, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok Einstein

Andreny Dwi Nurlita 1801115006


Desti Setianingrum 1801115007
Nuraeni Nanda Sari 1801115010
Nabila Sekarini R 1801115012
Lina Dinda Aulia 1801115015
Nurulita Purnama Putri 1801115019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga
kepada pihak yang sudah ikut serta dalam pembuatan makalah kami yang berjudul “Angin,
Gas, Lipid, dan Minyak”.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang fisika lingkungan
khususnya fluida yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi
dan referensi serta berita. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan, baik
itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami meminta maaf karena
ketidaksempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bekasi, 22 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3


A. Angin ...................................................................................................................... 3
a. Pengertian Angin .............................................................................................. 3
b. Faktor Terjadinya Angin ................................................................................. 3
c. Macam-Macam Angin ..................................................................................... 4
d. Pergerakan Angin............................................................................................. 6
e. Pengukuran Angin ........................................................................................... 7
f. Peranan Angin .................................................................................................. 7
g. Prinsip Kerja Angin .........................................................................................

B. Gas .......................................................................................................................... 8
a. Sifat Umum Gas................................................................................................ 8
b. Hukum yang Berkaitan dengan Gas .............................................................. 8
c. Klasifikasi Gas .................................................................................................. 8

C. Lipid dan Minyak ................................................................................................. 9


a. Klasifikasi Lipid ............................................................................................... 9
b. Sifat Fisik Minyak/Lipid .................................................................................. 10
c. Macam-Macam Minyak................................................................................... 10

D. Latihan Soal ........................................................................................................... 14

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 16


A. Kesimpulan ............................................................................................................ 16
B. Saran ...................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan sekitar yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup merupakan
lingkungan biosfer yang harus dijaga dan dirawat oleh manusia (Nuvitalia, 2014).
Munculnya masalah lingkungan diantaranya disebabkan karena ketidakmampuan
masyarakat dalam mengembangkan sistem nilai sosial dan gaya hidup yang selaras
dengan lingkungan. Membangun gaya hidup dan sikap agar hidup selaras dengan
lingkungan bukan pekerjaan mudah dan bisa dilakukan dalam waktu singkat. Jalur
pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk membangun masyarakat yang
menerapkan prinsip keberlanjutan dan etika lingkungan (Khanafiyah & Yulianti, 2013).

Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri memberikan dampak terhadap


manusia dan lingkungannya. Dampak tersebut dapat bersifat positif maupun negatif.
Dampak positif adalah dampak yang memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia
dan lingkungan serta dapat menaikkan kesejahteraan manusia. Sedangkan, dampak
negatif adalah dampak yang menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungannya.

Terdapat kaitan antara pendidikan dan pengetahuan lingkungan hidup seseorang


dengan sikap terhadap pengelolaan lingkungan. Adanya pengetahuan seseorang tentang
suatu hal akan menyebabkan seseorang memiliki sikap tertentu sehingga dari sikap yang
ada akan terbentuk minat dan minat akan menentukan realisasi perilaku seseorang. Salah
satu penerapan pendidikan terhadap lingkungan melalui pembelajaran fisika lingkungan.

Fisika lingkungan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang objek


secara fisis yang berhubungan dengan konsep mengenai teori lingkungan termasuk
sistem ekologi dan dampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh alam ataupun
manusia (Nuvitalia, 2014). Sehingga dalam kajian fisika lingkungan tidak hanya
mempelajari secara fisis saja, namun efek dari keterkaitan lingkungan sekitar seperti
pencemaran lingkungan.

Salah satu materi bahasan fisika lingkungan adalah fluida. Fluida merupakan zat
alir yang terdiri atas air, zat cair, udara, angin, minyak, dan emulsi/larutan (Gabriel,
2012). Perbedaan antara semua macam zat ini adalah komponen kimianya dan sifat fisik,
misalnya viskositas, titik didih, titik beku, dan berat jenis. Selain itu, fluida merupakan
salah satu jenis zat yang dapat mengalir. Bentuk fluida cenderung tidak tetap, yakni
bergantung pada wadah atau penampungan tempat zat itu berada. Karena sifatnya yang
demikian, maka pemanfaatannya fluida dalam kehidupan sehari-hari cukup banyak.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh angin terhadap lingkungan?
2. Bagaimana pengaruh gas terhadap lingkungan?

1
2

3. Bagaimana pengaruh lipid dan minyak terhadap lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dilakukannya penulisan makalah ini adalah memberikan
pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh angin, gas, lipid, dan minyak terhadap
lingkungan. Selain itu, makalah ini menjelaskan dampak pencemaran-pencemaran
lingkungan bagi keberlangsungan hidup manusia dan sekitarnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Angin
a. Pengertian Angin
Angin adalah pergerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah. Pembentukan arah angin terjadi karena perbedaan tekanan
udara di dua tempat berbeda. Aliran angin berasal dari tempat yang memiliki tekanan
udara tinggi menuju ke tempat yang bertekanan udara rendah. Terjadinya angin
dipengaruhi oleh rotasi bumi bersamaan dengan proses pemanasan suatu wilayah oleh
matahari.

Angin diberi nama berdasarkan asal datangnya, seperti angin darat, angin
lembah, dan angin gunung. Kekuatan angin dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan di
kehidupan manusia. Penduduk yang tinggal di pesisir pantai memanfaatkan angin
ketika akan pergi melaut dengan kapal layar. Angin juga berguna untuk
menerbangkan mainan layang-layang. Warga negara Belanda memanfaatkan angin
untuk menjadi sumber energi pembangkit listrik tenaga angin.

Proses terjadinya angin tidak lepas dari hubungan antara tekanan udara
dan suhu. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang memuai menjadi lebih
ringan dan tekanan udara turun karena kepadatan udara berkurang. Udara dingin
kemudian mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tersebut. Ketika aliran naik,
maka udara panas dan ketika aliran turun, maka udara dingin. Peristiwa ini
dinamakan konveksi. Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan knot. Sedangkan,
arah mata angin terbagi menjadi delapan, yaitu utara, selatan, barat, timur, tenggara,
barat laut, timur laut, dan barat daya.

b. Faktor Terjadinya Angin


1. Gradien barometris
Gradien barometris adalah bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara
antara dua isobar. Jarak antar isobar adalah 111 km. Semakin besar gradien
barometris, maka semakin cepat tiupan angin yang dihembuskan.

2. Letak tempat
Kecepatan angin di wilayah yang dekat dengan khatulistiwa lebih cepat daripada
wilayah yang jauh dari khatulistiwa.

3. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, maka semakin kencang angin yang bertiup. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesek yang menghambat laju udara. Topografi
yang tidak merata di permukaan bumi, seperti gunung, bukit, dan pohon
memberikan gaya gesek yang besar. Dengan demikian, semakin tinggi suatu
tempat, maka gaya gesek yang dihasilkan semakin kecil.

3
4

4. Waktu
Angin bergerak lebih cepat pada siang hari daripada malam hari.

c. Macam-Macam Angin
1. Angin laut
Angin laut (sea breeze) adalah angin yang bertiup dari arah laut ke
arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari kira-kira dari pukul 09.00 sampai
pukul 16.00 di daerah pesisir pantai. Angin ini biasa dimanfaatkan
para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut. Angin laut ini terjadi pada
siang hari karena air mempunyai kapasitas panas yang lebih besar daripada daratan
sehingga sinar matahari memanasi laut lebih lambat daripada daratan.

Ketika suhu permukaan daratan meningkat pada siang hari, udara di atas
permukaan darat meningkat pula akibat konduksi. Tekanan udara di atas daratan
menjadi lebih rendah karena panas, sedangkan tekanan udara di lautan cenderung
masih lebih tinggi karena lebih dingin. Akibatnya, terjadi gradien tekanan dari
lautan yang lebih tinggi ke daratan yang lebih rendah sehingga menyebabkan
terjadinya angin laut dimana kekuatannya sebanding dengan perbedaan suhu antara
daratan dan lautan. Namun, jika ada angin lepas pantai yang lebih kencang dari
8 km/jam, maka angin laut tidak terjadi.

2. Angin darat
Angin darat (land breeze) adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah
laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan
jam 06.00 di daerah pesisir pantai. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan
untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana. Pada
malam hari, daratan menjadi dingin lebih cepat daripada lautan karena kapasitas
panas tanah lebih rendah daripada air.

Akibatnya, perbedaan suhu yang menyebabkan terjadinya angin laut lambat


laun hilang dan sebaliknya muncul perbedaan tekanan yang berlawanan karena
tekanan udara di atas lautan yang lebih panas itu menjadi lebih rendah daripada
daratan sehingga terjadilah angin darat, khususnya bila angin pantai tidak cukup
kuat untuk melawannya.

3. Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah
gunung dan terjadi pada malam hari.

4. Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak
gunung dan terjadi pada siang hari.
5

5. Angin fohn
Angin fohn (foehn wind) adalah angin lokal, angin terjun, atau angin jatuh
yang terjadi seusai hujan orografis. Angin fohn bertiup pada suatu wilayah dengan
temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin fohn terjadi karena adanya
gerakan massa udara yang naik ke daerah pegunungan yang tingginya lebih dari
200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Ketika naik, angin mengalami proses
pendinginan dan uap air yang terbentuk turun sebagai hujan orografis. Ketika angin
menuruni lembah, kenaikan tekanan menaikkan suhu udara yang terbawa melalui
proses adiabatik.

Angin fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering karena
uap air sudah dibuang pada saat hujan orografis. Angin fohn dapat terjadi
di Kepulauan Biak, Eropa tengah, dan Eropa selatan. Biasanya, angin ini bersifat
panas, merusak, dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin fohn
bisa mati karena kekeringan. Efek terhadap manusia, yaitu penurunan daya tahan
tubuh terhadap serangan penyakit dan penurunan kesehatan mental.

6. Angin Muson
Angin muson (monsoon) adalah angin yang berhembus secara periodik
(minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain dan polanya akan
berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Biasanya, pada setengah
tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya
bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober-April, matahari berada pada
belahan langit selatan sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh
pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya, di Australia terdapat pusat
tekanan udara rendah (depresi), sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan
udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke
benua Australia.

Di Indonesia, angin ini merupakan angin musim timur laut di belahan bumi
utara dan angin musim barat di belahan bumi selatan. Oleh karena angin ini
melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, maka banyak membawa uap air
sehingga di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi seluruh
wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. Semakin ke timur curah
hujan, maka semakin berkurang karena kandungan uap airnya semakin sedikit.
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara sehingga benua
Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat
tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara
tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari Australia menuju Asia.

Di Indonesia, terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin
musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang
luas, maka angin tidak banyak mengandung uap air. Oleh karena itu, di indonesia
terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatera, Sulawesi Tenggara, dan
6

pantai selatan Irian Jaya. Diantara kedua musim tersebut, terdapat musim yang
disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu musim kemareng yang merupakan
peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau dan musim labuh yang
merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri
musim pancaroba, yaitu udara terasa panas, arah angin tidak teratur, dan terjadi
hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.

Angin muson dibagi menjadi dua, yaitu Muson Barat atau dikenal dengan
Angin Musim Barat dan Muson Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur.
a) Angin Musim Barat
Angin musim barat adalah angin yang berhembus dari Benua Asia (musim
dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang
banyak di Indonesia bagian Barat. Hal ini disebabkan karena angin melewati
tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra
yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin musim
barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi antara
bulan Oktober sampai bulan April.

b) Angin Musim Timur


Angin musim timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia
(musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) dan sedikit curah hujan
(kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah-celah sempit
dari berbagai gurun, seperti Gibson, Australia Besar, dan Victoria. Hal ini yang
menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau. Angin musim timur terjadi
pada bulan Juni hingga Agustus dan mencapai puncak maksimalnya pada bulan
Juli.

d. Pergerakan Angin
Aliran angin dalam jumlah yang besar merupakan akibat dari adanya rotasi
bumi, perbedaan suhu, dan perbedaan tekanan udara antara dua tempat dengan
kecepatan yang dinamis dan fluktuatif. Proses pengaliran angin merupakan
perpindahan massa udara dari satu tempat ke tempat lainnya secara mendatar atau
hampir mendatar. Pengaruh perputaran bumi terhadap angin disebut dengan efek
Coriolis. Pergerakan angin yang searah jarum jam dan berlawanan arah dengan jarum
jam disebabkan oleh efek Coriolis. Angin bergerak mengitari daerah bertekanan
rendah di belahan bumi bagian selatan dengan searah jarum jam. Sebaliknya, angin
bergerak berlawanan arah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan
bumi bagian utara.

e. Pengukuran Angin
Angin di permukaan diukur dengan menggunakan anemometer. Alat ukur
dipasang pada ketinggian 10 meter dari permukaan Bumi. Anemometer mengukur
kecepatan dalam satuan m/detik atau knot. Selain itu, anemometer juga
memberikan informasi dari arah angin. Arah angin dinyatakan dengan derajat. Angin
7

dari arah utara dinyatakan dengan 360 derajat, dari arah timur dengan 90 derajat, dari
arah selatan dengan 180 derajat, dan dari arah barat dengan 270 derajat. Sedangkan,
angin yang sangat lemah dan tidak dapat dipastikan arahnya ditandai dengan 0
derajat. Energi angin setara dengan kecepatannya. Tingkat kekuatan angin ditentukan
berdasarkan skala Beaufort, sedangkan kecepatan angin dirumuskan berdasarkan
skala Beaufort oleh George Simpson.

f. Peranan Angin
1. Peternakan dan Tanaman
Angin dapat mempengaruhi suhu udara, kelembaban udara, dan pergerakan
awan. Arah angin berpengaruh terhadap pembawaan uap air yang yang membentuk
awan dan dapat menyebabkan hujan. Ternak yang terkena oleh angin akan
mengalami pelepasa panas tubuh pada permukaan kulit. Pelepasan panas pada
tubuh ternak terjadi lebih cepat jika suhu udara di tingkat yang sedang dan
kecepatan angin di tingkat yang tinggi.

Angin juga membantu proses penyebaran biji tumbuhan, penyerbukan, dan


pembuahan pada tanaman. Pertumbuhan tanaman yang dibantu oleh angin,
membuat proses regenerasi tanaman dapat terus berlangsung. Selain itu, angin juga
dapat menjadi media penyebaran penyakit pada ternak dan tanaman.

2. Pengaturan cuaca
Dalam ilmu cuaca, angin dimanfaatkan untuk pemindahan panas dan
pemindahan uap air. Angin dimanfaatkan untuk membuatkan kesetimbangan
neraca radiasi matahari dengan melakukan pemindahan panas dari garis lintang
rendah ke garis lintang tinggi. Panas yang dipindahkan merupakan panas dalam
bentuk yang dapat diukur maupun yang tersimpan dari garis lintang rendah ke
lintang yang lebih tinggi. Sedangkan, pemanfaatan angin untuk pemindahan uap air
dilakukan untuk menyediakan kebutuhan air yang turun kembali sebagai hujan,
kabut, ataupun embun. Uap air yang dipindahkan berasal dari laut dan ditempatkan
ke daratan.

3. Pembentukan hujan
Hembusan angin membawa air yang banyak. Air ini kemudian berubah
menjadi uap air. Pada tekanan tertentu, uap air berubah menjadi awan. Setelah
menjadi awan, uap air berubah menjadi tetes air yang kemudian jatuh ke
permukaan bumi menjadi hujan.

g. Prinsip Kerja Angin


Perbedaan nilai densitas menjadi penyebab perbedaan arah datangnya angin.
Angin berasal dari daerah dengan densitas besar menuju ke daerah dengan densitas
kecil. Kedatangan angin digambarkan sebagai sebuah gradien tekanan menurun.
Pernyataan tentang arah angin dinyatakan sebagai garis yang tegak lurus dengan
isobar. Garis akan tetap tegak lurus dengan isobar jika hanya gradien tekanan yang
8

bekerja. Adanya efek Coriolis akibat rotasi bumi membuat gerakan udara memiliki
kemiringan dan memotong garis-garis isobar dengan sudut yang kecil. Perubahan
gradien tekanan menunjukkan nilai kecepatan angin. Kecuraman gradien tekanan
menandakan angin bergerak dengan kecepatan tinggi. Tingkat kecuraman gradien
tekanan ditentukan melalui kerapatan isobar.

2.2 Gas
a. Sifat Umum Gas
Gas merupakan salah satu komponen suatu zat alir, selain air atau zat cair. Gas
memiliki sifat umum sebagai berikut.
1. Massa jenis sangat rendah
2. Fluiditas yang tinggi
3. Tidak keras/kaku
4. Selalu terisi dalam ruang apa saja
5. Perubahan kecil pada tekanan atau temperature akan mengakibatkan terjadi
perubahan besar dalam isi (volume)
6. Setiap molekul selalu bertumbukan
7. Mengadakan penekanan oleh karena momentum

b. Hukum yang Berkaitan dengan Gas


Ada berbagai hukum yang berkaitan dengan gas antara lain:
1. Hukum Boyle
2. Hukum Charles
3. Hukum Kekekalan Massa (Persamaan Kontinuitas)
4. Hukum Kekekalan Momentum (Navier Stokes)
5. Hukum Kekekalan Energi (Persamaan Energi)
6. Hukum Bernoulli (Bhernoulli Theorema)
7. Hukum Buoyancy
8. Euler Momentum Theorema
9. Hukum Avogadro (Avogadro Law)

c. Klasifikasi Gas
Banyak macam-macam gas, namun secara sederhana dapat digolongkan dalam dua
macam, yaitu sebagai berikut.
1. Gas merupakan bagian dari udara
Komponen gas yang ada di dalam udara, yaitu N2, O2, CO2, O3, He, Argon, Neon,
Kripton, N2O, Xenon, NH3, dan CO.

2. Gas bukan merupakan bagian dari udara


a) Berasal dari alam
1) Hasil pembusukan tumbuh-tumbuhan, hewan, nitrogen, dan sulfur.
2) Hasil kebakaran hutan berupa karbon.
3) Hasil letusan gunung berapi berupa gas sulfur.
9

4) Gas keluar dari perut bumi (C1-C5) berupa gas methana dan gas dari batu-
batuan.
5) LNG (Liquefied Natural Gas), yaitu gas alam dengan kandungan utama
methana. Gas alam ini harus didinginkan mencapai temperatur kriagenik
( ) sehingga menjadi liquefied (keadaan cair) dan harus disimpan pada
wadah yang diisolasi agar dapat mempertahankan keadaan cair.
6) LPG (Liquefied Petroleum Gas) merupakan hasil produksi dari gas
petroleum. LPG terdiri dari gas propan dan butan dan harus disimpan
dibawah tekanan agar tetap dalam keadaan liquid. Pada tekanan atmosfer dan
diatas temperature beku, LPG berbentuk gas. LPG pada temperatur
sampai dengan (pada titik didih rendah) dan pada tekanan uap yang
tinggi, tetap berbentuk liquid dan ditempatkan dalam tabung silinder.

b) Berasal dari perbuatan manusia


1) Pabrik (tekstil, penyulingan minyak, semen, dan keramik)
2) PLTD
3) Rumah tangga (dapur)
4) Kendaraan
5) Pesawat terbang

2.3 Lipid dan Minyak


Minyak merupakan zat cair yang mengandung lemak baik yang berasal dari hewani,
nabati, atau perut bumi. Sedangkan, lipid merupakan kelompok senyawa yang beraneka
ragam yang mengandung asam lemak.

a. Klasifikasi Lipid
Berdasarkan Bloor, lipid diklasifikasikan menjadi berikut.
1. Lipid sederhana merupakan ester dari asam lemak dengan bermacam-macam
alkohol yang terdiri dari:
a) Lemak
Lemak adalah ester dari asam lemak dengan gliserol lemak. Dalam keadaan cair
dikenal sebagai minyak.
b) Malam (waxes)
Malam adalah ester dari asam lemak dengan monohidrik alkohol berkadar
tinggi.
2. Senyawa lipid merupakan ester dari asam lemak ditambah satu alkohol dan satu
asam lemak.
a) Senyawa lipid terdiri dari phospholipid, yaitu lipid ditambah asam lemak,
alcohol, dan asam fosfor. Contoh gliserofosfolipid.
b) Cerebrosides (glikolipid), yaitu senyawa asam lemak dengan karbohidrat
mengandung nitrogen asam lemak, tetapi tidak mengandung asam fosfat.
c) Senyawa lipid lainnya, yaitu sulfolipid, amino lipid, dan lipoprotein.
10

3. Turunan lipid merupakan substansi lipid hasil hidrolisis, misalnya asam lemak
jenuh/tak jenuh, seperti gliserol, steroid, alkohol ditambah gliserol dan steroid,
lemak aldehid serta badan keton.

b. Sifat Fisik Minyak/Lipid


1. Mudah terbakar
2. Mempunyai titik beku dibawah
3. Mempunyai titik didih sekitar
4. Sangat Viskous (kental)
5. Mempunyai tegangan permukaan yang besar
6. Tidak larut dalam air
7. Larut di dalam ester, chloroform, benzel, alcohol

c. Macam-Macam Minyak
1. Minyak dari Hewan Darat/Laut
Minyak hewan darat atau laut sehari-harinya dikenal dengan sebutan gemuk
(tallow), lemak (lard), dan grease.
a) Contoh minyak dari hewan darat/laut
 Makhluk laut, misalnya minyak ikan paus, minyak ikan hiu, minyak ikan
sarden, minyak ikan salmon, dan minyak penyu.
 Makhluk darat, misalnya minyak ular, minyak biawak, minyak ayam, minyak
kambing, minyak onta/minyak samin, minyak sapi, dan minyak babi.

b) Proses pembuatan minyak hewan


 Jaringan lemak (adiposa) hewan dipanaskan dengan memakai wajan.
 Dengan cara merebus jaringan lemak dengan air, kemudian dipisahkan,
minyak dengan air dan sisa jaringan adiposa.
 Dengan cara penguapan.

c) Kegunaan
Pada umumnya lemak/minyak dikonsumsi untuk menambah energi tubuh selain
yang bersumber dari karbohidrat dan protein. Dengan menggunakan Bomb
Calorimeter oleh Richards and Baray diperoleh hasil pembakaran 1 gram lemak
menghasilkan 9 kalori. Tentang kegunaan lemak hewan dapat dirinci sebagai
berikut.
 Lemak babi dipakai sebagai minyak goreng.
 Lemak sapi dipakai sebagai minyak goreng dan untuk pembuatan mandi.
 Lemak ayam dipakai sebagai minyak goreng dan untuk menyembuhkan
sariawan.
 Lemak kambing dipakai sebagai minyak goreng dan untuk menyembuhkan
sariawan.
 Lemak onta dipakai sebagai minyak goreng. Lemak kambing/onta dikenal
sebagai minyak samin.
11

 Minyak ular/biawak dipakai sebagai bahan obat-obatan misalnya penyakit


kulit dan kosmetik.
 Minyak ikan paus biasanya dipakai sebagai bahan obat-obatan dan penambah
vitamin A.
 Minyak ikan hiu dipakai sebagai obat-obatan dan bahan penambah energi.
 Minyak ikan salmon dipakai sebagai obat-obatan dan bahan penambah
energi.
 Minyak penyu dipakai untuk kosmetik.
 Minyak domba dipakai untuk kosmetik.

2. Minyak dari Tumbuh-Tumbuhan/Tanaman


Minyak berasal dari tumbuh-tumbuhan/tanaman, yaitu berasal dari daun-daunan,
kulit, biji-buah, sari bunga pohon, akar, dan rumput.
a) Contoh minyak dari tumbuhan/tanaman
 Berasal dari daun-daunan. Misalnya pandan harum/pandan wangi
(Pandanus), minyak kayu putih, minyak eukaliptus, dan minyak kapur barus
(Cinnamomun camphore).
 Berasal dari kulit buah, misalnya minyak limau.
 Berasal dari biji-bijian, misalnya minyak jarak (Ricinus comunis) dan minyak
Makassar (Schleichera trijuga).
 Berasal dari biji buah, misalnya minyak tung (biji buah Aluerites cordata),
minyak kakao, minyak bunga matahari, minyak jagung, minyak
damar/ladam, minyak bijian, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak
kacang tanah, minyak keledai, minyak alpukat, dan minyak zaitun (Olive).
 Berasal dari sari bunga, misalnya minyak cengkeh, minyak neroli (Citrus
bigardia, Citrus aurantium), minyak lavender (Lavendula latifolia), minyak
Yasmin, minyak pepermin (Metha piperita), dan minyak adas manis
(Lilicium verum).
 Berasal dari pohon/kayu, misalnya minyak cendana, minyak gaharu (getah
gaharu), minyak ter (dari pohon pinus), minyak tusan terpentin, dan minyak
pernis.
 Berasal dari akar-akaran, misalnya minyak vertivert (Vitevertia zizantiodes),
minyak kunyit, minyak laos, dan minyak jahe.
 Berasal dari rumput, misalnya minyak palmarosa (Andropogon Schaenanthus
di Afrika) dan minyak sitronela (di Srilangka).
12

b) Jenisnya
Minyak ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu sebagai berikut.
1) Minyak yang tidak menguap
 Minyak ini tidak mengandung kadar eter
 Kondisi kental

2) Minyak yang mudah menguap


 Mengandung eter dalam kadar yang tinggi
 Dalam keadaan biasa berupa cairan encer. Minyak ini mudah menguap
dan dikenal dengan nama minyak asiri.

c) Proses pembuatan minyak dari tumbuh-tumbuhan


Ada beberapa cara dalam pembuatan minyak dari tumbuh-tumbuhan, misalnya
dilakukan dengan cara berikut.
1) Diparut, ditumbuk halus, kemudian ditambah air secukupnya yang
selanjutnya diremas, dikeluarkan sari pati. Sesudah itu, dipanaskan sampai
terbentuk minyak. Contohnya adalah pembuatan minyak kelapa.

2) Daun-daun, akar, sari bunga ditumbuk halus kemudian ditambah dengan air,
kemudian dipanaskan, dan uapnya didinginkan. Contohnya adalah
pembuatan minyak cengkeh dan minyak kayu putih. Proses pembuatan ini
dikenal dengan nama penyulingan.

3) Proses pembuatan minyak besar-besaran. Caranya dengan memakai


alat/mesin.
 Buah dikeringkan kemudian dipotong kecil-kecil (misalnya kelapa).
 Memakai kompresi sehingga terbentuk minyak.

d) Kegunaan minyak tumbuh-tumbuhan


Minyak tumbuhan banyak ragamnya dan bervariasi dalam kegunaannya. Secara
garis besar minyak tumbuhan dapat digolongkan sebagai berikut.
1) Dipakai sebagai minyak goreng
 Minyak kelapa
 Minyak kelapa sawit
 Minyak kacang tanah
 Minyak kedelai
 Minyak jagung
 Minyak bunga matahari

2) Dipakai sebagai bahan dasar sabun


Minyak kelapa dipanaskan kemudian diberi NaOH atau KOH dalam jumlah
yang cukup maka akan terbentuk sabun. Perlu diketahui bahwa minyak
kelapa yang dipanaskan bersama NaOH dengan perbandingan 300 : 2 akan
13

terjadi safonifikasi (pengawetan minyak), kemudian dikarbonisasi (menyerap


bau). Setelah itu, dipisahkan minyak dengan endapan. Hasil pemisahan ini
dikenal dengan minyak goreng anti tengik dan sabun kasar.

3) Dipakai sebagai bahan dasar obat/sebagai obat


Minyak cengkeh dipakai untuk mengobati caries gigi, minyak adas manis
sebagai bahan pepermin dan sebagai bahan obat batuk, minyak kayu putih
sebagai obat gosok, minyak cendana sebagai obat bengkak, minyak
kelapa/kelapa sawit sebagai bahan dasar obat-obatan, dan minyak bunga
matahari. Sebagai contoh, minyak kelapa, laos, dan kembang adas
direbus/dimasak sampai mendidih, hasilnya minyak tersebut dapat dipakai
sebagai obat gosok/minum.

4) Sebagai bahan dasar wangi-wangian


 Kembang melati dan kembang lavender didestilasi hasilnya sebagai sari
minyak wangi.
 Hasil getah gaharu dapat dipakai sebagai bahan dasar wangi-wangian.
 Hasil destilasi kayu cendana dipakai sebagai harum-haruman.
 Hasil destilasi pandan harum dipakai sebagai harum-haruman
air/makanan.
 Hasil destilasi sereh dapat dipakai pengharum sabun.

3. Minyak Bumi
Minyak bumi (minyak mentah), yaitu minyak yang terkandung dalam perut
bumi diperoleh dengan cara menambang. Minyak bumi atau disebut petroleum
(petra = batuan, oleum = minyak) dibentuk melalui pembusukan materi organik
yang berasal dari laut yang terjadi pada lapisan atas bumi ditutupi oleh bebatuan.

Dahulu petroleum disebut “rock oil” ketika sebelum terjadi proses


penyulingan dan petroleum dikenal dengan nama “crude oil” setelah menjadi
minyak mentah. Sebagai contoh, minyak batubara diperoleh dengan cara
penyulingan secara destruktif batu bara.

a) Sifat umum petroleum/minyak bumi


 Zat cair yang mudah terbakar
 Mengandung 50-98% hidrokarbon utama
 Mengandung unsur tambahan sulfur, nitrogen, oksigen, dan senyawa organik
metalik
 Warna minyak bumi adalah mendekati tidak berwarna, berwarna hitam,
kuning sawo, merah atau kecoklatan, tembus caaya, dan menunjukkan
fluoresensi kehijau-hujauan oleh pantulan cahaya
 Specific gravity berkisar 0.82-0.95
14

b) Hasil destilasi minyak bumi


Minyak bumi hasil penambangan tidak digunakan secara langsung, melainkan
melalui proses destilasi/penyulingan. Minyak bumi akan terpisah menjadi
beberapa fraksi melalui proses penyulingan.
1) Fraksi I
 Straight run-gasoline
 Mempunyai titik didih
 Hidrokarbonnya mempunyai atom karbon 4-12
 Oktan rating sebesar 20-75 (oktan rating, yaitu pemeriksaan kadar karbon
yang terdapat di dalam minyak tersebut)

2) Fraksi II
 Destilasi menengah, yaitu kerosene
 Heating oil
 Hasil minyak digunakan sebagai bahan bakar untuk diesel, jet, roket, dan
gas turbin
 Mempunyai titik didih
 Hidrokarbonnya mempunyai atom karbon 10-14 (untuk kerosin),
sedangkan yang lainnya 12-20
 Nilai oktan lebih besar dari 45

3) Fraksi III
 Mempunyai titik didih
 Hidrokarbonnya mempunyai atom karbon 20-36
 Diperoleh dari malam (waxes), yaitu minyak lubrikasi

4) Fraksi IV
Asphaltic/aspal berwarna coklat gelap sampai hitam, bentuknya padat atau
semi padat, mengandung karbon, hidrogen, oksigen, sulfur, dan beberapa
nitrogen. Aspal menyusun tiga komponen berikut.
 Asphaltena, yaitu keras (hard), rapuh, dan serbuk yang tidak dapat
dicairkan.
 Resin, yaitu semi padat, padat yang lentur, dan merupakan materi yang
adesiv
 Oli/minyak, yaitu struktur sama dengan fraksi minyak lubrikasi.

2.4 Latihan Soal


1. Pergerakan angin disebabkan oleh efek Coriolis. Efek Coriolis ini diakibatkan oleh
adanya rotasi bumi. Mengapa rotasi bumi dapat menghasilkan efek Coriolis dan
bagaimana pengaruhnya terhadap pergerakan angin jika efek Coriolis ini mengalami
ketidaksesuaian fungsi?
15

2. Gliserol merupakan salah satu senyawa alkohol trihidrat. Gliserol ini memiliki banyak
manfaat seperti bahan dasar dalam pembuatan lotion dan kosmetik. Tetapi jika
pemakaiannya tidak sesuai batas aman, maka akan menimbulkan berbagai kerugian.
Kerugian-kerugian seperti apa yang akan dirasakan jika pemakaian gliserol berlebih?

3. Seperti kita tahu bahwa asam lemak esensial dapat membantu pembentukan sel,
mengatur sistem saraf, menguatkan sistem kardiovaskular, membangun sistem
kekebalan tubuh, dan membantu tubuh menyerap nutrisi. Namun, di satu sisi asam
lemak esensial memiliki kerugian. Apa saja kerugian yang dihasilkan dari asam lemak
esensial? Jelaskan.

4. Secara sederhana, angin adalah udara yang bergerak. Angin merupakan fenomena
keseharian yang selalu kamu rasakan. Angin merupakan gerakan udara mendatar atau
sejajar dengan permukaan bumi yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara
antara satu tempat dengan tempat lainnya. Lantas darimana dan menuju ke manakah
angin itu bergerak? Jelaskan.

5. Angin terjadi salah satunya disebabkan oleh perbedaan kerapatan atmosfer sehingga
menimbulkan perbedaan tekanan atmosfer secara horizontal. Pengaruh apa yang
menyebabkan perbedaan tekanan pada atmosfer? Jelaskan.
BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fisika lingkungan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang objek
secara fisis yang berhubungan dengan konsep mengenai teori lingkungan termasuk
sistem ekologi dan dampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh alam ataupun
manusia. Salah satu materi fisika lingkungan adalah fluida. Fluida terdiri dari air, gas,
udara, dan lainnya.

Sebagai contoh, angin adalah pergerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi
ke daerah yang bertekanan rendah. Pembentukan arah angin terjadi karena perbedaan
tekanan udara di dua tempat berbeda. Aliran angin berasal dari tempat yang memiliki
tekanan udara tinggi menuju ke tempat yang bertekanan udara rendah.

Selain angin, contoh fluida lainnya adalah gas, lipid, dan minyak. Gas merupakan
salah satu komponen suatu zat alir, selain air atau zat cair. Kemudian, minyak merupakan
zat cair yang mengandung lemak baik yang berasal dari hewani, nabati, atau perut bumi.
Sedangkan, lipid merupakan kelompok senyawa yang beraneka ragam yang mengandung
asam lemak.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengambil manfaat dari
materi yang kami sajikan untuk memberikan kemudahan dalam memahami konsep fisika
lingkungan, khususnya fluida. Untuk kami semoga kedepannya lebih bisa memberikan
pengetahuan-pengetahuan baru yang bermanfaat bagi pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Gabriel, J. F. (2012). Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates.

Khanafiyah, S., & Yulianti, D. (2013). MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA
PERKULIAHAN FISIKA LINGKUNGAN UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP
KEPEDULIAN LINGKUNGAN. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9, 35–36.

Nuvitalia, D. (2014). PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATA KULIAH


FISIKA LINGKUNGAN UNTUK MENUMBUHKAN KEPEDULIAN KEPADA
LINGKUNGAN. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sains IX, 5(1),
363–364.

17

Anda mungkin juga menyukai