Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KOPETENSI KEPRIBADIAN GURU

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada MKWU Profesi Kependidikan
Yang dibimbing Oleh:
Bapak Donna Rhamdan, S.E.,M.Pd
Ibu Degi Alrinda Agustina,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 6

Irma Paulna 2040605116


Mastario 2040605116
Musliana 2040605130
Juniarti Laroibafi 2040605052
Fikri Reza Alfaridzi 2040605111

LOKAL A1 2020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segalah berkat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KOPETENSI KEPRIBADIAN
GURU, guna untuk memenuhi tugas dari dosen pengampuh Matakuliah Profesi Kependidikan
dan bukan hanya itu saja tetapi juga menekuni dunia profesi agar guru mampu menghantarkan
peserta didik menjadi generasi penerus bangsa memiliki kepribadian yang mantap, berkompeten,
berkarakter, bermartabat, berjiwa nasionalis sehingga bisa mewujudkan menjadi guru
profesional. Dalam menekuni dunia profesi guru tidak hanya mampu mengandalkan kemampuan
mengajar saja akan tetapi guru idealnya memiliki Kepribadian luhur, bermartabat, berwibawa,
kharismatik, memiliki daya magnet bagi peserta didik sehingga peserta didik bisa menemukan
sosok orang tua kedua yang menyejukan, memberikan keteladanan bagi peserta didik dan bisa
bermanfaat bagi manusia lainnya. Guru memiliki peranan yang sangat penting untuk peningkatan
kualitas mutu Pendidikan, karena guru merupakan barometer suatu lembaga pendidikan, tanpa
memiliki kepribadian yang mantap, berkarakter, memadai dan berkompeten di bidang profesi
tersebut, maka semua pihak dalam lembaga termasuk di dalamnya akan terkena dampaknya,
terutama pada peserta didik. Oleh sebab itu, guru harus berkepribadian yang baik, berkompeten
dan profesional agar mampu meningkatkan mutu dunia pendidikan, karena satu-satunya
komponen lembaga pendidikan yang diharapkan adalah mampu merubah dunia pendidikan
adalah sosok seorang guru profesional dengan memiliki kompetensi, keteladanan, sehingga bisa
melaksanakan Amanah profesinya secara baik dan benar. Dengan ini juga Kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dan kerja sama kepada teman-teman yang telah meluangkan
waktu untuk berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Dan tentunya tidak lepas dari
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami harapkan kepada teman-teman
untuk mau memberikan saran dan masukannya, agar kami bisa memperbaiki kesalan kami,
Terima Kasih.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………I
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………II
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….III
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………..…1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….…1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….…………3

A. Pengertian Kepribadian Guru………………………………………………..……………3


B. Faktor-faktor pembentuk kepribadian………………………………………….…………7
C. Tipe-tipe Kepribadian……………………………………………………………………10
D. Perkembangan Kepribadian……………………………………………………………...17
E. Ciri-Ciri Kepribadian…………………………………………….………………………18
F. Tentang Kepribadian guru………………………………….……………………………21
G. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian……………………………………………….21
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..24
A. KESIMPULAN………………….……………………………………………………….24
B. SARAN ………………………………………………………………………………….24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………25

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menekuni dunia profesi guru tidak hanya mampu mengandalkan
kemampuan mengajar saja akan tetapi guru idealnya memiliki Kepribadian luhur,
bermartabat, berwibawa, kharismatik, memiliki daya magnet bagi peserta didik sehingga
peserta didik bias menemukan sosok orang tua kedua yang menyejukan, memberikan
keteladanan bagi peserta didik dan bisa bermanfaat bagi manusia lainnya. Guru memiliki
peranan yang sangat penting untuk peningkatan kualitas mutu Pendidikan,
karena guru merupakan barometer suatu lembaga pendidikan, tanpa
memiliki kepribadian yang mantap, berkarakter, memadai dan berkompeten di bidang
profesi tersebut, maka semua pihak dalam lembaga termasuk di dalamnya akan terkena
dampaknya, terutama pada peserta didik. Oleh sebab itu, guru harus berkepribadian yang
baik, berkompeten dan profesional agar mampu meningkatkan mutu dunia pendidikan,
karena satu-satunya komponen lembaga pendidikan yang diharapkan adalah mampu
merubah dunia pendidikan adalah sosok seorang guru profesional dengan memiliki
kompetensi, keteladanan, sehingga bisa melaksanakan Amanah profesinya secara baik
dan benar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Kepribadian dan kepribadian seorang Guru.
2. Apa mengetahui Susunan Kepribadian dan contohnya.
3. Apa mengetahui Faktor-faktor pembentuk kepribadian.
4. Apa mengetahui Tipe-tipe Kepribadian dan kepribadian Guru.
5. Apa mengetahui Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kepribadian dan ke
pribadian seorang Guru.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa Pengertian dari Kepribadian dan kepribadian seorang Guru.
2. Untuk mengetahui Susunan Kepribadian dan contohnya.
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor pembentuk kepribadian.
4. Untuk mengetahui Tipe-tipe Kepribadian dan kepribadian Guru.

1
5. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kepribadian dan ke
pribadian seorang Guru.

2
BAB II
PEMBAHASAN

H. Pengertian Kepribadian Guru


a. Pengertian Kepribadian
Kepribadian memiliki beberapa arti seperti pernyataan “ia memiliki banyak
kepribadian” biasanya maksud pernyataan ini adalah daya tarik dan efektifitas sosial
orang tersebut. Pelatihan kepribadian biasanya dimaksudkan mengajarkan
keterampilan sosial, meningkatkan penampilan, cara bicara yang menimbulkan reaksi
menyenangkan orang lain. Kepribadian juga digunakan untuk menggambarkan
karakteristik individu yang mencolok seperti pernyataan “ia memiliki kepribadian
yang agresif ” atau identitas psikis lain seperti pemalu dan pemberani.
Pakar pskologi memposisikan kepribadian lebih pada perbedaan individual yaitu
karakteristik yang membedakan individu dari individu lain. Meski tidak ada defenisi
tunggal kepribadian dapat didefinisikan dengan “pola prilaku dan cara berfikir yang
khas, yang menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya”.3 Kata
khas dalam definisi ini mengisyaratkan prilaku yang konsisten yang dilakukan oleh
individu dalam berbagai situasi.4 Prilaku merupakan hasil interaksi antara
karakteristik kepribadian seseorang dengan kondisi sosial dan fisik-material
lingkungannya yang mungkin prilaku tersebut dikendalikan secara internal atau
dikendalikan secara eksternal.
epribadian menurut Theodore M. Newcomb diartikan sebagai organisasi sikap-sikap
(predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar-belakang terhadap perilaku.
Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat,
mengetahui, berpikir dan merasakan secara khususnya apabila dia berhubungan
dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Karena kepribadian merupakan
abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan
kebudayaan, maka ketiga aspek tersebut
pengertian guru

3
Kosa kata ‘guru’ berasal dari kosa kata yang sama dalam Bahasa India yang artinya
“orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara”.10 Dalam tradisi agama
Hindu, guru dikenal sebagai ‘maha resi guru’ yakni para pengajar yang bertugas
untuk menggembleng para calon biksu di bhinaya panti (tempat pendidikan bagi para
biksu). Rabindranath Tagore (1861-1941), menggunakan istilah Shanti Niketan atau
Rumah Damai untuk tempat para guru mengamalkan tugas mulianya membangun
spiritualitas anak-anak bangsa di India (spiritual intelligence).Sementara guru dalam
bahasa Jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua
murid dan bahkan masyarakatnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang
disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh
semua murid. Seorang guru harus ditiru, artinya seorang guru harus menjadi suri
teladan (panutan) bagi semua muridnya.

b. Kepribadian guru merupakan satu sisi yang selalu menjadi sorotan karenan guru
menjadi teladan baik bagi anak didik atau bagi masyarakat, untuk itu guru harus bisa
menjaga diri dengan tetap mengedepankan profesionalismenya dengan penuh
amanah, arif, dan bijaksana sehingga masyarakat dan peserta didik lebih mudah
meneladani guru yang memiliki kepribadian utuh bukan kepribadian yang terbelah
(splite personality). Sebagai seorang yang menjadi teladan, guru adalah seorang yang
telah dewasa, bisa bertanggungjawab kepada anak didik dalam mengembangkan
jasmani dan rohaninya, taat kepada Tuhan, dan sosial terhadap sesamanya sehingga
sebagai individu ia patut menjadi teladan bagi anak didik dan masyarakatnya. Selain
mentransfer ilmu kepada anak didik, ia juga harus mampu menciptakan anak didik
yang berkepribadian mulia.
Saat ini banyak orang yang pintar, pandai, cerdas IQ-nya tetapi tidak memiliki
kepribadian yang baik dan tidak memiliki kecerdasan emosional dan spiritual,
sehingga ia tidak mampu memanfaatkan kelebihannya dengan baik untuk diri dan
sesamanya. Guru yang memiliki multi kecerdasan dan berkepribadian utama ia akan
menjadi tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

4
pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama pada pendidik yang diperlukan pada masa
sekarang. Kepribadian guru terkait dengan kerja profesionalnya sebagai guru.
Sebagai guru harus memiliki pribadi yang disiplin, arif dan berwibawa. Hal ini
penting karena masih sering kita menyaksikan dan mendengar peserta didik yang
perilakunya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral yang baik.
Misalnya merokok, rambut dicat, bolos, dan lain-lain. Dalam pendidikan,
mendisiplinkan peserta didik harus dimulai dengan pribadi guru yang disiplin, arif
dan berwibawa.
Guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang terutama
disiplin diri. Disiplin harus ditunjukkan oleh guru untuk membantu peserta didik
menemukan dirinya, mengatasi atau mencegah timbulnya masalah disiplin dan
berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran.
Pakar pskologi memposisikan kepribadian lebih pada perbedaan individual yaitu
karakteristik yang membedakan individu dari individu lain.
Defenisi kepribadian menurut para ahli dianataranya sebagai berikut:
   Koentjaraningrat
Menurutnya kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan
perbedaan tingkah laku tiap manusia.
  Roucek dan warren
Mereka mendefenisikan kepribadian sebagai organisasi faktor biologis,psikologis,
dan sosiologis yang mendasari prilaku seorang individu.
Theodore M.Newcomb
Kepribadian sebagai organisasi sikap-sikap (predispositions)  yang dimiliki
seseoarang sebagai latar belakang prilaku.
   Robbins, (1993)
Kepribadian adalah cara dengan mana seseorang bereaksi dan berinteraksi dengan
orang lain.    

5
c. Susunan Kepribadian dan Contohnya
Susunan kepribadian adalah unsur-unsur akal dan jiwa yang menjadi dasar
perbedaan prilaku tiap-tiap individu. Susunan kepribadian meliputi :
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki seorang individu diperoloeh melalui fantasi, pemahaman,
dan konsep yang lahir dari pengamatan dan pengalaman mengenai bermacam-macam
hal yang berbeda dalam lingkungan hidupnya.Contohnya: pengetahuan yang dimiliki
disimpan dalam otak dan secara bertahap diwujudkan dalam bentuk prilaku. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dapat menentukan prilaku orang tersebut,
karena pengetahuan yang dimiliki indivodu berbeda-beda maka prilaku dan
kepribadian yang dimiliki menjadi berbeda-beda pula.
2. Perasaan
Perasaan yaitu kondisi fisik/ keadaan dalam kesadaran diri individu yang
menghasilkan penilaian positif ataupun  negatif terhadap sesuatu. Brntuk penilaina
disasarkan pada pengetahuan yang dimiliki seseorang, sehingga perasaan akan selalu
bersifat sbjektif yang dikarenakan adanya undur penilaian tersebut, sedangkan
penilaian individu satu dengan individu lainnya bisa saja berbeda-beda. Contohnya:
perasaan yang ada dalam diri manusia akan mempengaruhi kepribadiannya, dan
karena perasaan tiap-tiap individu berbeda maka kepribadian tiap-tiap individu pun
menjadi berbeda-beda pula.
3. Dorongan naluri
Dorongan naluri adalah kemauan yang menjadi naluri pada setiap individu. Secara
umum terdapat bermacam-macam dorongan nluri pada diri manusia. Contohnya:
dorongan untuk mempertahankan hidup, bergaul dan berinteraksi dangen sesama
manusia, mendapat ksaih sayang dari sesamanya, mencari makan, memenuhi
kebutuhan biologis,keindahan bentuk,gerak, warna, dan suara, berbakti, dan meniru
tingkah laku sesamanya.

6
I. Faktor-faktor pembentuk kepribadian
Secara umum kepribadian dapat diartikan sebagai suatu sikap yang khas dan hakiki
yang tercermin pada sikap seseorang setiap harinya. Pasti setiap manusia mempunyai
kepribadian yang berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena ada faktor-faktor pembentuk
kepribadian, yaitu:
1. Faktor Biologis (Warisan)
Yaitu faktor pembentuk kepribadian yang diperoleh dari gen keturunan orang tua.
Tak dapat lagi dipungkiri bahwa rumah tempat segalanya adalah orang tua. Di mana
faktor ini memberikan pengaruh besar terhadap sikap dasar pembentuk kepribadian
seseorang. Orang tua akan menjadi contoh untuk para anak-anaknya.
2. Faktor Kelompok
Yaitu kepribadian yang terbentuk dari pengaruh lingkungan kelompok sosial.
Kelompok sosial dalam lingkup kecil bisa disebut "teman hidup" entah itu kelompok
masyarakat, kelompok kerja, dan kelompok belajar. Ketika kita bergaul dalam
kelompok, maka secara sadar atau tidak maka akan memengaruhi anggota yang lain.
3. Faktor Prenatal
Yaitu faktor yang berkaitan dengan pemberian rangsangan atau stimulus ketika
anak masih dalam kandungan. Oleh sebab itu, kondisi dan kepribadian ibu juga akan
berpengaruh terhadap fisik maupun psikis anak yang akan dilahirkanya.
4. Faktor Geografis
Yaitu faktor pembentuk kepribadian yang dipengaruhi oleh lingkungan alam, di
mana perbedaan iklim, topografi, hingga sumber daya alam yang tersedia akan
menyebabkan manusia beradaptasi dengan lingkungannya. Maka kepribadian dengan
sendirinya akan terbentuk, misalnya orang yang tinggal di pesisir pantai akan berbeda
dengan mereka yang tinggal di daerah pegunungan. Misalnya orang-orang pinggir
pantai identik berbicara dengan nada keras dan tinggi karena faktor suara debur
ombak yang kera.

7
5. Faktor Kebudayaan
Yaitu faktor kepribadian yang dibentuk oleh kebudayaan. Perbedaan setiap
kebudayaan membuat kebudayaan yang dimiliki masing-masing juga berbeda,
sehingga perbedaan itu memberikan ciri khas pada anggotanya. Karena manusia, alam,
lingkungan sosial termasuk kebudayaan di dalamnya akan saling mempengaruhi.
6. Faktor Pengalaman
Yaitu faktor pembentuk kepribadian yang berhubungan dengan pengalaman
hidup. Karena tiap jalan hidup manusia berbeda-beda, maka pahit manisnya kehidupan
ini akan mempengaruhi kepribadian juga. Misalnya, jika seseorang mempunyai
pengalaman suka duka tertentu sampai keberhasilanya, maka kemungkinan jiwa-jiwa
pantang menyerah, suka berbagi, pembelajar, akan ada dalam dirinya.
Watak dan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh
kepribadiannya. Sebagai misal, seorang anak yang lahir dan tumbuh di lingkungan
religius, lazimnya tindak-tanduknya pun bernuansa agamis. Keluarga dan lingkungan
tersebut berpengaruh pada proses pembentukan kepribadian anak. Namun, kepribadian
tersebut tidak hanya lahir dari reaksi individu terhadap lingkungannya, melainkan juga
proses interaksi antara keduanya. Secara definitif, kepribadian adalah ciri dan watak
seseorang yang konsisten yang memberikan suatu identitas sebagai individu yang
khas, sebagaimana dikutip dari buku Sosiologi (2008) yang ditulis Tjipto Subadi.
Dalam tinjauan sosiologi, kepribadian merupakan bentuk personalitas yang dinamis.
Artinya, kepribadian terus berubah dan berkembang seiring berjalan waktu. Konsep
kepribadian yang dinamis ini dicetuskan oleh Erik Erikson dari teori psiko-sosialnya
bahwa terdapat delapan tahap perkembangan manusia, dimulai dengan kelahiran dan
diakhiri dengan kematian.
Faktor Pembentuk Kepribadian Dalam pembentukan kepribadian, terdapat
beberapa faktor yang memengaruhinya sebagai berikut:
1) Warisan biologis Warisan biologis ini muncul dari genetik atau keturunan.
Misalnya, bentuk tubuh tinggi atau pendek, kurus atau gemuk. Bahkan, dari

8
beberapa penelitian, sebagian penyakit dan watak tertentu juga diwariskan kepada
anak-anak di dalam suatu garis keturunan.
2) Lingkungan fisik/alam Lingkungan tempat seseorang tinggal juga berpengaruh
kepada kepribadian individu. Seseorang yang tinggal di alam tropis lazimnya
berbeda kepribadiannya dengan yang tinggal di padang pasir.
3) Kebudayaan masyarakat setempat Kebudayaan yang berpengaruh dalam
pembentukan kepribadian dapat berupa budaya khusus daerah atau etnis tertentu,
cara hidup yang berbeda antara desa dengan kota, dan lain sebagainya. Selain itu,
kelas sosial, agama, dan pekerjaan masing-masing individu juga berpengaruh
membentuk watak dan personalitas seseorang.
4) Pengalaman kelompok Kepribadian juga dipengaruhi dari hubungan sosial dan
pengalaman kelompok, misalnya dengan siapa seseorang bergaul dan berinteraksi,
dan lain sebagainya.
5) Pengalaman unik Setiap orang memiliki pengalaman unik masing-masing yang
memengaruhi kepribadiannya. Setiap pengalaman tersebut pasti berbeda. Kendati
kejadiannya sama, namun selalu ada makna dan penafsiran berbeda terkait
pengalaman tersebut.
Pembentukan Kepribadian Dipengaruhi Media Sosialisasi Pembentukan
kepribadian dalam tinjauan sosiologi dipengaruhi oleh media-media sosialisasi yang
ada dalam hidup individu. Secara umum, terdapat lima media sosialisasi yang
berpengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang, yaitu:
a. media sosialisasi keluarga
b. media sosialisasi teman sebaya
c. media sosialisasi sekolah
d. media sosialisasi lingkungan kerja
e. media sosialisasi media massa.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan masing-masing media
sosialisasi sebagai berikut:

9
a. Media sosialisasi keluarga Keluarga punya pengaruh signifikan dalam
pembentukan kepribadian anak. Bagaimanapun juga, sejak lahir pertama kali,
seorang bayi berinteraksi dengan ibu atau ayahnya. Dari situ, ia belajar dari
pengamatannya, meniru, dan melakukan banyak hal melalui tuntunan dari
pengasuh dan keluarganya.
b. Media sosialisasi teman sepermainan Teman sebaya dan sepermainan memiliki
pengaruh penting dalam membentuk kepribadian individu, terutama kepribadian
remaja. Dari kelompok pertemanan, seseorang merasa aman dan dianggap penting
dalam kelompok tersebut. Karena manusia adalah makhluk sosial, kelompok
pertemanan merupakan tempat yang sesuai untuk menyalurkan rasa kecewa, takut,
khawatir, tertekan, gembira yang mungkin tidak disalurkan di dalam keluarga.
c. Media sosialisasi sekolah Sekolah merupakan institusi penting yang
mempengaruhi kepribadian.
J. Tipe-tipe Kepribadian
Masing-masing manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang
berkarakter lembut,ramah, periang, dan ada pula yang berbanding terbalik dengan
karakter itu seperti berkarakter keras kepala, pemalu dan lain sebagainya. Ada banyak
tipe kepribadian, seperti diungkapkan oleh parah ahli, diantaranya adalah Hiprocates dan
Gelanus, C.G. Jung, Gerart Heymans, dan Eduard Spranger. Masing masing ahli ini
memandang dan memberikan pendapat tentang tipe kepribadian dari sudut pandang yang
berbeda.
1. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut Hiprocates dan Gelanus
Hiprocates dan Gelanus membagi tipe-tipe kepribadian menjadi empat bagian, yaitu:
a. Sanguinis
Tipe kepribadian sanguinis ditandai dengan sifat hangat, lincah, bersemangat,
meluap-luap, dan pribadi yang menyenangkan. Pengaruh/kejadian luar dengan
gampang masuk ke pikiran dan perasaan yang meledak-ledak. Orang sanguinis sangat
ramah kepada orang lain, sehingga dia biasanya dianggap seorang yang sangat
eksrovert.

10
Kekuatan:
• Suka bicara
• Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
• Antusias dan ekspresif
• Ceria dan penuh rasa ingin tahu
• Hidup di masa sekarang
• Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
• Berhati tulus dan kekanak-kanakan
• Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
• Umumnya hebat di permukaan
• Mudah berteman dan menyukai orang lain
• Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
• Menyenangkan dan dicemburui orang lain
• Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
• Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
• Menyukai hal-hal yang spontan
Kelemahan:
• Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
• Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
• Susah untuk diam
• Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
• Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
• RKP (Rentang Konsentrasi Pendek)
• Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
• Mudah berubah-ubah
• Susah datang tepat waktu jam kantor
• Prioritas kegiatan kacau
• Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas

11
• Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
• Egoistis
• Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
• Konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”.
b. Koleris
Tipe kepribadian koleris tampil hangat, serba cepat, aktif, pasif, berkemauan
keras, dan sangat independen. Dia cenderung tegas dan berpendirian keras, dengan
gampang dapat membuat keputusan bagi dirinya dan bagi orang lain. dia tidak butuh
digerakan dari luar, malah mempengaruhi lingkungannya dengan gagasan-
gagasannya, rencana, tujuan, dan ambisinya yang tak pernah surut.
Kekuatan:
• Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
• Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
• Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
• Bebas dan mandiri
• Berani menghadapi tantangan dan masalah
• “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini”
• Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
• Mendelegasikan pekerjaan dan Orientasi berfokus pada produktivitas
• Membuat dan menentukan tujuan
• Terdorong oleh tantangan dan tantangan
• Tidak begitu perlu teman
• Mau memimpin dan mengorganisasi
• Biasanya benar dan punya visi ke depan
• Unggul dalam keadaan darurat
Kelemahan:
• Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
• Senang memerintah
• Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai

12
• Menyukai kontroversi dan pertengkaran
• Terlalu kaku dan kuat/ keras
• Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
• Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
• Sering membuat keputusan tergesa-gesa
• Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
• Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
• Workaholics (kerja adalah “tuhan”-nya)
• Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
• Mungkin selalu benar tetapi tidak populer
c. Melankolis
Tipe kepribadian melankolis adalah suka berkorban, analisis, betipe perfektionis
dengan sifat emosi yang sangat sensitif. Tidak seorang pun yang dapat menikmati
keindahan karya seni melebihi seorang melankolis. Apabila sedang bergembira maka
sifatnya lebih ekstrovert. Namun, apabila sedang murung, maka ia bisa menjadi
seorang yang begitu antagonis.
Kekuatan:
• Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
• Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
• Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
• Sensitif
• Mau mengorbankan diri dan idealis
• Standar tinggi dan perfeksionis
• Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
• Hemat
• Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
• Kalau sudah mulai, dituntaskan.
• Berteman dengan hati-hati.
• Puas di belakang layar, menghindari perhatian.

13
• Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
• Sangat memperhatikan orang lain
Kelemahan:
• Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
• Mengingat yang negatif & pendendam
• Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
• Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
• Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
• Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan
• Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
• Hidup berdasarkan definisi
• Sulit bersosialisasi
• Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
• Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
• Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
• Memerlukan persetujuan
d. Phlegmatis
Seseorang yang memiliki tipe kepribadian phlegmatis adalah seorang yang
hidupnya tenang, gampangan, tak pernah merasa terganggu sehingga dia hampir tak
pernah marah. Dia adalah seorang dengan tipe yang mudah bergaul , dan paling
menyenangkan diantara semua temperamen. Baginya hidup adalah suatu
kegembiraan, dan kadang menjauh dari hal-hal yang tidak menyenangkan. Dia begitu
tenang dan agak diam, sehingga tak pernah kelihatan terhasut, bagaimanapun keadaan
sekitarnya.
Kekuatan:
• Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
• Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
• Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
• Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)

14
• Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
• Penengah masalah yg baik
• Cenderung berusaha menemukan cara termudah
• Baik di bawah tekanan
• Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
• Rasa humor yg tajam
• Senang melihat dan mengawasi
• Berbelaskasihan dan peduli
• Mudah diajak rukun dan damai
Kelemahan:
• Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
• Takut dan khawatir
• Menghindari konflik dan tanggung jawab
• Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
• Terlalu pemalu dan pendiam
• Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
• Kurang berorientasi pada tujuan
• Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
• Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
• Tidak senang didesak-desak
• Menunda-nunda / menggantungkan masalah.
2. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut C.G. Jung
C.G Jung membagi kepribadian ke dalam dua tipe, yaitu:
a. Ekstrovert
Orang yang memiliki Kepribadian Ekstrovert adalah orang yang perhatiannya
diarahkan ke luar dari dirinya. Ciri ciri atau sifat yang dimiliki oleh orang ekstrovert
adalah ia lancar dalam berbicara, mudah bergaul, tidak malau mudah menyesuaikan
diri, ramah dan suka berteman.

15
b. Introvert
Orang yang memiliki kepribadiannya Introvert merupakan kebalikan dari
kepribadian ekstrovert. Perhatiannya lebih mengarah pada dirinya. Sifat yang dimiliki
oleh orang yang berkpribasian seperti ini adalah cendrung diliputi kekhawatiran,
mudah malu dan canggung, lebih senang bekerja sendiri, sulit menyesuiakan diri dan
jiwanya agak tertutup.
3. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut Gerart Haymens
Gerart Haymens menggolongkan kepribadian ke dalam tujuh tipe yaitu:
a. Gapasioneerden
Ciri orang yang memiliki kepribadian seperti ini akan terlihat sifat antara lain
selalu bersikap keras, ambisius, egois, dan emosional. Selain itu sifat yang terlihat
dari orang yang mempunyai kepribadian ini antara lain memiliki rasa kekeluargaan
yang baik, dan suka menolong yang lemah.
b. Cholerici
Sifat yang terlihat dari orang yang memiliki kepribadian seperti ini antara lain
orangnya agresif, giat bekerja, pemberani, optimistis, dan suka pada hal hal yang
bersifat nyata. Selain itu ciri lainnya adalah bahwa orang ini mempunyai sifat boros
dan suka bertindak ceroboh.
c. Sentimentil
Ciri-cirinya adalah emosional, pintar berbicara, senang dengan kehidupan alam,
dan tidak suka keramaian.
d. Nerveuzen
Sifat yang terlihat dari kepribadian semacam ini adalah mudah naik darah, suka
memprotes, tidak mau berfikir panjang, dan tidak pendendam.
e. Flegmaciti
Sifat yang terlihat pada orang yang memiliki kepribadian ini adalah antara lain
selalu bersikap tenang dan sabar, tekun bekerja, memiliki pemikiran yang luas, rajin
dan cekatan.

16
f. Sanguinici
Orang yang memiliki kepribadian sanginici memiliki sifat seperti anak-anak. Sifat
yang terlihat antara lain sukar atau plinlan dalam mengambil keputusan, ragu ragu
dalam bertindak dan suka menyendiri.
g. Amorfem
Sifat yang terlihat dari tipe kepribadian ini adalah intelektualnya kurang, picik,
tidak praktis, tidak punya jati diri dan terombang ambing.
K. Perkembangan Kepribadian
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
Perkembangan kepribadian individu menurut Freud, dipengauhioleh kematangan
dan cara-cara individu mengatasi ketegangan. Menurut Freud, kematangan adalah
pengaruh asli dari dalam diri manusia. Ketegangan dapat timbul karena adanya
frustrasi, konflik, dan ancaman. Upaya mengatasi ketegangan ini dilakukan individu
dengan : identifikasi, sublimasi, dan mekanisme pertahanan ego.
2. Tahap-tahap perkembangan kepribadian
Menurut Freud, kepribadian individu telah terbentuk pada akhirtahun ke lima, dan
perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur
dasar itu. Selanjutnya Freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian
berlangsung melalui fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah
erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitif terhadap rangsangan. Ke enam fase
perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 2005 : 172-
173).Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan. Bagian tubuh yang sensitif
terhadap rangsangan adalah mulut. Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan
sampai 3 tahun. Pada fase ini bagian tubuh yang sensitif adalah anus. Fase falis
(phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6 tahun. Bagian tubuh yang sensitif pada fase
falis adalah alat kelamin. Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas.
Pada fase ini dorongan seks cenderung bersifat laten atau tertekan. Fase genital
(genital stage) : terjadi sejak individu, memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa
ini individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.

17
L. Ciri-Ciri Kepribadian
Hingga saat ini, para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan
rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh
Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50
definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya,
akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap.
Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu
sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri.
Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu
baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara
keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma)
lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga
dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung
oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang,
hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga
menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori
kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund
Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm,
Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori
Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson,
teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003)
mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :

18
Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya
dalam memegang pendirian atau pendapat.
Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap
rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen
Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari
lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau
perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau
melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.
Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan
kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu
Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai
berikut :
1. Kepribadian yang sehat
Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya
tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar,
tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna. Mampu
menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang
diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau
mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau
kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi,
tetapi dengan sikap optimistik. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan

19
terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
Kemandirian memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan
diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Dapat mengontrol emosi; merasa
nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress
secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak) Berorientasi tujuan; dapat
merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan
pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan
berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan),
pengetahuan dan keterampilan. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek,
empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-
masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai
orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak
membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan
mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
Penerimaan sosial Mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki
sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain. Memiliki filsafat hidup;
mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama
yang dianutnya. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang
didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan
affection (kasih sayang)
2. Kepribadian yang tidak sehat :
Mudah marah (tersinggung) Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan Sering
merasa tertekan (stress atau depresi) Bersikap kejam atau senang mengganggu orang
lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang Ketidakmampuan untuk
menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
Kebiasaan berbohong Hiperaktif Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas

20
Senang mengkritik/ mencemooh orang lain, Sulit tidur, Kurang memiliki rasa tanggung
jawab Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang
bersifat organis) Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama Pesimis dalam
menghadapi kehidupan Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 26 Pengertian Belajar Menurut Para
Ahli Pendidikan Dan Daftar Pustakanya
M. Tentang Kepribadian guru
kepribadian guru merupakan satu sisi yang selalu menjadi sorotan karenan guru
menjadi teladan baik bagi anak didik atau bagi masyarakat, untuk itu guru harus bisa
menjaga diri dengan tetap mengedepankan profesionalismenya dengan penuh amanah,
arif, dan bijaksana sehingga masyarakat dan peserta didik lebih mudah meneladani guru
yang memiliki kepribadian utuh bukan kepribadian yang terbelah (splite personality).
Sebagai seorang yang menjadi teladan, guru adalah seorang yang telah dewasa, bisa
bertanggungjawab kepada anak didik dalam mengembangkan jasmani dan rohaninya, taat
kepada Tuhan, dan sosial terhadap sesamanya sehingga sebagai individu ia patut menjadi
teladan bagi anak didik dan masyarakatnya. kepribadian guru terkait dengan kerja
profesionalnya sebagai guru. Sebagai guru harus memiliki pribadi yang disiplin, arif dan
berwibawa. Hal ini penting karena masih sering kita menyaksikan dan mendengar peserta
didik yang perilakunya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral yang baik.
Misalnya merokok, rambut dicat, bolos, dan lain-lain. Dalam pendidikan, mendisiplinkan
peserta didik harus dimulai dengan pribadi guru yang disiplin, arif dan berwibawa. Guru
harus mampu mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang terutama disiplin diri.
Disiplin harus ditunjukkan oleh guru untuk membantu peserta didik menemukan dirinya,
mengatasi atau mencegah timbulnya masalah disiplin dan berusaha menciptakan situasi
yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran.
N. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
Secara garis besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian, yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (environment).
1. Faktor Genetika (Pembawaan)

21
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung, karena
yang dipengaruhi gen secara tidak secara langsung adalah
a. kualitas sistem syaraf
b. keseimbangan biokoimia tubuh
c. struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukakan, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan
perkembangan kepribadian adalah
a. sebagai sumber bahan mentah kepribadian seperti fisik, intelegensi, dan
temperamen.
b. membatasi perkembangan kepribadian dan mempengaruhi keunikan
kepribadian.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian diantaranya keluarga,
kebudayaan, dan sekolah.
a. Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama dalam pembentukan
kepribadian anak. Alasannya adalah keluarga merupakan kelompok sosial
pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, anak banyak menghabiskan
waktunya di lingkungan keluarga, para anggota keluarga merupakan “significant
people” bagi pembentukan kepribadian anak.
Baldwin dkk. (1945), telah melakukan penelitian tentang pengaruh pola
asuh orang tua terhadap kepribadian anak. Pola asuh orang tua itu ternyata ada
yang demokratis dan juga authoritarian. Orang tua yang demokratis ditandai
dengan prilaku.
 menciptakan iklim kebebasan,
 bersikap respek terhadap anak,
 objektif, dan
 mengambil keputusan secara rasional.

22
Anak yang dikembangkan dalam iklim demokratis cenderung memiliki cirri-
ciri kepribadian: labih aktif, lebih bersikap sosial, lebih memiliki harga diri,
dan lebih konstruktif dibandingkan dengan anak yang dikembangkan dalam
iklim authoritarian.
b. Kebudayaan
Kluckhohn berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur)
kehidupan kita dari mulai lahir sampai mati, baik disadari maupun tidak disadari.
Kebudayaan mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang
telah dibuat orang lain untuk kita.
Sehubungan dengan pentingnya kebudayaan sebagai faktor penentu
kepribadian, muncul pertanyaan: Bagaimana tipe dasar kepribadian masyarakat
itu terjadi? Dalam hal ini Linton (1945) mengemukakan tiga prinsip untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Tiga prinsip tersebut adalah
 pengalaman kehidupan dalam awal keluarga,
 pola asuh orang tua terhadap anak, dan
 pengalaman awal kehidupan anak dalam masyarakat.
c. Sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi di antaranya sebagai berikut:
 Iklim emosional kelas.
 Sikap dan prilaku guru.
 Disiplin.
 Prestasi belajar.
 Penerimaan teman sebaya.

BAB III

23
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian guru merupakan satu sisi yang selalu menjadi sorotan karenan guru
menjadi teladan baik bagi anak didik atau bagi masyarakat, untuk itu guru harus bisa
menjaga diri dengan tetap mengedepankan profesionalismenya dengan penuh amanah,
arif, dan bijaksana sehingga masyarakat dan peserta didik lebih mudah meneladani guru
`\`yang memiliki kepribadian utuh bukan kepribadian yang terbelah (splite personality).
Kompetensi diartikan sebagai kumpulan pengetahuan, perilaku dan keterampilan
yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah semua keterampilan
yang ada, pengetahuan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi
bagian dari dirinya sehingga ia dapat melaksanakan perbuatan-perbuatan yang bersifat
kognitif, memiliki sifat afektif dan psikomotorik dengan baik. Aspek aspek kompetensi
kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru diantaranya adalah mantab, stabil dan
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan, berakhlak mulia, mengevaluasi kinerja
sendiri dan mengembangkan diri.

B. Saran
Guru adalah sosok panutan bagi peserta didik yang tentunya segala sikap yang
ditunjukkan kepada peserta didik nantinya akan di contoh. Oleh karena itu, kita sebagai
calon guru harus melatih dan mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang
berkompeten sebagai seorang guru yang nantinya dapat membimbing peserta didik agar
memiliki kepribadian yang baik pula.

24
DAFTAR PUSTAKA

 Buchanan and A. Huczynski. 1977. Organizational Behavior: Integrated Readings. London:


Prentice http://repository.iainpurwokerto.ac.id/7229/

Handoko. Hani T. 2003. Manajemen Edisi 2. BPFE: Yogyakarta


https://www.gurupendidikan.co.id/tipe-kepribadian/

 Ardana, Komang; Mujiati, Ni Wayan; Ayu Sriathi, Anak Agung. 2009. Perilaku Keorganisasian.
Edisi dua. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Davis, Keith & Newstrom, John W. 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga.
 http://psycomap.blogspot.com/perilaku-organisasi-suatu-tinjauan.html

   http://arhieword.wordpress.com/2012/04/05/makalah-perilaku-organisasi-kepribadian-dan-emosi/
https://tirto.id/pembentukan-kepribadian-menurut-ilmu-sosiologi-faktor-pengaruhnya-
gbmr

25

Anda mungkin juga menyukai