Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH ORGANISASI DAN MANAJEMEN

PEMERINTAHAN DI MASA PANDEMI COVID 19

Disusun Oleh:

Yosua Frenly Lumintang


2019040005

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


UNIVERSITAS NANI BILI NUSANTARA
SORONG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
dengan judul “PENGARUH ORGANISASI DAN MANAJEMEN
PEMERINTAHAN DI MASA PANDEMI COVID 19”. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pada mata kuliah Organisasi dan Manajemen Pemerintah.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,


petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Sorong, 08 Juni 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia dihebohkan dengan munculnya Pandemi Corona Virus
Disease (Covid-19), yang membawa dampak signifikan ke perubahan
dunia. Mulai dari aspek ekonomi, sosial, hingga kehidupan sehari-hari,
hampir tak ada yang bisa berkelit dari kemunculan virus Covid-19 ini,
tidak terkecuali terhadap pelayanan publik sejak virus corona pertama kali
muncul akhir Desember 2019 lalu.
Sejak awal Maret 2020, berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh
pemerintah pusat dan daerah. Mulai dari membatasi hubungan sosial
(social distancing), menghimbau untuk bekerja di rumah (work from
home) bagi sebagian besar Aparatur Sipil Negara (ASN), meniadakan
kegiatan ibadah, dan meminta masyarakat untuk tetap di rumah serta
mengurangi aktivitas ekonomi di luar rumah. Kebijakan tersebut
bermaksud baik, namun dampak dari kebijakan tersebut memiliki resiko
tinggi, hingga akhir Maret 2020 kebijakan pemerintah bukan hanya social
distancing tapi dilanjutkan dengan Physical Distancing, dan juga
pemerintah telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa pengelolaan sumber daya
manusia saat inimeng hadapi perubahan yang sangat mendadak akibat
pandemi Covid-19, seperti adanya pembatasan sosial berskala besar atau
semi lockdown di beberapa daerah yang menyebabkan pembatasan
aktivitas. Kondisi keterbatasan yang ada dalam jangka panjang tentunya
akan mempengaruhi kinerja suatu organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen pemerintahan
3. Bagaimana pengaruh organisasi terhardap pandemi covid 19
4. Bagaimana pengaruh pemerintaha dalam menghadapi pandemi covid
19

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu organisasi dan manajemen pemerintahan
2. Mengetahui bagaimana pengaruh organisasi dan pemerintah pada saat
pandemi covid 19
3. Menambah pengetahuan bagi pembaca serta dapat menjadi referensi
bagi penelitian selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian organisasi
Organisasi pada dasarnya adalah sejumlah orang yang bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan yang sulit untuk dicapai bila dilakukan secara
individu, orang-orang dalam organisasi tersebut bekerjasama dalam
kelompok-kelompok kerja sesuai dengan bidang tugas masing-masing,
dengan kata lain kelompok tersebut memainkan peranan penting didalam
organisasi dan menjadi cerminan kinerja organisasi. Pengorganisasian juga
merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubunganhubungan kerja
antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam
mencapai tujuantujuan yang ditetapkannya.
B. Pengaruh organisasi
Menurut G. Harisson (2005), aktivitas public relations dalam
menyediakan pesan-pesan yang relavan dengan situasi krisis dan
membuka saluran komunikasi terbuka, disebut komunikasi krisis
(communication crisis).
Dalam pemaparan tersebut komunikasi krisis merupakan bagian
terpenting dalam suatu perkembangan era 4.0 dan kondisi pandemi saat
ini. Dimana, merupakan sebuah upaya yang diambil organisasi/lembaga
untuk mengatasi masalah yang muncul yang dapat berpotensi membawa
efek buruk kedalam organisasi tersebut.

Strategi Komunikasi Krisis Yang Diambil Pemerintah :


1. Penentuan target WNI didalam dan luar negeri menjadi target utama
penanganan krisis ini
2. Penentuan narasi pesan yang akan disampaikan ke publik berisikan
informasi seputar virus corona besera info penting lainnya seperti
penyebaran,pencegahan dan tindakan jika terinfeksi virus ini
3. Pemilihan media dan penunjukan jubir media yang digunakan berupa
konferensi pers dan yang lainnya. serta jubir yang ditunjuk ialah bapak
Achman Yurianto
4. Melakukan evaluasi apakah strategi yang digunakan sudah efektif
menyelesaikan masalah
Selain itu, Untuk mengatasi beredarnya hoax agar terhindar dari
kekacauan, pemerintah dan aktor kepentingan lainnya telah bergerak cepat
dengan menyediakan berbagai situs yang menyajikan informasi akurat
seputar perkembangan corona virus di Indonesia, diantaranya:
covid19.go.id dan infeksiemerging.kemkes.go.id.

Sumber-sumber ini digunakan sebagai media penangkal hoax dan


sumber informasi akurat. Kemudian beragam media modern digunakan
untuk mengatasi krisis corona dan hoax yang ada disekitarnya, contohnnya
melalui media sosial dan sebagainya.

C. Manajemen Pemerintahan
Menurut Suradinata (1998)
Manajemen diartikan sebagai “ kemampuan yang berhubungan
dengan usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan jalan menggunakan
manusia dan berbagai sumber yang tersedia dalam organisasi dengan cara
seefisien mungkin”.
Membaca pendapat diatas, maka dapat kita ambil ciri-ciri mengenai
manajemen secara umum, yaitu :
a. Terdapatnya tujuan yang hendak dicapai
b. Adanya sekelompok orang yang menggunakan orang lain
c. Adanya sumber-sumber yang digunakan dalam pencapaian tujuan
d. Adanya manajemen yang bersifat seni dan ilmu.
D. Pengaruh Manajemen Pemerintahan dalam Menghadapi Pandemi
Covid 19
Akibat nyata pandemi di Indonesia terlihat di bidang kesehatan
dengan jumlah konfirmasi kasus positif COVID-19. Selain itu, juga
terlihat di sektor perekonomian masyarakat. Berdasarkan rilis Badan Pusat
Statistik (BPS), ekonomi Indonesia yang tumbuh 2,97 persen di kuartal I-
2020 mengalami penurunan tajam dan terkontraksi di kuartal berikutnya
menjadi minus 5,32 persen.
Menyitir pernyataan Presiden Jokowi, menghadapi masa sulit
tersebut tidak ada pilihan bagi bangsa Indonesia selain melakukan
transformasi. Presiden juga meyakini dibalik situasi krisis ini tersimpan
sejumlah peluang yang harus secara jeli dimanfaatkan sebagai kekuatan
untuk bangkit dan tumbuh.
Transformasi pertama yang dilakukan adalah di bidang manajemen
kabinet, utamanya penyelenggaraan sidang kabinet/rapat terbatas yang
merupakan forum tertinggi untuk memformulasikan kebijakan-kebijakan
pemerintah.
Setkab melalui Kedeputian Dukungan Kerja Kabinet juga bergerak
cepat melakukan transformasi dengan menginisiasi pembangunan e-
kabinet pada Februari 2020. e-kabinet adalah aplikasi untuk membantu
proses pengambilan keputusan secara cepat baik luring maupun daring,
melibatkan Presiden RI, Wakil Presiden RI, dan anggota kabinet lainnya.
Sistem ini memungkinkan para anggota kabinet menerima seluruh
informasi persidangan dari gawai masing-masing secara cepat, akuntabel,
dan paperless.
pemerintah juga melakukan transformasi dalam tata kelola
pemerintahan. Demi memutus mata rantai COVID-19, instansi pemerintah
memberlakukan pola kerja work from home (WFH). Pola kerja ini
mengharuskan semua instansi pemerintah untuk mengintensifkan
penggunaan teknologi informasi agar pemerintahan dan pelayanan
terhadap masyarakat tetap dalam berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini
dilakukan Setkab dengan mengintensifkan penggunaan Sistem Informasi
Persuratan Terpadu, pertemuan virtual, serta jaringan virtual khusus bagi
pejabat dan pegawainya.
Berikut beberapa upaya transformasi dan inovasi yang dilakukan
oleh K/L:

1. Sektor Kesehatan
Di sektor ini, transformasi dilakukan dengan pemanfaatan
teknologi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui telemedicine. Melalui inovasi ini, masyarakat
dapat berkonsultasi dengan dokter secara virtual. Dukungan sarana
dan prasarana medis yang memadai juga terus diupayakan dengan
penggunaan teknologi, seperti sensor tubuh, big data, artificial
intelligence, dan sebagainya.
Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan
konsorsium riset dan inovasi bekerja sama dengan lembaga
pemerintah lain, lembaga non kementerian, perguruan tinggi, dan
rumah sakit juga berhasil menemukan dan mengembangkan 61
produk inovasi untuk mengatasi COVID-19.
Salah satunya adalah GeNose, teknologi pengendus
elektronik cepat dan berbiaya rendah. Alat ini merupakan inovasi
pertama di Indonesia untuk mendeteksi COVID-19 melalui
hembusan napas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud
computing untuk mendapatkan hasil diagnosa secara real time.
GeNose diharapkan mampu mempercepat proses tes COVID-19
dan menghilangkan ketakutan masyarakat untuk melakukan tes.

2. Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang
terdampak sangat parah akibat pandemi. BPS mencatat, jumlah
kunjungan wisman pada bulan Maret 2020 hanya 470.900 atau
menurun 45,5 persen dibanding bulan sebelumnya atau anjlok
64,11 persen jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Turunnya jumlah wisatawan menjadi titik balik pemulihan
citra pariwisata Indonesia. Pelaku usaha di sektor ini melakukan
pembenahan agar dapat menciptakan pariwisata yang aman dan
bebas dari COVID-19. Melalui Program CHSE atau Kebersihan,
Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan,
Kementerian Pariwisata memberikan pendampingan bagi pelaku
usaha pariwisata agar dapat membuka kembali tempat wisatanya
sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku serta dengan
menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dengan adanya
protokol CHSE ini, maka kualitas perlindungan kesehatan
masyarakat di bidang pariwisata bisa semakin meningkat.

3. Sektor Pertanian
Melihat potensi lahan pertanian dan untuk mengamankan
cadangan pangan dalam negeri, pemerintah mengembangkan
program lumbung pangan atau food estate pada daerah yang
diharapkan menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa.
Tengah dikembangkan lumbung pangan di dua provinsi, yaitu
Kalimantan Tengah dan Sumatra Utara. Food Estate merupakan
salah satu program strategis nasional yang dicanangkan untuk
tahun 2020-2024.
Pertumbuhan di sektor ini juga tidak lepas dari inovasi dan
penggunaan teknologi. Kementerian Pertanian memberikan bibit
dari hasil riset yang diukur dengan baik dan memberikan
pendampingan dalam menyebar benih, sehingga benih yang
disebar tidak sembarangan. Alat mesin pertanian (alsintan) juga
digunakan untuk menggenjot produktivitas pertanian.
Kehadiran program food estate dan transformasi yang
dilakukan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produksi
sektor pertanian, menyerap tenaga kerja pertanian, menurunkan
ketergantungan domestik atas impor pertanian, dan membuka
potensi ekspor pangan ke negara lain.

4. Sektor Lainnya
Kemenristek sebagai leading sector dalam melakukan riset
dan inovasi juga membantu Kementerian Desa dan Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk
menggerakkan ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan di
desa melalui pengembangan Program Desa Berinovasi. Lewat
program ini dilakukan transfer teknologi kepada masyarakat desa
untuk dapat meningkatkan nilai tambah dari suatu produk inovasi
desa, sebelum kemudian diproduksi secara luas ke seluruh negeri.
Terdapat juga inovasi untuk membantu usaha mikro, kecil,
dan menengah (UMKM) yang terdampak COVID-19, guna
memberi nilai tambah sehingga meningkatkan daya saing produk-
produknya sampai ke pasar global. Berdasarkan data dari
Kemenristek, terdapat 1.307 usaha rintisan atau start up yang
dibangun untuk program pengembangan desa berinovasi.
Transformasi telah dan terus dilakukan pemerintah untuk
dapat bertahan dan pulih serta bangkit dari pandemi COVID-19.
Transformasi ini juga dibarengi dengan sejumlah kebijakan-
kebijakan dalam penanganan COVID-19 dan PEN, antara lain 3T
(Test, Tracing, dan Treatment), program vaksinasi COVID-19
gratis, program jaring pengaman sosial, pemberian stimulus, dan
lain-lain.
Sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah tersebut telah
mulai menunjukkan hasil. Kinerja perdagangan Indonesia terus
mencatatkan pembaikan. Neraca perdagangan bulanan Indonesia
pada bulan November 2020 kembali mencatat surplus. Capaian ini
melanjutkan tren surplus yang telah terjadi sejak periode Mei 2020.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi dan manajemen pemerintahan sangat berpengaruh dalam
mengatasi pandemi covid 19. Selain menetapkan kebijakan dalam mengatasi
dan mengurangi penyebaran covid 19 dengan menerapkan protokol
kesehatan, Pembatasan Sosial Berskala Besar, serta bekerja di rumah (work
from home).
Pemerintah juga secara berkesinambungan melakukan transformasi dalam
setiap upaya penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional
(PEN).
transformasi adalah kunci untuk dapat bertahan dan pulih serta bangkit dari
pandemi ini.
Transformasi yang dilakukan antara lain:
 Mentransformasi pelaksanaan sidang kabinet/rapat terbatas yang
diselenggarakan secara virtual melalui pemanfaatan teknologi konferensi
video jarak jauh.
 Menemukan dan mengembangkan 61 produk inovasi untuk mengatasi
COVID-19, salah satunya adalah GeNose

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai