Anda di halaman 1dari 14

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

Volume 7, Nomor 2, Mei 2018


Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

GAMBARAN KLINIS PASIEN LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK DI


RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI 2016 –
DESEMBER 2016
Renanda Muki Putra1, Setyo Gundi Pramudo2, Ika Vemilia Warlisti2
1
Mahasiswa Program S-1 Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABSTRAK
Latar Belakang: Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit inflamasi autoimun
multisistem kronik yang menimbulkan manifestasi klinik dan prognosis penyakit yang
beragam. Kejadian penyakit LES di Indonesia terus meningkat. Manifestasi klinik yang
beragam sering menyebabkan terjadinya keterlembatan diagnosis.
Tujuan: Mengetahui gambaran klinis pasien LES di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif dengan rancangan penelitian secara
belah lintang. Sampel adalah catatan medik pasien LES rawat inap RSUP Dr. Kariadi
Semarang periode Januari 2016 – Desember 2016
Hasil: Dari 103 pasien terdiagnosis LES periode Januari 2016 – Desember 2016 didapatkan
81 sampel yang terpilih sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Pasien dengan usia 21-30 tahun
dan jenis kelamin perempuan paling banyak ditemukan dengan jumlah masing-masing 39
(48,75%) dan 78 (96%) pasien. Pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga pada 21
(25,92%) pasien. Lemas adalah keluhan utama dan gambaran klinis konstitusional yang sering
muncul, dengan jumlah masing-masing 38 (46,91%) dan 75 (92,59%). Ruam malar
ditemukan pada 32 (39,50%) pasien. Artritis/atralgia ditemukan pada 54 (66,66%) pasien.
Proteinuria ditemukan pada 56 (69,13%) pasien. Pneumonia ditemukan pada 36 (44,44%)
pasien. Efusi perikard ditemukan pada 8 (42,10%) pasien. Sakit kepala ditemukan pada 27
(33,75%) pasien. Ulkus mulut ditemukan pada 23 (28,39%) pasien. Anemia ditemukan pada
45 (55,55%) pasien. ANA positif ditemukan pada 55 (91,67%) pasien.
Kesimpulan: Gambaran klinis yang sering muncul pada pasien LES RSUP Dr. Kariadi
Semarang periode Januari 2016 – Desember 2016 adalah lemas, ruam malar, artritis /
artralgia, pneumonia, ANA positif, ulkus mulut, proteinuria, anemia, sakit kepala, dan efusi
perikard.
Kata Kunci: Lupus Eritematosus Sistemik, gambaran klinis.

ABSTRACT
CLINICAL FEATURES OF SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS PATIENTS AT
DR. KARIADI HOSPITAL SEMARANG PERIOD JANUARY 2016 – DECEMBER
2016
Background: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is chronic multisystem inflammatory
autoimmune disease that causes various clinical features and prognosis. SLE incidence is
increasing in Indonesia. Significant delay in its diagnosis is commonly observed as a result of
its various clinical features.
Aim: To determine the clinical features of SLE patients who were hospitalized in Dr. Kariadi
Hospital Semarang from January 2016 – December 2016.

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1431
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

Methods : A descriptive cross sectional study. Samples were medical records of SLE patient
who ambulatory at dr. Kariadi Hospital, Semarang from January 2016 - December 2016.
Results: During study period, there were 103 patients administred to inpatient care unit. Out
of 103, 81 sample were selected according to the inclusion and exclusion criteria. Patients
with age 21-30 years old and female were the most prevalent, 39 (48,75%) and 78 (96%)
patients respectively. The most employment in sample was housewife. Fatigue was the most
common for both main complaint and constutitional clinical feature, found in 38 (46,91%)
and 75 (92,59%) patients. Malar rash was found in 32 (39,50%), arthritis / arthralgia was
found in 54 (66,66%), pneumonia was found in 36 (44,44%), pericardial effusion was found
in 8 (42,10%), headache was found in 27 (33,75%), oral ulcer was found in 23 (28,39%),
anemia was found in 45 (55,55%), ANA were detected in 55 (91,67%) patients.
Conclusions: The main clinical features of SLE patients in Dr. Kariadi Hospital Semarang
from January 2016–December 2016 were malar rash, arthritis / arthralgia, proteinuria,
pneumonia, pericardial effusion, headache, oral ulcer, anemia, anti nuclear antibodies.
Keywords: Systemic Lupus Erythematosus, clinical features

PENDAHULUAN wanita dan laki-laki antara 9-14:1.2,3 Studi


Lupus Eritematosus Sistemik (LES) yang dilakukan di beberapa negara di Asia
merupakan kelainan reumatik autoimun Pasifik menunjukkan prevalensi yang
dengan etiologi yang belum diketahui bervariasi. Didapatkan data dengan kisaran
secara pasti dengan gambaran klinik yang 4.3-45.3 kasus per 100.000 penduduk.4
sangat bervariasi dari kelainan berupa rash Dari berbagai laporan kejadian lupus yang
(kemerahan) pada kulit, anemia, tertinggi didapatkan di negara Cina dan
trombositopenia, glomerulonefritis, dan Asia Tenggara.5 Belum terdapat data
dapat mengenai organ yang lainnya di epidemiologi LES yang mencakup semua
tubuh. Penyakit ini terutama menyerang wilayah Indonesia. Data tahun 2002 di
wanita usia reproduksi dengan angka RSUP Cipto Mangunkusumo (RSCM)
kematian yang cukup tinggi. Faktor Jakarta, didapatkan 1,4% kasus LES dari
genetik, imunologik, dan hormonal serta total kunjungan pasien di poliklinik
lingkungan diduga berperan dalam Reumatologi Penyakit Dalam, sementara di
patogenesis LES.1 RS Hasan Sadikin Bandung terdapat 291
Insiden tahunan LES di Amerika Pasien SLE atau 10.5% dari total pasien
serikat sebesar 5,1 per 100.000 penduduk, yang berobat ke poliklinik reumatologi
sementara prevalensi LES di Amerika selama tahun 2010.2 Data penderita lupus
dilaporkan 52 kasus per 100.000 di Indonesia pada pertengahan tahun 2010
penduduk, dengan rasio jenis kelamin meningkat sebanyak 10.314 kasus, dan

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1432
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

angka ini terus meningkat pesat.5 dapat mengurangi keterlambatan diagnosis


Manifestasi klinis LES yang tidak penderita LES.
khas berdampak pada sulitnya menentukan
diagnosis sejak dini. Suatu studi METODE
menyatakan bahwa pasien LES secara rata Penelitian deskriptif dengan
- rata membutuhkan setidaknya 6 tahun rancangan penelitian secara belah lintang
untuk terdiagnosis dari waktu pertama kali atau cross sectional. Penelitian ini
pasien merasakan gejala klinis LES.6 Pada dilaksanakan di instalasi Rekam Medik
studi tersebut juga dilaporkan bahwa RSUP dr. Kariadi, Semarang pada bulan
sebanyak 63% pasien LES salah Mei 2017 – Juli 2017. Kriteria inklusi pada
terdiagnosis, dengan 55% diantaranya penelitian ini adalah catatan medik pasien
melaporkan harus menemui empat atau yang terdiagnosis LES di RSUP dr. Kariadi
lebih layanan kesehatan sebelum diagnosis Semarang periode Januari 2016 –
LES secara tepat dapat ditegakan.6 Desember 2016. Kriteria ekslusi pada
Perbedaan diagnosis ini memiliki penelitian ini adalah catatan medik pasien
konsekuensi perbedaan pada tata laksana LES anak, dan catatan medik yang tidak
yang akan menentukan baik buruknya ditemukan.
luaran, salah satunya adalah kematian. Sampel diambil dengan cara total
Suatu studi melaporkan bahwa pasien LES sampling. Berdasarkan data di RSUP Dr.
mempunyai tingkat kematian lebih tinggi Kariadi Semarang didapatkan sampel 81
7
(67%) dibandingkan kontrol. kasus dari 103 pasien. Pengambilan data
Oleh karena sering terjadinya dilakukan dengan mengambil data catatan
keterlambatan diagnosis yang disebabkan medik pasien LES dewasa rawat inap
manifestasi klinis, perjalanan penyakit LES RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode
sangat beragam serta risiko kematian yang Januari 2013 sampai Desember 2016.
cukup tinggi maka penelitian ini ingin Variabel yang dinilai dalam
mengetahui lebih lanjut tentang gambaran penelitian ini meliputi gambaran klinis
klinis pasien LES di RSUP Dr. Kariadi konstitusional, kulit, muskuloskeletal,
Semarang. Penelitian ini diharapkan dapat paru, kardiovaskular, renal,
berguna bagi rumah sakit untuk dapat neuropsikiatrik, gastrointestinal,
meningkatkan upaya deteksi dini sehingga hematologik, imunologik.

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1433
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

Data sekunder yang terkumpul HASIL


telah diperiksa kelengkapan data, Pengambilan data penelitian
selanjutnya dilakukan koding, tabulasi dilakukan pada Mei - Juli 2017. Pasien
data, dan data entry ke dalam komputer. dengan diagnosis LES didapatkan
Analisis data meliputi analisis univariat sebanyak 103 pasien. Pasien anak dengan
dengan menggunakan perangkat lunak diagnosis LES didapatkan 22 pasien. Hasil
dalam komputer. Setelah itu data disajikan akhir didapatkan pasien LES yang dapat
dalam bentuk grafik dan tabel. dijadikan sampel penelitian adalah
sebanyak 81 pasien.
Deskripsi Jenis Kelamin pada Sampel
Penelitian

Gambar 1. Persentase sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin


Pasien lupus eritematosus sistemik didapatkan sebesar 3 (4%) dengan rasio 26
yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi : 1, seperti terlihat pada gambar 1.
Semarang Januari 2016- Desember 2016 Deskripsi Usia pada Sampel Penelitian
(12 Bulan), didapatkan pasien dengan jenis Tabel 1. Distribusi frekuensi sampel penelitian
kelamin perempuan didapatkan lebih berdasarkan usia

banyak dibandingkan pasien dengan jenis Usia (tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

kelamin laki-laki. Persentase pasien LES 18-20 15 18,51


21-30 39 48,75
dengan jenis kelamin perempuan
31-40 15 18,51
didapatkan sebesar 78 (96%) dan pasien
41-50 9 11,11
LES dengan jenis kelamin laki-laki
51-60 3 3,70

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1434
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

Lupus eritematosus sistemik Gusi Berdarah 2 2,47


terbanyak terjadi pada usia 21-30 tahun Kejang 1 1,23

dengan persentase sebesar 48,75%, seperti Lain-lain 12 14,81

terlihat pada tabel 1. Keluhan utama terbanyak yang


dialami yaitu lemas pada 38 (46,91%)

Deskripsi Pekerjaan pada Sampel pasien LES yang dirawat di RSUP Dr.

Penelitian Kariadi Semarang, seperti terlihat pada

Tabel 2. Distribusi frekuensi sampel penelitian tabel 3.


berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Jumlah (n) Persentase (%) Deskripsi Gambaran Klinis pada
Ibu Rumah 21 25,92 Sampel Penelitian
Tangga Tabel 4. Distribusi frekuensi sampel
Pegawai Swasta 20 24,69 berdasarkan gambaran klinis
Mahasiswa 12 14,81 Gambaran klinis Jumlah Persentase
Wiraswasta 6 7,40 (n) (%)
Belum bekerja 6 7,40 Konstitusional
Lain-lain 16 19,75 Lemas 75 92,59
Pekerjaan pasien LES rawat inap Demam 48 59,25
terbanyak bekerja sebagai ibu rumah Penurunan Berat 36 44,44
tangga (25,92%) dari 81 pasien LES di Badan

RSUP Dr. Kariadi Semarang, seperti Kulit


Ruam Malar 32 39,50
terlihat pada tabel 2.
Vaskulitis 27 33,33
Fotosensitif 21 25,92
Deskripsi Keluhan Utama pada Sampel
Alopesia 14 17,28
Penelitian
Ruam Diskoid 11 13,58
Tabel 3. Distribusi frekuensi sampel
Muskuloskeletal
berdasarkan keluhan utama
Artritis/ Artralgia 54 66,66
Keluhan Utama Jumlah (n) Persentase (%)
Mialgia 9 11,11
Lemas 38 46,91
Renal
Demam 8 9,87
Proteinuria 56 69,13
Nyeri Sendi 8 9,87
Hematuria 45 55,55
Badan Bengkak 7 8,64
Piuria 42 51,85
Sesak Napas 6 7,41
Paru

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1435
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

Pneumonia 36 44,44 Gambaran klinis konstitusional


Efusi Pleura 23 28,39 yang paling banyak ditemukan adalah
Hilar 7 8,64 lemas pada 75 (92,59%) pasien, dengan
Limfadenopati
temuan lain berupa demam pada 48
TB Paru 4 4,93
(59,25%) pasien, serta penurunan berat
Pleuritis 1 1,23
badan pada 36 (44,44%) pasien. Gambaran
Kardiovaskular
klinis kulit paling banyak ditemukan
Efusi perikard 8 42,10
adalah ruam malar pada 32 pasien
Kelainan katup 7 36,84
Gagal jantung 7 36,84 (39,50%), dengan temuan lain berupa
kongestif / Gagal vaskulitis pada 27 pasien (33,33%),
jantung fotosensitif pada 21 pasien (25,92%),
Neuropsikiatrik alopesia pada 14 pasien (17,28%), serta
Sakit kepala 27 33,75 ruam diskoid pada 11 pasien (13,58%).
Cemas 23 28,75 Gambaran klinis muskuloskeletal paling
Depresi 14 17,5
banyak ditemukan adalah artritis/arthralgia
Gastrointestinal
pada 54 pasien (66,66%), dengan temuan
Ulkus Mulut 23 28,39
lain yaitu mialgia pada 9 pasien (11,11%).
Abnormalitas 22 27,16
Gambaran klinis renal paling banyak
enzim hepar
ditemukan adalah proteinuria pada 56
Candidiasis Oral 14 17,28
Hematologik pasien (69,13%). Gambaran klinis paru
Anemia 45 55,55 yang paling banyak ditemukan adalah
Trombositopenia 37 45,68 pneumonia pada 36 (44,44%) pasien,
Limfopenia 33 40,74 dengan temuan lain yaitu efusi pleura pada
Anemia Hemolitik 22 27,16 23 pasien (28,89%). Gambaran klinis
Lekopenia 19 23,46 kardiovaskular yang paling banyak
Imunologik
ditemukan adalah efusi perikard pada 8
ANA Positif 55 91,67
(42,10%) pasien. Gambaran klinis
Anti-dsDNA 43 81,13
neuropsikiatrik paling banyak ditemukan
positif
adalah sakit kepala pada 27 pasien
Anti-sm Positif 1 1,23
(33,75%), dengan temuan lain berupa
cemas pada 10 pasien (28,75%), depresi
pada 14 pasien (17,5%), kejang pada 10

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1436
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

pasien (12,5%), infark cerebri pada 5 dengan LES dibandingkan kontrol pada
pasien (6,25%). Gambaran klinis studi meta analisis.1 Namun penjelasan
gastrointestinal paling banyak ditemukan pasti mengenai mengapa LES jarang
adalah ulkus mulut pada 23 pasien terjadi pada laki-laki masih belum jelas.
(28,39%). Gambaran klinis hematologik Pasien LES berdasarkan usia pada
paling banyak ditemukan adalah anemia penelitian ini ditemukan sebanyak 39
pada 45 pasien (55,55%). Gambaran klinis (48,75%) pasien berusia 21-30 tahun, 15
imunologik paling banyak ditemukan (18,51%) pasien berusia 18-20 dan 31-40
adalah ANA positif pada 55 pasien tahun. Tidak jauh berbeda dengan
(91,67%), dan temuan lain yaitu anti- penelitian yang dilakukan oleh Usman SY,
dsDNA positif pada 43 pasien (81,13%). dkk (2017) yang juga menunjukan
prevalensi rentan usia terbanyak yaitu 32
PEMBAHASAN (33%) pasien pada rentang usia 21-30
Pada penelitian ini didapatkan tahun.9 Temuan ini sesuai dengan
jumlah pasien LES yang berjenis kelamin kepustakaan yang menyatakan pasien LES
perempuan sebesar 78 (96%) dan laki-laki biasanya mengenai usia reproduktif (15-45
sebesar 3 (4%) pasien dengan rasio tahun). Hal ini sering dikaitkan dengan
perempuan : laki-laki sebesar 26 : 1. Tidak keterlibatan faktor hormonal yang biasanya
jauh berbeda dengan penelitian yang terjadi pada saat pubertas dan usia
dilakukan J. Alsaleh, dkk (2008) yang reproduktif.1
menunjukan penderita LES perempuan Pekerjaan pasien LES pada
lebih banyak dibanding laki-laki sebesar 15 penelitian ini paling banyak adalah ibu
: 1.8 Penderita LES perempuan lebih rumah tangga pada 21 (25,92%) pasien.
dominan bila dibandingkan laki-laki, hal Hal ini dapat disebabkan oleh salah satu
ini mendapat perhatian yang serius para faktor resiko terjadinya LES yaitu
peneliti yang mana dikatakan bahwa pada merokok.10 Di Indonesia, lebih dari 57%
penderita LES perempuan secara dalam sebuah rumah tangga mempunyai
signifikan didapatkan kadar hormon sedikitnya satu orang perokok, dan hampir
androgen yang rendah (testosteron dan semua perokok 91,8% merokok di rumah.
dehidroepiandrosteronsulfat), sedangkan Prevalensi perokok pasif laki- laki di
kadar hormon prolaktin dan estrodial Indonesia 31,8% dan perempuan 66%.11
sedikit lebih tinggi pada perempuan Faktor resiko lain seperti paparan sinar UV

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1437
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

dapat juga menyebabkan terjadinya LES ruam diskoid pada 11 pasien (13,58%).
dan perlu dilakukan studi mengenai hal Tidak jauh berbeda dengan penelitian yang
tersebut di penelitian berikutnya. dilakukan oleh E. Kassi dan P. Moutsatsou
Gambaran klinis konstitusional (2010) yang menunjukan hasil penelitian
yang paling banyak ditemukan adalah ditemukan gambaran klinis kulit terbanyak
lemas pada 75 (92,59%) pasien, dengan yaitu ruam malar sebesar 31,1%, dengan
temuan lain berupa demam pada 48 temuan lain yaitu fotosensitif sebesar
(59,25%) pasien, serta penurunan berat 22,9%, serta ruam diskoid sebesar 7,8%.13
badan pada 36 (44,44%) pasien. Tidak jauh Penelitian yang dilakukan oleh Alakes
berbeda dengan penelitian yang dilakukan Kumar, dkk (2007) juga menunjukan
Al-Shamahy HA, dkk. (2014) yang juga temuan gambaran klinis kulit terbanyak
menunjukan hasil temuan gambaran klinis walaupun berbeda persentase , yaitu ruam
konstutisional lemas pada 84,2% pasien, malar pada 120 pasien (80%), dengan
demam pada 81,9% pasien, serta temuan temuan lain berupa fotosensitif pada 75
penurunan berat badan namun tidak pasien (50%), ruam diskoid pada 30 pasien
12
tercantum persentase temuan tersebut. (20%), alopesia pada 130 pasien (86,67%),
Temuan ini sesuai dengan kepustakaan serta vaskulitis pada 50 pasien (33,34%).14
yang menyatakan bahwa pada kelainan Persamaan temuan gambaran klinis kulit
autoimun yang bersifat sistemik biasanya terbanyak ini sesuai dengan kepustakaan
dijumpai gejala konstitusional seperti yang menyatakan bahwa temuan gambaran
lemas, demam dan menurutnya berat badan klinis kulit terbanyak pada pasien LES
hal ini merupakan atau komplikasi dari adalah ruam malar berkisar 60 % pasien15,
penyakitnya. Lemas, demam, dan serta teori lain yang menyatakan temuan
penurunan berat badan dapat terjadi pada gambaran klinis kulit terbanyak yaitu ruam
90-95% pasien menurut suatu kumulasi malar berkisar 50 persen.16
dari beberapa penelitian.1 Gambaran klinis muskuloskeletal
Gambaran klinis kulit paling paling banyak ditemukan adalah
banyak ditemukan adalah ruam malar pada artritis/arthralgia pada 54 pasien (66,66%),
32 pasien (39,50%), dengan temuan lain dengan temuan lain yaitu mialgia pada 9
berupa vaskulitis pada 27 pasien (33,33%), pasien (11,11%). Tidak jauh berbeda
fotosensitif pada 21 pasien (25,92%), dengan penelitian yang dilakukan oleh E.
alopesia pada 14 pasien (17,28%), serta Kassi dan P. Moutsatsou (2010) yang

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1438
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

menunjukan hasil penelitian ditemukan merupakan indikator yang sensitif untuk


gambaran klinis muskuloskeletal terbanyak adanya gangguan glomerular.17
yaitu artritis / artralgia sebesar 48,1%, Gambaran klinis paru yang paling
dengan temuan lain berupa mialgia sebesar banyak ditemukan adalah pneumonia pada
4,3%.13 Persamaan temuan gambaran klinis 36 (44,44%) pasien, dengan temuan lain
muskuloskeletal terbanyak ini sesuai yaitu efusi pleura pada 23 pasien (28,89%).
dengan kepustakaan yang menyatakan Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
bahwa temuan gambaran klinis Kamen DL, dkk (2010) yang menunjukan
muskuloskeletal terbanyak pada pasien hasil penelitian gambaran klinis paru
LES adalah artritis / artralgia berkisar 90% pasien LES terbanyak adalah pleuritis
pasien, serta kepustakaan lain yang sebesar 77,8%, dengan gambaran klinis
menyatakan temuan gambaran klinis pneumonia ditemukan sebesar 57,78%.18
muskuloskeletal terbanyak yaitu artritis / Perbedaan temuan ini dapat saja terjadi,
artralgia sebesar 95%.16,17 terdapat kepustakaan yang menyatakan
Gambaran klinis renal paling terdapatnya variasi prevalensi gambaran
banyak ditemukan adalah proteinuria pada klinis paru yang dapat ditemukan pada
56 pasien (69,13%). Tidak jauh berbeda setiap penelitian, seperti penelitian yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh J. dilakukan oleh Omer SB, dkk (2015) yang
Alsaleh, dkk (2008) yang juga menunjukan menunjukan gambaran klinis paru
hasil penelitian gambaran klinis renal terbanyak yaitu efusi pleura sebesar
15,19
terbanyak yaitu proteinuria pada lebih dari 58%. Variasi prevalensi ini dapat
8
50% pasien LES. Temuan gambaran klinis disebabkan perbedaan demografik yang
ini sesuai dengan kepustakaan yang dapat ditemukan pada setiap penelitian,
menyatakan bahwa gangguan renal dan modalitas diagnostik. Pneumonia yang
merupakan gangguan yang cukup sering menjadi temuan terbanyak dalam
pada pasien LES. Salah satu menifestasi penelitian ini dapat saja terjadi, terdapat
tersering dari lupus nefritis adalah kepustakaan yang menyatakan bahwa
proteinuria dan hematuria yang infeksi paru sering terjadi pada pasien LES
asimtomatik, dengan temuan lainnya di berbagai macam penelitian, terutama
berupa piuria, silinder sel, dan azotemia. yang sedang dalam terapi kortikosteroid
Pemeriksaan proteinuria merupakan dan imunosupresan.15,20 Pada penyakit
pemeriksaan yang penting karena jaringan ikat seperti LES, penggunaan

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1439
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

terapi imunosupresan menempatkan pasien (28,75%), depresi pada 14 pasien (17,5%),


pada suatu resiko. Suatu studi meta- kejang pada 10 pasien (12,5%), infark
analisis menunjukan bahwa 29% pasien cerebri pada 5 pasien (6,25%). Tidak jauh
mengalami infeksi dan 24% dari pasien berbeda dengan penelitian yang dilakukan
tersebut meninggal, dengan pneumonia oleh Brey RL, dkk (2002) yang juga
dilaporkan sebagai penyebab menunjukan hasil temuan gambaran klinis
kematiannya.21 Kondisi ini dapat neuropsikiatrik terbanyak walaupun
menyebabkan beberapa klinisi untuk berbeda persentase, yaitu sakit kepala pada
langsung menggunakan antibiotik 73,57% pasien,dengan temuan lain berupa
spektrum luas secara empirik sebelum cemas pada 27% pasien, depresi pada 21%
diberikannya terapi imunosupresan, pada pasien, kejang pada 21%, infark cerebri
setiap pasien dengan kecurigaan pada 2,2% pasien.24 Temuan ini sesuai
keterlibatan paru atau jika diagnosis pasti dengan kepustakaan yang menyatakan
belum dapat ditegakan.22 bahwa gambaran klinis neuropsikiatrik
Gambaran klinis kardiovaskular pasien LES adalah sakit kepala yang bisa
yang paling banyak ditemukan adalah efusi terdapat pada 50% pasien, gangguan
perikard pada 8 (42,10%) pasien. Tidak psikiatrik seperti episode depresi dan
jauh berbeda dengan penelitian yang kecemasan, dan gangguan kognitif. Pada
dilakuan oleh Castier MB, dkk (2002) yang penelitian ini tidak ditemukan gambaran
juga menunjukan hasil temuan gambaran klinis gangguan kognitif dapat disebabkan
klinis kardiovaskular paling banyak yaitu tidak terdapatnya pemeriksaan khusus
23
efusi perikard pada 33.2% pasien LES. untuk menunjang diagnosis gangguan
Temuan ini sesuai dengan kepustakaan kognitif.1,17
yang menyatakan bahwa keterlibatan Gambaran klinis gastrointestinal
perikardium dengan atau tanpa efusi paling banyak ditemukan adalah ulkus
merupakan gambaran klinis kardiovaskular mulut pada 23 pasien (28,39%). Tidak jauh
paling sering ditemukan pada pasien berbeda dengan penelitian yang dilakukan
LES.17 J. Alsaleh, dkk (2008) yang juga
Gambaran klinis neuropsikiatrik menunjukan hasil penelitian gambaran
paling banyak ditemukan adalah sakit klinis gastrointestinal terbanyak yaitu
kepala pada 27 pasien (33,75%), dengan ulkus oral pada 27,2% pasien.8 Temuan ini
temuan lain berupa cemas pada 10 pasien sesuai dengan kepustakaan yang

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1440
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

menyatakan bahwa ulkus mulut merupakan darah, insufisiensi ginjal, infeksi, dan
gambaran klinis gastrointestinal yang aplastik. Seringnya terjadi anemia pada
cukup sering ditemukan pada pasien LES, pasien LES dapat disebabkan supresi
serta kepustakaan lain yang melaporkan eritropoesis karena inflamasi yang kronik
gambaran klinis ulkus mulut dapat atau autoimun.1
ditemukan pada 52% pasien LES Ulkus Gambaran klinis imunologik paling
mulut dapat terjadi secara bertahap dan banyak ditemukan adalah ANA positif
dapat terjadi di semua daerah oral.15 pada 55 pasien (91,67%), dan temuan lain
Gambaran klinis hematologik yaitu anti-dsDNA positif pada 43 pasien
paling banyak ditemukan adalah anemia (81,13%). Tidak jauh berbeda dengan
pada 45 pasien (55,55%). Tidak jauh penelitian yang dilakukan J. Alsaleh, dkk
berbeda dengan penelitian yang dilakukan (2008) yang menunjukan hasil penelitian
oleh J. Alsaleh, dkk (2008) yang juga yaitu ANA positif pada 98% pasien LES,
menunjukan hasil penelitian gambaran dengan temuan lain yaitu anti-dsDNA
klinis hematologik terbanyak yaitu anemia positif pada 88,7% pasien LES.8
pada 44,3% pasien LES.8 Sedangkan Persamaan temuan gambaran klinis ini
anemia hemolitik pada penelitian ini sesuai dengan kepustakaan yang
ditemukan pada 22 pasien (27,16%), tidak menyatakan bahwa pemeriksaan imunologi
jauh berbeda dengan penelitian yang seperti tes ANA dan anti-dsDNA
dilakukan oleh Voulgarelis M, dkk (2000) merupakan pemeriksaan yang penting
yang menunjukan hasil penelitian salah dalam membantu diagnosis LES. Tes ANA
satu gambaran klinis hematologik pasien terbukti sangat sensitif (95%) sehingga
LES yaitu anemia hemolitik pada 14,4% dapat dipakai sebagai skrining walaupun
pasien.25 Temuan gambaran klinis ini tidak spesifik. Sedangkan tes anti-dsDNA
sesuai dengan kepustakaan yang merupakan pemeriksaan yang lebih
menyatakan bahwa anemia merupakan spesifik untuk LES (95%) dengan
1
gambaran klinis paling sering ditemukan prevalensi sebesar 70%.
pada pasien LES, dengan temuan lain juga
bisa ditemukan seperti trombositopenia, SIMPULAN DAN SARAN
leukopenia, dan limfopenia. Anemia pada Simpulan
pasien LES bervariasi antara anemia Ruam malar dan ulkus mulut
penyakit kronik, hemolitik, kehilangan merupakan gambaran klinis kulit dan

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1441
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

gastrointestinal yang paling sering Setiyohadi B, Alwi I, et al, editor.


ditemukan pada pasien LES. Artritis / Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid
artralgia , lemas, dan sakit kepala III. Edisi keempat. Jakarta: Interna
merupakan gambaran klinis Publishing. 2014;3331-41.
muskuloskeletal, konstutisional, dan 2. Kasjmir YI, Handono K, Kurniaty L.
neuropsikiatrik yang sering dikeluhkan Rekomendasi perhimpunan
pasien. Pneumonia dan efusi perikard reumatologi Indonesia untuk diagnosis
merupakan keterlibatan organ paru dan dan pengelolaan lupus eritematosus
jantung yang paling sering ditemukan. sistemik. Jakarta: Perhimpunan
Sementara itu anemia, ANA positif, serta Reumatologi Indonesia. 2011.
proteinuria merupakan gambaran klinis 3. Danchenko N, Satia JA, Anthony MS.
hematologik, imunologik, dan renal yang Epidemiology of systemic lupus
paling sering ditemukan. erythematosus: a comparison of
Saran worldwide disease burden. Lupus.
Perlu diadakan pengisian catatan 2006;15(5):308-18.
medik dengan lengkap, baik catatan 4. Jakes RW, Bae SC, Louthrenoo W,
anamnesis maupun pemeriksaan penunjang Mok CC, Navarra SV, Kwon N.
yang diberikan agar dapat memudahkan Systematic review of the
dalam hal penelitian selanjutnya. Perlu epidemiology of systemic lupus
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan erythematosus in the asia-pacific
metode yang berbeda seperti studi kohort. region: prevalence, incidence, clinical
Perlu dilakukan penelitian sejenis lebih features, and mortality. Arthritis Care
lanjut dengan jumlah sampel yang lebih Res (Hoboken). 2012;64(2):159-68.
banyak sehingga dapat menjadi data 5. Kusuma AANJ. Lupus eritematosus
demografik yang lebih baik di RSUP Dr. sistemik pada kehamilan. Penyakit
Kariadi Semarang. Perlu dilakukan Dalam. 2007;8(2):170–175.
penelitian sejenis lebih lanjut dengan lebih 6. AlSawah S, Daly RP, Foster S, et al.
terfokus pada satu jenis organ. Understanding delay in diagnosis,
access to care, and satisfaction with
DAFTAR PUSTAKA care in lupus: findings from a cross-
1. Suarjana IN. Imunopatogenesis Lupus sectional online survey in the united
Eritematosus. Dalam: Sudoyo WA, states. 2015:812-812.

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1442
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

7. Rees F, Doherty M, Grainge MJ, et al. University Medical Journal.


Mortality in systemic lupus 2014;14(1):80-87.
erythematosus in the United Kingdom 13. E. Kassi and P. Moutsatsou. Estrogen
1999–2012. Rheumatology. receptor signaling and its relationship
2016;55(5):854–860. to cytokines in systemic lupus
8. AlSaleh J, Jassim V, ElSayed M, erythematosus. Journal of
Saleh N, Harb D. Clinical and Biomedicine and Biotechnology.
immunological manifestations in 151 2010:14.
SLE patients living in dubai. 14. Kole AK, Ghosh A. Cutaneous
Department of Medicine, Dubai manifestations of systemic lupus
Hospital, Dubai. 2008;17(1):62-6. erythematosus in a tertiary referral
9. Usman, SY, Hamijoyo L, Tjandrawati center. Indian Journal of Dermatology.
A. Two Years Profile of Anemia in 2009;54(2):132-13.
Systemic lupus erythematosus patients 15. Wallace DJ. The clinical presentation
at west java’s top referral hospital. systemic lupus erythematosus. Dalam:
Indonesia. 2017;4(2):157–162. Wallace DJ, Hahn BH, editor.
10. Simard JF, Costenbader H. Dubois’s lupus erythematosus. Edisi
Epidemiology and classification of ketujuh. Philadelphia: Lippincott
systemic lupus erythematosus. Dalam: Williams and Wilkins. 2007:638-705.
Hochberg MC, Silman AJ, Smolen 16. Hahn BH. Lupus eritematosus
JSD et al, editor. Rheumatology. Edisi sistemik. Dalam: Harrison Prinsip-
kelima. Philadelphia: Mosby Elsevier. Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke-
2011:1223-1246. 13. Singapore: McGraw Hill Book.
11. RISKESDAS. Hasil riset kesehatan 2013:1834-7.
dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan 17. Tassiulas IO, Boumpas DT. Clinical
Pengembangan Kesehatan Depkes RI; features and treatment of systemic
2013. lupus erythematosus. Dalam: Firestein
12. Al-Shamahy HA, Dhaifallah NHM, GS, Budd RC, Harris ED, Innes IB et
Al-Ezzy YM. Clinical and Laboratory al, editor. Kelley’s Textbook of
Manifestations of Yemeni Patients Rheumatology. Edisi ke-8.
with Systemic Lupus Philadelphia: Elsevier. 2009:1263-
Erythematosus. Sultan Qaboos 1300.

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1443
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Renanda Muki Putra, Setyo Gundi Pramudo, Ika Vemilia Warlisti

18. Kamen DL, Strange C. Pulmonary lupus: prevalence using standardized


manifestations of systemic lupus definitions. Neurology.
erythematosus. Medical University of 2002;58(8):1214-1220.
South Carolina, Charleston, USA. Clin 25. Voulgarelis M, Kokori SI, Loannidis
Chest Med. 2010;31(3):479-88. JP, Tzioufas, et al. Anaemia in
19. Alamoudi OS, Attar SM. Pulmonary systemic lupus erythematosus:
manifestations in systemic lupus aetiological profile and the role of
erythematosus: association with erythropoietin. Annals of the
disease activity. Respirology (Carlton, rheumatic diseases. 2000;59(3):217-
Vic). 2015;20(3):474-480. 222.
20. Murin S, Wiedemann HP, Matthay
RA. Pulmonary manifestations of
systemic lupus erythematosus. Clin
Chest Med. 1998;19(4):641-65.
21. Falagas ME, Manta KG, Betsi GI,
Pappas G. Infection-related morbidity
and mortality in patients with
connective tissue diseases: a
systematic review. Clin Rheumatol.
2007;26(5):663-70.
22. Colby TV. Pulmonary pathology in
patients with systemic autoimmune
diseases. Clinics in Chest Medicine.
1998;19(4):587-612.
23. Castier MB, Albuquerque EM,
Menezes ME, Klumb, et al. Cardiac
tamponade in systemic lupus
erythematosus: Report of four cases.
Arq Bras Cardiol. 2000;75(5):446–
448.
24. Brey RL, Holliday SL, Saklad AR, et
al. Neuropsychiatric syndromes in

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1431-1444


1444

Anda mungkin juga menyukai