Gambaran Klinis Pasien Lupus Eritematosus Sistemik Di Rsup Dr. Kariadi Semarang Periode Januari 2016 - Desember 2016
Gambaran Klinis Pasien Lupus Eritematosus Sistemik Di Rsup Dr. Kariadi Semarang Periode Januari 2016 - Desember 2016
ABSTRAK
Latar Belakang: Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit inflamasi autoimun
multisistem kronik yang menimbulkan manifestasi klinik dan prognosis penyakit yang
beragam. Kejadian penyakit LES di Indonesia terus meningkat. Manifestasi klinik yang
beragam sering menyebabkan terjadinya keterlembatan diagnosis.
Tujuan: Mengetahui gambaran klinis pasien LES di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif dengan rancangan penelitian secara
belah lintang. Sampel adalah catatan medik pasien LES rawat inap RSUP Dr. Kariadi
Semarang periode Januari 2016 – Desember 2016
Hasil: Dari 103 pasien terdiagnosis LES periode Januari 2016 – Desember 2016 didapatkan
81 sampel yang terpilih sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Pasien dengan usia 21-30 tahun
dan jenis kelamin perempuan paling banyak ditemukan dengan jumlah masing-masing 39
(48,75%) dan 78 (96%) pasien. Pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga pada 21
(25,92%) pasien. Lemas adalah keluhan utama dan gambaran klinis konstitusional yang sering
muncul, dengan jumlah masing-masing 38 (46,91%) dan 75 (92,59%). Ruam malar
ditemukan pada 32 (39,50%) pasien. Artritis/atralgia ditemukan pada 54 (66,66%) pasien.
Proteinuria ditemukan pada 56 (69,13%) pasien. Pneumonia ditemukan pada 36 (44,44%)
pasien. Efusi perikard ditemukan pada 8 (42,10%) pasien. Sakit kepala ditemukan pada 27
(33,75%) pasien. Ulkus mulut ditemukan pada 23 (28,39%) pasien. Anemia ditemukan pada
45 (55,55%) pasien. ANA positif ditemukan pada 55 (91,67%) pasien.
Kesimpulan: Gambaran klinis yang sering muncul pada pasien LES RSUP Dr. Kariadi
Semarang periode Januari 2016 – Desember 2016 adalah lemas, ruam malar, artritis /
artralgia, pneumonia, ANA positif, ulkus mulut, proteinuria, anemia, sakit kepala, dan efusi
perikard.
Kata Kunci: Lupus Eritematosus Sistemik, gambaran klinis.
ABSTRACT
CLINICAL FEATURES OF SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS PATIENTS AT
DR. KARIADI HOSPITAL SEMARANG PERIOD JANUARY 2016 – DECEMBER
2016
Background: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is chronic multisystem inflammatory
autoimmune disease that causes various clinical features and prognosis. SLE incidence is
increasing in Indonesia. Significant delay in its diagnosis is commonly observed as a result of
its various clinical features.
Aim: To determine the clinical features of SLE patients who were hospitalized in Dr. Kariadi
Hospital Semarang from January 2016 – December 2016.
Methods : A descriptive cross sectional study. Samples were medical records of SLE patient
who ambulatory at dr. Kariadi Hospital, Semarang from January 2016 - December 2016.
Results: During study period, there were 103 patients administred to inpatient care unit. Out
of 103, 81 sample were selected according to the inclusion and exclusion criteria. Patients
with age 21-30 years old and female were the most prevalent, 39 (48,75%) and 78 (96%)
patients respectively. The most employment in sample was housewife. Fatigue was the most
common for both main complaint and constutitional clinical feature, found in 38 (46,91%)
and 75 (92,59%) patients. Malar rash was found in 32 (39,50%), arthritis / arthralgia was
found in 54 (66,66%), pneumonia was found in 36 (44,44%), pericardial effusion was found
in 8 (42,10%), headache was found in 27 (33,75%), oral ulcer was found in 23 (28,39%),
anemia was found in 45 (55,55%), ANA were detected in 55 (91,67%) patients.
Conclusions: The main clinical features of SLE patients in Dr. Kariadi Hospital Semarang
from January 2016–December 2016 were malar rash, arthritis / arthralgia, proteinuria,
pneumonia, pericardial effusion, headache, oral ulcer, anemia, anti nuclear antibodies.
Keywords: Systemic Lupus Erythematosus, clinical features
banyak dibandingkan pasien dengan jenis Usia (tahun) Jumlah (n) Persentase (%)
Deskripsi Pekerjaan pada Sampel pasien LES yang dirawat di RSUP Dr.
pasien (12,5%), infark cerebri pada 5 dengan LES dibandingkan kontrol pada
pasien (6,25%). Gambaran klinis studi meta analisis.1 Namun penjelasan
gastrointestinal paling banyak ditemukan pasti mengenai mengapa LES jarang
adalah ulkus mulut pada 23 pasien terjadi pada laki-laki masih belum jelas.
(28,39%). Gambaran klinis hematologik Pasien LES berdasarkan usia pada
paling banyak ditemukan adalah anemia penelitian ini ditemukan sebanyak 39
pada 45 pasien (55,55%). Gambaran klinis (48,75%) pasien berusia 21-30 tahun, 15
imunologik paling banyak ditemukan (18,51%) pasien berusia 18-20 dan 31-40
adalah ANA positif pada 55 pasien tahun. Tidak jauh berbeda dengan
(91,67%), dan temuan lain yaitu anti- penelitian yang dilakukan oleh Usman SY,
dsDNA positif pada 43 pasien (81,13%). dkk (2017) yang juga menunjukan
prevalensi rentan usia terbanyak yaitu 32
PEMBAHASAN (33%) pasien pada rentang usia 21-30
Pada penelitian ini didapatkan tahun.9 Temuan ini sesuai dengan
jumlah pasien LES yang berjenis kelamin kepustakaan yang menyatakan pasien LES
perempuan sebesar 78 (96%) dan laki-laki biasanya mengenai usia reproduktif (15-45
sebesar 3 (4%) pasien dengan rasio tahun). Hal ini sering dikaitkan dengan
perempuan : laki-laki sebesar 26 : 1. Tidak keterlibatan faktor hormonal yang biasanya
jauh berbeda dengan penelitian yang terjadi pada saat pubertas dan usia
dilakukan J. Alsaleh, dkk (2008) yang reproduktif.1
menunjukan penderita LES perempuan Pekerjaan pasien LES pada
lebih banyak dibanding laki-laki sebesar 15 penelitian ini paling banyak adalah ibu
: 1.8 Penderita LES perempuan lebih rumah tangga pada 21 (25,92%) pasien.
dominan bila dibandingkan laki-laki, hal Hal ini dapat disebabkan oleh salah satu
ini mendapat perhatian yang serius para faktor resiko terjadinya LES yaitu
peneliti yang mana dikatakan bahwa pada merokok.10 Di Indonesia, lebih dari 57%
penderita LES perempuan secara dalam sebuah rumah tangga mempunyai
signifikan didapatkan kadar hormon sedikitnya satu orang perokok, dan hampir
androgen yang rendah (testosteron dan semua perokok 91,8% merokok di rumah.
dehidroepiandrosteronsulfat), sedangkan Prevalensi perokok pasif laki- laki di
kadar hormon prolaktin dan estrodial Indonesia 31,8% dan perempuan 66%.11
sedikit lebih tinggi pada perempuan Faktor resiko lain seperti paparan sinar UV
dapat juga menyebabkan terjadinya LES ruam diskoid pada 11 pasien (13,58%).
dan perlu dilakukan studi mengenai hal Tidak jauh berbeda dengan penelitian yang
tersebut di penelitian berikutnya. dilakukan oleh E. Kassi dan P. Moutsatsou
Gambaran klinis konstitusional (2010) yang menunjukan hasil penelitian
yang paling banyak ditemukan adalah ditemukan gambaran klinis kulit terbanyak
lemas pada 75 (92,59%) pasien, dengan yaitu ruam malar sebesar 31,1%, dengan
temuan lain berupa demam pada 48 temuan lain yaitu fotosensitif sebesar
(59,25%) pasien, serta penurunan berat 22,9%, serta ruam diskoid sebesar 7,8%.13
badan pada 36 (44,44%) pasien. Tidak jauh Penelitian yang dilakukan oleh Alakes
berbeda dengan penelitian yang dilakukan Kumar, dkk (2007) juga menunjukan
Al-Shamahy HA, dkk. (2014) yang juga temuan gambaran klinis kulit terbanyak
menunjukan hasil temuan gambaran klinis walaupun berbeda persentase , yaitu ruam
konstutisional lemas pada 84,2% pasien, malar pada 120 pasien (80%), dengan
demam pada 81,9% pasien, serta temuan temuan lain berupa fotosensitif pada 75
penurunan berat badan namun tidak pasien (50%), ruam diskoid pada 30 pasien
12
tercantum persentase temuan tersebut. (20%), alopesia pada 130 pasien (86,67%),
Temuan ini sesuai dengan kepustakaan serta vaskulitis pada 50 pasien (33,34%).14
yang menyatakan bahwa pada kelainan Persamaan temuan gambaran klinis kulit
autoimun yang bersifat sistemik biasanya terbanyak ini sesuai dengan kepustakaan
dijumpai gejala konstitusional seperti yang menyatakan bahwa temuan gambaran
lemas, demam dan menurutnya berat badan klinis kulit terbanyak pada pasien LES
hal ini merupakan atau komplikasi dari adalah ruam malar berkisar 60 % pasien15,
penyakitnya. Lemas, demam, dan serta teori lain yang menyatakan temuan
penurunan berat badan dapat terjadi pada gambaran klinis kulit terbanyak yaitu ruam
90-95% pasien menurut suatu kumulasi malar berkisar 50 persen.16
dari beberapa penelitian.1 Gambaran klinis muskuloskeletal
Gambaran klinis kulit paling paling banyak ditemukan adalah
banyak ditemukan adalah ruam malar pada artritis/arthralgia pada 54 pasien (66,66%),
32 pasien (39,50%), dengan temuan lain dengan temuan lain yaitu mialgia pada 9
berupa vaskulitis pada 27 pasien (33,33%), pasien (11,11%). Tidak jauh berbeda
fotosensitif pada 21 pasien (25,92%), dengan penelitian yang dilakukan oleh E.
alopesia pada 14 pasien (17,28%), serta Kassi dan P. Moutsatsou (2010) yang
menyatakan bahwa ulkus mulut merupakan darah, insufisiensi ginjal, infeksi, dan
gambaran klinis gastrointestinal yang aplastik. Seringnya terjadi anemia pada
cukup sering ditemukan pada pasien LES, pasien LES dapat disebabkan supresi
serta kepustakaan lain yang melaporkan eritropoesis karena inflamasi yang kronik
gambaran klinis ulkus mulut dapat atau autoimun.1
ditemukan pada 52% pasien LES Ulkus Gambaran klinis imunologik paling
mulut dapat terjadi secara bertahap dan banyak ditemukan adalah ANA positif
dapat terjadi di semua daerah oral.15 pada 55 pasien (91,67%), dan temuan lain
Gambaran klinis hematologik yaitu anti-dsDNA positif pada 43 pasien
paling banyak ditemukan adalah anemia (81,13%). Tidak jauh berbeda dengan
pada 45 pasien (55,55%). Tidak jauh penelitian yang dilakukan J. Alsaleh, dkk
berbeda dengan penelitian yang dilakukan (2008) yang menunjukan hasil penelitian
oleh J. Alsaleh, dkk (2008) yang juga yaitu ANA positif pada 98% pasien LES,
menunjukan hasil penelitian gambaran dengan temuan lain yaitu anti-dsDNA
klinis hematologik terbanyak yaitu anemia positif pada 88,7% pasien LES.8
pada 44,3% pasien LES.8 Sedangkan Persamaan temuan gambaran klinis ini
anemia hemolitik pada penelitian ini sesuai dengan kepustakaan yang
ditemukan pada 22 pasien (27,16%), tidak menyatakan bahwa pemeriksaan imunologi
jauh berbeda dengan penelitian yang seperti tes ANA dan anti-dsDNA
dilakukan oleh Voulgarelis M, dkk (2000) merupakan pemeriksaan yang penting
yang menunjukan hasil penelitian salah dalam membantu diagnosis LES. Tes ANA
satu gambaran klinis hematologik pasien terbukti sangat sensitif (95%) sehingga
LES yaitu anemia hemolitik pada 14,4% dapat dipakai sebagai skrining walaupun
pasien.25 Temuan gambaran klinis ini tidak spesifik. Sedangkan tes anti-dsDNA
sesuai dengan kepustakaan yang merupakan pemeriksaan yang lebih
menyatakan bahwa anemia merupakan spesifik untuk LES (95%) dengan
1
gambaran klinis paling sering ditemukan prevalensi sebesar 70%.
pada pasien LES, dengan temuan lain juga
bisa ditemukan seperti trombositopenia, SIMPULAN DAN SARAN
leukopenia, dan limfopenia. Anemia pada Simpulan
pasien LES bervariasi antara anemia Ruam malar dan ulkus mulut
penyakit kronik, hemolitik, kehilangan merupakan gambaran klinis kulit dan