Anda di halaman 1dari 33

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. NILAI – NILAI DASAR ASN SERTA KEDUDUKAN DAN PERAN ASN


DALAM NKRI
1. Nilai – Nilai Dasar
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara, ada beberapa nilai-nilai
dasar yang harus dimiliki oleh Aparatus Sipil Negara (ASN) diantaranya :

a. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut atara lain adalah:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
4) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintah.
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan
akuntabilitas kebijakan.
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:

1
1) Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pertanyaan
yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki
akuntabilitas personal antara lain ''Apa yang dapat saya lakukan untuk
memperbaiki situasi dan membuat perbedaan?". Pribadi yang akuntabel
adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan
masalah.
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan. Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk
memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan sumber daya serta
menghilangkan hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur
negara bertanggung jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya.
Pertanyaan penting yang digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas
individu seorang PNS adalah apakah individu mampu untuk
mengatakan "Ini adalah tindakan yang telah saya lakukan, dan ini
adalah apa yang akan saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih
baik".
3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama
ketompok. Dalam hal ini tidak ada istilah "Saya", tetapi yang ada
adalah "Kami". Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka
pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar
berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan
peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang
diharapkan.

4) Akuntabilitas Organisasi

2
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang
telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi / institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders
lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna
layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan
kritik terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakehoider adalah
tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan
dan kinerja yang adil, responsif bermartabat.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
2) Jujur : sikap untuk menyatakan sesuai dengan yang terjadi
3) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
4) Netral : Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
5) Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau
kelompok
6) Adil : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
7) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
8) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

3
9) Partisipatif : semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya
monopoli oleh sebagian orang
10) Legal : adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat
dipertanggung jawabkan.

b. Nasionalisme
Nasionalisme yang sering juga diartikan sebagai paham kebangsaan.
Setiap ASN harus memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan
publik, bangsa dan negara dalam melaksanakan setiap fungsi dan tugasnya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme.
Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati
bangsa lain.
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan
orientasi mementingkan kepentingan public, bangsa dan Negara. Nilai-nilai
dasar nasionalisme:
1) Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Menyatakan keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan sesuai
dengan keimanan dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab
2) Nilai-nilai kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar dengan kegiatan
kemanusiaan dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa
manusia itu semua sederajat, maka dikembangkan sikap saling
menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3) Nilai-nilai Persatuan Indonesia

4
Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan keselamatan bangsa
dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan
dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
4) Nilai-nilai kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyarawatan/Perwakilan
Manusia Indonesia menjunjung tinggi dan menghayati hasil dari
keputusan musyawarah, karena itu semua pihak harus mau untuk
menerima dan melaksanakan hasil musyawarah dengan penuh tanggung
jawab kepentingan bersama lebih utama daripada kepentingan pribadi
atau golongan. Keputusan yang diambil harus menjunjung tinggi nilai
keadilan serta dapat dipertanggungjawabkan.
5) Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Hak dan Kewajiban itu sama kedudukannya dalam menciptakan
keadilan dalam masyarakat. Perlu dikembangkan perbuatan yang luhur
dan sikap kegotong royongan dan kekeluargaan. Maka perlu
kesinambungan antara hak dan kewajiban untuk menjaga keadilan
terhadap sesama.

Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia, diharapkan


seluruh ASN mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap
kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai
ruhnya. Adapun indikator dari nilai dasar nasionalisme dimana ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik, ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai
perekat dan pemersatu bangsa adalah:

1) Kerja keras
Kerja keras berarti pantang menyerah, guguh dan selalu
mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan
sesuatu.

5
2) Disiplin
Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau peraturan
yang beraku
3) Tidak diskriminatif
Tidak diskriminatif berarti setiap perilaku untuk tidak membatasi,
tidak melecehkan, atau tidak mengucilkan orang lain berdasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa dan
keyakinan politik.
4) Taqwa
Taqwa berarti merupakan perwujudan sila pertama Pancasila yang
menitikberatkan pada ketaatan mat beragama dalam menjalankan segala
perintah dan menjauhi larangan dalam agamanya
5) Gotong royong
Contoh konkrit gotong royong adalah sebagai berikut:
- Kerja sama
- Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga
- Saling membantu demi kepentingan umum
- Bersama membantu orang lain
- Bersama membela kebenaran
- Bekerja giat dalam kelompok kerja
6) Demokratis
Suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan untuk
mengutarakan kehendak dan pendapat, serta menghormati adanya
perbedaan pendapat.
7) Cinta tana air
Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
8) Rela berkorban

6
Sikap yang mencerminkan adanya kesidaan memberikan sesuatu
yang dimiliki untuk orang lain atau suatu kelompok kerja, walaupun akan
menimbulkan kehilangan atau pendertaan terhadap diri sendiri.
c. Etika Publik
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut
para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-
dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melakukan dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai degan peraturan perundangan yang
berlaku;
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

7
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri atau untuk orang lain
11) Memegang teguuh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundangan-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai dalam komitmen mutu
antara lain, mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan
layanan dengan sepenuh hati, untuk menjaga dan memelihara.
Empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.

8
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin.
4) Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
- Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi.
- Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan.
- Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap.

9
- Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya.
- Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu
yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar
tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target
mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan.

e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)
Ada 9
(sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan,
yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk
bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan
untuk berbuat curang.
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa

10
sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang
dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya
guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai
keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu
mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada
prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara
yang mudah.
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggung jawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6) Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu
tanpa mengeluarkan keringat.

11
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu
pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya
karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia
juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan
teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau
ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.

9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan
lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia
akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan
selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti
korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang
baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu

12
memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.

2. Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI


Pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yaitu Whole
Of Government, Managemen ASN dan Pelayanan Publik.

a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
karyawan ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari prakik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Karyawan ASN memiliki fungsi sebagai :
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya karyawan ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kekaryawanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas,
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Kewajiban karyawan ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;

13
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Sikap dan Perilaku PNS :
1) Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman,
meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal
dari bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan
kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat disiplin
berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.
Sedangkan pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan
Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 adalah kesanggupan Pegawai
Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman
disiplin.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri, pelanggaran disiplin
adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati
kewajiban dan atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik
yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Dalam peraturan
tersebut membahas tentang kewajiban dan larangan seorang pegawai
negeri sipil. Dalam melaksanakn tugasnya, peraturan ini harus
dilaksanakan dan dijunjung tinggi. Apabila terdapat PNS yang
melakukan pelanggaran, maka dapat diberikan hukuman disiplin.
Setiap PNS wajib:
1) Mengucapkan sumpah / janji PNS;

14
2) Mengucapkan sumpah / janji jabatan;
3) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
4) Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat
PNS;
7) Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
8) Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan
9) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
10) Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
11) Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12) Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13) Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
14) Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15) Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16) Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
17) Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
Larangan Pegawai Negeri Sipil
1) Menyalahgunakan wewenang;

15
2) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3) Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk
negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
4) Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing;
5) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6) Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat,
bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau
pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
negara;
7) Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada
siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan
dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
8) Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun
juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
9) Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10) Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan
yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang
dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11) Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12) Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
- ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
- menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut
partai atau atribut PNS;

16
- sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
dan/atau
- sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara;
13) Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden
dengan cara:
- membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye; dan/atau
- mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat;
14) Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan
cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai
peraturan perundang-undangan; dan
15) Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah, dengan cara:
- terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
- menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye;
- membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye; dan/atau
- mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu

17
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat.

b. Whole of Government (WOG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik
dari sisi penataan institusi formal maupun informal yaitu :
1) Penguatan koordinasi antar lembaga
2) Membentuk lembaga koordinasi khusus
3) Membentuk gugus tugas
4) Koalisi sosial
Di sisi lain, terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam
penerapan WoG di tataran praktek antara lain adalah:
1) Kapasitas SDM dan institusi
2) Nilai dan budaya organisasi
3) Kepemimpinan
Praktek WoG dalam pelayanan publik terdiri dari :
1) Pelayanan yang bersifat administratif
2) Pelayanan jasa
3) Pelayanan barang
4) Pelayanan regulatif

c. Pelayanan Publik

18
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah,
dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara:
1998). Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan murah
6) Efektif dan efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel, dan
9) Berkeadilan
Sedangkan sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7P sebagai berikut:
1) Passionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias)
2) Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju)
3) Proactive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)
4) Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)
5) Patience (Penuh rasa kesabaran)
6) Proporsional (Tidak mengada-ada)
7) Punctional (Tepat waktu)

B. IDENTIFIKASI ISU
1. Sumber - Sumber Isu
Isu yang terdapat pada Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia, bersumber dari :
a. Berasal dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
b. Berasal dari arahan pimpinan dan rekan kerja

19
c. Serta melalui pengamatan langsung

2. Identifikasi Isu
Berikut merupakan beberapa isu yang diperoleh dari Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber daya Manusia Kabupaten Luwu, pertama belum
tersedianya data pegawai untuk kenaikan gaji berkala (KGB), pada Sistem
Informasi Kepegawaian (SISKA) di bagian Data Dan Informasi Badan
Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber daya Manusia, kedua belum
tersedianya data pegawai yang telah memasuki masa untuk kenaikan pangkat
dan golongan secara otomatis, pada Sistem Informasi kepegawaian (SISKA) di
bagian Data Dan Informasi, ketiga belum tersedianya informasi mengenai
jumlah data pegawai di Kabupaten Luwu yang dapat diakses secara langsung,
pada bagian Data dan Informasi Badan Kepegawaian Dan Pengembangan
Sumber daya Manusia, keempat kurangnya pemutakhiran data pegawai pada
Sistem Informasi kepegawaian (SISKA) di bagian Data dan Informasi Badan
Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber daya Manusia, dan yang terakhir
ketidakesuaian data jabatan pegawai yang ada pada Sistem Informasi
Kepegawaian (SISKA), dengan data bezetting dan peta jabatan di bagian Data
Dan Informasi Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber daya Manusia
Kabupaten Luwu.

3. Analisis Isu
Analisis isu digunakan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu,
analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas tertinggi. Di samping itu
tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu aktual. Oleh karena itu, perlu
dilakukan analisis criteria isu. Instrument analisis isu menggunakan 2 model
analisis isu yaitu APKL dan USG. Dalam menggunakan model analisis isu

20
APKL saya menentukan 5 isu kemudian memberikan bobot 1-5. Setiap isu kita
berikan keterangan seberapa besar isu Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Kelayakan tersebut, kemudian diranking 1-3, setelah kita mendapatkan 3 isu
kemudian kita menggunakan model analisis isu USG untuk mencari isu yang
benar-benar urgen/penting untuk ditindak lanjuti. Dalam model analisis isu
USG kita memberikan bobot 1-5, setiap isu diberikan keterangan Urgency
(kepentingan), Seriousness(keseriusan), dan Growth (perkembangan) . Selanjutnya
diranking kemudian diperoleh satu isu yang harus ditindaklanjuti. Keterangan
Skala Likert :
5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
2 = Kurang penting
1 = Tidak penting

Tabel 3.1. Metoda Penetapan Isu Dengan Kriteria APKL (Aktual,


Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
TOTAL
ANALISIS APKL RANKING
SKOR
No. ISU
A P K L

Belum tersedianya data


pegawai untuk kenaikan gaji
berkala (KGB), pada Sistem
Informasi Kepegawaian
1. (SISKA) di bagian Data Dan 4 4 5 4 17 2
Informasi Badan Kepegawaian
Dan Pengembangan Sumber
daya Manusia Kabupaten
Luwu.
2. Belum tersedianya data 4 5 4 3 16 3
pegawai yang telah memasuki
masa untuk kenaikan pangkat
dan golongan secara otomatis,
pada Sistem Informasi
kepegawaian (SISKA) di
bagian Data Dan Informasi
Badan Kepegawaian Dan
Pengembangan Sumber daya

21
Manusia Kabupaten Luwu.
Belum tersedianya informasi
mengenai jumlah data
pegawai di Kabupaten Luwu
yang dapat diakses secara
3. langsung, pada bagian Data 5 4 5 4 18 1
dan Informasi Badan
Kepegawaian Dan
Pengembangan Sumber daya
Manusia Kabupaten Luwu.
Kurangnya pemutakhiran data
pegawai pada Sistem Informasi
kepegawaian (SISKA) di
4. bagian Data dan Informasi 3 4 5 3 15 4
Badan Kepegawaian Dan
Pengembangan Sumber daya
Manusia Kabupaten Luwu.
Ketidakesuaian data jabatan
pegawai yang ada pada Sistem
Informasi Kepegawaian
(SISKA), dengan data
5. bezetting dan peta jabatan di 3 4 4 3 14 5
bagian Data Dan Informasi
Badan Kepegawaian Dan
Pengembangan Sumber daya
Manusia Kabupaten Luwu.

Untuk menetapkan isu utama (core issue) dari beberapa isu di atas, maka
dilakukan penetapan isu dengan menggunakan kriteria Urgency, Seriousness dan
Growth (USG) yang dinilai dengan skala Likert (skor 1 - 5). Metoda penetapan
isu disajikan dalam tabel 2 di bawah ini.

Tabel 3.2. Metoda Penetapan Isu Dengan Kriteria USG


(Urgency,Seriousness, Dan Growth)
NO. ISU ANALISIS USG TOTAL RANKING

22
SKOR

U S G

Belum tersedianya data


pegawai untuk kenaikan gaji
berkala (KGB), pada Sistem
Informasi Kepegawaian
1. (SISKA) di bagian Data Dan 4 3 4 11 3
Informasi Badan
Kepegawaian Dan
Pengembangan Sumber daya
Manusia Kabupaten Luwu.
Belum tersedianya data
pegawai yang telah memasuki
masa untuk kenaikan pangkat
dan golongan secara otomatis,
pada Sistem Informasi
2. 4 4 4 12 2
kepegawaian (SISKA) di
bagian Data Dan Informasi
Badan Kepegawaian Dan
Pengembangan Sumber daya
Manusia Kabupaten Luwu.
Belum tersedianya
informasi mengenai jumlah
data pegawai di Kabupaten
Luwu yang dapat diakses
secara langsung, pada
3. 5 4 5 14 1
bagian Data dan Informasi
Badan Kepegawaian Dan
Pengembangan Sumber
daya Manusia Kabupaten
Luwu.

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan dengan kriteria USG, maka


ditentukan bahwa isu prioritas/utama yang memiliki skor tertinggi adalah:

“Belum tersedianya informasi mengenai jumlah data pegawai di Kabupaten


Luwu yang dapat diakses secara langsung, pada bagian Data dan Informasi
Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber daya Manusia Kabupaten
Luwu.”.

23
4. Deskripsi Core Isu
Isu bisa jadi merupakan kebijakan alternatif atau suatu proses yang dimaksudkan
untuk menciptakan kebijakan baru, atau kesadaran suatu kelompok mengenai
kebijakan tertentu yang dianggap bermanfaat bagi mereka. Jadi isu merupakan
suatu masalah yang rnasih mernerlukan penyelesaian dan penanganan secepatnya,
yang apabila tidak ditindak lanjuti akan membuat masalah melebar dan
membahayakan lembaga atau instansi. Isu bukan hanya mengandung makna
adanya masalah atau ancaman, tetapi juga peluang bagi tindak positif tertentu dan
kecendrungan yang disiapkan sebagai nilai potensial yang signifikan.
1. Tidak tersedianya media penyampaian informasi kepada publik mengenai
jumlah pegawai di Kabupaten Luwu
2. Kurangnya pemahaman akan pentingnya informasi dan data yang akurat.
3. Kurangnya Personil SDM pada Bidang Data dan Infromasi BKPSDM Luwu.
5. Analis Dampak Isu
Dari hasil analisis isu yang di lakukan dengan menggunakan analisis USG, maka
dapat ditentukan isu “Belum tersedianya informasi mengenai jumlah data pegawai
di Kabupaten Luwu yang dapat diakses secara langsung, pada bagian Data dan
Informasi Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber daya Manusia
Kabupaten Luwu”. sangat penting dibahas, dianalisis dan ditindak lanjuti, sangat
serius ditangani dan dicarikan jalan keluar, dan akan sangat besar kemungkinan
ketidak terbukaan informasi jika tidak ditangani dengan segera. Adapun dampak
yang akan terjadi jika dicarikan solusinya adalah meningkatnya infromasi
Pelayanan Publik pada Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia
Ketersediaan data yang akurat merupakan hal penting dalam pengelolaan data
kepegawaian, dimana di ketahui dengan data kepegawain kita dapat mengetahui
jumlah data pegawai secara akurat sesuai dengan golongan, secara transparan dan
akuntabel, agar dampak - dampak di bawah ini dapat di atasi :

1. Kurangnya transparansi data kepegawaian


2. Minimnya pengetahuan mengenai jumlah data pegawai

24
6. Gagasan Pemecahan Isu
Merujuk pada permasalahan di atas, maka penyusun mengusulkan gagasan untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan pembuatan penyajian data kepegawain
melalui Google Data, menampilkan infografis dalam bentuk dashboard yang
berisikan data Jumlah pegawai, data jumlah pegawai tiap golongan, Untuk
mewujudkan gagasan di atas, maka dibutuhkan beberapa rangkaian kegiatan
dalam pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja. Berikut adalah
rangkaian kegiatan aktualisasi nila-nilai dasar:
1) Melakukan koordinasi dengan Kasubid Data Dan Informasi, dengan Kabid
Bidang Pengadaan Dan Pemberhentian dan Informasi perihal rancangan
aktualisasi yang akan di buat.
2) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan data PNS Kabupaten Luwu yang telah
di perbaharui.
3) Merancang Google Data jumlah PNS Kabupaten Luwu
4) Melakukan Analisa Google Data jumlah PNS Kabupaten Luwu yang telah di
rancang.
5) Menyampaikan Hasil Rancangan Dan Analisa Google Data jumlah PNS
Kabupaten Luwu Kepada Kasubid Bidang Data Dan Informasi, Dan Kabid
Pengadaan Dan Pemberhentian dan Informasi.
6) Melakukan Publikasi Hasil Rancangan Google Data jumlah PNS Kabupaten
Luwu yang telah di setujui oleh Kasubid Data Dan Informasi serta Kabid
Kabid Pengadaan Dan Pemberhentian dan Informasi , melalui web BKPSDM
,dan media sosial BKPSDM Kabupaten Luwu.

25
26
a. Rancangan Aktualisasi

1. Nama : Muhammad Reza Akbar, S.SI

2. Instansi : Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya M

3. Visi Instansi : Terwujudnya Reorganisasi dan Penataan Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang

Profesional, Bersih, Efektif dan Demokratis

4. Misi Instansi : 1. Terwujudnya sistem perencanaan kepegawaian dan pelayanan administrasi


kepegawaian yang bersih, efektif dan efisien;
2. Terwujudnya sistem pembinaan kepegawaian yang baik sesuai dengan norma dan
perundang – undangan;
3. Menciptakan Aparatur yang berkualitas, profesional dan mengusai Sistem Informasi
yang handal;
4. Terwujudnya data dan sistem Informasi Kepegawaian yang lengkap dan berkualitas.
5. Isu : Belum tersedianya informasi mengenai jumlah data pegawai di Kabupaten Luwu yang
dapat diakses secara langsung, pada bagian Data dan Informasi Badan Kepegawaian
Dan Pengembangan Sumber daya Manusia Kabupaten Luwu.
6. Gagasan Pemecah Isu : “Penggunaan media Google Data Sebagai Penyaji Data dan Infromasi Data Jumlah
Pegawai dan data jumlah pegawai sesuai golongan”
7. Kegiatan yang dilakukan : 1. Melakukan koordinasi dan meminta persetujuan pimpinan dalam rencana kegiatan
2. Tahap Perencanaan Google Data

27
3. Tahap Perancangan Google Data
4. Tahap Penyelesaian Google Data
5. Membuat laporan aktualisasi

8. Mentor : Irwan, S.Sos

9. Coach : Dr. Abdul Haris, S.H., M.M.

b. Rancangan Kegiatan
Tabel 3.3 Matriks Rancangan Aktualisasi

Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Subtansi Mata Nilai
– Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 Melakukan konsultasi a. Menemui pimpinan a. Persetujuan 1. Akuntabilitas:  Pemerintahan  Profesional
dengan pimpinan b. Mendengarkan dan untuk  Tanggung yang
mengenai rancangan mendokumentasikan melakukan Jawab berorientasi
aktualisasi yang akan arahan Kasubid Data kegiatan  Transparasi melayani,
dibuat Dan Informasi secara aktualisasi inovatif, dan
 Kejelasan
jelas b. Kasubid berkarakter
2. Etika Publik:
c. Meminta persetujuan memahami  Komunikasi
Kasubid Data dan maksud dan  Konsultasi
Informasi tujuan  Kerjasama
c. Arahan diterima 3. Anti Korupsi:
dan dimengerti  Jujur
dengan baik.  Tanggung
d. Persetujuan Jawab
kegiatan

28
aktualisasi dari
Kasubid Data
Dan Informasi

2 Mengumpulkan dan a. Menyiapkan alat a. Tersedianya alat 1. Akuntabilitas:  Pemerintahan  Berkinerja


menyiapkan bahan data pendukung seperti pendukung  Tanggung yang
PNS Kabupaten Luwu laptop/PC b. Tersedianya Jawab berorientasi
yang telah di perbaharui. b. Menyusun draft bahan bahan database 2. Etika Publik: melayani,
yang akan menjadi data pegawai inovatif, dan
 Profesional
database data pegawai. c. Mendapatkan berkarakter
data pegawai  Tidak berpihak
c. Memperbaharui data 3. Komitmen
yang terbaru
pegawai Mutu:
beserta
d. Mengumpulkan data dokumentasi  Efektif
pegawai dalam 1 folder d. Mendapatkan 1 4. Anti Korupsi:
folder yang  Jujur
berisi data  Tanggung
pegawai uyang Jawab
telah di update  Displin

4 Merancang Google Data a. Menyiapkan laptop/PC a. Tersedianya 1. Akuntabilitas:  Pemerintahan  Profesional


jumlah PNS Kabupaten dan koneksi Internet laptop/PC dan  Kepemimpinan yang  Berkinerja
Luwu b. Membuat akun Google jaringan internet  Keadilan berorientasi
Data yang baik  Kejelasan melayani,
c. Merancang design b. Terbentuknya  Transparasi inovatif, dan
tampilan data jumlah akun Google 2. Nasionalisme: berkarakter
pegawai Data yang akan  Disiplin
di gunkan untuk 3. Etika Publik:
mempublish  Komunikasi
data pegawai
 Kerjasama
c. Terbentuknya
4. Komitmen
design tampilan
Mutu:
data jumlah
 Efektif
pegawai
5. Anti Korupsi:
 Jujur

29
 Tanggung
Jawab
 Disiplin
 Mandiri

5 Melakukan Analisa a. Mencari referensi a. Mendapatkan 1. Akuntabilitas:  Peningkatan  Berkinerja


Google Data jumlah PNS perbandingan tampilan referensi  Transparasi infrastruktur
Kabupaten Luwu yang Google Data perbandingan  Kejelasan yang
telah di rancang. b. Menganalisa Tampilan yang kredibel 2. Etika Publik: berkualitas dan
Google data jumlah b. Melakukan  Cepat aksesibel
pegawai perubahan  Tepat
c. Melakukan revisi atau tampilan  Akurat
perbaikan tampilan c. Melakukan 3. Komitmen
perbaikan Mutu:
apabila terdapat  Efisien
kekurangan
 Inovasi
pada tampilan
4. Anti Korupsi:
 Jujur
 Tanggung
Jawab
6 Menyampaikan Hasil a. Menyiapkan bahan a. Tersedianya 1. Akuntabilitas:  Peningkatan  Profesional
Rancangan Dan Analisa presentasi mengenai bahan yang  Transparasi infrastruktur
Google Data jumlah PNS data jumlah pegawai akan di  Keseimbangan yang
Kabupaten Luwu dan Google Data yang presentasikan  Konsistensi berkualitas dan
Kepada Kasubid Bidang telah di rancang b. Konsultasi hasil aksesibel
 Kejelasan
Data Dan Informasi, Dan sebelumnya rancangan
Kabid Pengadaan Dan b. Melakukan pertemuan 2. Komitmen
dengan Mutu:
Pemberhentian dan dengan pimpinan
pimpinan  Efektif
Informasi. untuk
mengkonsultasikan c. Mendapatkan  Mutu
hasil rancangan. saran dan 3. Anti Korupsi:
c. Meminta saran dan persetujuan  Jujur
persetujuan pimpinan pimpinan dan  Tanggung
mendukentasi Jawab
hasil pertemuan

30
 Disiplin

7 Melakukan Publikasi a. Konsultasi dengan a. Mendapatkan 1. Akuntabilitas:  Pemerintahan  Profesional


Hasil Rancangan Google pimpinan metode metode  Tanggung yang
Data jumlah PNS publikasi yang akan di publikasi yang Jawab berorientasi
Kabupaten Luwu yang lakukan. akan dilakukan  Transparasi melayani,
telah di setujui oleh b. Mempublikasikan hasil b. Share link social inovatif, dan
 Kejelasan
Kasubid Data Dan rancangan yang telah media dan web berkarakter
Informasi serta Kabid 2. Etika Publik:
disetujui oleh pimpinan BKPSDM  Komunikasi
Kabid Pengadaan Dan
memalui social media mengenai hasil  Konsultasi
Pemberhentian dan
Informasi , melalui web dan web BKPSDM rancangan  Kerjasama
BKPSDM ,dan media c. Mengumpulkan Google Data 3. Anti Korupsi:
sosial BKPSDM testimoni pengguna c. Testimoni  Jujur
Kabupaten Luwu pengguna  Tanggung
Jawab
 Displin

c. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi


Tabel 3.4 Jadwal pelaksanaan aktualisasi
Juni 2021 Juli 2021
No Kegiatan
Minggu III Minggu IV Minggu V Minggu I Minggu II
1 Melakukan koordinasi dengan Kasubid Data
Dan Informasi, Bidang Pengadaan Dan
Pemberhentian dan Informasi perihal
rancangan aktualisasi yang akan di buat.
2 Melakukan koordinasi dengan Kabid Bidang
Pengadaan Dan Pemberhentian dan
Informasi Informasi perihal rancangan

31
aktualisasi yang akan di buat.
3 Mengumpulkan dan menyiapkan bahan data
PNS Kabupaten Luwu yang telah di
perbaharui.
4 Merancang Google Data jumlah PNS
Kabupaten Luwu
5 Melakukan Analisa Google Data jumlah PNS
Kabupaten Luwu yang telah di rancang.
6 Menyampaikan Hasil Rancangan Dan
Analisa Google Data jumlah PNS Kabupaten
Luwu Kepada Kasubid Bidang Data Dan
Informasi, Dan Kabid Pengadaan Dan
Pemberhentian dan Informasi.
7 Melakukan Publikasi Hasil Rancangan
Google Data jumlah PNS Kabupaten Luwu
yang telah di setujui oleh Kasubid Data Dan
Informasi serta Kabid Kabid Pengadaan Dan
Pemberhentian dan Informasi , melalui web
BKPSDM ,dan media sosial BKPSDM
Kabupaten Luwu.

32
33

Anda mungkin juga menyukai