Anda di halaman 1dari 14

Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa

Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

FEASIBILITY STUDY PLTMH ( APLIKASI PLTMH PUNCO KAYU


PELANGAI KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR
SELATAN )

Indra Gusti Aryanto1, Ir. Yani Ridal, M.T.1, Dr. Ir. Indra Nisja, M.Sc.2
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta Padang

Jl. Gajah Mada No. 19 Padang

Email: indraaryanto@gmail.com

ABSTRACT
At present, the available potential air resources cannot be utilized optimally by the local community.
Therefore, the government conducts electricity development and development activities in the feasibility
studio and detailed engineering design of micro hydro power plants (MHP). Feasibility study on the
construction of an approved MHP, an area that has air potential, the willingness of the community to
support the construction of a MHP where this community has not been reached by the PLN electricity
network. From this feasibility study, in the village of Punco Kayu, there is water potential for PLTMH
with a design air discharge of 200 liters / second with a water level (head) of 25 m and generating a
power capacity of 25 kW which can be channeled to the community and cause a loss of 10% , so the
power capacity that can be used by the community is 23.87 kW with 60 units of houses. The generator
used is a 3 phase synchronous generator with a power output of 25 kW and the turbine used is a cross
flow type.

Keywords: Micro hydro power plant (PLTMH)

ABSTRAK

Pada saat ini sumber daya potensi air disetiap daerah belum dapat di manfaatkan secara
optimal oleh masyarakat setempat. Oleh karenanya pemerintah daerah melakukan kegiatan
pembinaan dan pengembangan ketenagalistrikan pada studi kelayakan dan detail engineering
desain pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Studi kelayakan pembangunan PLTMH
meliputi diantaranya, daerah yang memiliki potensi air, kesediaan masyarakat yang mendukung
pembangunan PLTMH dimana masyarakat tersebut belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN.
Dari studi kelayakan ini, di desa Punco Kayu, ini terdapat potensi air untuk PLTMH dengan
debit air desain 200 liter/detik dengan tinggi jatuh air (head) 25 m dan menghasilkan kapasitas
daya sebesar 25 kW yang jika disalurkan ke masyarakat akan menimbulkan losses sebesar 10%,
sehingga kapasitas daya yang bisa dipakai masyarakat adalah 23,87 kW dengan jumlah rumah 60
unit. Generator yang digunakan adalah generator sinkron 3 fasa dengan daya output sebesar 25
kW serta turbin yang digunakan adalah berjenis cross flow.

Kata Kunci: Pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH)

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

1. PENDAHULUAN
Dengan perkembangan zaman dan meningkatnya ilmu teknologi pada saat ini, kebutuhan
akan energi listrik terus semakin meningkat, seiring dengan tingginya harga minyak dunia.
Pembangkit listrik diseluruh nusantara sebagian besar berbahan bakar fosil karena itu mesti
melakukan penghematan untuk menghindari pembengkakan biaya. Di Indonesia salah satu
program pemerintah adalah listrik masuk Desa. Untuk desa terpencil, pembangunan
PLTMH merupakan salah satu jawaban atas program pemerintah tersebut disamping
kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat. Karena menghubungkan desa ini dengan
hantaran tegangan tinggi tidaklah ekonomis.
Pembangkit listrik tenaga air adalah suatu bentuk, perubahan tenaga dari tenaga air
dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik dengan menggunakan turbin air
dan generator. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan instrument
yang tepat untuk memanfaatkan sungai-sungai di daerah yang belum dialiri listrik.Untuk
mendirikan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) perlu beberapa
komponen perangkat diantaranya adalah bendungan, saluran pembawa (head race), kolam
pengendap (forebay), bak penenang, pipa pesat (penstock), pondasi, rumah pembangkit
(power house) dan turbin.
Perairan Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik
tenaga air baik secara skala besar maupun pembangkit berskala kecil. Kabupaten Pesisir
Selatan kecamatan Ranah Pesisir mempunyai banyak potensi air seperti sungai-sungai kecil,
dimana aliran air sungai kecil tersebut mengandung energi potensial dan energi tersebut
dapat diubah menjadi energi yang berguna. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan
dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan skala besar berimplikasi pada relatif
sederhananya peralatan serta kecilnya area tanah yang diperlukan untuk instalasi dan
pengoperasian pembangkit listrik tenaga air. Salah satu keunggulannya yakni tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan. Pembangkit listrik tenaga air cocok diterapkan pada
daerah pedesaan terutama yang berada dekat sungai kecil.

2. METODOLOGI
2.1 Penentuan Lokasi Pembangkit (Survey Kelapangan)
Untuk menetapkan lokasi pemasangan suatu pembangkit listrik tenaga air ini diperlukan
lokasi yang memilki potensi air yang cukup dan juga survey awal dilokasi tersebut. Survey
dilakukan untuk mengukur parameter-parameter yang diperlihatkan dalam komponen
pembangkit.

A. Head Net (Hn)


Head adalah beda tinggi tegak antara muka air atas dan bawah yang dihitung dalam
satuan meter (m) dan juga merupakan ketinggian aliran yang dibutuhkan untuk
membangkitkan daya. Metoda yang digunakan dalam perhitungan head (ketinggian),
diantaranya :
1) Metode selang air transparan (head rendah/sedang/tinggi)
Metode ini menggunakan sebuah selang air transparan yang diisi air dan untuk lokasi
head rendah, selama itu murah dan ketetapannya dapat diterima secara nasional. Untuk
mendapatkan ketinggian dari dua titik adalah dengan mengukur perbedaan level air dari air
yang ada didalam selang transparan pada dua titik.

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

2) Metode abney level atau clinometer (head rendah/sedang)


Clinometer digunakan untuk mengukur sudut kemiringan sebuah lereng. Ketinggian
dihitung dengan rumus sudut vertikal yang diukur dengan clinometer, dan sebuah jarak
hipotenus diukur dengan sebuah meteran.

3) Metode altimeter (head tinggi)


Prinsip dari altimeter adalah mengukur tekanan atmosfir. Metode ini digunakan dalam
kasus jarak survey jauh atau kelayakannya jelek. Beberapa pengukuran dibutuhkan
semenjak dalam satu pengukuran ketetapan tidak bisa diharapkan oleh perubahan-
perubahan temperatur selama sehari tekanan atmosfir dan kelembaban.

4) Metode waterpas dan papan plank


Metode ini dilakukan dengan sebuah pandangan yang horizontal dibuat dengan sebuah
waterpas tukang kayu diletakkan pada sebuah kayu plank yang lurus dan tidak lentur.
Metode lebih sederhana ini disebut survei tiang, ini dilakukan dengan menggunakan sebuah
meteran sebagai pengganti sebuah papan kayu dan sebuah waterpas, sebuah tongkat ukuran
diletakkan kuat tegak lurus, kemudian sebuah meteran bergerak naik dan turun sepanjang
tongkat level. Pembacaan nilai dari sebuah tongkat level dari posisi dimana nilai pembacaan
dari sebuah meteran berkurang paling banyak adalah sebuah perbedaan tinggi antara titik.

B. Pengukuran Debit (Flow)


Debit dinyatakan dalam volume perdetik (menit), biasa dinyatakan dalam gallon atau
liter perdetik (menit), dan cubic feet atau cubic meter perdetik (menit). Dapat dikonversikan
satu sama lain yaitu :
- 1 cubic feet = 7,481 gallons
- 1 cubic meter = 35,31 cubic feet
- 1 cubic meter = 1.000 liter
Beberapa macam metode pengukuran debit air, yaitu :
1.) Metode pengukuran waktu untuk mengisi container (penyimpan)
Metode sangat sederhana dalam pengukuran debit yang kecil (± 10 L/dtk) yaitu dengan
menggunakan container sebagai wadah penampung air, gunakan stopwatch untuk waktu
berapa lama air akan mengisi container yang mengalir persatuan detiknya.

2.) Metode pelampung


Pada metode ini dipakai suatu pelampung yang akan mengukur kecepatan laju air.
Dengan waktu dan panjang pengukuran, kecepatan air dapat dihitung.
Contoh 1, asumsi dengan waktu 5 second untuk menjalankan pelampung dengan jarak 10
feet:
10 feet
=2 feet /sec on
5 sec on (3.1)
2 feet /sec on×60=120 feet /menit (3.2)

Contoh 2, pelampung dijalankan pada laju air dengan panjang pengukuran 5 meter,
didapatkan waktu tempuh rata – rata 4,37 detik maka kecepatan air (V) adalah :
p
V = ( m/s )
t (3.3)

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

Dimana:
V = Kecepatan laju air ( m/s )
p = Panjang pengukuran (m)
t = Waktu (s)

Dalam penentuan debit air dengan metoda pelampung (float) dilakukan melalui 3 (tiga)
parameter pengukuran yaitu :
1. Pengukuran kecepatan aliran air
Pengukuran kecepatan aliran air sungai biasanya dilakukan dengan menggunakan alat
ukur arus atau yang lazim dikenal dengan nama “pesawat pengukur debit”. Pengukuran
dengan metode ini dilakukan dengan menghitung jumlah putaran dari alat ukur tersebut
dalam satu satuan waktu. Metode ini sulit diterapkan untuk daerah pedesaan karena
membutuhkan biaya yang lebih besar untuk pengangkutan alat tersebut. Sebagai gantinya
digunakan metode sederhana untuk menentukan kecepatan aliran air sungai pada daerah
pedesaan yaitu dengan metode pelampung.
Alat-alat yang diperlukan dalam menggunakan metode pelampung sederhana ini adalah :
- Alat ukur jarak (meteran).
- Alat ukur waktu (stop watch).
- Alat apung (kayu kecil/bola).
2. Pengukuran luas penampang saluran air
Pengukuran dilakukan dengan mengukur lebar pintu air (L) dan tinggi atau kedalaman
pintu air (L). Luas penampang saluran pintu air (A) diperoleh dengan mengalikan lebar
saluran dan kedalaman air. Maka luas penampang saluran pintu air dapat ditentukan
berdasarkan estimasi persamaan berikut.
A=LxT (3.4)
Dimana :
A = Luas penampang saluran (m²)
L = Lebar sungai (m)
T = Kedalaman air rata-rata (m)
Berdasarkan besarnya penampang (A) maka dapat diketahui besarnya debit air (Q)
dengan persamaan 2.15 :
Q = V x A (m³) (3.5)
3.) Metode pengukuran dengan weir (bendungan)
Weir adalah bendungan sementara dengan celah segi empat, atau gerbang. Gerbang
yang lebih sempit akan menambah kedalaman air saat melaluinya, ini akan memudahkan
untuk pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan memasukkan tongkat diatas bendungan
dari gerbang weir sehingga menjadi bertingkat. Mengukur kedalaman dari atas tongkat.
Weir merupakan cara yang akurat untuk mengukur bendungan batang berukuran kecil dan
menengah. Semua air langsung melalui area dari bendungan tersebut, dengan ini
memudahkan untuk mengukur ketinggian dan lebar air untuk menghitung debit.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Lokasi dan Aksesibilitas

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

Punco Kayu Nagari Koto Nan IV, Pelangai secara administratif termasuk ke dalam
wilayah Kecamatan Ranah Pesisir. Pada Feasibility Study sekarang ini berada pada desa
Punco Kayu, Kayu Pelangai, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan,
Sumatera Barat.
Akses jalan menuju desa Punco Kayu ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2
(dua). Dengan waktu tempuh dari simpang Punco ke lokasi yang direncanakan sekitar 2
kilometer dengan waktu tempuk 10 menit dengan kendaraan roda 2 (dua). Adapun jarak
tiang terakhir PLN sebagai penyalur daya listrik ke masyarakat, jauh kemungkinan untuk
bisa cepat terealisasi. Hal ini disebabkan karena krisis energi yang masih melanda negara
kita . Jarak lokasi kegiatan PLTMH dari perdesaan penduduk terdekat sekitar ±1,3 km dari
power house atau rumah pembangkit.

Lokasi Studi PLTMH

Gambar 3.1 Peta lokasi studi PLTMH Pelangai Kec. Ranah Pesisir

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

Gambar 3.2 Akses jalan menuju lokasi PLTMH Punco Kayu

Titik koordinat desa Punco Kayu Pelangai :


- 1o41’01.81”S
- 100o56’07.78”T
3.2 Kondisi Topografi dan Geologi
Secara umum topografi daerah Kabupaten Pesisir Selatan adalah berbukit-bukit dengan
ketinggian berkisar 0 – 1000 meter dari permungkaan laut, memiliki 57 buah pulau serta
dialiri sebanyak 10 sungai dengan 11 sungai besar dan 7 sungai kecil. Secara umum
Kabupaten Pesisir Selatan beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 23ºC hingga
32ºC disiang hari dan 20ºC - 28ºC dimalam hari dengan curah hujan rata-rata 224,63 mm
per bulan.
Kondisi permukaan lahan Kabupaten Pesisir Selatan dewasa ini adalah sebagian besar
lahan hutan yaitu 70,54% hutan lebat dan 13,37% hutan belukar, lahan sawah 6,07%,
perkebunan 2,30% dan sisanya adalah perdesaan, kebun campuran dan kebun rakyat
lainnya.
3.3 Kondisi Hidrologi
Secara umum kondisi hidrologi pada lokasi studi, khususnya di daerah desa Punco
Kayu terdapat ketersediaan sumber daya air yang cukup sepanjang tahun, ditinjau dari
bantaran DAS yang terbentang cukup panjang dan disekitar anak sungai banyak terdapat
perkebunan dan hutan masyarakat.

Gambar 3.3 Aliran sungai desa Punco Kayu Pelangai

3.4 Kondisi Sosio Ekonomi


1. Kependudukan
Penduduk desa Punco Kayu Kec. Ranah Pesisir bersifat homogen bila ditinjau dari
latar belakang etnik budaya yaitu suku Minang. Jumlah penduduk di desa tersebut terdiri
dari 83 KK dan 60 unit rumah.

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

Gambar 3.4 Rumah warga di desa Punco Kayu Pelangai


2. Perekonomian Penduduk
Perekonomian penduduk umumnya bergantung pada sektor ekonomi pertanian dan
perkebunan, terutama karet, pinang, padi, gambir, kulit manis, pala dan kelapa. Penghasilan
dari sektor ini juga berdampak kepada tingkat perekonomian penduduknya yang relatif
berkehidupan menengah.
3. Sarana Sosial dan Umum
Di desa Punco Kayu, Pelangan Kec. Ranah Pesisir dari seluruh desanya terdapat
beberapa sarana sosial dan umum diantaranya yaitu:

- Masjid sebanyak1 (satu) unit


- Musholla, 1 (satu) unit
- TK, 1 (satu) unit
4. Potensi Sumber Daya Alam
Desa Punco Kayu berada di daerah perbukitan yang memiliki potensi air sebagai energi
yang dapat di manfaatkan untuk membangkitkan energi listrik Mikro Hidro. Hal ini menjadi
sangat penting dalam mendisain sebuah teknologi mikro hidro. Pembangunan Mikro Hidro
membutuhkan material seperti : batu, pasir, kayu sebahian dapat diambil dari lokasi dan
kekurangan material tersebut juga semen, atap seng dan besi didatangkan dari luar desa.
Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan PLTMH ini dapat memanfaatkan bahan –
bahan atau material lokal untuk menekan biaya pembangunan.
5. Potensi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang tersedia di lokasi rencana pembangunan sebagai pelaksana
pembangunan dan pengelolaan PLTMH kedepan, masyarakat di desa Punco Kayu Kec.
Ranah Pesisir, memilki sumber daya manusia yang memadai untuk pembangunan dan
pengoperasionalnya. Ini dapat dilihat dari kegiatan masyarakat sehari hari sebagai petani
sawah dan berladang. Untuk tenaga pembangunan kita dapat juga melibatkan tenaga dari
dusun sekitar sebagai pembukaan lapangan pekerjaan.

3.5 Kebutuhan Energi Listrik


Dari data survei yang telah dilakukan, untuk lokasi desa Punco Kayu, nagari Koto Nan
IV Pelangai Kec. Ranah pesisir, kondisi demografi tahun 2018 dapat diperlihatkan sebagai
berikut pada tabel4.1:
Tabel 4.1 Tabel kondisi demografi tahun 2018

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

Desa Penduduk Fasilitas


Desa Punco 83 KK -. Rumah 60 unit
Kayu -. Masjid 1 unit
-. TK 1 unit
-. Musholla 1 unit

Tabel 4.2 Kebutuhan Energi listrik di desa Punco Kayu


No Tipe beban Jumlah Kebutuhan maksimum
(Watt)
1 Konsumsi Rumah Tangga
a. Golongan 1 (satu) 110 Watt - -
b. Golongan 2 (dua) 352 Watt, 440VA 60 11000
Konsumsi
2 Untuk Pelayanan sosial 3 344
Pemakaian
3 Sendiri / Power House 1 40
Jumlah Kebutuhan maksimum (1+2+3 ) 64 11384

Dari perencanaan penggunaan listrik bagi rumah tangga, fasilitas umum dan
penerangan jalan, maka kebutuhan energi listrik maksimum untuk desa Punco Kayu
Pelangai adalah 11384 Watt ( 11,4 kW).

3.6 Kapasitas Daya Terbangkit


Dari survei lapangan, di dapat hasil pengukuran sebagai berikut :

- Debit terukur (Qt) : 0,32 m3/dtk


- Debit desain (Q) : 0,2 m3/dtk
- Gross Head (Hg) : 25 m
- Total Losses : 1,13 m
- Net Head (Hn) : (25 – 1,13) m = 23,87 m
Dari data yang terukur, juga ada nilai konstanta untuk efisiensi. Dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.8 Prakiraan kapasitas daya rencana PLTMH desa Punco Kayu Pelangai
No Uraian Simbol Unit Nilai

1 Prakiraan Tinggi Kotor Hg M 25

2 Prakiraan Head Bersih Hn M 23,87

3 Desain Debit Qd Ltr/s 200

4 Potensi Hidrolik Pw kW 47

5 Prakiraan Effisiensi Turbin Eff t % 60%

6 Prakiraan sistem tranmisi mekanik Eff tm % 97 %

7 Prakiraan Effisiensi Generator Eff g % 90 %

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

8 Prakiraan Kapasitas daya terbangkit P el1 kW 25

9 Prakiraan kehilangan Daya dijaringan, 2% P loss kW 0,5

10 Prakiraan Daya listrik dipusat beban P el kW 24,5

11 Prakiraan kebutuhan daya listrik di desa Pd kW 11

Kapasitas daya terbangkit di desa Punco Kayu, Pelangai diuraikan dengan empiris
sebagai berikut :
Dari data yang terukur, juga ada nilai konstanta untuk efisiensi, yaitu :
- Efisiensi Turbin ( ηt ) : 0,6
- Efisiensi Transmisi Mekanik (
ηtm ) : 0,97
η
- Efisiensi Generator ( ( g ) : 0,903
Kapasitas daya yang terbangkit adalah :
- Daya pada output turbin
Pt = 9.81 x Q x Hn x 0.6
Pe = 9,81 x 0,2 x 23,87 x 0,6 = 28 kW
- Perubahan daya dari mekanik ke generator
Pd = 28 x 0,97 = 27 kW
- Kapasitas daya listrik yang keluar
Pel = 27 x 0,903 = 25 kW
Maka rating daya pada generator adalah :
S = 1,2 x ( P/cos φ ) kVA
S = 1,2 x (25/0,8) = 37 kVA
Potensi air dan tinggi jatuh air di desa Punco Kayu menghasilkan kapasitas daya
sebesar 25kW. Jika di interkoneksikan ke TR maka terdapat losses pada penghantar sebesar
±2 %, dan kapasitas berkurang menjadi 24,5 kW.
Generator yang digunakan di PLTMH Punco Kayu Pelangai sesuai dengan kapasitas
daya yang dihasilkan oleh potensi aliran sungai yaitu sebesar 25 kW, maka digunakanlah
generator dengan spesifikasi seperti dibawah ini :
- Generator sinkron
- Daya 25 kW 3 fasa
- Nr = 1500 rpm
- F= 50 Hz
- cos Φ = 0,85
Dari keluaran kapasitas ini, maka kita bisa lihat dari beberapa aspek, yaitu :
a. Perlengkapan Jaringan Listrik
Untuk instalasi mikrohidro, jarak power house terhadap interkoneksi TM atau TR
maksimum 3 km. Pada kasus tertentu dapat lebih jauh dengan catatan potensi dayanya besar
sehingga tingkat kelayakan ekonominya terpenuhi. Untuk mentransmisikan daya listrik
yang dibangkitkan di generator kepada konsumen dirumah-rumah dan pusat beban lainnya

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

digunakan kabel penghantar. Pada PLTMH transmisi listrik dilakukan pada tegangan
rendah (220/380) Volt.

Gambar 3.5 Diagram skema PLTMH Punco Kayu Pelangai

Untuk menentukan rating arus MCCB yang akan digunakan sebegai pengaman pada
panel maka terlebih dahulu dicari berapa rating arus yang dihasilkan oleh generator 3 fasa
25 kW dengan menggunakan persamaan dibawah ini :

I = √3 xV Px cosΦ
n
l

I =25000
n√3 x 380x 0,85
I =44 , 68 A
n

Maka Irating = 1,25xIn

Irating = 1,25x44,68

Irating = 55,85A

MCCB yang digunakan sebagai pengaman pada panel adalah MCCB dengan rating
sebesar 55,85A. Kabel transmisi yang digunakan adalah kabel jenis twisted (NFA2X)
dengan perhitungan diameter penghantar pada kapasitas 25 kW, yaitu :

P=√ 3 xV l xI l x cosΦ

P
Il =
Maka √3 xV l x cos Φ

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

25000
Il = =47 ,48 A
√3 x 380x 0,8
Kerapatan arus untuk penampang 1 mm2 ¿ 3 A, maka diameter penampang dari
47,48 A adalah 15,83 mm2 . Untuk lebih aman dan yang baik dipakai penampang kabel
sebesar 35 mm2. Tiang listrik untuk TR biasanya terdiri dari tiang tunggal. Pada desa Punco
Kayu ini menggunakan tiang beton bulat dengan ketinggian 7m/100 dengan jarak gawang
50 m dan pemakaian jenis TR nya disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Pada masyarakat, instalasi rumah biasanya terdiri dari tiga titik lampu dan satu stop
kontak. Pembatas arus menggunakan MCB 1 Ampere untuk daya 220 Watt. Sebagai media
untuk menghitung jumlah pemakaian listrik oleh konsumen biasanya juga digunakan KWh
meter.
b. Mekanikal Elektrikal
Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi air, tekanan dan energi kinetik)
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Putaran poros turbin ini akan diubah
oleh generator menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerjanya, turbin air dibagi
menjadi dua kelompok :
a. Turbin impuls (Cross flow, pelton & turgo)
b. Turbin reaksi (Francis, Kaplan/Propeller)

Berdasarkan spesifikasi lokasi dan potensi yang ada, maka untuk rencana pembangunan
PLTMH di desa Punco Kayu ini, menggunakan turbin berjenis Crossflow. Alat
pengendali/kontrol generator supaya tegangan dan frekuensi generator stabil pada saat
terjadi perubahan beban dikonsumen, ada dua macam, yaitu ELC dan IGC.

- ELC (Electronic Load Controller), untuk generator singkron dan yang


dikontrol adalah frekuensi.

- IGC (Induction Generator Controller), untuk generator induksi/motor dan


yang dikontrol adalah tegangan.
Rancangan PLTMH Punco Kayu menggunakan Electronic Load Control (ELC), pada
PLTMH ini juga terjadi transmisi daya yang bertujuan untuk menyalurkan daya poros turbin
ke poros generator. Elemen-elemen transmisi daya yang digunakan terdiri dari : sabuk
(belt), pulley, kopling, bantalan(bearing) dan cone clamp.
Pada pemakaian kontrol ELC, rating power yang digunakan sebesar :
- Rating power ELC = 1,2 x Pel = 1,2 x 25 kW = 30 kW
Pada PLTMH menggunakan beban Ballast (Ballast Load), dengan Air Heater sebesar :
- Rating Ballast Load = 1,4 x Pel = 1,4 x 25 kW = 35 kW

3.7 Pembahasan
Debit air pada aliran sungai Punco Kayu Pelangai Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten
Pesisir Selatan Sumatera Barat terukur sebesar 0,32 m3/detik dengan tinggi jatuh air setinggi
25m. Dengan debit air sebesar 0,32m3/detik dan tinggi air setinggi 25m, maka kapasitas
daya yang dapat dihasilkan oleh aliran sungai Punco Kayu adalah sebesar 25kW yang
apabila di interkoneksikan ke TR maka akan terdapat losses pada penghantar sebesar ±2%,
kapasitas daya yang dihasilkan akan berkurang menjadi 24,5kW.

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

Berdasarkan spesifikasi lokasi dan kapasitas daya yang dapat dihasilkan dari aliran
sungai Punco Kayu, maka digunakanlah turbin dengan jenis crossflow.
Pada desa Punco Kayu Pelangai terdapat sebanyak 83 KK penduduk yang mana
penduduk disini terbagi dalam 60 rumah. Selain itu terdapat juga 1 unit mesjid, 1 unit TK
(Taman kanak-kanak), dan 1 unit musholla. Jadi total yang akan dihubungkan ke PLTMH
adalah 60 unit rumah dan 3 fasilitas umum. Untuk konsumen rumah tangga disini dibagi
menjadi 2 yaitu, golongan konsumen I dan golongan konsumen II. Konsumen rumah tangga
yang akan digunakan adalah golongan II dengan kapasitas sambungan 220VA atau 176
Watt. Jenis beban yang digunakan oleh keseluruhan rumah tangga terdiri dari beban
penerangan tipe I (10 Watt), tipe II (20 Watt), beban radio (15 Watt), TV dan receiver (50
Watt) dan beban cadangan (20Watt), yang mana beban puncak terjadi pada pukul 18.00-
20.00 WIB.
Untuk jumlah beban maksimum rumah tangga golongan II pada saat beban puncak
didapatkan sebesar 10,52 kW atau 11kW, sedangkan untuk jumlah beban terpasang untuk
fasilitas umum sebesar 620 Watt dan kebutuhan daya pada saat beban puncaknya sebesar
344 Watt. Pada power house jumlah beban yang tersambung adalah sebesar 0,04 Watt karna
pada power house beban yang digunakan hanya lampu tipe II.
Dari hasil perhitungan penggunaan listrik bagi rumah tangga, fasilitas umum dan
penerangan jalan didapatkan hasil kebutuhan energi listrik maksimum untuk desa Punco
Kayu Pelangai adalah sebesar 11384 Watt atau 11,4 kW.
Dengan data penelitian feasibility study atau studi kelayakan yang telah diperoleh maka
dapat disimpulkan bahwa aliran sungai di desa Punco Kayu Pelangai dapat menghasilkan
daya listrik sebesar 25 kW dan dengan akses menuju PLTMH yang sudah bisa diakses
dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4 maka untuk proses pengiriman alat dan bahan
untuk membangun PLTMH akan dapat terlaksana dengan lancar. Dengan daya 25 kW maka
untuk kebutuhan listrik warga di desa Punco Kayu Pelangai dapat terpenuhi dengan adanya
pembangunan PLTMH. Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa aliran sungai
desa Punco Kayu layak untuk dijadikan sebagai sumber daya alam untuk pembangunan
PLTMH.

4. SIMPULAN
1. Penerapan teknologi PLTMH yang ramah lingkungan sebagai sumber energi listrik di
desa, diharapkan memberikan dampak positif dalam usaha pembangunan dan
pengembangan desa menuju desa mandiri energy dikarenakan memiliki beberapa
keunggulan dibanding dengan pembangkit listrik jenis lainnya: seperti bersih
lingkungan, renewable energy, tidak konsumtif terhadap pemakaian air, lebih awet,
biaya operasinya lebih kecil dan sesuai untuk daerah terpencil, disamping itu perawatan
mekanik dan elektrikal PLTMH lebih murah.
2. Selain itu, upaya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
merupakan upaya konstruktif untuk mengajak masyarakat peduli dengan lingkungan
hidup secara riil. Memanfaatkan air untuk memutar turbin pembangkit listrik, maka
mau tidak mau debit air harus tetap terjaga. Menjaga kuantitas hutan adalah pilihan
mutlak bagi masyarakat di sekitar yang memanfaatkan hutan hidup dan berharap listrik

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

dari mikrohidro. Menjaga hutan berarti juga mempertahankan debit air sunga sebagai
pembangkitnya. Inilah logika konservasi yang berkembang dari mikrohidro.
3. Dari studi yang dilakukan pada aliran air sungai Batang Timbulun Indah yang berlokasi
di kampung Punco Kayu, Pelangai Kec. Ranah pesisir Kabupaten Pesisir Selatan,
diperoleh kemampuan daya yang dapat dibangkitkan dengan Pembangkit listrik skala
mikrohidro sebesar ±25KW, dengan debit disain 0,2 m3/detik dan tinggi terjun 25
meter.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan,
bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman
yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa
sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis.
Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pertama-tama terima kasih atas rahmat dan rasa syukur yang diberikan oleh Allah
SWT atas segala apa yang telah diberikan-nya kepada penulis, sungguh tak satu-
pun karunia yang engkau berikan yang tak ku syukuri setiap hari Ya Allah.
Alhamdulillahirobil’alamin.
2. Kepada kedua Orang Tua penulis tercinta. Terima kasih atas segala do’a dan kasih
sayang yang tulus yang selama ini diberikan kepada penulis. Terima kasih selalu
sabar atas semua baik dan buruk sikap penulis. Terima kasih telah menjaga penulis
selama ini. Terima kasih telah menyemangati penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini. Duniaku.
3. Bapak, Dr. Hidayat, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta.
4. Bapak Ir. Yani Ridal, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Bung
Hatta sekaligus sebagai pembimbing I penulis yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir penulis.
5. Bapak Dr. Ir. Indra Nisja, M.Sc., selaku Pembimbing II penulis yang telah
membimbing penulis dalam menulis tugas akhir ini.
6. Bapak Ir. Arzul, M.T., selaku Pembimbing Akademik penulis.
7. Dosen-dosen Teknik Elektro bapak Eddy, Ibu Arnita, bapak Ija, bapak Kresna,
bapak Cahayahati, bapak Mirzazoni, yang telah bersedia memberikan ilmu
pengetahuan yang dimiliki kepada penulis mulai dari awal perkuliahan sampai hari
ini.
8. Teruntuk sahabat terbaik, terima kasih untuk segalanya. Terima kasih telah
mendengarkan keluh kesah penulis. Terima kasih telah menemani penulis dan
memberikan saran dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih karena
selalu ada. 
9. Kepada teman-teman 14 Ampere semuanya, terima kasih. Beberapa tahun ini
takkan terasa unik jika tanpa kalian.
10. Kepada semua Pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan namanya
disini satu-persatu, terima kasih sebesar-besarnya.
11. Terima kasih kepada Gedung Kampus III UBH yang telah menjadi saksi pahit
perjalanan perkuliahan kedua penulis selama beberapa tahun ini.

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta


Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Hasil Karya Mahasiswa
Padang, 18 Februari 2019 ISSN. XXXX-XXXX

DAFTAR PUSTAKA

1. Ridwan Arief Subekti , 2010, Survey Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro Di Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
Pusat Penelitian Tenaga Listrik Dan Mekatronik – Lipi, Bandung.
2. S.Warsito, Abdul Syakur, Agus Adhi Nugroho, 2005, Studi Awal Perencanaan
Sistem Mekanikal Dan Kelistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Mini-Hidro, Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Sultan Agung.
3. Albastomiroji (2018), Studi Kelayakan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (Pltmh) Bendung Trani Kali Samin/Gembong Di Kabupaten Sukoharjo,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Solo.
4. Yogi Suryo Setyo Putro, Pitojo Tri Juwono, Prima Hadi Wicaksono, 2015, Studi
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (Pltmh) Di Sungai Atei Desa
Tumbang Atei Kecamatan Sanamang Mantikai Kabupaten Katingan Provinsi
Kalimantan Tengah,Universitas Brawijaya, Malang.
5. Edo Trinando (2013), Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(Pltmh) Di Sungai Arter Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran Lampung, UNILA, Lampung.
6. The British Hydropower Association, 2005, A Guide To Uk Mini-Hydro
Developments, UK.
7. Anya P. Damastuti, 1997, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, Wacana Edisi 7,
Jakarta.
8. Taufik Hidayatullah, 2010, Analisis Pembangunan Pembangkit Listrik Minihidro
Mobuya 3x1000 Kw Di Sulawesi Utara, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
9. Prihatin Kahana, 2012, Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(Pltmh) Di Sungai Bedog Kabupaten Bantul, UGM, Yogyakarta.

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Putri Rama Efitri
    Belum ada peringkat
  • Kel 5
    Kel 5
    Dokumen25 halaman
    Kel 5
    Putri Rama Efitri
    Belum ada peringkat
  • Kel 6
    Kel 6
    Dokumen27 halaman
    Kel 6
    Putri Rama Efitri
    Belum ada peringkat
  • Kel 7
    Kel 7
    Dokumen26 halaman
    Kel 7
    Putri Rama Efitri
    Belum ada peringkat