Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA PASIEN

GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN PATOLOGIS


SISTEM INTEGUMEN DAN SISTEM IMUN

Disusun Oleh : Kelompok 3

Dewi Anjarwati ( PO7120119017)


Dhava Titania Aulia R. ( PO7120119018)
Dhona Novia Rizki (PO7120119019)
Dian Setia Gusti (PO7120119020)
Dita Febrianti (PO7120119021)
Doniarafik (PO7120119022)
Dwi Dhia Apriliani (PO7120119023)
Dwi Indriani (PO7120119024)

Dosen Pengampu :
Ns. Aguscik., S. Kep., M. Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PRODI D3 KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2020-2021

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah ll dengan judul :
“PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA PASIEN GANGGUAN RASA AMAN DAN
NYAMAN PATOLOGIS SISTEM INTEGUMEN DAN SISTEM IMUN ”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Palembang, Maret 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumsan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Definisi Sistem Integumen.....................................................................3


B. Fungsi Sistem Integumen.......................................................................5
C. Penyakit yang berkaitan dengan Sistem Integumen...............................6
D. Pemeriksaan Diagnostik (Penyakit).......................................................8
E. Definisi Sistem Imun..............................................................................9
F. Penyakit yang berhubungan dengan Sistem Imun...............................11
G. Pemeriksaan Diagnostik (Penyakit).....................................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................14

A. Kesimpulan..........................................................................................14
B. Saran.....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik,
kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa
Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Untuk melawan benda asing, tubuh memiliki sistem pertahanan yang saling
mendukung.Epidermis yang berfungsi sebagai pertahanan fisik, dibantu oleh airmata,
sebum, ludah, dan getah lambung yang mengandung unsure pertahanan kimiawi.Sistem
pertahanan tubuh merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam
rseistensi terhadap bahan atau zat yang masuk kedalam tubuh. Jika bakteri pathogen
berhasil menembus garis pertahanan pertama, tubuh melawan serangan dengan reaksi
radang(inflamasi) atau reaksi imun yang spesifik. Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel
dan molekul-molekul terhadap banda asing yang masuk kedalam tubuh disebut respon
imun. Sistem imun ini sangat diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadap bahaya yang dapat ditimbulakn oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan
hidup.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem integumen?


2. Apa fungsi sistem integumen?
3. Penyakit apa yang berkaitan dengan sistem intagumen
4. Apa yang dimaksud pemeriksaan diagnostik?
5. Apa yang dimaksud dengan sistem imun?
6. Penyakit apa yang berhubungan dengan sistem imun?
7. Apa yang dimaksud pemeriksaan Diagnostik HIV/AIDS

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem integumen
2. Untuk mengetahui fungsi sistem integumen
3. Untuk mengetahui Penyakit yang berkaitan dengan sistem intagumen
4. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik
5. Untuk mengetahui dengan sistem imun
6. Untuk mengetahui Penyakit yang berhubungan dengan sistem imun
7. Untuk mengetahui pemeriksaan Diagnostik HIV/AIDS

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Integumen

Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".Sistem
integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir).

 Kulit

Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Pada vertebrata struktur


kulit dibagi menjadi 2 bagian, bagian terluar disebut epidermis, dan bagian dalam dermis.

a) Epidermis merupakan lapisan luar yang selalu terdiri dari jaringan epitel
berlapis banyak dan berasal dari derivat ectoderm.

b)   Dermis atau torium. Di dalam dermis terdapat kelenjar keringat, kelenjar


minyak, pembuluh darah, ujung-ujung saraf dan kantung rambut.

Kulit dibagi kedalam dua kategori :

- Kulit tebal

Dapat dijumpai pada telapak tangan dan telapak kaki. Menurut seorang
bangsa scot : Henry Faudlus (1880), kulit dari telapak tangan mempunyai alur
yang selalu konstan polanya yang digunakan dalam dactiloscopy atau ilmu
merajah tangan (astrologi).dilihat dari penampang meintangnya tampak tidak
merata karena adanya papilla dermis yang menonjol ke epidermis.
Terbentuknya kulit teba antara lain :

 Mula-mula terjadi pembelahan mitos pada stratum germinativum

3
 Dilanjutkan denga pedorongan sel-sel hasil pembelahan mitosis ini
keluar
 Sel-sel yang terdorong keluar ini akan mengalami proses
penandukan (kornivikasi)
 Kemudian sel-sel yang telah mengalami penandukan akan
terlepaskan

Lapisan epidermis kulit tebal :

a) Stratum germinativum, lapisan in terdiri 2 lapisan :

     Lapisan basal dan Stratum spnosium :

b)   Stratum granulosum

c)    Stratum lusidum

d)   Stratum corneum

Lapisan dermis kulit tebal :

a)    Stratum papilare, lapisan ini membentuk penjorokan-penjorokan ke


epidermis yang disebut papilla dermis.

b)   Stratum retikulare , sifatnya lebih padat daripada stratum papillare,


elemen seluler lebih sedikit di bandingkan lapisan di atasnnya .

- Kulit tipis

Kulit tipis meliput semua permukaan kulit kecuali pada telapak tangan dan
kaki, kulit yang paling tipis terdapat pada kelopak mata ± 0,5 mm, sedangkan
yang tertebal di bagian punggung yaitu ± 5 mm.pada kulit tipis dapat di jumpai :
kelenjar keringat, kelenjar keringat , kelenjar lemak atau minyak yang
berhubungan dan tidak berhubungan dengan akar rambut .

Struktur yang membangun epidermis tipis, terdiri dari :

4
 Stratum germinativum
 Stratum spinosum, tipis saja
 Stratum granulosum, yangtidak kontinyu
 Stratum korneum juga tipis, stratum lusidum tidak ada.

a. Fungsi – fungsi kulit


1. Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
2. Sebagai alat peraba.
3. Sebagai pelindung organ dibawahnya.
4. Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
5. Pengatur suhu tubuh 
6. Tempat menimbun lemak.

Pigmentasi kulit

Didalam kulit terdapat butir-butir melanin, terutama pada stratum germinativum


pada bagian epidermis. Fungsi dari melanin adalah melindungi tubuh dari bahaya sinar
ultra violet. Cara terjadinya pembentukan melanin , adalah sebagai berikut :

 Sel-sel yang berperan dalam menghasilkan butir-butir pigmen disebut melanobast,


 Di dalam sitopasma sel terdapat enzim depaoksidase . darah membawa asam
amino  tyrosin.
 Tyrosin oleh enzim depaoksidase denga bantuan sinar ultra volet diubah menjadi
melanin.

B. Fungsi Sistem Integumen

1. Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet dan mekanik, kimia,
atau suhu
2. Penerima sensasi, sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu
3. Pengatur suhu, menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan
kehilangan panas saat suhu panas
4. Fungsi metabolic,  menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis vitamin  D.

5
5. Ekskresi dan absorpsi.

C. Penyakit yang berkaitan dengan Sistem Integumen

1. Luka Bakar

a. Definisi Combustio/Luka Bakar


Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Kulit
dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis, maupun
jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kontak dengan
sumber panas/penyebabnya. Kedalaman luka bakar akan mempengaruhi
kerusakan/ gangguan integritas kulit dan kematian sel-sel. Luka bakar adalah luka
yang terjadi karena terbakar api langsung maupun tidak langsung, juga pajanan
suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia. Luka bakar karena api
atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas banyak terjadi
pada kecelakaan rumah tangga .\

b. Patofisiologi Combustio/Luka Bakar


Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber
panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi
elektromagnetik. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein
atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi
destruksi jaringan. Jaringan yang dalam termasuk organ visceral dapat mengalami
kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan burning
agent. Nekrosis dan keganasan organ dapat terjadi.
Kedalaman luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan
lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15 menit dengan air panas
dengan suhu sebesar 56.10 C mengakibatkan cidera full thickness yang serupa.
Perubahan patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal
periode syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ

6
yang terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung dengan diikuti oleh fase
hiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian sistemik awal sesudah luka bakar
yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya integritas
kapiler dan kemudian terjadi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang
intravaskuler ke dalam ruanga interstisial.
Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume
darah terlihat dengan jelas. Karena berkelanjutnya kehilangan cairan dan
berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi
penurunan tekanan darah. Sebagai respon, system saraf simpatik akan melepaskan
ketokelamin yang meningkatkan vasokontriksi dan frekuensi denyut nadi.
Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah jantung.
Umumnya jumlah kebocoran cairan yang tersebar terjadi dalam 24 hingga 36 jam
pertama sesudah luka bakar dan mencapai puncaknya dalam tempo 6-8 jam.
Dengan terjadinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang
dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen vaskuler, volume darah akan
meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar.
Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal
menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia. Komplikasi ini
dinamakan sindrom kompartemen. Volume darah yang beredar akan menurun
secara dramatis pada saat terjadi syok luka bakar.
Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka bakar
ditutup. Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium serum
terhadap resusitasi cairan bervariasi. Biasanya hipnatremia terjadi segera setelah
terjadinya luka bakar, hiperkalemia akan dijumpai sebagai akibat destruksi sel
massif. Hipokalemia dapat terhadi kemudian dengan berpeindahnya cairan dan
tidak memadainya asupan cairan. Selain itu juga terjadi anemia akibat kerusakan
sel darah merah mengakibatkan nilai hematokrit meninggi karena kehilangan
plasma. Abnormalitas koagulasi yang mencakup trombositopenia dan masa
pembekuan serta waktu protrombin memanjang juga ditemui pada kasus luka
bakar. Kasus luka bakar dapat dijumpai hipoksia. Pada luka bakar berat, konsumsi
oksigen oleh jaringan meningkat 2 kali lipat sebagai akibat hipermetabolisme dan

7
respon lokal. Fungsi renal dapat berubah sebagai akibat dari berkurangnya
volume darah. Destruksi sel-sel darah merah pada lokasi cidera akan
menghasilkan hemoglobin bebas dalam urin. Bila aliran darah lewat tubulus renal
tidak memadai, hemoglobin dan mioglobin menyumbat tubulus renal sehingga
timbul nekrosis akut tubuler dan gagal ginjal. Kehilangan integritas kulit
diperparah lagi dengan pelepasan faktor-faktor inflamasi yang abnormal,
perubahan immunoglobulin serta komplemen serum, gangguan fungsi neutrofil,
limfositopenia. Imunosupresi membuat pasien luka bakar bereisiko tinggi untuk
mengalmai sepsis. Hilangnya kulit menyebabkan ketidakmampuan pengaturan
suhunya. Beberapa jam pertama pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh
rendah, tetapi pada jamjam berikutnya menyebabkan hipertermi yang diakibatkan
hipermetabolisme.

D. Pemeriksaan Diagnostik Combustio/Luka Bakar

1. Hitung darah lengkap :

Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah yang banyak


sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya cedera, pada Ht
(Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan sedangkan Ht
turun dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap
pembuluh darah.

2. Leukosit :

Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau inflamasi.

3. GDA (Gas Darah Arteri) :

Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan tekanan


oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida (PaCO2) mungkin terlihat
pada retensi karbon monoksida.

4. Elektrolit Serum :

8
Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan dan
penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun karena kehilangan cairan,
hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai
diuresis.

5. Natrium Urin :

Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang dari 10


mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan.

6. Alkali Fosfat :
Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan interstisial atau
gangguan pompa, natrium.

7. Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.

8. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema


cairan.

E. Definisi Sistem Imun

 Sistem imun atau sistem pertahanan tubuh merupakan bagian penting yang dimiliki tubuh
manusia. Saat sistem ini melemah, tubuh menjadi mudah terserang penyakit. Sistem imunitas,
dikutip dari LiveScience, adalah sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit dan gangguan yang
dapat merusak tubuh. Dalam kondisi yang prima, imun tubuh mampu melawan berbagai infeksi
patogen seperti virus, bakteri, dan parasit. 

Sistem imunitas kita terbagi menjadi tiga jenis: Imunitas alami (innate), buatan
(adaptive), dan imunitas pasif. Simak penjelasan tentang ketiga sistem imunitas tubuh di bawah
ini yang dihimpun dari LiveScience dan Medical News Today. 

1. Sistem imunitas alami


Saat lahir, manusia dibekali dengan sistem imunitas alami. Sistem ini terdiri dari
perlindungan baik dalam maupun di luar tubuh. Komponen yang masuk dalam sistem
imun alami diantaranya:

9
 Kulit
 Enzim pada air mata dan minyak kulit.
 Dahak dan refleks batuk.
 Cairan asam lambung. 
 Sel darah putih.

Imun kita akan bekerja saat patogen, bisa berupa bakteri atau virus, masuk ke
dalam tubuh. Antigen pada virus atau bakteri merangsang sistem imunitas untuk
memproduksi antibodi guna menyerang infeksi tersebut. 

Sistem imun ini juga disebut sebagai sistem imun non-spesifik. Dinamai demikian
karena imunitas ini tidak bisa melawan penyakit atau gangguan tertentu. Artinya, respon
dari sistem imunitas alami lebih umum. Jika patogen mampu menembus pertahanan
imunitas alami, tubuh memerlukan bantuan dari imunitas buatan. 

2. Sistem imunitas buatan

Saat imunitas alami tidak mampu menghalau serangan virus atau bakteri, tubuh
memerlukan pertahanan tambahan dari imunitas buatan. Imunitas buatan didapat saat
tubuh mulai mengenali beberapa jenis infeksi patogen. Kita memiliki imunitas ini setelah
terserang penyakit tertentu. 

Proses dari pembentukan imunitas buatan ini terjadi saat tubuh terserang patogen.
Patogen tersebut kemudian di proses dan diidentifikasi oleh tubuh. Kemudian sistem
imun akan membuat antibodi yang didesain untuk mengatasi serangan patogen tersebut.

Setelah sembuh, sistem imun kita akan mengingat penyakit yang menyerang tubuh.
Jika kelak terinfeksi dengan gangguan yang sama, tubuh sudah lebih siap melawan
gangguan tersebut. 

3. Sistem imunitas pasif

10
Dua sistem imunitas di atas masuk dalam kategori aktif. Dimana tubuh
memproduksi sendiri antibodi untuk melawan penyakit. Namun demikian, tubuh manusia
tidak selamanya mampu mengobati diri sendiri. Agar kekebalan tubuh semakin baik,
imunitas pasif diberikan pada tubuh. 

Jenis imunitas ini "dipinjam" dari sumber lain kemudian diberikan pada tubuh. 
Contohnya adalah ASI yang diberikan pada bayi. ASI mengandung antibodi yang
kemudian ditransfer kepada bayi saat ia menyusu. Selain dari ASI, sistem imunitas pasif
juga didapat melalui imunisasi.  Imunisasi merupakan kegiatan pemberian vaksin kepada
seseorang. Vaksin sendiri dibuat dari patogen (virus atau bakteri) yang sudah
dilemahkan. Vaksin yang sudah diberikan, akan membantu tubuh untuk memproduksi
antibodi yang sesuai dengan virus tertentu

F. Penyakit yang berhubungan dengan Sistem Imun

1. HIV/AIDS
a. Definisi HIV/AIDS
AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada
seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan
tejadinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun,
penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya.

b. Patofisiologi HIV/AIDS
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan
lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus
kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV. Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase
yaitu :

11
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak
ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak
ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai
system tubuh, dan manifestasi neurologist.

AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun
wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.

G. Pemeriksaan Diagnostik HIV/AIDS

1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :

a. ELISA
b. Western blot
c. P24 antigen test
d. Kultur HIV

2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.

12
a. Hematokrit.
b. LED
c. CD4 limfosit
d. Rasio CD4/CD limfosit
e. Serum mikroglobulin B2
f. Hemoglobulin

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem integumen adalah suatu sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya.
· Komponen dari Sistem ini merupakan bagian sistem organ yang terbesar,yakni
Mencakup :
- kulit - Rambut
- Bulu - Sisik
- kuku - kelenjar keringat

Kelenjar keringat berupa saluran melingkar dan bermuara pada kulit ari dan berbentuk
pori-pori halus. Sistem integument memiliki fungsi antara lain :
- Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, dan mekanik,
kimia, atau suhu
- Pengatur suhu -Fungsi metabolik
-Ekskresi dan absorpsi
Sistem imun bekerja untuk melindungi tubuh dari infeksi oleh mikroorganisme,
membantu proses penyembuhan dalam tubuh, dan membuang atau memperbaiki sel yang
rusak apabila terjadi infeksi atau cedera (Corwin, 2009). Pada individu normal sebagian
besar infeksi berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan menyebabkan sedikit sekali
kerusakan permanen karena sistem immun melawan agen infeksi dengan mengendalikan
atau menghancurkannya (Wahab dan Julia, 2002).

B. Saran
Kritik dan masukan yang membangun sangat kami harapkan pada makalah kami ini
agar dapat lebih baik lagi untuk terbitan makalah selanjutnya.

14
Daftar Pustaka

ITB Syamsuri,istamar.dkk.2007.Ipa Biologi. Semarang: Erlangga.


http://dinigriyaayu.multiply.com/journal/item/10 http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu
http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik http://rheno-
biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.htm
http://www.sith.itb.ac.id/profile/pakAR/SistemImun.pdf http://rheno-
biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.html Suripto.1990. Diktat Struktur
Hewan. Jurusan Biologi ITB. Bandung. Istamar syamsuri,dkk. 2007. Ipa Biologi. Malang :
Erlangga. http://dinigriyaayu.multiply.com/journal/item/10 http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu
http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik http://fahmi517.blogspot.com/2011/04/makalah-sistem-
integumen.html Suripto.1990. Diktat Struktur Hewan. Jurusan Biologi ITB. Bandung Sriyono,
dkk. 2005. Ilmu Pengetahuan Alam Biologi . Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.
https://www.coursehero.com/file/37714075/makalah-sistem-imundocx/

15

Anda mungkin juga menyukai