Nursitamsu F 221 18 173 Tugas 2 Permukiman 2
Nursitamsu F 221 18 173 Tugas 2 Permukiman 2
PERMUKIMAN II
MENGANALISIS 2 KAWASAN
PERMUKIMAN
NURSITAMSU
F 221 18 173
TUGAS II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Evaluasi kesesuaian lahan adalah proses menaksir kesesuaian lahan untuk berbagai
pilihan penggunaan tertentu, kerangka dasar evaluasi lahan adalah untuk mencocokan
(matching) kualitas suatu lahan dengan syarat yang diperlukan untuk suatu penggunaan
tertentu (FAO, 1976). Evaluasi kesesuaian lahan permukiman merupakan proses
penggambaran tingkat kesesuaian lahan untuk kegiatan permukiman. Metode yang
digunakan adalah dengan metode Analytical Hierarki Process (AHP) dan Sistem Informasi
Geografis (SIG), AHP berguna untuk menunjukan besar bobot yang mempengaruhi
masingmasing parameter dan SIG memiliki peran dalam menganalisis proses evaluasi
kesesuaian lahan yang sesuai dengan parameter yang telah ditentukan.
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik yang dilakukan adalah dengan cara observasi dan wawancara. Observasi
dilakukan terhadap kawasan perencanaan dari kondisi fisik dan non fisik. Sednagkan
wawancara dilakukan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai kondisi sosial,
ekonomi, dan strategi yang perlu dilakukan. Hal ini berdasar pada perencanaan perlu
dilakukan dengan carabottom-up guna menampung aspirasi masyarakat.Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi,
lingkungan, dan modal sosial. Beberapa metode analisis yang digunakan untuk
merumuskan rekomendasi pengembangan RW 03 adalah analisis deskriptif sub sistem
hulu-hilir komoditas, kelayakan usaha, prospek modal sosial dan kelembagaan.
Wilayah Kabupaten Banggai bagian utara dibatasi oleh Teluk Tomini, bagian timur
berbatasan dengan Provinsi Maluku Utara, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Banggai
Kepulauan dan bagian barat dibatasi oleh Kabupaten Tojo Una-Una dan Morowali. (BPS
Banggai, 2014)
4. Kondisi Umum
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor penyebab terjadinya mobilitas sosial masyarakat suku Bajo di Desa
Tinakin Laut, Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Laut yaitu faktor bencana alam,
faktor kondisi material bangunan, faktor ekonomi serta faktor perubahan pola pikir.
Bencana alam yang pernah terjadi di daerah tersebut mengakibatkan warga bajo bergerak
pindah ke daratan dan membuat rumah permanen. Kekuatan atau daya tahan material
bangunan yang harus direnovasi secara berkala sehingga orang bajo berinisatif membuat
rumah di darat seperti masyarakat local dan juga karena lebih membutuhkan banyak
biaya dalam hal harus merenovasi setiap waktunya. Pekerjaan masyarakat bajo adalah
penunjang pemenuhan kebutuhan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga orang
bajo dengan pendapatan yang tidak menentu dilaut mencari alternative pekerjaan di darat
sebagai tambahan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.