Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan

Infeksi Menular Seksual (IMS)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
A. Definisi
Infeksi Menular Seksual(IMS) disebut juga venereal(dari kata venus, yaitu
Dewi Cinta dari Romawi kuno),didefinisikan sebagau salah satu akibat yang
ditimbulkan karena aktivitas seksual yang tidak sehat sehingga menyebabkan
munculnya penyakit menular.
Kelainan yang timbul akibat penyakit ke kelamin ini tidak terbatas hanya pada
daerah genital saja,tetapi dapat juga pada daerah-daerah ekstra genital, Gejalanya
dapat juga menyerang mata,mulut,saluran pencernaan,hati,otak dan organ tubuh
lainnya.
Perilaku yang dapat mempermudah penularan IMS adalah dengan
berhubungan seks yang tidak aman dengan penderita IMS(tanpa menggunakan
pelindung/kondom),ganti-ganti pasangan seks, pelacuran, melakukan hubungan seks
secara anal, karena hubungan ini mudah menimbulkan luka yang mempermudah
masuknya kuman atau virusa penyebab IMS.
IMS dapat bersifat asymptomatic(tidak memiliki gejala) baik pada pria atau
wanita. Beberapa IMS baru menunjukan tanda-tanda dan gejaka berminggu-minggu
berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah terinfeksi. Walaupun seseorang tidak
menunjukan gejala-gejala terinfeksi IMS,dan tidak mengetahui bahwa mereka terkena
IMS, mereka tetap bisa menulari orang lain.
Beberapa IMS yang menimbulkan gangguan tersebut antara lain klamidia,
gonore, sifilis, herpes genitalis, trikhomonas, dan bakterial vaginal(BV). Akibat
buruk pada organ ganitalia yang paling sering adalah Penyakit Radang Panggul (PRP)
sedang dalam kehamilan menimbulkan berbagai dampak buruk terhadap janin.

B. Etiologi
Virus:
 Human Papiloma Virus
 Herpes simplek virus
Bakteri:
 Neisseria gonorrhea
 Chlamydia Trachomatis
 Treponema pallidum
 Haemophilus ducreyi
Fungi:
 Candida albicans
Parasit:
 Pthirus pubis
 Sarcoptes scabei
Prozoa:
 Trichomonas vaginalis

C. Manifestasi Klinis
1. Manifestasi Klinis Kondiloma Akuminata
 Kutil genitalis sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan
lembap
 Predileksi
Pria: ujung, batang penis, dan d bawah prepusium, anus
Wanita: vulva, dinding vagina, serviks, kulit sekeliling vagina, anus
 Kutil muncul dalam waktu 1 – 6 bulan setelah terinfeksi, tumbuh
cepat, hingga bertangkai
 Keadaan klinis di bagi menjadi 3 bentuk : akuminata, papul, dan datar
Giant Condyloma > Kondiloma Akuminata yang besar, bersifat invasif
lokal,tidak bermetastasis.

2. Manifestasi Klinis Herpes Genitalis


 Gejala awal mulai timbul pada hari ke 4 – 7 setelah terinfeksi
 Gejala awal : gatal, kesemutan, dan sakit. Lalu muncul bercak
kemerahan yang kecil, diikuti sekumpulan vesikel yang terasa nyeri.
Vesikel pecah membentuk luka yang melingkar > penderita nyeri saat
berkemih, saat berjalan.
 Luka membaik dalam 10 hari, meninggalkan jaringan paru.
 Kelenjar getah bening di sekitarnya agak membesar, demam.
 Predileksi
Pria: kulit penis, anus
Wanita: vulva, serviks, anus

3. Manifestasi Klinis Chlamydiasis


 Penting untuk mengetahui adanya koitus suspektus ( biasanya terjadi 1
– 5 minggu sebelum timbul gejala), apakah telah melakukan hubungan
seksual dengan istri pada waktu keluhan sedang berlangsung >
Fenomena ping pong
 Gejala:
Pria: urethritis, duh tubuh mukopurulen pada pagi hari (morning
drops), gatal pada uretra, rasa panas saat buang air kecil, asimptomatik
( 1 – 25%)
Wanita: servisitis, duh tubuh mukopurulen, bengkak, eritema, mudah
berdarah pada endoserviks, asimptomatik (70%)
 Komplikasi: ketuban pecah dini, lahir premature, konjungtivitis, dan
radang paru, salpingitis dengan risiko infertilitas, nyeri pelvis kronis,
kehamilan ektopik, epididymitis.

4. Manifestasi Klinis Syphillis


 Bersifat kronis dan sistemik
 Dapat ditularkan kepada bayi saat didalam kandungan
 Periode inkubasi 3 minggu
D. Patofisiologi
 kontak langsung dengan eksudat yang infeksius dari lesi kulit atau mukosa
pada saat berhubungan seksual dengan pasangan yang telah tertular
 Tranmisi terutama melalui membrane mukosa penis, vulva, rectum, traktus
urinarius dan jarang melalui mulut, tenggorokan, saluran pernafasan dan mata
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Darah dan Urine
2. Apusan
3. Pap Smear dan Pengujian HPV
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan IMS
 Anamnesis tentang riwayat infeksi/penyakit
 Pemeriksaan fisik dan pengambilan spesimen
 Diagnosis tepat
 Pengobatan yang efektif
 Nasehat yang berkaitan dengan perilaku seksual
 Penyediaan kondom dan anjuran pemakaian
 Penatalaksanaan mitra seksual
 Pencatatan dan laporan kasus
 Tindak lanjut klinis secara tepat
Daftar Pustaka

Raisyifa., Mangguang, Masrizal., Reflita. (2010). FAKTOR-FAKTOR YANG


BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI MENULAR
SEKSUAL PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI TELEJU
PEKANBARU. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol.4, No.1

Masni, nurdiana lante. 2016. FAKTOR RISIKO KEJADIAN INFEKSI MENULAR


SEKSUAL DI PUSKESMAS KALUMATA KOTA TERNATE. Jurnal MKMI. Vol.
12 No.4

Anda mungkin juga menyukai