Dewasa MEDIK
Obat Pulang :
Ciprofloxacin 2x500mg
KIE Pasien : Apabila keluhan tidak membaik dalam 3 hari kontrol ke poli
S : Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada perut kiri sejak tadi pagi. Nyeri seperti tertusuk-tusuk tembus hingga
belakang. BAB dalam batas normal, BAK (anyang-anyangan, terasa panas, berwarna kuning jernih) demam (-), mual (+),
muntah (-).
RPD : infeksi saluran kencing 2 bulan yang lalu . RPO : (-), Riw. alergi obat: disangkal
Abdomen: soefl, nyeri tekan (+) regio illiaca S, hepar dan lien tidak teraba,
KATEGORI PASIEN :
Dewasa MEDIK
DIAGNOSIS :
K30 - Dyspepsia -
TINDAKAN MEDIS :
S : Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 1 hari yang lalu. Ulu hati terasa perih dan
nyeri seperti tertusuk-tusuk. Mual (+), muntah (+) 1 kali, perut terasa kembung. BAB dan BAK dalam
batas normal. Pasien mengatakan 1 hari yang lalu telat makan dan sempat makan makanan pedas.
RPD : dispepsia
Abdomen: soefl, nyeri tekan (+) epigastrium , hepar dan lien tidak teraba,
A : Dispepsia
KATEGORI PASIEN :
Dewasa BEDAH
DIAGNOSIS :
TINDAKAN MEDIS :
MENJAHIT LUKA
Wound Hecting :
Persiapan : menjelaskan teknik menjahit luka
Debridement : Menyiapkan set bedah minor steril, kasa steril, surgical needle, benang, spoit, lidocain
2%, NaCl 0,9%, betadin
- Melakukan Desinfeksi luka dan sekitar luka dengan menggunakan betadin. Desinfeksi
dilakukan dari dalam kearah luar atau secara
- Melakukan anestesi lokal pada tepi luka dan dasar luka dengan menggunakan spoit dan
lidocain 2%
- Melakukan pencucian luka (debridement) dengan menggunakan kasa steril dan NaCl 0,9%
Penjahitan Luka : Drapping :menutup area sekitar luka dengan doek steril atau kasa steril
Handling instrument : needle holder dipegang oleh jari 1 dan jari 4, di ruas jari pertama.
Surgical Needle dijepit diujung
needle holder
S : Pasien datang dengan keluhan luka pada kaki kanan setelah menginjak batang pohon ental 30 menit
yang lalu sebelum ke IGD. Perdarahan aktif (+).
Look : Vull. Appertum ukuran 4cmx0,3cm, dasar luka otot, tepi ireguler, luka tampak
kotor, active bleeding (+), corpal (-)
KATEGORI PASIEN :
DIAGNOSIS :
TINDAKAN MEDIS :
Observasi selama 30menit hingga 1 jam --> tidak ada kejang --> KIE pulang
Apabila setelah diberikan obat paracetamol 4 jam kemudian panas >39C bisa di berikan ulang
Cegah dehidrasi
S : Pasien datang ke IGD diantar oleh ibunya dengan keluhan kejang 5 menit yang lalu. Kejang kedua sisi
tubuh seperti kelojotan, mata melirik keatas, sekitar kurang lebih 1 menit setelah kejang anak menangis.
Setelah di IGD pasien tidak kejang. Demam (+) sejak 1 hari yang lalu. demam tinggi. Batuk (+) berdahak
sejak 2 hari yang lalu, pilek (-).
RPD : KDS (+) usia 1 tahun dan terakhir 6 bulan lalu kejang saat demam
RPO : paracetamol
Abdomen: soefl, nyeri tekan (-) , hepar dan lien tidak teraba,
KATEGORI PASIEN :
DIAGNOSIS :
TINDAKAN MEDIS :
BEDAH MINOR
Wound explore :
Persiapan : Menjelaskan kepada orangtua pasien tentang prosedur explorasi luka dan menjelaskan
alasan dilakukannya
Teknik : Persiapan alat : Kasa steril, pinset anatomis, spuit 3cc, lidocain 2%, betadine , NaCl 0,9% dan
mess
- Cuci tangan
- Membuat cross insisi dengan menggunakan mess diatas luka yang tertusuk paku
Obat Pulang :
S : Pasien datang ke IGD Puskesmas diantar oleh bapaknya dengan keluhan kaki kiri tertusuk paku 2 jam
yang lalu saat bermain. Bapak pasien mengatakan pakunya berkarat. Status imunisasi pasien lengkap.
Look : vulnus ictum (Punctate +), luka bersih, active bleeding (-)
KATEGORI PASIEN :
Dewasa BEDAH
DIAGNOSIS :
BEDAH MINOR
Wound toilet :
KIE pasien: tidak memerlukan vaksin anti rabies (VAR) karena lokasi luka berada pada betis kaki kanan
dan anjing yang menggigit anjing rumah
Lapor ke puskesmas hewan, observasi anjing selama 2 minggu (anjing jangan dibunuh) apabila
dalam 2 minggu anjing menunjukkan
tanda-tanda rabies dan meninggal mendadak, segera lapor ke IGD untuk mendapatkan VAR
S : Pasien datang dengan keluhan digigit anjing pada betis kaki kanan 10 menit yang lalu sebelum ke IGD.
perdarahan aktif (-). Pasien mengatakan anjing yang menggigit adalah anjing tetangganya (bukan anjing
liar) .
Look : Vulnus morsum (+) tampak 2 gigitan ukuran 2cm dan 3cm, active bleeding (-) ,
hematom (+), edema (-)
Dewasa BEDAH
DIAGNOSIS :
MEMASANG INFUS
KIE Pasien untuk di Rujuk IGD RSUD KARANGASEM --> Keluarga pasien setuju
2. Cuci tangan
3. Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke botol
infuse
4. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem
slang hingga cairan memenuhi selang dan
5. Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi atas tempat penusukan
dan anjurkan pasien untuk menggenggam
9. Lakukan penusukan pada vena metacarpalis dorsalis dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena
dan posisi jarum ( abocath ) mengarah
ke atas
10. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian dalam ( jarum
) sambil meneruskan tusukan ke dalam
vena
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan
menekan menggunakan jari tangan agar darah
tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infus
12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan
14. Tulis tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
Abdomen : Soefl, nyeri tekan (+) regio Illiaca dextra, timpani , BU (+) normal
Pemeriksaan tambahan: nyeri tekan mc. burney (+), Psoas sign (+), obturator sign (+)
Alvarado score : 7
A : Appendisitis Akut
KATEGORI PASIEN :
Lansia BEDAH
DIAGNOSIS :
L03 - Cellulitis -
TINDAKAN MEDIS :
BEDAH MINOR
Rawat luka :
Bersihkan ulcus dengan betadine dan tutup dengan sufratulle + kasa steril
obat pulang : Amoxicillin 3x500mg (p.o)
S : Pasien datang dengan keluhan kaki kanan bengkak sejak 2 hari yang lalu. Awalnya terdapat luka pada
kaki kanan yang tidak kunjung sembuh, pasien mengatakan awalnya gatal kemudian digaruk menjadi
luka. Kaki kanan bengkak hingga ke betis. Nyeri (+) terutama saat berjalan. Demam (+). RPD : DM
disangkal
Abdomen: soefl, nyeri tekan (-) , hepar dan lien tidak teraba,
Look : tampak ulkus ukuran 3cmx2cm , pus (+), edema (+) hingga tibia , hiperemis (+).
KATEGORI PASIEN :
Dewasa MEDIK
DIAGNOSIS :
L50 - Urticaria -
TINDAKAN MEDIS :
Obat Pulang :
S : Pasien datang dengan keluhan gatal pada seluruh tubuh setelah makan ikan 2 jam yang lalu sebelum
keIGD. Gatal disertai kemerahan pada kulit terutama di badan dan sela-sela siku dan paha. Tidak ada
mata bengkak maupun sesak.
Abdomen: soefl, nyeri tekan (-) , hepar dan lien tidak teraba,
KATEGORI PASIEN :
TINDAKAN MEDIS :
Obat pulang :
S: Pasien datang diantar oleh gurunya dengan keluhan pingsan saat berolahraga. Pingsan kurang lebih 5
menit. Pasien mengatakan pandangan matanya gelap. Pasien mengatakan tidak makan dan minum
sebelum berolahraga
Abdomen: soefl, nyeri tekan (-) , hepar dan lien tidak teraba,
A : Syncope
KATEGORI PASIEN :
TINDAKAN MEDIS :
MEMASANG INFUS
KIE keluarga pasien : menyarankan untuk rawat inap--> keluarga setuju
Pasang infus RL :
2. Cuci tangan
3. Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke botol
infuse
4. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem
slang hingga cairan memenuhi selang dan
5. Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi atas tempat penusukan
dan anjurkan pasien untuk menggenggam
9. Lakukan penusukan pada vena metacarpalis dorsalis dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena
dan posisi jarum ( abocath ) mengarah
ke atas
10. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian dalam ( jarum
) sambil meneruskan tusukan ke dalam
vena
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan
menekan menggunakan jari tangan agar darah
tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infus
12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan
14. Tulis tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
S : Pasien datang diantar oleh ibunya dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam terus-
menerus, hanya turun saat minum obat kemudian demam tinggi lagi. Batuk dan pilek disangkal. Mual
(+), muntah (+) 1 kali tadi malam. Mimisan (-), gusi berdarah (-) Anak tampak lemas.
RPO : Paracetamol
Abdomen: soefl, nyeri tekan (+) epigastrium , hepar dan lien tidak teraba,
A : Dengue Fever
KATEGORI PASIEN :
Lansia MEDIK
DIAGNOSIS :
TINDAKAN MEDIS :
MEMASANG INFUS
Pasang infus RL :
2. Cuci tangan
3. Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke botol
infuse
4. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem
slang hingga cairan memenuhi selang dan
5. Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi atas tempat penusukan
dan anjurkan pasien untuk menggenggam
9. Lakukan penusukan pada vena metacarpalis dorsalis dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena
dan posisi jarum ( abocath ) mengarah
ke atas
10. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian dalam ( jarum
) sambil meneruskan tusukan ke dalam
vena
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan
menekan menggunakan jari tangan agar darah
tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infus
12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan
14. Tulis tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
KIE : Pasien disarankan untuk rawat inap di PKM karena tekanan darah yang rendah + dehidrasi ringan-
sedang --> Keluarga setuju
Penatalaksanaan IGD :
S: Pasien datang ke IGD diantar oleh keluarganya dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu. Diare hari
ini kurang lebih 10 kali. Diare berisi ampas (+), lendir (+), darah (-). Nyeri perut (+) seperti melillit. Mual
(+), muntah (+) 2 kali berisi makanan. Demam (+) sejak tadi pagi. Pasien tampak lemas.
Abdomen: soefl, nyeri tekan (+) umbilikus, hepar dan lien tidak teraba,
A : Gastroenteritis Akut
KATEGORI PASIEN :
Dewasa OBGYN
DIAGNOSIS :
TINDAKAN MEDIS :
Observasi parturient, ketika pembukaan lengkap, penolong memakai alat pelindung diri mulai dari
kacamata, masker, apron, handscoen steril serta sepatu yang menutup punggung kaki, setelah itu
pimpin ibu untuk mengejan.KIE jika perut terasa sakit atau mengeras mulai mengejan, ketika perut
sudah lemas dan tidak sakit, suruh ibu beristirahat dan mengamkbil nafas untuk mengejan selanjutnya.
Ketika kepala bayi sudah terlihat dari introitus vagina, tangan kanan melindungi perineum sementara
tangan kiri menahan kepala agar tidak keluar terlalu cepat. Ketika kepala sudah terlihat penuh dan
sudah putar paksi luar, pegang kepala bayi dengan kedua tangan secara biparietal. Dengan lembut tarik
curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan. Setelah itu tarik curam ke atas untuk melahirkan bahu
belakang. Setelah kepala lahir lahirkan dada, perut dan kaki secara berurutan. Klem 5cm dari pusat bayi,
kemudian taruh klem kedua sekitar 3cm dari klem pertama, potong tali pusat diantara kedua klem
tersebut. Kemudian bayi dibersihkan pada bagian muka dan lakukan suction pada area mulut dan
hidung bayi, nilai APGAR score dan tempatkan bayi pada tempat yang hangat. Kemudian ibu diberi
suntikan oksitosin 10 IU IM pada paha lateral 1/3 superior untuk memulai manajemen aktif kala III.
Lakukan masase ringan pada fundus sembari pasien merangsang puting susunya. Melahirkan plasenta
dengan tehnik peregangan tali pusat terkendali. Saat terjadi kontraksi plasenta diregangkan dengan
tangan kanan sembari tangan kiri mendorong fudus secara posterosuperior sampai plasenta lahir.
Setelah lahir nilai kelengkapan plasenta. Setelah itu bersihkan ibu dan mulai kela IV dengan observasi
ibu selama 2 jam.
ANAMNESA
Pasien datang jam 10:00 pagi ke IGD Puskesmas Kubu 1 dengan keluhan nyeri perut sejak jam 03:00. Ini
merupakan kehamilan pertama pasien. Sebelumnya ANC di bidan dengan teratur dengan HPHT tanggal
15-01-2019 dengan tafsiran persalinan tanggal 22-10-2019. Saat datang dilakukan pemeriksaan VT :
pembukaan 4cm, effacement 75%, presentasi kepala, hodge IV denominator UUK, ketuban +, upd dbn.
His 5x/10'45", DJJ 145x/menit.
Diagnosis G1P0A0 parturient UK 39-40mgg janin intrauterin tunggal/hidup + inpartu kala I fase aktif.
Observasi partus, 6 jam kemudian ibu merasa sangat sakit dan dilakukan VT dengan hasil pembukaan
lengkap. Kemudian bayi lahir jenis kelamin perempuan BB : 3100g, PB : 50cm.
Lansia MEDIK
DIAGNOSIS :
M10 - Gout -
TINDAKAN MEDIS :
Allopurinol 3x100mg
KIE : Hindari makan makanan yang mengandung tinggi purin seperti kacang-kacangan, seafood, jeroan,
santan
S : Pasien datang dengan keluhan nyeri pada jari-jari kaki sejak 3 hari yang lalu. Nyeri terutama saat
berjalan. Tidak ada keluhan bengkak, merah. Demam (-)
RPD : asam urat
Abdomen: soefl, nyeri tekan (-) , hepar dan lien tidak teraba,
A : Gout Arthritis
KATEGORI PASIEN :
Lansia BEDAH
DIAGNOSIS :
TINDAKAN MEDIS :
MEMASANG KATETER
Melakukan pemasangan kateter:
Persiapan : Siapkan kateter ukuran 18, Gel, handscoen steril, kasa, betadine
Teknik :
1. Bersihkan daerah genital sebelum pemasangan kateter. Tutup daerah genitalia dengan duk sterile
setelah dilakukan desinfeksi pada daerah OUE dan sekitarnya.
2. Dilakukan pemberian xylocain jelly pada OUE atau lubrikasi dengan jelly pada kateter. Kemudian
dilakukan insersi kateter pada pasien dalam posisi berbaring terlentang . Apabila telah sampai ke vesica
urinaria (biasanya ditandai dengan mengalirnya urine ke luar), balon kateter dikembangkan dengan
spoit berisi air steril 20 ml, untuk menahan kateter agar tidak keluar, kemudian urine bag dipasang lalu
dilakukan fiksasi kateter pada pangkal paha
S : Pasien datang dengan keluhan tidak bisa kencing sejak tadi malam. Pasien mengatakan sebelum tidak
bisa kencing, awalnya kencing menetes dan mengejan apabila ingin BAK.Tidak ada riwayat kencing darah
atau berpasir. Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah
Abdomen: soefl, nyeri tekan (+) Simfisis pubis , hepar dan lien tidak teraba,