Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TEORI GRAF

REPRESENTASI GRAF DAN DIGRAF DALAM


MATRIKS

Anggota Kelompok 3

1. Annisa Nurul Fadhilah (M0118012)


2. Shavira Ramadhani (M0118062)
3. Fadilla Wahyu Fauzia (M0119029)
4. Layinatu Khusniyatinna'im (M0119054)
5. Rizki Eka Oktavia (M0119074)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2021

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era 4.0 ilmu komunikasi dan teknologi terus berkembang pesat. Salah satu ilmu yang
banyak dibutuhkan saat ini untuk mengimbangi perkembangan teknologi adalah ilmu matematika.
Ilmu matematika memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam memecahkan persoalan
kehidupan sehari-hari. Salah satu cabang ilmu matematika yang dibutuhkan untuk mengikuti
kemajuan teknologi adalah teori graf.
Teori graf merupakan ilmu matematika yang dapat digunakan unutk menghubungkan
sebuah objek dengan objek lain. Penerapan teori graf dalam dunia nyata dapat digunakan untuk
merepresentasikan persoalan atau permasalahan dalam kehidupan sehari-hari menjadi lebih
sederhana agar lebih mudah dipahami dan dimengerti. Dalam penerepan konsep graf di kehidupan
sehari-hari terkadang juga terdapat sebuah permasalahan yang harus direpresentasikan kedalam
graf berarah atau sering disebut digraf.
Dalam era digital saat ini teori graf banyak dimanfaatkan dalam penerapan teknologi,
seperti jaringan internet, transportasi, Global Positioning System (GPS), dan juga kecerdasan
buatan. Untuk penerapan teori graf dalam teknologi, agar konsep graf dapat diproses dalam
komputer maka teori graf tersebut membutuhkan representasi lain. Representasi yang sesuai untuk
membawa teori graf tersebut adalah dengan mengubahnya kedalam bentuk matriks. Oleh karena
itu makalah ini disusun untuk membahas mengenai representasi graf dan digraf dalam bentuk
matriks.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diperoleh tiga rumusan masalah, yaitu
1. bagaimana representasi graf dan digraf ke dalam matriks,
2. bagaimana walk dalam graf dan digraf jika direpresentasikan dalam matriks, dan
3. bagaimana penerapan kasus apabila diselesaikan dengan merepresentasikan graf dan digraf
ke dalam matriks.

1
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan maslah, diperoleh tiga tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu

1. merepresentasikan graf dan digraf ke dalam matriks,


2. memahami walk dalam graf dan digraf jika direpresentasikan dalam matriks, dan
3. menerapkan kasus apabila diselesaikan dengan merepresentasikan graf dan digraf ke dalam
matriks.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Representasi Graf dan Digraf dalam Matriks

Graf terdiri dari titik (𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑥) dan garis (𝑒𝑑𝑔𝑒), dimana antar 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑥-nya dapat
dihubungkan oleh 𝑒𝑑𝑔𝑒, sedangkan apabila edge dari suatu graf memiliki arah (𝑎𝑟𝑐) maka disebut
dengan digraf. Graf digunakan untuk mempresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara
objek-objek tersebut. Representasi visual dari graf yaitu dengan menyatakan objek sebagai titik
(𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑥), sedangkan hubungan antara objek dinyatakan dengan garis (𝑒𝑑𝑔𝑒). Dalam ilmu
komputer, untuk memproses graf dengan program komputer maka graf harus direpresantasikan ke
dalam bentuk memori. Terdapat beberapa representasi yang mungkin untuk graf, dan representasi
yang sering digunakan dalam graf sederhana adalah matriks ruas, matriks adjacent dan matriks
incident.

2.2 Matriks Ruas

Dari Chartrand [1] dan Ruohonen [2], diberikan beberapa definisi dan teorema yang
berkaitan dengan representasi graf dan digraf dalam matriks.

Definisi 2.2.1. Diberikan graf G dengan himpunan vertex 𝑉(𝐺) = {𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 , ⋯ , 𝑣𝑛 } dan
himpunan edge 𝐸(𝐺) = {𝑒1 , 𝑒2 , 𝑒3 , ⋯ , 𝑒𝑛 }. Matriks ruas adalah matriks berukuran (2 × M ) atau
(M × 2) yang menyatakan ruas dari graf. Dalam digraf pun demikian karena penyajian matriks
ruas, arah tidak berpengaruh.

Gambar 2.1. Graf 𝐺1

3
Matriks ruas dari graf 𝐺1 adalah

𝑣1 𝑣1 𝑣1 𝑣1 𝑣2 𝑣3 𝑣3 𝑣4
𝑅(𝐺1 ) = (𝑣 𝑣3 𝑣4 𝑣5 𝑣3 𝑣4 𝑣5 𝑣5 )
2

Matriks ruas dari graf 𝐺1 dapat dinyatakan dalam bentuk matriks (M × 2) yaitu

𝑣1 𝑣2
𝑣1 𝑣3
𝑣1 𝑣4
𝑣 𝑣5
(𝐺1 ) = 𝑣1 𝑣3
2
𝑣3 𝑣4
𝑣3 𝑣5
(𝑣4 𝑣5 )

2.3 Matriks Adjacent


Definisi 2.3.1. Diberikan graf G dengan himpunan vertex V(G) = {𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑛 } dan himpunan
edge E(G) = {𝑒1 , 𝑒2 , … , 𝑒𝑛 }. Matriks adjacent A(G) = |𝑎𝑖𝑗 | dari graf G adalah matriks berukuran
𝑛 × 𝑛 dengan baris i dan kolom j, dimana 𝑎𝑖𝑗 = 1 jika 𝑣𝑖 adjacent dengan 𝑣𝑗 dan 𝑎𝑖𝑗 = 0 jika 𝑣𝑖
tidak adjacent dengan 𝑣𝑗 .
Matriks adjacent dari sebuah graf merupakan matriks yang simetris. Jika graf dari matriks
tersebut tidak memuat loop maka semua elemen-elemen matriks adjacent sepanjang diagonal
utama bernilai nol.

Gambar 2.2. Graf 𝐺2

4
Graf pada Gambar 2.2. merupakan graf yang tidak memiliki loop pada setiap vertex-nya
sehingga akan terbentuk elemen matriks adjacent pada sepanjang diagonal utama yang bernilai 0.

0 1 1 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1 1 0 0
1 0 0 0 1 1 0 0 0
1 0 0 0 1 1 0 0 1
Matriks adjacent dari graf 𝐺2 adalah 𝐴(𝐺2 ) = 0 1 1 1 0 0 1 1 1
0 1 1 1 0 0 1 1 1
0 1 0 0 1 1 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0
(0 0 0 1 1 1 0 0 0)

Gambar 2.3. Graf 𝐺3

Graf pada Gambar 2.3. memiliki loop pada keempat verte-nya, yaitu pada vertex
{𝑣2 , 𝑣4 , 𝑣6 , 𝑣8 }, sehingga tidak semua elemen matriks adjacent pada diagonal utamanya bernilai 0.

0 1 1 0 0 0 1 0
1 1 0 1 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 0 0
0 1 1 1 1 0 0 0
Matriks adjacent dari graf 𝐺3 adalah 𝐴(𝐺3 ) =
0 0 1 1 0 1 1 0
0 0 1 0 1 1 0 1
1 0 0 0 1 0 0 1
(0 1 0 0 0 1 1 1)

5
Definisi 2.3.2. Diberikan digraf D dengan himpunan vertex V(D) = {𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑛 }. Matriks
adjacent A(D) = |𝑎𝑖𝑗 | dari digraf D adalah matriks berukuran 𝑛 × 𝑛 dengan baris i dan kolom j,
dimana 𝑎𝑖𝑗 adalah jumlah arc yang keluar dari vertex i dan menuju ke vertex j. Matriks adjacent
dari sebuah digraf bukan merupakan matriks simetris.

Gambar 2.4. Digraf 𝐷1

Gambar 2.4. merupakan digraf dengan himpunan vertex {𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 , 𝑣4 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣7 , 𝑣8 } dan


edge berupa edge berarah atau disebut arc.

0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0
Matriks adjacent dari digraf 𝐷1 adalah 𝐴(𝐷1 ) =
0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0
(0 0 0 1 0 0)

2.4 Matriks Incident

Definisi 2.4.1. Diberikan graf G yang tidak mempunyai loop dengan himpunan vertex 𝑉(𝐺) =
{𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑛 }. dan himpunan edge E(G) = {𝑒1 , 𝑒2 , … , 𝑒𝑛 }. Matriks incident I(G) =[𝑎𝑖𝑗 ] dari graf
G adalah matriks ber-order n × m dengan 𝑎𝑖𝑗 =1 jika vertex I incident dengan edge j dan 𝑎𝑖𝑗 = 0
jika vertex tidak incident dengan edge.

6
Gambar 2.5. Graf 𝐺4

1 1 0 1 1
1 1 1 0 0
Matriks incident dari digraf 𝐺4 adalah 𝐼(𝐺4 ) = ( )
0 0 1 1 0
0 0 0 0 1

Definisi 2.4.2. Diberikan digraf D yang tidak mempunyai loop dengan himpunan vertex 𝑉(𝐷) =
{𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑛 }. Matriks incident I(D) =[𝑎𝑖𝑗 ] dari digraf D adalah matriks ber-order n × m dengan
𝑎𝑖𝑗 = 1 jika arc j incident dari vertex i, 𝑎𝑖𝑗 = −1 jika arc j incident ke vertex i, dan 𝑎𝑖𝑗 = 0 jika
arc dan vertex tidak incident.

Gambar 2.6. Digraf 𝐷2

Matriks incident dari digraf 𝐷2 adalah

7
1 0 0 0 0 −1 0 0
−1 −1 1 1 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0
𝐼(𝐷2 ) =
0 0 −1 0 −1 0 −1 1
0 0 0 −1 1 0 0 0
(0 0 0 0 0 0 1 −1)

2.5 Walk dalam Graf dan Digraf


Walk dalam suatu graf G adalah suatu deretan berhingga dari vertex dan edge secara
bergantian yang diawali dan diakhiri dengan vertex sedemikian hingga setiap edge yang incident
dengan dua vertex yang berdekatan. Misal u dan v vertex-vertex dari graf G. u˗v walk dalam G
adalah barisan bergantian antara vertex dan edge dari G yang dimulai u dan berakhir di v. . u˗v
walk pada graf dan digraf dapat dibentuk matriks adjacent.

Berikut contoh u˗v walk dalam graf 𝐺5 .

Gambar 2.7. Graf 𝐺5

Elemen-elemen matriks yang menunjukan banyaknya sisi yang menghubungkan


pasangan titik di dalam graf tersebut. Terdapat empat titik pada graf di atas dan terdapat matriks 4
× 4 yang menggambarkan u˗v walk dari graf 𝐺5 , penomoran dijelaskan sebagai berikut

• penomoran u˗v walk dengan panjang 1 dari 𝑣1 ke 𝑣2 dihubungkan oleh 2 sisi, sehingga
angka 2 muncul pada baris 1 kolom 2,
• penomoran u˗v walk dengan panjang 1 dari 𝑣1 ke 𝑣3 dihubungkan oleh 1 sisi, sehingga
angka 1 muncul pada baris 1 kolom 3,

8
• penomoran u˗v walk dengan panjang 1 dari 𝑣2 ke 𝑣3 dihubungkan oleh 1 sisi, sehingga
angka 1 muncul pada baris 2 kolom 3,
• dan seterusnya.

u − v walk dengan panjang 1 adalah sebuah edge yang dilewati dari satu vertex ke vertex yang lain
sehingga adjacent yang menggambarkan u − v walk dari graf tersebut adalah

0 2 1 0
𝐴(𝐺5 ) = (2 0 1 0)
1 1 0 1
0 0 1 0

Teorema 2.5.1. Jika A adalah matriks adjacent representasi walk dari graf G dengan vertex
𝑉(𝐺) = {𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑛 } maka An dengan n > 1 adalah representasi walk dengan panjang n dari
graf G.

Bukti. Pembuktian digunakan induksi n. untuk n = 1 terdapat 𝑣𝑖 − 𝑣𝑗 walk dengan panjang 1 jika
𝑛−1 𝑛−1
dan hanya jika 𝑣𝑖 − 𝑣𝑗 ∈ 𝐸(𝐺). Diambil 𝐴𝑛−1 = [𝑎𝑖𝑗 ] dan diasumsikan [𝑎𝑖𝑗 ] diambil 𝐴𝑛 =
𝐴𝑛−1 × 𝐴. Dengan demikian berlaku

(𝑛−1)
𝑛−1
𝑎𝑖𝑗 = ∑𝑝𝑘=1(𝑎𝑖𝑗 ) (2.1)

Setiap 𝑣𝑖 − 𝑣𝑗 walk dengan panjang n di G akan mengandung 𝑣1 − 𝑣𝑗 walk dengan panjang n-1,
dimana 𝑣𝑘 adjacent dengan 𝑣𝑗 , diikuti oleh edge 𝑣𝑘 𝑣𝑗 dan vertex 𝑣𝑗 . Jadi, dengan hipotesis induktif
dan persamaan (2.1) didapatkan hasil yang diinginkan. □

Dari graf 𝐺5 , akan dicari walk dengan panjang 2. Oleh karena itu, dibuat 𝐴2 (𝐺5 ) sehingga
didapat matriks sebagai berikut

0 2 1 0 0 2 1 0 5 1 2 1
𝐴2 (𝐺5 ) = 𝐴(𝐺5 ) × 𝐴(𝐺5 ) = (2 0 1 0) × (2 0 1 0) = (1 5 2 1)
1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 3 0
0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1

9
Pada digraf konsep pembentukan matriks sama dengan graf.

>
<

<
Gambar 2.8. Digraf 𝐷3

Matriks untuk digraf 𝐷3 , penomorannya dapat dijelaskan sebagai berikut

• penomoran u˗v walk dengan panjang 1 dari 𝑣1 ke 𝑣2 adalah 1 sehingga terlihat pada baris
1 kolom 2,
• penomoran u˗v walk dengan panjang 1 dari 𝑣1 ke 𝑣3 adalah 1 sehingga terlihat pada baris
1 kolom 3,
• penomoran u˗v walk dengan panjang 1 dari 𝑣2 ke 𝑣3 adalah 1 sehingga terlihat pada baris
2 kolom 3,
• dan seterusnya.

0 1 1 0
Maka diperoleh matriks 4 × 4 yaitu 𝐴(𝐷3 ) = (1 0 1 0)
0 0 0 1
0 0 1 0

Walk dengan panjang 1 adalah sebuah arc yang dilewati dari satu vertex ke vertex yang
lain, sehingga matriks tersebut disebut matriks adjacency dari suatu digraf. Dari digraf 𝐷3 akan
dicari walk dengan panjang 2 dan 3 arc. Oleh karena itu dibuat 𝐴2 (𝐷3 ) dan 𝐴3 (𝐷3 ) diperoleh
matriks sebagai berikut

10
0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1
𝐴2 (𝐷3 ) = 𝐴(𝐷3 ) × 𝐴(𝐷3 ) = (1 0 1 0) × (1 0 1 0) = (0 1 1 1)
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1

1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 2 1
𝐴3 (𝐷3 ) = 𝐴2 (𝐷3 ) × 𝐴(𝐷3 ) = (0 1 1 1) × (1 0 1 0) = (1 0 2 1)
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0

Dari walk dengan panjang 2 dan 3 dapat berlaku juga sifat suatu matriks adjacent dari
suatu digraf yaitu nilai dari 𝐴2 (𝐷3 ) adalah walk dengan panjang 2 dan 𝐴3 (𝐷3 ) adalah walk dengan
panjang 3.

11
BAB III
PENERAPAN KASUS

Contoh 3.1 Dalam Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) terdapat beberapa kumpulan
orang yang saling berhubungan dan berkesinambungan, yaitu :

• pengurus Bidang Kaderisasi berhubungan dengan alumni dan mahasiswa matematika,


demisioner pengurus HIMATIKA, pengurus HIMATIKA, dan mahasiswa baru;
• alumni mahasiswa matematika berhubungan dengan pengurus Bidang Kaderisasi dan
demisioner pengurus HIMATIKA;
• demisioner pengurus HIMATIKA berhubungan dengan aluni mahasiswa matematika,
pengurus Bidang Kaderisasi dan pengurus HIMATIKA;
• pengurus HIMATIKA berhubungan dengan demisioner pengurus HIMATIKA, pengurus
Bidang Kaderisasi dan mahasiswa baru;
• mahasiswa baru berhubungan dengan pengurus Bidang Kaderisasi dan pengurus
HIMATIKA.

Gambarlah graf yang merepresentasikan persoalan tersebut dan representasikan ke dalam matriks
adjacent dan matriks incident.

Penyelesaian:

Anggap 5 kumpulan yang tertera pada soal tadi sebagai vertex seperti berikut

• alumni mahasiswa matematika sebagai vertex A


• demisioner pengurus HIMATIKA sebagai vertex B
• pengurus Bidang Kaderisasi sebagai vertex C
• pengurus HIMATIKA sebagai vertex D
• mahasiswa baru sebagai vertex E

Dua vertex dihubungkan dengan edge jika kumpulan tersebut saling berkesinambungan. Maka
berdasarkan penjelasan diatas, dapat direpresentasikan pada graf seperti dibawah ini:

12
Gambar 3.1. Representasi kesinambungan kumpulan orang di HIMATIKA pada graf 𝐺6

0 1 1 0 0
1 0 1 1 0
)
Matriks adjacent dari graf 𝐺6 adalah 𝐴(𝐺6 = 1 1 0 1 1
0 1 1 0 1
(0 0 1 1 0)

1 1 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 0 0
Matriks 𝑖𝑛𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡 dari graf 𝐺6 adalah I (𝐺6 ) = 0 1 1 0 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1
(0 0 0 0 0 1 1)

Contoh 3.2. Pada kota Z terdapat 4 perpustakaan besar yang dapat dikunjungi oleh warga. 4
perpustakaan tersebut adalah perpustakaan A, B, C, dan D. Keempat perpustakaan tersebut terletak
pada 2 kawasan berbeda. Perpustakaan A, B, dan C terletak pada kawasan Utara kota, sedangkan
perpustakaan D terletak di bagian Selatan kota. Masing-masing perpustakaan yang berada di
kawasan utara saling terhubung oleh 2 jalur berlawanan arah antar perpustakaan yang satu dengan
yang lain, sedangkan akses yang menghubungkan perpustakaan di kawasan Utara dan Selatan ada
3 jalur, yaitu jalur 1 arah B-D dan jalur 2 arah C-D. Gambarkan graf yang menyatakan persoalan
tersebut, kemudian representasikan graf tersebut ke dalam matriks adjacent dan incident.

Penyelesaian: Berdasarkan persoalan di atas maka dapat dibentuk sebuah digraf 𝐷4 dengan
representasi sebagai berikut

• perpustakaan A sebagai vertex A


• perpustakaan B sebagai vertex B
• perpustakaan C sebagai vertex C

13
• perpustakaan D sebagai vertex D

Jalur yang menhubungkan tiap perpustakaan menyatakan arc.

Gambar 3.2. Representasi jalur antar perpustakaan di kota Z pada digarf 𝐷4

0 1 1 0
1 0 1 1
Matriks adjacent dari graf 𝐷4 adalah 𝐴(𝐷4 ) = ( )
1 1 0 1
0 0 1 0

Matriks incident dari 𝐷4 adalah

1 −1 −1 1 0 0 0 0 0
−1 1 0 0 −1 1 1 0 0
𝐼(𝐷4 ) = ( )
0 0 1 −1 1 −1 0 1 −1
0 0 0 0 0 0 −1 −1 1

14
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan, diperoleh tiga kesinpulan sebagai berikut :


1. Untuk merepresentasikan graf dan digraf terdapat berbagai cara yaitu dengan matriks ruas,
matriks adjacent, dan matriks incident,
2. Walk merupakan barisan bergantian antara vertex dan edge dari graf G yang dimulai dari
veretex satu dan berakhir pada vertex yang lain. Walk pada graf dan digraf dapat dibentuk
dari matriks adjacent dan matriks incident,
3. Dari Contoh 3.1. diperoleh matriks adjacent dari 𝐺6 adalah
0 1 1 0 0
1 0 1 1 0
𝐴(𝐺6 ) = 1 1 0 1 1
0 1 1 0 1
(0 0 1 1 0)

sedangkan matriks incident dari graf 𝐺6 adalah

1 1 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 0 0
I (𝐺6 ) = 0 1 1 0 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 titik
( 0 0 0 0 0 1 1)

Dari Contoh 3.2. diperoleh matriks adjacent dari 𝐷4 adalah

0 1 1 0
1 0 1 1
𝐴(𝐷4 ) = ( )
1 1 0 1
0 0 1 0

sedangkan matriks incident dari 𝐷4 adalah

1 −1 −1 1 0 0 0 0 0
−1 1 0 0 −1 1 1 0 0
𝐼(𝐷4 ) = ( )
0 0 1 −1 1 −1 0 1 −1
0 0 0 0 0 0 −1 −1 1

15
DAFTAR PUSTAKA

[1] Chartrand, G., Intoductory Graph Theory. Dover Publications Inc., New York, 1997.
[2] Rouhen, K., Graph Theory, Lecture Note, 1979.

16
JOB DESCRIPTION

Nama Job Description


Annisa Nurul Fadhilah Latar belakang, matriks ruas, penyusun
makalah dan proof reader
Shavira Ramadhani Penyusun powerpoint, tujuan, walk dalan graf
dan digraf, dan proof reader
Fadilla Wahyu Fauzia Representasi graf dan digraf dalam matriks,
penerapan 1, pembuat graf dan proof reader
Layinatu Khusniyatinna'im Rumusan masalah, matriks incident,
kesimpulan, pembuat graf dan proof reader
Rizki Eka Oktavia Matriks adjacent, penerapan 2, dan proof
reader

17

Anda mungkin juga menyukai