Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH TEORI GRAF

GRAF DAN DIGRAF

Anggota Kelompok 1:

1. Nafis Saiful Arsy M0118043


2. Rakel Junetty M0118054
3. Cynthia Rizky Amelia M0119021
4. Oktaviana Putri M0119064
5. Risma Nur Faida M0119072
6. Zakia Nur Ramadhani Putri M0119101

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Graf G(V, E) terdiri dari himpunan tak kosong dan berhingga titik (V ) yang
memiliki relasi R (irrefleksif dan simetrik) dan himpunan berhingga sisi (E). Ada
beberapa jenis graf, salah satunya adalah graf berarah (digraf). Digraf adalah graf
yang edgenya memiliki arah, sebagai contoh apabila graf G mempunyai dua vertex
yaitu A dan B maka dari itu terbentuk edge AB yang menghubungkan vertex A
ke B. Graf tersebut dapat dikatakan digraf apabila diperoleh edge yang lain untuk
menghubungkan vertex B ke A. Apabila tidak ditemukan edge yang menghubungkan
B ke A maka vertex B ke A tidak memiliki hubungan, meski vertex A ke B memi-
liki hubungan. Teori graf dipelajari untuk membantu berbagai bidang kehidupan
untuk menciptakan link yang ada di internet, algoritme, transportasi, kecerdasan
buatan, GPS, data mining, ilmu kimia, ilmu biologi dan sebagainya. Oleh karena
itu, makalah ini membahas lebih rinci tentang graf dan digraf serta penerapan dari
konsep graf dan digraf.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diperoleh rumusan masalah, yaitu

1. apa pengertian dan konsep dasar dari graf,

2. apa pengertian dan konsep dasar dari digraf, dan

3. bagaimana mengaplikasikan konsep dasar graf dan digraf dalam kehidupan


nyata.

1.3 Tujuan

1. mengetahui pengertian dan konsep dasar dari graf,

2. mengetahui pengertian dan konsep dasar dari digraf, dan

3. dapat mengaplikasikan konsep dasar graf dan digraf dalam kehidupan nyata.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Graf

Definisi 2.1.1. Suatu graf A adalah himpunan tak kosong berhingga V (A) disertai
dengan relasi R(A) yang irrefleksif, simetrik pada V (A). V (A) merupakan vertex-
vertex pada graf A, sedang garis yang menghubungkan vertex-vertex pada suatu graf
A disebut edge atau biasa disimbolkan dengan E (A). Jumlah vertex dari graf A di-
sebut order yang dinotasikan dengan |V (A)| atau |V | dan edge dari graf A disebut
size yang dinotasikan dengan|E(A)| atau |E|.

Gambar 1: Graf A

Pada Gambar 1 misalkan V merupakan himpunan vertex, dan E merupakan him-


punan edge, maka graf A mempunyai V (A) = v1 , v2 , v3 , v4 , v5 dan E(A) = e1 ,e2 ,e3 ,
e4 , e5 sehingga e1 menghubungkan v1 dan v2 , e5 menghubungkan v1 dan v5 dimana
v1 terhubung langsung (adjacent) dengan v2 dan v5 . Sedangkan salah satu yang
mengalami terkait (incident) yaitu v1 dengan e1 dan e5 .
Vertex -vertex yang saling adjacent :

1. v1 adjacent dengan v2 , v5

2. v2 adjacent dengan v1 , v3

3. v3 adjacent dengan v2 , v4

4. v4 adjacent dengan v3 , v5

5. v5 adjacent dengan v4 , v5

3
Edge-Edge yang saling adjacent :

1. e1 adjacent dengan e2 , e5

2. e2 adjacent dengan e1 , e3

3. e3 adjacent dengan e2 , e4

4. e4 adjacent dengan e3 , e5

5. e5 adjacent dengan e2 , e4

Vertex -Vertex yang saling incident :

1. v1 incident dengan e1 , e5

2. v2 incident dengan e1 , e2

3. v3 incident dengan e2 , e3

4. v4 incident dengan e3 , e4

5. v5 incident dengan e4 , e5

Edge-edge yang saling incident :

1. e1 incident dengan v1 , v2

2. e2 incident dengan v2 , v3

3. e3 incident dengan v3 , v4

4. e4 incident dengan v4 , v5

5. e5 incident dengan v1 , v5

Definisi 2.1.2. Degree dari vertex v pada graf G (dG (v)), merupakan banyaknya
edge dari G yang incident dengan v.(Chartrand [1])
Degree dari setiap vertex pada Graf A dapat dituliskan sebagai
dG (v1 ) = dG (v2 ) = dG (v3 ) = dG (v4 ) = dG (v5 ) = 2
.

4
Teorema 2.1.1. (Chartrand [1])Untuk setiap graf G, jumlah degree dari vertex -
vertex pada G sama dengan dua kali banyaknya edge pada G. Jika G adalah graf
dengan p vertex dan q edge maka
P
X
dG (vi ) = 2q. (1)
i=1

Bukti. Ketika menjumlahkan degree dari semua vertex pada graf G, setiap edge
pada G dihitung sebanyak dua kali yaitu satu untuk setiap dua vertex yang incident
dengan edge tersebut.
Teorema 2.1.2.Setiap graf G mempunyai vertex berdegree ganjil sebanyak genap.
Bukti.

• Jika G tidak mempunyai vertex yang berdegree ganjil maka tidak perlu dibuk-
tikan.

• Jika G mempunyai vertex yang berdegree ganjil, maka misal S = (x1 , x2 , ..., xm )
adalah himpunan vetex-vertex yang ber-degree ganjil dan T = (y1 , y2 , ..., ym )
adalah himpunan vertex-vertex yang berdegree genap. Menurut Teorema 2.1.1.

Pm Pn
i=1 dG (xi ) + j=1 dG (yj ) = genap.

Pn Pm
Karena j=1 dG (yj ) genap, maka i=1 dG (xi ) juga genap. Karena S = x1 , x2 , ..., xm
berdegree ganjil, maka m genap.

2.2 Isomorphic Graf

Definisi 2.2.1. (Chartrand[1] Graf G1 dan G2 dikatakan isomorphic (ditulis G1 ∼


=
G2 ) jika ada pemetaan satu-satu φ ( isomorphism) dari V (G1 ) pada V (G2 ) sedemi-
kian sehingga φ mempertahankan sifat-sifat adjacency, yaitu

uvE(G1 ) ⇔ φuφE(G2 )

Gambar 2: Contoh Isomorphic graf

Graf G1 dan G2 adalah isomorphic dengan pemetaan :

5
1. φ1 = a

2. φ2 = b

3. φ3 = c

4. φ4 = d

Serta sifat adjacent :

1. φ12 = ab

2. φ13 = ac

3. φ14 = ad

4. φ23 = bc

5. φ24 = bd

6. φ34 = cd

Teorema 2.2.1Jika G1 dan G2 isomorphic, maka degree-degree vertex G1 tepat sa-


ma dengan degree-degree vertex G2 .(Chartrand[1])

Bukti.Akan dibuktikan G1 ∼= G2 ⇒ dG1 (u) = dG2 (v) untuk setiap uV (G1 ) dan
vV (G2 ). Diketahui G1 ∼
= G2 , maka terdapat isomorphism φ : V (G1 ) → V (G2 ).
Misal uV (G1 ) dan dG1 (u) = n serta peta u di G2 adalah v(φ(u) = v).Akan dibuk-
tikan dG2 (v) = n. Karena dG1 (u) = n, maka G1 memuat vertex u1 , u2 , . . . , un yang
adjecent ke u. Misal φ(ui ) = vi untuk i=1,2,3,. . . ,n dan karena φ adalah isomor-
phism atau pemetaan satu-satu, maka v adjacent dengan tiap vertex v1 , v2 , . . . , vn .
Dan ini merupakan vertex -vertex yang hanya adjacent ke v karena u adjacent ke x
dalam G1 bila dan hanya bila v adjacent ke φ(x) dalam G2 . Sehingga dG2 (v) = n
karena suatu vertex G1 dan vertex imagenya dari G2 mempunyai degree yang sama.
Definisi 2.2.2 Misalkan C1 suatu graf. Suatu graf C2 dikatakan subgraf dari graf
C1 jika V (C2 ) ⊆ V (C1 ) dan E(C2 ) ⊆ E(C1 ) (Chartrand[1]).
Menurut Chartrand [1], jika u dan v adalah vertex -vertex dalam graf G, maka

6
Gambar 3: Graf H1

Gambar 4: Subgraf H1

1. u-v walk dalam graf G adalah barisan bergantian antara vertex dan edge dalam
graf G dimulai di u dan berakhir di v.
Contoh u-v walk dalam graf H1 :1 - 12 - 2 - 23 - 3 - 35 - 5 - 54 - 4 - 43 - 3

2. u-v trail dalam graf G adalah u-v walk yang tidak mengulang sebarang edge.
Contoh u-v trail dalam graf H1 :1 - 12 - 2 - 23 - 3 - 35 - 5 - 54 - 4

3. u-v path dalam graf G adalah u-v walk atau u-v trail yang tidak mengulang
sebarang vertex.
Contoh u-v path dalam graf H1 :2 - 23 - 3 - 35 - 5 - 54 - 4 - 41 - 1

4. Circuit dalam graf G adalah u-v trail yang vertex awal dan vertex akhirnya
sama dan memuat sekurang-kurangnya tiga edge.
Contoh circuit dalam graf H1 :1 - 12 - 2 - 23 - 3 - 35 - 5 - 54 - 4 - 41 - 1

5. Cycle dalam graf G adalah circuit yang tidak mengulang vertex kecuali vertex
awal dan vertex akhir.

7
Contoh cycle dalam graf H1 :1 - 12 - 2 - 23 - 3 - 35 - 5 - 54 - 4 - 41 - 1

2.2.1 Connected dan Disconnected Graf

Definisi 2.2.3. Dua vertex dalam suatu graf G, vertex u dan v dikatakan connected
apabila u = v atau jika u 6= v terdapat u − v path dalam graf G yang menghubungkan
vertex u dan v. Graf connected adalah suatu graf yang setiap dua vertex berbeda
dalam graf tersebut connected. Apabila dalam suatu graf G terdapat 2 vertex yang
tidak connected, maka graf G disebut sebagai graf disconnected. Graf disconnected
pasti mempunyai lebih dari satu komponen.(Chartrand [1])
Graf B1 pada Gambar 5 adalah contoh graf connected. Sedangkan graf B2 pada
Gambar 6 adalah contoh disconnected graf yang mempunyai 2 komponen.

Gambar 5: B1 Connected graf

Gambar 6: B1 merupakan graf Disconnected dengan 2 komponen

Definisi 2.2.4. Jika v adalah salah satu vertex dari suatu graf G, maka G − v
adalah subgraf dari graf G yang memiliki himpunan edge yang terdiri dari semua edge

8
pada graf G kecuali edge-edge yang incident dengan vertex v dan memiliki vertex-
vertex yang sama dengan graf G kecuali vertex v. Jika e adalah salah satu edge dalam
graf G, maka G − e adalah subgraf dari graf G yang memiliki himpunan vertex yang
sama dengan graf G dan memiliki edge-edge yang sama dengan graf G kecuali edge
e. (Chartrand [1])
Connected subgraf H dari graf G dapat disebut sebagai komponen dari graf G
apabila H tidak dimuat dalam subgraf connected dari G yang memiliki lebih banyak
vertex dan edge dari H.
Definisi 2.2.5. Cut vertex adalah suatu vertex v dalam suatu graf connected G yang
apabila vertex v dihilangkan, graf G menjadi disconnected graf. Bridge adalah suatu
edge e dalam suatu graf connected G yang apabila e dihilangkan, graf G menjadi
disconnected graf. (Chartrand [1])
Graf G pada Gambar 7 adalah contoh graf yang mempunyai 1 bridge dan 2 cut
vertex.

Gambar 7: Pengurangan elemen bridge dan cut vertex pada graf G

2.2.2 Bipartite Graf

Definisi 2.2.6. Graf G merupakan bipartite graf jika V(G) dapat dipartisi menjadi
dua himpunan V1 dan V2 dengan setiap edge pada G incident dengan satu vertex di
V1 dan satu vertex di V2 .

9
Gambar 8: C1 merupakan contoh Bipartite Graph

Graf C1 pada Gambar 8 merupakan bipartite graf karena dapat dipartisi men-
jadi dua himpunan vertex dan setiap edge pada graf tersebut incident dengan satu
vertex di V1 dan satu vertex di V2 , yaitu :

1. u1 u2 incident dengan u2 di V1 dan u1 di V2 ,

2. u2 u3 incident dengan u2 di V1 dan u3 di V2 ,

3. u3 u4 incident dengan u4 di V1 dan u3 di V2 ,

4. u4 u5 incident dengan u4 di V1 dan u5 di V2 ,

5. u5 u6 incident dengan u6 di V1 dan u5 di V2 .

6. u6 u7 incident dengan u6 di V1 dan u7 di V2 .

7. u7 u8 incident dengan u7 di V1 dan u8 di V2 .

Suatu graf G dikatakan bipartite graf jika dan hanya jika tidak memuat cycle yang
panjangnya ganjil.
Graf G merupakan complete bipartite graf jika setiap vertex dalam V1 adjecent
dengan vertex di V2 . Jika r merupakan banyak vertex di V1 dan s merupakan banyak
vertex di V2 , maka complete bipartite graf mempunyai order r + s dan size rs dan
dinotasikan sebagai Kr,s atau Ks,r .

10
Gambar 9: D merupakan contoh Bipartite Graph

2.2.3 Hamiltonian Graf

Definisi 2.2.7. Hamiltonian graf merupakan graf yang memuat hamiltonian cycle
(cycle yang memuat semua vertex pada graf tersebut).
Untuk mengetahui suatu graf bukan hamiltonian, digunakan rule berikut:

1. Step 1 : Jika suatu vertex mempunyai degree dua, maka kedua edge yang
incident dengan vertex tersebut harus bagian dari hamiltonian cycle.

2. Step 2 : Selama pengonstruksian halmitonian cycle, tidak ada cycle yang


terbentuk sampai semua vertex terlewati.

3. Step 3 : Selama pengonstruksian halmitonian cycle, jika memenuhi dua edge


yang incident dengan suatu vertex maka edge lain yang incident dengan vertex
tersebut dapat dihapus.

Jenis dari Hamiltonian graf :

• Hamiltonian Graf
Contoh 1.

Gambar 10: Graf P merupakan contoh Hamiltonian Graf

1. Step 1 : Pilih vertex a, ambil dua edge yang incident dengan vertex a,
yaitu ab dan ag. Maka ab dan ag merupakan bagian dari hamiltonian
cycle.

11
2. Step 2 : Dari emphvertex a.

3. Step 3 : Menghapus emphedge af .

4. Step 4 : Ulangi langkah 2 dan 3 sehingga di peroleh trail : a-ab-b-bi-i-ic-


c-cd-d-de-e-eh-h-hf-f-fg-g-ga-a.

Contoh 2.

Gambar 11: Graf Q merupakan contoh Hamiltonian Graf

Barisan edge : v1 − v2 − v3 − v4 − v5 − v6 − v7 − v8 − v1. Barisan edge


tersebut merupakan circuit, dan karena circuit tersebut melalui setiap
vertex dari graf G, maka circuit tersebut dinamakan Hamiltonian circuit,
sehingga graf Q dinamakan Hamiltonian Graf.

• Semi Hamiltonian Graf


Graf yang mempunyai chain yang melalui setiap vertex dari R
Contoh.

Dari graf R, tidak terdapat chain tertutup, tetapi dapat ditemukan ba-
risan edge : v4 − v6 − v5 − v7 − v3 − v1 − v2. Barisan edge tersebut
merupakan chain yang tidak tertutup, dan melalui semua vertex dari gra-
ph G, sehingga chain tersebut merupakan Hamiltonian chain. Dengan
demikian graf R merupakan semi Hamiltonian graph

12
Gambar 12: Graf R merupakan contoh Semi Hamiltonian Graf

• Non Hamiltonian Graf


Graf yang tidak mempunyai Hamiltonian circuit dan juga tidak mempunyai
Hamiltonian chain Contoh.

Gambar 13: Graf S merupakan contoh Non Hamiltonian Graf

Dari graf S, tidak dapat ditemukan chain yang memuat semua vertex
dari graf S. Dengan demikian graf S merupakan non Hamiltonian.

2.3 Eulerian Graf

Definisi 2.3.1. Eulerian graf merupakan graf connected yang memuat Eulerian
circuit (circuit yang memuat semua vertex dan edge) (Chatrand [1]. Suatu graf
G merupakan eulerian graf jika memenuhi syarat :

13
1. Graf G merupakan graf connected,

2. Semua vertex dalam graf G harus berdegree genap.

Jenis dari Eulerian graf :

• Eulerian Graf
Contoh.

Gambar 14: Graf T merupakan contoh Eulerian Graf

Dari Graf T, dapat ditemukan barisan edge : v1 − v2 − v3 − v4 − v5 −


v6 − v7 − v5 − v3 − v7 − v2 − v6 − v1. Barisan edge tersebut melalui
semua edge dari graf T, yaitu merupakan Eulerian path. Dari sini maka
graf T dinamakan Eulerian graf.

• Semi Eulerian Graf


Jika tidak terdapat path tertutup, tetapi dapat ditemukan path yang tidak
tertutup.
Contoh.

Gambar 15: Graf W merupakan contoh semi Eulerian Graf

Dari graf W, tidak terdapat path tertutup, tetapi dapat ditemukan ba-
risan edge: v1 − v2 − v3 − v4 − v5 − v6 − v3 − v5 − v1 − v6 − v2. Dengan
demikian, graf G merupakan semi eulerian graf.

14
• Non Eulerian Graf
Suatu graf yang tidak dapat ditemukan sedikitnya satu path. Contoh.

Gambar 16: Graf X merupakan contoh Non Eulerian Graf

Dari graf X, tidak dapat ditemukan path yang memuat semua edge mau-
pun semua vertex dari graf X. Dengan demikian, graf X merupakan Non
Eulerian Graf.

2.4 Transversable Graf

Definisi 2.4.1. Traversable graf merupakan graf connected yang memuat trail (trail
yang memuat semua vertex dan edge.) (Chartrand[1]) Suatu graf G merupakan
traversable graf jika memenuhi syarat :

1. Graf G merupakan graf connected,

2. Mempunyai dengan tepat dua vertex berdegree ganjil.

Gambar 17: Contoh Traversable Graf

Graf G3 pada Gambar 17 merupakan traversable graf karena merupakan graf


connected dan memiliki tepat dua vertex ber-degree ganjil, yaitu tepat dua v5
ber-degree 5 dan v6 ber-degree 3.

15
2.5 Digraf

Definisi 2.5.1 Sebuah digraf atau directed graph atau graf berarah D dibentuk da-
ri suatu himpunan tak kosong dan terhingga V (D) yang memuat vertex dan him-
punan terhingga (mungkin himpunan kosong) A(D) yang memuat pasangan vertex-
vertex berbeda pada D yang kemudian disebut arc, dimana arc adalah edge bera-
rah.(Robin[3])
Terdapat dua macam arc pada suatu digraf D, yaitu arc simetrik dan arc asimetrik.
Jika a = (u, v) adalah arc pada digraf D, arc simetrik adalah arc yang menghu-
bungkan vertex u ke v dan vertex v ke u dalam digraf D. Digraf D disebut simetrik
jika untuk setiap pasangan himpunan berurutan uv dan vu adalah arc dalam D.
Sebaliknya, digraf D disebut asimetrik jika untuk setiap pasangan himpunan beru-
rutan uv adalah arc dalam D tetapi vu bukan arc dalam D.

Gambar 18: Contoh digraf

Suatu digraf dapat menghasilkan suatu graf dengan cara menghapuskan arahnya
(mengganti arc dengan edge).
Definisi 2.5.2. Digraf A dan B dikatakan isomorphic jika terdapat suatu isomor-
phism diantara graf dasar keduanya yang mempertahankan kesamaan urutan vertex
pada tiap-tiap arc (arahnya harus sama).(Robin[3])

16
Gambar 19: Contoh Isomorphic digraph

Digraf G1 dan G2 adalah isomorphic dengan pemetaan :

1. φ1 = b

2. φ2 = e

3. φ3 = c

4. φ4 = a

5. φ5 = d

Serta sifat adjacent :

1. φ12 = be

2. φ21 = eb

3. φ31 = cb

4. φ32 = ce

5. φ34 = ca

6. φ25 = ed

17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Graf

Seorang sopir jemputan yang bekerja di sekolah A setiap harinya harus menjem-
put murid-murid yang bersekolah di sekolah tersebut. Murid-murid tersebut berasal
dari enam daerah yang berbeda yaitu daerah B, C, D, E, F, dan G. Sopir akan men-
jemput di tempat pemberhentian yang terletak di masing-masing daerah tersebut.
Akan ditentukan jalur yang dapat dilewati sopir sehingga ia dapat melewati semua
daerah tepat sekali dan kembali ke sekolah A

Gambar 20: Graf I1 merupakan jalur penjemputan murid-murid

Misalkan daerah sekolah A direpresentasikan sebagai vertex A, daerah asal para


murid sebagai vertex B sampai G, dan jalur yang dilewati sebagai edge, sehingga
jalur penjemputan direpresentasikan menjadi graf I1 . Akan ditentukan jalur pen-
jemputan yang dapat dilewati sopir sehingga ia dapat melewati semua daerah tepat
sekali dan kembali ke sekolah A. Kasus ini akan diselesaikan dengan menggunakan
konsep Hamiltonian graf.

1. Step 1 : Vertex F ber-degree dua, maka edge yang incident dengan vertex F
yaitu edge F D dan F G harus menjadi bagian dari hamiltonian cycle. Rule 1,

18
2. Step 2 : Ambil edge DE, masukkan menjadi bagian dari hamiltonian cycle.
Sudah ada dua edge yang incident dengan vertex D, sehingga edge yang inci-
dent lainnya (DA) bisa dihapus.Rule 3,

3. Step 3 : Ambil edge EC, masukkan menjadi bagian dari hamiltonian cycle.
Sudah ada dua edge yang incident dengan vertex E, sehingga edge yang inci-
dent lainnya (EA) bisa dihapus.Rule 3,

4. Step 4 : Ambil edge CB, masukkan menjadi bagian dari hamiltonian cycle.
Sudah ada dua edge yang incident dengan vertex C, sehingga edge yang inci-
dent lainnya (CG) bisa dihapus.Rule 3,

5. Step 5 : Ambil edge BA, masukkan menjadi bagian dari hamiltonian cycle.
Sudah ada dua edge yang incident dengan vertex B, sehingga edge yang inci-
dent lainnya (BG) bisa dihapus.Rule 3,

19
.

6. Step 6 : Ambil edge AG, masukkan menjadi bagian dari hamiltonian cycle.
Terbentuklah hamiltonian cycle A − AB − B − BC − C − CE − E − ED −
D − DF − F − F G − G − GA − A

Dari penyelesaian menggunakan konsep hamiltonian graf diatas, dipero-


leh jalur yang dapat dilewati sopir sehingga ia melewati semua daerah
tepat sekali adalah daerah A, B, C, E ,D ,F, G, lalu kembali ke A (Graf
I2 ).

Gambar 21: Graf I1

20
3.2 Digraf

Pemerintah daerah Kota P menata ulang jalur kendaraan agar tercipta suatu
tatanan sirkulasi yang baik dan juga diharapkan dapat mengurangi terjadinya ke-
macetan. Apabila Pemerintah Kota P akan membuka jalur satu arah sehingga akan
ditentukan jalur yang dapat dilewati kendaraan tepat sekali.

Gambar 22: Graf J merupakan jalur kendaraan

Misalkan daerah yang terdapat lampu lalu lintas sebagai vertex dan jalur ken-
daraan sebagai edge direpresentasikan menjadi graf J1 . akan ditentukan jalur ken-
daraan sehingga dapat melewati daerah tepat sekali. Kasus ini dapat diselesaikan
dengan menggunakan konsep Hamiltonian graf.

Gambar 23: Digraf J1

1. Step 1 : Vertex G ber-degree dua, maka edge yang incident dengan vertex G
yaitu edge GA dan GF harus menjadi bagian dari hamiltonian cycle. Rule 1,

21
.

2. Step 2 : Ambil edge F B, masukkan menjadi bagian dari hamiltonian cycle.


Sudah ada dua edge yang incident dengan vertex F , sehingga edge yang inci-
dent lainnya (F A, F C, F E) bisa dihapus.Rule 3,

3. Step 3 : Ambil edge BC, masukkan menjadi bagian dari hamiltonian cycle.
Sudah ada dua edge yang incident dengan vertex B, sehingga edge yang inci-
dent lainnya (BD) bisa dihapus.Rule 3,

4. Step 4 : Ambil edge CD, masukkan menjadi bagian dari hamiltonian cycle.
Sudah ada dua edge yang incident dengan vertex C.Rule 3,

22
.

5. Step 5 : Ambil edge DE, masukkan menjadi bagian dari hamiltonian cycle.
Sudah ada dua edge yang incident dengan vertex D, sehingga edge yang inci-
dent lainnya (DA, DB) bisa dihapus.Rule 3,

6. Step 6 : Ambil edge EA, masukkan menjadi bagian dari hamiltonian cycle.
Terbentuklah hamiltonian cycle A − AG − G − GF − F − F B − B − BC −
C − CD − D − DE − E − EA − A

23
BAB IV
KESIMPULAN

1. Graf G(V, E) terdiri dari himpunan tak kosong dan berhingga titik (V ) yang
memiliki relasi R (irrefleksif dan simetrik) dan himpunan berhingga sisi (E).

2. Sebuah digraf atau directed graph atau graf berarah D dibentuk dari suatu
himpunan tak kosong dan terhingga V (D) yang memuat vertex dan himpunan
terhingga (mungkin himpunan kosong) A(D) yang memuat pasangan vertex -
vertex berbeda pada D yang kemudian disebut arc, dimana arc adalah edge
berarah.

3. Konsep graf dapat diterapkan pada masalah penjemputan murid-murid seko-


lah oleh sopir jemputan dan konsep digraf dapat diterapkan pada masalah
penataan ulang jalur kendaraan.

24
Pustaka
[1] Chartrand, G.,Introductory Graph Theory,, Dover Publications Inc, New York,
1997.

[2] Chartrand, G.,Lesniak L., and Zhang P., Graph and Digraph, 6t h ad., PTaylor
and FrancisGroup, New York, 2006.

[3] Robin, J.W., Pengantar teori graf, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009.

25
JOB DESCRIPTION

Nama Job Description


Nafis Saiful Arsy Isomorphic graf, connected dan disconnected graf,
bipartite graf, dan menggabungkan materi presen-
tasi, proof reader
Rakel Junetty Pendahuluan, landasan teori,penyusunan presen-
tasi, penyusunan makalah, dan proof reader
Cynthia Rizky Amelia Penerapan digraf dan membuat tabel jobdesc, pe-
nyusunan presentasi, dan proof reader
Oktaviana Putri hamiltonian graf, eulerian graf, penyusunan pre-
sentasi dan proof reader
Risma Nur Faida transversabel graf, digraf, penyusunan presentasi
dan proof reader
Zakia Nur Ramadhani Putri Penerapan graf, kesimpulan,penyusunan presenta-
si, dan proof reader

26

Anda mungkin juga menyukai