Anda di halaman 1dari 21

Dekomposisi Graf Bunga Matahari

Risti Dwi Rahayu1, Putri Rizqi Musthofa2


1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS
2
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS
E-mail: ristidrahayu@gmail.com

Abstrak

Dekomposisi dari graf G adalah koleksi H i  dari subgraf G sedemikian sehingga


Hi  Ei untuk suatu Ei subset E (G ) dan Ei  adalah partisi dari E (G ) . Jika H i 
adalah sebuah dekomposisi dari G maka G dapat ditulis sebagai penjumlahan sisi
H1  H 2  H 3  ...  H n (sama pada faktorisasi) dan G didekomposisikan ke dalam
subgraf H1 , H 2 , H 3 ,..., H n , dimana n | Hi  | . Dengan kata lain
G  H1  H 2  H3  ...  H n adalah dekomposisi dari graf G . Graf bunga matahari
adalah graf yang diperoleh dari sebuah graf roda , yang vertex-vertex terminalnya
adalah v1 , v2 , v3 ,..., vn dan vertex pusatnya v2 n1 , serta penambahan n buah titik yaitu
vn1 , vn 2 , vn3 ,..., vn n , dimana vn i merupakan vertex yang terhubung langsung
dengan vi dan vi 1 , untuk setiap i  1, 2,3,..., n . Graf bunga matahari mempunyai
| V ( H n ) | 2n  1 dan | E ( H n ) | 4n . Graf bunga matahari SFn , dengan n  3 , dapat di
partisi menjadi subgraf Ai  Ei yang berupa 2K2 dimana
SFn  A1  A2  A3  ...  A2 n . Sehingga graf bunga matahari SFn dengan n  3
merupakan 2K2 - dekomposisi. Graf bunga matahari SFn , dengan n  5 dapat di partisi
menjadi subgraf Ai  Ei yang berupa 4K 2 dimana SFn  A1  A2  A3  ...  An .
Sehingga graf bunga matahari SFn dengan n  5 merupakan 4K2 - dekomposisi. Graf
bunga matahari SFn , dengan n  3 dapat di partisi menjadi subgraf Ai  Ei yang
berupa P3 dimana SFn  A1  A2  A3  ...  A2 n . Sehingga graf bunga matahari SFn
dengan n  3 merupakan P3 - dekomposisi. Graf bunga matahari SFn , dengan n  3
dapat di partisi menjadi subgraf Ai  Ei yang berupa 2P3 dimana
SFn  A1  A2  A3  ...  An . Sehingga graf bunga matahari SFn dengan n  3
merupakan 2P3 - dekomposisi.

Kata kunci: Dekomposisi, Graf Bunga Matahari

A. Pendahuluan
Teori graf adalah salah satu ilmu matematika yang terus mengalami
perkembangan baik dari segi teori maupun terapannya. Permasalahan jembatan

1
Konigsberg merupakan masalah yang pertama kali diselesaikan menggunakan
graf oleh seorang matematikawan Swiss, Leonard Euler. Graf sendiri
didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan tak
kosong dari elemen-elemen yang disebut titik (vertices atau node) dan E adalah
himpunan yang mungkin kosong dari elemen-elemen yang disebut sisi (edges atau
arcs), sedemikian sehingga setiap elemen dalam E menghubungkan sepasang
vertex (Munir, 2012: 356). Sampai saat ini, teori graf sudah banyak digunakan
untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, seperti masalah jaringan di bidang ilmu
komputer, riset operasi, komunikasi, transportasi, dan ilmu-ilmu sosial atau ilmu
pengetahuan alam.
Salah satu kajian tentang graf yang sudah berkembang adalah tentang
dekomposisi graf. Dekomposisi dari graf G didefinisikan sebagai koleksi H i 

dari subgraf G sedemikian sehingga H i  Ei untuk suatu Ei subset E (G ) dan

Ei  adalah partisi dari E (G ) . Jika H i  adalah sebuah dekomposisi dari G, maka
G dapat ditulis sebagai penjumlahan sisi H1  H 2  ...  H n , dimana n | Hi  |

(Chartrand dan Lesniak, 1986: 239). Penelitian tentang dekomposisi graf memang
telah banyak dibahas di beberapa artikel maupun skripsi. Akan tetapi, banyaknya
jenis graf yang berkembang hingga sekarang membuat pembahasan tentang
dekomposisi masih bisa dilanjutkan pada graf-graf lain yang belum pernah dikaji
sebelumnya. Salah satu jenis graf yang terkenal adalah graf bunga matahari atau
Sunflower Graph. Graf bunga matahari adalah graf yang diperoleh dari

sebuah graf roda , yang vertex-vertex terminalnya adalah v1 , v2 , v3 ,..., vn dan

vertex pusatnya v2 n 1 , serta penambahan n buah titik yaitu

vn1 , vn 2 , vn3 ,..., vn n dimana vn i merupakan vertex yang terhubung langsung

dengan vi dan vi 1 , untuk setiap i  1, 2,3,..., n . Berdasarkan hal tersebut, maka


dalam makalah ini akan dibahas tentang Dekomposisi Graf Bunga Matahari.

2
B. Landasan Teori
Definisi 1
Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V(G), E(G)), ditulis dengan
notasi G = (V(G), E(G)), dimana V(G) adalah himpunan tak kosong dari elemen-
elemen yang disebut titik (vertices atau node) dan E(G) adalah himpunan yang
mungkin kosong dari elemen-elemen yang disebut sisi (edges atau arcs),
sedemikian sehingga setiap elemen dalam E(G) menghubungkan sepasang vertex.
(Rinaldi Munir, 2012: 356)

Definisi 2
Dua buah vertex pada graf tak berarah G dikatakan bertetangga bila keduanya
terhubung langsung oleh sebuah sisi. Dengan kata lain, u bertetangga dengan v
jika (u, v)  (v, u ) adalah sebuah sisi pada graf G.
(Rinaldi Munir, 2012: 365)

Definisi 3
Untuk sembarang sisi e  (u, v)  (v, u ) , sisi e dikatakan bersisian dengan vertex u
dan vertex v.
(Rinaldi Munir, 2012: 365)

Definisi 4
Derajat suatu vertex pada graf tak berarah adalah jumlah sisi yang bersisian
dengan simpul tersebut. Derajat vertex v dapat dinotasikan dengan d(v).
(Rinaldi Munir, 2012: 366)

Definisi 5
Sebuah graf H disebut subgraf dari graf G jika tiap-tiap vertex dalam H
merupakan anggota himpunan V(G) dan tiap-tiap sisi dalam H merupakan
anggota himpunan E(G). Atau dapat ditulis V(H) V(G) dan E(H) E(G).
Subgraf H = (V(H), E(H)) disebut subgraf merentang dari graf G = (V(G), E(G)),
apabila V(H) = V(G), yaitu H mengandung semua vertex dari G.
(Rinaldi Munir, 2012: 372 & 374)

3
Definisi 6
Graf sederhana adalah graf yang tidak mempunyai loop dan sisi rangkap. Sisi
rangkap dari suatu graf adalah jika dua titik yang dihubungkan oleh lebih dari satu
sisi. Sedangkan yang disebut dengan loop adalah suatu sisi yang menghubungkan
suatu titik dengan dirinya sendiri.
(Fatkhiyah, 2010: 10)

Definisi 7
Graf komplit adalah graf dengan setiap pasang titik yang berbeda
dihubungkan oleh satu sisi. Graf komplit dengan n titik dinotasikan sebagai Kn.
(Mandailina, 2009:18)
Contoh :

Gambar 1. Graf Komplit

Definisi 8
Untuk suatu bilangan bulat , lintasan adalah suatu graf yang memiliki
banyak vertex n dan ukuran yang vertexnya dapat dinotasikan dengan
v1 , v2 , v3 ,..., vn sedangkan sisinya dinotasikan dengan ei  (vi , vi 1 ) , untuk
setiap i  1, 2,3,..., n  1 .
(Addinnitya, 2012: 8)
Contoh :

Gambar 2. Graf Lintasan

Definisi 9
Graf sikel (Cycle graph) merupakan sebuah graf sederhana yang setiap vertex-nya
berderajat dua. Banyaknya vertex minimal pada graf sikel adalah 3. Graf sikel

4
dengan n vertex dilambangkan dengan Cn . Banyaknya sisi sebuah graf sikel yang

memiliki n buah vertex adalah n .


(Rahmawati dan Rahajeng, 2014: 65)
Contoh :

Gambar 3. Graf Sikel

Definisi 10
Graf roda Wn (Wheels graph) merupakan graf yang diperoleh dengan cara

menambahkan satu vertex baru pada graf sikel Cn , sedemikian hingga setiap

vertex pada graf sikel Cn berhubungan langsung dengan vertex baru tersebut.

Banyaknya vertex pada graf roda adalah n  1 , sedangkan banyak sisinya adalah
2n (Rahmawati dan Rahajeng, 2014: 65). Dalam makalah ini, aturan pemberian
nama vertex pada graf roda adalah dimulai dari salah satu vertex terminalnya yaitu
dari v1 , kemudian v2 , v3 , v4 , dan seterusnya hingga vn , dengan aturan searah jarum

jam. Kemudian untuk vertex pusatnya diberi nama vn 1 .


Contoh :

Gambar 4. Graf Roda W6

Definisi 11
Khunti Qonaah dkk (dalam Inayah, 2013) mendefinisikan graf bunga matahari
adalah graf yang diperoleh dari sebuah graf roda , yang vertex-vertex
terminalnya adalah v1 , v2 , v3 ,..., vn dan vertex pusatnya v2 n 1 , serta penambahan

5
n buah titik yaitu vn1 , vn 2 , vn3 ,..., vn n , dimana vn  i merupakan vertex yang

terhubung langsung dengan vi dan vi 1 , untuk setiap i  1, 2,3,..., n . Graf bunga

matahari mempunyai | V ( H n ) | 2n  1 dan | E ( H n ) | 4n .


Contoh :

Gambar 5. Graf Roda SF6

Definisi 12
Graf G1 dan G2 dikatakan isomorfis ( G1  G2 ), jika terdapat korespondensi satu-

satu antara titik-titik pada G1 dan titik-titik pada G2 , serta antara sisi-sisi pada G1

dan sisi-sisi pada G2 , sedemikian sehingga jika sisi e bersisian dengan titik u dan v

di G1 , maka sisi e ' yang berkorespondensi di G2 juga harus bersisian dengan titik

u ' dan v ' di G2 .


(Rinaldi Munir, 2012: 386)

Definisi 13
Dekomposisi dari graf G adalah koleksi H i  dari subgraf G sedemikian

sehingga Hi  Ei untuk suatu Ei subset E (G ) dan Ei  adalah partisi dari

E (G ) . Jika H i  adalah sebuah dekomposisi dari G maka G dapat ditulis sebagai

penjumlahan sisi H1  H 2  H 3  ...  H n dan G didekomposisikan ke dalam

subgraf H1 , H 2 , H 3 ,..., H n , dimana n | Hi  | . Dengan kata lain

G  H1  H 2  H3  ...  H n adalah dekomposisi dari graf G .

6
Jika H i  adalah dekomposisi graf G sedemikian hingga H i  H untuk sebuah

graf H dan untuk setiap i (1  i  n) , maka G dikatakan H -dekomposisi. Jika G


merupakan graf H -dekomposisi, maka dinotasikan H│G sehingga H dapat
dikatakan pembagi banyaknya sisi di G dan G merupakan kelipatan dari H dan
untuk setiap graf (tak kosong dan terhubung) merupakan K 2 -dekomposisi.
(Rahmawati dan Rahajeng, 2014: 65-66)
Contoh :

Gambar 6. Graf G
Partisi sisi-sisi dari graf komplit G ditunjukkan sebagai berikut.

Gambar 7. Partisi dari Graf G

Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa diperoleh 5 partisi dengan masing-
masing terdiri dari 2 sisi. Jika G  H1  H 2  H 3  H 4  H 5 maka graf G dapat

7
di dekomposisi. Karena subgraf Hi  2K2 , maka graf G adalah 2K2 -
dekomposisi.

C. Hasil dan Pembahasan


Sebuah graf G dapat di dekomposisikan ke dalam subgraf A1 , A2 , A3 ,..., An ,

jika setiap subgraf A1 , A2 , A3 ,..., An tidak mempunyai sisi-sisi yang sama dan setiap
subgrafnya tersebut saling isomorfis serta penjumlahan sisi semua subgraf
A1 , A2 , A3 ,..., An adalah graf G atau dapat ditulis G  A1  A2  A3  ...  An .

Dekomposisi Graf Bunga Matahari


1. Misalkan diambil graf bunga matahari SFn dengan n  3 , kemudian graf

bunga matahari SFn dipartisi menjadi subgraf Ai berupa 2K2 .

Tabel 1. Dekomposisi dari graf bunga matahari SFn


Graf Bunga Banyaknya titik
Dekomposisi A-dekomposisi
Matahari dan sisi

SF3 SF3  A1  A2  A3  A4  Ai  2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5  A6 | E ( Ai ) | 2
(6 partisi)

SF4 SF4  A1  A2  A3  A4  Ai  2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5  A6  A7  A8 | E ( Ai ) | 2
(8 partisi)

SF5 SF5  A1  A2  A3  A4  Ai  2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5  A6  A7  ...  A10 | E ( Ai ) | 2
(10 partisi)

SF6 SF6  A1  A2  A3  A4  Ai  2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5  A6  A7  ...  A12 | E ( Ai ) | 2
(12 partisi)

SF7 SF7  A1  A2  A3  A4  Ai  2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5  A6  A7  ...  A14 | E ( Ai ) | 2
(14 partisi)

SF8 SF8  A1  A2  A3  A4  Ai  2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5  A6  A7  ...  A16 | E ( Ai ) | 2
(16 partisi)

8
SF9 SF9  A1  A2  A3  A4  Ai  2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5  A6  A7  ...  A18 | E ( Ai ) | 2
(18 partisi)
: : : :
: : : :

SFn SFn  A1  A2  A3  A4  Ai  2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5  A6  A7  ...  A2 n | E ( Ai ) | 2
(2n partisi)

Berdasarkan Tabel 1 maka diperoleh teorema sebagai berikut :


Teorema:
Graf bunga matahari SFn , dengan n  3 dan SFn  A1  A2  A3  ...  A2 n

merupakan 2K 2 - dekomposisi.

Bukti
Ambil sebarang graf bunga matahari SFn

Misal V (SFn )  v1 , v2 , v3 ,..., v2n1 , v2n , v2n1

E (SFn )  e1 , e2 , e3 ,..., e3n1 , e4 n 

Partisi graf bunga matahari SFn menjadi subgraf Ai  Ei yang berupa 2K2 ,

dimana i  j maka Ai  Aj   .

Misalkan SFn  A1  A2  A3  ...  A2 n .

Partisi graf bunga matahari SFn sebagai berikut :

 Untuk i  1, 2,3,..., n .

Subgraf Ai  (vi , vi  n ), (vi 1 , v2 n 1 ) , dimana setiap i  1  n .

Jika i  1  n , maka i  1 dinyatakan sebagai bilangan bulat 1, 2,3,..., n(mod n) .


Akan ditunjukkan bahwa setiap subgraf tersebut saling lepas.
Setiap subgraf dikatakan saling lepas jika i  j maka Ai  Aj   , dimana

i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n .


Akan dibuktikan melalui kontraposisinya.

9
Pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ekuivalen dengan mengatakan jika

Ai  Aj   maka i  j , dimana i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n .

Diketahui Ai  Aj   , maka ek  Ai  Aj , k  N .

Hal ini berarti bahwa ek  Ai dan ek  Aj .

Berdasarkan definisi, jika ek  Ai maka ek   vi , vi n  atau  vi 1 , v2 n1  .

Begitu pula jika ek  Aj maka ek   v j , v j  n  atau  v j 1 , v2 n 1 

Akibatnya,  vi , vi  n  =  v j , v j  n  dan  vi 1 , v2 n1  =  v j 1 , v2 n 1  .

Sehingga diperoleh i  j .

Jadi, terbukti bahwa jika Ai  Aj   maka i  j , dimana i  1, 2,3,..., n dan

j  1, 2,3,..., n .
Hal ini juga membuktikkan bahwa, pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ,

dimana i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n bernilai benar.

Karena dapat dibuktikan jika i  j maka Ai  Aj   , berarti tidak ada sisi yang

sama pada setiap subgraf.


 Untuk i  n  1, n  2, n  3,..., 2n .

Subgraf Ai  (vi , vi 1 n ), (vi  2 n , vi 3 n ) ,

dimana setiap i  1  n, i  2  n, i  3  n  n .

Jika i  1  n, i  2  n, i  3  n  n , maka i  1  n , i  2  n , dan i  3  n dinyatakan

sebagai bilangan bulat 1, 2,3,..., n(mod n) .


Akan ditunjukkan bahwa setiap subgraf tersebut saling lepas.
Setiap subgraf dikatakan saling lepas jika i  j maka Ai  Aj   , dimana

i  n  1, n  2, n  3,..., 2n dan j  n  1, n  2, n  3,..., 2n .


Akan dibuktikan melalui kontraposisinya.
Pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ekuivalen dengan mengatakan jika

Ai  Aj   maka i  j, dimana i  n  1, n  2, n  3,..., 2n dan

j  n  1, n  2, n  3,..., 2n .

10
Diketahui Ai  Aj   , maka ek  Ai  Aj , k  N .

Hal ini berarti bahwa ek  Ai dan ek  Aj .

Berdasarkan definisi, jika ek  Ai maka ek   vi , vi 1n  atau  vi  2n , vi 3n  .

Begitu pula jika ek  Aj maka ek   v j , v j 1 n  atau  v j  2 n , v j  3 n 

Akibatnya,  vi , vi 1n  =  v j , v j 1n  dan  vi  2n , vi 3n  =  v j  2 n , v j  3 n  .

Sehingga diperoleh i  j .

Jadi, terbukti bahwa jika Ai  Aj   maka i  j, dimana

i  n  1, n  2, n  3,..., 2n dan j  n  1, n  2, n  3,..., 2n .


Hal ini juga membuktikkan bahwa, pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ,

dimana i  n  1, n  2, n  3,..., 2n dan j  n  1, n  2, n  3,..., 2n bernilai


benar.
Karena dapat dibuktikan jika i  j maka Ai  Aj   , berarti tidak ada sisi yang

sama pada setiap subgraf.


Dengan demikian, terbukti bahwa untuk setiap i  1, 2,3,..., 2n , dan
SFn  A1  A2  A3  ...  A2 n dimana n  3 , maka graf bunga matahari SFn

merupakan 2K 2 - dekomposisi.

2. Misalkan diambil graf bunga matahari SFn dengan n  3 , kemudian graf

bunga matahari SFn dipartisi menjadi subgraf Ai berupa 4K2 .

Tabel 2. Dekomposisi dari graf bunga matahari SFn


Graf Bunga Banyaknya titik
Dekomposisi A-dekomposisi
Matahari dan sisi

SF3 SF3  A1  A2  A3  A4  Ai  K2 | V ( Ai ) | 2
A5  A6  A7  A8  A9  | E ( Ai ) | 1
...  A12
(12 partisi)

SF4 SF4  A1  A2  A3  A4  Ai  K2 | V ( Ai ) | 2
A5  A6  A7  A8  A9  | E ( Ai ) | 1
...  H16
(16 partisi)

11
SF5 SF5  A1  A2  A3  A4  Ai  4 K 2 | V ( Ai ) | 8
A5 | E ( Ai ) | 4
(5 partisi)

SF6 SF6  A1  A2  A3  A4  Ai  4 K 2 | V ( Ai ) | 8
A5  A6 | E ( Ai ) | 4
(6 partisi)

SF7 SF7  A1  A2  A3  A4  Ai  4 K 2 | V ( Ai ) | 8
A5  A6  A7 | E ( Ai ) | 4
(7 partisi)

SF8 SF8  A1  A2  A3  A4  Ai  4 K 2 | V ( Ai ) | 8
A5  A6  A7  A8 | E ( Ai ) | 4
(8 partisi)

SF9 SF9  A1  A2  A3  A4  Ai  4 K 2 | V ( Ai ) | 8
A5  A6  A7  A8  A9 | E ( Ai ) | 4
(9 partisi)
: : : :
: : : :

SFn SFn  A1  A2  A3  A4  Ai  4 K 2 | V ( Ai ) | 8
(untuk A5  A6  A7  A8  A9  | E ( Ai ) | 4
n  5) ...  An
(n partisi)

Berdasarkan Tabel 2 maka diperoleh teorema sebagai berikut :


Teorema:
Graf bunga matahari SFn , dengan n  5 dan SFn  A1  A2  A3  ...  An

merupakan 4K 2 - dekomposisi.

Bukti
Ambil sebarang graf bunga matahari SFn

Misal V (SFn )  v1 , v2 , v3 ,..., v2n1 , v2n , v2n1

E (SFn )  e1 , e2 , e3 ,..., e3n1 , e4 n 

Partisi graf graf bunga matahari SFn menjadi subgraf Ai  Ei yang berupa 4K2 ,

dimana i  j maka Ai  Aj   .

Misalkan SFn  A1  A2  A3  ...  An .

Partisi graf bunga matahari SFn sebagai berikut :

12
Untuk i  1, 2,3,..., n .

Subgraf Ai  (vi , vi  n ), (vi 1 , v2 n 1 ), (vi  2 , vi 3 ), (vi  4 , vi 3 n ) , dimana setiap

i  1, i  2, i  3, i  4  n .
Jika i  1, i  2, i  3, i  4  n , maka i  1 , i  2 , i  3 , dan i  4 dinyatakan sebagai

bilangan bulat 1, 2,3,..., n(mod n) .


Akan ditunjukkan bahwa setiap subgraf tersebut saling lepas.
Setiap subgraf dikatakan saling lepas jika i  j maka Ai  Aj   , dimana

i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n .


Akan dibuktikan melalui kontraposisinya.
Pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ekuivalen dengan mengatakan jika

Ai  Aj   maka i  j , dimana i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n .

Diketahui Ai  Aj   , maka ek  Ai  Aj , k  N .

Hal ini berarti bahwa ek  Ai dan ek  Aj .

Berdasarkan definisi, jika ek  Ai maka ek   vi , vi n  atau  vi 1 , v2n1  atau


 vi 2 , vi 3  atau  vi  4 , vi 3 n  .

Begitu pula jika ek  Aj maka ek   v j , v j  n  atau  v j 1 , v2 n 1  atau  v j  2 , v j 3 

atau  v j  4 , v j 3 n  .

Akibatnya,  vi , vi n  =  v j , v j  n  ,  vi 1 , v2n1  =  v j 1 , v2 n 1  ,  vi 2 , vi 3  =

v j2 , v j  3  , dan  vi  4 , vi 3 n  =  v j  4 , v j 3 n  .

Sehingga diperoleh i  j .

Jadi, terbukti bahwa jika Ai  Aj   maka i  j , dimana i  1, 2,3,..., n dan

j  1, 2,3,..., n .
Hal ini juga membuktikkan bahwa, pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ,

dimana i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n bernilai benar.

Karena dapat dibuktikan jika i  j maka Ai  Aj   , berarti tidak ada sisi yang

sama pada setiap subgraf.

13
Dengan demikian, terbukti bahwa untuk setiap i  1, 2,3,..., n , dan

SFn  A1  A2  A3  ...  An dimana n  5 , maka graf bunga matahari SFn

merupakan 4K 2 - dekomposisi.

3. Misalkan diambil graf bunga matahari SFn dengan n  3 , kemudian graf

bunga matahari SFn dipartisi menjadi subgraf Ai berupa P3 .

Tabel 3. Dekomposisi dari graf bunga matahari SFn


Graf Bunga Banyaknya titik
Dekomposisi A-dekomposisi
Matahari dan sisi

SF3 SF3  A1  A2  A3  A4  Ai  P3 | V ( Ai ) | 3
A5  A6 | E ( Ai ) | 2
(6 partisi)

SF4 SF4  A1  A2  A3  A4  Ai  P3 | V ( Ai ) | 3
A5  A6  A7  A8 | E ( Ai ) | 2
(8 partisi)

SF5 SF5  A1  A2  A3  A4  Ai  P3 | V ( Ai ) | 3
A5  A6  A7  ...  A10 | E ( Ai ) | 2
(10 partisi)

SF6 SF6  A1  A2  A3  A4  Ai  P3 | V ( Ai ) | 3
A5  A6  A7  ...  A12 | E ( Ai ) | 2
(12 partisi)

SF7 SF7  A1  A2  A3  A4  Ai  P3 | V ( Ai ) | 3
A5  A6  A7  ...  A14 | E ( Ai ) | 2
(14 partisi)

SF8 SF8  A1  A2  A3  A4  Ai  P3 | V ( Ai ) | 3
A5  A6  A7  ...  A16 | E ( Ai ) | 2
(16 partisi)

SF9 SF9  A1  A2  A3  A4  Ai  P3 | V ( Ai ) | 3
A5  A6  A7  ...  A18 | E ( Ai ) | 2
(18 partisi)
: : : :
: : : :

SFn SFn  A1  A2  A3  A4  Ai  P3 | V ( Ai ) | 3
A5  A6  A7  ...  A2 n | E ( Ai ) | 2
(2n partisi)

14
Berdasarkan Tabel 3 maka diperoleh teorema sebagai berikut :
Teorema:
Graf bunga matahari SFn , dengan n  3 dan SFn  A1  A2  A3  ...  A2 n

merupakan P3 - dekomposisi.

Bukti
Ambil sebarang graf bunga matahari SFn

Misal V (SFn )  v1 , v2 , v3 ,..., v2n1 , v2n , v2n1

E (SFn )  e1 , e2 , e3 ,..., e3n1 , e4 n 

Partisi graf bunga matahari SFn menjadi subgraf Ai  Ei yang berupa P3 ,

dimana i  j maka Ai  Aj   .

Misalkan SFn  A1  A2  A3  ...  A2 n .

Partisi graf bunga matahari SFn sebagai berikut :

 Untuk i  1, 2,3,..., n .

Subgraf Ai  (vi , vi  n , vi 1 ) , dimana setiap i  1  n .

Jika i  1  n , maka i  1 dinyatakan sebagai bilangan bulat 1, 2,3,..., n(mod n) .


Akan ditunjukkan bahwa setiap subgraf tersebut saling lepas.
Setiap subgraf dikatakan saling lepas jika i  j maka Ai  Aj   , dimana

i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n .


Akan dibuktikan melalui kontraposisinya.
Pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ekuivalen dengan mengatakan jika

Ai  Aj   maka i  j , dimana i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n .

Diketahui Ai  Aj   , maka ek  Ai  Aj , k  N .

Hal ini berarti bahwa ek  Ai dan ek  Aj .

Berdasarkan definisi, jika ek  Ai maka ek  (vi , vi  n , vi 1 ) .

Begitu pula jika ek  Aj maka ek  (v j , v j  n , v j 1 ) .

Akibatnya, (vi , vi  n , vi 1 ) = (v j , v j  n , v j 1 ) .

Sehingga diperoleh i  j .

15
Jadi, terbukti bahwa jika Ai  Aj   maka i  j , dimana i  1, 2,3,..., n dan

j  1, 2,3,..., n .
Hal ini juga membuktikkan bahwa, pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ,

dimana i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n bernilai benar.

Karena dapat dibuktikan jika i  j maka Ai  Aj   , berarti tidak ada sisi yang

sama pada setiap subgraf.


 Untuk i  n  1, n  2, n  3,..., 2n .

Subgraf Ai  (vi n , vi 1n , v2 n1 ) , dimana setiap i  1  n  n .

Jika i 1 n  n , maka i 1 n dinyatakan sebagai bilangan bulat


1, 2,3,..., n(mod n) .
Akan ditunjukkan bahwa setiap subgraf tersebut saling lepas.
Setiap subgraf dikatakan saling lepas jika i  j maka Ai  Aj   , dimana

i  n  1, n  2, n  3,..., 2n dan j  n  1, n  2, n  3,..., 2n .


Akan dibuktikan melalui kontraposisinya.
Pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ekuivalen dengan mengatakan jika

Ai  Aj   maka i  j, dimana i  n  1, n  2, n  3,..., 2n dan

j  n  1, n  2, n  3,..., 2n .
Diketahui Ai  Aj   , maka ek  Ai  Aj , k  N .

Hal ini berarti bahwa ek  Ai dan ek  Aj .

Berdasarkan definisi, jika ek  Ai maka ek  (vi n , vi 1n , v2n 1 ) .

Begitu pula jika ek  Aj maka ek  (v j n , v j 1n , v2n1 ) .

Akibatnya, (vi n , vi 1n , v2n1 ) = (v j n , v j 1n , v2n 1 ) .

Sehingga diperoleh i  j .

Jadi, terbukti bahwa jika Ai  Aj   maka i  j, dimana

i  n  1, n  2, n  3,..., 2n dan j  n  1, n  2, n  3,..., 2n .

16
Hal ini juga membuktikkan bahwa, pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ,

dimana i  n  1, n  2, n  3,..., 2n dan j  n  1, n  2, n  3,..., 2n bernilai


benar.
Karena dapat dibuktikan jika i  j maka Ai  Aj   , berarti tidak ada sisi yang

sama pada setiap subgraf.


Dengan demikian, terbukti bahwa untuk setiap i  1, 2,3,..., 2n , dan
SFn  A1  A2  A3  ...  A2 n dimana n  3 , maka graf bunga matahari SFn

merupakan P3 - dekomposisi.

4. Misalkan diambil graf bunga matahari SFn dengan n  3 , kemudian graf

bunga matahari SFn dipartisi menjadi subgraf Ai berupa 2P3 .

Tabel 4. Dekomposisi dari graf bunga matahari SFn


Graf Bunga Banyaknya titik
Dekomposisi A-dekomposisi
Matahari dan sisi

SF3 SF3  A1  A2  A3  A4  Ai  P3 | V ( Ai ) | 3
A5  A6 | E ( Ai ) | 2
(6 partisi)

SF4 SF4  A1  A2  A3  A4 Ai  2 P3 | V ( Ai ) | 6
(4 partisi) | E ( Ai ) | 4

SF5 SF5  A1  A2  A3  A4  Ai  2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5 | E ( Ai ) | 4
(5 partisi)

SF6 SF6  A1  A2  A3  A4  Ai  2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5  A6 | E ( Ai ) | 4
(6 partisi)

SF7 SF7  A1  A2  A3  A4  Ai  2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5  A6  A7 | E ( Ai ) | 4
(7 partisi)

SF8 SF8  A1  A2  A3  A4  Ai  2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5  A6  A7  A8 | E ( Ai ) | 4
(8 partisi)

17
SF9 SF9  A1  A2  A3  A4  Ai  2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5  A6  A7  A8  A9 | E ( Ai ) | 4
(9 partisi)
: : : :
: : : :

SFn SFn  A1  A2  A3  A4  Ai  2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5  A6  A7  ...  An | E ( Ai ) | 4
(n partisi)

Berdasarkan Tabel 4 maka diperoleh teorema sebagai berikut :


Teorema:
Graf bunga matahari SFn , dengan n  3 dan SFn  A1  A2  A3  ...  An

merupakan 2P3 - dekomposisi.

Bukti
Ambil sebarang graf bunga matahari SFn

Misal V (SFn )  v1 , v2 , v3 ,..., v2n1 , v2n , v2n1

E (SFn )  e1 , e2 , e3 ,..., e3n1 , e4 n 

Partisi graf bunga matahari SFn menjadi subgraf Ai  Ei yang berupa 2P3 ,

dimana i  j maka Ai  Aj   .

Misalkan SFn  A1  A2  A3  ...  An .

Partisi graf bunga matahari SFn sebagai berikut :

Untuk i  1, 2,3,..., n .

Subgraf Ai  (vi , vi  n , vi 1 ), (vi  2 , vi 3 , v2 n 1 , dimana setiap i  1, i  2, i  3  n .

Jika i  1, i  2, i  3  n , maka i  1 , i  2 , dan i  3 dinyatakan sebagai bilangan

bulat 1, 2,3,..., n(mod n) .


Akan ditunjukkan bahwa setiap subgraf tersebut saling lepas.
Setiap subgraf dikatakan saling lepas jika i  j maka Ai  Aj   , dimana

i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n .


Akan dibuktikan melalui kontraposisinya.

18
Pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ekuivalen dengan mengatakan jika

Ai  Aj   maka i  j , dimana i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n .

Diketahui Ai  Aj   , maka ek  Ai  Aj , k  N .

Hal ini berarti bahwa ek  Ai dan ek  Aj .

Berdasarkan definisi, jika ek  Ai maka ek   vi , vi n , vi 1  atau  vi  2 , vi 3 , v2n1  .

Begitu pula jika ek  Aj maka ek   v j , v j  n , v j 1  atau  v j  2 , v j 3 , v2 n 1  .

Akibatnya,  vi , vi  n , vi 1  =  v j , v j  n , v j 1  dan  vi  2 , vi 3 , v2n1  =  v j  2 , v j 3 , v2 n 1  .

Sehingga diperoleh i  j .

Jadi, terbukti bahwa jika Ai  Aj   maka i  j , dimana i  1, 2,3,..., n dan

j  1, 2,3,..., n .
Hal ini juga membuktikkan bahwa, pernyataan jika i  j maka Ai  Aj   ,

dimana i  1, 2,3,..., n dan j  1, 2,3,..., n bernilai benar.

Karena dapat dibuktikan jika i  j maka Ai  Aj   , berarti tidak ada sisi yang

sama pada setiap subgraf.


Dengan demikian, terbukti bahwa untuk setiap i  1, 2,3,..., n , dan

SFn  A1  A2  A3  ...  An dimana n  3 , maka graf bunga matahari SFn

merupakan 2P3 - dekomposisi.

D. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Graf bunga matahari SFn , dengan n  3 , dapat di partisi menjadi subgraf

Ai  Ei yang berupa 2K2 dimana SFn  A1  A2  A3  ...  A2 n . Sehingga

graf bunga matahari SFn dengan n  3 merupakan 2K 2 - dekomposisi.

2. Graf bunga matahari SFn , dengan n  5 dapat di partisi menjadi subgraf

Ai  Ei yang berupa 4K2 dimana SFn  A1  A2  A3  ...  An . Sehingga graf

bunga matahari SFn dengan n  5 merupakan 4K 2 - dekomposisi.

19
3. Graf bunga matahari SFn , dengan n  3 dapat di partisi menjadi subgraf

Ai  Ei yang berupa P3 dimana SFn  A1  A2  A3  ...  A2 n . Sehingga graf

bunga matahari SFn dengan n  3 merupakan P3 - dekomposisi.

4. Graf bunga matahari SFn , dengan n  3 dapat di partisi menjadi subgraf

Ai  Ei yang berupa 2P3 dimana SFn  A1  A2  A3  ...  An . Sehingga graf

bunga matahari SFn dengan n  3 merupakan 2P3 - dekomposisi.

Daftar Pustaka

Chartrand, Gery dan Lesniak, Linda. (1986). Graphs and Digraphs Second
Edition. California : a Division of Wadsworth, Inc.

Munir, Rinaldi. (2012). Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung.

Rahmawati, Nur dan Rahajeng, Budi. (2014). Dekomposisi Graf Sikel, Graf Roda,
Graf Gir, dan Graf Persahabatan. Dalam http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.
id/index.php/mathunesa/article/view/9365/12427. Diunduh pada tanggal 25
Februari 2018.

Munawaroh, Rina. (2009). Dekomposisi Graf Komplit. Dalam http://etheses.uin-


malang.ac.id/6393/1/04510046.pdf. Diunduh pada tanggal 25 Februari
2018.

Sidiq, Muhamad. (2014). Pemberian Nomor Vertex Pada Topologi Jaringan Graf
Wheel, Graf Helm Dan Graf Lollipop. UNS Surakarta : Skripsi, tidak
diterbitkan.

Qonaah, Khunti, dkk. (2016). Pelabelan Selimut Total Anti


Ajaib Super pada Graf Bunga Matahari, Graf Broken Fan, dan Graf
Generalized Fan. Dalam
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/48521/Pelabelan-Selimut-Cycle-
Ajaib-Super-Pada-Graf-Bunga-Matahari-Graf-Grid-Dan-Graf-K1n-_-K2.
Diunduh pada 16 Juli 2018.

Addinnitya, Arief. (2012). Pelabelan Jumlah Eksklusif pada Graf Matahari, Graf
Korona, dan Graf Hairycycle dengan Banyak Simpul Lingkaran Genap.
Hlm. 8-10. LIB UI.

Fatkhiyah, Lutfiana. (2010). Bilangan Clique dan Faktorisasi pada Perkalian


Graf Komplit. Hlm. 10. ETHESES UIN Malang.

20
Mandailina, Vera. (2009). Faktorisasi pada Graf Komplit. Hlm. 18. ETHESES
UIN Malang.

21

Anda mungkin juga menyukai