Abstrak
A. Pendahuluan
Teori graf adalah salah satu ilmu matematika yang terus mengalami
perkembangan baik dari segi teori maupun terapannya. Permasalahan jembatan
1
Konigsberg merupakan masalah yang pertama kali diselesaikan menggunakan
graf oleh seorang matematikawan Swiss, Leonard Euler. Graf sendiri
didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan tak
kosong dari elemen-elemen yang disebut titik (vertices atau node) dan E adalah
himpunan yang mungkin kosong dari elemen-elemen yang disebut sisi (edges atau
arcs), sedemikian sehingga setiap elemen dalam E menghubungkan sepasang
vertex (Munir, 2012: 356). Sampai saat ini, teori graf sudah banyak digunakan
untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, seperti masalah jaringan di bidang ilmu
komputer, riset operasi, komunikasi, transportasi, dan ilmu-ilmu sosial atau ilmu
pengetahuan alam.
Salah satu kajian tentang graf yang sudah berkembang adalah tentang
dekomposisi graf. Dekomposisi dari graf G didefinisikan sebagai koleksi H i
Ei adalah partisi dari E (G ) . Jika H i adalah sebuah dekomposisi dari G, maka
G dapat ditulis sebagai penjumlahan sisi H1 H 2 ... H n , dimana n | Hi |
(Chartrand dan Lesniak, 1986: 239). Penelitian tentang dekomposisi graf memang
telah banyak dibahas di beberapa artikel maupun skripsi. Akan tetapi, banyaknya
jenis graf yang berkembang hingga sekarang membuat pembahasan tentang
dekomposisi masih bisa dilanjutkan pada graf-graf lain yang belum pernah dikaji
sebelumnya. Salah satu jenis graf yang terkenal adalah graf bunga matahari atau
Sunflower Graph. Graf bunga matahari adalah graf yang diperoleh dari
vn1 , vn 2 , vn3 ,..., vn n dimana vn i merupakan vertex yang terhubung langsung
2
B. Landasan Teori
Definisi 1
Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V(G), E(G)), ditulis dengan
notasi G = (V(G), E(G)), dimana V(G) adalah himpunan tak kosong dari elemen-
elemen yang disebut titik (vertices atau node) dan E(G) adalah himpunan yang
mungkin kosong dari elemen-elemen yang disebut sisi (edges atau arcs),
sedemikian sehingga setiap elemen dalam E(G) menghubungkan sepasang vertex.
(Rinaldi Munir, 2012: 356)
Definisi 2
Dua buah vertex pada graf tak berarah G dikatakan bertetangga bila keduanya
terhubung langsung oleh sebuah sisi. Dengan kata lain, u bertetangga dengan v
jika (u, v) (v, u ) adalah sebuah sisi pada graf G.
(Rinaldi Munir, 2012: 365)
Definisi 3
Untuk sembarang sisi e (u, v) (v, u ) , sisi e dikatakan bersisian dengan vertex u
dan vertex v.
(Rinaldi Munir, 2012: 365)
Definisi 4
Derajat suatu vertex pada graf tak berarah adalah jumlah sisi yang bersisian
dengan simpul tersebut. Derajat vertex v dapat dinotasikan dengan d(v).
(Rinaldi Munir, 2012: 366)
Definisi 5
Sebuah graf H disebut subgraf dari graf G jika tiap-tiap vertex dalam H
merupakan anggota himpunan V(G) dan tiap-tiap sisi dalam H merupakan
anggota himpunan E(G). Atau dapat ditulis V(H) V(G) dan E(H) E(G).
Subgraf H = (V(H), E(H)) disebut subgraf merentang dari graf G = (V(G), E(G)),
apabila V(H) = V(G), yaitu H mengandung semua vertex dari G.
(Rinaldi Munir, 2012: 372 & 374)
3
Definisi 6
Graf sederhana adalah graf yang tidak mempunyai loop dan sisi rangkap. Sisi
rangkap dari suatu graf adalah jika dua titik yang dihubungkan oleh lebih dari satu
sisi. Sedangkan yang disebut dengan loop adalah suatu sisi yang menghubungkan
suatu titik dengan dirinya sendiri.
(Fatkhiyah, 2010: 10)
Definisi 7
Graf komplit adalah graf dengan setiap pasang titik yang berbeda
dihubungkan oleh satu sisi. Graf komplit dengan n titik dinotasikan sebagai Kn.
(Mandailina, 2009:18)
Contoh :
Definisi 8
Untuk suatu bilangan bulat , lintasan adalah suatu graf yang memiliki
banyak vertex n dan ukuran yang vertexnya dapat dinotasikan dengan
v1 , v2 , v3 ,..., vn sedangkan sisinya dinotasikan dengan ei (vi , vi 1 ) , untuk
setiap i 1, 2,3,..., n 1 .
(Addinnitya, 2012: 8)
Contoh :
Definisi 9
Graf sikel (Cycle graph) merupakan sebuah graf sederhana yang setiap vertex-nya
berderajat dua. Banyaknya vertex minimal pada graf sikel adalah 3. Graf sikel
4
dengan n vertex dilambangkan dengan Cn . Banyaknya sisi sebuah graf sikel yang
Definisi 10
Graf roda Wn (Wheels graph) merupakan graf yang diperoleh dengan cara
menambahkan satu vertex baru pada graf sikel Cn , sedemikian hingga setiap
vertex pada graf sikel Cn berhubungan langsung dengan vertex baru tersebut.
Banyaknya vertex pada graf roda adalah n 1 , sedangkan banyak sisinya adalah
2n (Rahmawati dan Rahajeng, 2014: 65). Dalam makalah ini, aturan pemberian
nama vertex pada graf roda adalah dimulai dari salah satu vertex terminalnya yaitu
dari v1 , kemudian v2 , v3 , v4 , dan seterusnya hingga vn , dengan aturan searah jarum
Definisi 11
Khunti Qonaah dkk (dalam Inayah, 2013) mendefinisikan graf bunga matahari
adalah graf yang diperoleh dari sebuah graf roda , yang vertex-vertex
terminalnya adalah v1 , v2 , v3 ,..., vn dan vertex pusatnya v2 n 1 , serta penambahan
5
n buah titik yaitu vn1 , vn 2 , vn3 ,..., vn n , dimana vn i merupakan vertex yang
Definisi 12
Graf G1 dan G2 dikatakan isomorfis ( G1 G2 ), jika terdapat korespondensi satu-
satu antara titik-titik pada G1 dan titik-titik pada G2 , serta antara sisi-sisi pada G1
dan sisi-sisi pada G2 , sedemikian sehingga jika sisi e bersisian dengan titik u dan v
di G1 , maka sisi e ' yang berkorespondensi di G2 juga harus bersisian dengan titik
Definisi 13
Dekomposisi dari graf G adalah koleksi H i dari subgraf G sedemikian
6
Jika H i adalah dekomposisi graf G sedemikian hingga H i H untuk sebuah
Gambar 6. Graf G
Partisi sisi-sisi dari graf komplit G ditunjukkan sebagai berikut.
Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa diperoleh 5 partisi dengan masing-
masing terdiri dari 2 sisi. Jika G H1 H 2 H 3 H 4 H 5 maka graf G dapat
7
di dekomposisi. Karena subgraf Hi 2K2 , maka graf G adalah 2K2 -
dekomposisi.
jika setiap subgraf A1 , A2 , A3 ,..., An tidak mempunyai sisi-sisi yang sama dan setiap
subgrafnya tersebut saling isomorfis serta penjumlahan sisi semua subgraf
A1 , A2 , A3 ,..., An adalah graf G atau dapat ditulis G A1 A2 A3 ... An .
SF3 SF3 A1 A2 A3 A4 Ai 2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5 A6 | E ( Ai ) | 2
(6 partisi)
SF4 SF4 A1 A2 A3 A4 Ai 2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5 A6 A7 A8 | E ( Ai ) | 2
(8 partisi)
SF5 SF5 A1 A2 A3 A4 Ai 2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5 A6 A7 ... A10 | E ( Ai ) | 2
(10 partisi)
SF6 SF6 A1 A2 A3 A4 Ai 2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5 A6 A7 ... A12 | E ( Ai ) | 2
(12 partisi)
SF7 SF7 A1 A2 A3 A4 Ai 2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5 A6 A7 ... A14 | E ( Ai ) | 2
(14 partisi)
SF8 SF8 A1 A2 A3 A4 Ai 2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5 A6 A7 ... A16 | E ( Ai ) | 2
(16 partisi)
8
SF9 SF9 A1 A2 A3 A4 Ai 2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5 A6 A7 ... A18 | E ( Ai ) | 2
(18 partisi)
: : : :
: : : :
SFn SFn A1 A2 A3 A4 Ai 2 K 2 | V ( Ai ) | 4
A5 A6 A7 ... A2 n | E ( Ai ) | 2
(2n partisi)
merupakan 2K 2 - dekomposisi.
Bukti
Ambil sebarang graf bunga matahari SFn
Partisi graf bunga matahari SFn menjadi subgraf Ai Ei yang berupa 2K2 ,
dimana i j maka Ai Aj .
Untuk i 1, 2,3,..., n .
9
Pernyataan jika i j maka Ai Aj ekuivalen dengan mengatakan jika
Sehingga diperoleh i j .
j 1, 2,3,..., n .
Hal ini juga membuktikkan bahwa, pernyataan jika i j maka Ai Aj ,
Karena dapat dibuktikan jika i j maka Ai Aj , berarti tidak ada sisi yang
dimana setiap i 1 n, i 2 n, i 3 n n .
j n 1, n 2, n 3,..., 2n .
10
Diketahui Ai Aj , maka ek Ai Aj , k N .
Sehingga diperoleh i j .
merupakan 2K 2 - dekomposisi.
SF3 SF3 A1 A2 A3 A4 Ai K2 | V ( Ai ) | 2
A5 A6 A7 A8 A9 | E ( Ai ) | 1
... A12
(12 partisi)
SF4 SF4 A1 A2 A3 A4 Ai K2 | V ( Ai ) | 2
A5 A6 A7 A8 A9 | E ( Ai ) | 1
... H16
(16 partisi)
11
SF5 SF5 A1 A2 A3 A4 Ai 4 K 2 | V ( Ai ) | 8
A5 | E ( Ai ) | 4
(5 partisi)
SF6 SF6 A1 A2 A3 A4 Ai 4 K 2 | V ( Ai ) | 8
A5 A6 | E ( Ai ) | 4
(6 partisi)
SF7 SF7 A1 A2 A3 A4 Ai 4 K 2 | V ( Ai ) | 8
A5 A6 A7 | E ( Ai ) | 4
(7 partisi)
SF8 SF8 A1 A2 A3 A4 Ai 4 K 2 | V ( Ai ) | 8
A5 A6 A7 A8 | E ( Ai ) | 4
(8 partisi)
SF9 SF9 A1 A2 A3 A4 Ai 4 K 2 | V ( Ai ) | 8
A5 A6 A7 A8 A9 | E ( Ai ) | 4
(9 partisi)
: : : :
: : : :
SFn SFn A1 A2 A3 A4 Ai 4 K 2 | V ( Ai ) | 8
(untuk A5 A6 A7 A8 A9 | E ( Ai ) | 4
n 5) ... An
(n partisi)
merupakan 4K 2 - dekomposisi.
Bukti
Ambil sebarang graf bunga matahari SFn
Partisi graf graf bunga matahari SFn menjadi subgraf Ai Ei yang berupa 4K2 ,
dimana i j maka Ai Aj .
12
Untuk i 1, 2,3,..., n .
i 1, i 2, i 3, i 4 n .
Jika i 1, i 2, i 3, i 4 n , maka i 1 , i 2 , i 3 , dan i 4 dinyatakan sebagai
atau v j 4 , v j 3 n .
Akibatnya, vi , vi n = v j , v j n , vi 1 , v2n1 = v j 1 , v2 n 1 , vi 2 , vi 3 =
Sehingga diperoleh i j .
j 1, 2,3,..., n .
Hal ini juga membuktikkan bahwa, pernyataan jika i j maka Ai Aj ,
Karena dapat dibuktikan jika i j maka Ai Aj , berarti tidak ada sisi yang
13
Dengan demikian, terbukti bahwa untuk setiap i 1, 2,3,..., n , dan
merupakan 4K 2 - dekomposisi.
SF3 SF3 A1 A2 A3 A4 Ai P3 | V ( Ai ) | 3
A5 A6 | E ( Ai ) | 2
(6 partisi)
SF4 SF4 A1 A2 A3 A4 Ai P3 | V ( Ai ) | 3
A5 A6 A7 A8 | E ( Ai ) | 2
(8 partisi)
SF5 SF5 A1 A2 A3 A4 Ai P3 | V ( Ai ) | 3
A5 A6 A7 ... A10 | E ( Ai ) | 2
(10 partisi)
SF6 SF6 A1 A2 A3 A4 Ai P3 | V ( Ai ) | 3
A5 A6 A7 ... A12 | E ( Ai ) | 2
(12 partisi)
SF7 SF7 A1 A2 A3 A4 Ai P3 | V ( Ai ) | 3
A5 A6 A7 ... A14 | E ( Ai ) | 2
(14 partisi)
SF8 SF8 A1 A2 A3 A4 Ai P3 | V ( Ai ) | 3
A5 A6 A7 ... A16 | E ( Ai ) | 2
(16 partisi)
SF9 SF9 A1 A2 A3 A4 Ai P3 | V ( Ai ) | 3
A5 A6 A7 ... A18 | E ( Ai ) | 2
(18 partisi)
: : : :
: : : :
SFn SFn A1 A2 A3 A4 Ai P3 | V ( Ai ) | 3
A5 A6 A7 ... A2 n | E ( Ai ) | 2
(2n partisi)
14
Berdasarkan Tabel 3 maka diperoleh teorema sebagai berikut :
Teorema:
Graf bunga matahari SFn , dengan n 3 dan SFn A1 A2 A3 ... A2 n
merupakan P3 - dekomposisi.
Bukti
Ambil sebarang graf bunga matahari SFn
dimana i j maka Ai Aj .
Untuk i 1, 2,3,..., n .
Akibatnya, (vi , vi n , vi 1 ) = (v j , v j n , v j 1 ) .
Sehingga diperoleh i j .
15
Jadi, terbukti bahwa jika Ai Aj maka i j , dimana i 1, 2,3,..., n dan
j 1, 2,3,..., n .
Hal ini juga membuktikkan bahwa, pernyataan jika i j maka Ai Aj ,
Karena dapat dibuktikan jika i j maka Ai Aj , berarti tidak ada sisi yang
j n 1, n 2, n 3,..., 2n .
Diketahui Ai Aj , maka ek Ai Aj , k N .
Sehingga diperoleh i j .
16
Hal ini juga membuktikkan bahwa, pernyataan jika i j maka Ai Aj ,
merupakan P3 - dekomposisi.
SF3 SF3 A1 A2 A3 A4 Ai P3 | V ( Ai ) | 3
A5 A6 | E ( Ai ) | 2
(6 partisi)
SF4 SF4 A1 A2 A3 A4 Ai 2 P3 | V ( Ai ) | 6
(4 partisi) | E ( Ai ) | 4
SF5 SF5 A1 A2 A3 A4 Ai 2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5 | E ( Ai ) | 4
(5 partisi)
SF6 SF6 A1 A2 A3 A4 Ai 2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5 A6 | E ( Ai ) | 4
(6 partisi)
SF7 SF7 A1 A2 A3 A4 Ai 2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5 A6 A7 | E ( Ai ) | 4
(7 partisi)
SF8 SF8 A1 A2 A3 A4 Ai 2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5 A6 A7 A8 | E ( Ai ) | 4
(8 partisi)
17
SF9 SF9 A1 A2 A3 A4 Ai 2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5 A6 A7 A8 A9 | E ( Ai ) | 4
(9 partisi)
: : : :
: : : :
SFn SFn A1 A2 A3 A4 Ai 2 P3 | V ( Ai ) | 6
A5 A6 A7 ... An | E ( Ai ) | 4
(n partisi)
Bukti
Ambil sebarang graf bunga matahari SFn
Partisi graf bunga matahari SFn menjadi subgraf Ai Ei yang berupa 2P3 ,
dimana i j maka Ai Aj .
Untuk i 1, 2,3,..., n .
18
Pernyataan jika i j maka Ai Aj ekuivalen dengan mengatakan jika
Sehingga diperoleh i j .
j 1, 2,3,..., n .
Hal ini juga membuktikkan bahwa, pernyataan jika i j maka Ai Aj ,
Karena dapat dibuktikan jika i j maka Ai Aj , berarti tidak ada sisi yang
D. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Graf bunga matahari SFn , dengan n 3 , dapat di partisi menjadi subgraf
19
3. Graf bunga matahari SFn , dengan n 3 dapat di partisi menjadi subgraf
Daftar Pustaka
Chartrand, Gery dan Lesniak, Linda. (1986). Graphs and Digraphs Second
Edition. California : a Division of Wadsworth, Inc.
Rahmawati, Nur dan Rahajeng, Budi. (2014). Dekomposisi Graf Sikel, Graf Roda,
Graf Gir, dan Graf Persahabatan. Dalam http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.
id/index.php/mathunesa/article/view/9365/12427. Diunduh pada tanggal 25
Februari 2018.
Sidiq, Muhamad. (2014). Pemberian Nomor Vertex Pada Topologi Jaringan Graf
Wheel, Graf Helm Dan Graf Lollipop. UNS Surakarta : Skripsi, tidak
diterbitkan.
Addinnitya, Arief. (2012). Pelabelan Jumlah Eksklusif pada Graf Matahari, Graf
Korona, dan Graf Hairycycle dengan Banyak Simpul Lingkaran Genap.
Hlm. 8-10. LIB UI.
20
Mandailina, Vera. (2009). Faktorisasi pada Graf Komplit. Hlm. 18. ETHESES
UIN Malang.
21