Pendahuluan
M anusia diciptakan oleh Tuhan untuk hidup berkelompok atau dengan kata
lain manusia adalah makhluk sosial. Maksudnya selain sebagai individu, manusia
juga sebagai makhluk sosial. Bahan ajar unit-8 ini akan mengajak Anda untuk
memahami individu (manusia) sebagai anggota masyarakat dan bagaimana
masyarakat terhimpun menjadi kelompok sosial.
Kehidupan berkelompok merupakan kebutuhan mutlak, sebab tanpa
berkelompok individu tidak dapat hidup secara wajar. Dalam kehidupan kelompok
terjadi interaksi sosial baik antar individu, antar kelompok maupun antara individu
dengan kelompok. Untuk menciptakan kehidupan yang aman, tertib, dan sejahtera
maka kelompok sosial menciptakan aturan atau norma-norma. Individu sebagai
anggota kelompok sosial, harus tunduk/mentaati norma-norma yang berlaku di
dalam masyarakat kelompoknya. Agar norma tetap dipatuhi oleh warganya maka
bagi pelanggar norma dikenai sanksi sesuai dengan jenis pelanggaran yang
dilakukan oleh anggota masyarakat tersebut.
Pemahaman tentang kedudukan diri manusia ditengah-tengah manusia lain
sangat bermanfaat bagi kita, lebih-lebih dengan anak didik yang berasal dari
keluarga dan latar belakang kehidupan yang beraneka macam dan memiliki sistem
nilai yang berbeda-beda pula. Kesadaran mengenai hal ini diharapkan dapat
menuntun kita untuk bertindak secara hati-hati dan bijaksana.
Pada unit-8 ini akan dibahas tentang manusia sebagai individu dan sebagai
anggota masyarakat, individu dan konteksnya dalam masyarakat, status dan peran
individu dalam masyarakat, dan pranata sosial dan hubungannya dengan nilai dan
norma sosial. Pembahasan materi ini terkait dengan ilmu-ilmu sosial (sosilogi,
antropologi) dan humaniora. Media yang digunakan adalah bahan ajar cetak dan
non
Pengembangan Pendidikan IPS SD 8-1
cetak (Web). Oleh karena itu untuk mendalami materi ini Anda harus rajin mencari
informasi dengan cara mengakses internet.
Setelah memahami dan mencermati materi ini, Anda diharapkan dapat
menjelaskan:
1. pengertian individu,
2. individu dan konteksnya dalam masyarakat,
3. tindividu dan kelompok social,
4. pentingnya interaksi social,
5. terjadinya proses social,
6. pengertian masyarakat,
7. status dan peran individu dalam masyarakat, dan
8. pranata sosial dan hubungannya dengan nilai dan norma sosial.
Untuk membantu Anda agar lebih mudah memahami materi unit-8 ini,
ikutilah beberapa petunjuk belajar berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan, pahami betul isinya, apa tujuan
mempelajari unit ini, dan bagaiana cara mempelajarinya.
2. Bacalah bagian demi bagian, temukan kata kunci, kemudian berilah tanda atau
digarisbawahi.
3. Pahami pengertian demi pengertian dari materi unit ini melalui pemahaman
sendiri atau diskusi kelompok dengan teman sejawat.
4. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi dengan teman atau tutor pada
waktu tutorial tatap muka.
Subunit 1
K ata “individu”, dalam Bahasa Perancis berarti orang seorang. Kata ini
mengacu pada manusia atau satu orang manusia. “In-dividere” berarti
mahkluk
individual yang tidak dapat dibagi-bagikan (W. AGerungan:26).
Kata sifatnya “individual” (bahasa Perancis), menunjuk pada satu orang
yang sekaligus untuk membedakan dengan masyarakat, dan juga dimaksudkan ciri-
ciri khas yang melekat pada satu orang tersebut. Setiap individu mempunyai ciri-
ciri khas yang telah “built-in” dalam dirinya. Ciri-ciri watak seorang individu yang
konsisten, yang memberikan kepadanya identitas yang khusus, disebut sebagai
“kepribadian” (Koentjaraniningrat: 1980:116).
Menurut G.W Allport (Nursid Sumaatmadja: 2006) kepribadian adalah
organisasi dinamik sistem psiko fisik yang ada pada suatu individu, yang
menentukan karakteristik tingkah laku dan berpikirnya.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Theodore M. Newcomb (Surjono
Sukanto, 1990:203) menyatakan bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap-
sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Manusia lahir ke permukaan bumi adalah sebagai mahkluk individu yang
belum mendapat pengaruh lingkungan. Jika individu telah mendapat pengaruh
lingkungannya, maka ia disebut person atau suatu pribadi. Person atau pribadi
adalah manusia yang telah menjadi anggota masyarakat atau menjadi anggota
kelompok di masyarakat.
Manusia sebagai individu memiliki potensi-potensi yang dapat berkembang
melalui proses pendidikan. Proses pendidikan tersebut dapat terjadi melalui
keluarga maupun lingkungan masyarakat. Akibat proses pendidikan disertai
penanaman nilai- nilai dan norma-norma sosial-budaya maka terjadilah person atau
pribadi yang memiliki kepribadian (personality).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah ciri-
ciri/karakteristik watak individu yang konsisten yang berkenaan dengan sikap,
keinginan, pola pikiran dan tingkah laku untuk berbuat, berpikir, dan merasakan
khususnya, apabila ia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu
keadaan di lingkungannya. Kepribadian mempunyai karakteristik yang konsisten
yang mencirikan kepribadian secara normal. Karakteristik kepribadian tersebut
merupakan perpaduan antara warisan yang dibawa sejak lahir dengan faktor
kondisi kehidupannya atau faktor lingkungan.
Karena faktor bawaan atau warisan dan kondisi kehidupan yang dimiliki
oleh individu tidak sama maka tidak akan terjadi dua orang yang memiliki
kepribadian yang sama. Dengan kata lain setiap orang mempunyai kepribadian
masing-masing yang berbeda dengan kepribadian orang lain. Begitu juga sebagai
kelompok/masyarakat, bahkan suatu bangsa memiliki kepribadian dan ciri-
ciri/karakteristik tertentu yang dapat dibedakan dengan kelompok/bangsa lainnya.
Misalnya orang Yogyakarta mempunyai kepribadian yang berbeda dengan
orang Batak, atau bangsa Indonesia mempunyai kepribadian yang berbeda dengan
bangsa Eropa.
Kepribadian seseorang dibina dan dikembangkan oleh lingkungan tertentu.
Kepribadian tidak hanya dibina oleh lingkungan, melainkan kepribadian dapat
mempengaruhi lingkungan, atau bahkan kepribadian dapat mengendalikan
lingkungan disekitarnya. Sebagai contohnya, tokoh-tokoh (politik, agama), kepala
suku, raja, presiden, merupakan orang-orang yang memiliki kepribadian kuat yang
dapat mempengaruhi dan mengendalikan lingkungannya.
Bagaimana Anda harus bersikap sebagai seorang guru SD di tengah-
tengah kehidupan masyarakat?
Tentunya pengetahuan yang telah dimiliki dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam lingkungan masyarakat. Selain itu kita juga harus
mengembangkan pengetahuan baik yang berupa fakta, konsep, teori yang ada di
lingkungan sekitar, serta penanaman nilai dan sikap untuk diterapkan dalam
kehidupan masyarakat.
Dengan berbekal pengetahuan IPS, hendaknya guru dapat memberikan
contoh/tauladan, dapat menujukkan kepribadian yang baik yang berupa perkataan
dan perbuatan/tingkah laku yang dapat menjadi tauladan bagi anggota masyarakat
lainnya. Bahkan tidak hanya sekedar memberi contoh, tetapi diharapkan dapat
mempengaruhi dan mengendalikan tingkah laku dan perbuatan yang lebih baik
bagi anggota masyarakatnya.
Sebagai contoh, merubah sistem nilai yang kurang bermanfaat bagi
masyarakat bahkan menghambat pembangunan, seperti ungkapan “mangan ora
mangan nek ngumpul”, “banyak anak banyak rejeki”.
Sebaliknya mendukung sistem nilai yang masih bermanfaat bagi
masyarakat, misalnya program transmigrasi, Keluarga Berencana, sistem gotong
royong, menghormati arwah leluhur, bersih desa, dan silaturahmi.
Kepribadian atau keunikan individu akan dapat difahami dengan
mempelajari unsur-unsur yang menyebabkan keunikan tersebut. Menurut
Koentjaraniningrat, unsur-unsur kepribadian meliputi:
1. Pengetahuan
Orang yang memahami atau mengetahui sesuatu disebut mempunyai
pengetahuan. Yang dimaksud dengan pengetahuan adalah kesan dalam
pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Kita mengenal
pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah atau ilmu.
Pengetahuan yang biasa disebut juga dengan pengetahuan umum sangat
bermanfaat bagi hidup manusia untuk keperluannya sehar-hari, tanpa
mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya. Artinya tidak mengetahui
sebabnya demikian dan apa sebabnya harus demikian. Ilmu atau
pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode
ilmiah.
Sifat-sifat imiahnya itu antara lain:
a. Mempunyai obyek, artinya apabila mau benar maka ilmu harus sesuai
dengan obyeknya. Bukan lagi gunanya yang dipentingkan melainkan
kebenarannya, sebab tujuan utamanya untuk mencapai kebenaran.
b. Mempunyai metode, artinya untuk mencari kebenaran tersebut
menggunakan metode tertentu.
c. Bersifat universal, artinya bersifat umum dilihat dari waktu dan tempat.
d. Mempunyai sistem, artinya susunan hal-hal yang ada sebagai
keseluruhan itu mempunyai hubungan satu sama lainnya.
Jadi jelas bahwa pengetahuan biasa merupakan terjemahan dari kata
“knowledge” sedangkan ilmu pengetahuan terjemahan dari “science”
(sains). Ilmu Pengetahuan (pengetahuan ilmiah, ilmu) adalah pengetahuan
yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, dapat
ditelaah dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya.
2. Perasaan
Perasaan selalu bersifat subyektif, dan tidak pernah obyektif. Oleh karena
itu sulit untuk mendefinisikannya. Perasaan adalah, keadaan batin sewaktu
menghadapi (merasa) sesuatu, atau dapat juga diartikan pertimbangan batin
atas sesuatu.
Misalnya, perasaan bersalah yang ada pada seseorang akan melahirkan
suatu kehendak untuk menebus atau minimal untuk memperkecil kesalahan
tersebut. Perasaan cinta antara remaja yang secara langsung ingin selalu
memiliki, tanpa memikirkan tahap persiapan dan masa depannya.
3. Dorongan Naluri
Dorongan naluri adalah sesuatu yang selalu ada pada setiap manusia, atau
dengan kata lain merupakan unsur bawaan dengan tanpa memperoleh
pengetahuan apapun sebelumnya.
Ada beberapa macam dorongan yang perlu diketahuai antara lain:
a. Dorongan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
b. Dorongan sex
c. Dorongan untuk mencari makan
d. Dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain
e. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya
f. Dorongan untuk berbakti
g. Dorongan akan keindahan.
Kepribadian dan unsur-unsurnya tersebut menyebabkan individu berbeda
dengan yang lainnya. Sebagai contoh mengapa bayi yang baru lahir
beberapa hari sudah tahu bahwa apa yang diisapnya itu adalah sesuatu yang
berhubungan dengan kelangsungan hidupnya. Hal seperti ini tidak pernah
kita dapati melalui proses belajar, tetapi semua itu telah terstrukutur dalam
diri manusia. Pengalaman seperti tersebut di atas selalu bersifat individual.
Unsur bawaan lain adalah manusia tidak bisa hidup sendiri. Selama kita
hidup di dunia ini, kita tidak dapat melepaskan diri akan sifat
ketergantungan pada manusia lain dalam rangka pengenalan diri. Kita selalu
mencoba mengidentifikasikan diri dengan cara berinteraksi dengan orang
lain.
Dengan demikian manusia merupakan makhluk individual tidak hanya
dalam arti makhluk keseluruhan jiwa dan raga, melainkan juga setiap
individu merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang
menjadi latar keberadaannya.
Interaksi Sosial
8-10 Unit 8
orang ataupun kelompok dalam suatu masyarakat mengadakan hubungan satu sama
lain.
Menurut Gillin dan Gillin (1954:489), interaksi sosial merupakan
hubungan- hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia.
Misalnya Anda bertemu dengan teman lama, kemudian saling menegur,
berjabat tangan, dan berbicara. Ataupun karena Anda lupa namanya sehingga tidak
terjadi saling menegur dan berbicara, dapat dikatakan telah terjadi interaksi sosial.
Karena masing-masing sadar akan adanya fihak lain yang menyebabkan perubahan
dalam perasaan maupun pikiran orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan
karena gaya berjalannya, pakaiannya, ataupun potongan rambutnya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara
kelompok tersebut sebagai kesatuan yang biasanya tidak menyangkut pribadi
anggota- anggotanya.
Misalnya dalam pertikaian antara sekolah SMU Bima sakti dan SMU
Tunggul Jaya, di dalam permusuhan tersebut ternyata ada dua siswa yang
bersahabat baik. Sebenarnya mereka tidak mempunyai masalah. Namun karena ia
membela kelompoknya maka ikut berkelahi dan saling bermusuhan. Jadi interaksi
sosial antara kelompok-kelompok tersebut tidak bersifat pribadi.
Interaksi sosial sangat berguna untuk mempelajari berbagai masalah di
dalam masyarakat. Tanpa interaksi sosial tidak mungkin terjadi kehidupan bersama
yang terwujud dalam pergaulan. Pergaulan hidup akan terjadi apabila orang-orang
perorangan atau kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, saling bertukar
pikiran, bahkan mengadakan persaingan ataupun pertikaian. Oleh karena itu
interaksi sosial merupakan dasar proses social.
Pengertian ini menunjuk pada hubungan-hubungan yang dinamis. Interaksi
sosial juga merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi
sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama (Kimball Young dan Raymond,
W Mak. 1959:137).
Di dalam masyarakat dapat juga terjdi interaksi sosial antara kelompok-
kelompok manusia. Suatu contoh seorang guru yang menghadapi siswanya yang
merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Tentunya yang dilakukan
petama-tama adalah menguasai kelas agar interaksi sosial berlangsung seimbang,
yaitu terjadi saling mempengaruhi antara kedua belah pihak.
Interaksi sosial tidak akan terjadi apabila manusia mengadakan hubungan
secara langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap
pikirannya sebagai akibat hubungannya tersebut. Misalnya walaupun seseorang
memukul meja dengan keras, tidak akan terjadi interaksi sosial karena meja tidak
akan bereaksi dan mempengaruhi orang yang memukulnya. Suatu interaksi sosial
tidak mungkin berlangsung apabila tidak ada kontak sosial dan komunikasi. Anda
bertemu dengan teman di jalan kemudian saling menyapa, itu berarti telah terjadi
kontak antara Anda dengan teman Anda tersebut.
Namun kontak juga dapat terjadi dengan berbicara secara tidak langsung
dengan seseorang, misalnya melalui telepon, surat, radio, dan sebagainya. Kontak
sosial di dalam keluarga dapat terjadi hampir setiap saat baik kontak antara orang
perorang yaitu seorang anggota keluarga dengan anggota keluarga yang lain
maupun antara seorang dengan beberapa atau semua anggota keluarga lain. Begitu
pula di dalam masyarakat dapat terjadi kontak antara orang perorang, seorang
anggota masyarakat dengan beberapa atau banyak anggota masyarakat, maupun
antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain.
Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya komunikasi. Arti penting
komnikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain
baik berwujud pembicaraan, gerak, maupun sikap. (Soeryono Soekanto. 1990:72).
Kontak dapat tejadi tanpa adanya komunikasi, misalnya orang Yogyakarta
yang hanya tahu bahasa Jawa ditanya oleh seorang turis dari Belanda, tentu saja
orang tersebut tidak dapat menjawab karena tidak tahu apa yang dimaksud oleh
turis tersebut.
Dari contoh di atas jelas bahwa kontak telah terjadi, tetapi tidak terjadi
komunikasi karena kedua orang tersebut tidak mengerti perasaan masing-masing
maka inteaksi sosialpun tidak terjadi.
Dalam komunikasi mungkin terjadi pelbagai penafsiran terhadap tingkah
laku orang lain. Misalnya senyum seseorang dapat ditafsirkan keramahan, tetapi
juga dapat ditafsirkan sikap sinis, ejekan, dan menunjukkan kemenangan. Dengan
demikian komunikasi memungkinkan terjadinya kerja sama antara orang perorang
atau antara kelompok-kelompok manusia, tetapi dapat juga mengakibatkan
pertikaian atau permusuhan karena adanya kesalahpahaman.
Dengan demikian jelas bahwa interaksi sosial itu sangat penting dalam
kehidupan masyarakat, begitu juga dalam kehidupan di sekolah interaksi selalu
terjadi baik antara guru dengan siswa, guru dengan guru, maupun siswa dengan
siswa. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), pertikaian (conflict), dan akomodasi (accommodation).
Lebih jelasnya mari kita lihat proses ke empat bentuk tersebut melalui
contoh berikut ini.
Anda sebagai seorang guru mengajar kelas V SD yang berjumlah 30
siswa laki-laki dan perempuan. Kelas ini merupakan kelompok yang di
dalamnya berlangsung interaksi sosial, ada yang sifatnya kerja sama,
persaingan, dan bahkan terjadi permusuhan yang serius di antara
siswa tertentu. Suatu saat permusuhan itu memuncak menjadi
bentrokan fisik. Sebagai guru Anda tentu akan mendamaikan siswa
yang sedang berkelahi tersebut, ternyata mereka mau berdamai.
Mungkin penyelesaian tersebut hanya akan diterima oleh kedua pihak
yang bertentangan untuk sementara waktu saja. Proses ini disebut
proses akomodasi. Dengan demikian Anda telah berhasil mengatasi
masalah tersebut dan tercapailah keadaan akomodasi yang kemudian
menjadi dasar dari suatu kerja sama.
Perubahan Sosial
Latihan
4. Faktor-faktor intern atau yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri, antara
lain :
a. Perubahan jumlah penduduk.
b. Penemuan baru
c. Pertentangan (conflict) Sosial
d. Pemberontakan atau revolusi
Untuk penjelasannya bacalah materi sub unit 8.1 dalam topik perubahan sosial.
Rangkuman
1. Secara harafiah individu berasal dari kata “in-dividere” yang artinya adalah
A. individu
B. individu yang menyatu
C. orang perorangan
D. individu yang tidak dapat dibagi-bagi
5. Berikut ini dalah unsur-unsur yang terkandung dalam kelompok sosial, kecuali
….
A. interaksi timbal balik antara anggota kelompok satu dengan lainnya
B. interaksi orang-orang yang mempunyai kedudukan yang sama
C. berstruktur, berkaidah, dan memiliki pola tingkah laku
D. kesadaran setiap anggota bahwa ia merupakan bagian anggota kelompoknya
6. Bu Shinta adalah guru SD yang mengajar kelas V dengan jumlah siswa 30
orang. Kebetulan di dalam kelas tersebut ada siswanya yang berkelahi. Sebagai
guru yang bertanggungjawab, maka Bu Shinta berusaha mandamaikan
keduanya. Ternyata kedua belah pihak mau menerima dan mereka saling
berjabat tangan tanda perdamain. Peristiwa di atas merupakan bentuk interaksi
sosial ….
A. coopration
B. competition
C. conflik
D. accommodation
Pengertian Masyarakat.
2. Perbedaan status dan peran. Status adalah jenjang atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok, atau dari satu kelompok dalam hubungannya dengan
kelompok lain. Atau posisi seseorang dalam suatu sistem sosial. Peran sebagai
suatu konsep menunjukkan apa yang dilakukan seseorang.
Penjelasan lebih lanjut bacalah kembai uraian bagan di atas. Sedangkan untuk
contohnya cobalah cari dalam kehidupan sehari-hari.
5. Rentangan norma dari yang terlemah sampai dengan yang terkuat, antara lain:
a. Folkways
b. Tata Krama (adat sopan santun, sopan santun pergaulan, etiket)
c. Mores (tata kelakuan
d. Hukum
Penjelasannya dapat Anda baca pada uraian unit 8.2 tentang “Pranata sosial
dan hubungannya dengan nilai dan norma sosial”.
Rangkuman
4. Hal-hal yang mempribadi dalam diri individu melalui proses sosialisasi adalah
….
A. berbagai perasaan yang diperlukan dalam hidup manusia
B. nilai-nili pendidikan yang diperlukan untuk mencapai kedewasaan
C. pola-pola kelakuan sebagai hasil interaksi antar manusia
D. sistem norma yang hidup dalam masyarakat
5. Pewarisan tatakrama dapat dikatakan sebagai pewarisan dari generasi ke
generasi yang sifatnya memaksa, karena ….
A. orang tua, guru, dan warga masyarakat lainnya cenderung mengharuskan
anak mengikuti tatakrama
B. sebagai norma, tatakrama sudah ada sebelum seseorang lahir dan diteruskan
melalui sosialisasi
C. tatakrama berguna untuk menciptakan keselarasan hidup bersama dalam
masyarakat
D. pelanggaran tatakram sering diikuti saksi sosial dari warga masyarakat yang
selalu mengawasi pelaksanaannya
7. Segala sesuatu akan mempunyai daya guna fungsional dan dihargai oleh
masyarakat, disebut ….
A. peran sosial
B. pranata sosial
C. hubungan sosial
D. nilai sosial
8. Setiap kali kita mandi dua kali sehari yaitu pagi dan sore, perbuatan ini
termasuk norma ….
A. folkways
B. kaidah
C. mores
D. etika
9. Diantara pernyataan dibawah ini, manakah yang menggambarkan nilai sosial
yang dianut oleh masyarakat Indonesia?
A. jagung lebih bernilai dari pada nasi
B. jagung dan nasi sama saja nilainya
C. nasi lebih bernilai dari pada jagung
D. nasi dan jagung sulit untuk ditentukan nilainya
10. Urutan norma yang mengatur kehidupan masyarakat ditinjau dari segi sanksi
(hukum) dari yang terlemah sampai dengan yang terkuat adalah ….
A. folkways- tata krama – hukum – mores
B. folkways- tata karma – mores - hukum
C. mores – tata karma – folkways –hukum
D. tata krama – folkways – mores – hukum
Tes Formatif 2
1. C = ingin mengembangkan keturunan
2. D = dapat hidup layak karena orang lain
3. D = mempelajari norma dan kebudayaan
4. C = pola-pola kelakuan sebagai hasil interaksi antar manusia
5. B = sebagai norma, tatakrama sudah ada sebelum seseorang lahir dan
diteruskan melalui sosialisasi
6. B = sosialisasi
7. D = nilai sosial
8. A = folkways
9. C = nasi lebih benilai dari pada jagung
10. B = folkways- tata karma – mores - hukum
Daftar Pustaka
Bellen, dkk (1990). Materi Pokok Pendidikan IPS I. Jakarta: Dikti
Doyle Pal Johnson (1986). Tori Soilogi Klasik dan Modern (Terjemahan: Robert
Lawang) Jakarta: PT Gramedia.
Gillin. Dkk. (1954). Cultura Sociologi. New York: The Macmillan Company
Tri Widiarto. (2004). Lintas Budaya Indonesia. Salatiga: Widya Sari Press.