Anda di halaman 1dari 11

Outline

Presentasi Penyusunan
MPDP Infrastruktur
Kawasan Perkotaan
Hasil Konsinyasi 28-29 Agustus 2018
Latar Belakang
Belum adanya acuan teknis yang mendetail dalam
merumuskan progam infrastruktur PUPR dalam rangka
pengembangan suatu wilayah sesuai dengan arahan
spasial (RTRW).

Belum adanya rencana program infrastruktur antar sektor


PUPR maupun dengan stakeholder terkait yang terpadu
dan sinergi dalam rangka pengembangan suatu wilayah.

Belum teridentifikasinya volume dan waktu pelaksanaan


infrastruktur PUPR yang dibutuhkan dalam
pengembangan suatu wilayah maupun mekanisme
pembiayaannya.
Pengantar
• Masterplan Infrastruktur (MP):
Rencana pengembangan infrastruktur sesuai dengan identifikasi potensi dan arah
pengembangan wilayah yang memberikan arah lokasi investasi infrastruktur
(Bendungan, Jaringan Jalan, SPAM, TPA, Sistem Drainase, Perumahan, Pelabuhan,
Terminal, Bandara).
• Development Plan Infrastruktur (DP):
Mekanisme dan rencana perwujudan pembangunan infrastruktur sesuai dengan arah
pengembangan wilayah yang dirinci tahapannya setiap tahun dalam waktu lima tahun ke
depan disertai besaran infrastruktur dan kebutuhan biaya pembangunan infrastruktur
tersebut.
• Pada prinsipnya, MPDP adalah rencana pengembangan infrastruktur berdasarkan
rencana struktur ruang RTRW kota yang dilengkapi dengan besaran/dimensi
infrastruktur, sehingga MPDP diharapkan dapat berfungsi sebagai acuan dalam
mewujudkan pengembangan suatu wilayah melalui pembangunan infrastruktur PUPR.
• Fungsi infrastruktur yang dibangun:
a. Meningkatkan produktivitas ekonomi;
b. Aksesibilitas; dan
c. Konektivitas.
Pengantar
• Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi. (PP 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang)
• Terkait hal tersebut, suatu kota tidak berdiri sendiri karena terkait dengan kawasan di
sekitarnya sebagai satu kesatuan Sistem Perkotaan. Kota adalah bagian dari
wilayah yang lebih luas (termasuk hinterlandnya) dengan fungsi dan peran masing-
masing. Contoh: keterkaitan kota baru Padang dengan Metro Palapa, kawasan
industri, kawasan pendidikan, kawasan pariwisata (KSPN Mandeh).

Ilustrasi Hierarki Kota Dalam Satu Kesatuan Sistem Perkotaan


Pengantar
• Perlu keterpaduan infrastruktur skala regional dan skala internal kota agar
pembangunan infrastruktur lebih efektif dan efisien
• Dalam pengembangan kota baru perlu mempelajari Pedoman Penyusunan Rencana
Kawasan Permukiman (RKP) untuk menentukan hierarki permukiman
• Prinsip-prinsip dalam New
Urban Agenda (NUA) serta
upaya mewujudkan kota layak
huni yang aman dan nyaman,
kota hijau, kota berketahanan
iklim dan bencana, serta kota
cerdas yang berdaya saing dan
berbasis teknologi perlu
diterapkan dalam perencanaan
konsep pengembangan
kawasan perkotaan

Pusat CBD Bandar Terminal Kawasan


Jalan Tol Pelayanan Kota Udara
Permukiman/Bisnis Bus Pariwisata
Jalan Arteri Primer Sub Pusat
Kawasan Industri Pelabuha Stasiun Kawasan
Jalan Arteri Sekunder Pelayanan Kota
Pelabuhan n Laut Kereta Api Industri
Jalan Kolektor Primer Pusat Lingkungan
Wilayah Kota Pelabuhan
Jalan Kolektor
Rel Kereta Api Perikanan
Sekunder Green Belt/RTH
OUTLINE
1 KEBIJAKAN DAN PERATURAN TERKAIT
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
• Arahan pengembangan kawasan strategis nasional (kebijakan KSN), serta
• Arahan hierarki kota dalam satu kesatuan sistem perkotaan (PKN-PKW);
b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
• Arahan pengembangan kawasan strategis provinsi (kebijakan KSP),
• Arahan hierarki kota dalam satu kesatuan sistem perkotaan (PKL); serta
• Arahan rencana struktur dan pola ruang
c. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK)
• Arahan pengembangan kawasan strategis kota (kebijakan KSK),
• Arahan rencana struktur dan pola ruang; serta
• Arahan pembangunan infrastruktur wilayah;
d. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
• Arahan peraturan zonasi
• Insentif dan disinsentif pembangunan wilayah
• Pengenaan sanksi
e. Kebijakan Direktif
• Arahan pembangunan proyek strategis nasional (PSN)
OUTLINE
2 PROFIL
a. Profil fisik wilayah & kota: peta infografis luas, topografi, iklim
b. Profil penduduk wilayah & kota: peta infografis distribusi dan kepadatan
penduduk
c. Profil ekonomi wilayah & kota: peta infografis share PDRB Provinsi,
sektor unggulan, tingkat kemiskinan
d. Profil lingkungan: peta daya dukung lingkungan, rawan bencana dan
uraiannya
e. Profil dan Kinerja Infrastruktur skala wilayah/regional: bandara,
pelabuhan, konektivitas wilayah/ jaringan jalan nasional, sistem jaringan
air bersih, TPA regional
f. Profil dan Kinerja Utilitas (skala kota): SPAM, IPAL, persampahan,
drainase, informasi kebencanaan, fasilitas pejalan kaki, jaringan listrik,
jaringan telekomunikasi, jaringan gas, dan RTH
OUTLINE
3 ANALISA
3.1 Analisis Wilayah
a. Analisis Konteks Wilayah: identifikasi kawasan pusat pertumbuhan
dalam konteks wilayah (termasuk kota, kws industri, pariwisata, & kws
strategis lainnya)
b. Analisis Ekonomi Wilayah: hubungan perekonomian kota dengan
pusat pertumbuhan ekonomi di kota/kab lain di sekitarnya
c. Analisis Kebutuhan Infrastruktur Skala Regional: rumusan kebutuhan
infrastruktur skala regional sesuai dengan potensi dan proyeksi yang
dibutuhkan dalam pengembangan wilayah.
3.2 Analisis Kota
a. Analisis Pertumbuhan Penduduk (proyeksi & kecenderungan migrasi
penduduk)
b. Analisis Pengembangan Fungsi Kawasan berdasarkan Kesesuaian
Lahan (hasil overlay analisis geologi, daya dukung dan daya tampung,
hidorologi, kerawanan bencana)
c. Analisis Kebutuhan Utilitas Kota
OUTLINE
4 SKENARIO PENGEMBANGAN
Strategi dan tahapan rencana pembangunan infrastruktur melalui berbagai
analisis yang telah dilakukan sesuai arahan pengembangan wilayah dengan
mempertimbangkan berbagai prinsip-prinsip agenda global pengembangan kota
(SDGs, NUA, dll)
OUTLINE
5 ARAHAN PROGRAM
Rumusan program infrastruktur arahan program infrastruktur yang berdampak
strategis terhadap pengembangan wilayah dan kota itu sendiri

➢ Pengembangan Pusat Kota sebagai


Pusat Koleksi dan Distribusi skala
regional.
➢ Pengembangan sentra-sentra
perdagangan, jasa, perkantoran
skala regional
➢ Pengembangan industri
pengolahan agro skala menengah
➢ Pengembangan terminal petikemas
dan pergudangan
➢ Revitalisasi kawasan pusat kota
lama untuk rekreasi, wisata dan
perhotelan
SKEMA PENGEMBANGAN WILAYAH
• Pengembangan wilayah terdiri atas
keterkaitan antara sistem wilayah
secara eksternal dan internal kota INDUSTRI PARIWISATA
• Sistem wilayah eksternal:
hubungan struktur & fungsi
kawasan kota dengan pusat-pusat
kegiatan di kab/kota lain di
sekitarnya
• Sistem internal kota: hubungan
struktur & fungsi antara pusat Sub Pusat
pelayanan kota dengan sub pusat Pelayanan Kota
di bawahnya
Pelabuhan
• Pola dari pusat-pusat kegiatan
dalam sistem tersebut sangat Sub Pusat
mempengaruhi struktur jaringan Pelayanan Kota
di dalamnya (Contoh: besar/lebar
jalan tergantung besarnya CBD
bangkitan, lalu lintas/ volume (Pusat Pelayanan
kendaraan, jumlah penduduk) Kota)
Sub Pusat
• Harus ada keterpaduan antara Pelayanan Kota
sistem wilayah eksternal dan
internal kota agar pembangunan
infrastruktur lebih efektif & efisien INTERNAL KOTA

Anda mungkin juga menyukai