PENDAHULUAN
1
pemodelan yang harus dilakukan adalah mengolah data-data awal dari proses percontohan ke
dalam suatu basis data komputer sebagai input data dalam pemodelan sumberdaya secara
komputerisasi. Pada tahap ini dibutuhkan ketelitian dan waktu yang cukup lama dalam
pemasukan data. Pengecekan data / verifikasi dilakukan setelah semua data dimasukkan ke
dalam file perangkat lunak data-data awal yang di ambil meliputi data collar, data assay, dan
data survey
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui proses pemodelan
dan estimasi cadangan bahan galian terutama nikel dengan menggunakan aplikasi surpac 6.3
dengan mengolah data hasil eksplorasi
a. Tehnik pemodelan dan estimasi cadangan nikel dalam laporan ini hanya menggunakan
software surpac v.3.0 dengan metode inverse distance weighting (IDW) ,tidak
menggunakan metode NNP dan kriging
b. Laporan ini hanya mengestimasi cadangan nikel, tidak dengan cadangan mineral lain
Penelitian ini berlokasi di kecamatan motui kabupaten konawe utara, yang terletak
pada koordinat S 03 50’ 04,5” dan E 122 26’ 16,6” untuk mencapai motui dibutuhkan waktu
kurang lebih 2 jam dengan menggunkan kendaraan roda dua dengan kondisi jalan yang baik .
Peta wilayah studi terdapat di lampiran 1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
bervariasi tersebut akan mengendap pada celah-celah atau rekahan-rekahan yang dikenal
dengan urat-urat garnierit dan krisopras. Sedangkan larutan residunya akan membentuk suatu
senyawa yang disebut saprolit yang berwarna coklat kuning kemerahan. Unsur-unsur lainnya
seperti Ca dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa kebawah sampai batas
pelapukan dan akan diendapkan sebagai dolomit, magnesit yang biasa mengisi celah-celah atau
rekahan-rekahan pada batuan induk. Dilapangan urat-urat ini dikenal sebagai batas petunjuk
antara zona pelapukan dengan zona batuan segar yang disebut dengan akar pelapukan (root of
weathering).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan bijih nikel laterit ini adalah
a. Batuan asal. Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan
nikel laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam hal ini pada batuan
ultra basa tersebut: – terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara batuan lainnya –
mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil, seperti olivin dan
piroksin – mempunyai komponen-komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan
pengendapan yang baik untuk nikel.
b. Iklim. Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi kenaikan
dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya proses
pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup besar akan
membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam
batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan.
c. Reagen-reagen kimia dan vegetasi. Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah
unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air
tanah yang mengandung CO2 memegang peranan penting didalam proses pelapukan
kimia. Asam-asam humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat merubah pH
larutan. Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini,
vegetasi akan mengakibatkan: penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan
mengikuti jalur akar pohon-pohonan • akumulasi air hujan akan lebih banyak • humus akan
lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana hutannya lebat pada lingkungan
yang baik akan terdapat endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi.
Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis.
d. Struktur. Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah Polamaa ini adalah struktur
kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya. Seperti diketahui, batuan beku
mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat
sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya
air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif
e. Topografi. Keadaan topografi setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta
reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan
sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui
rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada
4
daerah-daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa
ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis,
jumlah air yang meluncur (run off) lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat
menyebabkan pelapukan kurang intensif
f. Waktu merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pelapukan, transportasi, dan
konsentrasi endapan pada suatu tempat. Untuk terbentuknya endapan nikel laterit
membutuhkan waktu yang lama, mungkin ribuan atau jutaan tahun. Bila waktu pelapukan
terlalu muda maka terbentuk endapan yang tipis. Waktu yang cukup lama akan
mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.
Banyak dari faktor tersebut yang saling berhubungan dan karakteristik profil di satu tempat
dapat digambarkan sebagai efek gabungan dari semua faktor terpisah yang terjadi
melewati waktu, ketimbang didominasi oleh satu faktor saja.
Ketebalan profil laterit ditentukan oleh keseimbangan kadar pelapukan kimia di
dasar profil dan pemindahan fisik ujung profil karena erosi. Tingkat pelapukan kimia
bervariasi antara 10 – 50 m per juta tahun, biasanya sesuai dengan jumlah air yang melalui
profil, dan 2 – 3 kali lebih cepat dalam batuan ultrabasa daripada batuan asam. Disamping
jenis batuan asal, intensitas pelapukan, dan struktur batuan yang sangat mempengaruhi
potensi endapan nikel lateritik, maka informasi perilaku mobilitas unsur selama pelapukan
akan sangat membantu dalam menentukan zonasi bijih di lapangan (Totok Darijanto,
1986).
Profil nikel laterit keseluruhan terdiri dari 4 zona gradasi sebagai berikut :
5
2.2 Sumberdaya Mineral dan Cadangan
Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan
dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu
dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan
memenuhi kriteria layak tambang. Sumber daya mineral di klasifikasikan menjadi bebrapa klas
yaitu :
a. Sumber daya hipotetik
Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap Survai
Tinjau.
b. Sumber daya mineral tereka
Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumber daya mineral
yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksi.
c. Sumber daya mineral tertunjuk
Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) Adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum.
d. Sumber Daya Mineral terukur
Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) Adalah sumber daya mineral
yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Rinci.
2.2.2 Cadangan
Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk,
sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan
sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.
a. Cadangan terkira
Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk dan
sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih
rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik
b. Cadangan terbukti
6
Cadangan Terbukti (Proved Recerve) adalah sumber daya mineral terukur yang
berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga
penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.
Dalam proses penambangan sering digunakan istilah atau jenis cadangan sebagai berikut:
Cadangan Geologi (Geological Reserved) adalah sejumlah cadangan yang batas-
batasnya ditentukan oleh suatu model geologi. Dalam cadangan ini belum
diperhitungkan faktor lain seperti prosentase perolehan penambangan dan
pengurangan lainnya.
Cadangan Tertambang (Mineable Reserved) adalah sejumlah cadangan yang secara
teknis-ekonomis dapat ditambang. Faktor seperti cut-off grade dan stripping ratio telah
diperhitungkan.
Cadangan Terambil (Recoverable Reserved) adalah sejumlah cadangan dari mineable
reserved yang telah memperhitungkan faktor prosentase perolehan penambangan.
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian simulasi, dimana suatu pemodelan dan
estimasi yang dilakukan untuk menggambarkan keadaan cadangan mineral nikel yang
sesungguhnya di kecamtan motui
8
BAB IV
4.1 Database
Database atau basis data yang dimasukan dalam software surpac yaitu :
a. Data collar
Informasi Data collar merupakan data yang berisi menegenai nama lubang bor (hole id),
koordinat (X dan Y) dan elevasi (Z) lokasi eksplorasi dan kedalaman bor (depth). Data bor
yang di masukan adalah 70 lubang bor , data dapat di lihat di lampiran 2
b. Data Assay
Data assay merupakan data yang berisikan mengenai rincian kadar suatu bahan galian tiap-
tiap kedalaman untuk masing-masing lubang bor. Jumlah data assay yang dimasukan
adalah 980 data, data dapat di lihat di lampiran 3
c. Data survey
Data survey merupakan data yang di dalamnya berupa data nama lubang bor (hole id),
kedalaman (depth) dan arah lubang bor (dip). Contoh data dapat di lihat pada lampiran 4
d. Data litologi
Data litiologi menekankan pada data jenis batuan yang teridentifikasi pada lubang bor
tersebut. Contoh data dapat dilihat pada lampiran 5
zona ticknes atau zona ketebalan merupakan zona yang memisahkan antara top ore
dan bottom ore. Dimana koordinat batasan acuan seperti di bawah
9
Top ore
Bottom ore
4.3 Composit
Data composit merupakan nilai rata-rata suatu kadar bahan galian untuk masing-
masing lubang bor, nilai kadar yang di rata-ratakan merupakan nilai kadar bahan galian nike
laterit yang berupa data assay
4.4 DTM
Digtal Terain Model ( DTM ) merupakan file hasil ubahan dari file string (.str ) yang
dapat menggambarkan keadaan lapisan permukaan suatu area. Sebuah tampilan permukaan
DTM dapat dibentuk oleh kumpulan-kumpulan segitiga yang dapat menggambarkan keadaan
topografi.
10
Gambar 4 Surface DTM
11
4.7 Constrain
Gambar 6 Constrain
4.8 Estimasi
12
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam tehnik penghitungan cadangan di laporan ini menggunakan metode inverse
distance weighting dengan alat bantu software surpac 6.3, diharapkan untuk peneliti
selanjutnya dapat menggunakan tehnik analisis yang lain dalam hal penentuan estimasi suatu
cadangan sebagai bahan perbandingan.
13