N DENGAN PERSALINAN
NORMAL DI RS TK.III BHYAYANGKARA MANADO
Di Susun Oleh :
MANADO 2021
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP DASAR PERSALINAN INTRAPARTUM
A. Defenisi
Menurut Sarwono (2006) Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2006).
B. Etiologi atau Faktor Resiko
Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya banyak faktor
yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori
yang dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan
otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan
mulainya persalinan adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan
kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu. Produksi pro
gesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap
oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.
2. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim,
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar
progesteron menurun sehingga oxytocin bertambah dan meningkatkan aktivitas
otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda
persalinan.
3. Keregangan Otot-otot.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi
yang bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian
pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot
dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi
kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak
terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi
janin, dan induksi (mulainya ) persalinan.
5. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga
menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan
menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena,
intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur
kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi
otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap
sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu
hamil, sebelum melahirkan atau selama persalinan.
C. Patofisiologi
Tanda-Tanda Inpartu
Proses persalinan
Kelelahan (O2 )
Gangguan Respirasi
1. Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini berlangsung
antara 18-24 jam ,terbagi dalam 2 fase yaitu:
a. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3cm.
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
1) Fase akselerasi: dalam waktu 3 jam pembukaan 3cm tersebut menjadi 4cm
2) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat
dari 4cm menjadi 9cm
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9cm menjadi lengkap
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multi gravid pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek
Mekanisme membukanya seviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida,
pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian osteum uteri eksternum membuka.
Pada multigrvida osteum uteri internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internum dan
eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama.Ketuban
akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau sudah lengkap. Tidak jarang
ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila
ketuban telah pecah sebelum pembukaan mencapai 5 cm, disebut ketuban pecah dini.
Kala I selesai apabila pembukaan seviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I
berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali.
Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang panggul, maka pada his
dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka, labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu
his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala tidak masuk lagi di luar his,
dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput
di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat
sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primi gravida
kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa
menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas plasenta dari dindingnya. Biasanya
plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
4. Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum. Keduanya baru saja
mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata perdarahan normal adalah 250 cc.
Perdarahan persalinan yang lebih dari 500cc adalah perdarahan abnormal.
(Prawirohardjo,2007)
E. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
b. Pemeriksaan Hb
F. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas umum
2. Pemeriksaan TTV (TD, suhu, respirasi),
Tanda vital. Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan
hipotensi. Batas normalnya 120/80 mmHg (Saifuddin, 2010), Nadi : Untuk
mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2010). Batas
normalnya 69-100x/ menit , Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan
pasien yang dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2010). Batas normalnya 12- 22x/
menit, Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris/ infeksi
dengan menggunakan skala derajat celcius. Suhu wanita 37 saat bersalin tidak
lebih dari 38°C (Wiknjosastro, 2009). Suhu tubuh pada ibu bersalin dengan
persalinan normal 38°C (Taufan, 2014).
tanda-tanda persalinan kala II dimulai sejak pukul berapa, evaluasi terhadap
tanda-tanda persalinan kala II ( dorongan, meneran, tekanan ke anus perineum
menonjol, dan vulva membuka).
3. DJJ, vesika urinaria (penuh/kosong) DJJ < 120x/ menit atau > 160x/ menit
4. Respon prilaku (tingkat kecemasan, skala nyeri, kelelahan, keinginan mengedan,
sikap ibu saat masuk kala II, intensitas nyeri).
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan Dilatasi Serviks, pengeluaran janin (D.
0079)
2. Kesiapan Persalinan (D. 0070)
3. Risiko Infeksi (D. 0142)
4. Risiko Hipovolemia(D.0034)
5. Risiko Cedera Pada Janin (D. 0138)
6. Risiko Cedera Pada Ibu (D. 0137)
H. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1. (D. 0079) Setelah dilkukan tindakan Menejemen Nyeri (08238)
Nyeri Melahirkan keperawata 1 x 1 jam Observasi
b.d dilatasi diharapkan nyeri Identifikasi respons nyeri
serviks,Pengeluara terkontrol dengan kriteria non verbal
n Janin hasil : Terapeutik
Tingkat nyeri menurun Berikan teknik
(L.08066) nonfarmakologi untuk
Gelisah menurun mengurangi rasa nyeri
Frekuensi nadi (teknik relaksasi nafas
membaik dalam)
Pola napas Edukasi
membaik Ajarkan teknik
Control nyeri meningkat nonfarmakologi untuk
(L. 08063) mengurangi rasa nyeri
Kempuan (terapi nafas dalam)
menggunakan
teknink non-
farmakologi
Dukungan orang
terdekat meningkat
Perawatan Pascapersalinan
(I.07225)
Observasi
Monitor tanda-tanda vital
Periksa robekan
(kemerahan, edema,
ekomosis, pengeluaran,
penyatuan jahitan)
Monitor nyeri
Terapeutik
Dukung ibu untuk
melakukan ambulasi dini
Berikan kenyamanan pada
ibu
Diskusikan kebutuhan
aktivitas dan istirahat
Edukasi
Jelaskan pemeriksaan pada
ibu secara rutin
Trimester II :
Pasien mengatakan untuk trismester II (Usia 14 minggu – 27 minggu) ibu
melakukan pengontrolan di Puskesmas Tikala Manado setiap 1 bulan sekali,
dilakukann pemeriksaan USG rutin setiap kali pengontrolan dan menjaga pola
makan dengan baik dengan cara rajin mengonsumsi makanan- makana yang
berserat tinggi, karbohidrat yang cukup serta minum-minum air putih yang
banya dan rajin melakukan kegiatan olahraga ringan seperti jalan pagi dan
aktivitas- aktivitas yang membantu selama proses kehamilan serta dilakukan
suntikan tetanus pada saat melakukan pengontrolan kehamilan untuk
mencegah terjadinya penyakit pada bayi, serta komplikasi kehamilan.
Trimester III :
Pasien mengatakan untuk trismester III (28 minggu – 40 minggu) ibu
melakukan pengontrolan di Puskesmas Tikala Manado setiap 2 minggu sekali
dan menjaga pola makan dengan baik dengan cara rajin mengonsumsi
makanan- makana yang berserat tinggi, karbohidrat yang cukup serta minum-
minum air putih yang banya dan rajin melakukan kegiatan olahraga ringan
seperti jalan pagi dan aktivitas- aktivitas yang membantu selama proses
kehamilan.
e) Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1) Istirahat dan aktivitas saat inpartu:
Pasien beristirahat di tempat tidur sesekali melakukan aktivitas seperti
berjalan-jalan di sekitar area Ruangan bersalin untuk dapat mempercepat
proses pembukaan dan selama kontraksi berpakaian dibantu keluarga dan
tenaga medis untuk membantu aktivitas.
2) Nutrisi saat inpartu:
Pasien diberikan makanan seperti bubur dan minum air hangat yang
dicampuri gula 1 gelas (1000 ml) untuk dapat memberikan energy pada
saat proses persalinan dan pasien menerima setiap makanan dan minuman
yang diberikan dan dianjrkan selama proses intrapartum
3) Personal hyegine saat inpartu:
Pasien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun dan shampoo dan saat
diruangan saat menahan kontraksi pasien kebersihan diri pasien dibantu
keluarga (suami) dan tenaga medis (bidan dan perawat) untuk melakukan
personal hygiene.
4) Psikososial dan spiritual saat inpartu:
Pasien mengatakan menerima kehamilan dengan baik dan pastinya
bahagia. Ibu mengatakan ingin bayinya lahir dalam keadaan sehat dan
kuat serta menginginkan persalinan yang normal dan dimampukan saat
melakukan persalinan, ibu mengatakan suamin dan keluarga sangat
menerima kehamilan ini dengan baik dan akan selalu siap menjaga dan
mendidik anaknya nanti, ibu mengatakan selalu berdoa kepada Tuhan
untuk demi kelancaran persalinan yang akan dilakukan.
5) Eliminasi:
BAK saat inpartu :
BAB saat inpartu :
6) Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
B. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : CM E : 4 V : 5 M:6 = 15
c) Riwayat Status Obstetri : G3 P2 A0
d) HPHT : 5 Agustus 2020
e) HPL : 12 Mei 2021
f) TTV
TD : 110/70 mmHg
S : 36,9
R : 20x/m
N : 90x/m
Pengkajian Nyeri persalinan :
P : Nyeri karena adanya kontraksi uterus
Q : Nyeri seperti di remas-remas dan tegang
R : nyeri terjadi di daerah abdomen menjalar ke pinggang
S : Skala nyeri 10
T : nyeri hilang timbul setiap 1 menit sekali.
g) Kepala
Wajah : Bentuk wajah simetris, tidak ada pembengkakan pada wajah
Mata : kelopak mata simetris, gerakan mata nrmal, konjungtiva anemis,
sclera putih, pupil isokor, tidak ada kelainan dan masalah yang
bermakna.
Mulut dan bibir : Mulut lembab, mukosa bibir lembab tidak ada kesulitan
menelan
Gigi dan gusi : gigi tidak ada caries
h) Dada dan axial : Mammae membesar karena produksi asi, areola mammae
warna hitam kecoklatan, papilla mammae menonjol,colostrum ada.
i) Abdomen
2. Pengkajian Khusus
Kala I
Pada Kala I Pasien mengatakan merasa nyeri akibat kontraksi uterus, nyeri pada
bagian perut menjalar sampai ke belakang, nyeri tak tertahankan dan ingin segera
melahirkan, pembukaan serviks Pukul 10.30 : Pembukaan Serviks 6 cm, Pukul
11.30 : Pemnukaam Serviks 8 cm, Pukul 12.10 : Pembukaan Serviks 10 cm
(Lengkap). Kontraksi uterus dirasakan saat pukul 00.30 sampai pembukaan
lengkap 12.10 sekitar kurang lebih kala I 12,5 jam. Ibu mengatakan ingin
menerapkan gaya persalinan yang tepat saat persalinan
Kala II
Pembukaan Serviks lengkap pada pukul 12.10. pada kala II ibu mengalami
kontraksi uterus yang kuat ibu merasakan nyeri pada bagian perut akibat kontraksi,
nyeri yang dirasakan menjalar sampai ke bagian belakang. Pada kala II ini Ibu
mulai mengejan, menarik nafas dan mengedan bersamaan dengan kontraksi uterus
sesuai dengan instruksi bidan dan perawat yang menolong. Pada pengkajian nyeri
Menurus VAS didapar=tkan skala nyeri 10. Pada kala II ini berlangsung selama 10
menit hingga bayi lahir dan mengeluarkan cairan dari vagina (cairan amnion dan
darah ) kurang lebih 700 ml/cc. tidak adanya episiotomy, dan idak adanya rupture
perineum, ibu tampak lemas setelah fase Kala II. TD : 100/40 mmHg
Kala III :
Pada Kala III ini setelah bayi lahir 5 menit kemudian diikuti dengan keluarnya
plasenta. Pada kala II terjadi selama 15 menit dan plasenta keluar lengkap, tidak ada
yang tersisa di dalam. Diikuti dengan keluarnya darah pervaginam 150 cc/ml. Ibu
mengatakan lemas dan mules pada bagian perut Tampak tali pusat didepan vulva
serta adanya tanda pelepasan plasenta, Ibu tampak meringis , Skala nyeri VAS 8,
TTV : TD : 11 0/80, S: 36.9, R: 20x/m, N : 90x/m
Kala IV :
Pada Kala IV plasenta telah berhasil dikeluarkan, dan melakukan observasi kembali
TD : 110/80 mmHg, R : 20x/m, S: 36,7, N : 92x/m. Ibu tampak sudah makan dan
minum untuk memulihkan energy.
C. PEMERIKSAAN PENUJANG:
DS : Kesiapan Persalinan
- Ibu mengatakan ingin menerapkan
gaya persalinan yang tepat saat
persalinan
DO:
- Ibu tampak antusias menerapkan
perilaku proaktif selama persiapan
persalinan
- Mencoba merileksasikan dan
mengontrol nyeri dengan teknik
relaksasi nafas dalam
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kode : D0079 Nyeri Melahirkan berhubungan dengan dilatasi serviks, di tandai dengan
DS :
- Ibu mengatakan nyeri karena kontraksi, nyeris yang dirasakan seperti diremas-remas dan
tegang, nyeri pada bagian perut menjalar sampai ke pinggang, skala nyeri 10 nyeri tak
tertahankan hilang timbul setiap 1 menit sekali dengan durasi 20-30 detik
- Ibu mengatakan semakin lama semakin kuat kontraksi uterus
DO:
DO:
- Tampak tali pusat didepan vulva serta adanya tanda pelepasan plasenta
- Ibu tampak meringis
- Skala nyeri VAS 8
- TTV : TD : 11 0/80, S: 36.9, R: 20x/m, N : 90x/m
4. Kode : D0079 Nyeri Melahirkan berhubungan dengan Pengluaran Janin ditandai dengan
DS :
-
DO:
- Ibu tampak berusaha mengedan untuk mengeluarkan bayi
- Ibu tampak meringis
- Skala nyeri VAS 10
- DJJ : 156 x/m
- TTV : TD : 130/80, S: 36.9, R: 20x/m, N : 90x/m
5. Kode : D.0034 Risiko syok ditandai dengan
Faktor Risiko:
INTERVENSI KALA I
No SDKI SLKI SIKI
1 Kode : D0079 Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri (1.08238)
Nyeri Melahirkan selama 1 x 30 menit maka tingkat Observasi
berhubungan dengan
nyeri menurun dengan kriteria - Identifikasi skala nyeri
dilatasi serviks di
tandai dengan hasil : - Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan
DS :
- Keluhan nyeri menurun nyeri
- Ibu mengatakan
nyeri karena - Nyeri terkontrol - Monitor keberhasilan terapi komplementor yang sudah
kontraksi, nyeris
yang dirasakan diberikan
seperti diremas- - Monitor efek samping penggunaan analgetik
remas dan tegang,
nyeri pada bagian Terapeutik
perut menjalar
sampai ke - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
pinggang, skala nyeri
nyeri 10 nyeri tak
tertahankan hilang Edukasi
timbul setiap 1
menit sekali
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
dengan durasi 20- - Jelaskan strategi meredakan nyeri
30 detik
- Ibu mengatakan - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
semakin lama nyeri
semakin kuat
kontraksi uterus Kolaborasi
DO:
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
- Ibu tampak
meringis dan
gelisah
- His 1 x 1’ x 30”
- DJJ : 161 x/m
- TTV : TD :
120/80, S: 36.9,
R: 20x/m, N :
90x/m
INTERVENSI KALA II
No Diagnosa SLKI SIKI
1 Kode : D0079 Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri (1.08238)
Nyeri Melahirkan selama 1 x 30 menit maka tingkat Observasi
berhubungan dengan
nyeri menurun dengan kriteria - Identifikasi skala nyeri
Pengluaran Janin
ditandai dengan hasil : - Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan
DS :
- Keluhan nyeri menurun nyeri
-
DO: - Frekuensi nadi membaik - Monitor keberhasilan terapi komplementor yang sudah
- Ibu tampak diberikan
berusaha
mengedan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
untuk Terapeutik
mengeluarkan
bayi - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
- Ibu tampak nyeri
meringis
- Skala nyeri Edukasi
VAS 10 - Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- DJJ : 156 x/m
- TTV : TD : - Jelaskan strategi meredakan nyeri
130/80, S: 36.9, - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
R: 20x/m, N :
90x/m nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
3 Kode : D.0034 Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hipovolemia (I.03116)
Risiko Hipovolemia selama 1 x 30 menit maka status Observasi
ditandai dengan cairan membaik dengan kriteria - Periksa tanda dan gejala Hipovolemia ( frekuendi nadi,
Faktor Risiko: hasil : Tekanan darah, merasa haus, lemas)
- Cairan amnion
dan darah yang
- Tekanan Darah membaik - Monitor Output cairan
keluar 850 - Perasaan lemah menurun Terapeutik
cc/ml
- Pasien tampak - Intake cairan membaik - Berikan asupan cairan oral
lemas Edukasi
- Pasien
mengalami - Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
perdarahan aktif Kolaborasi
setelah kala II
- TD: 110/70 - Kolaborasi dalam pemberian cairan IV isotonis (mis.
mmHg NaCl, RL)
- N : 92x/m
- R:20x/m
- S: 36,9
INTERVENSI KALA IV
No Diagnosa SLKI SIKI
1 Kode : D.0034 Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hipovolemia (I.03116)
Risiko Hipovolemia ditandai selama 1 x 30 menit maka Observasi
dengan status cairan membaik dengan - Periksa tanda dan gejala Hipovolemia ( frekuendi
Faktor Risiko: kriteria hasil : nadi, Tekanan darah, merasa haus, lemas)
- Cairan amnion dan darah
yang keluar 350 cc/ml
- Tekanan Darah - Monitor Output cairan
- Pasien tampak lemas membaik Terapeutik
- Pasien mengalami
- Perasaan lemah - Berikan asupan cairan oral
perdarahan aktif setelah menurun Edukasi
kala II dan pengeluaran
plasenta - Intake cairan membaik - Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- TD: 110/70 mmHg Kolaborasi
- N : 92x/m
- R:20x/m
- Kolaborasi dalam pemberian cairan IV isotonis
- S: 36,9 (mis. NaCl, RL)
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Prawirohardjo S (2014). Ilmu Kebidanan. 4th ed. Jakarta: PT Bina Pustaka; dalam
www.who.int/gho/maternal_health/mortality/maternal_mortality_text.201 dakses
pada tanggal 17 Mei 2021