KELOMPOK I
MANADO 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks. Serviks merupakan
sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan
vagina melalui ostium uteri eksternum (Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2017)
B. Etiologi
Penyebab kanker serviks diketahui adalah virus HPV (Human Papilloma Virus) sub tipe
onkogenik, terutama sub tipe 16 dan 18. Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks
antara lain: aktivitas seksual pada usia muda, berhubungan seksual dengan multipartner,
merokok, mempunyai anak banyak, sosial ekonomi rendah, pemakaian pil KB, penyakit
menular seksual, dan gangguan imunitas (Komite Penanggulangan Kanker Nasional,
2017).
C. Gejala
Wanita dengan kanker serviks awal dan pra kanker biasanya tidak mengalami gejala dan
akan timbul ketika sudah menjadi kanker invasif. Secara umum gejala kanker serviks
yang sering timbul (American Cancer Society, 2016b; Jhingran and Rodriguez, 2017)
adalah :
1. Perdarahan pervagina abnormal
Perdarahan dapat terjadi setelah seks vaginal, perdarahan setelah menopause,
perdarahan dan bercak diantara periode menstruasi, dan periode menstruasi yang
lebih lama atau lebih banyak dari biasanya serta perdarahan setelah douching atau
setelah pemeriksaan panggul juga dapat terjadi.
2. Keputihan.
Cairan yang keluar mungkin mengandung darah, berbau busuk dan mungkin terjadi
antara menstruasi atau setelah menopause.
3. Nyeri panggul saat berhubungan seks atau saat pemeriksaan panggul.
4. Trias berupa back pain, oedema tungkai dan gagal ginjal merupakan tanda kanker
serviks tahap lanjut dengan keterlibatan dinding panggul yang luas.
D. Patofisiologi
Perkembangan kanker invasif berawal dari terjadinya lesi neoplastik pada lapisan epitel
serviks, dimulai dari neoplasia intraepitel serviks (NIS) 1, NIS 2, NIS 3 atau karsinoma in
situ (KIS).
Selanjutnya setelah menembus membrana basalis akan berkembang menjadi karsinoma
mikroinvasif dan invasif. Pemeriksaan sitologi papsmear digunakan sebagai skrining,
sedangkan pemeriksaan histopatologik sebagai konfirmasi diagnostik (Komite
Penanggulangan Kanker Nasional, 2017).
E. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan atas atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinik. Pemeriksaan klinik
ini meliputi inspeksi, kolposkopi, biopsi serviks, sistoskopi, rektoskopi, USG, BNO-IVP,
foto toraks dan bone scan, CT scan atau MRI, PET scan. Kecurigaan metastasis ke
kandung kemih atau rektum harus dikonfirmasi dengan biopsi dan histologik. Konisasi
dan amputasi serviks dianggap sebagai pemeriksaan klinik. Khusus pemeriksaan
sistoskopi dan rektoskopi dilakukan hanya pada kasus dengan stadium IB2 atau lebih.
Stadium kanker serviks didasarkan atas pemeriksaan klinik oleh karena itu pemeriksaan
harus cermat kalau perlu dilakukan dalam narkose. Stadium klinik ini tidak berubah bila
kemudian ada penemuan baru. Kalau ada keraguan dalam penentuan maka dipilih
stadium yang lebih rendah.
F. Klasifikasi Stadium
0 : Karsinoma in situ (karsinoma preinvasif)
I : Karsinoma serviks terbatas di uterus (ekstensi ke korpus uterus dapat diabaikan)
IA Karsinoma invasif didiagnosis hanya dengan mikroskop. Semua lesi yang terlihat
secara makroskopik, meskipun invasi hanya superfisial, dimasukkan ke dalam stadium IB
1) IA1 Invasi stroma tidak lebih dari 3,0 mm kedalamannya dan 7,0 mm atau kurang
pada ukuran secara horizontal
2) IA2 Invasi stroma lebih dari 3,0 mm dan tidak lebih dari 5,0mm dengan penyebaran
horizontal 7,0 mm atau kurang
3) IB Lesi terlihat secara klinik dan terbatas di serviks atau secara mikroskopik lesi lebih
besar dari IA2
4) IB1 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar 4,0 cm atau kurang
5) IB2 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar lebih dari 4,0 cm
II Invasi tumor keluar dari uterus tetapi tidak sampai ke dinding panggul atau mencapai
1/3 bawah vagina
1) IIA Tanpa invasi ke parametrium
2) IIA1 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar 4,0 cm atau
kurang
3) IIA2 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar lebih dari 4,0 cm
4) IIB Tumor dengan invasi ke parametrium
III Tumor meluas ke dinding panggul/ atau mencapai 1/3 bawah vagina dan/atau
menimbulkan hidronefrosis atau afungsi ginjal
1) IIIA Tumor mengenai 1/3 bawah vagina tetapi tidak mencapai dinding panggul
2) IIIB Tumor meluas sampai ke dinding panggul dan / atau menimbulkan hidronefrosis
atau afungsi ginjal
IVA Tumor menginvasi mukosa kandung kemih atau rectum dan/atau meluas keluar
panggul kecil (true pelvis)
IVB Metastasis jauh (termasuk penyebaran pada peritoneal, keterlibatan dari kelenjar
getah bening supraklavikula, mediastinal, atau para aorta, paru, hati, atau tulang)
‐ Infeksi virus HPV Terjadi lesi pada serviks,inflamasi, Perluasan epitel kolumnar
‐ Genetik
timbul nodul (ekstroserviks dan endoserviks)
‐ Hygiene yang tidak bersih di organ vital
‐ Hubungan seksual <16 tahun
‐ Merokok
‐ Ganti-ganti pasangan
Proses metaplastik (erosive)
Terapi
Pembedahan
Pembedahan
Non bedah
A. Anamnesa
1. Identitas
Nama : Ny. N.E
Umur : 39 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Lewet Lingkungan VI
Status : Menikah
2. Keluhan Utama
Nyeri perut bagian bawah
3. Riwayat Keluhan Utama
Pasien pertama kali didiagnosa Ca. Cervix stadium IB pada tahun 2019. Pasien
mengatakan keluhan awal yang dirasakan yaitu perdarahan yang banyak keluar dari
vagina dan masih dirasakan sampai saat ini. Pasien masuk rumah sakit sejak tanggal 7
Mei 2021 dan sudah dirawat selama 21 hari. Saat dikaji pasien mengeluh nyeri perut
bagian bawah, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 8, nyeri hilang timbul
muncul setiap 5 menit dengan lama nyeri yang dirasakan 2 menit. Pasien tampak
meringis. Saat pengkajian didapati bahwa pasien masih mengalami perdarahan aktif yang
keluar dari vagina. Pasien juga mengeluh lemah badan, pasien tampak pucat dan lesu.
4. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 30 hari teratur
Jumlah : 30-50 ml, dengan 2-3 kali ganti pembalut per hari
Bau/tidak bau : Tidak ada kelainan, tidak bau
Lamanya : 3-5 hari
5. Riwayat obstetrik
Kehamilan : Pasien pernah hamil sebanyak 3 kali
Persalinan : Pasien melahirkan sebanyak 3 kali pada tahun 2001, 2004, dan 2007
Nifas : Pasien tidak memiliki keluhan pada saat nifas
Penggunaan Kontrasepsi: pasien pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik tiap 1
bulan yang digunakan selama 18 tahun.
6. Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Pasien mengatakan tidak memilki riwayat penyakit kronis lainnya seperti hipertensi,
diabetes melitus, gout atritis, dan penyakit lain. Pasien juga mengatakan belum pernah
dirawat di rumah sakit sebelumnya karena penyakit kronis lain selain penyakit yang
diderita saat ini.
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga pasien tidak terdapat riwayat penyakit yang sama
dengan pasien maupun penyakit herediter lain.
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan
Kebutuhan Hasil
Nutrisi Pasien makan 3 kali sehari, pasien hanya makan satu suapan
setiap makan, berat badan 90 kg, pasien mengalami penurunan
berat badan 8 kg, tinggi badan 154 cm, IMT: 37,9 (kelebihan
BB tingkat berat).
Eliminasi Pasien BAK dan BAB dibantu keluarga, BAK 5-6 kali sehari,
BAK dan BAB BAB 1 kali seminggu. BAK warna bening sampai kuning, BAB
konsistensi padat, warna kuning.
Aktifitas/istirahat Pasien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, aktivitas dibantu
keluarga, pasien tidur malam 5-6 jam sehari dan sering
terbangun saat malam akibat nyeri, pasien tampak lesu.
Personal Hygiene Pasien rutin membersihkan diri dengan mandi sehari sekali
dibantu keluarga
Kebiasaan yang Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi minuman beralkhol,
mempengaruhi merokok, atau penggunaan obat-obatan terlarang atau tidak
kesehatan terkontrol
Psikososial dan Saat dikaji pasien mengeluh sudah lelah dikarenakan hari
spiritual; rawatnya di rumah sakit yang sudah lebih dari 20 hari sehingga
membuat pasien enggan untuk makan. Pasien mengatakan
berserah dengan keadaannya saat ini dan masih yakin ia pasti
akan sembuh dan beraktivitas kembali.
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan
temannya, pasien beragama Kristen dan rutin melakukan ibadah
dan berdoa meskipun dirawat di rumah sakit.
Kebutuhan seksual Riwayat menikah 1 kali, saat ini pasien sudah tidak pernah
melakukan hubungan badan semenjak sakit.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Cukup
Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
Nadi: 84 x/mnt
RR: 20 x/mnt
Suhu 36 oC.
2. Kepala :
Bentuk normosefalik, tidak ada nodul atau pembengkakkan
Skelra dan konjungtiva:
Sklera putih, konjungtiva anemis
Wajah :
Tidak ada kontraktur, tidak ada edema
Mulut dan bibir :
Mulut merah kehitaman, tidak ada sianosis, mukosa lembab
Gigi dan gusi :
Gigi lengkap, bersih, gusi merah muda
3. Dada
Payudara :
Pengeluaran cairan: tidak ada
Kondisi puting susu: tidak ada retraksi
Kondisi, Ukuran dan bentuk payudara: bentuk sama kiri dan kanan, tidak ada nodul atau
luka
Paru-paru :
Suara napas tambahan: tidak ada, bunyi nafas vesikuler
Ekspansi Dada: normal tidak hambatan
Jantung :
Suara jantung: Reguler tidak ada kelainan
Kodisi jantung:
Berdasarkan pemeriksaan sebelumnya tidak ada kelainan pada fungsi jantung
4. Abdomen :
Hepar : Tidak ada nodul, terdapat pembesaran, tidak ada nyeri
Limpa : Terdapat pembesaran dan tidak ada nyeri pada limpa
Bising Usus : 6 kali permenit
Vesika Urinaria: Normal tidak ada keluhan
5. Genitalia :
a) Fluor albus :
Warna : Putih kekuningan, konsentrasi kental
Bau : Bau khas keputihan
Jumlah : 15 cc
b) Vulva dan serviks:
Tampak bersih, terdapat pengeluaran darah dari vagina, pasien menggunakan
tampone untuk menampung pengeluaran darah. Tampone diganti setiap 24-48 jam
sekali, jumlah darah yang dibersihkan dari tampone sebanyak ±15 cc.
6. Anus : Tidak dikaji
7. Ekstremitas :
Odema : Tidak ada
Refleks Patela : Positif
C. Pemeriksaan Penunjang
1. CT-Scan (27/05/2021)
Masa segmen bawah rahim yang meluas ke distal vagina (FIGO IIIA)
Hepatosplenomegali
2. Hematologi (22/05/2021)
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Leukosit 12,9 4,0-10,0 10^3/uL
Eritrosit 3,75 4,70-6,10 10^6/uL
Hemoglobin 9,8 13,0-16,5 g/dL
Hematokrit 31,5 39,0-51,0 %
Trombosit 402 150-450 10^3/uL
MCH 26,1 27,0-35,0 Pg
MCHC 31,1 30,0-40,0 g/dL
MCV 84,0 80,0-100,0 fL
3. Kimia Klinik (21/05/2021)
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Kimia Klinik
SGOT 13 <33 U/L
SGPT 11 <43 U/L
Ureum Darah 18 10-40 mg/dL
Kreatinin Darah 0,7 0,5-1,5 mg/dL
Gula Darah Sewaktu 114 70-140 Mg/dL
Klorida Darah 102,2 98,0-109,0 mEq/L
Kalium Darah 2,98 3,50-5,30 mEq/L
Natrium Darah 145 135-153 mEq/L
D. Terapi
No Nama Obat Dosis Frekuensi Rute
1 NaCl 0,9% 500 ml /12 jam I.V
2 Asam Tranexamat 500 mg /8 jam P.O
3 SF 200 mg /24 jam P.O
4 Asam Mefenamat 500 mg /8 jam P.O
5 Ranitidine 150 mg /12 jam P.O
6 KSR 600 mg /8 jam P.O
7 Caglukonas 100 mg Ekstra I.V
8 Phytomenadione 1 ml Ekstra I.V
9 Ketoprofen 100 mg Ekstra P.A
E. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Subjektif: Infiltrasi tumor Nyeri Kronis
- Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah,
nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk dengan
skala nyeri 8, nyeri hilang timbul muncul
setiap 5 menit dengan lama nyeri yang
dirasakan 2 menit.
Objektif:
- Pasien tampak meringis
- Pasien sering terbangun saat malam akibat
nyeri.
- Pasien hanya makan satu suapan setiap makan
- CT-Scan: Masa segmen bawah rahim yang
meluas ke distal vagina (FIGO IIIA)
Subjektif: Kondisi Keletihan
- Pasien mengeluh lemah badan fisiologis
(penyakit
Objektif: kronis, anemia)
- Pasien tidak dapat beraktivitas secara mandiri,
aktivitas dibantu keluarga
- Pasien tampak lesu
- Hb: 9,8 g/dL
- CT-Scan: Masa segmen bawah rahim yang
meluas ke distal vagina (FIGO IIIA)
Faktor Risiko: Kehilangan Risiko
- Kehilangan cairan secara aktif: terdapat cairan secara Hipovolemia
pengeluaran darah dari vagina, pasien aktif
menggunakan tampone untuk menampung
pengeluaran darah. Tampone dibersihkan
setiap 48 jam sekali, jumlah darah yang
dibersihkan dari tampone sebanyak ±15 cc
- Konjungtiva Anemis
- Kalium darah: 2,98 mEq/L
- TD : 100/60 mmHg
Faktor Risiko: Faktor Risiko Defisit
- Faktor psikologis (keenggenan untuk makan): psikologis Nutrisi
Pasien mengeluh lelah dikarenakan hari
rawatnya di rumah sakit yang sudah lebih dari
20 hari sehingga membuat pasien enggan
untuk makan dan hanya menghabiskan 1
sendok makan setiap kali makan
- Berat badan 90 kg, pasien mengalami
penurunan berat badan 8 kg, tinggi badan 154
cm, IMT: 37,9 (kelebihan BB tingkat berat)
F. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor dibuktikan dengan:
Subjektif:
Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk dengan
skala nyeri 8, nyeri hilang timbul muncul setiap 5 menit dengan lama nyeri yang
dirasakan 2 menit
Objektif:
Pasien tampak meringis
Pasien sering terbangun saat malam akibat nyeri.
Pasien hanya makan satu suapan setiap makan
CT-Scan: Masa segmen bawah rahim yang meluas ke distal vagina (FIGO IIIA)
2. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (penyakit kronis, anemia) dibuktikan
dengan:
Subjektif:
Pasien mengeluh lemah badan
Objektif:
Pasien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, aktivitas dibantu keluarga
Pasien tampak lesu
Hb: 9,8 g/dL
CT-Scan: Masa segmen bawah rahim yang meluas ke distal vagina (FIGO IIIA)
3. Risiko Hipovolemia dibuktikan dengan:
Faktor risiko:
Kehilangan cairan secara aktif: terdapat pengeluaran darah dari vagina, pasien
menggunakan tampone untuk menampung pengeluaran darah. Tampone dibersihkan
setiap 48 jam sekali, jumlah darah yang dibersihkan dari tampone sebanyak ±15 cc
Konjungtiva Anemis
Kalium darah: 2,98 mEq/L
TD : 100/60 mmHg
4. Risiko Defisit Nutrisi dibuktikan dengan:
Faktor risiko:
Faktor psikologis (keenggenan untuk makan): Pasien mengeluh lelah dikarenakan hari
rawatnya di rumah sakit yang sudah lebih dari 20 hari sehingga membuat pasien enggan
untuk makan dan hanya menghabiskan 1 sendok makan setiap kali makan.
Berat badan 90 kg, pasien mengalami penurunan berat badan 8 kg, tinggi badan 154 cm,
IMT: 37,9 (kelebihan BB tingkat berat).
G. Intervensi Keperawatan
Diagnosis (SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
Nyeri Kronis Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
intervensi Observasi
keperawatan selama 1.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
3 hari diharapakan frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
Tingkat Nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun meningkat 3. Monitor keberhasilan terapi komplementer
dengan kriteria hasil: yang sudah diberikan
1. Keluhan nyeri Terapeutik
menurun (skala 4. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
nyeri sedang skor mengurangi rasa nyeri
4-6) 5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
2. Meringis nyeri
menurun 6. Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Anoreksia Edukasi
menurun 7. Jelaskan strategi meredakan nyeri
4. Kesulitan tidur 8. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
menurun 9. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian analgetik
Keletihan Setelah dilakukan Manajemen Energi
intervensi Observasi
keperawatan selama 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
3 hari diharapkan mengakibatkan kelelahan
Tingkat Keletihan 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
menurun dengan 3. Monitor pola dan jam tidur
kriteria hasil: 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
1. Verbalisasi melakukan aktivitas
kepulihan energi Terapeutik
meningkat 5. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
2. Kemampuan stimulus (cahaya, suara, kunjungan)
melakukan 6. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
aktivitas rutin tidak dapat berpindah atau berjalan
meningkat Edukasi
3. Hemoglobin 7. Anjurkan tirah baring
meningkat (13,0- 8. Anjurkan melakukan aktivitas secara
16,5 g/dL) bertahap
Kolaborasi
10. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Risiko Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
Hipovolemia intervensi Observasi
keperawatan selama 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (nadi
3 hari diharapkan meningkat, nadi lemah, tekanan darah
Status Cairan menurun, lemah)
membaik dan Terapeutik
Keseimbangan 2. Hitung kebutuhan cairan
Elektrolit meningkat 3. Berikan asupan cairan oral
dengan kriteria hasil: Edukasi
1. Kadar 4. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Hemoglobin 5. Anjurkan menghindari perubahan posisi
membaik (13,0- mendadak
16,5 g/dL) Kolaborasi
2. Tekanan Darah 6. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
membaik (120/80 (NaCl)
mmHg) 7. Kolaborasi pemberian produk darah
3. Serum Klorida
meningkat (3,50- Manajemen Elektrolit
5,30 mEq/L) Observasi
1. Identifikasi tanda dan gejala
ketidakseimbangan kadar elektrolit
2. Identifikasi penyebab ketidakseimbangan
elektrolit
3. Monitor kadar elektrolit
Terapeutik
4. Pasang akses intravena
Edukasi
5. Jelaskan jenis, penyebab, dan penanganan
ketidakseimbangan elektrolit
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit
Manajemen Elektrolit:
- Identifikasi tanda dan gejala
ketidakseimbangan kadar elektrolit
- Identifikasi penyebab
ketidakseimbangan elektrolit
- Monitor kadar elektrolit
- Kolaborasi pemberian suplemen
elektrolit
Dx 4: Manajemen Nutrisi
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
- Berikan makanan tinggi serat
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum sebelum makan (pereda
nyeri, antiemetik)
Senin, 31 Mei 2021
Dx Waktu Implementasi Evaluasi
1,3 06:00 Melayani pemberian terapi: Asam Mefenamat 500 mg, KSR 600 mg, Asam 14:00
,4 Tranexamat 500 mg, Ranitidine 150 mg Subjektif:
Respon: Obat masuk via peroral Dx 1:
Pasien mengatakan masih merasakan
1 08:10 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan nyeri perut bawah, nyeri hebat skala 7,
skala nyeri nyeri seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul
Respon: Nyeri perut bagian bawah. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri setiap 5 menit selama 2 menit.
hilang timbul setiap 5 menit, nyeri dirasakan selama 2 menit, nyeri hebat skala Dx 2:
nyeri 7. Pasien mengatakan masih merasakan
lemah badan, sudah mengikuti anjuran
08:13 Mengunjurkan untuk melakukan teknik nonfarmakologis relaksasi otot untuk untuk tirah barang.
mengurangi rasa nyeri Dx 3:
Respon: Pasien dapat mengikuti langkah-langkah teknik yang diajarkan Pasien mengatakan sudah mengikuti
2 08:15 Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (cahaya, suara, kunjungan) anjuran untuk tidak merubah posisi
Respon: mendadak, dan meningkatkan asupan
- mengatur suhu lingkungan, mengurangi kebisingan dengan membatasi cairan oral.
jumlah pengunjung dan penjaga di dalam ruangan Dx 4:
- tampak yang menjaga pasien hanya 1 orang Pasien mengatakan belum bisa melakukan
- menutup sampiran
- pasien dirawat di ruang perawatan kelas 3 bersama dua orang pasien lainnya anjuran untuk makan sedikit tapi sering
3 08:16 Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
Respon: TD : 100/70 mmHg, Nadi: 80 x/menit Objektif:
Dx 1:
08:19 Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral Pasien tampak meringis
Respon: Pasien mengerti dan akan melakukan sesuai anjuran N: 86 x/menit
Dx 2:
08:20 Menganjurkan menghindari perubahan posisi mendadak Pasien tidak dapat beraktivitas mandiri
Respon: Pasien mengerti dan akan melakukan sesuai anjuran Pasien tampak lesu
4 08:45 Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering
Respon: Pasien mengatakan akan mengikuti anjuran, tampak pasien makan 1-2 Dx 3:
sendok makan tiap 3 jam TD: 110/70 mmHg
N: 88 x/menit
1 10:00 Menganjurkan untuk melakukan teknik nonfarmakologis relaksasi otot untuk Konjungtiva anemis
mengurangi rasa nyeri Dx 4:
Respon: Pasien dapat mengikuti langkah-langkah teknik yang diajarkan Porsi makan tidak dihabiskan
Manajemen Elektrolit:
- Identifikasi tanda dan gejala
ketidakseimbangan kadar elektrolit
- Identifikasi penyebab
ketidakseimbangan elektrolit
- Monitor kadar elektrolit
- Kolaborasi pemberian suplemen
elektrolit
Dx 4: Manajemen Nutrisi
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
- Berikan makanan tinggi serat
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum sebelum makan (pereda
nyeri, antiemetik)
JURNAL PENELITIAN
Strategi Pencarian: Menggunakan aplikasi search engine Google (Google Scholar) dengan
menggunakan kata kunci: ‘Progressive Muscle Relaxation’ dan ‘Pasien Kanker Serviks’ yang
kemudian diseleksi sesuai dengan kasus kelolaan berdasarkan judul dan dipilih terbitan jurnal
yang memiliki akses penuh.
Judul Penelitian: Pengaruh Progressive Muscle Relaxation sebagai Penerapan Palliatif Care
terhadap Nyeri dan Kecemasan Pasien Kanker Serviks
Nama Peneliti: 1 Eka Nadya Rahmania, 2 Jum Natosba, 3 Karolin Adhisty (Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya)
American Cancer Society (2016b) Signs and Symptoms of Cervical Cancer. Available at:
https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/detectiondiagnosis-staging/signs-
symptoms.html (Accessed: 29 Mei 2021).
Jhingran, A. and Rodriguez, A. M. (2017) ‘Neoplasms of the cervix’, pp. 1–28. doi:
10.1002/9781119000822.hfcm103.
Price, and W. (2012). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta:
EGC