Zat Padat Sifat Sifat Bahan PDF Dikonversi
Zat Padat Sifat Sifat Bahan PDF Dikonversi
2005
MODUL DIKLAT BERJENJANG
Jenjang Sekolah : SMA
Bidang Studi : Fisika
Jenjang Diklat : Tinggi
i
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iii
iv
BAB I. 1
A.1
B.
1
C.
2
D.
2
BAB II. KONSEP ZAT PADAT DAN PENERAPANNYA 3
A. Konsep Zat Padat........................ 3
B. Ikatan Pada Zat Padat 9
C. 20
D. Lembar Kerja...............................................................................29
BAB III. 40
BAB IV. 42
43
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
3
Gambar 2. 5
Gambar 3. 8
Gambar 4. Struktur atom karbon untuk intan dan grafit ................................ 8
Gambar 5. Susunan kristal Garam Dapur 9
Gambar 6. 12
Gambar 7. 13
Gambar 8. 15
Gambar 9. Titik didih untuk Gas Udara (gas -gas mulia)...................................16
Gambar 10. Proses ikatan antara molekul polar.................................................17
Gambar 11.
17
Gambar 12. 18
Gambar 13. 18
Gambar 14. 19
Gambar 15. Ikatan Hidrogen pada Air 19
Gambar 16. Tingkat energi untuk elektron - 20
Gambar 17. 21
Gambar 18. 23
Gambar 19. Sambungan n- 25
Gambar 20. 28
Gambar 21. Percobaan di lab. virtual bahwa isi pensil merupakan 29
Halaman
Tabel 1. 4
Tabel 2. 6
A. Rasional
Modul mengenai zat padat (sifat -sifat bahan) merupakan kajian
materi yang unik. Dikatakan unik karena kita ketahui bersama bahwa
istilah zat padat hampir semua orang kenal akan istilah ini tetapi bila
kita kaji lebih jauh ternyata banyak fenomena alam diwakilkan oleh zat
padat. Keunikkan lain bahwa zat padat dapat dipandang sebagai
susunan partikel-partikel teratur. Partikel-partikel tersebut dapat berupa
atom-atom, molekul-molekul, atau ion-ion, dan seterusnya.
B. Standar Kompetensi
Berdasarkan standar kompetensi diklat berjenjang guru fisika
SMA di PPPG IPA tahun 2003 untuk jenjang tinggi bahwa:
Gerak dan Gaya:
Memahami bahwa gaya elektromagnet tunggal terdiri atas dua
aspek besaran gaya listrik dan besaran gaya magnet. Pergerakan
suatu muatan menghasilkan gaya magnet, dan pergerakan suatu
magnet meghasilkan gaya listrik.
Indikator :
Mengevaluasi penggunaan listrik dalam kehidupan sehari -hari baik
yang berhubungan dengan masalah individu pemakai dan
masyarakat.
Konservasi Energi :
Memahami bahwa setiap energi dapat berpindah. Contoh
sederhana adalah perpindahan energi benda yang panas ke benda
yang dingin dengan cara konduksi, radiasi, atau conveksi (contoh;
pemanasan ruangan/lingkungan pada saat membakar sesuatu).
1
Interaksi energi dan materi
Memahami beberapa material, seperti halnya logam dapat dengan
mudah dialiri elektron, adapun untuk benda -benda seperti gelas
elektron sangat sulit mengalir. Memahami teknologi semikonduktor.
C. Kompetensi Dasar
Setelah memahami modul in i diharapkan guru berkompeten
atau mampu dalam :
1. Membedakan kristal dan amorf
2. Memahami ikatan-ikatan dalam zat padat
3. Memahami sifat konduktivitas listrik
4. Mengaplikasikan bahan semikonduktor sebagai
penyearah Gelombang
5. Memahami karakteristik dioda melalui percobaan
D. Deskripsi Materi
Dalam modul ini akan anda akan mempelajari mengenai
pembentuk zat padat, perbedaan kristal dan amorf, beberapa jenis
kristal, berbagai ikatan zat padat, sifat konduktivitas listrik pada suatu
bahan, semikonduktor, beberapa aplikasi pada zat padat. Dalam
pengembangan materi zat padat ini untuk pembelajaran anda dapat
pula menguji coba beberapa Lembar Kegiatan/Percobaan. Disamping
itu pada mudul ini juga ditampilkan rangkuman dan evaluasi.
BAB II
KONSEP ZAT PADAT DAN PENERAPANNYA
Kita ketahui bahwa zat dapat digolongkan atas zat padat, cair,
dan gas. Zat padat dapat dipandang sebagai susunan partikel -partikel
teratur. Partikel-partikel tersebut dapat berupa atom -atom, molekul-
molekul, atau ion-ion, dan seterusnya (gambar 1).
Setiap zat padat memiliki kekhasan atau sifat -sifat tertentu,
dalam hal ini digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. spesifikasi fisik berupa warna, tekstur, kekuatan, kekerasan, atau
kerapuhan.
2. sifat terukur seperti konduktivitas elektrik, konduktivitas termal,
suseptibilitas magnet, dan titik lebur.
3. spektrum serap dan pancar yang khas seperti daerah tampak,
inframerah, ultraviolet, atau daerah lainnya dari spektrum
elektromagnetik.
Semua sifat tersebut juga bergantung pada 2 (dua) segi struktur
zat, yaitu pertama, jenis atom atau molekul yang darinya suatu bahan
terbuat, dan kedua, cara semua atom atau molekul bergabung
bersama membentuk zat padat. Disamping itu banyak bahan yang
memiliki susunan atom atau molekul yang teratur dan berkala yang
tidak hanya mencirikan suatu bahan, tetapi juga memberikan sifat -sifat
umumnya. Susunan atom yang teratur ini disebut kisi, dan bahan yang
berstruktur demikian disebut kristal.
Golongan zat lainnya, zat padat amorf (amorphous berasal dari
kata Yunani yang berarti tanpa bentuk), ketiadaan bentuk ini
menyebabkan sifat-sifat bahan amorf seperti gelas dan kertas
biasanya lebih bergantung pada sifat atom atau molekulnya secara
tunggal.
Salah satu efek fisika kuantum paling penting pada sifat zat
padat adalah dalam bidang konduktivitas elektrik, seperti sifat
konduktor, isolator, atau semikonduktor.
Berdasarkan percobaan difraksi sinar -x yang telah kita ketahui
bersama bahwa struktur benda padat dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu kristal dan amorf.
Adapun perbedaan antara kristal da n amorf dapat dilihat pada
tabel 1. berikut ini.
Tabel 1. Perbedaan kristal dan amorf
Kristal Amorf
3. Kristal Orthorhombik
Ga
Sebelum ikatan
mb
ar
5.
Su
sunan kristal Garam Dapur
Kristal NaCl memiliki bentuk kubus. Setiap ion Na + dikelilingi
-
. Begitu juga
-
sebaliknya bahwa setiap ion Cl dikelilingi oleh enam ion Na+. Pada
struktur kristal ini semua gaya tarik -menarik dan gaya tolak-menolak
saling mengimbangi hingga timbul keseimbangan gaya dan akhirnya
bentuknya berupa struktur kubus.
Atom Na memiliki nomor atom Z = 11 dan elektron terluarnya
sebanyak satu buah, dan atom Cl dengan nomor atom Z = 17 memiliki
tujuh buah elektron pada kulit terluarnya. Atom Na dengan mudah
akan melepaskan satu elektron jika ada atom lain yang akan
mengikatnya.
Atom karbon
Ikatan karbon
3. Ikatan logam
Ikatan logam ialah suatu ikatan dimana terjadi gaya kohesi
antara partikel-partikel zat padat tersebut. Adanya elektron -elektron
bebas yang berasal dari atom -atom logam dapat dipandang seolah
-
-sela atom logam. Kita ketahui
bahwa menurut teori ikatan logam, interaksi elektrostatik antara
-ion positip dan
logamlah yang menjadi penyebab terikatnya atom -atom logam itu
satu sama lain sehingga berbentuk zat padat.
Pottasium, K membakar
dengan kasar bereaksi
Sodium, Na dengan
tenaga
Kalsium, Ca menurun elektrolisis
Terjadi Tidak
Magnesium, Mg reaksi tapi direduksi
membakar energinya
Aluminium, Al dengan cepat menurun masing-
bereaksi masing logam
Seng, Zn dengan dapat
uap air berpindah dan
Besi, Fe yang lain Pengurangan
menurunkan (reduction)
Timbal, Pb di dalam oksida
mengoksidasi rangkaian
Tembaga, Cu pelan-pelan
Dapat terjadi ketika
Tidak ada Tidak ada
Air Raksa, Hg direduksi unsur-unsur
reaksi reaksi
bebas di
Perak, Ag tidak bereaksi dalam batu
Emas, Au karang
+ +
molekul
+
Non polar
Polar
5. Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen terdapat dalam berbagai zat organik seperti
amoniak (NH3), dan Hidrogen Fluorida (HF), juga terdapat dalam
kristal H20 (es).
Bentuk molekul amoniak (ammonia). Keterangan :
Gambar 14. Molekul air terdiri dari satu atom oksigen dan dua
atom hydrogen
Pita
Energi
(a) (b)
atom tunggal atom banyak
berdekatan Gambar 16. Tingkat energi untuk elektron
-elektron kulit luar
Tampak bahwa pita energi digambarkan dengan garis garis
yang lebih banyak, untuk atom banyak berdekatan.
Sesuai dengan teori atom bahwa atom terdiri dari elektron yang
mengelilingi inti dalam tingkat energi tertentu. Energi yang dimiliki
elektron semakin besar, jika posisi elektron semakin jauh dari inti atom .
Sering kali tingkatan energi pada atom digambarkan dengan garis -
garis. Bagaimana dengan tingkat energi yang dimiliki oleh atom dalam
kristal?
Sebagaimana diketahui bahwa lintasan elektron pada tingkat
energi yang dalam tidak berubah karena interaksi antar at om hanya
terjadi pada tingkat elektron yang luar.
Jadi, kita ketahui pula bahwa di dalam kristal terdapat banyak
sekali atom. Jarak antar atom tersebut begitu dekat sehingga
menyebabkan interaksi atau gaya antar atom. Pada kristal beratom
banyak sebagaimana digambarkan pada gambar 16 b, elektron kulit
terluarnya merupakan sistem bersama diantara atom -atom. Ingat
bahwa menurut larangan PAULI, awan elektron tidak mungkin
bertindih sebab dalam suatu tingkat energi tidak boleh terdapat lebih
dari satu elektron pada keadaan yang sama.
Perhatikan gambar 17 dibawah ini, yang menggambarkan
bahwa diantara dua pita energi yang terpisah terdapat celah terlarang
yang disebut dengan celah energi.
Pita atas
Celah terlarang
Pita bawah
Konduktor
Konduktor atau penghantar merupakan bahan yang memiliki
konduktivitas panas yang tinggi. Salah satu contohnya adalah logam.
Kita ketahui bahwa logam merupakan konduktor yang baik karena p ita
valensi dan pita konduksi hanya terisi setengah, atau karena pita
konduksi saling tumpang tindih dengan pita valensi. Dalam ke dua
kasus ini selalu ditemukan keadaan kosong.
Adapun peristiwa terjadinya arus listrik pada konduktor ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Terisi sebagian kosong Hampir kosong
PK
Celah terlarang
Celah terlarang Celah terlarang
PV
a. Konduktor
Pada bagian paling atas terdapat pita energi yang terisi
elektron setengah penuh yang disebut pita kondduksi. Di bagian
bawah pita konduksi terdapat pita valensi yang terisi penuh engan
elektron. Adapun celah terlarang dengan lebar yang tidak terl alu
besar terletak antara pita konduksi dan pita valensi. Dalam pita
konduksi yang tidak penuh itu elektron dapat memperoleh energi
tambahan (dalam pita ini elektron dapat naik ke tingkat energi yang
lebih tinggi), sehingga terjadi aliran muatan (arus list rik).
Jadi, konduktor ditandai dengan pita konduksi yang terisi
sebagian seperti dalam tembaga atau pita konduksi yang kosong
bertumpangan dengan pita valensi seperti yang terdapat pada
magnesium. Disamping itu, kristal yang mempunyai pita konduksi
setengah penuh juga merupakan konduktor listrik.
b. Isolator
Pada isolator, pita konduksi dan pita valensi terpisahkan
oleh pita terlarang yang lebar dan elektron tidak memiliki energi
c. Semikonduktor
Semikonduktor merupakan zat padat kristalin, seperti silikon
atau germanium, dengan konduktivitas listrik (biasanya 10 5_10-7
Siemens permeter) yang bernilai antara konduktivitas konduktor
(hingga 109 S m-1) dan isolator (hingga serendah 10 -15 S m-1).
Pada suhu sangat rendah, pita konduksinya tidak terisi elektron.
Adanya celah terlarang ini mempunyai jarak yang lebih kecil
dibandingkan dengan celah terlarang pada isolator, dapat dilihat
pada pada gambar 18 c. Pada temperatur kamar (T= 300 K )
elektron yang ada pada pita valensi akan mendapatkan energi
kinetik .
Energi kinetik ini cukup kuat untuk memindahkan elektron ke
Gambar 19 a
Gambar 19 b
D. Lembar Kerja
1. Percobaan-1 : Broken Circle (Bentuk Lingkaran) : Zat Padat
Tujuan :
Mengetahui ruang lingkup kajian materi yang akan diajarkan
Belajar sambil bermain
Langkah kerja :
a. Tentukan judul, dan kata kuncinya dan sub kata kuncinya
b. Dalam contoh di bawah ini ada 4 kata kunci dan sub kata
kuncinya
1. Sifat-sifat zat padat
: spesifikasi fisik
sifat terukur
spectrum serap
2. Struktur benda padat :
kristal (garam dapur, gula, besi, dan belerang)
amorf (gelas, kertas, plastik, dan aspal).
3. Ikatan pada zat padat :
ikatan ionik
ikatan kovalen
ikatan logam
ikatan Van der Waals
ikatan Hidrogen
4. Penerapan pada zat padat :
berbagai jenis konduktor
berbagai jenis piranti semikonduktor
berbagai jenis isolator
Langkah Percobaan :
1. Susunlah rangkaian seperti pada desain percobaan di atas,
dengan bahan-bahan yang sudah disediakan.
2. Catatlah percobaan yang dilakukan /data -data yang
diperoleh pada tabel di bawah ini.
3. Tabel penggolongan zat padat mengenai daya hantar listrik.
3. Percobaan-3 : Karakteristik
Diode Pengantar
Karakteristik diode menggambarkan perilaku diode ketika
diberi panjar (tegangan) maju atau panjar mundu r. Biasanya
karakteristik diode digambarkan dalam sebuah grafik dengan
sumbu-X sebagai tegangan panjar dan sumbu -Ysebagai arus yang
timbul.
Sambungan semikonduktor p-n sering disebut sebagai diode
semikonduktor sambungan. Pada diode arus hanya dapat menga lir
dari semikonduktor jenis-p ke semikonduktor jenis -n.
Semikonduktor jenis-p sering disebut anode diode sedangkan
semikonduktor jenis-n disebut sebagai katode diode. Perhatikan
Gambar 22 di bawah ini.
A K
p n p n
- + -
+
I. Tujuan Percobaan
Menyelidiki dioda yang diberi tegangan maju da n tegangan
mundur untuk mengetahui karakteristik diode.
Power supplay 3V DC
Meter dasar 90
(Amperemeter)
- sakelar
A
dioda
lampu
sakelar
lampu
sakelar
A
dioda
4. Kegiatan-4 :
Judul Kegiatan : Berbagai jenis zat padat, cair, dan gas
Tujuan : Membandingkan Rapat massa/massa jenis
beberapa zat melalui tabel
Permasalahan :
Mengapa air rapat massanya lebih besar bila dibandingkan es
dan udara ?
Bagaimana anda membuktikan bahwa a ir laut massa jenisnya
lebih besar daripada air tawar biasa ?
Apakah yang dapat anda simpulkan dari tabel di bawah ini
khususnya jenis zat padat kaitannya dengan nilai -nilai massa
jenisnya ?
1. Zat dapat digolongkan atas zat padat, cair, dan gas. Salah satu
efek fisika kuantum paling penting pada sifat zat padat adalah
dalam bidang konduktivitas elektrik , seperti sifat konduktor,
isolator, atau semikonduktor.
2. Grafit dan intan keduanya merupakan zat padat yang tersusun dari
atom-atom karbon.
Ada 5 (lima) jenis ikatan pada zat padat yaitu
: ikatan ionik
ikatan kovalen
ikatan logam
ikatan Van der Waals
ikatan Hidrogen
3. Elektron bebas pada logam dapat menerangkan sifat logam
sebagai konduktor. Tetapi, dasar -dasar ini tidak mampu
menerangkan sifat semikonduktor yang dapat bertindak sebagai
isolator pada suhu rendah dan jika suhu bertambah sebagai
konduktor. Dengan demikian diperlukan teori pita energi untuk
permasalahan tersebut.
4. Berdasarkan konsep pita energi, bahwa kejadian pada konduktor,
isolator dan semikonduktor merupakan sifat konduktivitas zat padat
yang berkaitan dengan kelistrikan.
5. Konduktor atau penghantar merupakan bahan yang memiliki
konduktivitas panas yang tinggi. Salah satu contohnya adalah
logam.
6. Isolator, pita konduksi dan pita valensi t erpisahkan oleh pita
terlarang yang lebar dan elektron tidak memiliki energi yang cukup
besar untuk dari satu pita ke pita lain. Contohnya
plastik, kaca, dan karet.
7. Semikonduktor, pada temperatur kamar semikonduktor mampu
menghantarkan arus list rik. Adapun untuk semikonduktor yang
berbahan germanium, pada suhu kira -kira 100 0C atau lebih, daya
hantarnya sangat baik dan bahan silikon keadaan seperti ini terjadi
pada suhu di atas 150 0C.
8. Ada dua cara untuk memberikan tegangan pada diode, yaitu :
a. Panjar mundur : dilakukan jika sambungan p -n dihubungkan
dengan kutub positip baterai pada bagian semikonduktor jenis -n
dan kutub negatif pada semikonduktor jenis -p. Cara
menghubungkan baterai demikian akan membantu tegangan
sambungan sehingga lapisan pengha lang akan bertambah
lebar. Dengan bertambah lebarnya lapisan penghalang ini, arus
listrik akan sukar mengalir. Apabila tegangan
panjarmundur diperbesar akan semakin banyak arus bocor,
yang pada suatu saat arus bocor tersebut akan menjadi
sedemikian besar sehingga merusak sambungan p
-n. Tegangan yang menyebabkan rusaknya
sambungan p -n disebut breakdown voltage (tegangan rusak
atau tegangan tembus).
b. Panjar maju : jika baterai dihubungkan sebaliknya, yaitu kutub
positip dihubungkan dengan semikonduktor jenis -p dan kutub
negatif dihubungkan dengan semikonduktor jenis -n. Akibat
adanya panjar maju lapisan penghalang akan semakin tipis.
Saat itu akan terdapat arus, meskipun kecil, karena elektron
yang akan menyeberang ke semikonduktor jenis -n masih harus
melawan tegangan sambungan. Jika tegangan yang diberikan
melebihi tegangan panjar, terjadi arus yang cukup besar.
BAB IV
EVALUASI
Pertanyaan :
1. Apa yang anda ketahui tentang zat padat? Mengapa materi tentang
zat padat penting diajarkan pada siswa SMA? Bagaim ana anda
membelajarkan materi zat padat pada siswa SMA dikaitkan
Serway, RA. 1986. Physics for Scientist and Engineers with Modern
Physics, New York : Saunders College Publ ishing
Tipler, P. A., 1998, Fisika untuk Sains dan Teknik -Jilid 1 (terjemahan),
Jakarta : Penerbit Erlangga.