Anda di halaman 1dari 4

ESSAY

1. Penambalan Kelas I Komposit


1. Persiapan alat dan bahan (setelah prosedur preparasi)
a. Alat dasar (kaca mulut, sonde, ekskavator, pinset anatomis)
b. Three way syringe
c. Saliva ejector
d. Cotton roll atau rubber dam
e. Cotton pellet
f. Instrumen teflon komposit
g. Etsa dan bonding
h. Komposit
i. Glass slab
j. Handpiece
k. Carbide finishing bur atau diamond finishing bur
l. Karet poles komposit
2. Isolasi daerah kerja menggunakan saliva ejector dan cotton roll atau rubber dam
3. Aplikasi etsa asam (asam fosfor 35%- 40%) menggunakan microbrush selama 15-30
detik (pada enamel 30 detik dan pada dentin 15 detik) lalu dibilas menggunakan air
kemudian gigi dikeringkan dengan air syringe hingga moist (permukaan tampak putih
buram)
4. Aplikasi bonding agent menggunakan microbrush pada permukaan yang telah dietsa lalu
lakukan penyinaran selama 20 detik sampai 40 detik
5. Insersi komposit
Insersi komposit dilakukan dengan menggunakan hand instrument atau syringe secara
inkremental (jumlah dan posisinya tergantung ukuran dan kedalaman preparasi;
maksimal 2 mm tiap inkremen). Penyinaran dilakukan selama 20 detik sampai 40 detik
setelah aplikasi tiap inkremen. Aplikasi enamel layer 1,5 mm sampai 3 mm pada oklusal
dengan anatomic layering technique agar dikontur terlebih dahulu mengikuti bentuk
anatomi asli sebelum dilakukan penyinaran untuk mengurangi prosedur finishing.
Kelebihan bahan dibuang menggunakan explorer sebelum dilakukan penyinaran.
Microbrush dapat digunakan untuk menghaluskan komposit yang belum disinar.
6. Konturing dan pemolesan komposit
 Konturing dilakukan dengan menggunakan round carbide finishing bur atau
diamond finishing bur untuk membuang kelebihan komposit dan membentuk
bagian oklusal
 Pemolesan akhir dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan rubber finishing
cups atau point serta kadang juga menggunakan polishing paste
7. Hal-hal yang diperhatikan saat kontrol
 Anamnesis pasien terkait ada tidaknya keluhan yang muncul setelah dilakukan
penumpatan
 Pemeriksaan visual untuk melihat bentuk tambalan sesuai dengan anatomi gigi
asli sebelum dipreparasi serta shade komposit yang digunakan sesuai dengan
warna gigi asli dan tambalan tidak mengalami perubahan warna
 Inspeksi tambalan menggunakan explorer untuk memeriksa kehalusan restorasi
serta ada tidaknya step pada margin restorasi
 Cek oklusi pasien menggunakan articulating paper untuk memeriksa ada
tidaknya tambalan yang overfill
Referensi :
Heymann, H. O., Swift, E. J., and Ritter, A. V. 2012. Sturdevant’s Art and Science of Operative
Dentistry (Vol. 66). North Carolina: Elsevier.

2. Penambalan Kelas III GIC


1. Persiapan alat dan bahan (setelah prosedur preparasi)
a. Alat dasar (kaca mulut, sonde, ekskavator, pinset anatomis)
b. Three way syringe
c. Saliva ejector
d. Cotton roll atau rubber dam
e. Cotton pellet
f. Instrumen tambal : ash 49, spatula plastik, burnisher ball dan burnisher Y, carver
g. Clear celluloid strip
h. Dental floss
i. Glass ionomer cement tipe 2 (powder dan liquid)
j. Asam poliakrilat 10%
k. Paper pad dan glass slab
l. Handpiece
m. Fine-grit aluminum oxide polishing stone bur (white stone bur)
n. Prophy cup
o. Vaselin
2. Isolasi daerah kerja dengan menggunakan air syringe dan cotton roll atau rubber dam
3. Aplikasi dentin conditioner
Aplikasi dentin conditioner dilakukan untuk menghilangkan smear layer dan
meningkatkan adhesi antara GIC dengan dentin). Asam poliakrilik 10% diaplikasikan
pada dinding kavitas menggunakan cotton pellet selama 10-15 s, kemudian dicuci dengan
air dan dikeringkan hingga moist.
4. Aplikasi matriks
Aplikasi matriks dilakukan untuk memberi batas pada bahan restorasi serta membentuk
kontur proksimal gigi. Matriks seluloid dibentuk dengan burnisher sehingga dapat
berkontak dengan gigi lalu distabilisasi dengan wedge pada margin servikal.
5. Manipulasi GIC
1) Mengocok bubuk semen glass ionomer yang ada di dalam botol
2) Mengambil bubuk semen glass ionomer menggunakan spoon sebanyak 1 sendok rata
3) Meletakkan bubuk semen glass ionomer di atas mixing pad
4) Membagi bubuk semen glass ionomer menjadi dua bagian sama banyak
5) Meneteskan cairan semen glass ionomer sebanyak 1 tetes dengan posisi tegak lurus
terhadap mixing pad
6) Mengaduk cairan glass ionomer dengan setengah bagian bubuk menggunakan
spatula plastik dengan gerakan melipat
7) Mencampurkan sisa bubuk dengan campuran semen glass ionomer
8) Mencapai konsistensi permen karet
6. Insersi GIC
GIC yang telah dimanipulasi diinsersikan sedikit demi sedikit ke bagian kavitas yang
terdalam terlebih dahulu dengan ash 49 lalu permukaan tambalan ditekan dengan jari
telunjuk yang dioleskan vaselin dan dikondensasi menggunakan burnisher. Restorasi
dibentuk sesuai dengan anatomis gigi. Lingkari matriks pada gigi dengan menahannya
menggunakan jari hingga semen setting.
7. Finishing dan polishing
 GIC konvensional secara ideal memerlukan waktu polimerisasi 24 jam sebelum
konturing dan final polishing namun sebagian besar RMGI dapat dikontur dan
dilakukan finishing segera setelah selesai penumpatan.
 Finishing dan polishing dilakukan sebisa mungkin dengan menggunakan instrumen
tangan. Apabila menggunakan rotary instrument harus dilakukan secara hati-hati
untuk menghindari dehidrasi pada restorasi. Fine-grit aluminum oxide polishing
stone bur (white stone bur) dan prophy cup dengan kecepatan rendah dapat
digunakan untuk memperoleh permukaan restorasi yang halus. Cek kontak proksimal
menggunakan dental floss untuk memastikan bahan restoratif tidak melekat pada gigi
sebelahnya
 Setelah finishing dan polishing dilakukan perlindungan pada restorasi dengan
mengaplikasikan petroleum, varnish, atau bonding agent.
 Instruksikan agar pasien tidak makan, minum, dan kumur selama 1 jam
8. Hal-hal yang diperhatikan saat kontrol
 Anamnesis pasien terkait ada tidaknya keluhan yang muncul setelah dilakukan
penumpatan
 Pemeriksaan visual untuk melihat bentuk tambalan sesuai dengan anatomi gigi asli
sebelum dipreparasi serta tambalan tidak mengalami perubahan warna
 Inspeksi tambalan menggunakan explorer untuk memeriksa kehalusan restorasi serta
ada tidaknya step pada margin restorasi
 Cek oklusi pasien menggunakan articulating paper untuk memeriksa ada tidaknya
tambalan yang overfill
 Cek kontak proksimal menggunakan dental floss untuk memastikan bahan restoratif
tidak melekat pada gigi sebelahnya

Referensi :
1. Anusavice, J.K ; Shen, C ; Rawls, H.R (2013) : Phillips’ Science of Dental Materials, 12 ed,
Singapore, Elsevier.
2. Hatrick, C.D ; Eakle, W.S ; Bird, W.F (2011) : Dental Materials Clinical Applications for
Dental Assistans and Dental Hygienist, Philadelphia, Saunders.
3. Heymann, H. O., Swift, E. J., and Ritter, A. V. 2012. Sturdevant’s Art and Science of
Operative Dentistry (Vol. 66). North Carolina: Elsevier.
4. Roberson, T.M ; Heymann, H.O ; Swift, E.J (2008) : Sturdevan’s Art and Science of
Operative Dentistry, 5th Ed, India, Mosby.
5. Powers, J.M and Sakaguchi, R.L (2006) : Restorative Dental materials, USA, Mosby.
6. McCabe, J.F and Walls, A.W.G (2008) : Applied Dental Materials 9th ed. Oxford Blackwell
Pub.

Anda mungkin juga menyukai