Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Historis dan Geografis


1. Historis
Sekolah Dasar Negeri 207//IV (SDN 207/IV) Kota Jambi berdiri pada
september 1986 dengan nomor pokok sekolah nasional (NPSN) 10504482 yang
berada di jalan lintas, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Indentitas SDN 207/IV KOTA JAMBI1
No Uraian Keterangan
1 Nama Sekolah SD Negeri 207 kota jambi
2 Alamat Jl. Lingkar selatan RT.02
lkr.sel, kec.jambi sel. Kota
jambi, jambi 36126
3 Kabupaten Kota jambi
4 Provinsi Jambi
5 Nama Sekolah SD Negri 207 kota jambi
6 Tahun Berdiri 1986/1987
7 Nama Kepala Sekolah Tukarmi
8 Nama Bendahara -
9 Nama Komite Sekolah -
10 Status Tanah
a. Status Tanah -
b. Luas Tanah ± 3 Ha
11 Keadaan Fisik Bangunan
a. Ruang Belajar 26 Lokal
b. Ruang Kantor 1 ruang
Visinya adalah terciptanya insan yang mampu menghadapi persaingan
globalisasi dengan dasar sikap , sedangkan misi adalah:
a. Menciptakan kepribadikan yang mampu berpikir ke depan.
b. Mampu bertindak sesuai dengan tantangan zaman.
c. Mampu memanfaatkan lingkungan yang
tersedia sesuai sumber pembelajaran.

11
Arsip SDN 207/IV Kota Jambi

1
d. Dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi.
Tujuan berdirinya SDN 207/IV kota jambi adalah:
a. Terwujudnya insan
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Terwujudnya budaya
yang terdidik antara sesama siswa, guru dan pengawai.
c. Meningkatkan
prestasi belajar siswa sesuai dengan standar mutu yang ada.
d. Terciptanya warga
sekolah berbudi luhur dan terdidik
e. Terwujudnya guru
sebagai pendidikan yang profesional.i
Siswa yang berada di sekolah tersebut menjadi asal muasal SDN 207/IVkota
jambi. Sebelum nya SDN 207/IV kota jambi berdiri sendiri dengan berdampingan
dengan SDN 210 kota jambi. Untuk saat sekarang SD tersebut sudah di gabung
,menjadi SDN 207IV kota jambi.
2. Geografis
Secara lokasi sekolah tersebut berada di pinggir jalan lintas dan sekolah
tersebut letak nya sangat strategis dan mudah di cari oleh banyak orang banyak.

B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan tolak ukur dalam suatu lembaga organiasi baik
lembaga pendidikan ataupun lembaga lainnya. Organisasi yang baik dapat
menunjukkan kegiatan yang baik dan juga merupakan pendukung dalam
pelaksanaan segala program kerja organisasi tersebut. Di SDN 207/IV kota jambi
telah mempunyai struktur organisasi sekolah, sama halnya dengan sekolah
lainnya. Secara operasional struktur organisasi ini sudah mempunyai tugas dan
wewenang masing-masing dan menjalankan tugas sehari-hari.
Dengan adanya organisasi sekolah maka kegiatan-kegiatan dalam suatu
sekolah dapat terlaksana, sehingga personil dapat memangku jabatannya pada
setiap program kegiatan penyelenggaraan di sekolah dengan lancar dan terbentuk

2
tata kerja yang baik menurut tugasnya masing-masing serta penempatan dan
pengaturan orang-orang dalam kelompok dengan tepat. Adapun susunan atau
struktur organisasi SDN 207/IV kota jambi adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
SEKOLAH DASAR NEGERI 207/IV kota jambi
TAHUN 2019/2020
Kepala Sekolah
Komite Sekolah

Kaur TU

Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Waka Humas

Wali Kelas Guru BK

Guru Mata Pelajaran

Siswa

Keterangan:
__________
: Garis Komando
__________
: Garis Koordinasi

Berdasarkan skema struktur organisasi di atas, maka jelaslah bahwa dalam


suatu organisasi sekolah, peranan kepala sekolah sangat penting dan menentukan
dimana setiap kegiatan yang menyangkut sekolah tidak terlepas dari pengawasan
kepala sekolah. Akan tetapi, kelancaran pelaksanaan kegiatan yang ada di sekolah

3
itu, harus ada kerja sama dengan baik, baik antara kepala sekolah dengan guru,
kepala sekolah dengan siswa bahkan kepala sekolah dengan wali siswa. Selain itu
di sekolah terdapat struktur SD 207/IV yang memiliki tanggung jawab yang
berbeda, berikut penjabarannya:
1. Tugas kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin
pelaksanaan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah yang meliputi:
a. Merencanakan program yang akan dilaksanakan
b. Sebagai pemotiviasi dari program tersebut
c. Mengawasi kegiatan belajar mengajar
d. Mengorganisasikan
2. Bagian Tata Usaha
a. Mengisi file pengawai
b. Menulis statistik pengawai dan guru
c. Mengivetarisir semua barang-barang milik skeolah
d. Mengurus semua surat menyurat baik surat yang masuk maupun surat
yang keluar.
e. Melengkapi administrasi di dalam proses belajara mengajara dan lain-
lainnya.
3. Bidang Kurikulum. Bagian kurikulum ini bertangung jawab atas
pengolalaan proses belajar mengajar yang meliputi:
a. Memperbanyak dan membangikan kalender pendidikan
kepada setiap guru sebagai pedoman mengajar
b. Mengatur pelaksanaan penyususan program pengajar
c. Menyusun jadwal pelajar dan pembagian jam pelajaran
d. Mengatur pelaksaan penilaian siswa
e. Membuat laporan kemajuan belajar mengajar
4. Bidang Kesiswaan. Bidang ini bertanggung jawab atas administrasi dan
urusan kesiswan yang meliputi:
a. Pengelopokan siswa dalam belajar mengajar
b. Mutasi siswa (pindah dan keluar)
c. Pengatur kegiatan ekstrakurikuler

4
d. Mengatur penerimaan dan seleksi penerimaan siswa baru
e. Papan statistik
f. Memonitor kehidupan siswa melalui absen siswa
5. Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat:
a. Mengutur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang
tua/wali siswa.
b. Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana.
c. Pengelola pembiayaan alat-alat pengajaran.
d. Menyusun laporan pelaksanaan urusan dan prasarana secara berkala.
6. Bagian Tenaga Pengajar (Guru). Tenaga pengajar bertugas melaksanakan
pendidikan atau pengajaran di sekolah meliputi:
a. Menyusun satuan pembelaaran yang akan diberikan
b. Membimbing siswa dalam belajar
c. Memberikan pelajaran kepada siswa dengan baik dan ikhlas
d. Mencari bakat yang ada pada diri siswa.
7. Tugas Siswa. Siswa bertanggung jawab untuk menerima pelajaran yang
diberikan oleh guru, mentaati aturan-aturan yang telah ditetapkan di
sekolah.
E. Keadaan Guru dan Siswa
Peranan guru sebagai tenaga pengajar atau pendidik sangatlah penting untuk
membangkitkan minat dan menumbuhkan semangat siswa dalam memberikan
bekal ilmu pengetahuan melalui program pembelajaran. Keberhasilan dalam
setiap mata pelajaran tentunya didukung oleh semangat guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Guru yang baik adalah guru yang memberikan
pelajaran kepada siswanya secara efektif dan efesien senantiasa membuat
pelajaran, baik jangka pendek maupun jangka panjang serta berusaha untuk
menanamkan, memupuk dan mengembangkan sikap cinta kepada pelajaran, serta
memberikan semangat dalam setiap proses pembelajaran.
Guru merupakan unsur dari terlaksananya proses pendidikan dan pengajaran
dalam suatu lembaga pendidikan. Guru merupakan alat yang mentransfer ilmu
pengetahuan kepada murid, atau yang disebut sebagai pemberi informasi. Tanpa

5
guru suatu lembaga pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.Tanpa
guru suatu lembaga pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Untuk
lebih jelasnya mengenai keadaan guru di SD negri dapat di lihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2. Keadaan Guru di SDN 207/IV kota jambi
No Nama Jabatan Status Lama bertugas
1. Syahrul Ihsan, S.Ag Kepala
2. M. Buchori, S.Ag Guru 5 Tahun Honor
3. Siti Martini, A.Ma Guru 4 Tahun Honor
4. Rahmi Fitriani, S.Ag Guru 5 Tahun PNS
5. Ulyati, A.Ma Guru - Honor Daerah
6. Drs. Nukman Guru 5 Tahun Honor Daerah
7. Dra. Siti Aisyah Guru Honor
8. M. Jabirulasratil K, A.Ma Guru - Honor
9. Hindun, S.Pd Guru 3 Tahun Honor
10. Hamidah, S.Pd.I Guru 3 Tahun Honor
11. Siti Khadijah, S.Pd.I Guru 5 Tahun Honor
12. Musaneb, S.H.I Guru 3TahunHonor
13. Dra. Zainab Guru 2 Tahun Honor
14. Siti Jaliah, A.Md Guru 2 Tahun Honor
15. Ulyati, A.Ma Guru 1 Tahun Honor
16. Muammar Husin, S.Pt Guru - Honor
17. Husni Mubarak, S.Pd.I Guru - Honor
Siswa merupakan salah satu unsur mutlak yang perlu ada dalam kegiatan
pendidikan. Keberadaan siswa merupakan bagian yang mutlak dalam proses
belajar mengajar, hal ini disebabkan dalam proses belajar mengajar selalu terdapat
interaksi yang berhubungan antara guru dengan siswa. Adapun siswa di SDN
207/IV dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Jumlah Siswa di SDN 207/IV kota jambi

6
No Kelas X Jumlah Total
1 Laki- Laki 14 31
Perempuan 17
Kelas XI
2 Laki- Laki 10 24
Perempuan 14
Kelas XII
3 Laki- Laki 13 25
Perempuan 12
Jumlah 80

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa SDN 207/IV kota jambi
memiliki jumlah siswa yang cukup sedikit atau persisnya sebanyak 80 orang yang
menempati 3 ruangan kelas. Kondisi ini tentu suatu masalah, untuk itu sekolah
harus menyikapi kondisi ini dengan positif dan selalu meningkatkan mutu
pendidikan yang ada.
F. Keadaan Sarana dan Prasarana
Ada tiga faktor yang harus ada dan sangat menentukan kegiatan pendidikan
dan pembelajaran di SDN 207/IV kota jambi yaitu guru, siswa dan instrumen
belajar. Ketiadaan salah satu dari faktor tersebut maka tidak mungkin terjadi
proses pendidikan pembelajaran di SDN 207/IV kota jambi. Satu bentuk dari
instrumen belajar yaitu sarana dan prasarana. Adapun sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di SDN 207/IV kota jambi. Sarana dan prasarana yang
mendukung dan lengkap akan memudahkan proses pembelajaran, karena dengan
lengkapnya sarana dan prasarana akan memberi variasi pada proses pembelajaran,
secara khusus ataupun pelaksanaan sistem pendidikan secara umum di sekolah
tersebut tentunya. Demikian pula halnya dengan lembaga pendidikan seperti SDN
207/IV kota jambi yang sangat membutuhkan sarana dan prasarana yang
mendukung pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran. Berikut sarana dan
prasarana tersebut:
Tabel 4. Jumlah Sarana dan Prasarana di SDN 207/IV kota jambi

7
No Nama Kondisi Jumlah
1 Ruang Belajar Baik 3 unit
2 Ruang kantor Baik 1 unit
3 Gudang Baik 1 unit
4 WC Guru Baik 1 unit
5 WC Siswa Baik 1 unit
6 Papan tulis Baik 3 set
7 Lemari Baik 2 set
8 Meja Guru Baik 3 set
9 Globe Baik 1 set
10 Bola dunia Baik 1 set
11 Bola Voly Baik 1 set
12 Bola Kaki Baik 1 set
13 Perpustakaan Baik 1 unit
14 Meja/kursi siswa Baik 60 set

Sarana dan prasarana sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan proses


belajara mengajar, demi kelancara proses belajara mengajar, maka panitia SDN
207/IV kota jambi telah berusaha mendapatkan dana dari donatur, dana yang telah
terhimpun tersebut dipergunakan untuk pengadaan meja, kursi siswa dan guru,
papan tulis, alat tulis. Kantor dan perlengkapan administrasi lainnya.

G. Penegakan Disiplin Sekolah di SDN 207/IV kota jambi


1. Membuat Tata Tertib Sekolah
Kepala sekolah adalah orang yang paling tinggi jabatannya di suatu lembaga
pendidikan seperti sekolah. Kepala sekolah yang otoriter dalam memimpin
organisasi yang di bawahinya akan membuat semua bawahan merasa bekerja
dengan penuh keterpaksaan dan takut. Namun sebaliknya, kepala sekolah yang
demokratis atau kooperatif akan membuat bawahan merasa bekerja dengan penuh
penghargaan, karena setiap tindakan mereka adalah hasil kajian/musyawarah
bersama dengan pimpinan mereka dan bisa jadi keputusan yang diambil adalah
hasil pemikiran mereka yang disetujui kepala sekolah. Menyangkut disiplin siswa

8
melalui pembelajaran di SDN 207/IV kota jambi dan bagaimana peningkatan
kerja sama Kepala sekolah dalam hal ini, berikut wawancara dengan Tukarmi,
kepala SDN 207/iv KOTA JAMBI, maka ia mengatakan:
Saya selaku kepala sekolah berusaha kooperatif dalam menangani masalah
peningkatan disiplin siswa di SDN 207/IV kota jambi dan disiplin siswa
dalam belajar di kelas khususnya. Untuk menegakkan disiplin siswa, maka
saya bersama-sama guru terlibat atau ikut serta membuat tata tertib
sekolah.2
Kepala sekolah bersama guru guru tetap membuat perangkat aturan baku bagi
peningkatan disiplin siswa yaitu tata tertib sekolah. Berikut tata tertib SDN
207/IV kota jambi:
a. Siswa datang ke sekolah 15 menit sebelum jam pelajaran di mulai
b. 15 menit sebelum guru masuk kelas siswa/i sudah berada di kelas
c. Bagi siswa yang keluar kelas atau keluar kunjungan keluraga seharusnya
mendapat izin dari guru
d. Siswa dilarang membawa senjata tajam atau alat yang membahayakan
kecuali telah diizin guru
e. Siswa harus berpakaian rapi dan sopan yang telah ditentukan sekolah dan
dilarang memakai sandal
f. Siswa dilarang membawa hanphone, komik, cergam, novel yang tidak ada
hubungan dengan mata pelajaran.
g. Tidak dibenarkan berambut panjang, berkuku panjang, memakai kotek
atau sejenisnya yang membuat sah berwudhu.
h. Setiap siswa yang memasuki pekarangan sekolah harus mengikuti aturan
dan tata tertib yang berlaku.
i. Setiap mengawali dan mengakhiri belajar harus didahului dengan
membaca do’ai
j. Setiap siswa/i harus melaksanakan piket sesuai jadwal yang ditentukan
sekolah3

2
Wawancara, Syahrul Ihsan, S.Ag, 2 Februari 2010
3
Dokumentasi SDN 207/IV kota jambi Tahun 2008

9
Hasil dokumentasi di SDN 207/IV kota jambi menemukan bahwa kepala
sekolah waktu-waktu tertentu yang biasanya sebulan sekali mengadakan
musyawarah untuk menangani masalah pengajaran termasuk dalam peningkatan
disiplin siswa di sekolah, termasuk membuat tata tertib sekolah.
1. Memberikan Nasehat Kepada
Siswa
Sebagai guru yang bertanggung jawab dan bijak, maka guru selalu
memberikan nasehat kepada siswa, agar mereka kelak menjadi anak yang
baik, sholeh dan bertanggung jawab. Untuk itu, guru selalu mengingatkan
dengan melalui memberikan motivasi dan nasehat agar disiplin dalam belajar.
Hal ini sebagaimana hasil observasi di SDN 207/IV kota jambi telah diperoleh
suatu gambaran bahwa para guru Pendidikan Agama Islam telah memberikan
nasehat kepada siswa kelas IV saat proses pembelajaran berlangsung di kelas.
Nasehat yang diberikan guru adalah untuk selalu berdisiplin dalam hidup,
termasuk di dalamnya untuk belajar di sekolah maupun di rumah.4
Saat di tanya tentang hal ini kepada M. Buchori, S.Ag, guru di SDN
207/IV kota jambi, maka ia mengatakan: “Saya selalu memberikan nasehat
jika ditemukan ada siswa yang tidak mengerjakan tugas, malas belajar atau
kurang berkonsentrasi dalam belajar atau keluar masuk kelas saat belajar serta
siswa ribut saat saya mengajar dan merokok.”5
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut di atas, maka dapat
diambil suatu pemahaman bahwa, pemberian nasehat merupakan upaya guru
Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan disiplin siswa dalam belajar.
2. Memberi Sanksi
Kurang tepatnya sanksi yang diberikan guru dalam hal ini terhadap
pelanggaran disiplin belajar seperti yang datang terlambat ke sekolah, atau
merokok, atau yang ribut di kelas, membuat siswa menjadi leluasa untuk
melemahkan disiplin pada diri mereka sendiri. Guru berkewajiban untuk
meningkatkannya lagi menjadi lebih baik, agar kegiatan pembelajaran PAI
bisa berjalan normal. Pengamatan penulis terhadap Siti Martini, A.Ma, guru di
4
Observasi, 9 Februari 2010
5
Wawancara, M. Buchori, S.Ag, 2 Februari 2010

10
SDN 207/IV kota jambi dimana agar siswa IV lebih disiplin lagi dalam
belajar, maka guru menerapkan sanksi kepada siswa. Sanksinya seperti tidak
boleh mengikuti kegiatan belajar jika terlambat 20 menit, jika merokok, maka
diskor belajar 2 minggu, jika siswa malas mengikuti kegiatan pembelajaran,
maka materi pelajaran akan ditambah dengan pekerjaan rumah dan lain
sebagainya.6
Wawancara dengan anas dan Rizkiansyah, siswa di SDN 207/IV kota
jambi mengatakan: “Sanksi lain yang diberikan kepala sekolah dan guru
kepada kami jika kami merokok adalah dikenakan skor 2 minggu tidak boleh
sekolah.”7
Peningkatan disiplin siswa memang memerlukan ketegasan guru. Guru
telah memiliki konsep yang jelas dalam meletakkan pondasi disiplin dalam
setiap mengajar. Ketegasan guru tentu bisa melahirkan sikap hormat siswa
kepada disiplin itu sendiri. Siswa bisa menghormati dan memahami bahwa
setiap keputusan yang ambil guru mengandung bermanfaat dan nilai
edukatifnya.
H. Kendala Penegakan Disiplin Sekolah di SDN 207/IV kota jambi
1. Siswa Pindahan
Siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seorang atau
kelompok yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sebagai objek pendidikan,
anak didik memiliki kedudukan yang menempati posisi yang menentukan dalam
sebuah interaksi. Guru tidak mempunyai arti apa-apa tanpa kehadiran anak didik
sebagai subyek pembinaan. Jadi, anak didik adalah kunci yang menentukan untuk
terjadinya interaksi edukatif. Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa siswa di
SDN 207/IV kota jambi yang merupakan siswa pindahan adalah siswa yang
banyak membuat masalah dalam penegakan disiplin sekolah selama ini.

Berdasarkan hasil observasi penulis sebagai berikut bahwa sejumlah siswa


yang merupakan siswa pindahan dari sekolah lain telah memiliki cacatan hitam
akhlak di sekolah sebelumnya, maka di saat pindah dan bersekolah di SDN
6
Observasi, 2 Februari 2010
7
Wawancara, Rizkiansyah, 2 Februari 2010

11
207/IV kota jambi masih memiliki sikap akhlak itu selama mengikuti kegiatan
belajar di SDN 207/IV kota jambi.8
Wawancara dengan Drs. Nukman, guru SDN 207/IV kota jambi yang
mengatakan:
Siswa pindahan di SDN 207/IV kota jambi telah membuat masalah
menyangkut pelanggaran disiplin yang kami lakukan selama ini. Berbagai
upaya seperti memanggil orang tua mereka untuk melakukan kerja sama
dalam mendidik anak-anak mereka belum menunjukkan hasil yang
memuaskan, sehingga pihak sekolah perlu menerapkan sanksi yang lebih berat
lagi untuk mereka.9
Berdasarkan semua di atas, maka dapatlah dipahami bahwa yang menjadi
hambatan dalam penegakan disiplin sekolah selama ini di SDN 207/IV kota jambi
adalah siswa pindahan yang mendapat kesempatan bersekolah di sekolah ini,
namun masih memiliki prilaku yang tidak baik, sehingga masalah ini dirasakan
pihak sekolah sebagai suatu hambatan yang sangat serius untuk diselesaikan.
2. Kesibukan Siswa Membantu Orang Tua Bekerja
Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin oleh siswa di SDN 207/IV kota jambi
karena masih banyaknya siswa kurang menyadari akan pentingnya disiplin bagi
setiap siswa yang belajar. Mereka tidak bisa memahami bahwa disiplin sangat
dibutuhkan bagi seorang siswa dalam belajar.
Wawancara dengan Rahmi Fitriani, S.Ag, guru SDN 207/IV kota jambi, maka
ia mengatakan:
Masih adanya siswa kurang menyadari disiplin itu penting menyebabkan
peningkatan disiplin ini terhambat dan peningkatannya agak lambat. Seperti
misalnya masih ada siswa yang datang terlambat karena membantu orang tua
bekerja pada pagi harinya. Hal ini tentu menyulitkan kami untuk menegakkan
disiplin bagi siswa.10
Pengamatan penulis terhadap Siti Maryam, siswa SDN 207/IV kota jambi
dimana guru memberikan pilihan kepada Maryam jika datang terlambat untuk
8
Observasi, 16 Februari 2010
9
Wawancara, Drs. Nukman, 16 Februari 2010
10
Wawancara, Rahmi Fitriani, S.Ag, 2 Februari 2010

12
tidak mengikuti kegiatan belajar atau datang tepat pada waktunya. Dikarenakan
siti maryam membantu orang tuanya bekerja.11
Berdasarkan keterangan tersebut dapat diketahui bentuk pelanggaran disiplin
siswa adalah datang telambat, artinya siswa kurang menyadari disiplin itu penting
menyebabkan peningkatan disiplin di SDN 207/IV kota jambi agak lambat.
3. Pengaruh Berbagai Media yang Merusak
Semakin canggihnya alat komunikasi seperti yang kita ketahui saat sekarang
ini, sangat memberikan pengaruh yang besar bagi para anak-anak, seperti adanya
CD, Para Bola dan TV dan lain sebagainya itu. Karena bagi masyarakat
dipedesaanpun mudah memiliki. Hasil observasi di lapangan diperoleh suatu data
maupun gambaran bahwa ada anak-anak yang memiliki pola hidup yang belum
Islami seperti memakai gelang dan kalung bagi anak-anak laki-laki di SDN
207/IV kota jambi . Hal ini disebabkan pengaruh informasi yang mereka dapatkan
melalui media massa.12
Selanjutnya hasil wawancara dengan Rahmi Fitriani, S.Ag, guru SDN 207/IV
kota jambi yang mengatakan:
Faktor lain yang mempengaruhi pergeseran nilai-nilai agama adalah, semakin
canggihnya informasi terutama berupa informasi dari media elektronik
seperti TV. Dimana melalui TV ini didukung dengan adanya parabola, video,
film-film. Terutama dari luar, sehingga para anak melalui kegiatan nonton
akhirnya prilaku dan wataknya tentunya akan berubah serta kebiasaan
menggunakan handpone yag tidak tahu tempat terkadang mengganggu
kegiatan belajar di sekolah.13

Kemudian hasil wawancara dengan Syahrul Ihsan, S.Ag, kepala SDN 207/IV
kota jambi yang mengatakan:
Mental anak di SDN 207/IV kota jambi banyak dipengaruhi media massa yang
tidak mendidik. Akibatnya banyak anak tidak mematuhi tata tertib sekolah di
SDN 207/IV kota jambi berbicara tidak sopan dan melihat keadaan. Media
11
Observasi, 2 Februari 2010
12
Observasi, 2 Februari 2010
13
Wawancara, Rahmi Fitriani, S.Ag, 2 Februari 2010

13
massa yang mudah didapatkan merupakan kendala untuk membatasi
peredarannya secara pribadi bagi setiap siswa.14
Masalah ini memang dapat kita rasakan bersama baik masyarakat di pedesaan
dan di perkotaan, bahwa semakin banyaknya masyarakat yang membeli VCD,
parabola dan TV, karena berbagai bentuk media massa tersebut dijual dengan
sangat murah, dengan berbagai bentuk media inilah anak-anak mudah
terpengaruh.
4. Kesibukkan Orang Tua dalam Bekerja
Dalam kaitan dengan masalah kesibukan orang tua, maka masalah ini menjadi
kendala para orang tua, karena dengan kesibukan mereka para orang tua kurang
perhatian terhadap perkembangan dan pendidikan agama kepada anak-anak
mereka. Hasil observasi di lapangan, maka diperoleh suatu gambaran bahwa
dengan kesibukan para orang tua di Desa Ladang Panjang yang menyekolahkan
anaknya di SDN 207/IV kota jambi kebanyakan sebagai petani/pekebun, maka
kadang-kadang para orang tua dalam mendidik agama bagi anak-anak sangat
kurang dan menjadi permasalahan, karena para orang tua yang bekerja pagi sore
sangat terbatas waktunya untuk memberikan perhatikan terhadap perkembangan
akhlak anak-anak di rumah.15
Hasil wawancara dengan Thalib, orang tua anak di jerambah bolong diperoleh
suatu komentar yang menyatakan:
Saya sebagai petani memang kurang sekali dalam melakukan perhatian
terhadap perkembangan disiplin anak-anak di rumah, sebab dengan berangkat
pagi dan siang istirahat kemudian sore kekebun kembali, banyak waktu untuk
bekerja, sementara perhatian untuk anak-anak di rumah sangat kurang
sekali. Inilah yang menjadi kendala dan permasalahan pendidikan akhlak
bagi anak-anak di rumah.16
Hasil wawancara dengan M. Nuh, siswa di Desa Ladang Panjang yang
bersekolah di SDN 207/IV kota jambi diperoleh suatu komentar yang
menyatakan: “Memang orang tua kami bekerja sebagai petani. Dengan kondisi ini
14
Wawancara, Syahrul Ihsan, S.Ag, 2 Februari 2010
15
Observasi, 23 Februari 2010
16
Wawancara, Thalib, 23 Februari 2010

14
membuat mereka jarang memantau perkembangan sehari-hari diri kami di
rumah.17
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut di atas, maka dapat
diambil suatu pemahaman bahwa, kesibukan para orang tua banyak sebagai
pekerja petani/pekebun sangat kurang dalam memberikan perhatian dan
pembinaan disiplin anak-anak di rumah dan di sekolah.
5. Buruk Pergaulan Siswa
Pengaruh pergaulan bagi siswa selalu menjadi langkah pertama dalam
melakukan suatu kegiatan dan bentuk kenakalan, melalui pergaulan inilah mereka
dapat pengalaman dimana pengalaman ini biasanya dipraktekkan dalam bentuk
perbuatan dan kelakuan, sementara apa yang dilakukan itu ada yang melanggar
aturan, etika dan moral dan ini tidak disadari, karena bagi siswa belum dapat
memahami terhadap akibat yang akan ditimbulkan, baik bagi dirinya maupun bagi
masa depannya. Sesuai dengan hasil observasi di lapangan telah diperoleh suatu
gambaran bahwa masih terlihat siswa di SDN 207/IV kota jambi di saat belajar
ada yang mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan dan ada juga siswa yang
kurang begitu menghormati guru.18
Sebagaimana yang dikemukakan Syahrul Ihsan, S.Ag, kepala di SDN 207/IV
kota jambi yang menyatakan:
Kurang terpujinya akhlak siswa ditunjukkan dengan berbicara kurang sopan
terhadap guru, membuat kegaduhan di dalam kelas saat pelajaran sedang
berlangsung, siswa kurang rajin jika diberi tugas untuk mengerjakan sesuatu,
siswa nampak tidak berprilaku bersih seperti nampak lokal yang kotor,
kurangnya disiplin siswa untuk datang ke sekolah serta ada yang berkata-kata
tidak sopan.19
Wawancara dengan Husni Mubarak, S.Pd.I, guru SDN 207/IV kota jambi
yang mengatakan:
Meskipun perhatian dan pengawasan yang diberikan kepada siswa selalu
dilakukan, namun masih ada juga siswa yang kurang memiliki etika
17
Wawancara, M. Nuh, 23 Februari 2010
18
Observasi, 18 Februari 2010
19
Wawancara, Syahrul Ihsan, S.Ag, 18 Februari 2010

15
kesopanan di SDN 207/IV kota jambi ini. Hal ini yang menjadi penyebab
merosotnya disiplin siswa di sekolah ini.20
Dengan demikian faktor buruknya disiplin siswa di SDN 207/IV kota jambi
disebabkan masih adanya siswa yang belum memahami etika Islam yang benar
dalam bergaul dengan individu lainnya sehari-hari seperti dengan siswa lainnya.
I. Upaya Peningkatan Penegakan Disiplin Sekolah di SDN 207/IV kota
jambi
1. Meningkatan Disiplin Guru
Budi pekerti pendidik sangat penting dalam pendidikan watak peserta didik.
Pendidik harus menjadi suri teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Guru
saat mengajar di kelas III berupaya menunjukkan sikap disiplin yang tinggi
terhadap profesi mengajarnya, sehingga dengan sikap ini guru menjadi terbiasa
untuk disiplin dalam hidupnya. Sebagaimana yang dilakukan Hamidah, S.Pd.I,
guru di SDN 207/IV kota jambi dimana ia berusaha meningkatkan disiplin diri
jika telah masuk ke dalam lingkungan profesinya. Ia berusaha untuk memberikan
contoh kepada siswa tentang pentingnya disiplin dalam belajar bagi seseorang.
Ketentuan disiplin yang dilakukan oleh guru tentu memiliki tujuan. Karena
ada tujuan itu, guru selalu berusaha memberlakukan disiplin kepada siswa,
walaupun terkadang kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan. Guru sadar tanpa
disiplin dengan baik, maka akan menghambat kegiatan pembelajaran. Itu sama
saja membiarkan jalannya pengajaran tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan
anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti,
dari tidak berilmu menjadi berilmu. Disiplin siswa dimaksudkan untuk
menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang
baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya dan
peraturan yang ada.
Wawancara dengan Siti Khadijah, S.Pd.I, guru SDN 207/IV kota jambi yang
mengatakan:
Siswa saat bel berbunyi masih tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas
sampai 20 menit pelajaran telah dimulai. Mereka tidak lagi bermain di luar

20
Wawancara, Hu\sni Mubarak, S.Pd.I, 18 Februari 2010

16
lingkungan sekolah jika jam belajar telah dimulai dan siswa tidak lama di
kantin sehingga tidak mengabaikan waktu belajar yang telah dimulai.21
Pengamatan penulis terhadap siswa IV dimana saat bel berbunyi memang
tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas sampai 20-25 menit pelajaran telah
dimulai. Mereka mendengarkan bel berbunyi, sehingga segera masuk kelas dan
tidak keasyikan bermain di luar lingkungan sekolah. Terlihat guru mengawasi
kegiatan siswa yang bermain di luar sekolah tersebut agar menegur jangan
berkeliaran di luar sekolah pada jam sekolah.22
Pengamatan terhadap Ilma Yuni, seorang siswa SDN 207/IV kota jambi
dimana ia sering ke luar sekolah jika waktu istirahat tiba. Ilma Yuni terlihat bosan
di sekolah saja, maka ia bermain di luar sekolah dan terkadang pulang ke rumah
dengan menggunakan motor. Namun begitu jika jam pelajaran telah di mulai
maka ia tidak terlambat, sehingga guru tidak memarahi Hildani.23
Pengamatan terhadap Abdurrahman, siswa SDN 207/IV kota jambi dimana
karena memiliki handpone, maka ia sering membawa handpone ke sekolah dan
mengganggu aktivitas belajarnya di SDN 207/IV kota jambi.24
Kesibukan siswa di luar kegiatan belajar sudah bisa diminimalisi oleh guru
dengan menerapkan disiplin yang ketat. Ketegasan guru dalam hal ini juga bisa
membuat siswa menjadi “tidak berani” untuk berbuat sesuai dengan keinginan
mereka, apalagi melanggar tata tertib siswa. Guru memberikan waktu toleransi
bagi siswa yang terlambat mengikuti kegiatan pembelajaran, dan guru
memberikan skorsing kepada siswa tersebut.
Pengamatan penulis di kelas Siti Maryam, siswa SDN 207/IV kota jambi
dimana guru tegas terhadap siswa yang datang terlambat ini. Guru hanya
menyuruh mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran kembali seperti siswa
yang lainnya. Ada sanksi atau hukuman apapun bagi siswa yang terlambat atau
ada sebentuk peringatan. Hal ini menyebabkan siswa tidak yang terlambat masuk
ke kelas pada saat jam pelajaran sudah mulai dilaksanakan. 25
21
Wawancara, Siti Khadijah, S.Pd.I, 2 Maret 2010
22
Observasi, 2 Maret 2010
23
Observasi, 2 Maret 2010
24
Observasi, 2 Maret 2010
25
Observasi, 9 Maret 2010

17
Saat diobservasi terhadap aktivitas Musaneb, S.H.I, guru SDN 207/IV kota
jambi dimana guru memberikan peringatan atau hukuman apabila siswa yang
terlambat ke sekolah denga memungut sampah. Karena hal ini mengganggu
kegiatan belajar, guru memberikan sanksi kepada mereka.26
Pengamatan penulis di kelas III dimana guru memberikan peringatan atau
hukuman bagi siswa yang terlambat masuk ke kelas. Guru bertanya bertanya
mengapa terlambat dan siswa menjawab sejujurnya. Terlihat guru memberikan
peringatan kepada siswa untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi.27
Setiap proses pembelajaran, disiplin siswa belum diusahakan oleh guru secara
sengaja agar dapat terhindar dari kondisi yang merugikan dan merusak yang
disebabkan oleh tingkah laku siswa di dalam kelas. Dengan kurangnya disiplin,
maka siswa bisa mengikuti kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sesuai dengan keinginan guru.
Disiplin siswa saat pembelajaran sedang berlangsung adalah siswa mengikuti
pelajaran dengan seksama dan dibolehkan mengumumkan pendapat atau bertanya
tentang pelajaran yang diterangkan bila tidak mengerti dan siswa tidak
diperbolehkan mengerjakan pekerjaan lain, selain pelajaran yang bersangkutan
serta siswa tidak boleh meninggalkan kelas tanpa seizin guru. Kemudian siswa
harus bersikap sopan/hormat terhadap guru. Meskipun ada beberapa siswa yang
mengabaikannya.28
Saat di tanya tentang hal ini kepada Dra. Zainab, guru SDN 207/IV kota
jambi, maka ia mengatakan:
Disiplin siswa seperti siswa masuk kelas tidak boleh terlambat, siswa dalam
proses pembelajaran tidak boleh ribut. Meskipun masalah ribut sangat
bergantung pada seorang guru yang mengajar. Saya telah berusaha menjaga
keseimbangan kelas agar pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.29

26
Observasi, 9 Maret 2010
27
Observasi, 9 Maret 2010
28
Observasi, 9 Maret 2010
29
Wawancara, Dra. Zainab, 9 Maret 2010

18
Saat pembelajaran berlangsung di kelas XI maka disiplin siswa di SDN
207/IV kota jambi telah melakukan beberapa tahap tindakan yang bisa membuat
siswa menjadi aktif dan disiplin dalam belajar. Hal ini dapat dilihat pada observasi
di atas. Beberapa hal yang menurut hemat penulis tepat dilakukan dimana saat
pembelajaran yaitu bila ada sesuatu kepentingan siswa tidak diperbolehkan
meninggalkan pelajaran (pulang) dengan tanpa seizin guru yang bersangkutan
saja.30
Sikap disiplin merupakan integral dari proses pembelajaran. Seorang guru
harus mengkondisikan siswa dengan baik agar pembelajaran dapat berlangsung
dengan baik pula. Observasi penulis dimana kondisi sesudah pelajaran berakhir,
dan hasilnya adalah setelah pelajaran berakhir di XII, disegera diadakan
pengantian pelajaran berikutnya oleh guru yang lain. Kemudian yang terlihat juga
adalah setiap siswa sdn 207/IV kota jambi mengadakan doa penutup dan
kemudian baru diperbolehkan istirahat.31
Paradigma jiwa pendidik diindentikkan dengan guru yang artinya digugu dan
ditiru. Salah satu fungsi tersebut bisa diterapkan pada kedisplinan guru dalam
mengajar. Guru yang disiplin bisa menjadi contoh yang bisa ditiru oleh siswa di
sekolah. Guru yang tidak disiplin sebagaimana di SDN 207/IV kota jambi bisa
menyebabkan siswa menjadi tidak terbiasa untuk disiplin.
Pengamatan terhadap Jaliyah, A.Md, guru SDN 207/IV kota jambi, dimana
guru telah berusaha menerapkan disiplin pada dirinya terlebih dahulu dalam
mengajar. Guru mencoba untuk memasuki kelas tepat waktu, dan waktu mengajar
dihabiskan sesuai dengan jadwalnya, tidak meninggalkan kelas saat mengajar,
menepati janji dengan siswa dalam pengoreksian atau pelaksanaan evaluasi
belajar.32
Sedangkan wawancara dengan Fadli, siswa SDN 207/IV kota jambi
mengatakan:
Saya lihat para guru telah disiplin dalam mengajar. Guru selalu berusaha
datang tepa pada waktunya dan mengakhiri pelajaran tepat pada waktunya
30
Observasi, 9 Maret 2010
31
Observasi, 9 Maret 2010
32
Observasi, 9 Februari 2010

19
pula. Guru juga menerapkan sejumlah sanksi kepada siapapun siswa yang
melanggar disiplin seperti merokok dan prilaku lainnya.33
Wawancara dengan Hendri, siswa SDN 207/IV kota jambi, maka ia
mengatakan:
Saya perhatikan guru sekarang ini sangat disiplin dalam mengajar. Siswa yang
terlambat datang ke lokal, akan diberi sanksi untuk tidak mengikuti kegiatan
pembelajaran. Siswa yang ribut di lokal akan dipaksakan untuk keluar setelah
guru tidak berhasil menegur mereka untuk diam dalam belajar. Kondisi ini
membuat kami menghormati guru yang mengajar.34
Pengamatan penulis di kelas XI dimana guru telah menerapkan disiplin pada
dirinya terlebih dahulu. Guru mencoba untuk memasuki kelas tepat waktu dan
membiasakan disiplin dalam mengajar seperti tidak menyia-nyiakan waktu
mengajar dengan pergi ke kantin atau beristirahat di kantor di luar jam istirahat
yang ada. Guru juga terlihat berusaha untuk tidak terganggu pola tingkah laku
siswa yang merusak suasana belajar dengan cara menyajikan materi pelajaran
dengan menarik perhatian siswa.35
Seorang guru sudah sepantasnya berdisiplin dalam mengajar. Tujuan utama
mengajar bukan sekedar memberikan ilmu pengetahuan sesuai dengan yang
dalama buku pelajaran, melainkan juga guru membentuk sikap siswa menjadi
baik, seperti pembentukan disiplin siswa dalam belajar.

3. Melakukan Koordinasi dengan


Wali Kelas dan Orang Tua
Para orang tua yang memang kurang memahami tentang pola dan sistim
mendidik anak-anak di rumah, mereka telah berusaha bekerja sama dengan guru
di sekolah. Orang tua bisa mengetahuai kondisi anak di sekolah melalui
keterangan guru yang mengajar anak di sekolah. Kemudian hasil wawancara
dengan Rozali, orang tua anak yang mengatakan bahwa:

33
Wawancara, Fadli, 9 Februari 2010
34
Wawancara, Hendri, 9 Februari 2010
35
Observasi, 9 Februari 2010

20
Guru di SDN 207/IV kota jambi dalam melakukan penekagan disiplin anak
selalu meminta keterangan dan penjelasan dari kami selaku orang tua.
Berbagai masalahan yang berhubungan dengan kondisi anak di sekolah dan di
rumah selalu didiskusikan bersama orang tua dan wali kelas.36
Pengamatan terhadap M. Jabirulasratil K, A.Ma, guru di SDN 207/IV kota
jambi saat mengajar dimana terkadang guru ini dan wali kelas berkoordinasi
dengan orang tua siswa yang membicarakan tentang kondisi mereka yang
mengalami permasalahan di sekolah. Adanya sejumlah siswa yang tidak
mengerjakan tugas rumah tepat waktu.”37
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, maka dapat diambil suatu
pemahaman bahwa, upaya yang dilakukan para guru dalam melakukan upaya
peningkatan disiplin siswa di SDN 207/IV kota jambi melalui koordinasi dengan
orang tua masing-masing anak.

36
Wawancara, Rozali, 9 Februari 2010
37
Observasi, 9 Februari 2010

21
i

Anda mungkin juga menyukai