Anda di halaman 1dari 17

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi RSUD Pesawaran
RSUD kabupaten Pesawaran berada ditepi barat Jalan Raya
Kedondong, Dusun Sukamarga, Kecamatan Gedongtataan, ± 500
meter sebelum komplek perkantoran Pemda Kabupaten Pesawaran.

Gambar 1. Lokasi RSUD Kabupaten Pesawaran.

Dengan luas lahan 3,36 Ha dan luas bangunan yang direncanakan yaitu 12.479 m2.
Lokasi RSUD berada pada letak yang cukup strategis diharapkan dapat
melayani dengan akses yang mudah terjangkau dari 9 kecamatan yang ada di
Kabupaten Pesawaran. Selain dapat menjangkau masyarakat yang berada di
wilayah Kabupaten Pesawaran diharapakan juga dapat melayani kabupaten yang
berdekatan dan memiliki akses ke RSUD kabupaten Pesawaran, seperti: Kabupaten
Pringsewu, Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Pesisir Barat.

Gambar 2. RSUD Kabupaten Pesawaran

1
2. Struktur Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pesawaran memiliki struktur organisasi
berdasarkan Peraturan Bupati Pesawaran nomor 72 tahun 2017 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Unit Pelaksana Teknis Daerah
Rumah Sakit Umum Daerah dan Pusat Kesehatan Masyarakat Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Pesawaran. Susunan Organisasi RSUD terdiri dari :

a. Direktur
b. Bagian Tata Usaha membawahi :
2
1) Sub bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian
2) Sub bagian Program dan Keuangan
c. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, membawahi :
1) Seksi Pelayanan Medis
2) Seksi Pelayanan Keperawatan
3) Seksi Peralatan Medis dan Non Medis
d. Bidang Penunjang Medis, membawahi :
1) Seksi Logistik dan Diagnostik
2) Seksi Pengendalian Instalasi; dan
3) Seksi Sarana dan Prasarana.
e. Kelompok Jabatan Fungsional;
f. Komite Medis;
g. Komite Lainnya; dan
h. Sistem Pemeriksaan Internal

Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi

3. Mott
o
Visi
Misi
dan Tusi
Motto :
3
“Melayani Dengan HATI Hangat Amanah Terampil Ikhlas”
Visi :
“Menjadi Rumah Sakit Rujukan Dengan Pelayanan Prima di Kabupaten
Pesawaran Tahun 2021”
Misi :
a. Memberikan pelayanan berorientasi pada Mutu dan Keselamatan Pasien
b. Menyediakan sarana, prasarana dan alat yang canggih dan berkualitas
sesuai dengan standar
c. Menyelenggarakan pengelolaan rumah sakit secara transparan, akuntabel,
efisien dan efektif.

Rincian tugas dan fungsi perawat menurut Permenpan Nomor 25 Tahun 2014
tentang jabatan fungsional perawat dan angka kreditnya :

a. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada keluarga;


b. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada kelompok;
c. melaksanakan imunisasi pada individu dalam rangka melakukan
upaya preventif;
d. melakukan restrain/fiksasi pada pasien pada individu dalam rangka
melakukan upaya preventif;
e. memberikan oksigenasi kompleks;
f. memberikan nutrisi enteral;
g. memberikan nutrisi parenteral
h. melakukan tindakan manajemen mual muntah;
i. melakukan bladder training;
j. melakukan bladder re-training;
k. melakukan massage pada kulit tertekan;
l. memfasilitasi keluarga untuk mengekpresikan perasaan;
m. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
n. melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care);
o. memfasilitasi kebutuhan spiritual klien menjelang ajal;
p. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
q. melakukan perawatan luka;

4
r. mendampingi pasien untuk tindakan bone marrow punction (BMP) dan
lumbal punction (LP);
s. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/kritikal;
t. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor) pada tahap pre-
operasi;
u. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor) pada tahap post-
operasi;
v. melakukan range of motion (ROM) pada pasien dengan berbagai
kondisi dalam rangka melakukan upaya rehabilitatif pada individu;
w. melatih mobilisasi pada pasien dengan berbagai kondisi dalam rangka
melakukan upaya rehabilitatif pada individu;
x. memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal;
y. memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian;
z. melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap pengkajian
keperawata;
aa. melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
bb. menyusun rencana kegiatan individu perawat;
cc. melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
dd. melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
ee. melakukan supervisi lapangan.

B. Analisa Isu

Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat semakin meningkat


seiring dengan perkembangan manusia dan kemajuan zaman. Seperti yang tertuang
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
951/Menkes/SK/VI/2000 yaitu bahwa “tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal”.

5
Berdasarkan kriteria-kriteria dimana suatu fenomena dapat diidentifikasi sebagai
sebuah isu yang terdapat di RSUD Pesawaran, maka identifikasi masalah yang ada
pada RSUD Pesawaran khususnya Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang juga
disajikan pada tabel 2.1 dan 2.3.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai Perawat Mahir di RSUD Pesawaran
penulis menemukan isu-isu antara lain :

Tabel 2.1. Identifikasi Isu Prioritas dengan metode AKPL


No Identifikasi Isu Score Ket
A K P L
1. Kualitas pelayanan publik yang perlu di tingkatkan √ √ √ √ Layak
di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD
Pesawaran

2. Rendahnya kepatuhan petugas kesehatan di Ruang √ √ √ √ Layak


Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Pesawaran
dalam penggunaan alat pelindung diri (APD)

3. Belum efektifnya perawat dalam memberikan obat √ √ √ √ Layak


dengan prinsip 6 benar di Ruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD) RSUD Pesawaran

Berdasarkan identifikasi isu-isu tersebut, perlu dipilih satu isu yang dijadikan prioritas
yang kemudian dalam hal ini penulis menggunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth). Adapun pengertian dari masing-masing poin antara lain:

a. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
b. Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan.

c. Growth yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya

6
Selanjutnya untuk menentukan tingkat Urgency, Seriousness, dan Growth digunakan
pensekalaan dengan menggunakan teknik skala likert berkisar 1 sampai 5. Adapun
deskripsi dari penggunaan skala tersebut sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penyekalaan Skala Likert

Urgency Serriousness Growth


Sangat mendesak 5 : Sangat serius 5 : Sangat berdampak
Mendesak 4 : Serius 4 : Berdampak
Cukup mendesak 3 : Cukup serius 3 : Cukup berdampak
Tidak mendesak 2 : Tidak serius 2 : Tidak berdampak
Sangat tidak mendesak 1 : Sangat tidak serius 1 : Sangat tidak berdampak

Adapun hasil dari pemilihan isu dengan metode USG menggunakan skala likert
disajikan dalam di bawah ini:

Tabel 2.3 Identifikasi Isu Prioritas dengan metode USG


No Identifikasi Isu U S G Total RK

1. Kualitas pelayanan publik yang perlu di tingkatkan di 5 5 5 15 I


Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD
Pesawaran

2. Rendahnya kepatuhan petugas kesehatan di Ruang 4 5 4 13 II


Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Pesawaran
dalam penggunaan alat pelindung diri (APD)

3. Belum efektifnya perawat dalam memberikan obat 4 4 4 12 III


dengan prinsip 6 benar di Ruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD) RSUD Pesawaran

Berdasarkan hasil penggunaan metode USG di atas maka diperoleh bahwa isu yang
paling prioritas adalah kualitas pelayanan publik yang perlu di tingkatkan di Ruang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Pesawaran.

C. Argumentasi Terhadap Isu

7
Isu prioritas yang dipilih dalam rancangan aktualisasi ini adalah “Kualitas pelayanan
publik yang perlu di tingkatkan di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD
Pesawaran”. Isu ini diangkat karena dianggap sangat mendesak dan apabila tidak
segera diselesaikan maka akan menyebabkan meningkatnya pelayanan keperawatan
yang kurang optimal sehingga menurunkan mutu pelayanan di RSUD Pesawaran.

D. Nilai Dasar Profesi PNS

ASN harus memiliki pemahaman (internalisasi) dan mampu mengaktualisasikan nilai-


nilai dasar ASN. Nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap ASN adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti korupsi yang
diakronimkan menjadi ANEKA. Setiap ASN yang profesional harus memiliki
integritas untuk menginternalisasi dan mengaktualisasi nilai-nilai ANEKA dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari. Berdasarakan dari kelima nilai dasar
ANEKA tersebut, yang harus ditanamkan kepada setiap pegawai ASN, maka perlu
dijelaskan indikator-indikator dari ANEKA, sebagai landasan teori :

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi


untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dalam banyak hal,
kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibiltas atau tanggung jawab.
Namun, pada dasarnya kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
(Lembaga Administrasi Negara, 2015).

PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang tepat
ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani
masyarakat secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Terdapat beberapa nilai dasar yang merujuk kepada akuntabilitas, yaitu :
a. Jujur
Terkait dengan kepatuhan tehadap hukum dan pera turan yang diterapkan
b. Integritas

8
kewajiban mematuhi semua peraturan, dan dapat memberikan
kepercayaan publik.
c. Adil
Memperlakukan Masyarakat secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Tanggung Jawab
Konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan
e. Mendahulukan kepentingan publik
Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi
f. Transparan
Mendorong komunikasi dan kerjasama serta memberikan perlindungan
dari pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan
keputusan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan keyakinan
masyarakat.
g. Kejelasan Wewenang
Gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi keeenangan, tujuan dan
hasil yang diharapkan.
h. Konsisten
Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
i. Netral
Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis

Agar nilai akuntabilitas dapat diterapkan secara profesional terdapat beberapa


indikator keberhasilan akuntabilitas, yaitu:
a. Menginternalisasi nilai-nilai dasar akuntabilitas dan kepentingan public.

9
b. Mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan pribadi,
kelompok dan sektor
c. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis memperlakukan masyarakat secara
sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
publik.
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan rasa cinta dan memiliki terhadap tanah air sangat
penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bukan sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. ASN yang memiliki nasionalisme
yang kuat memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa
dan Negara serta mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dan semangat
nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam setiap pelaksanaan fungsi dan
tugasnya sesuai bidangnya masing-masing (Lembaga Administrasi Negara,
2015).

Nilai-nilai yang terkandung dalam nasionalisme pancasila diantaranya adil dan


tidak diskriminasi, profesional dan berintegritas, menjunjung tinggi keadilan
dan kedisiplinan. Untuk mewujudkan ASN dengan semangat nasionalisme
tinggi, beberapa indikator yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan adalah
sebagai berikut:
a. Memiliki pemahaman tentang keragaman bangsa dilihat aspek sejarah,
budaya, dan tingkat kemajuan sosial ekonomi dan implikasinya terhadap
manajemen kebijakan dan pelayanan publik.
b. Mengenali nilai- nilai perjuangan kemerdekaan, keteladanan dari para
pendiri bangsa, dan menjadikannya sebagai sumber motivasi dan inspirasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan.

10
c. Menjaga dan mengimplementasikan nilai-nilai gotong royong dan
kebersamaan sebagai modal sosial dan kultural penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan.

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah prilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi dan kebijaksanaan didalam pelayanan
publik (Haryatmoko, 2001)
Sementara itu, nilai-nilai dasar etika publik yaitu:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar 1945 Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.


n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

11
4. Komitmen Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya dan bahkan
melampaui harapan. mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mencapai hasil kerja. Mutu juga dapat digunakan sebagai alat pembeda
atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh
lembaga lain sebagai pesaing. Dalam meningkatkan mutu terdapat 4 komponen
yang harus dipenuhi yaitu, efektifitas, efisiensi, kreatifitas dan inovasi.
a. Efektifitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai
tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang
dikerjakannya. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performance
untuk mencapai target sesuai rencana baik dari aspek mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan (customer).
b. Efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan organisasional. Efisiensi dapat diukur dari ketepatan
realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang
keluar alur (penghematan biaya, waktu, tenaga dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan).
c. Berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir dimana seseorang mencoba
menemukan hubungan-hubungan baru untuk memperoleh jawaban baru
terhadap suatu masalah. Kreatifitas pada umumnya berkaitan dengan
kemampuan dan keuletan untuk berupaya menemukan ide-ide ataupun
hal-hal baru. Tuntutan globalisasi yang tengah melanda dunia di berbagai
sektor pelayanan publik menjadikan masyarakat semakin kritis untuk
mendapatkan pelayanan terbaik dari pemerintah. Oleh karena itu setiap
pelayanan harus diupayakan selalu dapat dicari pemecahan permasalahan
yang ada untuk dapat dicarikan solusi yang dapat segera dikerjakan secara
kreatif.
d. Inovasi adalah kegiatan yang meliputi seluruh proses menciptakan dan
menanarkan jasa atau barang baik yang sifatnya baru, lebih baik atau lebih
murah dibandingkan dengan yang tersedia sebelumnya. Sebuah inovasi
12
dapat berupa produk atau jasa yang baru, teknologi proses produksi yang
baru, sistem struktur dan administrasi baru atau rencana baru bagi anggota
administrasi (Richad L Daft,2010).
Nilai-nilai dasar dalam menjalankan komitmen mutu yaitu:
a. Adanya komitmen bagi kepuasan masyarakat
b. Pemberian layanan yang cepat, tepat dan senyum
c. Pemberian layanan yang dapat memberikan perlindungan kepada public
d. Pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah
e. Upaya perbaikan secara berkelanjutan

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar
biasa karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam
ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang lebih luas
yang tidak hanya berdampak buruk dalam kurun waktu yang pendek, namun
juga secara jangka panjang (Lembaga Administrasi Negara, 2015).
Adapun nilai-nilai anti korupsi yang diidentifikasi oleh KPK yaitu jujur, peduli,
mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras sederhana, berani dan adil. Agar
prilaku anti korupsi dapat diwujudkan, maka terdapat beberapa indikator
keberhasilan, yaitu:
a. Mampu mengidentifikasi sikap dan perilaku yang mengarah dan atau
termasuk prilaku korupsi.
b. Mampu menjelaskan cara-cara menghindari prilaku korupsi.
c. Mampu menjelaskan risiko dari tindakan korupsi bagi dirinya, keluarga,
dan masyarakat secara keseluruhan.

6. Whole of Government (WoG)


Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup organisasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, menejemen program dan pelayanan masyarakat. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
13
yang memberikan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan
yang relevan. Whole of Government bertujuan menciptakan Good Governance
di mana terdapat tiga pilar di dalamnya, yaitu pemerintah, swasta/bisnis dan
masyarakat.

7. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang dan
jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan
jenis barang dan jasa yang memiliki eksternalisasi tinggi dan sangat diperlukan
masyarakat serta penyediaannya terkait dengan upaya mewujudkan tujuan
bersama tercantum dalam konstitusi maupun dokumen pemerintah, baik dalam
rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga, mancapai tujuan strategis
pemerintahan dan memenuhi komitmen dunia internasional.

8. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika public, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil. Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhann
pengadaan, pangkat dan jabatan,pengembangan karir, pola karis, promosi,
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian,jaminan pensiun dan perlindungan. Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan zaman. Adapun azas-azas menjemen ASN antara lain :
a. Kepastian hukum
b. Profesionalitas
c. Proporsionalitas
d. Keterpaduan
e. Delegasi
f. Netralitas
g. Akuntabilitas
h. Efektif dan Efisien
i. Keterbukaan
j. Non diskriminatif
14
k. Persatuan
l. Kesetaraan
m. Keadilan dan
n. Kesejahteraan

E. Matrik Rancangan Aktualisasi

Rancangan aktualisasi kualitas pelayanan public yang perlu ditingkatkan di Ruang


Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Pesawaran disajikan pada tabel 2.4.

F. Jadwal Rancangan Aktualisasi


Rancangan aktualisasi kualitas pelayanan public yang perlu ditingkatkan di Ruang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Pesawaran disajikan pada table 2.5.
.

15

Anda mungkin juga menyukai