Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN PENCAHAYAAN DI KANTOR DESA

CIDADALI CIKALONG
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Utilitas Bangunan
Dosen pengampu : Asep Andang., S.T., M.T.

oleh
Adi Sunandar 187002074

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Sang Pengatur Alam Semesta, yang telah
melimpahkan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini bisa
selesai pada waktunya. Tanpa pertolonganNya tentunya penulis tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nanti syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatNya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Pembelajaran
Berbicara.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Tasikmalaya, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI...............................................................................................i

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Ruang Lingkup.................................................................................1
D. Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Definisi Pencahayaan.......................................................................3
B. Kualitas Pencahayaan di Tempat Kerja...........................................3
C. Karakteristik Pencahayaan...............................................................4
D. Sistem Pencahayaan.........................................................................5
E. Metode.............................................................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................7
A. Kesimpulan......................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penerangan atau cahaya yang cukup merupakan pertimbangan yang
penting dalam fasilitas fisik kantor. Lebih-lebih dalam gedung yang luas dan
kurang jendalanya, cahaya alam itu tidak dapat menembus sepenuhnya, karena itu
sering dipergunakan cahaya lampu untuk mengatur penerangan dalam kantor.
Pencahayaan yang tidak memadai akan menyebabkan kelelahan pada otot dan
saraf mata yang berlanjut pada kelelahan lokal mata dan akhirnya kelelahan
keseluruhan fisiologis pada seorang pekerja.  Kelelahan yang timbul kemudian
akan mengakibatkan turunnya konsentrasi kerja, meningkatkan tingkat kesalahan
dalam bekerja yang berujung pada tingginya cacat produksi. Hal-hal ini yang
kemudian menyumbang peran untuk menurunkan produktivitas pekerja secara
individual maupun perusahaan secara keseluruhan.
Penerangan di tempat kerja khususnya di Gedung Desa Cidadali adalah
salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda ditempat kerja.
Penerangan dapat berasal dari cahaya alami dan cahaya buatan, banyak obyek
kerja beserta benda atau alat dan kondisi disekitar yang perlu dilihat oleh tenaga
kerja, hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, selain
itu penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik
dan keadaan lingkungan yang menyegarkan.

B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah definisi pencahayaan itu ?
2. Bagaimanakah kualitas, karakteristik dan system pecahayaan di Gedung
Desa Cidadali?
3. Apa saja penyakit yang di akibatkan pencahayaan yang buruk di Gedung
Desa Cidadali ?
C. Ruang Lingkup

1
1. Definisi Pencahayaan
2. Kualitas Pencahayaan di Gedung Desa Cidadali
3. Karakteristik Pencahayaan
4. Sistem Pencahayaan
D. Tujuan
 Agar mahasiswa dapat memahami tentang teori dan standar pencahayaan
di Gedung Desa Cidadali.
 Agar mahasiswa dapa menerapkan standar-standar keilmuan pencahayaan
baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
 Agar pihak instansi juga tahu betapa perlunya memerlukan standar
pencahayaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pencahayaan
Menurut Kepmenkes No. 1405/MENKES/SK/XI/2002, pencahayaan adalah
jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efektif. Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk
mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat
dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang
dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat.
1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi
listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada
suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-
kurangnya 1/6 daripada luas lantai. Pencahayaan alam diperoleh dengan
masuknya sinar matahari kedalam ruangan melalui jendela, celah-celah dan
bagian bangunan yang terbuka. Sinar ini sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan,
pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi.
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber
cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi
ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak
mencukupi.

B. Kualitas Pencahayaan di Tempat Kerja


1. Brightness Distribution
Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan. Suatu
rasio kontras yang tinggi diinginkan untuk penerimaan detil, tapi variasi yang
berlebihan dari luminansi dapat menyebabkan timbulnya masalah. Mata menerima
cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata menjadi sulit untuk memeriksa

3
dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam suatu daerah yang terang.
Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya
tidak lebih dari 3 sampai 1. Untuk membantu memelihara pada daerah pusat ini,
cahaya terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10 kali lebih besar dari latar
belakang.
2. Glare atau Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan
mengenai mata.
3. Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber
cahaya buatan (artificial) yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari
cahaya matahari. Kedua sumber tersebut dapat menyebabkan rasio terang yang
berlebihan dalam jangkauan penglihatan, detil-detil penting yang tidak terlalu
jelas.
4. Background (Latar Belakang)
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat
sesederhana mungkin. Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang
mempunyai banyak perpindahan sedapat mungkin dihindari, dengan
menggunakan sekat-sekat.

C. Karakteristik Pencahayaan
1. Equivalent spherical illumination, ESI digunakan untuk mengukur tingkat
efisensi sistem penerangan. Nilai ini dipengaruhi secara negatif oleh silau
dan pemantulan pada area kerja dan benda dimana karyawan bekerja. ESI
juga digunakan untuk memberikan ukuran tentang keseragaman sistem
cahaya.
2. Visual comfort probability merupakan rasio tingkat terang langsung.
Sumber cahaya yang dapat dilihat degnan mata telanjang atau pemantulan
yang terlihat menyebabkan penggunaan VCP berkurang. Untuk itulah
peletakan peralatan dan perlengkapan kantor juga perlu memperhitungkan
kondisi yang dimaksud, sehingga pegawai terhindar dari kondisi tersebut.

4
3. Task illumination dinilai dengan menggunakan ukuran foot-candle, alat
ukur ini adakn mengukur jumaln cahaya pada area kerja. Ukuran ini tidak
mengukur kualitas datu daya lihat pegawai. Nilai TI yang tinggi
memastikan pencahyaan yang ckukup pada area kerja, khususnya ika
terjadi silau dan pemantulan. Keanyakan area perkantoran membutuhkan
nilai TI 100-150 foot candle.
D. Sistem Pencahayaan
1. Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan
keseluruh ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor.
Biasanya lampu jenis ini merupakan satu-satunya pencahayaan di
ruangan tersebut.
2. Task lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang
pegawai, misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak
kontrol bagi pegawai, namun jenis cahaya ini jarng digunakan pada
kaentor-kantor di Indonesia karena alasan kepraktisan. Agar pencahayaan
baik maka disarankan agar jenis ini dapat dikombinasikan dengn ambient
lighting, sehingga pekerjaan yang tidak terlalau membutuhkan tinggat
penerangan tinggi cukup menggunakannya; sedangkan pekerjaa yang
mmbutuhkan tingkat ketelitian tinggi akan menggunakan task lighting.
3. Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area
yang dituju. Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah
kantor atau area lain yang membutuhkan penerangan sehingga pegawai
atau pengunjung tidak tersesat.
4. Natural lighting, biasanya berasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta
cahaya lanit. Jenis cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi
pebagawai, namun cahaya ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam
keadaan mendug atau gelap.
E. Metode
Metode yang akan dilakukan merupakan penelitian Kuantitatif dengan
cara observasi simulasi, dimana di dalam penelitian akan dilakukan pengamatan,
pengukuran, pengkajian dan juga pensimulasian. Penelitian akan dilakukan di

5
salah satu gedung Desa Di Cidadali. Data-data yang dikumpulkan dari survey di
lapangan, meliputi : intensitas cahaya yang sesuai dengan standar, orientasi
bangunan, titik lampu yang dibutuhkan dan daya lampu. Teknik pengumpulan
data di lapangan dilakukan dengan menggunakan teknik pengukuran dan
perekam dengan menggunakan alat ukur berupa aplikasi di handphone yaitu
Luxmeter. Akan tetapi kasus setelah saya observasi ternyata pencahayaan yang
terdapat di kantor Desa Cidadali tidak begitu memikirkan standar, jadi supaya
tingkat keamanannya lebih terjamin, untuk kenyamanan pencahayaannya juga
lebih enak, saya menyarankan sebelum melakukan installasi harap melakukan
perancangan terlebih dahulu, dan untuk memerhatikan tingakat pencahayaannya.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang


diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
2. Kualitas pencahayan dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu
Brightness Distribution,Glare atau Silau, Shadows (Bayang-bayang) dan
Background (Latar Belakang)
3. Karakteristik Pencahayaan yaitu meliputi Equivalent spherical
illumination,Visual comfort probability, dan Task illumination
4. Sistem Pencahayaan ada 4 jenis pencahayaan yang di gunakan di kantor,
antara lain: Ambient lighting, Task lighting, Accent lighting, Natural
lighting.
5. Pada gedung desa untuk installasi wiring sekaligus pemasangan titik
lampu dan tingkat pencahayaannya tidak berdasarkan standar, saya berhara

7
DAFTAR PUSTAKA
http://cidadali.sideka.id/profil/

Anda mungkin juga menyukai