[_Baca juga: WHO: Strategi Lockdown Tak Mampu Perangi Virus Corona _]
Nuning dan timnya menggunakan model Richard's Curve Korea Selatan karena sesuai dengan
kajian Kelompok Pemodelan Tahun 2009 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Kuntjoro A. Sidarto. Model
tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi dari penyakit SARS di
Hong Kong tahun 2003.
Model Richard’s Curve terpilih ini lalu mereka uji pada berbagai data kasus COVID-19 terlapor dari
berbagai macam negara, seperti RRT, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk
data akumulatif seluruh dunia.
Ternyata, secara matematik, ditemukan bahwa model Richard’s Curve Korea Selatan adalah yang
paling cocok (kesalahannya kecil) untuk disandingkan dengan data kasus terlapor COVID-19 di
Indonesia jika dibandingkan dengan model yang dibangun dari data negara lain (kesesuaian ini
terjadi saat Indonesia masih memiliki 96 kasus).
"Jadi begini, saat saya menuliskan hal tersebut saya melihat data update per tanggal 14 Maret
2020. Indonesia masih berada di titik 96, lalu difitting data dari beberapa negara yang saat itu
sudah terlebih dahulu memiliki data, dan pelakukan penanganan pencegahan," kata Nuning kepada
Kompas.com, Senin (23/3/2020).
Lihat Foto Warga duduk dengan menerapkan social distancing atau saling menjaga jarak guna mencegah penyebaran virus
corona di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jumat(20/3/20). PT.MRT Jakarta(Perseroda) menghimbau para penumpang
untuk menjaga jarak aman dengan penumpang lainnya, minimal dalam radius satu meter.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
"Dari negara-negara tersebut, saat itu Korsel memiliki selisih data terbaik dibanding yang lain.
Sehingga dipilih model data Korsel. Jadi kecocokannya dilihat dari selisih error perhitungan. Itu
saja. Padahal Korea telah melakukan penanganan yang cukup massive," imbuhnya.
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/23/115440523/prediksi-penyebaran-corona-di-indonesia-
berubah-berakhir-awal-juni?utm_source=Whatsapp.
Prediksi Penyebaran Corona di Indonesia Berubah, Berakhir Awal Juni
Kompas.com - 23/03/2020, 11:54 WIB
Komentar (25)
Lihat Foto Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di kawasan Museum Sejarah Jakarta, Minggu (22/3/2020). Penyemprotan
tersebut dilakukan untuk menekan penyebaran virus Corona (COVID-19).(ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO)
Hasil simulasi lewat model Richard's Curve dengan memasukkan data 14 Maret 2020 (dengan 96
kasus), tampak bahwa puncak penyebaran Covid-19 di Indonesia adalah akhir Maret 2020,
kemudian diprediksi berakhir pada pertengahan April 2020.
Baca juga: Studi: Mendadak Tak Bisa Mencium Bau, Gejala Baru untuk Virus Corona
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/23/115440523/prediksi-penyebaran-corona-di-indonesia-
berubah-berakhir-awal-juni?page=2.
SHAUM & AUTOLISIS
Bayangkan…
Kalau kita lagi gak shaum, organ pencernaan kita hampir ga pernah
berhenti bekerja. Setiap kita makan, butuh ± 8 jam organ pencernaan
kita bekerja. Jam 7 sarapan pagi, maka jam 15 organ baru selesai
bekerja, eh jam 12 kita sudah makan lagi. Dari jam 12 harusnya
selesai jam 20, kita makan lagi jam 19. Belum lagi kalo jam 23nya
ngemil/makan mie tektek/nasi goreng dll.
Astagfirullah…
Kalo tubuh kita bisa ngomong.. mungkin dia akan bilang.. “Boss saya
resign aja yaa..”
Inilah kenapa shaum itu sehat, bahkan in syaa Allah bisa ngobatin
banyak penyakit. Maag, diabet, ginjal, bahkan kanker.
Makin banyak shaum maka makin bersih tubuh kita, makin sehat kita.
Insyaa Allah ..
Selamat bershaum
Semoga makin cinta menjalankan shaum
sehat selalu.
Aamiin 🙂🙏👍
# Corona Kalah dengan Garam Dapur #
Gak perlu vaksin vaksinan yg mau di drop oleh yahudi ato Cina.
Barusan kejadian, 2hari yg lalu. Dia lagi enak2 tidur kaget bangun karena Batuk mendadak
menyerang tanpa pemberitahuan/aba2/ternyata batuk berdahak lumayan banyak, dan
sepertinya Nafas terasa agak terganggu. Padahal sebelumnya tdk ada tanda2 mau batuk.
Apa yg dia lakukan?
SEMOGA SURABAYA DAN INDONESIA SEGERA TERBEBAS DARI CORONA. HANYA MODAL
GARAM DAPUR.
"Garam vs Corona.!!!!"
Kita sudah mengenal Garam sebagai :
1. Penyedap makanan
2. Mengawetkan makanan misal ikan asin.
3. Pembasmi kuman dan sakit kulit.
4. Senjata melawan CORONA.
Kita coba bahas yg ke 4.
Ini expriment pribadi.
Beberapa hari lalu tenggorokanku merasa tdk enak. Mulai sakit ditenggorokan.
Caranya saya minum air hangat dulu 1 gelas. Lalu saya ambil garam SEDIKIT masukan
kemulut, biarkan garam lumer/larut dlm mulut. Kemudian telan dikit2.
Tidak terasa 1/2 jam kemudian tenggorokan sudah lebih ok.!!!
Saya rasa hal ini bisa juga kita terapkan untuk melawan Virus Corona yang mencoba mau
ambil posisi di tenggorokan kita.
Klw sdh terlanjur masuk dan susah bernafas, rebus air, teteskan minyak kayu putih, hisup uap
air+minyak kayu putih sambil muka menghadap ke panci/baskom yg ada air nya, tutupi kepala
kita dgn handuk agar uap nya masuk ke hidung kita.
Selamat Mencoba resep kuno ini. Semoga kita semua sehat. Indonesia Sukses melawan Corona
dengan sedikit GARAM.