Anda di halaman 1dari 7

Prediksi Penyebaran Corona di Indonesia Berubah, Berakhir Awal Juni

Kompas.com - 23/03/2020, 11:54 WIB


Komentar (25)

Lihat Foto Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.(Shutterstock)

Penulis: Gloria Setyvani Putri | Editor: Gloria Setyvani Putri

KOMPAS.com - Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) memprediksi, penyebaran Covid-19 di


Indonesia akan mencapai puncak pada minggu kedua atau ketiga April dan berakhir akhir Mei atau
awal Juni.
Prediksi itu berdasar hasil simulasi dan pemodelan sederhana prediksi penyebaran Covid-19 yang
dilakukan Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB.
Menurut Dr. Nuning Nuraini, S.Si, M.Si, salah satu tim peneliti yang melakukan simulasi tersebut,
terjadi pergeseran hasil dari yang ramai dibicarakan sebelumnya.
Dalam salah satu artikel yang dimuat di situs resmi ITB pada Rabu (18/3/2020) lalu, Nuning
berkata bahwa hasil kajian menunjukkan penyebaran Covid-19 mengalami puncaknya pada akhir
Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020 dengan kasus harian baru terbesar berada
di angka sekitar 600.

[_Baca juga: WHO: Strategi Lockdown Tak Mampu Perangi Virus Corona _]

Nuning dan timnya menggunakan model Richard's Curve Korea Selatan karena sesuai dengan
kajian Kelompok Pemodelan Tahun 2009 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Kuntjoro A. Sidarto. Model
tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi dari penyakit SARS di
Hong Kong tahun 2003.
Model Richard’s Curve terpilih ini lalu mereka uji pada berbagai data kasus COVID-19 terlapor dari
berbagai macam negara, seperti RRT, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk
data akumulatif seluruh dunia.
Ternyata, secara matematik, ditemukan bahwa model Richard’s Curve Korea Selatan adalah yang
paling cocok (kesalahannya kecil) untuk disandingkan dengan data kasus terlapor COVID-19 di
Indonesia jika dibandingkan dengan model yang dibangun dari data negara lain (kesesuaian ini
terjadi saat Indonesia masih memiliki 96 kasus).
"Jadi begini, saat saya menuliskan hal tersebut saya melihat data update per tanggal 14 Maret
2020. Indonesia masih berada di titik 96, lalu difitting data dari beberapa negara yang saat itu
sudah terlebih dahulu memiliki data, dan pelakukan penanganan pencegahan," kata Nuning kepada
Kompas.com, Senin (23/3/2020).
Lihat Foto Warga duduk dengan menerapkan social distancing atau saling menjaga jarak guna mencegah penyebaran virus
corona di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jumat(20/3/20). PT.MRT Jakarta(Perseroda) menghimbau para penumpang
untuk menjaga jarak aman dengan penumpang lainnya, minimal dalam radius satu meter.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

"Dari negara-negara tersebut, saat itu Korsel memiliki selisih data terbaik dibanding yang lain.
Sehingga dipilih model data Korsel. Jadi kecocokannya dilihat dari selisih error perhitungan. Itu
saja. Padahal Korea telah melakukan penanganan yang cukup massive," imbuhnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/23/115440523/prediksi-penyebaran-corona-di-indonesia-
berubah-berakhir-awal-juni?utm_source=Whatsapp. 
Prediksi Penyebaran Corona di Indonesia Berubah, Berakhir Awal Juni
Kompas.com - 23/03/2020, 11:54 WIB
Komentar (25)

Lihat Foto Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di kawasan Museum Sejarah Jakarta, Minggu (22/3/2020). Penyemprotan
tersebut dilakukan untuk menekan penyebaran virus Corona (COVID-19).(ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO)

Penulis: Gloria Setyvani Putri | Editor: Gloria Setyvani Putri

Hasil simulasi lewat model Richard's Curve dengan memasukkan data 14 Maret 2020 (dengan 96
kasus), tampak bahwa puncak penyebaran Covid-19 di Indonesia adalah akhir Maret 2020,
kemudian diprediksi berakhir pada pertengahan April 2020.

Perhitungan simulasi berubah


Namun karena kasus Covid-19 di Indonesia terus merangkak naik, perhitungan simulasi itu pun
bergerak dan telah berubah.
"Namun data saat ini juga bertambah dan terus naik, akibatnya dinamika dari data akan
memengaruhi perhitungan parameter model kurva Richard yang berakibat juga pada perubahan
proyeksi, baik dari sisi akumulasi dan juga puncak kasus," kata Nuning.
Karena model proyeksi ini "hanya" berdasarkan informasi data akumulasi kasus saja, akibatnya
kenaikan kasus akan menyebabkan perubahan proyeksi.
"Puncak akan bergeser di sekitar minggu kedua atau ketiga April dan berakhir di akhir Mei atau
awal Juni," ungkapnya.
Namun perlu dicatat, Nuning mengatakan, hal ini bisa terwujud asal penanganan pencegahan
dilakukan secara serius, sigap, dan disiplin oleh semua pihak mulai dari elemen individu,
masyarakat sampai pada pemerintah dan berbagai instansi terkait.

Baca juga: Studi: Mendadak Tak Bisa Mencium Bau, Gejala Baru untuk Virus Corona

Apakah satu bulan setelah puncak, wabah berakhir?


Nuning berkata, pemodelan matematika tidak bisa menjawab dan memastikan apakah satu bulan
setelah puncak maka penyebaran berakhir.
Dia berkata, puncak dan berakhirnya penyebaran sepenuhnya berkaitan dnegan banyak aspek.
"Tentu saja selesai secepatnya itu harapan kita semua. Dan model tidak bisa menjamin hal itu,"
ungkapnya.
Laporan tentang simulasi pemodelan penyebaran Covid-19 di Indonesia akan dimuat di jurnal
asosiasi biomath Indonesia,Journal of Communication in Biomathematical Science (CBMS).

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/23/115440523/prediksi-penyebaran-corona-di-indonesia-
berubah-berakhir-awal-juni?page=2. 
SHAUM & AUTOLISIS

Jangan kaget ya...


Pada jam 12 s/d 18 kita akan merasa lemas. Bersyukurlah.. Karena
berarti akan dimulai satu proses yang sangat bermanfaat untuk tubuh
kita. Proses itu adalah AUTOLISIS.
Autolisis adalah proses pembuangan sel-sel yang mati atau rusak di
dalam tubuh kita.

Bayangkan…
Kalau kita lagi gak shaum, organ pencernaan kita hampir ga pernah
berhenti bekerja. Setiap kita makan, butuh ± 8 jam organ pencernaan
kita bekerja. Jam 7 sarapan pagi, maka jam 15 organ baru selesai
bekerja, eh jam 12 kita sudah makan lagi. Dari jam 12 harusnya
selesai jam 20, kita makan lagi jam 19. Belum lagi kalo jam 23nya
ngemil/makan mie tektek/nasi goreng dll.

Astagfirullah…
Kalo tubuh kita bisa ngomong.. mungkin dia akan bilang.. “Boss saya
resign aja yaa..”

Nah.. pas kita shaum…


Sahur jam 4, organ bekerja sampai jam 12. Jam 12 s/d jam 18, organ
kita nganggur gak ada kerjaan. 6 jam lhoo..
Lumayan tuh. Ibarat ibu-ibu di rumah, kalo lagi gak ada kerjaan, kan
suka beres-beres rumah, rapi-rapi, bersih-bersih, buang barang-
barang yang gak kepake.
Nah.. sama.. organ kita klo lagi gak ada kerjaan, mereka akan
melakukan bersih-bersih tubuh, inilah Autolisis. Keren kan..

Inilah kenapa shaum itu sehat, bahkan in syaa Allah bisa ngobatin
banyak penyakit. Maag, diabet, ginjal, bahkan kanker.
Makin banyak shaum maka makin bersih tubuh kita, makin sehat kita.
Insyaa Allah ..

Maka bahagialah kita diperintahkan shaum.

Selamat bershaum
Semoga makin cinta menjalankan shaum
sehat selalu.
Aamiin 🙂🙏👍
# Corona Kalah dengan Garam Dapur #

Gak perlu vaksin vaksinan yg mau di drop oleh yahudi ato Cina.

Ini bukan HOAKs.


Baca sampai tuntas. Ini dari teman yg baru kena Corona
Saudara Percaya beruntung. Tidak percaya saya tdk rugi.

Barusan kejadian, 2hari yg lalu. Dia lagi enak2 tidur kaget bangun karena Batuk mendadak
menyerang tanpa pemberitahuan/aba2/ternyata batuk berdahak lumayan banyak, dan
sepertinya Nafas terasa agak terganggu. Padahal sebelumnya tdk ada tanda2 mau batuk.
Apa yg dia lakukan?

1. Buang dahak yg ada.


2. Minum air hangat yg banyak/1gelas.
3. Ambil GARAM DAPUR/MEJA SEDIKIT seujung sendok teh, masukan ke mulut, biarkan
garam larut didlm mulut dan telan dikit dikit biar tenggorokan kita dipenuhi suasana garam.
4. Ambil Tisu kasih minyak angin. Terus ditutup ke Hidung jadi masker. Rasakan tarikan nafas
yg hangat oleh aroma minyak angin. Sampai saya tertidur kembali.
5. BANGUN tidur tdk terasa lagi dahak dileher dan batuknyapun bables kena garam.
Demikian kesaksian dari saya. Semoga Musim CORONA BISA KITA LAWAN DG GARAM YG
MURAH MERIAH.
SELAMAT MENCOBA DAN BAGIKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG LAIN.

SEMOGA SURABAYA DAN INDONESIA SEGERA TERBEBAS DARI CORONA. HANYA MODAL
GARAM DAPUR.

Garam dapur/NaCl Vs Corona. sudah dicoba dan berhasil.


Saudara2, kalau terasa leher tidak enak, tenggorokan terasa kering, reak spt lengket tdk bisa
keluar, cepat ambil Garam dapur sedikit saja. Masukkan ke mulut. Biarkan larut dimulut.
Kemudian telan sedikit-sedikit. Biarkan di tenggorokan.
Saya sudah coba dan berhasil. Virus yg coba2 mampir di tenggorokan keok. 👎🏾oleh Garam
dapur/NaCl. Yg murah meriah.
Sering2 lah kumur air garam.
Bagikan resep yg murah meriah ini. Kesemua Kontak dan group WA, FB. Dll. Semoga kita
menang lawan Corona.

"Garam vs Corona.!!!!"
Kita sudah mengenal Garam sebagai :
1. Penyedap makanan
2. Mengawetkan makanan misal ikan asin.
3. Pembasmi kuman dan sakit kulit.
4. Senjata melawan CORONA.
Kita coba bahas yg ke 4.
Ini expriment pribadi.
Beberapa hari lalu tenggorokanku merasa tdk enak. Mulai sakit ditenggorokan.
Caranya saya minum air hangat dulu 1 gelas. Lalu saya ambil garam SEDIKIT masukan
kemulut, biarkan garam lumer/larut dlm mulut. Kemudian telan dikit2.
Tidak terasa 1/2 jam kemudian tenggorokan sudah lebih ok.!!!
Saya rasa hal ini bisa juga kita terapkan untuk melawan Virus Corona yang mencoba mau
ambil posisi di tenggorokan kita.
Klw sdh terlanjur masuk dan susah bernafas, rebus air, teteskan minyak kayu putih, hisup uap
air+minyak kayu putih sambil muka menghadap ke panci/baskom yg ada air nya, tutupi kepala
kita dgn handuk agar uap nya masuk ke hidung kita.

Selamat Mencoba resep kuno ini. Semoga kita semua sehat. Indonesia Sukses melawan Corona
dengan sedikit GARAM.

Sedikit pengalaman dengan Garam.

1. Bekicot dikasih garam keok/mati.


2. Lintah/cacing dikasih garam keok.
3. Virus Corona Menyusul.
Selamat mencoba. Bagi yg ada gejala2 batuk. Tenggorokan terasa tidak enak. Flu. Boleh
mencoba. Dan kami tunggu kesaksian saudara2 yg sudah mencoba dan sukses. Silahkan
Viralkan gk ada rugi nya, cuma GARAM aja, demi Indonesia Sukses melawan Corona.

Kiranya allah Memulihkan Bangsa Indonesia, Amin!!! Semoga bermanfaat..

Anda mungkin juga menyukai