Dokumen Penawaran HPS
Penyusunan dan penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) bertujuan untuk menilai kewajaran harga
penawaran dan/atau kewajaran harga satuan, dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah
dalam pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dan dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan
pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih rendah 80% (delapan puluh persen) dari nilai HPS.
Penetapan HPS dikecualikan untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan Pagu Anggaran paling banyak
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), E-purchasing; dan Tender pekerjaan terintegrasi.
Total HPS merupakan hasil perhitungan HPS ditambah Pajak Pertambahan Nilai (PPN). HPS tidak boleh
memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain, dan Pajak Penghasilan (PPh). Nilai HPS bersifat terbuka
dan tidak bersifat rahasia. Sedangkan rincian harga satuan bersifat rahasia, kecuali rincian harga satuan
tersebut telah tercantum dalam Dokumen Anggaran Belanja.
Perhitungan HPS untuk masing-masing jenis barang/jasa sebagai berikut:
a. Barang
Perhitungan HPS untuk barang harus memperhitungkan komponen biaya antara lain:
1. Harga barang;
2. Biaya pengiriman;
3. Keuntungan dan biaya overhead;
4. Biaya instalasi;
5. Suku cadang;
6. Biaya operasional dan pemeliharaan; atau
7. Biaya pelatihan.
Perhitungan komponen biaya disesuaikan dengan survei yang dilakukan.
b. Pekerjaan Konstruksi
Perhitungan HPS untuk Pekerjaan Konstruksi berdasarkan hasil perhitungan biaya harga satuan yang
dilakukan oleh konsultan perencana (Engineer’s Estimate) berdasarkan rancangan rinci (Detail Engineering
Design) yang berupa Gambar dan Spesifikasi Teknis.
Perhitungan HPS telah memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang wajar untuk Pekerjaan
Konstruksi sebesar 15% (lima belas persen).
c. Jasa Konsultansi
Perhitungan HPS untuk Jasa Konsultansi dapat menggunakan :
1) Metode Perhitungan berbasis Biaya (cost-based rates)
2) Perhitungan HPS yang menggunakan metode perhitungan tarif berbasis biaya terdiri dari:
Biaya Langsung Personel dapat dihitung menurut jumlah satuan waktu tertentu (bulan (SBOB), minggu
(SBOM), hari (SBOH), atau jam (SBOJ), dengan konversi menurut satuan waktu sebagai berikut:
Biaya Non Personel yang dapat dibayarkan secara Lumsum diantaranya pengumpulan data sekunder, seminar,
workshop, sosialisasi, pelatihan, diseminasi, lokakarya, survei, biaya tes laboratorium, hak cipta dan lain-lain.
Biaya Non Personel yang dapat dibayarkan secara Harga Satuan diantaranya sewa kendaraan, sewa kantor
proyek, sewa peralatan kantor, biaya operasional kantor proyek, biaya ATK, biaya komputer dan pencetakan,
biaya komunikasi dan tunjangan harian.
Biaya Non Personel yang dapat dibayarkan melalui penggantian biaya sesuai yang dikeluarkan (at cost)
diantaranya dokumen perjalanan, tiket transportasi, biaya perjalanan, biaya kebutuhan proyek dan biaya
instalasi telepon/internet/situs web.
Biaya Langsung Non Personel pada prinsipnya tidak melebihi 40% (empat puluh persen) dari total biaya,
kecuali untuk jenis pekerjaan konsultansi yang bersifat khusus, seperti: pekerjaan penilaian aset, survei untuk
memetakan cadangan minyak bumi, pemetaan udara, survei lapangan, pengukuran, penyelidikan tanah dan
lain-lain.
Penetapan
PPK menetapkan HPS dengan menandatangani pada lembar persetujuan/penetapan. HPS yang sah adalah yang
telah ditandatangani oleh PPK. Nilai HPS paling tinggi sama dengan nilai Pagu Anggaran.
Penetapan HPS paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir:
a. penyampaian penawaran untuk pemilihan dengan pascakualifikasi; atau
b. penyampaian dokumen kualifikasi untuk pemilihan dengan prakualifikasi.
HARGA PERKIRAAN SENDIRI
DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH
1. Latar Belakang
Sebelum menyusun harga perkiraan sendiri, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah menyusun spesifikasi barang (spek) Setelah spesifikasi ditetapkan selanjutnya
pejabat yang berwenang dalam hal ini Pejabat Pembuat Komitmen, baru menyusun harga
Perkiraan Sendiri (HPS) sesuai dengan Pasal 66 Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah secara rinci dan detail menegaskan fungsi HPS
dalam proses pengadaan serta persyaratannya.
Menurut hukum permintaan dan penawaran menyebutkan bahwa semakin tinggi
permintaan maka akan semakin tinggi pula harga barang/jasa, semakin tinggi atau banyak
penawaran maka harga akan semakin turun. Disisi lain ada faktor produksi, jumlah
penyedia dan jumlah pembeli yang juga turut mempengaruhi. Hal ini menunjukkan bahwa
harga didalam pasar sebagai indikator kompetisi.
Kompetisi antar penyedia diyakini akan menjadi sarana efektif bagi user untuk
mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan dengan kualitas optimal sesuai kemampuan
dana yang tersedia. Maka dalam Perpres No 54 Tahun 2010 dalam pasal 5 menyebutkan
tentang prinsip-prinsip pengadaan yaitu terbuka, transparan, bersaing, adil/tidak
diskriminatif kemudian dibungkus akuntabilitas untuk menjaga trust atau kepercayaan
semua pihak terhadap proses. Tujuan utamanya tentu mendukung tercapainya prinsip
efektif dan efisien.
Dalam kerangka kompetisi inilah kemudian HPS disusun. Pasal 66 ayat 5 huruf a
menegaskan bahwa HPS digunakan sebagai alat menilai kewajaran penawaran termasuk
rinciannya. Kemudian ayat 7 menambahkan bahwa HPS didasarkan pada harga pasar
setempat terkini, dikaitkan dengan ayat 2 yaitu 28 hari kerja sebelum batas akhir
pemasukan penawaran. Jadi dapat disimpulkan HPS adalah harga pasar setempat
menjelang pelaksanaan pengadaan.
Fenomena yang terjadi bahwa dalam pelaksanakan pengadaan barang dan jasa
pemerintah adalah banyak pejabat pengadaan yang kesulitan dalam dalam membuat HPS.
Untuk membuat HPS minimal membandingkan dua harga yang berlaku di pasar, pada hal
untuk menemukan harga yang wajar di pasaran tidak mudah. Satu-satu jalan adalah
menentukan hps dengan cara membandingkan dua harga penawaran di perusahaan atau
calon penyedia barang dan jasa.
Kasus yang paling banyak menimpa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa adalah
kasus mark-up dan salah satu penyebabnya terletak pada penyusunan HPS. Menyusun HPS
membutuhkan keahlian tersendiri. Selain harus memahami karakteristik spesifikasi
barang/jasa yang akan diadakan, juga harus mengetahui sumber dari barang/jasa tersebut.
Harga barang pabrikan tentu saja berbeda dengan harga distributor apalagi harga pasar.
Yang paling sering terjadi, entah karena kesengajaan atau karena ketidaktahuan, PPK
menyerahkan perhitungan HPS kepada penyedia barang/jasa atau malah kepada broker bin
makelar yang melipatgandakan harga tersebut untuk memperoleh keuntungan pribadi
atau kelompok. PPK langsung mengambil harga tersebut tanpa melakukan check and
recheck lagi. Akibatnya, pada saat pengadaan selesai dan dilakukan pemeriksanaan oleh
aparat hukum, ditemukan mark-up harga dan mengakibatkan kerugian negara. Lagi-lagi
karena ketidaktahuan dan keinginan kerja cepat dan tidak teliti menjerumuskan PPK ke
ranah hukum.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kami membuat karya tulis ilmiah yang berkenaan
dengan penyusunan harga patokan sendiri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
B. Permasalahan
Bagaimana teknik menyusunan HPS yang baik dan benar yang tidak bertentangan
dengan aturan yang berlaku?
C. Tujuan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, memiliki kompleksitas dan aturan yang
mengikat berdasarkan Peraturan Perundang Undangan, salah satu hal utama didalam
system pengadaan adalah Penyusunan HPS, dimana Setiap pengadaan harus dibuat HPS
untuk melakukan evaluasi harga penawaran barang dan jasa dengan demikian tujuan
penyusunan HPS adalah untuk mendapatkan harga penawaran yang wajar , dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat dilaksanakan oleh rekanan sesuai dengan ketentuan
kontrak. Kecermatan dalam penyusunan HPS akan berdampak positif bagi pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa disetiap instansi Pemerintah. Oleh karena itu diperlukan teknik
dan metode yang tepat didalam menyusun HPS berdasarkan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah.
E. Kegunaan HPS
1. HPS digunakan untuk pengadaan dengan bukti tanda perjanjian berupa kuitansi, SPK dan
surat perjanjian
2. Alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;
3. Sebagai batas tertinggi dari penawaran; Semua penawaran dari penyedia barang/jasa
dalam suatu pengadaan barang jasa akan digugurkan bila melebihi HPS dari yang
ditentukan. Kecuali dalam pengadaan jasa konsultansi karena masih ada negosiasi.
4. Dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan penawaran apabila penyedia barang/jasa
berkeinginan untuk mengikuti proses pengadaan barang dan jasa sebesar 1-3 % dari nilai
HPS.
5. Nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh persen) sampai dengan 100%
(seratus persen) dari nilai total HPS, Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5% (lima persen)
dari nilai Kontrak dan nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh persen)
dari nilai total HPS, besarnya Jaminan Pelaksanaan 5% (lima persen) dari nilai total HPS.
6. Dasar untuk menetapkan harga satuan timpang
7. Dasar untuk menetapkan besaran jaminan sanggah banding
Contoh 1
HARGA PERKIRAAN SENDIRI
PENGADAAN BARANG
K/L/D/I : ……….
Satker : Dinas
PPK : Drs…….
Lokasi : Kota….
Pembelian bahan/material yg
4 diperlukan unt uji coba … 4 1,000,000 4,000,000
Contoh 2
Perhitungan HPS per 1 Maret 2014 u8ntuk pe3ngadaan computer laptop merek PQR sebanyak 120 unit dan printer
ABC sebanyak 10 unit. Data survey adalah:
1. Komputer laptop merek PQR, harga satuan yang dikeluarklan oleh suatu departemen 8 juta, harga survey
beberapa toko 7 juta.
2. Komputer laptop spesifikasi core2Duo T6400, 2GB DDR2, 250GB HDFD, DVDRW, 56 K Modem, GbE NIC,
Wifi, Bluetooth, Fingerprint, VGA Intel GMA 4500 317 MB (shared), Camera, 12.1” WXGA, Win 8.
3. Printer ABC, harga satuan yang dikeluarha oleh suatu departemen 6 juta, harga pabrikan 5 juta
4. Printer ABC, spesifikasi A4, 120×1200 dpi, 27 ppm, 1×50 Tray , 1×250 tray, NIC, USB
5. PPK. Drs. Agung
Spesifikasi Jumlah Harga Satuan Jumlah
No.
Komputer laptop spesifikasi core2Duo
T6400, 2GB DDR2, 250GB HDFD,
DVDRW, 56 K Modem, GbE NIC, Wifi,
Bluetooth, Fingerprint, VGA Intel GMA
4500 317 MB (shared), Camera, 12.1”
1 WXGA, Win 8. Termasuk ongkos kirim 120 7,000,000 840,000,000
Jumlah 890,000,000
PPN 10 % 89,000,000
Total 979,000,000