Anda di halaman 1dari 110

PENYUSUNAN

Hara Perkiraan Sendiri


(HPS/OE)
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Dalam Perpres 54/2010 dan Perpres70/2112

Disampaikan oleh :
IGN. SURANTO
(Procurement Specialist)
07/18/16
1

TUJUAN DAN BAHASAN TEKNIS


HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
TK. DASAR
TUJUAN PELATIHAN

Membrikan pengetahuan dasar bagi PPK/Staf Pndukung PPK/PA/


KPA terkait dengan penyusunan HPS ;
Memiliki kemampuan tingkat dasar penyusunan HPS ;
Mengerti aturan yang berlaku ; dan
Dapat melaksanakan budaya kerja sesuai tuntutan pekerjaan.

MATERI BAHASAN TEKNIS :


1.

PENGERTI DAN TTUJUAN PENYUSUNAN HPS/OE

2.

DATA / INFORMASI

3.

KETENTUAN

4.

TEKNIK / PROSEDUR

5.

HPS PENGADAAN

6.

HPS PENGADAAN

BARANG/JASA LAINNYA

7.

HPS PENGADAAN

PEKERJAAN KONSTRUSI

harga satuan

PENYUSUNAN

HPS/OE

HPS/OE

PENYUSUNTAN
JASA

MENYUSUN
HPS/OE

KONSULTANSI

BAHASAN MENGENAI
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
1.

PENDAHULUAN

2.

APA GUNANYA HPS/OE

3.

PERLAKUAN TERHADAP HPS/OE

4.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN HPS/OE

5.

TEKNIK / PROSEDUR PEMBUATAN HPS/OE


5.1. PENYUSUNAN HPS JASA KONSULTANSI
5.2. PENYUSUNAN HPS PENGADAAN
BARANG/JASALAINNYA/PEKERJAAN KONSTRUKSI
5.2.a. HPS PENGADAAN BARANG/JASA LAINNYA CARA 1 & 2
5.2.b. HPS PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI CARA 1 & 2
5.2.C. HPS PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI CARA 3

6.

MATERI TAMBAHAN (CARA 3 TINGKAT LANJUTAN) SEBAGAI


REFERENS1
3

1. PENDAHULUAN
1)
PENGERTIAN
HPS/OE
adalahHPSperhitungan

biaya atas
pekerjaan barang/jasa sesuai dengan syaratsyarat yang ditentukan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa, dikalkulasikan
secara keahliaan dan berdasarkan data yang
dapat dipertanggung-jawabkan. HPS/OE dibuat
dan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)
4

2) REFERENSI
PENGERTIAN PERKIRAAN
BIAYA
National Estimating Society-USA
mendefinisikan perkiraan biaya sebagai
seni memperkirakan (the art of
approximating) kemungkinan besarnya biaya
yang diperlukan dalam suatu kegiatan dengan
mendasarkan atas informasi yang tersedia
pada saat itu.
Hal ini berarti bahwa dalam menyusun
perkiraan biaya perlu dilakukan pengkajian
atas biaya kegiatan terdahulu sebagai
masukan, serta melihat masa depan,
memperhitungkan dan mengadakan perkiraan
atas hal-hal yang akan atau mungkin terjadi.
MASTER

3) PENGEMBANGAN MODUL HPS

Modul HPS Tk. Menengah


Untuk materi pelatihan kompetensi bagi Ahli Pengadaan
Tingkat Menengah. LKPP sedang memfinalkan Modul HPS Tk
Menengah. Dalam Modul Ini karena erat keterkaitannya maka
Modul tersebut disatukan antara Kompetensi Penyususnan
HPS dan Penyusunan Spesifikasi Teknik sbg salah satu drri
4 Modul LKPP yaitu;

Sumber: Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Konsep
Dokumen
HPS

Diumumkan
nilai total
HPS

Disusun dan
ditetapkan

Tim
Pendukun
g PPK
Sumbe

Pejabat
Pembuat
Komitmen

r Data

Spesifikasi
Teknis &
Rencana
Kontrak

Kebijakan
Bidang
Pengadaan

ULP/Pejabat Pengadaan
Dapat mengusulkan kpd
.PPK:
perubahan HPS;
perubahan spesifikasi.

Dokumen
HPS
SAH
Sah jika:ditandatangani oleh:
Pejabat Pembuat Komitmen
(sebagai yg menetapkan).

Sumber: Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

6) SUMBER DATA/INFORMASI PENYUSUNAN HPS


a.Daftar biaya/tarif/ harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil
survei menjelang dilaksanakannya Pengadaan, dengan mempertimbangkan
informasi yang meliputi:
b.Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh BPS;
c.Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait
dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
d.Daftar biaya/tarif B/J yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal;
e.biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
f.inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah BI;
g.hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan
instansi lain maupun pihak lain;
h.perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan perencana (engineers estimate);
i.norma indeks; dan/atau
j.informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan

j.

Daftar Harga yang diumumkan instansi yang berwenang dalam kontrak

payung

HPS memperhitungkan PPn dan ( overhead + Profit yang wajar


maks 15 %)
HPS TIDAK BOLEH memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan

2. GUNANYA HPS/OE
1) Untuk menilai kewajaran harga penawaran yang
disampaikan pihak penyedia (evaluasi harga) dan
sebagai batas penawaran tertinggi kecuali pekerjaan
jasa konsultansi, kontes/sayembara, pelelangan terbatas
dengan penawar < 3 (tiga)
2) Sebagai dasar bagi penetapan nilai nominal jaminan
penawaran (1-3% dari HPS)
3) Untuk menetapkan tambahan nilai jaminan
pelaksanaan, bilamana penawaran kurang dari 80%
dari OE, dinaikan menjadi 80% HPS
4) Diumumkan dalam pengumuman pelelangan/seleksi
sebagai informasi bagi penyedia barang/jasa
10

Lanjutan

5) Sebagai acuan indikasi harga satuan timpang


(nilainya lebih besar dari 110% dari HPS) untuk
diklarifikasi

klarifikasi tidak dimaksudkan untuk


mencari/menawarkan/ mengijinkan perubahan
harga/substansi penawaran 11

Lanjutan
6. Sebagai patokan dalam hal seluruh penawaran di
atas pagu anggaran
Dalam hal terjadi pelelangan/seleksi gagal karena seluruh penawaran
di atas pagu, maka HPS/OE dapat dilakukan dua hal berkut : (i)
perubahan spesifikasi teknis, atau (ii) dilakukan revisi PO/LK

7) Sebagai acuan bila ada indikasi kuat KKN


8) Sebagai bahan perhitungan penyesuaian
harga/eskalasi
9) Sebagai acuan dalam negosiasi harga pada proses
penunjukan/pengadaan langsung dan pada seleksi
jasa konsultansi
10) Dasar untuk menetapkan besaran nilai Jaminan
12
sanggah banding

3. PERLAKUAN TERHADAP HPS/OE


1) Setiap pengadaan harus dibuat HPS/OE, kecuali untuk
kontes/sayembaraaan dan pengadaan langsung yang tidak
menggunakan SPK dan Surat Perjanjian
2) HPS dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang
dapat dipertanggung-jawabkan, disusun dan disahkan oleh
PPK
3) Nilai total HPS tidak bersifat rahasia (dicantumkan
pengumuman pelaksanaan pengadaan) sebagai upaya
transparansi dan menjadi bahan pertimbangan penyedia
dalam memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh
4) Rincian HPS rahasia, sebagai alat negosiasi dan untuk
mencegah pencontohan dalam metoda pelaksanaan
13
pekerjaan dan

Lanjutan
5) HPS memperhitungkan PPN, overhead &
profit (paling tingggi 15% ),
6) Tidak boleh memperhitungkan PPh, biaya
lain-lain, biaya tidak terduga.
7) Dilarang penerapan sistim koridor, misalnya
Penawaran memenuhi syarat > 80% HPS
dan < 100% HPS
8) Dapat dilakukan revisi sebelum batas waktu
pemasukan penawaran dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan
14

Kondisi lingkungan pekerjaan


Lokasi ketersediaan barang/bahan/peralatan/SDM, dan tempat
penyerahan barang/jasa
Kemampuan pasar setempat
Perpajakan dan perijinan
Peningkatan produksi DN
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
MENETAPKAN HPS

ULP/PEJABAT PENGADAAN
MENGUMUMKAN NILAI TOTAL HPS

Rp
PENYEDIA
BARANG/ JASA

Harga optimal/ wajar


Memperhitungkan semua komponen biaya
Perhitungkan keuntungan penyedia +
overhead (maks 15%)
TIDAK MARK-UP

Sumber: Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

15

2)

RUANG LINGKUP HPS

1) Untuk Pekerjaan Konstruksimeliputi :


kuantitas dan spesifikasi teknis
2) Untuk Barang meliputi : jenis, jumlah,
spesifikasi teknis barang, dan
distribusi
3) Untuk Jasa Konsultan meliputi :
kuantitas, dan kualifikasi tenaga ahli
dan pendukung yang dibutuhkan
(pendidikan dan pengalaman), serta
lama penugasan yang keseluruhannya
dituangkan dalam TOR/KAK
4) Jasa Lainnya meliputi: Kuantitas,
speesifikasi teknis, layannan dsb.

5. TEKNIK / PROSEDUR PEMBUATAN HPS

Jenis HPS menurut bidang Pengadaan :


1) Pekerjaan Jasa Konsultasi
2) Barang/ Jasa Lainnya
3) Pekerjaan Konstruksi

PERHITUNGAN HARGA SATUAN


PERALATAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

KOREKSI::
Biaya langsung nonpersonil tidak melebihi 40%
dari biaya total , KECUALI
untuk pekerjaan yang
bersifat khusus

Sumber:Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

19

Untuk jasa konsultansi lebih berfokus pada biaya


personel, dengan prosedur sebagai berikut :

Merupakan prosedur dasar, bahwa


pengecekan besaran dana dari pagu
anggaran yang tersedia dalam
DIPA/PO/DASK/RKAP/dokumen lain yang
dipersamakan , bidang pengadaannya dan
swakelola/non swakelola

Pelajari dokumen pemilihan penyedia jasa,


terutama hal-hal yang terkait dengan
instruksi kepada penyedia jasa,
Sepesifikasi Teknis/Kerangka Acuan
Kerja/Terms of References, sehingga dapat
diketahui kualifikasi tenaga ahli yang
dibutuhkan, data/fasilitas pelaksanaan jasa
yang diperlukan da sistem pelaporannya.

Komponen biaya secara garis besar terdiri dari dua


komponenyaitu
biaya langsung personil (renumeration) dan
biaya langsung non personil (direct reimbursable
cost),
PPN 10%
Komposisi biaya langsung non personil yang
diperkenankan maksimal sebesar 40 % dari total biaya
pekerjaan, dikecualikan dari ketentuan dimaksud adalah
pekerjaan konsultansi tertentu : pemetaan udara, survei
lapangan, pengukuran, dan penyelidikan tanah, dan
lain-lain sesuai metoda pelaksanaannya.
Bila suatu pekerjaan dilakukan oleh konsultan
perorangan (individual consultant) maka biaya langsung
personil konsultan perorangan tersebut tidak boleh

Harga satuan biaya langsung personil per satuan waktu, pada


dasarnya disesuaikan dengan harga pasar yang berlaku.
Bilamana harga pasar tidak tersedia, dapat
menggunakan harga satuan tabel sebelumnya dengan
tetap mempertimbangkan terjadinya perubahan harga
berdasarkan indeks dari BPS;
Bila diperlukan , dapat digunakan perhitungan eskalasi
harga dari harga yang dihasilkan berdasarkan
tambahan pengalaman yang layak dalam pelaksanaan
pekerjaan kontrak lalu
Tabel harga satuan biaya personil dan non personil dari
INKINDO dengan mempertimbangankan dana tersedia
Untuk seleksi internasional berdasarkantrak lalu atau besaran
biaya langsung personil dpt mengacu pada unit biaya personil
yang berlaku di luar negeri.

Data yang dipakai untuk menyusun HPS berdasarkan pada


data harga setempat yang diperoleh berdasarkan hasil
survey menjelang dilaksanakannya pengadaan, dengan
mempertimbangkan informasi yang meliputi:
informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi
oleh BPS
informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi
oleh asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat
dipertanggungjawabkan;
biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan
dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau
kurs tengah Bank Indonesia;
hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang
dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain;
perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan
perencana (engineers estimate);
norma indeks; dan/atau
informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

SEBAGAI REFERENSI
Biaya Langsung Personil (BLP) berdasarkan SEB Bappenas dan
Departemen Keuangan No 604/D.VI/02/1998 : SE-

35/A/21/0298

Biaya langsung personil (BLP) denagn satuan bulan menggunakan


formula sebagai berikut :

BLP = GD + BBS + BBU + TP + K


GD = Gaji Dasar
BBS = Beban Biaya Sosial
BBU = Beban Biaya Umum
TP = Tunj. Penugasan
K
= Laba

Apabila penugasan konsultan dihitung dalam satuan selain


bulan (month), maka konversi maksimum biaya langsung personil
per satuan waktu adalah sebagai berikut:
SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan (Person Month Rate)
SBOM = Satuan Biaya Orang Minggu (Person Week Rate) = SBOB :
4,1
SBOH = Satuan Biaya Orang Hari (Person Day Rate) = (SBOB : 22)
x 1,1

Sebagai Referensi Biaya Langsung Personil (BLP) berdasarkan


SEB Bappenas dan Departemen Keuangan No
1203/D.II/03/2000 : SE-38/A/2000

BLP = GD + BBS + BBU + TP + K

(direct reimbursable cost), seperti :


- biaya pelaporan,
- komunikasi,
- perjalanan,
- biaya sewa kantor dan fasilitas kerja,
- biaya pengurusan surat ijin,
- biaya sewa kendaraan dll
tidak melebihi 40% (empat puluh persen) dari total
biaya, kecuali untuk jenis pekerjaan konsultansi
yang bersifat khusus, seperti:
pemetaan udara, survei lapangan, pengukuran,
penyelidikan tanah, dan lain-lain.

Hitung jumlah biaya setiap item pengeluaran,


baik
untuk biaya langsung personil (BLP) maupun
biaya
langsung non personil (BLNP), dengan cara
sebagai
berikut :
BLP = Jml Personil x Lama Penugasan x Imbalan per satuan
waktu
BLNP = Jumlah volume pekerjaan x harga satuan

Jumlah personil = tenaga ahli/tenaga pendukung


sesuai dengan pendidikan/pengalamannya.

a.

BIAYA LANGSUNG PERSONIL (REMUNERATION)

BIAYA TENAGA AHLI, ASISTEN TA, TENAGA PENDUKUNG


OH, OB
BERDASARKAN KEAHLIAN DAN PENGALAMAN TA
GAJI KONTRAK TERAKHIR YANG TELAH DIAUDIT (AUDITED PAY ROLL)
TERMASUK BBS), (BBU), DAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM

BEBAN BIAYA SOSIAL (BBS)


DIBAYARKAN KEPADA TA TETAP
(PERMANEN):
tunjangan hari libur
cuti tahunan
cuti sakit
tunjangan pengobatan
tunjangan transportasi
tunjangan pensiun
asuransi tenaga kerja
tunjangan sosial lainnya

BEBAN BIAYA UMUM (BBU) TUNJANGAN HARI


LIBUR
Biaya manajemen dan administrasi
kantor
Gaji tenaga adm, juru ketik, pesuruh,
pengemudi, dsb
Biaya jasa hukum, auditor, dsb
Biaya kantor/ruang kerja
Biaya listrik, air, telpon, dsb
Biaya karena kekosongan kerja
Biaya depresiasi
Bunga modal
Biaya penelitian dan pengembangan
Bu lainnya.

KEUNTUNGAN (K)
keuntungan perusahaan
deviden/bonus
dana cadangan dan investasi
pajak perusahaan

TUNJANGAN PEKERJAAN (TP):


tunjangan khusus untuk tenaga ahli
penugasan tertentu
ha-hal lain:

PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS/OE PEKERJAAN JASA
KONSULTAN

Dilakukan cek ulang terhadap harga/ data paling mutakhir dari


suatu item paket pekerjaansejenis/harga satuan barang/jasa
dipasar setempat .
Apakah HPS/OE yang dihitung lebih besar dari pagu anggaran .
Dilakukan loptimasi dengan angkah-langkah sebagai berikut:
1)Menurunkan harga satuan personil dan atau nonpersonil
tanpa merubah spesifikasi dalam KAK.
2)Mengubah spesifikasi teknis (KAK)dari pekerjaan Jasa
Konsultansi yang akan dilaksanakan.
3)Bila hal perubahan terjadi pada tenaga ahli jasa konsultansi,
maka perubahan spesifikasi teknis dapat berupa
menurunkan (down-grade) kualifikasi tenaga ahlinya
(konsultan pendidikan S2 menjadi S1 atau pendidikannya
tetap sama namun persyaratan pengalamannya diturunkan.
4)Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila setelah
dilakukan perubahan spesifikasi teknis masih mempunyai
nilai HPS/OE lebih besar dari pagu anggaran tersedia.
5)Untuk pekerjaan Perencanaan, Pengawasan, Manajemen
Konstruksi Bangunan Gedung Pemerintah Total HPS tidak
dibenarkan melebihi X% dari Pagu Fisik. Nilai X didapat
pada tabel pada Kepmen.PU No.45 Th.2007 atau
penggantinya 18,6,

CONTOH : TABEL BIAYA JASA KONSULTANSI PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG

SIMULASI PENYUSUNAN HPS JASA

PERHITUNGAN HARGA SATUAN


PERALATAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

5.2)
BAGAN ALIR PENYUSUNAN HPS (BARANG?JASA
LAINNYA/PEKERJAAN
KONSTRUKSI)
SASARAN PAKET
PEKERJAAN
(Judul Pagu/DED/EE/RAB)
DITUANGKAN DALAM BOQ)

SPESIFIKASI
CARA 1

Kuantitas
Pekerjaan

Kebutuhan
Bahan

CARA 3

Produksi
Bahan

Bahan baku
Di Lapangan

CARA 2

Analisa Harga Satuan


Harga
Satuan
Dasar
Bukan
olahan

Biaya
Biaya
Bahan Peralatan
Analisa Harga Satuan
B.Umum & Biaya
Untung
Upah

Kebutuhan
Peralatan

Perhitungan
Waktu

Penyesuaian
Penggunaan
Peralatan

Harga
Satuan

DATA
HARGA

Optimasi
Ruang Lingkup/
Spesifikasi

Harga
Satuan
Dasar
Hasil
Olahan

TIDAK

Total
Biaya
?

OK

OK

SELESAI

WAKTU
PELAKSANAAN
?

TIDAK

Catatan: Jika HPS


Cara 1

Cara 2

lebih besar dari Pagu


Dana, maka dapat
dilakukan optimasi:
1.Perubahan
spesifikasi teknis
2.Revisi Anggaran

HPS/OE atas
Pekerjaan Barang/Jasa
1.Teliti besaran
dana dari pagu
Lainnya
anggaran yang tersedia dalam
DIPA/PO/DASK/ RKAP/dokumen lain
yang dipersamakan.
Besaran pagu anggaran ini
merupakan batas maksimal untuk
perhitungan HPS/OE.
Nilai HPS/OE wajar dan diupayakan
lebih kecil dari Pagu Anggaran;

2.Pelajari dokumen pemilihan penyedia


barang/jasa, terutama:

Meneliti dokumen pengadaan


terutama :

instruksi kepada penawar,


syarat-syarat kontrak,
spesiflkasi teknis dan
gambar-gambar termasuk meneliti barang
yang akan dibeli apakah barang fabrikasi,
barang fabrikasi yang akan dipasang
Berdasarkan
spesifikasi
teknis
yang
telah
(install) dan
uji coba atau
barang
yang
ditetapkan
dalam dokumen pemilihan
dibuat sendiri.
penyedia barang/jasa, kemudia survey
/cara lain untuk dapatkan informasi
mengenai merk barang atau jenis jasa
lainnya yang sesuai dengan spesifikasi
dan harganya.

FORMAT BOQ / HARGA PERKIRAAN SENDIRI


Pekerjaan . . (Pengadaan Barang/Jasa
Lainnya)

MATA PEMBAYARAN

SATUAN

a.
b.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
JUMLAH
PPN (10%)
TOTAL
PEMBULATAN

40

VOLUME

HARGA
SATUAN

HARGA

3.Hitung harga dari barang/jasa


lainnya, dengan mengacu pada
rata-rata harga br/jl dari
seluruh barang/jasa lainnya
yang memenuhi spesifikasi
teknis, yang didasarkan pada
data harga pasar setempat.
Kalau harga pasar setempat
tidak diperoleh, gunakan
data harga yang termuat
dalam SPK/kontrak
sebelumnya dengan

4.a.Hitung harga satuan dengan cara 1


(untuk barang.jasa tersedia di pasar tanpa
melakukan Analisa Harga Satuan)
4.b.Hitung harga satuan dengan cara 2
(untuk barang.jasa tersedia di pasar
dengan melakukan Analisa Harga Satuan)

Pengadaan barang yang akan dipasang dan atau yang


dirakit sendiri terlebih dahulu diteliti harga satuan dasar
:

# bahan/material,
# tenaga kerja dan upah
(maksimal 15%)

# Peralatan/transport di pasaran
# Biaya umum dan keuntungan

selanjutnya dihitung harga satuan barang.

Meneliti kandungan lokal barang sesuai


dokumen pengada an, dan selanjutnya di dalam
mempertimbangkan penggu naan br/jl yang
jumlah kandungan lokalnya lebih tinggi.

Analisa Harga Satuan (Sederhana)


Pekerjaan . Satuan ..

KOMPONEN

SATUAN

BAHAN
1.
2.

ALAT
1.
2.
UPAH
1.
2.
JUMLAH
BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN
HARGA SATUAN
PEMBULATAN
43

VOLUME

HSD (RP)

HARGA (RP)

5. Hitung jumlah biaya untuk setiap


item barang/jasa lainnya yaitu:
jumlah volume barang/jasa
lainnya x harga satuan
6. Jumlah semua biaya untuk
seluruh item barang/jasa lainnya
yang diadakan
7. Hitung Pajak Pertambahan Nilai
(PPN): 10 % jumlah biaya untuk
seluruh item barang/jasa lainnya
8. Total harga pekerjaan yang
dituangkan dalam HPS/OE =
Jumlah biaya seluruh masa
pembayaran + PPN 10 %

PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS/OE

Dilakukan cek ulang terhadap harga/ data paling


mutakhir dari suatu item paket
pekerjaansejenis/harga barang dipasar setempat .
Apakah HPS/OE yang dihitung lebih besar dari
pagu anggaran.
Dilakukan loptimasi dengan angkah-langkah
sebagai berikut:
Mengubah spesifikasi tekni dari Barang yang
akan dilaksanakan, tanpa pengurangan
sasaran.
Bila perubahan spesifikasi teknis dapat
berupa menurunkan maupun peningkatan.
Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan
(menambah dana atau mengurangi lingkup
pekerjaan) , bila setelah dilakukan perubahan
spesifikasi teknis masih mempunyai nilai
HPS/OE lebih besar dari pagu anggaran .

PERHITUNGAN HARGA SATUAN


PERALATAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

Catatan: Jika HPS


Cara 1

Cara 2

lebih besar dari Pagu


Dana, maka dapat
dilakukan optimasi:
1.Perubahan
spesifikasi teknis
2.Revisi Anggaran

HPS/OE atas
Pekerjaan Konstruksi
1. Teliti besaran dana dari pagu anggaran yang
tersedia dalam DIPA/PO/
DASK/
RKAP/dokumen
lain
Cara
1
&
2
yang dipersamakan.
Besaran pagu anggaran ini merupakan batas
maksimal untuk perhitungan HPS/OE.
Untuk Bangunan Gedung Negara perlu diteliti
pemenuhan ketentuan Perpmen PU No. 45
Th.2007:
Bandingkan pagu anggaran dengan maksimum
biaya konstruksi fisik dengan memperhatikan sifat
konstruksi (Sederhana/Tidak Sederhana/Khusus)
Apakah pagu tersebut termasuk/diluar biaya jasa
konsultansi perencana/pengawas/managemen
konstruksi.
Nilai HPS/OE wajar dan diupayakan lebih kecil dari
Pagu Anggaran;

2.Pelajari dokumen pemilihan penyedia


pekerjaan konstruksi, terutam

Meneliti dokumen pengadaan


terutama :

instruksi kepada penawar,


syarat-syarat kontrak,
spesiflkasi teknis(metode kerja, spec teknis,
jangka waktu pelaksanaan,peralatan,
personil, subkontrak) dan
gambar-gambar termasuk meneliti barang
yang akan spesifikasi
dibeli apakah
barang
fabrikasi,
Berdasarkan
teknis
yang
barang fabrikasi yang akan dipasangtelah
(install)
ditetapkan
dalam
pemilihan
dan uji coba
ataudokumen
barang yang
dibuat
sendiri.pekerjaan konstruksi kemudia
penyedia
survey /cara lain untuk dapatkan informasi
mengenai jenis mata pembayaran, merk
barang atau jenis jasa lainnya yang sesuai
dengan spesifikasi dan harganya.

FORMAT BOQ / HARGA PERKIRAAN SENDIRI


Pekerjaan . . (Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi)

MATA PEMBAYARAN
1.

SATUAN

Persiapan

a.
b.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
JUMLAH
PPN (10%)
TOTAL
PEMBULATAN

50

VOLUME

HARGA
SATUAN

HARGA

3.Hitung harga dari barang/jasa


lainnya, dengan mengacu pada
rata-rata harga br/jl dari
seluruh barang/jasa lainnya
yang memenuhi spesifikasi
teknis, yang didasarkan pada
data harga pasar setempat.
Kalau harga pasar setempat
tidak diperoleh, gunakan
data harga yang termuat
dalam SPK/kontrak
sebelumnya dengan

4.a.Hitung harga satuan dengan cara 1 (untuk


barang.jasa tersedia di pasar tanpa
melakukan Analisa Harga Satuan)
4.b.Hitung harga satuan dengan cara 2 (untuk
mata pembayaran yang tidak tersedia di
pasar dengan melakukan Analisa Harga
Satuan) Pengadaan barang yang akan dipasang dan atau
yang dirakit sendiri terlebih dahulu diteliti harga satuan
dasar :

# bahan/material,
# tenaga kerja dan upah
15%)

# Peralatan/transport di pasaran
# Biaya umum dan keuntungan (maksimal

selanjutnya dihitung harga satuan mata pembayaran.


(AHS Pekerjaan Kontruksi dijelaskan lebih lanjut di
tayangan berikutnya)

Meneliti kandungan lokal barang sesuai dokumen


pengada an, dan selanjutnya di dalam
mempertimbangkan penggu naan br/jl yang
jumlah kandungan lokalnya lebih tinggi.

Analisa Harga Satuan (sederhana)


Pekerjaan . Satuan ..

KOMPONEN

SATUAN

BAHAN
1.
2.

ALAT
1.
2.
UPAH
1.
2.
JUMLAH
BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN
HARGA SATUAN
PEMBULATAN
53

VOLUME

HSD (RP)

HARGA (RP)

MENGHITUNG AHS
d.

a.
MASUKAN
b.
PROSES
c.
KELUARAN
HARGA SATUAN MATA PEMBAYARAN

Bila dalam Analisa Harga Satuan sudah


memperhitungkan
Biaya
Umum
dan
Keuntungan atau hasil survey harga
satuan telah diperhitungkan ada biaya
umum dan keuntungan maka dalam
daftar kualitas dan harga daru HPS tidak
lagi dicantumkan.
Apabila dalam harga satuan hasil survey
sudah termasuk PPN maka harga satuan
yang tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga PPN nya dikeluarkan dan baru
dicantumkan
pada perhitungan
Total HPS.
BIAYA UMUM/OVERHEAD :
KEUNTUNGAN/PROFIT :
OPERASIONAL
& PENGELUARAN
KANTOR Harga
TERMASUK
RESIKO PEKERJAAN
Untuk
PPN
daklam
Satuan
Dasar
PUSAT YANG BUKAN BAGIAN DARI BIAYA
PENGADAAN
tidak
perlu dikeluarkan dan ikut sebagai
MANAJEMEN, AKUTANSI, PELATIHAN &
masukan
dalam proses AHS.
AUDITING;
PERIJINAN, REGISTRASI DAN LAINNYA
BIAYA PERIKLANAN, HUMAS & PROMOSI

5. Hitung jumlah biaya untuk setiap


item barang/jasa lainnya yaitu:
jumlah volume barang/jasa
lainnya x harga satuan
6. Jumlah semua biaya untuk
seluruh item barang/jasa lainnya
yang diadakan
7. Hitung Pajak Pertambahan Nilai
(PPN): 10 % jumlah biaya untuk
seluruh item barang/jasa lainnya
8. Total harga pekerjaan yang
dituangkan dalam HPS/OE =
Jumlah biaya seluruh masa
pembayaran + PPN 10 %

PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS/OE

Dilakukan cek ulang terhadap harga/ data paling


mutakhir/baru dari item pekerjaan konstruksi
sejenis/barang/alat dipasar setempat .
Apakah HPS/OE yang dihitung lebih besar dari
pagu anggaran.
Dilakukan loptimasi dengan angkah-langkah
sebagai berikut:
Mengubah spesifikasi tekni dari Barang yang
akan dilaksanakan, tanpa pengurangan sasaran.
Bila perubahan spesifikasi teknis dapat berupa
menurunkan maupun peningkatan.
Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan
(menambah dana atau mengurangi lingkup
pekerjaan) , bila setelah dilakukan perubahan
spesifikasi teknis masih mempunyai nilai
HPS/OE lebih besar dari pagu anggaran .

CONTOH KETENTUAN/FAKTOR YG PERLU


DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN
Standar luas Rumah Negara ditentukan sesuai dengan tipe perun
PAGU/
HPS
BANGUNAN GD NEGARA
tukannya,
sebagai
berikut:

Tipe
Luas Bangunan Luas lahan
Khusus
400 m2
1.000 m2
A
250 m2
600 m2
350 m2
B
120 m2
200 m2
C
70 m2
120 m2
D
50 m2
E
36 m2
100 m2
Jenis dan jumlah ruang minimum yang harus ditampung dalam tiap
Tipe Rumah Negara, sesuai dengan yang tercantum dalam Tabel D.
Luas teras beratap dihitung 50%, sedangkan luas teras tidak
beratap dihitung 30%.
Standar Harga Satuan Tertinggi per-m2 pembangunan bangunan
gedung negara ditetapkan secara berkala untuk setiap kabupaten/
kota oleh Bupati/Walikota setempat, khusus untuk Provinsi DKI
Jakarta ditetapkan oleh Gubernur.

PERHITUNGAN HARGA SATUAN


PERALATAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

Catatan: Jika HPS


lebih besar dari Pagu
Dana, maka dapat
dilakukan optimasi:
1.Perubahan
spesifikasi teknis
2.Revisi Anggaran

BAGAN ALIR PROSES ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN SATUAN DASAR BAHAN OLAHAN
MASUK-AN
Bahan

PROSES
Saluran Mata pembayaran

Harga Satuan Dasar Bahan (Bahan Dasar) Berupa data


otentik yang tersedia
Harga Satuan Bahan Olahan
- Masukan : 1. Jarak Quarry
2. Harga Satuan Bahan Dasar
3. Harga Satuan Dasar Alat
4. Kapasitas Alat
5. Faktor Efisiensi Produksi Alat
6. Faktor Kehilangan Material
- Proses : 1. Biaya Kerja Alat
2. Kebutuhan Bahan Dasar
3. Proses Pencampuran
- Keluaran : Harga Satuan Dasar Bahan (Agregat
Kasar dan
Halus)

Alat
Masukan : 1. Asumsi
2. Jenis Alat
3. Kapasitas Alat
4. Masukan biaya Pasti
a. Umur Ekonomis Alat
b. Jam Kerja Alat per Tahun
c. Harga Pokok Alat
d. Nilai Sisa Alat
e. Tingkat Suku Bunga Pinjaman
5. Masukan Biaya Operasi & Pemel.;
a. Tenaga Mesin (HP)
b. Harga Satuan Dasar Tenaga
c. Harga Satuan Dasar Bahan Bakar
d. Harga Satuan Dasar Minyak Pelumas
a. Proses : 1. Biaya Pass
2. Biaya Operasi & Pemeliharaan
a. Kekuatan : Harga Satuan Dasar Alat

Upah Tenaga
Hari Orang Standa (HO atau MD)
Jam Orang Standar ( JO atau MH) Berupa data otentik
yang tersedia
Resume : Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja

Biaya Umum & Keuntungan

Biaya Umum
Keuntungan
Resume : Biaya Umum + Keuntungan (Max. 10 %)
Sesuai Surat Edaran Menteri PU Nomor :
..

KELUARAN

Bahan
Harga Satuan Setiap
Mata Pembayaran

Asumsi
Faktor-faktor
Komposisi Campuran Dalam Spec.
Koefisien Bahan
Harga Satuan Dasar Bahan

Volume Pekerjaan
Alat

Jenis Alat Yang Dipewrlukan


Kapasitas Alat
Faktor Produksi Alat
Waktu Siklus Kerja Alat (Cycle Time)
Hasil Produksi Alat / Satuan Waktu
Koefisien Alat
Harga Satuan Komponen Alat/Satuan
Waktu

Harga Pekerjaan
Setiap Mata
Pembayaran

Upah Tenaga Kerja


Harga Total Seluruh
Mata Pembayaran

Jenis Tenaga Yang Diperlukan


Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Yang Diperlukan
Koefisien Tenaha Kerja
Harga Satuan Dasar Alat

PPN 10%
Biaya Umum & Laba
Perkiraan (Estimasi)
Biaya Proyek
(EE/OE)

Biaya Umum + Keuntungan ( Maksimum 10 % )

60

(Contoh)

(Contoh)

(Contoh)

Perhitungan HPS sesuai Perpres 54 Th 2011

b. PROSES
HARGA SATUAN DASAR BAHAN
(Asumsi, Faktor-faktor, Komposisi dalam Spec, Koefisien Bahan, Harga
Satuan Dasar Bahan)

HARGA SATUAN DASAR ALAT

(Jenis Alat Yang Dipewrlukan, Kapasitas Alat, Faktor Produksi Alat, Waktu Siklus Kerja
Alat , Hasil Produksi Alat / Satuan Waktu, Koefisien Alat, Harga Satuan, Komponen
Alat/Satuan Waktu)

HARGA SATUAN DASAR TENAGA


KERJA
(Jenis Tenaga Yang Diperlukan, Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Yang
Diperlukan, Koefisien Tenaha Kerja, Harga Satuan Dasar Alat)

OVERHEAD & PROFIT


(Biaya Umum + Keuntungan, Maksimum 15 % )

c. KELUARAN
HARGA SATUAN
SETIAP ITEM
HARGA PEKERJAAN
SETIAP ITEM
HARGA TOTAL SELURUH ITEM
HARGA PERKIRAAN SENDIRI
(HPS)

d. PERHITUNGAN TOTAL HPS

PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS/OE

Dilakukan cek ulang terhadap harga/data paling


mutakhir/baru dari item pekerjaan konstruksi
sejenis/barang/alat dipasar setempat termasuk
efisiensi/efektifitas dalam proses bahan olahan .
Apakah HPS/OE yang dihitung lebih besar dari pagu
anggaran.
Dilakukan loptimasi dengan angkah-langkah sebagai
berikut:
Mengubah spesifikasi tekni dari
Barang/Metode/Sumber Bahan Baku yang akan
dilaksanakan, tanpa pengurangan sasaran.
Bila perubahan spesifikasi teknis dapat berupa
menurunkan maupun peningkatan.
Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan (menambah
dana atau mengurangi lingkup pekerjaan) , bila
setelah dilakukan perubahan spesifikasi teknis
masih mempunyai nilai HPS/OE lebih besar dari
pagu anggaran .

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA


Proyek / Bagpro

No. Paket Kontrak

Nama Paket

Prop / Kab / Kodya

No. Mata

(Contoh)
Uraian

Pembayaran
a

Satuan

Perkiraan

Harga

Jumlah

Kuantitas

Satuan
(Rupiah)

Harga-Harga
(Rupiah)

f = (d x e)

DIVISI 1. UMUM
1.2

Mobilisasi

LS

1.0

438,310,000

1.8 (1)

Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas

LS

1.0

22,626,056

22,626,056

1.8 (2)

Pemasangan dan Pemeliharaan Jembatan Sementara

LS

1.0

121,795,484

121,795,484

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)

438,310,000

582,731,540

DIVISI 2. DRAINASE
2.1

Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

M3

10,000.0

16,258.75

162,587,500

2.2

Pasangan Batu dengan Mortar

M3

598.0

363,058.22

217,108,816

2.3 (1)

Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam < 45 cm

M1

23.0

177,997.17

4,093,935

2.3 (2)

Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 45-<75 cm

M1

23.0

252,705.21

5,812,220

2.3 (3)

Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 75-<95 cm

M1

23.0

398,363.27

9,162,355

2.3 (4)

Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 95-120 cm

M1

23.0

524,402.92

12,061,267

2.3 (5)

Gorong-Gorong Beton Tanpa Tulang Diameter Dalam 20-30 Cm

M1

235.0

71,433.66

16,786,910

2.3 (6)

Gorong-Gorong Pipa Baja Bergelombang

Ton

2.3

9,893,851.45

22,755,858

2.4 (1)

Timbunan Porus atau Bahan Penyaring

M3

24.0

178,265.33

4,278,368

2.4 (2)

Anyaman Filter Plastik

M2

24.0

16,857.50

404,580

2.4 (3)

Pipa Berlubang Banyak Untuk Pek. Drainase di Bawah Permukaan

M1

24.0

24,532.41

588,778

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)

455,640,587

Cumm

(Contoh)

% Thd.

No. Mata

Total
Biaya

Pembayaran

0.1472

7.6 (18)

Pengujian Pembebanan Statis Pada Tiang dgn. Dia. s/d 600 mm

Buah

4.0

10,573,063

42,292,250

0.2034

7.6 (19)

Pengujian Pembebanan Statis Pada Tiang dgn. Dia. > 600 mm

Buah

4.0

14,609,305

58,437,222

26.1327

5.1 (2)

Lapis Pondasi Agregat Kelas B

M3

26,750.0

280,650

7,507,398,200

15.2901

5.1 (1)

Lapis Pondasi Agregat Kelas A

M3

16,050.0

273,679

4,392,552,765

7.7870

6.3 (5)

Lapis Aus Aspal Beton (AC-WC) t = 5 cm

M2

74,900.0

29,867

2,237,038,300

9.3947

6.3 (6)

Lapis Pengikat Aspal Beton (AC-BC) t = 5 cm

M3

3,745.0

720,672

2,698,916,003

5.6424

4.2 (1)

Lapis Pondasi Agregat Kelas A

M3

5,936.0

273,072

1,620,954,680

2.2249

3.1 (1)

Galian Biasa

M3

31,890.0

20,043

639,158,833

1.6678

7.2 (1) a

8.0

59,892,502

479,140,018

1.6710

6.5 (1)

Campuran Aspal Dingin Untuk Pelapisan Kembali

M3

651.0

737,418

480,058,949

7.5152

3.2 (2)

Timbunan Pilihan

M3

10,000.0

215,896

2,158,956,700

1.7387

8.4 (1)

Marka Jalan Thermoplastic

M2

4,400.0

113,523

499,499,836

1.7252

6.3 (4)

Asphalt Treated Base (ATB)

M3

634.0

781,708

495,602,612

0.8556

7.3 (1)

Baja Tulangan U24 Polos

Kg

43,750.0

5,618

245,798,423

1.5257

1.2

Mobilisasi

LS

1.0

438,310,000

438,310,000

0.6257

7.6 (9) a

Pengadaan Tiang Pnc. Beton Bertulang Pracetak Ukuran 40x40cm

M3

76.0

2,365,231

179,757,542

0.7557

2.2

Pasangan Batu dengan Mortar

M3

598.0

363,058

217,108,816

0.5660

2.1

Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

M3

10,000.0

16,259

162,587,500

0.4710

7.6 (10) a

Pengadaan Tiang Pnc. Beton Pratekan Pracetak Ukuran Dia.40cm

M3

76.0

1,780,272

135,300,657

0.7734

7.10 (1)

Pasangan Batu Kosong Yang Diisi Adukan

M3

710.0

312,924

222,176,352

0.5659

8.1 (5)

Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor

M3

200.0

812,834

162,566,856

0.5243

6.1 (2)

Lapis Perekat

Liter

46,850.0

3,215

150,634,931

0.5224

6.3 (3)

Lataston (HRS)

M2

6,330.0

23,711

150,089,237

0.4240

1.8 (2)

Pemasangan dan Pemeliharaan Jembatan Sementara

LS

1.0

121,795,484

121,795,484

0.5565

6.2 (1)

Agregat Penutup BURTU

M2

34,800.0

4,594

159,883,032

0.2860

7.6 (8)

Pengadaan Tiang Pancang Baja

Kg

7,600.0

10,809

82,150,908

0.4154

7.1 (6)

Beton K175

M3

200.0

596,615

119,322,964

0.3417

6.3 (1)

Latasir (SS) Kelas A

M2

6,310.0

15,559

98,174,892

0.5009

8.1 (1)

Lapis Pondasi agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor

M3

500.0

287,787

143,893,720

0.3424
0.2853

7.1 (5)
6.3 (2)

Beton K250
Latasir (SS) Kelas B

M3
M2

150.0
6,320.0

655,766
12,969

98,364,899
81,964,017

Uraian

Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang ...31.60.... meter

Satuan

Buah

Perkiraan

Harga

Jumlah

% for

Kuantitas

Satuan
(Rupiah)

Harga-Harga
(Rupiah)

Major
Items

REKAPITULASI
PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN
Proyek / Bagpro
No. Paket Kontrak
Nama Paket
Prop / Kab / Kodya

(Contoh)

:
:
:

No. Divisi

Uraian

Jumlah Harga
Pekerjaan
(Rupiah)

Umum

Drainase

Pekerjaan Tanah

Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan

Pekerasan Non Aspal

Perkerasan Aspal

6,852,461,415

Struktur

2,465,995,206

Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor

1,046,643,138

Pekerjaan Harian

188,739,021

Pekerjaan Pemeliharaan Rutin

105,485,011

10
(A)

Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan )

(B)

Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A)

(C)

JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B)

Terbilang :

582,731,540
455,640,587
3,167,917,967
1,787,997,295
12,074,420,321

28,728,031,501
2,872,803,150
31,600,834,651

....................................
....................................

..............., ................. 20...


Menyetujui / Mengesahkan
Proyek / Bagpro ......................
Pinpro / Pinbagpro,

Panitia Pelelangan
Ketua,

1. KOMPONEN
BAHAN
DIPEROLEH DARI SPESIFIKASI :
LANGSUNG : DAPAT DIAMBIL DARI
TABEL ATAU DIHITUNG DARI FORMULA
YANG TERSEDIA DALAM SPESIFIKASI
TIDAK LANGSUNG : HARUS DIHITUNG
DARI GRADASI ATAU KETENTUAN LAIN
YANG DISYARATKAN DALAM SPESIFIKASI
DENGAN SUATU ASUMSI

2. Komponen Alat
1) Biaya Pasti
2) Biaya Operasi dan
Pemeliharaan
3) Rumus Umum Kapasitas
Produksi

3. OVERHEAD &
PROFIT
OVERHEAD :

OPERASIONAL & PENGELUARAN KANTOR PUSAT


YANG BUKAN BAGIAN DARI BIAYA PENGADAAN
UNTUK SETIAP MATA PEMBAYARAN;
MANAJEMEN, AKUTANSI, PELATIHAN &
AUDITING;
PERIJINAN, REGISTRASI DAN LAINNYA
BIAYA PERIKLANAN, HUMAS & PROMOSI
DAN LAIN SEBAGAINYA

PROFIT :

TERMASUK RESIKO PEKERJAAN

MATERI TAMBAHAN
(hanya sebagai referensi)
PENYUSUNAN HPS CARA 3
(TINGKAT LANJUTAN)

PERHITUNGAN HARGA SATUAN


PERHITUNGAN
HARGA SATUAN
PERALATAN
PERALATAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PEKERJAAN KONSTRUKSI

SUMBER : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PENGEMBAGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KRITERIA PERALATAN
Uraikan jenis peralatan yang dipakai dalam
kodenya, umpamanya wheel loader (E 15),
dump truck (F 08), P. tyre roller (E 18), alat
bantu, dll peralatan sesuai spesifikasi peralatan
Jalan Kabupaten.
Tentukan satuan waktu bekerja alat,
umpamanya jam, lumpsum.
Tentukan kuantitas atau koefisien alat dalam
desimal, umpamanya 0,0005; 1.000 dll.
Hitung harga satuan masing-masing jenis alat
memproduksi satu satuan jenis Pekerjaan.
Hitung harga masing-masing jenis alat sesuai
kuantitas atau koefisien pemakaian dikaliakan
harga satuan.
Jumlahkan harga komponen alat-alat.

HARGA DASAR SATUAN PERALATAN


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga satuan
Peralatan adalah :
Kondisi Alat 90 s/d 100% (baru)
Kondisi peralatan 90% s/d 100%,berlaku untuk
peralatan yang baik dan keadaan siap pakai, dengan
kemampuan minimal 70%, sudah dipakai tetapi
belum melebihi 1 (satu) tahun/ 1000 jam kerja.
(belum pernah di-overhoul)
Peralatan kondisi 70 s/d 89 % , ialah peralatan yang
baik lama dalam keadaan siap pakai operasi dengan
kemampuan minimal 70% (sesuai ketentuan pabrik).
Peralatan kondisi 60 s/d 69 % ialah peralatan dengan
keadaan rusak ringan operasi yang masih layak
dioperasikan dengan kemampuan minimal adalah
60% sesuai ketentuan pabrik. Peralatan tersebut
adalah yang sudah lebih dari 2 tahun/3000 jam kerja.

FAKTOR PRODUKSI
PERALATAN
Faktor Peralatan

1.

2.

3.
4.

Untuk peralatan yang baik baru


= 1,00
Untuk peralatan yang baik lama ...
= 0,90
Untuk peralatan yang rusak ringan operasi . = 0,80
Faktor Operator

Untuk Operator kelas I . = 1,00

Untuk Operator kelas II . = 0,80

Untuk Operator kelas III


. = 0,70
Faktor Material (bahan)
Faktor Material mencakup :

Berat / Volume material (lampiran 1)

Faktor Kohesip :

non kohesip
= 0,60 1,00

kohesip
= 0,75 1,10

Konversi volume material (lampiran 2).

5.

6.

6.

Faktor Menejemen dan sifat manusia


Faktor menejemen dan sifat manusia dengan keadaan :
Sempurna = 60/60 = 1,00
Baik
= 55/60 = 0,92
Sedang
= 50/60 = 0,82
Buruk
= 45/60 = 0,75
Faktor Cuaca
Faktor cuaca dengan keadaan :
baik
= 1,00
sedang
= 0,80
Faktor Perlengkapan (Attachment)
Faktor attachment untuk jenis dan tipe peralatan
Faktor Kondisi Lapangan :
Berat
= 0,70
Sedang
= 0,80
Ringan
= 1,00

MENGHITUNG BIAYA SEWA


PERALATAN
Harga alat dalam contoh analisis tersebut mengacu
kepada Buku Panduan Analisa harga Satuan Ditjen Bina
Marga, Dep. PU, No. 028/T/BM/1995.
Biaya pemakaian suatu alat dapat dirinci ke dalam dua
komponen biaya utama :

Biya Pemilikan
(Biaya Pasti = Initial Cost atau Capital
Cost)
Biaya Operasi dan Biaya Pemeliharaan
(Direct Operational and Maintenance Cost)

HARGA SEWA ALAT/JAM

BIAYA PEMILIKAN
(PENGEMBALIAN ) MODAL
DAN BUNGA)

BIAYA OPERASI DAN


PEMELIHARAAN/JAM

Biaya Pemilikan (Biaya Pasti = Initial Cost


atau Capital Cost)
G=

(B C) x D + F
W

G = Biaya pemilikan (biaya pasti) per jam


B = Harga alat setempat
C = Nilai sisa (Salvage Valuesebesar 10% ), yaitu nilai/harga dari
peralatan yang bersangkutan setelah umur ekonomisnya berakhir
D = Faktor pengembalian modal dan factor angsuran, biasa disebut C.R.F.
dan dapat dihitung dengan rumus
F = Biaya asuransi, pajak dan lain-lain per tahun diambil sebesar 2 permil
dari initial cost atau 2 permil dari nilai sisa alat.
= 0,002 x B atau = 0,02 x C
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun

D ( C.R.F ) =

D
i
A

Ix(1+I)A
----------------------- dimana
(1+I)A1

= Faktor pengembalian modal


= Bunga tiap tahun
= Umur pemakian dalam tahun atau umur
ekonomis
peralatan (Economic Life Years) dalam
tahun yang lamanya
tergantung dari tingkat
penggunaan dan standar dari pabrik
pembuatannya.

W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun


Bertugas berat (memungkinkan bekerja secara
terus menerus sepanjang tahun) dianggap
bekerja 8 jam/hari dan 250 hari/tahun,

W = 8 x 250 x 1 = 2.000 jam/tahun


Bagi peralatan yang bertugas sedang dianggap
bekerja 8 jam/hari dan 200 hari/tahun,

W = 8 x 200 x 1 = 1.600 jam/tahun


Bagi peralatan yang bertugas ringan dianggap
bekerja 8 jam/hari dan 150 hari/tahun, maka

W = 8 x 150 x 1 = 1.200 jam/tahun

Biaya Operasi Peralatan

Bahan Bakar (H), Oli, Pelumas (I) dan Filter ( FL )

H (dalam liter) = 12,50 % x HP/jam, untuk alat


yang bertugas ringan
H (dalam liter) = 17,50 % x HP/jam, untuk alat
yang bertugas berat
I (dalam liter) = 1 % x HP/jam, untuk
peralatan sederhana, termasuk pelumas dan
grease
I(dalam liter) = 2 % x HP/jam, untuk
peralatan cukup kompleks, termasuk pelumas
dan grease.

Biaya Perawatan dan Pemeliharaan


( Woorkshop (J) )
Biaya perawatan dan perbaikan peralatan (termasuk
penggantian ban) yang harus disediakan, dihitung
sebesar 60% dari biaya pengembalian modal. Hal ini
ditunjukan sebagai berikut :
Biaya Perawatan
Perbaikan Per Jam

Biaya Pengembalian Modal x 0,6


=
Waktu Operasi (Jam Dalam Tahun)

Tabel II.4. DAFTAR HARGA SEWA PERALATAN


(BUKAN NILAI SEKARANG)
BIAYA

No.

URAIAN

KO

HP

KAP.

DE

HARGA

SEWA

ALAT

ALAT/JAM

KET.

(di luar PPN)

1,341,125,891

1,194,442.80 Alat Baru

5.0 Ton

247,812,175

76,010.49 Alat Baru

800.0 Liter

55,862,745

26,225.32 Alat Baru

588,028,890

184,624.62 Alat Baru

54,602,683

49,111.95 Alat Baru

500.0 Liter

117,605,778

42,183.71 Alat Baru

150.0

25.0 Ton

777,038,177

228,629.60 Alat Baru

E08

100.0

6.0 Ton

92,404,540

64,325.45 Alat Baru

DUMP TRUCK

E09

125.0

8.0 Ton

285,614,032

114,572.90 Alat Baru

10.

EXCAVATOR 80-140 HP

E10

80.0

0.5 M3

504,024,763

145,275.19 Alat Baru

11.

FLAT BED TRUCK 3-4 M3

E11

125.0

4.0 M3

105,005,159

75,927.86 Alat Baru

12.

GENERATOR SET

E12

220.0

180.0 KVA

126,006,191

114,265.22 Alat Baru

13.

MOTOR GRADER >100 HP

E13

125.0

424,220,842

144,230.72 Alat Baru

14.

TRACK LOADER 75-100 HP

E14

95.0

1.5 M3

504,024,763

150,618.94 Alat Baru

15.

WHEEL LOADER 1.0-1.6 M3

E15

125.0

1.5 M3

399,019,604

138,838.39 Alat Baru

16.

THREE WHEEL ROLLER 6-8 T

E16

60.0

8.0 Ton

155,407,635

63,556.28 Alat Baru

17.

TANDEM ROLLER 6-8 T.

E17

60.0

8.0 Ton

155,407,635

63,556.28 Alat Baru

18.

TIRE ROLLER 8-10 T.

E18

60.0

10.0 Ton

176,408,667

72,243.92 Alat Baru

19.

VIBRATORY ROLLER 5-8 T.

E19

60.0

8.0 Ton

197,409,699

77,154.83 Alat Baru

20.

CONCRETE VIBRATOR

E20

3.0

7,854,386

13,725.48 Alat Baru

21.

STONE CRUSHER

E21

220.0

1,010,989,671

307,554.48 Alat Baru

1.

ASPHALT MIXING PLANT

E01

220.0

2.

ASPHALT FINISHER

E02

50.0

3.

ASPHALT SPRAYER

E03

15.0

4.

BULLDOZER 100-150 HP

E04

140.0

5.

COMPRESSOR 4000-6500 L\M

E05

80.0

6.

CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3

E06

15.0

7.

CRANE 10-15 TON

E07

8.

DUMP TRUCK 3-4 M3

9.

50.0 T/Jam

50.0 T/Jam

INFORMASI UMUM ATURAN


SEWA
1.
2.
3.
4.

Jam kerja efektif dalam 1 hari7.0 jam


Asuransi, Pajak, dsb. untuk Peralatan = 0.002
x Harga Pokok Alat
Tingkat Suku Bunga Investasi Alat =20.00 %
Biaya Umum dan Keuntungan
= 10.00 % x Biaya Langsung

DEPRESIASI ALAT
BERAT

(BUKAN NILAI SEKARANG)


Depresiasi terdiri dari tiga macam :
1. Straight Line Method / Garis Lurus
2. Declining Balance Method / Sum of the year method
3. Double Declining Balance Method

STRAIGHT LINE METHOD


Harga alat berat
Rp. 330 juta
Nilai sisa 10 %
Rp. 30 juta
Umur alat berat = 5 tahun = 10,000 jam kerja
Rp.300 juta Rp. 30 juta
DEPRESIASI = ----------------------------------- = Rp. 54 juta/ tahun
5 tahun
Rp. 300 juta Rp. 30 juta
------------------------------------- = Rp. 27.000 / jam
10.000

DECLINING BALANCE METHOD /


SUM OF THE YEAR METHOD

Harga alat berat Rp. 300 juta.


Umur alat berat 5 tahun : 1+2+3+4+5 = 15
Depresiasi tahun ke 1 = 5/15 x (Nilai alat Nilai
Depresiasi tahun ke 2 = 4/15 x (Nilai alat Nilai
Depresiasi tahun ke 3 = 3/15 x (Nilai alat Nilai
Depresiasi tahun ke 4 = 2/15 x (Nilai alat Nilai
Depresiasi tahun ke 5 = 1/15 x (Nilai alat Nilai

sisa)
sisa)
sisa)
sisa)
sisa)

=
=
=
=
=

Rp.90 juta.
Rp.72 juta
Rp.54 juta.
Rp. 56 juta.
Rp.18 juta.

FAKTOR DEPRESIASI NILAI ALAT


Akhir tahun
ke
1
0
1
2
3
4
5

Faktor Depresiasi
2
0
5/15
4/15
3/15
2/15
1/15

Depresiasi akhir tahun ke


Rp.. juta
3
0
90
72
54
36
18

Nilai buku
Rp.. Juta
4
300
180
108
54
18
0

DOUBLE DECLINING BALANCE


METHOD

Harga alat berat Rp. 300 juta


Umur alat berat = 5 tahun
Depresiasi rata-rata tiap tahun = 20 %
Faktor depresiasi = 2 x 20 % = 40 %
Depresiasi tahun ke-1
= 40 % x Rp. 300 juta
Nilai sisa / Nilai buku= Rp.300 juta Rp.120 juta
Depresiasi tahun ke-2
= 40 % x Rp. 180 juta
Nilai sisa / Nilai buku= Rp.180 juta Rp.72 juta
Depresiasi tahun ke-3
= 40 % x Rp. 180 juta
Nila sisa / Nilai buku = Rp.180 juta Rp.43.2 juta
Depresiasi tahun ke-4
= 40 % x Rp.64,8 juta
Nilai sisa / Nilai buku= Rp.64,8 juta Rp. 25,9 juta
Depresiasi tahun ke-5 = 40 % x Rp. 38,9 juta

=
=
=
=
=
=
=
=
=

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

120 juta
180 juta
72 juta
108 juta
43,2 juta
64,8 juta
25,9 juta
38,9 juta
15,6 juta

Produktivitas per jam


V x E x 60
Q = -----------------W
500 x 0.83 x 60
Q = -----------------10

= 2,490

M3 / jam,

M3 / jam

Atau koef per m3 memerlukan waktu 1/Q = 0,4025 jam


Untuk pekerjaan pasangan batu dengan adukan yang dikerjakan secara
mekanis, produksi adukan yang dihasilkan oleh concrete mixer : Q = 2,490
m3 / jam atau untuk 1 m3 adukan yang dihasilkan oleh conrete mixer
diperlukan waktu selama 1 / Q = 0,4025 jam, maka koefisien alat adalah :
0,4025

KOEFISIEN ALAT
Koefisien alat adalah faktor yang menunjukkan
lamanya pelaksanaan pekerjaan untuk
menghasilkan satu satuan volume yang diproduksi
alat tersebut.
Jenis Pekerjaan : Pasangan Batu dengan Adukan
( Mekanik ) Analisa E1 22. Peralatan diperlukan :

Concrete mixer
Kapasitas alat V= 5001
Faktor efisiensi E = 0,83
Waktu siklus WS, terdiri dari :

Memuat T 1 = 3,00 menit


Mengaduk T 2 = 4,00 menit
Menuang T 3 = 1,00 menit
Tunggu dll
= 2,00 menit
WS = T1 + T2 + T3 + T4 =10..00 menit

PRODUKSI PERALATAN

Q = PRODUKSI PER JAM


Q = KAPASITAS ALAT PER SIKLUS
N = JUMLAH SIKLUS
N = 60/ws
E = EFISIENSI KERJA TOTAL
WS = WAKTU SIKLUS DALAM MENIT

EFISIENSI PRODUKSI

FAKTOR
FAKTOR
FAKTOR
FAKTOR

BUCKET (SHOVEL & LOADER)


BUCKET (EXCAVATOR)
POSISI (EXCAVATOR)
SUDU (BULDOZER)

WAKTU SIKLUS
WAKTU YANG DIBUTUHKAN MULAI DARI GERAKAN
AWAL SAMPAI PADA GERAKAN MULAI KEMBALI.

BULDOZER
WS=

P
..
F

EXCAVATOR
HIDROLIS
WS

WAKTU GALI
WAKTU PUTAR 2 x
WAKTU BUANG

DUMP TRUCK

WAKTU
WAKTU
WAKTU
WAKTU
WAKTU

MUAT
ANGKUT
BUANG
KEMBALI
TUNGGU DAN TUNDA

MOBILISASI ALAT
PERHITUNGAN JUMLAH [n] ALAT MOBILISASI
Mobilisasi ke-lokasi

Fasilitas angkutan yang ada.


Fasilitas Jalan yang di-lalui.
Mana yang lebih murah
menggunakan.fasilitas angkutan lainnya
Asumsi Perhitungan Mobilisasi untuk Peralatan.

Jumlah Alat yang akan di-pakai di-Proyek


Jenis Peralatan yang diperlukan.disesuaikan
dg item Pekerjaan.
Kapasitas Peralatan yang cocok dg setuasi
medan.

Perencanaan beberapa lokasi Proyek yang


direncanakan diantaranya :

Perencanaan Peralatan di-Lokasi pekerjaan yang


punya no-Pembayaran.
Perencanaan Peralataan Utama Di Quaray.
Perencanaan Peralatan Pendukung alat Utama di
Quaray
Perencanaan Peralatan Pemeliharaan.
Perencanaan Peralatan untuk Pengaspalan
Perencanaan Peralatan untuk Konstruksi Jembatan.
Perencanaan Peralatan Utama di Base Camp.
Perencanaan Peralatan Pendukung di Base Camp

Perhitungan Jumlah
Peralatan
Dalam kontrak pelaksanaan suatu
proyek jalan, umumnya telah ditentukan
jangka waktu pelaksanaaan untuk setiap
jenis pekerjaan serta volume pekerjaan
yang harus diselesaikan.
Dari koefisien alat yang telah dihitung
sebelumnya dapat ditentukan jumlah
alat yang diperlukan untuk setiap jenis
pekerjaan dari suatu proyek jalan
berdasarkan suatu kontrak tertentu.

TABEL II.7. PERHITUNGAN JUMLAH PERALATAN

No

A.
1.

2.
3.

4.

Jenis Pekerjaan

Dump truck (E08)


Pek. Tanah
2.1
3.1 (1)
3.1 (1)
Base :
5.1 (1)
Aspal
6.1 (1)
6.1 (2)
6.1 (2)
6.1 (3)
6.1 (3)
6.1 (5)
Pek. Lainnya

Waktu (dari jadwal pelaksanaan)


Jumlah jam
efektif
Jum
lah
Bula
n
3

Jumlah
hari
efektif

Per
hari

Total

Volume
pekerjaan
(dalam
satuan
pekerjaan
)

Target
produksi
pekerjaan
(dlm
satuan
pekerjaan)

6=4x5

8 = 7:6

Koef. Alat
per jenis
pek (dari
analisa)
9

Kebutuhan Alat
Total
per
Perjenis
Pekerjaa kelompo
k
n (Unit)
pekerjaa
n
10=8x9

11=E10

Pembula
tan
Jumlah
12

6
6
6

152
150
150

7
7
7

1.064
1.050
1.050

20.000
88.000
44.000

18.797
83.810
41.905

0.0840
0.0840
0.0880

1.579
7.040
3.688

12.07

13 unit

14

343

2.401

40.000

16.660

0.2720

4.531

4.531

5 unit

14
14
12
12
12
14

274
274
223
223
240
274

7
7
7
7
7
7

1.918
1.918
1.561
1.561
1.680
1.918

210.000
280.000
176.000
316.000
344.000
22.000

109.489
145.985
112.748
202.343
204.762
11.470

0.0020
0.0020
0.0174
0.0020
0.0114
0.3870

0.219
0.292
1.962
0.405
2.334
4.439

9.651

10 unit

Jumlah

35 unit

RUMUS RUMUS UMUM :


Jumlah Alat =

Jumlah Volume
Kapasitas alat x Target Waktu

Untuk setiap satu jenis Alat.


Jumlah hari Effektip
Jumlah Volume
Kapasitas Alat per/jam
Penjumlahan dari setiap jenis alat dalam
perhitungan merupakan keperluan alat yang
dikehendaki dalam setiap nomor pekerjaan

PERHITUNGAN JUMLAH TRUK UNTUK PEKERJAAN DIPLAN


Kapasitas AMPdalam ton/jam,adalah 90,5 ton/batch.
[waktu penuangan per batch=0.5 menit ] Jarak
antara AMP ke lokasi proyek=30 km.
Kapasitas Dump Truck = 10 ton.
Kecepatan rata-rata = 30 km/jam.
Travel Time =
30 km
= 36 menit
50 km/jam
Loading Time = 10 menit
Dumping & manuver =8 menit
Cycle Time = 10 + [2x36]+8=90 menit [1,5 jam]
Jumlah truck = 60 ton /jam x 1,5 jam = 9 buah.
10 ton

Kapasitas AMP x Cycle Time


Jumlah Truck =
Kapasitas Truck.

Dengan scedulle Peralatan jangan ada yang Idle


(nganggur )
Apabila masih kedodoran, tidak masuk target volume
yang berkaitan dengan alat,maka sangat perlu ada
tambahan alat lagi atau di-lemburkan.
Disarankan jenis alat yang operasinya menggunakan
track ( rantai ) sebaiknya untuk perpindahan alat dari
lokasi asal kelokasi lain diangkut dg Trailer)
Disarankan pemakaian operator dan mekanik
menggunakan : operator kelas 1, apabila kita
menggunakan sembarangan akan mengakibatkan
biaya maintenance yang mahal dan membuang-buang
waktu.

Produksi Aggregat (Stone


crusher)

Diperlukan ukuran
10-20mm 40.000
ton/tahun

1 tahun = 200 hari


= 1.600 jam
Teoritis 25 ton/jam
diambil kapasitas Primer

50ton/jam

10-20mm = 12%;

0-10mm = 12%;

>20mm
= 76%

Produk I = 6 ton/jam

Feeder ke II 76%=40ton/jam
dipilih kapasitas secondary
40ton/jam
Asumsi setting 85% discharge
20mm produksinya 0-10=35%;
10-20mm=50%; >20mm=15%
Produk II 10-20mm =19ton/jam
Total = I+ II
= 6Ton +19Ton
=25ton/jam
Pilihan
Primer=50TPH;
Secondary=40 TPH

DUMP TRUCK
Asumsi
Kapasitas 5 ton;
kecepatan=15km/jam;
waktu
muat+bongkar=5menit;
jarak = 2 km
Satu cycle
=4km/15km/jam+5menit
= 21 menit
Produksi DT
= 60menit/21menit x 5ton
= 14 ton/jam

Untuk memenuhi
kebutuhan 50 ton/jam
diperlukan
DumpTruck = 50 /14
= 3,6
unit
dibulatkan menjadi
4 Unit Dump Truck

Wheel Loader

Kapasitas Loader 1,5m3


Jarak stock pile 25m;
kecepatan rata-rata 5
km/jam;
bongkar muat 1 menit
Cycle time
= 0.050km/5km+1menit
= 1,6 menit
Produksi Loader
= 60
menitx1,5m3/1,6menit
= 56,25 m3/jam

Faktor eff diambil = 0,6;


berat jenis = 1,85
Produksi Loader
=56,25x0,6x1,85=62ton/ja
m
Diperlukan Loader 1 Unit
untuk mengisi crusher
Untuk quarry 1 unit Loader
Primer Jaw crusher 50 tph
Secondary cone crusher
40tph
Dump truck 5 ton 4 unit
Loader 1,5m3 sebanyak 2
unit

URAIAN ANALISA HARGA


SATUAN
I. ASUMSI
II. URUTAN KERJA
III. PEMAKAIAN

BAHAN
KOEFISIEN BAHAN
ALAT
KOEFISIEN ALAT
TENAGA KERJA KOEFISIEN TENAGA

Anda mungkin juga menyukai