Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN KONTRAK

ANALISIS BATAS PENGURANGAN PERSENTASE HARGA


PERKIRAAN SENDIRI (HPS) UNTUK PENGADAAN BARANG DAN
JASA

Disusun Oleh :

WIDI ANTORO / 143 140 2756

ADE KRISTIAN / 143 140 2790

BOH RAROH / 143 140 2724

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

2017
ANALISIS BATAS PENGURANGAN PERSENTASE HARGA
PERKIRAAN SENDIRI (HPS) UNTUK PENGADAAN
BARANG DAN JASA

Abstrak

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan biaya atas pekerjaan


barang/jasa sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa, dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan
data yang dapat dipertanggung-jawabkan. Dan perlunya ada pengurangan
persentase harga perkiraan sendiri ( HPS ) dari nilai total nya. Menekan
pembiayaan yang dilakunan negara untuk pengadaan barang dan jasa agar tidak
merugikan negara serta menjaga kualitas dan kuantitas atas suatu pekerjaan
pengadaan barang dan jasa.

1) PENDAHULUAN
a) Latar Belakang

Di dalam pekerjaan proyek pemerintahan, pengguna Anggaran sebagai


pemilik pekerjaan menugaskan PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen ) untuk
bertanggung jawab atas sebuah pekerjaan ataupun pengadaan barang dan jasa.
Salah satu tugasnya adalah membuat Harga Perkiraan Sendiri.

HPS digunakan sebagai: alat untuk menilai kewajaran penawaran


termasuk rinciannya, HPS adalah dasar untuk menetapkan batas tertinggi
penawaran yang sah. Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia. ( Sumber ;
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 )
Dengan dibatasinya harga perkiraan sendiri (HPS) dapat ditentuan berapa
banyak penurunan persentase penawaran dari 100 persen harga perkiraan sendiri
(HPS) yang bertujuan untuk memaksimalkan dan mengkondisikan kualitas dan
kuantitas dari transaksi pengadaan barang dan jasa. Batasan tertinggi penawaran
merupakan acuan harga yang sah dan salah satu fungsi dari Harga Perkiraan
Sendiri (HPS).

b) Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam Naskah tulisan ini adalah untuk
melakukan pengkajian terhadap Harga Perkiraan Sendiri ( HPS ) sebagai berikut.

1. Apa saja langkah yang dilakukan dalam penentuan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) ?
2. Berapakah batasan persentase nilai total 100% dari Harga Perkiraan Sendiri?
3. Apakah tujuan dari ditentukanya Harga Perkiraan Sendiri ( HPS ) dan
Mengapa perlu dibatasi dari nilai total nya ??

c) Tujuan
1. Adapun beberapa hal untuk menentukan tujuan dari penulisan Naskah ini
antara lain .
2. Untuk mengetahui langkah yang dilakukan dilakukan dalam penentuan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) .
3. Untuk mengetahui batas maksimal penurunan persentase dari Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) .

d) Manfaat
Untuk menganalisa tata cara dan langkah dalam penentuan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) dan mengetahui persentase pembatasan pengurangan dari nilai total
sehingga memaksimalkan kualitas dan menekan angka kerugian negara .
2) LANDASAN TEORI
a) STUDI LITERATUR
Penelitian ini diawali dengan melakukan kajian terhadap sejumlah literatur
yang dapat mendukung pendekatan analisis, meliputi: kajian tentang peraturan
perundangundangan, regulasi, prosedur, dan tata cara pemilihan pengadaan
barang/jasa pemerintah, dan kajian statistik harga penawaran. Sumber kajian
adalah berupa buku referensi, ketentuan perundang-undangan dan regulasi
terkait, jurnal ilmiah yang dipublikasikan, dan referensi pada website yang
diakses melalui internet.(Alfian Malik : 2013)

Dalam penelitian ini dilakukan penyederhanaan dan pembatasan-dimana


metode pelelangan yang diteliti adalah metode Pelelangan Umum dengan
Pascakualifikasi. Pengembangan model harga serta hubungan antar variabel
dibuat dengan model sebagai berikut:

a. Pagu Anggaran (PA): PA HPS

b. Penawaran Harga Kontraktor (PHK)

PHK = PHK1,PHK2,PHK3,,PHKn dimana: PHK1, 2, 3 ..., n = harga


kontraktor urutan ke 1, 2, sampai n dan n 3

c. Persentase Penawaran Terhadap

HPS = PHK / HPS 100% d. Disparitas Penawaran terhadap

HPS = (HPS PHK) / HPS 100%

(Alfian Malik : 2013)


b) PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 pasal 66 sebagaimana diubah
terakhir dengan Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan HPS, kecuali
untuk kontes/sayembara dan pengadaan yang menggunakan bukti pembelian,
dalam rentang waktu:

1. Paling lama 28 (dua puluh delapan) hari sebelum batas akhir pemasukan
penawaran untuk pemilihan dengan pascakualifikasi; atau
2. Paling lama 28 (dua puluh delapan) hari sebelum batas akhir pemasukan
penawaran ditambah dengan waktu lamanya proses prakualifikasi untuk
pemilihan dengan prakualifikasi.

HPS bukan sebagai dasar untuk menentukan besaran kerugian Negara.


Beberapa kegunaan dari HPS, yaitu :

1. alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;

2. Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah:

Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya, kecuali pelelangan


yang menggunakan metode dua tahap dan pelelangan terbatas dimana peserta
yang memasukkan penawaran harga kurang dari 3 (tiga); dan Untuk pengadaan
jasa konsultansi yang menggunakan metode pagu anggaran. Dasar untuk
menetapkan besaran nilai jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya
lebih rendah dari 80% (delapan puluh per seratus) nilai total HP (Sumber ; I Made
Jelantik , 2017)

3) Kesimpulan
1. Dengan Survey harga pasar dengan berpedoman 2 atau lebih di dalam
suatu daerah di dapat dari sumber harga untuk menentukan HPS .
2. Menurut peraturan pemerintah maksimal penurunan adalah 20% dari harga
Total.
3. Dengan ditbatasinya Penurunan HPS dapat menjaga kualitas dan kuantitas
dr suatu pengdaan barang dan jasa
DAFTAR PUSTAKA
Alfian Malik , 2016 . Analisa Disparitas Harga Penawaran Terhadap
Harga Perkiraan Sendiri Pada Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Jalan
Dan Jembatan.

Ari Sandyavitri , 2008 . Manajemen Resiko Di Proyek Konstruksi.


Departemen Pekerjaan Umum , Pedoman Konstruksi dan Bangunan , 2005
. Analisis resiko investasi jalan tol.

I Made Jelantik , 2016 . Harga Perkiraan Sendiri (Hps) Dalam


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun , 2012 .Tentang


Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun , 2010 . Tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai