Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH MANAJEMEN KONSTRUKSI

(dibuat untuk memenuhi tugas II manjemen konstruksi)

DI SUSUN OLEH:

ADITYA MAULANA SUBAGJA

41155020180013

TS-A

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA

Jalan Karapitan No.116. Kota Bandung, Jawa Barat 40261 Fax (022)-4237144. E-mail :
mail@unla.ac.id

2022
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam lingkup pekerjaan Teknik Sipil saat ini, banyak pekerjaan konstruksi khususnya di
manajemen konstruksi banyak berbagai metoda metoda penunjang pekerjaan proyek .

Di dalam semua metoda tersebut sebagai teknik sipil harus menguasai semua metoda yang ada
agar segala pekerjaan bisa berjalan dengan cepat dan efektif.

Rumusan Masalah

1. Rencana anggaran biaya proyek

2. Mengetahui bar chart

3. Network planing

4. Critical path method


BAB II PEMBAHASAN

RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK

Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan banyaknya biaya yang digunakan untuk


mengerjakan suatu pekerjaan kontruksi. Dalam sebuah tender konstruksi, RAB salah satu bagian dari
dokumen yang harus dipersiapkan. RAB disini dijadikan sebagai dasar bagaimana kontraktor
memberikan nilai penawaran. RAB yang disajikan dalam sebuah tender konstruksi sudah termasuk
pajak, iuran BPJS Ketenaga Kerjaaan, provit dan over head.

Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya. :

Mempelajari Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

Sebelum menyusun RAB seorang Quantity of Surveyor tentunya harus mempelajari Gambar


Kerja yang disediakan oleh Owner. Mempelajari gambar kerja bertujuan untuk mengetahui item
pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan beserta tahapanya. Selain itu juga, untuk menentukan metode
apa yang tepat dan efisien untuk digunakan dalam pekerjaan tersebut, tentunya dengan
mempertimbangkan RKS yang telah ditetapkan oleh Panitia. Pada akhirnya tujuan dari mempelajari
gambar kerja dan RKS untuk mendapatkan harga satuan yang murah dan efisien.

Menyusun Item Pekerjaan dan Menghitung Volume Pekerjaan.

Tahapan ini menguraikan item-item pekerjaan yang akan dikerjakan. Uraian pekerjaan disajikan
dalam bentuk pokok-pokok pekerjaan yang menjelaskan mengenai lingkup besar pekerjaan. Setelah
item pekerjan diuraikan, barulah dihitung volume masing-masing item pekerjaan.
Ilustrasi [ Item Pekerjaan dan Volume ]

Membuat Daftar Harga Satuan Upah, Material dan Alat (H1)

Harga satuan upah, material dan alat (H1) merupakan item yang harus hati-hati dalam
menentukannya, karena dalam tahapan ini seorang Quantity of Surveyor harus mempertimbangkan
banyak faktor. Dalam kuliah Mahasiswa diajarkan bahwa menetukan harga satuan cukup
menggunakan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK). Jika semua penyedia jasa menggunakan HSPK
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah maupun Pusat akan terjadi penawaran harga yang sama.
Untuk sebuah tender yang dilelang melalui situs LPSE, penyedia jasa cukup mengisi harga satuan
karena item pekerjaan dan volume pekerjaan sudah disiapkan oleh pemilik kerja.

Sebelum menentukan H1 terlebih dahulu tentukan Harga Satuan diluar keuntungan (H0). Beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan H0 adalah

Apakah Biaya Asuransi Ketenagakerjaan dan Perlengkapan K3 ada atau tidak. Jika tidak, maka
biaya Asuransi Ketenagakerjaan dan Perlengkapan K3 dimasukkan kedalam setiap Harga Satuan.
Pastikan mendapatkan harga material, sewa alat dan jasa aplikasi langsung
dari supplier atau subcontractor dengan ketentuan harga sudah termasuk PPN dan PPh serta berapa
besar diskon yang diberikan.

Biaya tidak langsung (Overhead) merupakan biaya yang tidak tertera dalam Rencana Anggaran
Biaya, seperti gaji staff, biaya transprotasi staff, mesh karyawan, pembelian barang kecil-kecilan
misal jajanan untuk rapat, air minum karyawan proyek, alat tulis kantor dll.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan harga satuan dasar adalah 

Dalam menyusun H0 apabila nilai Harga supplier/subcontractor sudah termasuk PPN dan PPh maka
nilainya dianggap "nol". Harga H0 akan menjadi acuan untuk menyusun Rencana Anggaran
Pelaksanaan, Sedangkan Harga Satuan Upah, Metrial dan Alat (H1) akan menjadi dasar pembutan
analisa Harga Satuan Pekerjaan dalam RAB. Harga Satuan Upah, Materila dan Alat dihitung
menggunakan rumus,

H1 = H0 + Keuntungan + Discount

H1 disajikan dalam sebuah tabel seperti berikut,


Membuat Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Analisa Harga Satuan Pekerjaan merupakan sebuah analisa gabungan harga satuan upah,
material dan sewa alat berat untuk mendapatkan harga per satu satuan volume pekerjaan. Sebagai
contoh pekerjaan pengecoran beton dengan mutu K250, satuan volume yang digunakan dalam
pekerjaan ini adalah m3 (meter kubik). Dalam satuan volume tersebut harga yang tertera berupa harga
gabungan dari material beton, upah tenaga dan truck molen beserta pompa jika diperlukan.

Analisa harga satuan pekerjaan terdiri dari uraian harga, koefisien, harga satuan upah, meterial
dan alat, hasil kali koefisien dan harga satuan. Hasil kali tersebut dijumlah dan menjadi harga satuan.
Ada beberapa jenis penyajian analisa harga satuan sebagai berikut.

Model Pertama 
Pada model ini harga satuan upah, material dan sewa alat tetap memperhitungkan faktor-faktor
seperti diatas.

Model Kedua
Pada model kedua pada H0 nilai overhead harus dilepas. Karena dalam analisa ini sudah
diperhitungkan yang besarnya maksimal 10%. Nilai 10% merupakan nilai yang umum digunakan. 
Model Ketiga

Model ketiga harga satuan upah, matrerial dan sewa alat menggunakan H0. Karena dalam analisa ini
sudah memperhitungkan keuntungan. Keuntungan yang biasa ditampilkan sebesar 10 % akan tetapi
jika total harga dalam RAB masih bisa mengambil keuntungan lagi, maka keuntungan tambahan
dijumlahkan dalam nilai H1 = H0 + Provit Tambahan.

Bagaiman untuk mendapatkan nilai koefisien ?

Nilai koefisien dapat dilihat melaui perturan-peratuan nasional pemerintah seperti SNI atau
pertuan pemerintah daerah. Akan tetapi ada pula dengan cara merumuskan sendiri nilai koefisien yang
akan dibahas dalam postingan berikutnya.

Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Setelah mendapatkan nilai harga satuan pekerjaan maka susunlah Rancana Anggaran
Pelaksanaan (RAP) terlebih dahulu. Setelah RAP disusun dan mendapatkan nilai total biaya yang
harus dikerjakan, maka bandingkan nilai tersebut dengan nilai Harga Perkiraan Pemilik (Owner
Estimate/OE). Jika nilai RAP lebih kecil dari nilai OE maka paket pekerjaan tersebut bisa dikerjakan.
Akan tetapi jika nilai OE lebih besar dari pada nilai RAP, maka mustahil paket pekerjaan tersebut bisa
dilaksanakan.

Penetapan RAB dengan cara melihat seberapa besar selisih nilai RAP terhadap nilai OE. Dengan
selisih itu dapat diperkirakan keuntungan berapa yang bisa diambil. Besarnya  keuntungan tergantung
pada kebijakan disetiap perusahaan penyedia jasa. Kebanyak keuntungan yang diambail oleh setiap
perusahaan penyedia jasa sebesar 10% apabila selisih nilai RAP dan OE tidak memungkinkan untuk
mengambil keuntungan yang diinginkan maka perusahaan tidak akan mengikuti tender.

Nilai total seluruh item pekerjaan dalam RAB kemudian dikenal dengan nilai penawaran/harga
penawaran. Tender dalam lingkungan pemerintahan, besarnya nilai penawaran setiap penyedia jasa
dapat diakses oleh publik.

Untuk tender yang dilaksanakan pemerintah apabila penawaran berada dibawah 80% atau berada
diatas 110% dari nilai OE, maka penyedia jasa wajib menyertakan bukti survey harga. Akan tetapi
kebiasan umum yang terjadi pada setiap tender, penyedia jasa akan menawar lebih kecil dari nilai OE.
Penawaran lebih kecil dari nilai OE dikarenakan dalam aturan tender, jika panita tender telah
menemukan tiga penawar terendah yang memenuhi kualifikasi maka panitia diperbolehkan untuk
tidak membuka dokumen penawaran dari penyedia jasa yang lainnya. Perlu diketahui bahwa
aturan range nilai penawaran disetiap instansi pemerintahan tidak sama. Tetapi secara
umum range harga senilai 80% hingga 110%

RAB disajikan berupa tabel yang terdiri dari Item Pekerjaan, Satuan Pekerjaan, Volume Pekerjaan,
Harga Satuan dan Total Harga. Sebagaimana contoh tabel berikut ini,
Jika kita sudah terbiasa membuat Rencana Anggaran Biaya, kita akan memahami bahwa setiap
anggaran yang dibuat oleh owner kadang tidak wajar. Hal ini dikarenakan pada saat menghitung RAP,
harga total yang dihitung lebih kecil atau memiliki selisih yang terlampau jauh dari nilai OE. Apabila
nilai RAP jauh lebih besar dari nilai OE dan ada penyedia jasa yang bersedia, maka dapat dipastikan
bahwa ada sebuah indikasi penyedia jasa tersebut mengerjakan paket pekerjaan dengan kualitas yang
sangat rendah. Apabila nilai RAP sangat jauh dibawah batas minimum penawaran tanpa bukti survey
harga, serta penyedia jasa yang memenangkan tender nilai penawarannya masih berada
pada range harga tanpa bukti survey. Maka dapat dicurigai bahwa paket pekerjaan tersebut terindikasi
KKN.
BAR CHART

Line Cart (Diagram Garis)

Line chart (diagram garis) merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan keadaan
yang serba terus atau berkesinambungan, misalnya produksi minyak tiap tahun, jumlah penduduk tiap
tahun, dan sebagainya. Diagram garis juga memiliki sumbu datar dan sumbu tegak, dimana sumbu
datar menyatakan waktu dan sumbu tegak menyatakan kuantum data.

Diagram garis berguna untuk menyajikan perbandingan data pada satu atau beberapa seri data.
Perbedaannya, grafik garis memungkinkan kita untuk menemukan tren atau pola data dari waktu ke
waktu. Misalnya, naik turunnya penjualan, laba perusahaan, temperatur, atau harga saham dan valas
selama periode tertentu.

Penggunaan grafik garis dilakukan, apabila:

memiliki beberapa seri data.

memiliki data dengan interval yang sama atau berurutan, seperti hari, bulan, kuartal, atau tahun
fiskal.

Jenis-jenis diagram grafik garis (line chart) antara lain sebagai berikut :

single line chart (grafik garis tunggal);

multiple line chart (grafik garis berganda);

multiple companent line chart (grafik garis komponen berganda); dan

multiple precentage component line chart (grafik garis presentase komponen berganda).

Kelebihan Penguunaan Line Chart adalah sebagai berikut :

diagram garis digunakan untuk menaksir atau memperkirakan data berdasarkan pola-pola yang
telah diperoleh; dan

diagram garis ada yang tunggal dan majemuk,diagram garis majemuk yaitu dalam satu gambar
terdapat lebih dari satu garis. diagram garis majemuk biasanya digunakan untuk membandingkan dua
keadaan atau lebih yang mempunyai hubungan.
Kekurangan Penguunaan Line Chart adalah sebagai berikut :

hanya digunakan untuk data yang berkala,tidak bisa data yang lainnya; dan

harus sangat teliti dalam membaca diagram ini.Single Line Chart (Grafik Garis Tunggal)

Single line chart (grafik garis tunggal) adalah grafik yang terdiri dari satu garis untuk
menggambarkan perkembangan satu hal/kejadian. Misalnya perkembangan hasil penjualan semen,
pupuk, tekstil; perkembangan ekspor karet, kopi, lada, teh, ternak, dan minyak bumi.

Tabel 1. 1Data Penjualan Hipotetis Harapan Kita selama Tujuh Tahun

Tah 2 2 2 2 2 2 2
un 001 002 003 004 005 006 007

Hasi
l 8 9 1 1 1 1 1
Penjuala 0 7.5 00 10 15 25 50
n

Grafik 1. 1 Hasil Penjualan Hipotetis Harapan Kita selama Tujuh Tahun


Multiple Line Chart (Grafik Garis Berganda)

Multiple line chart (grafik garis berganda) adalah grafik yang terdiri dari beberapa garis untuk
menggambarkan perkembangan beberapa hal/kejadian sekaligus. Misalnya perkembangan ekspor
menurut perkembangannya

Tabel 1. 2Penjualan HipotetisToko “Terang”selama Delapan Tahun Terakhir.

Grafik Garis Tunggal


Hasil Penjualan

160
140
120
100
80
60
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

J
2 2 2 2 2 2 2 2
enis
000 001 002 003 004 005 006 007
Barang

T 2 3 3 4 5 6 7 8
elevisi 0 0 5 0 0 5 0 5

R 2 4 5 6 6 7 8 9
adio 5 5 0 0 5 5 0 0
K 3 5 6 7 8 9 9 1
ulkas 0 0 0 5 5 0 5 00

Grafik 1. 2 Jumlah Penjualan “Terang” menurut Jenis Barang

100
90 Multiple Component
80 Line Chart (Grafik
70
Garis Komponen
60
Berganda)
50
40 Televisi Multiple Component
30 Radio Line Chart (Grafik
20 Kulkas Garis Komponen
10 Berganda) adalah
0 grafik yang serupa
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
dengan grafik
berganda,akan tetapi garis yang teratas/terakhir menggambarkan jumlah (total) dari komponen-
komponen, sedangkan garis lainnya menggambarkan masing-masing komponen.
Tabel 1. 3Jumlah Pesawat Terbang menurut Kepemilikan selama Enam Tahun (Unit)

Grafik 1.
3Jumlah Pesawat

Terbang menurut Kepemilikan


selama Enam Tahun (Unit)

Multiple Percentage Component


Line Chart (Grafik Garis Presentase Komponen Berganda)

Multiple percentage component line chart (grafik garis presentase komponen berganda) adalah
grafik yang serupa dengan grafik garis komponen berganda, hanya masing-masing dinyatakan sebagai
presentase terhadap jumlah (total), sehingga garis teratas (terakhir) merupakan garis yang
menunjukkan 100%.

Tabel 1. 4 Data Presentase Realisasi Kredit Kepemilikan Rumah melalui BTN selama Enam
Tahun

Grafik 1. 4

Presentase realisasi Kredit


Kepemilikan Rumah melalui
BTN menurut Jenisnya
Bar Chart (Grafik Batang)

Bar chart (grafik batang) umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai suatu
objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan
dengan batang-batang tegak atau mendatarsecara vertikal dan sama lebar dengan batang-batang
terpisah.

Bar chart (grafik batang) pada dasarnya sama fugsinya dengan grafik garis yaitu untuk
menggambarkan data berkala. Grafik batang juga terdiri dari grafik batang tunggal dan grafik batang
ganda.

Jenis-jenis diagram grafik batang (bar chart) antara lain sebagai berikut :

single bar chart (grafik batang tunggal);

multiple bar chart (grafik batang berganda);

multiple companent bar chart (grafik batang komponen berganda);

multiple precentage component bar chart (grafik batang presentase komponen berganda); dan

net balanced bar chart (grafik batang berimbang netto).

Kelebihan Pengguanaan Bar Chart adalah pengguaan yang paling sederhana dan paling
umum.

Kekurangan Pengguanaan Bar Chart adalah sebagai berikut :

diagram batang hanya disajikan data yang telah dikelompokkan atas atribut dan kategori; dan

diagram batang tidak dapat menampilkan datum dari tiap orang atau benda yang dicatat(sebut
saja data individual.

Single Bar Chart (Grafik Batang Tunggal)

Grafik 1. 5 Hasil Penjualan Hipotetis Harapan Kita selama Tujuh Tahun


160

140

120

100

Hasil Penjualan
80

60
01 002 003 004 005 006 007
20 2 2 2 2 2 2

*Sebagian data dari Tabel 1.1


Multiple Bar Chart (Grafik Batang Berganda)

Grafik 1. 6 Jumlah Hasil Penjualan Toko “Terang”

100
90
80
70
60 Televisi
50 Radio
40 Kulkas

30
20
10
0
2005 2006 2007

*Sebagian data dari Tabel 1.2

Jen 2 2 2 2 2 2 2 2
is 000 001 002 003 004 005 006 007
Barang

Tel 2 3 3 4 5 6 7 8
evisi 0 0 5 0 0 5 0 5

Ra 2 4 5 6 6 7 8 9
dio 5 5 0 0 5 5 0 0

Kul 3 5 6 7 8 9 9 1
kas 0 0 0 5 5 0 5 00
Multiple Companent Bar Chart (Grafik Batang Komponen Berganda)

Tabel 1. 5 Calon Pemilih warga DKI Jakarta pada Pemilu 1999 menurut Indentitas Penduduk
dan Wilayah

Grafik 1. 7 Calon Pemilih warga DKI Jakarta pada Pemilu 1999 menurut Indentitas Penduduk
dan Wilayah
Multiple Precentage Component Bar Chart (Grafik Batang Presentase Komponen Berganda)

Grafik 1. 8 Nilai Ekspor dan Impor Migas, Indonesia

100%
90%
80%
70%
60% Kulkas
50% Radio
40% Televisi
30%
20%
10%
0%
92 93 94 95 96 97 98 99
19 19 19 19 19 19 19 19

*Sebagian data dari Tabel 1.2

Jenis 1 %
Barang 992

Televisi 2 2
0 6,67

Radio 2 3
5 3,33

Kulkas 3 4
0 0

Jumlah 7 1
5 00

Net Balanced Bar Chart (Grafik Batangan Berimbang Netto)


T E I
Tabel 1. 6 Nilai Ekspor dan Impor termasuk Migas,
ahun kspor mpor
Indonesia, 1992-1997 (Juta US$)

1 1 1
988 9218.5 3248.5

1 2 1
989 2158.9 6359.6

1 2 2
990 5675.3 1837

1 2 2
991 9142.4 5868.8

1 3 2
992 3967 7279.6

1 3 2
993 6823 8327.8

1 4 3
994 0053.4 1983.5
Grafik 1. 9
Selisih Ekspor-
1 4 4
Impor Indonesia
995 5418 0628.7
(Juta US$)

1 4 4 Histogram
996 9814.8 2928.5
Pengertian

1 5 5 Histogram

997 3443.6 9148.4


Histogram adalahmodifikasi dari diagram batang (bar diagram), dimana tampilan grafis dari
tabulasi frekuensi yang di gambarkan dengangrafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tiap
tampilan batang menunjukanproporsi frekuensi pada masing-masing data kategori yang berdapingan
dengan intervalyang tidak tumpang tindih.Histogram adalah grafik balok yang memperlihatkan satu
macam pengukuran darisuatu proses atau kejadian. Grafis ini sangat cocok untuk data yang di
kelompokan.Histogram merupakan diagram frekuensi bertetangga yang bentuknya seperti
diagrambatang. Batang yang berdekatan harus berimpit.

Kegunaan Histogram

Kegunaan dari pengggunaan histogram adalah sebagai berikut

Diagram batang umumnya digunakan untuk mengambarkan perkembangannilai suatu objek


penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batangmenunjukan keterangan-keterangan dengan
batang- batang tegak ataumendatar dan sama lebar dengan batang-batang terpisah;

Mengetahui dengan mudah penyebaran data yang ada;

Mempermudah melihat dan menginterpretasikan data; dan

Sebagai alat pengendali proses, sehingga dapat mencegah timbulnya masalah.

Ciri- Ciri Histogram

Ciri-ciri dari histogram antara lain sebagai berikut

skala yang digunakan harus di mulai dari 0;

diagram batang yang di buat secara vertikal maupun horizontal;

diagram harus di lengkapi dengan judul; dan

di agram batang di sajikan dalam bentuk batangan.

Histogram ini juga digunakan dalam menyajikan data yang disusun dalam suatu distribusi
frekuensi, distribusi persentase atau telah tersusun.

Tepi-tepi kelas ini digunakan untuk menentukan titik tengah kelas yang dapat di tulis sebagai
berikut.

Titik tengah kelas = ½ (tepi atas + tepi bawah kelas)


Hubungan Histogram dan Poligon Frekuensi

Poligon frekuensi dalam histogram dibuat untuk menghubungkan titik-titik tengah setiap puncak
persegi panjang dari histogram secara beraturan. Agar poligon tertutup maka sebelum kelas paling
bawah dan setelah kelas paling atas, masing-masing di tambah satu kelas.

Tabel 1. 7Jumlah Harga Saham Tahun 1992

K Jumlah
elas Interval Frekuensi (F)

21
1 215 - 22 14

40
2 2123 - 30 3

59
3 4031 - 38 1

78
4 5939 - 46 1

97
5 7847 - 54 1

Hasil Saham
Grafik 1.10 Hasil
14 Saham pada Tahun 1997
14
12
10
8
6 4
4
1 1 1
2
0
Pie Chart (Diagram Lingkaran)

Pie Chart (diagram lingkaran) adalah penyajian data statistik yang dinyatakan dalam persen atau
derajat dapat menggunakan diagram lingkaran.

KelebihanPenggunaan Pie Chart adalah

tempat untuk membuat diagram lingkaran tidak terlalu besar; dan

diagram lingkaran sangat berguna untuk menunjukkan dan membandingkan proporsi dari data

KekuranganPenggunaan Pie Chart adalah diagram lingkaran tersebut tidak dapat


menunjukkan frekuensinya.

Sebuah Kabupaten di Indonesia penduduknya mempunyai mata pencarian sebagai berikut :


Penyelesaiannya:

A : Pertanian : 25% A = 25/100 x 360 = 90

B : Perikanan : 25% B = 25/100 x 360 = 90

C : Pertambangan : 50% C = 50/100 x 360 = 180

Grafik 1.11 Mata Pencarian Penduduk Indonesia

Mata Pencarian Penduduk

Pertanian Perikanan Pertambangan


Cartogram (Grafik Berupa Peta)

Cartogram (grafik berupa peta) adalah grafik yang digambarkan pada peta yang sebenarnya, dan
diberi warna. Dalam pembuatannya digunakan peta geografis tempat yang terjadi .Dengan demikian
diagram ini melukiskan keadaan dihubungkan dengan tempat kejadiannya, seperti halnya kepadatan
penduduk atau kurang penduduk suatu daerah dan atau pulau atau juga bisa melihat penduduk dalam
daerah tersebut.

Contoh: peta indonesia di gambarkan dengan gambar jagung, padi,kopi,teh, pada daerah-daerah
tertentu yang menggambarkan bahwa daerah Jawa Barat penghasil padi,jagung, daerah Sulawesi
Selatan penghasil kopi, daerah Bali penghasil teh.

Tabel 1. 8 Peta Kepadatan Penduduk Indonesia

Pro Jumla
pinsi h
Penduduk

Tiap
km2

Jaw 690
a dan
Madura

Sum 59
atera

Kali 12
mantan

Sula 55
wesi

Mal 19
uku

Nus 96
a
Tenggara

NETWORK PLANING

Penggunaan Konsep Network planning (N.P)

Pada prinsipnyanetwork dipergunakan untuk perencanaan penyelesaian  berbagai


macam pekerjaan terutama pekerjaan yang terdiri atas berbagai unit  pekerjaan yang
semakin sulit dan rumit.Menurut Sofwan Badri (1997 : 13) dalam bukunya “Dasar-
Dasar Network  Planning”adalah sebagai berikut :

Network planningpada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara  bagian-


bagian pekerjaan (variabel) yang digambarkan / divisualisasikan
dalamdiagramnetwork ”. Dengan demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan manayang
harus didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan manayang menunggu
selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak   perlu tergesa-gesa sehingga
alat dan tenaga dapat digeser ke tempat lain demiefesiensi.Sedangkan menurut Soetomo
Kajatmo (1977: 26) adalah :“ Network planning merupakan sebuah alat manajemen yang
memungkinkandapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan suatu
proyek”.Adapun definisi proyek itu sendiri adalah suatu rangkaian kegiatan-
kegiatan(aktivitas) yang mempunyai saat permulaan dan yang harus dilaksanakan
sertadiselesaikan untuk mendapatkan tujuan tertentu.Pengertian lainnya yang
dikemukakan oleh Tubagus Haedar Ali (1995: 38) yaitu:“  Network planning adalah salah
satu model yang digunakan dalam  penyelenggaraan proyek yang produknya adalah
informasi mengenaikegiatan-kegiatan yang ada dalam network  diagram proyek
yang bersangkutan.

Manfaat Network Planning  Network Planning 

Merupakan teknik perencanaan yang dapat mengevaluasiinteraksi antara kegiatan-


kegiatan. Manfaat yang dapat dirasakan dari pemakaiananalisisnetwork  adalah sebagai
berikut : 
Dapat mengenali (identifikasi) jalur kritis (critical path) dalam hal iniadalah jalur
elemen yaitu kegiatan yang kritis dalam skala waktu  penyelesaian proyek secara
keseluruhan. Dapat diketahui dengan pastikesukaran yang akan timbul jauh sebelum
terjadinya sehingga dapatdiambil tindakan yang presentatif.  

Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumber dayadan


memperhatikan efek terhadap waktu selesainya proyek.

Sebagai alat komunikatif yang efektif.

Memungkinkantercapainyapenyelenggaraan proyek yang lebihekenomis dipandang


dari sudut biaya langsung dan penggunaan sumber  daya yang optimum.

Dapat dipergunakan untuk memperkirakan efek-efek dari hasil yangdicapai suatu


kegiatan terhadap keseluruhan rencana.

Bentuk Network Planning

Network adalah grafik dari suatu rencana produk yang menunjukkan interelasidari


berbagai aktivitas.Network  juga sering disebut diagram panah, apabila hasil-hasil
perkiraan dan perhitungan waktu telah dibubuhkan padanetwork  maka inidapat dipakai
sebagai jadwal proyek ( project schedulle). Untuk membentuk gambar  dari
rencananetwork tersebut perlu digunakan simbol-simbol, antaralain :

Arrow/ anak panah yang menyatakan aktivitas / kegiatanyaitu suatu kegiatan atau
pekerjaan dimana penyelesaiannyamembutuhkan durasi (jangka waktu tertentu)
danresources(tenaga, alat, material dan biaya).  

Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan,dimana panjang dan
kemiringan tidak berpengaruh.

Node/event , yang merupakan lingkaran bulat yang artinyasaat peristiwa atau


kejadian yaitu pertemuan dari permulaandan akhir kegiatan.
Dummy/anak panah terputus-putus yang menyatakankegiatan semua yaitu aktivitas
yang tidak membutuhkan durasidan resources.

Double arrow/ dobel anak panah yangmenunjukkan kegiatan di lintasan kritis


(critical path).

Penggunaan teknik-teknik PERT dan CPM

Pengertian PERT dan CPM

PERT merupakan singkatan dariProgram Evaluation and ReviewTechnique (teknik


menilai dan meninjau kembali program), sedangkan CPM adalahsingkatan dariCritical
ath Method (metode jalur kritis) dimana keduanyamerupakan suatu teknik manajemen.

Teknik PERT adalah suatu metode yang  bertujuan untuk sebanyak mungkin
mengurangi adanya penundaan, maupungangguan produksi, serta mengkoordinasikan
berbagai bagian suatu pekerjaansecara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.
Teknik ini memungkinkandihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur,
karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu
sebelumdilaksanakan.

Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktumerupakan
dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagisuatu proyek. Dalam
metode PERT dan CPM masalah utama yaitu teknik untuk  menentukan jadwal kegiatan
beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan-  pekerjaan yang telah dijadwalkan
itu dapat diselesaikan secara tepat waktu sertatepat biaya.CPM adalah suatu metode
perencanaan dan pengendalian proyek-proyek  yang merupakan sistem yang paling
banyak digunakan diantara semua sistem yangmemakai prinsip pembentukan jaringan.
Dengan CPM, jumlah waktu yangdibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu
proyek dianggap diketahuidengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang
digunakan dan waktuyang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan
analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek
melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.Teknik
penyusunan jaringan kerja yang terdapat pada CPM, sama dengan

yang digunakan pada PERT. Perbedaan yang terlihat adalah bahwa


PERTmenggunakan activity oriented , sedangkan dalam CPM
menggunakanevent oriented  . Pada activity oriented   anak-panah
menunjukkanactivityatau pekerjaandengan beberapa keterangan aktivitasnya,
sedangevent oriented  pada peristiwalahyang merupakan pokok perhatian dari suatu
aktivitas. Pengertian PERT dan CPMseperti yang dikemukakan oleh para ahli dikutipkan
seperti berikut :“Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk
sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan maupun konflik dan gangguan
produksi,serta mengkoordinasikan dan mengsingkronisasikan berbagai bagian
darikeseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek. Sedangkan CPMadalah
suatu teknik perencanaan dan pengendalian yang dipergunakan dalam  proyek
berdasarkan pada data biaya dari masa lampau(past cost data)”.T. Hari Handoko (1993
hal. : 401) mengemukakan bahwa : “PERT adalahsuatu metode analisis yang dirancang
untuk membantu dalam penjadwalan dan  pengendalian proyek-proyek yang kompleks,
yang menuntut bahwa masalah utamayang dibahas yaitu masalah teknik untuk
menentukan jadwal kegiatan besertaanggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan
secara tepat waktu dan biaya,sedangkan CPM adalah suatu metode yang dirancang untuk
mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan pertukaran biaya dan
waktu harus dilakukanuntuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan biaya
seminimal mungkin”.

Perbedaan PERT dan CPM

Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalahsebagai berikut :
PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang  belum pernah
dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk  menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas
yang sudah pernahdikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatantelah
diketahui olehevaluator . 

Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yangtercepat, terlama serta
terlayak, sedangkan pada CPM hanyamemiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan
yaitu waktu yangactivity atau kegiatan dan peristiwa atau disebut event.

Kegiatan merupakan bagiandari proyek yang mengguanakan waktu dan mewakili


suatu tugas. Peristiwa atau(event) yang disebut juga anode merupakan saat permulaan
atau akhiran suatutugas.Aktifitas – aktifitas dinyatakan dengan anak panah, dan
peristiwa dinyatakandengan lingkaran. Bila semua aktifitas dan peristiwa dalam suatu
proyek dihubungkan secara logis dan berurutan, hal itu akan membentuk suatu
network.Dalam suatu system manajemen yang berdasarkan jaringan kerja
(network) penekanan dapat diletakkan pada event atau pada kegiatan (activity).

Salah satu perbedaan PERT Network dan CPM network bahwa yang pertama
adalah eventoriented dan yang kedua adalah activity oriented.Event dan Activities

Jaringan kerja pada PERT adalah event. Event merupakan:

a)Event menunjukan suatu titik yang pentingdalam proyek dan biasanya dengan
simbullingkaran atau peristiwa, milestone,saat,dalam suatu proyek.  

b)Event merupakan permulaan dan penyelesaian suatu tugas.

c)Event tidak menyita waktu atau sumber  daya.

Jaringan dan diagram Gantt Charts

Oleh Manjeet Singh ( berdasarkan kutipan dari panduan ringkas yang Project Mind
gratis untuk manajemen proyek )
Sebuah Struktur Workbreakdown ( WBS ) memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi
kelompok kegiatan yang harus Anda capai dalam proyek Anda . Namun, WBS tidak
menunjukkan dependensi atau urutan antara kegiatan tersebut . Sebuah diagram jaringan
akan memungkinkan Anda untuk menggambarkan hal ini .

Setelah diagram jaringan Anda sudah siap , hanya kemudian Anda dapat mulai
realistis menentukan jadwalproyekAnda .

Berikut ini adalah diagram jaringan disederhanakan untuk " Membangun Shed " proyek :

Diagram jaringan di atas menunjukkan hubungan ( panah ) antara kegiatan utama


( persegi panjang ) yang diperlukan untuk membangun gudang .

Anda dapat menyempurnakan informasi berikut dari diagram di atas :


Kegiatan kayu Cut dapat dilakukan secara paralel ke basis gudang Build & Mengawasi
semen yang mengeras - ini mengasumsikan bahwa memiliki tim yang berbeda bekerja
pada setiap rangkaian kegiatan.

Panah gelap menunjukkan apa yang dikenal sebagai Critical Path ( Beli bahan - >
Build gudang basis- > Mengawasi semen pengerasan - > Merakit gudang ) . Yang
Critical Path adalah urutan kegiatan yang memakan waktu yang paling untuk
menyelesaikan proyek. Setiap keterlambatan dalam urutan kegiatan ini akan berdampak
pada jangka waktu keseluruhan proyek. Oleh karena itu harus memantausemuakegiatan.
Gantt chart

Setelah selesai bekerja pada diagram jaringan . perlu membuat Gantt chart. Gantt
chart adalah alat manajemen proyek yang sangat berguna yang menyediakan gambaran
dari jadwal (sesuatu yang diagram jaringantidak).
Berikut adalah grafik Gantt untuk membangun gudang proyek:

Gantt chart tidak menunjukkan hubungan antara kegiatan proyek. Namun, sejumlah
paket perangkat lunak manajemen proyek memungkinkan untuk menunjukkan hubungan
tersebut. pada bagan Gantt memberikan gambaran dari jadwal, dan jalur kritis dari
proyek.
CRITICAL PATH METHOD

PEMBAHASAN
Pengertian CPM (critical path method )
CPM (critical path method ) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan proyek yang
digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa
yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara titik. CPM
(critical path method ) atau Metode Jalur Kritis adalah suatu rangkaian item pekerjaan dalam suatu proyek
yang menjadi bagian kritis atas terselesainya proyek secara keseluruhan. Ini artinya, tidak terselesaikannya
tepat watu suatu pekerjaan yang masuk dalam pekerjaan kritis akan menyebabkan proyek mengalami
keterlambatan karena waktu finish proyek akan menjadi mundur atau delay. CPM dibangun atas suatu
network yang dihitung dengan cara tertentu dan dapat pula dengan software sehingga menghasilkan suatu
rangkaian pekerjaan yang kritis. Penggunaan CPM secara integrated ini secara sederhana bermaksud untuk
membuat schedule yang berukuran besar pada proyek besar menjadi schedule yang lebih kecil. Secara
logika kita pahami bahwa schedule yang lebih kecil berarti  schedule tersebut lebih managable atau dapat
lebih mudah untuk dikelola. Inilah intinya peranan konsep ini dalam mengatasi kompleksitas proyek yang
besar.
Konsep ini tentu saja dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi proyek yang ada. Langkah standar
dalam penentuan CPM adalah sebagai berikut:
 Membagi seluruh pekerjaan menjadi beberapa kelompok pekerjaan yang dapat dikatakan sejenis.
 Menentukan durasi penyelesaian pekerjaan masing-masing milestone.
 Menentukan keterkaitan (interdependencies) antara kelompok-kelompok pekerjaan tersebut.
 Menentukan critical path method atas milestone berdasarkan hubungan saling keterkaitannya.
 Membandingkan durasi total pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan.
Manfaat CPM (critical path method )

Adapun beberapa manfaat CPM (critical path method ) bagi suatu proyek adalah :
 Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek,
 Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek,
 Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga jadwal penyelesaian
proyek,
 Menyelesaikan proyek dengan cepat,
 Mengkuantifisir kemajuan proyek,
 Mengkomunikasikan proyek secara efektif

Membuat dan Menentukan Analisis Jaringan Kerja CPM (Critical Path Method )
Tahapan Analisis Jaringan Kerja
 Membuat uraian kegiatan, menyusun logika urutan kejadian, menentukan syarat-syarat
pendahuluan, menntukan interelasi dan interpendensi antara kegiatan.
 Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan, menentukan kapan
suatu kegitan dimulai dan kapan berakhir, menentukan keseluruhan proyek berakhir.
 Jika dibutuhkan, tetapkan alokasi biaya dan peralatan guna pelaksanaan tiap kegiatan, meskipun
pada dasarnya hal itu tidak begitu penting.
Diagram Jaringan CPM
Dalam diagram jaringan CPM, dikenal beberapa simbol diagram yang digunakan untuk
mendeskripsikan urutan, waktu pelaksanaan dan jenis kegiatan pada suatu proyek. Beberapa simbol
tersebut antara lain :

1. Anak panah (arrow)


- Menyatakan kegiatan (panjang panah tidak mempunyai arti khusus)
- Pangkal dan ujung panah menerangkan kegiatan mulai dan berakhir
- Kegiatan harus berlangsung terus dalam jangka waktu tertentu dengan pemakaian sejumlah sumber
(manusia, alat, bahan dan dana)
- Pada umumnya kegiatan diberi kode huruf a, b, c dst.

Gambar anak panah (arrow)

2. Simpul (node)
- Menyatakan suatu kejadian kejadian atau peristiwa
- Kejadian diartika sebagai awal atau akhir dari satu atau beberapa kegiatan
- Umumnya kejadian diberi kode dengan angka 1, 2, 3, dst, yang disebut nomor kejadian.

Gambar simpul (node)

3. Anak panah putus-putus


- Menyatakan kegiatan semu (dummy)
- Dummy sebagai pemberitahuan bahwa terjadi perpindahan satu kejadian ke kejadian lain pada saat
yang sama
- Dummy tidak memerlukan waktu dan tidak menghabiskan sumber.

Gambar anak panah putus-putus


Gambar, contoh diagram jaringan CPM

2.3.3. Menentukan Waktu Penyelesaian


Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu penyelesaian digunakan beberapa terminologi dasar
berikut:
1. TE = E (earliest event occurence time )

Waktu paling awal / tercepat peristiwa dapat terjadi, yang berarti waktu paling awal suatu
kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai, karena menurut aturan dasar jaringan kerja,
suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu / sebelumnya telah selesai.
2. TL = L (Latest event occurence time)
Waktu paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
3. ES (earliest activity start time)
Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah
jam paling awal kegiatan dimulai.
4. EF (earliest activity finish time)

Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan.


EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya.
5. LS (latest activity start time)

Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan.
6. LF (latest activity finish time)
Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
7. t (activity duration time)
Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan).
2.3.4. Cara Perhitungan
Dalam perhitungan waktu juga digunakan tiga asumsi dasar yaitu: Pertama, proyek hanya memiliki
satu initial event (start) dan satu terminal event (finish). Kedua, saat tercepat terjadinya initial event adalah
hari ke-nol. Ketiga, saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES.
Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua tahap, yaitu
perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation).
1. Hitungan maju
Beberapa prinsip yang digunakan dalam hitungan maju :
a. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang
mendahuluinya telah selesai.
E(1) = 0
b. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal,
ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan. EF = ES + D atau EF(i-j) = ES(i-j) + D(i-j)

EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j)


Maka : EF(1-2) = ES(1-2) + D = 0 + 2 = 2
EF(2-3) = ES(2-3) + D = 2 + 5 = 7
EF(2-4) = ES(2-4) + D = 2 + 3 = 5
EF(3-5) = ES(3-5) + D = 7 + 6 = 13
EF(4-5) = ES(4-5) + D = 5 + 4 = 9
c. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan terdahulu yang menggabung, maka wktu
mulai paling awal ES kegiatan tersebut sama dengan waktu selesai paling awal EF yang
terbesar dari kegiatan terdahulu.
Misalnya :

Bila EF(c) > EF(b) > EF(a), maka ES(d) = EF(c)


Maka: EF(5-6) = EF(4-5) + D = 13 + 3 = 16

Tabel Hasil Perhitungan Maju untuk Mendapatkan EF


Kegiatan PALING AWAL
Kurun Waktu (Hari)
Mulai Selesai
i j T
(ES) (EF)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 2 2 0 2
2 3 5 2 7
2 4 3 2 5
3 5 6 7 13
4 5 4 5 9
5 6 3 13 16

Dari perhitungan pada tabel di atas diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah selama
16 minggu.
2. Perhitungan mundur
Beberapa prinsip yang digunakan dalam perhitungan mundur adalah :
a. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi
kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.

LS(i-j) = LF(i-j) – t
Maka LS(5-6) = EF(5-6) – D = 16 – 3 = 13
LS(4-5) = EF(4-5) – D = 13 – 4 = 9
LS(3-5) = EF(3-5) – D = 13 – 6 = 7
LS(2-4) = EF(2-4) – D = 9 – 3 = 6
LS(2-3) = EF(2-3) – D = 7 – 5 = 2
b. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal,
ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan. EF = ES + D atau EF(i-j) = ES(i-j) + D(i-j)
c. Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir (LF)
kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang
terkecil.

Jika LS(b) < LS(c) < LS(d) maka LF(a) = LS(b)


Sehingga: LF(1-2) = LS(2-3) = 2 dan LS(1-2) = EF(1-2) – D = 2 – 2 = 0
Tabel Hasil Perhitungan Mundur untuk mendapatkan LF
KEGIATAN KURUN PALING AWAL PALING AKHIR
WAKTU MULAI SELESAI MULAI SELESAI
i J
(t) (ES) (EF) (LS) (LF)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 2 2 0 2 0 2
2 3 5 2 7 2 7
2 4 3 2 5 6 9
3 5 6 7 13 7 13
4 5 4 5 9 9 13
5 6 3 13 16 13 16
3. Float total
Float total menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda, tanpa
mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan. Float total dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
TF = LF – EF = LS – ES atau TF = L(j) – E(i) – D(i-j)
Untuk memanfaatkan float total, maka kegiatan terdahulu harus mulai seawal mungki (= ES),
sebaliknya kegiatan berikutnya harus mulai selambat mungkin (= LS).

Anda mungkin juga menyukai