DI SUSUN OLEH:
41155020180013
TS-A
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
Jalan Karapitan No.116. Kota Bandung, Jawa Barat 40261 Fax (022)-4237144. E-mail :
mail@unla.ac.id
2022
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam lingkup pekerjaan Teknik Sipil saat ini, banyak pekerjaan konstruksi khususnya di
manajemen konstruksi banyak berbagai metoda metoda penunjang pekerjaan proyek .
Di dalam semua metoda tersebut sebagai teknik sipil harus menguasai semua metoda yang ada
agar segala pekerjaan bisa berjalan dengan cepat dan efektif.
Rumusan Masalah
3. Network planing
Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya. :
Tahapan ini menguraikan item-item pekerjaan yang akan dikerjakan. Uraian pekerjaan disajikan
dalam bentuk pokok-pokok pekerjaan yang menjelaskan mengenai lingkup besar pekerjaan. Setelah
item pekerjan diuraikan, barulah dihitung volume masing-masing item pekerjaan.
Ilustrasi [ Item Pekerjaan dan Volume ]
Harga satuan upah, material dan alat (H1) merupakan item yang harus hati-hati dalam
menentukannya, karena dalam tahapan ini seorang Quantity of Surveyor harus mempertimbangkan
banyak faktor. Dalam kuliah Mahasiswa diajarkan bahwa menetukan harga satuan cukup
menggunakan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK). Jika semua penyedia jasa menggunakan HSPK
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah maupun Pusat akan terjadi penawaran harga yang sama.
Untuk sebuah tender yang dilelang melalui situs LPSE, penyedia jasa cukup mengisi harga satuan
karena item pekerjaan dan volume pekerjaan sudah disiapkan oleh pemilik kerja.
Sebelum menentukan H1 terlebih dahulu tentukan Harga Satuan diluar keuntungan (H0). Beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan H0 adalah
Apakah Biaya Asuransi Ketenagakerjaan dan Perlengkapan K3 ada atau tidak. Jika tidak, maka
biaya Asuransi Ketenagakerjaan dan Perlengkapan K3 dimasukkan kedalam setiap Harga Satuan.
Pastikan mendapatkan harga material, sewa alat dan jasa aplikasi langsung
dari supplier atau subcontractor dengan ketentuan harga sudah termasuk PPN dan PPh serta berapa
besar diskon yang diberikan.
Biaya tidak langsung (Overhead) merupakan biaya yang tidak tertera dalam Rencana Anggaran
Biaya, seperti gaji staff, biaya transprotasi staff, mesh karyawan, pembelian barang kecil-kecilan
misal jajanan untuk rapat, air minum karyawan proyek, alat tulis kantor dll.
Dalam menyusun H0 apabila nilai Harga supplier/subcontractor sudah termasuk PPN dan PPh maka
nilainya dianggap "nol". Harga H0 akan menjadi acuan untuk menyusun Rencana Anggaran
Pelaksanaan, Sedangkan Harga Satuan Upah, Metrial dan Alat (H1) akan menjadi dasar pembutan
analisa Harga Satuan Pekerjaan dalam RAB. Harga Satuan Upah, Materila dan Alat dihitung
menggunakan rumus,
H1 = H0 + Keuntungan + Discount
Analisa Harga Satuan Pekerjaan merupakan sebuah analisa gabungan harga satuan upah,
material dan sewa alat berat untuk mendapatkan harga per satu satuan volume pekerjaan. Sebagai
contoh pekerjaan pengecoran beton dengan mutu K250, satuan volume yang digunakan dalam
pekerjaan ini adalah m3 (meter kubik). Dalam satuan volume tersebut harga yang tertera berupa harga
gabungan dari material beton, upah tenaga dan truck molen beserta pompa jika diperlukan.
Analisa harga satuan pekerjaan terdiri dari uraian harga, koefisien, harga satuan upah, meterial
dan alat, hasil kali koefisien dan harga satuan. Hasil kali tersebut dijumlah dan menjadi harga satuan.
Ada beberapa jenis penyajian analisa harga satuan sebagai berikut.
Model Pertama
Pada model ini harga satuan upah, material dan sewa alat tetap memperhitungkan faktor-faktor
seperti diatas.
Model Kedua
Pada model kedua pada H0 nilai overhead harus dilepas. Karena dalam analisa ini sudah
diperhitungkan yang besarnya maksimal 10%. Nilai 10% merupakan nilai yang umum digunakan.
Model Ketiga
Model ketiga harga satuan upah, matrerial dan sewa alat menggunakan H0. Karena dalam analisa ini
sudah memperhitungkan keuntungan. Keuntungan yang biasa ditampilkan sebesar 10 % akan tetapi
jika total harga dalam RAB masih bisa mengambil keuntungan lagi, maka keuntungan tambahan
dijumlahkan dalam nilai H1 = H0 + Provit Tambahan.
Nilai koefisien dapat dilihat melaui perturan-peratuan nasional pemerintah seperti SNI atau
pertuan pemerintah daerah. Akan tetapi ada pula dengan cara merumuskan sendiri nilai koefisien yang
akan dibahas dalam postingan berikutnya.
Setelah mendapatkan nilai harga satuan pekerjaan maka susunlah Rancana Anggaran
Pelaksanaan (RAP) terlebih dahulu. Setelah RAP disusun dan mendapatkan nilai total biaya yang
harus dikerjakan, maka bandingkan nilai tersebut dengan nilai Harga Perkiraan Pemilik (Owner
Estimate/OE). Jika nilai RAP lebih kecil dari nilai OE maka paket pekerjaan tersebut bisa dikerjakan.
Akan tetapi jika nilai OE lebih besar dari pada nilai RAP, maka mustahil paket pekerjaan tersebut bisa
dilaksanakan.
Penetapan RAB dengan cara melihat seberapa besar selisih nilai RAP terhadap nilai OE. Dengan
selisih itu dapat diperkirakan keuntungan berapa yang bisa diambil. Besarnya keuntungan tergantung
pada kebijakan disetiap perusahaan penyedia jasa. Kebanyak keuntungan yang diambail oleh setiap
perusahaan penyedia jasa sebesar 10% apabila selisih nilai RAP dan OE tidak memungkinkan untuk
mengambil keuntungan yang diinginkan maka perusahaan tidak akan mengikuti tender.
Nilai total seluruh item pekerjaan dalam RAB kemudian dikenal dengan nilai penawaran/harga
penawaran. Tender dalam lingkungan pemerintahan, besarnya nilai penawaran setiap penyedia jasa
dapat diakses oleh publik.
Untuk tender yang dilaksanakan pemerintah apabila penawaran berada dibawah 80% atau berada
diatas 110% dari nilai OE, maka penyedia jasa wajib menyertakan bukti survey harga. Akan tetapi
kebiasan umum yang terjadi pada setiap tender, penyedia jasa akan menawar lebih kecil dari nilai OE.
Penawaran lebih kecil dari nilai OE dikarenakan dalam aturan tender, jika panita tender telah
menemukan tiga penawar terendah yang memenuhi kualifikasi maka panitia diperbolehkan untuk
tidak membuka dokumen penawaran dari penyedia jasa yang lainnya. Perlu diketahui bahwa
aturan range nilai penawaran disetiap instansi pemerintahan tidak sama. Tetapi secara
umum range harga senilai 80% hingga 110%
RAB disajikan berupa tabel yang terdiri dari Item Pekerjaan, Satuan Pekerjaan, Volume Pekerjaan,
Harga Satuan dan Total Harga. Sebagaimana contoh tabel berikut ini,
Jika kita sudah terbiasa membuat Rencana Anggaran Biaya, kita akan memahami bahwa setiap
anggaran yang dibuat oleh owner kadang tidak wajar. Hal ini dikarenakan pada saat menghitung RAP,
harga total yang dihitung lebih kecil atau memiliki selisih yang terlampau jauh dari nilai OE. Apabila
nilai RAP jauh lebih besar dari nilai OE dan ada penyedia jasa yang bersedia, maka dapat dipastikan
bahwa ada sebuah indikasi penyedia jasa tersebut mengerjakan paket pekerjaan dengan kualitas yang
sangat rendah. Apabila nilai RAP sangat jauh dibawah batas minimum penawaran tanpa bukti survey
harga, serta penyedia jasa yang memenangkan tender nilai penawarannya masih berada
pada range harga tanpa bukti survey. Maka dapat dicurigai bahwa paket pekerjaan tersebut terindikasi
KKN.
BAR CHART
Line chart (diagram garis) merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan keadaan
yang serba terus atau berkesinambungan, misalnya produksi minyak tiap tahun, jumlah penduduk tiap
tahun, dan sebagainya. Diagram garis juga memiliki sumbu datar dan sumbu tegak, dimana sumbu
datar menyatakan waktu dan sumbu tegak menyatakan kuantum data.
Diagram garis berguna untuk menyajikan perbandingan data pada satu atau beberapa seri data.
Perbedaannya, grafik garis memungkinkan kita untuk menemukan tren atau pola data dari waktu ke
waktu. Misalnya, naik turunnya penjualan, laba perusahaan, temperatur, atau harga saham dan valas
selama periode tertentu.
memiliki data dengan interval yang sama atau berurutan, seperti hari, bulan, kuartal, atau tahun
fiskal.
Jenis-jenis diagram grafik garis (line chart) antara lain sebagai berikut :
multiple precentage component line chart (grafik garis presentase komponen berganda).
diagram garis digunakan untuk menaksir atau memperkirakan data berdasarkan pola-pola yang
telah diperoleh; dan
diagram garis ada yang tunggal dan majemuk,diagram garis majemuk yaitu dalam satu gambar
terdapat lebih dari satu garis. diagram garis majemuk biasanya digunakan untuk membandingkan dua
keadaan atau lebih yang mempunyai hubungan.
Kekurangan Penguunaan Line Chart adalah sebagai berikut :
hanya digunakan untuk data yang berkala,tidak bisa data yang lainnya; dan
harus sangat teliti dalam membaca diagram ini.Single Line Chart (Grafik Garis Tunggal)
Single line chart (grafik garis tunggal) adalah grafik yang terdiri dari satu garis untuk
menggambarkan perkembangan satu hal/kejadian. Misalnya perkembangan hasil penjualan semen,
pupuk, tekstil; perkembangan ekspor karet, kopi, lada, teh, ternak, dan minyak bumi.
Tah 2 2 2 2 2 2 2
un 001 002 003 004 005 006 007
Hasi
l 8 9 1 1 1 1 1
Penjuala 0 7.5 00 10 15 25 50
n
Multiple line chart (grafik garis berganda) adalah grafik yang terdiri dari beberapa garis untuk
menggambarkan perkembangan beberapa hal/kejadian sekaligus. Misalnya perkembangan ekspor
menurut perkembangannya
160
140
120
100
80
60
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
J
2 2 2 2 2 2 2 2
enis
000 001 002 003 004 005 006 007
Barang
T 2 3 3 4 5 6 7 8
elevisi 0 0 5 0 0 5 0 5
R 2 4 5 6 6 7 8 9
adio 5 5 0 0 5 5 0 0
K 3 5 6 7 8 9 9 1
ulkas 0 0 0 5 5 0 5 00
100
90 Multiple Component
80 Line Chart (Grafik
70
Garis Komponen
60
Berganda)
50
40 Televisi Multiple Component
30 Radio Line Chart (Grafik
20 Kulkas Garis Komponen
10 Berganda) adalah
0 grafik yang serupa
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
dengan grafik
berganda,akan tetapi garis yang teratas/terakhir menggambarkan jumlah (total) dari komponen-
komponen, sedangkan garis lainnya menggambarkan masing-masing komponen.
Tabel 1. 3Jumlah Pesawat Terbang menurut Kepemilikan selama Enam Tahun (Unit)
Grafik 1.
3Jumlah Pesawat
Multiple percentage component line chart (grafik garis presentase komponen berganda) adalah
grafik yang serupa dengan grafik garis komponen berganda, hanya masing-masing dinyatakan sebagai
presentase terhadap jumlah (total), sehingga garis teratas (terakhir) merupakan garis yang
menunjukkan 100%.
Tabel 1. 4 Data Presentase Realisasi Kredit Kepemilikan Rumah melalui BTN selama Enam
Tahun
Grafik 1. 4
Bar chart (grafik batang) umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai suatu
objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan
dengan batang-batang tegak atau mendatarsecara vertikal dan sama lebar dengan batang-batang
terpisah.
Bar chart (grafik batang) pada dasarnya sama fugsinya dengan grafik garis yaitu untuk
menggambarkan data berkala. Grafik batang juga terdiri dari grafik batang tunggal dan grafik batang
ganda.
Jenis-jenis diagram grafik batang (bar chart) antara lain sebagai berikut :
multiple precentage component bar chart (grafik batang presentase komponen berganda); dan
Kelebihan Pengguanaan Bar Chart adalah pengguaan yang paling sederhana dan paling
umum.
diagram batang hanya disajikan data yang telah dikelompokkan atas atribut dan kategori; dan
diagram batang tidak dapat menampilkan datum dari tiap orang atau benda yang dicatat(sebut
saja data individual.
140
120
100
Hasil Penjualan
80
60
01 002 003 004 005 006 007
20 2 2 2 2 2 2
100
90
80
70
60 Televisi
50 Radio
40 Kulkas
30
20
10
0
2005 2006 2007
Jen 2 2 2 2 2 2 2 2
is 000 001 002 003 004 005 006 007
Barang
Tel 2 3 3 4 5 6 7 8
evisi 0 0 5 0 0 5 0 5
Ra 2 4 5 6 6 7 8 9
dio 5 5 0 0 5 5 0 0
Kul 3 5 6 7 8 9 9 1
kas 0 0 0 5 5 0 5 00
Multiple Companent Bar Chart (Grafik Batang Komponen Berganda)
Tabel 1. 5 Calon Pemilih warga DKI Jakarta pada Pemilu 1999 menurut Indentitas Penduduk
dan Wilayah
Grafik 1. 7 Calon Pemilih warga DKI Jakarta pada Pemilu 1999 menurut Indentitas Penduduk
dan Wilayah
Multiple Precentage Component Bar Chart (Grafik Batang Presentase Komponen Berganda)
100%
90%
80%
70%
60% Kulkas
50% Radio
40% Televisi
30%
20%
10%
0%
92 93 94 95 96 97 98 99
19 19 19 19 19 19 19 19
Jenis 1 %
Barang 992
Televisi 2 2
0 6,67
Radio 2 3
5 3,33
Kulkas 3 4
0 0
Jumlah 7 1
5 00
1 1 1
988 9218.5 3248.5
1 2 1
989 2158.9 6359.6
1 2 2
990 5675.3 1837
1 2 2
991 9142.4 5868.8
1 3 2
992 3967 7279.6
1 3 2
993 6823 8327.8
1 4 3
994 0053.4 1983.5
Grafik 1. 9
Selisih Ekspor-
1 4 4
Impor Indonesia
995 5418 0628.7
(Juta US$)
1 4 4 Histogram
996 9814.8 2928.5
Pengertian
1 5 5 Histogram
Kegunaan Histogram
Histogram ini juga digunakan dalam menyajikan data yang disusun dalam suatu distribusi
frekuensi, distribusi persentase atau telah tersusun.
Tepi-tepi kelas ini digunakan untuk menentukan titik tengah kelas yang dapat di tulis sebagai
berikut.
Poligon frekuensi dalam histogram dibuat untuk menghubungkan titik-titik tengah setiap puncak
persegi panjang dari histogram secara beraturan. Agar poligon tertutup maka sebelum kelas paling
bawah dan setelah kelas paling atas, masing-masing di tambah satu kelas.
K Jumlah
elas Interval Frekuensi (F)
21
1 215 - 22 14
40
2 2123 - 30 3
59
3 4031 - 38 1
78
4 5939 - 46 1
97
5 7847 - 54 1
Hasil Saham
Grafik 1.10 Hasil
14 Saham pada Tahun 1997
14
12
10
8
6 4
4
1 1 1
2
0
Pie Chart (Diagram Lingkaran)
Pie Chart (diagram lingkaran) adalah penyajian data statistik yang dinyatakan dalam persen atau
derajat dapat menggunakan diagram lingkaran.
diagram lingkaran sangat berguna untuk menunjukkan dan membandingkan proporsi dari data
Cartogram (grafik berupa peta) adalah grafik yang digambarkan pada peta yang sebenarnya, dan
diberi warna. Dalam pembuatannya digunakan peta geografis tempat yang terjadi .Dengan demikian
diagram ini melukiskan keadaan dihubungkan dengan tempat kejadiannya, seperti halnya kepadatan
penduduk atau kurang penduduk suatu daerah dan atau pulau atau juga bisa melihat penduduk dalam
daerah tersebut.
Contoh: peta indonesia di gambarkan dengan gambar jagung, padi,kopi,teh, pada daerah-daerah
tertentu yang menggambarkan bahwa daerah Jawa Barat penghasil padi,jagung, daerah Sulawesi
Selatan penghasil kopi, daerah Bali penghasil teh.
Pro Jumla
pinsi h
Penduduk
Tiap
km2
Jaw 690
a dan
Madura
Sum 59
atera
Kali 12
mantan
Sula 55
wesi
Mal 19
uku
Nus 96
a
Tenggara
NETWORK PLANING
Arrow/ anak panah yang menyatakan aktivitas / kegiatanyaitu suatu kegiatan atau
pekerjaan dimana penyelesaiannyamembutuhkan durasi (jangka waktu tertentu)
danresources(tenaga, alat, material dan biaya).
Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan,dimana panjang dan
kemiringan tidak berpengaruh.
Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin
mengurangi adanya penundaan, maupungangguan produksi, serta mengkoordinasikan
berbagai bagian suatu pekerjaansecara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.
Teknik ini memungkinkandihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur,
karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu
sebelumdilaksanakan.
Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktumerupakan
dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagisuatu proyek. Dalam
metode PERT dan CPM masalah utama yaitu teknik untuk menentukan jadwal kegiatan
beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan- pekerjaan yang telah dijadwalkan
itu dapat diselesaikan secara tepat waktu sertatepat biaya.CPM adalah suatu metode
perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling
banyak digunakan diantara semua sistem yangmemakai prinsip pembentukan jaringan.
Dengan CPM, jumlah waktu yangdibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu
proyek dianggap diketahuidengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang
digunakan dan waktuyang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan
analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek
melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.Teknik
penyusunan jaringan kerja yang terdapat pada CPM, sama dengan
Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalahsebagai berikut :
PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah
dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas
yang sudah pernahdikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatantelah
diketahui olehevaluator .
Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yangtercepat, terlama serta
terlayak, sedangkan pada CPM hanyamemiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan
yaitu waktu yangactivity atau kegiatan dan peristiwa atau disebut event.
Salah satu perbedaan PERT Network dan CPM network bahwa yang pertama
adalah eventoriented dan yang kedua adalah activity oriented.Event dan Activities
a)Event menunjukan suatu titik yang pentingdalam proyek dan biasanya dengan
simbullingkaran atau peristiwa, milestone,saat,dalam suatu proyek.
Oleh Manjeet Singh ( berdasarkan kutipan dari panduan ringkas yang Project Mind
gratis untuk manajemen proyek )
Sebuah Struktur Workbreakdown ( WBS ) memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi
kelompok kegiatan yang harus Anda capai dalam proyek Anda . Namun, WBS tidak
menunjukkan dependensi atau urutan antara kegiatan tersebut . Sebuah diagram jaringan
akan memungkinkan Anda untuk menggambarkan hal ini .
Setelah diagram jaringan Anda sudah siap , hanya kemudian Anda dapat mulai
realistis menentukan jadwalproyekAnda .
Berikut ini adalah diagram jaringan disederhanakan untuk " Membangun Shed " proyek :
Panah gelap menunjukkan apa yang dikenal sebagai Critical Path ( Beli bahan - >
Build gudang basis- > Mengawasi semen pengerasan - > Merakit gudang ) . Yang
Critical Path adalah urutan kegiatan yang memakan waktu yang paling untuk
menyelesaikan proyek. Setiap keterlambatan dalam urutan kegiatan ini akan berdampak
pada jangka waktu keseluruhan proyek. Oleh karena itu harus memantausemuakegiatan.
Gantt chart
Setelah selesai bekerja pada diagram jaringan . perlu membuat Gantt chart. Gantt
chart adalah alat manajemen proyek yang sangat berguna yang menyediakan gambaran
dari jadwal (sesuatu yang diagram jaringantidak).
Berikut adalah grafik Gantt untuk membangun gudang proyek:
Gantt chart tidak menunjukkan hubungan antara kegiatan proyek. Namun, sejumlah
paket perangkat lunak manajemen proyek memungkinkan untuk menunjukkan hubungan
tersebut. pada bagan Gantt memberikan gambaran dari jadwal, dan jalur kritis dari
proyek.
CRITICAL PATH METHOD
PEMBAHASAN
Pengertian CPM (critical path method )
CPM (critical path method ) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan proyek yang
digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa
yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara titik. CPM
(critical path method ) atau Metode Jalur Kritis adalah suatu rangkaian item pekerjaan dalam suatu proyek
yang menjadi bagian kritis atas terselesainya proyek secara keseluruhan. Ini artinya, tidak terselesaikannya
tepat watu suatu pekerjaan yang masuk dalam pekerjaan kritis akan menyebabkan proyek mengalami
keterlambatan karena waktu finish proyek akan menjadi mundur atau delay. CPM dibangun atas suatu
network yang dihitung dengan cara tertentu dan dapat pula dengan software sehingga menghasilkan suatu
rangkaian pekerjaan yang kritis. Penggunaan CPM secara integrated ini secara sederhana bermaksud untuk
membuat schedule yang berukuran besar pada proyek besar menjadi schedule yang lebih kecil. Secara
logika kita pahami bahwa schedule yang lebih kecil berarti schedule tersebut lebih managable atau dapat
lebih mudah untuk dikelola. Inilah intinya peranan konsep ini dalam mengatasi kompleksitas proyek yang
besar.
Konsep ini tentu saja dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi proyek yang ada. Langkah standar
dalam penentuan CPM adalah sebagai berikut:
Membagi seluruh pekerjaan menjadi beberapa kelompok pekerjaan yang dapat dikatakan sejenis.
Menentukan durasi penyelesaian pekerjaan masing-masing milestone.
Menentukan keterkaitan (interdependencies) antara kelompok-kelompok pekerjaan tersebut.
Menentukan critical path method atas milestone berdasarkan hubungan saling keterkaitannya.
Membandingkan durasi total pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan.
Manfaat CPM (critical path method )
Adapun beberapa manfaat CPM (critical path method ) bagi suatu proyek adalah :
Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek,
Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek,
Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga jadwal penyelesaian
proyek,
Menyelesaikan proyek dengan cepat,
Mengkuantifisir kemajuan proyek,
Mengkomunikasikan proyek secara efektif
Membuat dan Menentukan Analisis Jaringan Kerja CPM (Critical Path Method )
Tahapan Analisis Jaringan Kerja
Membuat uraian kegiatan, menyusun logika urutan kejadian, menentukan syarat-syarat
pendahuluan, menntukan interelasi dan interpendensi antara kegiatan.
Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan, menentukan kapan
suatu kegitan dimulai dan kapan berakhir, menentukan keseluruhan proyek berakhir.
Jika dibutuhkan, tetapkan alokasi biaya dan peralatan guna pelaksanaan tiap kegiatan, meskipun
pada dasarnya hal itu tidak begitu penting.
Diagram Jaringan CPM
Dalam diagram jaringan CPM, dikenal beberapa simbol diagram yang digunakan untuk
mendeskripsikan urutan, waktu pelaksanaan dan jenis kegiatan pada suatu proyek. Beberapa simbol
tersebut antara lain :
2. Simpul (node)
- Menyatakan suatu kejadian kejadian atau peristiwa
- Kejadian diartika sebagai awal atau akhir dari satu atau beberapa kegiatan
- Umumnya kejadian diberi kode dengan angka 1, 2, 3, dst, yang disebut nomor kejadian.
Waktu paling awal / tercepat peristiwa dapat terjadi, yang berarti waktu paling awal suatu
kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai, karena menurut aturan dasar jaringan kerja,
suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu / sebelumnya telah selesai.
2. TL = L (Latest event occurence time)
Waktu paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
3. ES (earliest activity start time)
Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah
jam paling awal kegiatan dimulai.
4. EF (earliest activity finish time)
Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan.
6. LF (latest activity finish time)
Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
7. t (activity duration time)
Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan).
2.3.4. Cara Perhitungan
Dalam perhitungan waktu juga digunakan tiga asumsi dasar yaitu: Pertama, proyek hanya memiliki
satu initial event (start) dan satu terminal event (finish). Kedua, saat tercepat terjadinya initial event adalah
hari ke-nol. Ketiga, saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES.
Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua tahap, yaitu
perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation).
1. Hitungan maju
Beberapa prinsip yang digunakan dalam hitungan maju :
a. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang
mendahuluinya telah selesai.
E(1) = 0
b. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal,
ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan. EF = ES + D atau EF(i-j) = ES(i-j) + D(i-j)
Dari perhitungan pada tabel di atas diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah selama
16 minggu.
2. Perhitungan mundur
Beberapa prinsip yang digunakan dalam perhitungan mundur adalah :
a. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi
kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j) – t
Maka LS(5-6) = EF(5-6) – D = 16 – 3 = 13
LS(4-5) = EF(4-5) – D = 13 – 4 = 9
LS(3-5) = EF(3-5) – D = 13 – 6 = 7
LS(2-4) = EF(2-4) – D = 9 – 3 = 6
LS(2-3) = EF(2-3) – D = 7 – 5 = 2
b. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal,
ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan. EF = ES + D atau EF(i-j) = ES(i-j) + D(i-j)
c. Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir (LF)
kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang
terkecil.