Anda di halaman 1dari 4

KOMPOSISI PEMBENTUK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Pengertian RAB

RAB adalah perhitungan rincian biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam
proyek konstruksi, sehingga diperoleh estimasi biaya total yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek tersebut. Sedangkan definisi rencana anggaran biaya (RAB) menurut
para ahli akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Menurut J. A. Mukomoko
Dalam bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, 1987 Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan
(proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja,
daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta
daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
2. Menurut Bachtiar Ibrahim
Dalam bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost,1993, yang
dimaksud Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyekadalah perhitungan banyaknya
biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
3. Menurut Sugeng Djojowirono
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek merupakan perkiraan biaya yang
diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan
diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.

Item Rincian yang Wajib Ada di dalam RAB

RAB memiliki beberapa komponen di dalamnya. Berikut di bawah ini item rincian
yang harus ada dalam RAB :

1. Uraian pekerjaan. Jika pekerjaan konstruksi biasanya terdapat sub jenis pekerjaan
misalnya pekerjaan persiapan, galian, urugan dan pekerjaan pondasi beton.
2. Volume pekerjaan (Unit). Jika di dalam pengadaan barang biasanya digunakan satuan
unit. Sedangkan untuk pekerjaan konstruksi kebanyakan dihitung dalam satuan meter
persegi (m2), meter kubik (m3), atau unit.
3. Harga satuan. Jika pengadaan barang cukup mengalikan harga satuan dengan unit
barang sehingga ditemukan biaya belanja modal. Sedangkan untuk pekerjaan
konstruksi dipisah menjadi dua bagian, yaitu harga jasa atau harga jasa berikut
materialnya. Kemudian, kalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan.
4. Total upah pekerja. Upah pekerja ini umumnya hanya untuk pekerjaan jasa konstruksi
saja, yaitu didapatkan dari biaya per jam x estimasi waktu pekerjaan x total pekerja.
5. Total material bahan bangunan.

6. Grand Total, yaitu jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan
total material atau perkalian volume dengan total upah.
Langkah-langkah Penyusunan RAB
Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun Rencana Anggaran
Biaya. :
 Mempelajari Gambar Kerja Detail (DED) dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS)
Sebelum menyusun RAB pengadaan jasa konstruksi seorang Quantity of
Surveyor tentunya harus mempelajari Gambar Kerja Detail (DED) yang disediakan
oleh Pemilik Proyek. Mempelajari DED bertujuan untuk mengetahui item-item
pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan beserta tahapannya. Kemudian, Penyedia
menentukan metode apa yang tepat dan efisien untuk digunakan dalam pekerjaan
tersebut, tentunya dengan mempertimbangkan RKS yang telah ditetapkan oleh
Panitia. Pada akhirnya tujuan dari mempelajari DED dan RKS ini untuk mendapatkan
harga satuan yang murah dan efisien.
  Menyusun Item Pekerjaan dan Menghitung Volume Pekerjaan.
Tahapan yang selanjutnya dilakukan oleh Penyedia adalah menguraikan item-
item pekerjaan yang akan dikerjakan. Setelah semua item yang diperlukan didaftar
dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah menghitung volume pekerjaan.
Penghitungan ini dilakukan dengan cara menghitung banyaknya volume pekerjaan
dalam satu satuan, misalkan per m2, m3, atau per unit. Volume pekerjaan nantinya
dikalikan dengan harga satuan pekerjaan, sehingga didapatkan jumlah biaya
pekerjaan.
 Membuat dan Menentukan Daftar Harga Satuan Pekerjaan (H1)
Untuk pekerjaan konstruksi, harga satuan pekerjaan dapat dipisahkan menjadi
harga upah, material dan alat. Harga satuan pekerjaan merupakan item yang harus
hati-hati dalam menentukannya, karena dalam tahapan ini seorang Quantity of
Surveyor harus mempertimbangkan banyak faktor. Dalam menentukan harga satuan
cukup menggunakan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK). Jika semua penyedia
jasa menggunakan HSPK yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah maupun Pusat
akan terjadi penawaran harga yang sama. Untuk sebuah tender yang dilelang melalui
situs LPSE, penyedia jasa cukup mengisi harga satuan karena item pekerjaan dan
volume pekerjaan sudah disiapkan oleh Pemilik Kerja. 
Sebelum menentukan H1 terlebih dahulu tentukan Harga Satuan diluar
keuntungan (H0). H0 ini dalam dunia kontraktor sering disebut RAP. RAP yaitu
rencana anggaran biaya proyek pembangunan yang dibuat kontraktor untuk
memperkirakan berapa sebenarnya biaya sesungguhnya yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu kontrak kerja proyek konstruksi. Jadi dari pengertian RAP
tersebut bisa kita lihat bahwa selisih antara RAP dan RAB merupakan gambaran awal
untuk memperkirakan laba rugi perusahaan kontraktor.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan H0 adalah :
1. Biaya Asuransi Ketenagakerjaan dan Perlengkapan K3. Jika tidak ada
biaya asuransi ketenagakerjaan dan perlengkapan K3, maka biaya-biaya
tersebut dimasukkan kedalam setiap Harga Satuan.
2. Pastikan mendapatkan harga bahan material, sewa alat dan jasa aplikasi
langsung lainnya dari supplier atau subcontractor dengan ketentuan harga
sudah termasuk PPN dan PPh serta berapa besar diskon yang diberikan.
3. Biaya tidak langsung (Overhead) merupakan biaya lain-lain yang tidak
tertera dalam RAB, seperti gaji staff, biaya transprotasi staff, mesh
karyawan, pembelian barang kecil-kecilan misal jajanan untuk rapat, air
minum karyawan proyek, alat tulis kantor dll.
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan harga satuan dasar adalah :

Dalam menyusun harga awal di luar keuntungan (H0) apabila nilai Harga
supplier/sub kontraktor sudah termasuk PPN dan PPh maka nilainya dianggap "nol".
Harga H0 akan menjadi acuan untuk menyusun Rencana Anggaran Pelaksanaan
(RAP), Sedangkan Harga Satuan Upah, Metrial dan Alat (H1) akan menjadi dasar
pembutan analisa Harga Satuan Pekerjaan dalam RAB. Harga Satuan Upah, Material
dan Alat dihitung menggunakan rumus,

H1 = H0 + Keuntungan + Discount

H1 disajikan dalam sebuah tabel seperti berikut,

 Membuat Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)


Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) merupakan sebuah analisa
perhitungan kebutuhan biaya harga satuan upah, bahan material dan sewa alat berat
untuk mendapatkan harga per satu satuan volume pekerjaan. Sebagai contoh uraian
pekerjaan Pekerasan jalan inspeksi t 20 cm, satuan volume yang digunakan dalam
pekerjaan ini adalah m3 (meter kubik). Dalam satuan volume tersebut harga yang
tertera berupa harga gabungan dari upah pekerja/mandor, material (sirtu), dan alat
(dump truck, bulldozer, vibrator roller).
AHSP sendiri terdiri dari uraian harga, koefisien, harga satuan upah, material
dan alat, hasil kali koefisien dan harga satuan. Hasil kali tersebut dijumlah dan
menjadi harga satuan. Berikut ini contoh penghitungan analisa harga satuan
pekerjaan:

Nilai koefisien dapat dilihat melaui perturan-peratuan nasional pemerintah


seperti SNI atau peraturan pemerintah daerah.

 Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Setelah mendapatkan nilai harga satuan pekerjaan maka susunlah Rancana
Anggaran Pelaksanaan (RAP) terlebih dahulu. Setelah RAP disusun dan mendapatkan
nilai total biaya yang harus dikerjakan, maka bandingkan nilai tersebut dengan
nilai Harga Perkiraan Sendiri (Owner Estimate/HPS). Jika nilai RAP lebih kecil dari
nilai OE maka paket pekerjaan tersebut bisa dikerjakan. Akan tetapi jika nilai HPS
lebih besar dari pada nilai RAP, maka mustahil paket pekerjaan tersebut bisa
dilaksanakan.
Penetapan RAB dengan cara melihat seberapa besar selisih nilai RAP terhadap
nilai HPS. Dengan selisih itu dapat diperkirakan keuntungan berapa yang bisa
diambil. Besarnya margin keuntungan tergantung pada kebijakan disetiap perusahaan
penyedia jasa. Kebanyakan keuntungan yang diambil oleh setiap kontraktor sebesar
10%. Apabila selisih nilai RAP dan HPS tidak memungkinkan untuk mengambil
keuntungan yang diinginkan, maka perusahaan tidak akan mengikuti tender.
Grand total seluruh item pekerjaan dalam RAB kemudian dikenal dengan nilai
penawaran/harga penawaran. Tender dalam lingkungan pemerintahan dengan
menggunakan LPSE, besarnya nilai penawaran setiap penyedia jasa dapat diakses
oleh masyarakat umum.
Jika penawaran yang disampaikan oleh Penyedia berada dibawah 80% atau
berada diatas 110% dari nilai HPS, maka Penyedia jasa wajib menyertakan bukti
survei harga. Akan tetapi kebiasaan umum yang terjadi pada setiap tender, penyedia
jasa akan menawar lebih kecil dari nilai HPS. Dalam aturan proyek tender
pemerintahan jika panitia tender telah menemukan tiga penawar terendah yang
memenuhi kualifikasi, maka panitia diperbolehkan untuk tidak membuka dokumen
penawaran dari penyedia jasa yang lainnya.

Untuk contoh RAB dan Kurva S dapat di


https://drive.google.com/file/d/19L-pcUv2ioOLWVSydy9IgBRmK9W9xyzh/view?
usp=sharing

Daftar Pustaka

https://www.pengadaanbarang.co.id/2019/08/pengertian-rab-rap-dan-contohnya.html

https://www.situstekniksipil.com/2017/11/rencana-anggaran-biaya-rab.html

Anda mungkin juga menyukai