Anda di halaman 1dari 23

Langkah-langkah dalam Pembuatan

RAB
Mungkin sebagian dari Anda belum tahu pentingnya membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) dalam proyek
bangun atau renovasi rumah. Sebenarnya, tanpa membuat RAB pun, pekerjaan bangun atau renovasi rumah
masih tetap bisa berjalan. Lalu, mengapa RAB masih dibutuhkan dan apa saja langkah-langkah yang harus
dijalankan dalam pembuatan RAB?

RAB adalah perhitungan rincian biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam proyek konstruksi,
sehingga diperoleh estimasi biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Fungsi dan Pentingnya Rencana Anggaran


Bangunan (RAB)
Membuat RAB sebelum mengerjakan proyek merupakan hal yang penting. Mengapa? RAB berfungsi sebagai
acuan dasar pelaksanaan proyek, mulai dari pemilihan kontraktor yang sesuai, pembelian bahan bangunan,
sampai pengawasan proyek agar berjalan sesuai dengan rancangan dan kesepakatan awal Anda dengan
kontraktor.

Tanpa adanya RAB, sangat mungkin terjadi pembengkakan biaya dikarenakan pembelian bahan bangunan
yang tidak sesuai dengan volume pekerjaan, upah pekerja yang tidak terkontrol, pengadaan peralatan yang
tidak tepat, dan berbagai dampak negatif lainnya. Tidak mau kan hal itu terjadi? Maka membuat RAB
merupakan solusi yang terbaik.

Rincian yang Harus Ada di Dalam RAB


Idealnya dalam pembuatan RAB, ada beberapa rincian yang dimasukkan ke dalam tabel. Namun rincian ini
pun tak harus Anda masukkan semuanya ke dalam RAB, tergantung dari jenis perhitungan yang sesuai dengan
proyek Anda. Berikut komponen untuk menghitung RAB:

1. Uraian pekerjaan yang dibagi berdasarkan jenis pekerjaan. Contoh: pekerjaan persiapan, galian, dan
urugan dan pekerjaan pondasi beton. Setiap bagian uraian pekerjaan memiliki rincian pekerjaan
lainnya yang lebih detail.
2. Volume pekerjaan yang memiliki arti satuan yang digunakan untuk pengukuran suatu objek. Volume
pekerjaan umumnya dapat dihitung dalam satuan meter persegi (m2), meter kubik (m3), titik, atau
unit.
3. Satuan unit dari pekerjaan atau bahan bangunan. Contoh: m1, m2, m3, unit, atau titik.
4. Harga satuan pekerjaan yang dapat dipisah menjadi dua bagian, harga jasa atau harga jasa berikut
materialnya. Setelah mengetahui volume pekerjaan, Anda tinggal mengalikannya dengan harga satuan
pekerjaan.
5. Total upah pekerja yang didapatkan dari biaya per jam x estimasi waktu pekerjaan x total pekerja.
6. Total material bahan bangunan.
7. Total atau jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan total material atau
perkalian volume dengan total upah.

Cara Menghitung RAB Secara Umum


Menghitung RAB memang susah-susah gampang. Dikatakan gampang karena RAB sebenarnya hanya
merupakan perkalian antara volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan. Dikatakan susah karena ada
banyak item pekerjaan yang harus Anda sertakan di dalam RAB. Oleh karena itu, dalam pembuatan RAB
diperlukan ketelitian dari pembuatnya.

Mengacu pada penjelasan mengenai komponen yang harus ada di dalam RAB, ada lima langkah yang harus
Anda perhatikan dalam menghitung RAB.

 Mempersiapkan Gambar Kerja


Gambar kerja yang dibuat oleh arsitek ternyata bermanfaat sekali untuk beberapa keperluan proyek Anda.
Mulai dari keperluan pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pembuatan Surat Perjanjian Kontrak Kerja
(SPK), sampai tahap pembuatan RAB. Penggunaan gambar kerja pada RAB diperlukan untuk menentukan
berbagai jenis pekerjaan, spesifikasi dan ukuran material bangunan. Nah, pastikan dari gambar kerja ini dapat
ditentukan ukuran dan spesifikasi material bangunan. Dengan begitu, menghitung volume pekerjaan pun
menjadi lebih mudah.

Gambar kerja inilah yang menjadi rujukan dalam menentukan item-item pekerjaan yang akan dihitung dalam
pembuatan RAB. Setelah itu, jangan lupa untuk melakukan pengecekan harga material bangunan ke toko-toko
bangunan dan rate upah pekerja yang berlokasi di wilayah proyek pengerjaan Anda.

 Menghitung Volume Pekerjaan


Langkah berikutnya adalah menghitung volume pekerjaan. Penghitungan ini dilakukan dengan cara
menghitung banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan, misalkan per m2, m3, atau per unit. Volume
pekerjaan nantinya dikalikan dengan harga satuan pekerjaan, sehingga didapatkan jumlah biaya pekerjaan.

 Membuat dan Menentukan Harga Satuan Pekerjaan


Harga satuan pekerjaan dapat dipisahkan menjadi harga upah dan material. Anda hanya tinggal masukkan
harga berdasarkan harga yang berlaku di daerah Anda tinggal. Sebagai contoh, harga satuan pekerjaan per
tahun 2016 untuk pekerjaan pengecatan cat dinding adalah Rp. 8.500,- per m2, pekerjaan rangka atap adalah
Rp. 92.000,- per m2, dan pekerjaan pemasangan plafon adalah Rp. 24.000,- per m2. Namun, Anda juga harus
mengantisipasi adanya peningkatan harga apabila pekerjaan bangun atau renovasi rumah Anda belum dimulai.

 Menghitung Jumlah Biaya Pekerjaan


Setelah volume dan harga satuan kerja sudah bisa didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah mengalikan
angka tersebut sehingga dapat ditentukan jumlah biaya dari masing-masing pekerjaan. Hitung jumlah biaya
pekerjaan dengan mengalikan volume pekerjaan x harga satuan. Seperti contoh pekerjaan pembuatan pondasi
batu kali, Anda bisa menghitung volumenya sebesar 10 m3 dengan harga satuan sebesar Rp. 350.000. Maka
dari sini Anda bisa mengetahui bahwa biaya pekerjaan pembuatan pondasi batu kali adalah 10m3 x Rp.
350.000= Rp. 3.500.000.
Foto: Rencana Anggaran Biaya

 Rekapitulasi
Langkah terakhir dalam membuat RAB adalah membuat bagian rekapitulasi. Rekapitulasi adalah jumlah total
masing-masing sub pekerjaan, seperti pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, atau pekerjaan beton. Kedua sub
pekerjaan tersebut dapat diuraikan lagi secara lebih detail. Setiap pekerjaan kemudian ditotalkan sehingga
didapatkan jumlah total biaya pekerjaan. Di dalam menghitung biaya rekapitulasi ini, Anda juga bisa
memasukkan biaya tambahan dan pajak.

Foto:
Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

Contoh RAB Lengkap dari Sejasa


Tim ahli Sejasa.com membantu Anda menyusun daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB) terstandarisasi yang
kemudian akan diisi oleh penyedia jasa terpilih. Berikut contoh RAB Sejasa setelah diisi oleh penyedia jasa.
Dengan membuat RAB, biaya pekerjaan proyek bangun atau renovasi rumah Anda akan menjadi lebih jelas
dan terperinci. RAB juga dapat membantu Anda memilih bahan bangunan yang cocok untuk rumah Anda.
Untuk itu, pastikan Anda sudah membuat RAB sebelum memulai pekerjaan proyek Anda!
Berikut cara membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek Bangunan Gedung antara lain:

1. Buka Aplikasi yang umum digunakan untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) yaitu Microsoft
Excel

Setelah membuka aplikasi excel pisahkan dengan per sheet1, sheet2, dll. Buat sheet rekapitulasi perhitungan,
sheet item pekerjaan, sheet Volume, sheet harga dan bahan, sheet analisa harga satuan dan seterusnya.

2. Mengidentifikasi item pekerjaan dan satuan pekerjaan

Untuk mengindentifikasi item pekerjaan proyek, kita harus memahami gambar shop drawing, lalu tentukan
item pekerjaan dan dan satuan pekerjaannya.

3. Hitung Volume pekerjaan item pekerjaan berdasarkan gambar shop drawing


Setelah dilakukan identifikasi pekerjaan, selanjutnya kan dihitung volume pekerjaan berdasarkan gambar shop
drawing. Ini hanya cara perhitungan saja, hasil perhitungan tidak dapat dijadikan acuan.

4. Menentukan Daftar harga upah dan bahan


Tentukan upah dan harga bahan berdasarkan harga pasaran pada lokasi proyek. Harga bahan dan upah di atas
hanya permisalan saja dan tidak dapat dijadikan acuan

5. Menghitung Analisa Harga Satuan Pekerjaan untuk proyek berdasarkan SNI


Lalu hitunglah analisa harga satuan item pekerjaan untuk proyek, sehingga akan didapat harga satuan
pekerjaan

6. Lalu masukkah volume dan harga satuan pekerjaan ke sheet bill of quantity (rencana anggaran biaya/RAB)
Hasil perhitungan volume dan harga dasar satuan pekerjaan dimasukkan ke sheet Rekapitulasi biaya Pekerjaan

7. Buat Rekapitulasi Biaya Pekerjaan


RAB (rencana anggaran biaya) utama untuk dihitung biaya total pekerjaan akan ditambah PPN (Pajak
Pertambahan Nilai) 10%.

8. Periksa kembali hasil perhitungan rencana anggaran biaya (bill of quantity) anda
Setelah selesai membuat tahap 1 sampai 7, periksa kembali agar tidak terjadi kesalahan pada perhitungan bill
of quantity atau rencana anggaran biayanya.

Semua nilai dan perhitungan hanya rekayasa semata tidak dapat dihasikan acuan untuk perhitungan RAB
resmi.
Mengapa Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia Masih
Tinggi?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan


terjadinya kecelakaan kerja, yaitu unsafe condition dan unsafe behavior. Unsafe
Behavior merupakan perilaku dan kebiasaan yang mengarah pada terjadinya kecelakaan kerja
seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan penggunaan peralatan yang tidak
standard sedangkan Unsafe Condition merupakan kondisi tempat kerja yang tidak aman seperti
terlalu gelap, panas dan gangguan-gangguan faktor fisik lingkungan kerja lainnya. Faktor-faktor
kecelakaan kerja tersebut dapat dieliminasi dengan adanya komitmen perusahaan dalam
menetapkan kebijakan dan peraturan K3 serta didukung oleh kualitas SDM perusahaan dalam
pelaksanaannya.

Sayangnya, masih sedikit perusahaan di Indonesia yang berkomitmen untuk melaksanakan


pedoman SMK3 dalam lingkungan kerjanya. Menurut catatan SPSI, baru sekitar 45% dari total
jumlah perusahaan di Indonesia (data Depnaker tahun 2002, perusahaan di bawah
pengawasannya sebanyak 176.713) yang memuat komitmen K3 dalam perjanjian kerja
bersamanya. Jika perusahaan sadar, komitmennya dalam melaksanakan kebijakan K3 sebenarnya
dapat membantu mengurangi angka kecelakaan kerja di lingkungan kerja.
Dengan sadar dan berkomitmen, perusahaan akan melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan
kondisi kerja yang aman dan sehat. Komitmen perusahaan yang rendah ini diperburuk lagi
dengan masih rendahnya kualitas SDM di Indonesia yang turut memberikan point
dalam kejadian kecelakaan kerja, data dari Badan Pusat Statistik tahun 2003 menunjukkan
bahwa hanya 2.7% angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai latar belakang pendidikan
perguruan tinggi dan 54.6% angkatan kerja hanya tamatan SD.
Sebenarnya, penerapan K3 dalam sistem
manajemen perusahaan memberikan banyak keuntungan selain peningkatan produktifitas kerja
dan tetap terjaganya kesehatan, keselamatan pekerja, penerapan K3 juga dapat meningkatkan
citra baik perusahaan yang dapat memperkuat posisi bisnis perusahaan. Satu lagi hal penting
bahwa dengan komitmen penerapan K3, angka kecelakaan kerja dapat ditekan sehingga dapat
menekan biaya kompensasi akibat kecelakaan kerja. Perlu diketahui bahwa nilai kompensasi
yang harus dibayar karena kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2004 sebesar 102,461 milliar
rupiah apalagi jika kita lihat data 2003 yang sebesar 190,607 milliar rupiah, sungguh suatu nilai
yang sangat disayangkan jika harus dibuang percuma! Sebenarnya keadaan ini tidak jauh
berbeda dengan di AS, tahun 1995 pemerintah AS harus menderita kerugian sebesar 119 milliar
dollar karena kecelakaan kerja dengan tingkat pertumbuhan kerugian sebesar 67,9 milliar dollar
dalam kurun waktu 15 tahun sejak tahun 1980.

Usaha pemerhati K3 dunia untuk menurunkan angka kecelakaan kerja melalui suatu pedoman
terhadap pelaksanaan K3 telah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Awalnya adalah dengan
penerbitan suatu pendekatan sistem manajemen yaitu Health and Safety Management-HS(G)65
yang dikembangkan oleh Health and Safety Executive Inggris yang diterbitkan terakhir pada
tahun 1977. Mei 1996 muncul standar pelaksanaan K3,BS 8800 (British Standard 8800) yang
bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi K3 melalui penyediaan pedoman bagaimana
manajemen K3 berintegrasi dengan manajemen dari aspek bisnis yang lain. Hingga tahun 1999
muncul standar baru yaitu OHSAS 18001 yang dikeluarkan sebagai spesifikasi dan didasarkan
pada model yang sama dengan ISO 14001, bersamaan dengan itu diterbitkan pula OHSAS 18002
sebagai pedoman pada penerapan OHSAS 18001. Apa yang dimaksud OSHAS?

by OSHA Staff Advic es akibat dari kecel akaan kerja faktor al at penyebab kec elakaan kerja faktor kes elamatan kerj a penyebab kecel akaan kerja faktor manusi a penyebab kec elakaan kerj a faktor penyebab kecel akaan kerja di li ng kung an kerj a faktor penyebab kecel akaan kerja k3 faktor penyebab kec elakaan kerja yang mencakup 5 m berdas ar kan konsep k3 faktor-faktor yang mempengaruhi ter jadi nya kecel akaan kerja kec elakaan kerj a akibat faktor manusia makalah faktor penyebab kec elakaan

kerja pengerti an dan penyebab kecel akaan kerja penyebab kec elakaan kerja ada 2 j enis s ebutkan dan j elas kan penyebab kec el akaan kerja di per us ahaan penyebab terjadinya kec el akaan k3 sebab s ebab terjadinya kec elakaan kerja sumber-sumber penyebab kec el akaan kerja

3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja (Three Main


Factor Theory)
Teori Tiga Faktor Utama (Three Main Factor Theory) Dari beberapa teori tentang faktor
penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya yang sering digunakan adalah teori tiga faktor
utama (Three Main Factor Theory). Menurut teori ini disebutkan bahwa ada tiga faktor yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Ketiga faktor tersebut dapat diuraikan menjadi :

1. Faktor Manusia

Umur

Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan
kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga diatur oleh Undang-Undang
Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari 1951 No.1 Pasal 1 (Malayu S. P. Hasibuan,
2003:48). Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif,
tetapi cepat bosan, kurang bertanggung jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah
(Malayu S. P. Hasibuan, 2003:54). Umum mengetahui bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti
penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun atau lebih.
Sebaliknya mereka lebih berhati-hati, lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari akan bahaya
dari pada tenaga kerja usia muda. Efek menjadi tua terhadap terjadinya kecelakaan masih terus
ditelaah. Namun begitu terdapat kecenderungan bahwa beberapa jenis kecelakaan kerja seperti
terjatuh lebih sering terjadi pada tenaga kerja usia 30 tahun atau lebih dari pada tenaga kerja
berusia sedang atau muda. 22 Juga angka beratnya kecelakaan rata-rata lebih meningkat
mengikuti pertambahan usia ( Suma’mur PK., 1989:305 ).

Jenis Kelamin

Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja secara sosial antara
pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan yang diterima orang, sehingga
penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih banyak daripada pria (Juli Soemirat,
2000:57). Secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh wanita dan pria memiliki perbedaan
sehingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian dalam beban dan kebijakan kerja, diantaranya
yaitu hamil dan haid. Dua peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang
khusus.

Masa kerja

Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu tempat. Masa
kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif pada
kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam
melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, akan memberi pengaruh negatif apabila dengan semakin
lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait dengan
pekerjaan yang bersifat monoton atau berulang-ulang. Masa kerja dikategorikan menjadi tiga
yaitu: 1. Masa Kerja baru : < 6 tahun 2. Masa Kerja sedang : 6 – 10 tahun 3. Masa Kerja lama : <
10 tahun (MA. Tulus, 1992:121).

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja
untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan
kerja. APD tidak secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi
tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Penggunaan alat pelindung diri dapat mencegah
kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan praktek pekerja dalam
penggunaan alat pelindung diri.

Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk


tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang yang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari
sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimal (Achmad Munib, dkk., 2004:33). Pendidikan adalah segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka mereka cenderung untuk menghindari potensi bahaya
yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Perilaku

Variabel perilaku adalah salah satu di antara faktor individual yang mempengaruhi tingkat
kecelakaan. Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman bisa menjadi
hal yang penting karena ternyata lebih banyak persoalan yang disebabkan oleh pekerja yang
ceroboh dibandingkan dengan mesin-mesin atau karena ketidakpedulian karyawan. Pada satu
waktu, pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya dianggap memiliki tingkat kecelakaan kerja
yang lebih tinggi. Namun demikian, asumsi ini telah dipertanyakan selama beberapa tahun
terakhir. Meskipun kepribadian, sikap karyawan, dan karakteristik individual karyawan
tampaknya berpengaruh pada kecelakaan kerja, namun hubungan sebab akibat masih sulit
dipastikan.

Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif
singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori, dalam hal ini yang
dimaksud adalah pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Timbulnya kecelakaan bekerja
biasanya sebagai akibat atas kelalaian tenaga kerja atau perusahaan. Adapun kerusakan-
kerusakan yang timbul, misalnya kerusakan mesin atau kerusakan produk, sering tidak
diharapkan perusahaan maupun tenaga kerja. Namun tidak mudah menghindari kemungkinan
timbulnya risiko kecelakaan dan kerusakan. Apabila sering timbul hal tersebut, tindakan yang
paling tepat dan harus dilakukakan manajemen tenaga kerja adalah melakukan pelatihan.
Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan agar pemeliharaan terhadap alat-alat kerja dapat
ditingkatkan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi timbulnya kecelakaan
kerja, kerusakan, dan peningkatan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja.

Peraturan K3

Peraturan perundangan adalah ketentuan-ketentuan yang mewajibkan mengenai kondisi kerja


pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian
dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K
dan perawatan medis. Ada tidaknya peraturan K3 sangat berpengaruh dengan kejadian
kecelakaan kerja. Untuk itu, sebaiknya peraturan dibuat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan

2. Faktor Lingkungan
Kebisingan

Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada tenaga kerja dapat
mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu komunikasi/percakapan antar pekerja,
mengurangi konsentrasi, menurunkan daya dengar dan tuli akibat kebisingan. Sesuai dengan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika di Tempat Kerja, Intensitas kebisingan yang dianjurkan adalah 85 dBA untuk 8
jam kerja (Tabel 3).

Suhu Udara

Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai
tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C. Suhu dingin mengurangi efisiensi
dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot. Suhu panas terutama berakibat menurunkan
prestasi kerja pekerja, mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu
pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf
perasa dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang.

Sedangkan menurut Grandjean dkondisi panas sekeliling yang berlebih akan mengakibatkan rasa
letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja. Hal ini
akan menurunkan daya kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas dengan jumlah yang
sangat sedikit.

Penerangan

Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda di
tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan kondisi di sekitar yang perlu dilihat
oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.

Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakan secara jelas,
cepat dan tanpa upaya-upaya tidak perlu. Penerangan adalah penting sebagai suatu faktor
keselamatan dalam lingkungan fisik pekerja. Beberapa penyelidikan mengenai hubungan antara
produksi dan penerangan telah memperlihatkan bahwa penerangan yang cukup dan diatur sesuai
dengan jenis pekerjaan yang harus dilakukan secara tidak langsung dapat mengurangi banyaknya
kecelakaan. Faktor penerangan yang berperan pada kecelakaan antara lain kilauan cahaya
langsung pantulan benda mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO, 1989:101). Selain itu
pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan melelahkan mata. Kelelahan mata
akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila karyawan mengoperasikan mesin-
mesin berbahaya sehingga dapat menyebabkan kecelakaan (Depnaker RI, 1996:45).

Lantai licin

Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan bahan kimia yang
merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228). Karena lantai licin akibat tumpahan air, tahan
minyak atau oli berpotensi besar terhadap terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.

3. Faktor Peralatan

Kondisi mesin

Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan. Selain itu, beban
kerja faktor manusia dikurangi dan pekerjaan dapat lebih berarti. Apabila keadaan mesin rusak,
dan tidak segera diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. 2.1.7.3.2
Ketersediaan alat pengaman mesin Mesin dan alat mekanik terutama diamankan dengan
pemasangan pagar dan perlengkapan pengamanan mesin ata disebut pengaman mesin. Dapat
ditekannya angka kecelakaan kerja oleh mesin adalah akibat dari secara meluasnya dipergunakan
pengaman tersebut. Penerapan tersebut adalah pencerminan kewajiban perundang-undangan,
pengertian dari pihak yang bersangkutan, dan sebagainya.

Letak mesin

Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin. Fungsi manusia dalam
hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi adalah sebagai pengendali jalannya mesin
tersebut. Mesin dan alat diatur sehingga cukup aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan
mudah (AM. Sugeng Budiono, 2003:65). Termasuk juga dalam tata letak dalam menempatkan
posisi mesin. Semakin jauh letak mesin dengan pekerja, maka potensi bahaya yang menyebabkan
kecelakaan akan lebih kecil. Sehingga dapat mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin
terjadi.

Akibat Kecelakaan Kerja


Kecelakaan dapat menimbulkan 5 jenis kerugian, yaitu: Kerusakan, kekacauan organisasi,
keluhan dan kesedihan, kelalaian dan cacat, dan kematian. Heinrich (1959) dalam ILO (1989:11)
menyusun daftar kerugian terselubung akibat kecelakaan sebagai berikut:

1. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan yang luka,


2. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan lain yang terhenti bekerja karena rasa ingin
tahu, rasa simpati, membantu menolong karyawan yang terluka,
3. Kerugian akibat hilangnya waktu bagi para mandor, penyelia atau para pimpinan lainnya
karena membantu karyawan yang terluka, menyelidiki penyebab kecelakaan, mengatur
agar proses produksi ditempat karyawan yang terluka tetap dapat dilanjutkan oleh
karyawan lainnya dengan memilih dan melatih ataupun menerima karyawan baru.
4. Kerugian akibat penggunaan waktu dari petugas pemberi pertolongan pertama dan staf
departemen rumah sakit,
5. Kerugian akibat rusaknya mesin, perkakas, atau peralatan lainnya atau oleh karena
tercemarnya bahan-bahan baku,
6. Kerugian insidental akibat terganggunya produksi, kegagalan memenuhi pesanan pada
waktunya, kehilangan bonus, pembayaran denda ataupun akibat-akibat lain yang serupa,
7. Kerugian akibat pelaksanaan sistem kesejahteraan dan maslahat bagi karyawan,
8. Kerugian akibat keharusan untuk meneruskan pembayaran upah penuh bagi karyawan
yang dulu terluka setelah mereka kembali bekerja, walaupun mereka (mungkin belum
penuh sepenuhnya) hanya menghasilkan separuh dari kemampuan normal
9. Kerugian akibat hilangnya kesempatan memperoleh laba dari produktivitas karyawan
yang luka dan akibat dari mesin yang menganggur.
10. Kerugian yang timbul akibat ketegangan ataupun menurunnya moral kerja karena
kecelakaan tersebut,
11. Kerugian biaya umum (overhead) per-karyawan yang luka.

Pencegahan Kecelakaan
Suatu pencegahan kecelakaan kerja yang efektif memerlukan pelaksanaan pekerjaan dengan baik
oleh setiap orang ditempat kerja. Semua pekerja harus mengetahui bahaya dari bahan dan
peralatan yang mereka tangani, semua bahaya dari operasi perusahaan serta cara
pengendaliannya. Untuk itu diperlukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja atau dijadikan satu paket dengan pelatihan lain
(Depnaker RI, 1996:48).

Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang sebab kecelakaan. Sebab disuatu


perusahaan diketahui dengan mengadakan analisa kecelakaan. Pencegahan ditujukan kepada
lingkungan, mesin, alat kerja, perkakas kerja, dan manusia (Suma’mur PK., 1996:215).
Menurut Bennett NB. Silalahi (1995:107) ditinjau dari sudut dua sub sistem perusahaan
teknostruktural dan sosio proseksual, teknik pencegahan kecelakaan harus didekati dari dua
aspek, yakni aspek perangkat keras (peralatan, perlengkapan, mesin, letak dan sebagainya) dan
perangkat lunak (manusia dan segala unsur yang berkaitan).

Menurut Julian B. Olishifski (1985) dalam Gempur Santoso (2004:8) bahwa aktivitas
pencegahan kecelakaan dalam keselamatan kerja professional dapat dilakukan dengan
memperkecil (menekan) kejadian yang membahayakan, memberikan alat pengaman,
memberikan pendidikan (training), dan Memberikan alat pelindung diri.

Menurut ILO dalam ILO (1989:20) berbagai cara yang umum digunakan untuk
meningkatkan keselamatan kerja bidang industri dewasa ini diklasifikasikan sebagai
berikut:

Peraturan

Peraturan merupakan ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-hal yang seperti kondisi kerja
umum, perancangan, kontruksi, pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan pengoperasian
peralatan industri, kewajiban para pengusaha dan pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan,
pertolongan pertama, dan pemeriksaan kesehatan.

Standarisasi

Yaitu menetapkan standar resmi, setengah resmi, ataupun tidak resmi, misalnya mengenai
konstruksi yang aman dari jenis peralatan industri tertentu seperti penggunaan alat keselamatan
kerja, kebiasaan yang aman dan sehat, ataupun tentang alat pengaman perorangan.

Pengawasan

Untuk meningkatkan keselamatan kerja perlu dilakukan pengawasan yang berupa usaha
penegakan peraturan yang harus dipatuhi. Hal ini dilakukan supaya peraturan yang ada benar-
benar dipatuhi atau tidak dilanggar, sehingga apa yang menjadi sasaran maupun tujuan dari
peraturan keselamatan kerja dapat tercapai. Bagi yang melanggar peraturan tersebut sebaiknya
diberikan sanksi atau punishment.

Riset Teknis

Hal yang termasuk dalam riset teknis berupa penyelidikan peralatan dan ciri-ciri dari bahan
berbahaya, penelitian tentang perlindungan mesin, pengujian masker pernafasan, dan sebagainya.
Riset ini merupakan cara paling efektif yang dapat menekan angka kejadian kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja.

Riset medis

Termasuk penyelidikan dampak fisiologis dan patologis dari faktor lingkungan dan teknologi,
serta kondisi fisik yang amat merangsang terjadinya kecelakaan. Setelah diketahui faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan, maka seseorang dapat menghindari dan lebih
berhati-hati dengan potensi bahaya yang ada.

Riset Psikologis

Sebagai contoh adalah penyelidikan pola psikologis yang dapat menyebabkan kecelakaan.
Psikologis seseorang sangat membawa pengaruh besar dengan kecelakaan. Karena apa yang
dirasakan/sedang dialami cenderung terus menerus berada dalam pikiran, hal inilah yang dapat
mempengaruhi konsentrasi saat bekerja sehingga adanya bahaya kadang terabaikan.

Riset Statistik

Digunakan untuk mengetahui jenis kecelakaan yang terjadi, berapa banyak, kepada tipe orang
yang bagaimana yang menjadi korban, dalam kegiatan seperti apa, dan apa saja yang menjadi
penyebabnya. Riset seperti ini dapat dijadikan sebagai pelajaran atau acuan agar dapat terhidar
dari kecelakaan, kerena belajar dari pengalaman yang terdahulu.

Pendidikan

Hal ini meliputi pengajaran subyek keselamatan sebagai mata ajaran dalam akademi teknik,
sekolah dagang ataupun kursus magang. Pemberian pendidikan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja pada usia sekolah diharapkan sebelum siswa terjun ke dunia kerja sudah
memiliki bekal terlebih dahulu tentang bagaimana cara dan sikap kerja yang yang aman dan
selamat, sehingga ketika terjun ke dunia kerja mereka mampu menghindari potensi bahaya yang
dapat menyebabkan celaka.

Pelatihan

Salah satu contoh pelatihan yaitu berupa pemberian instruksi praktis bagi para pekerja,
khususnya bagi pekerja baru dalam hal keselamatan kerja. Perlunya pemberian pelatihan karena
pekerja baru cenderung belum mengetahui hal-hal yang ada di perusahaan yang baru
ditempatinya. Karena setiap tempat kerja mempunyai kebijakan dan peraturan yang tidak sama
dengan tempat kerja lain. Bahaya kerja yang ada juga sangat berbeda.

Persuasi

Penerapan berbagai metode publikasi dan imbauan untuk mengembangkan ”kesadaran akan
keselamatan” dapat dijadikan sebagai contoh dari persuasi. Persuasi dapat dilakukan anatar
individu maupun melalui media seperti poster, spanduk, dan media lainnya.

Asuransi

Dapat dilakukan dengan cara penyediaan dana untuk untuk meningkatkan upaya pencegahan
kecelakaan. Selain itu asuransi juga dapat digunakan untuk membantu meringankan beban
korban kecelakaan karena sebagian dari biaya di tanggung asuransi.
Tindakan Pengamanan oleh Masing-masing Individu.

Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kesadaran tiap individu terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja. Peningkatan kesadaran dimulai dari diri sendiri kemudian menularkannya
kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai