Anda di halaman 1dari 24

KAT A PENGANTAR

Pembangunan sektor ketenagakerjaan melalui pengembangan Sumber Daya Manusia


merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan pembangunan nasional. Dengan makin
meningkatnya peranan tenaga kerja dalam pembangunan, terutama pada era industrial dan teknologi
canggih, mengakibatkan masalah ketenagakerjaan menjadi semakin berkembang dan kompleks,
khususnya masalah hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.
Pembinaan hubungan kerja yang harmonis antara pekerja dan pengusaha, serta
pemasyarakatan Hubungan Industrial harus dilakukan secara terpadu oleh aparat yang membidangi
hubungan industrial dan syarat-syarat kerja di Pusat dan Daerah. Dalam memediasi hubungan
industrial dan syarat-syarat kerja maka diperlukan pegawai Mediator Hubungan Industrial yang
handal dan profesional.
Salah satu langkah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang professional dan
memenuhi tuntutan pelatihan berbasis teknologi, antara lain dengan memberikan pendidikan dan
pelatihan mediator hubungan industrial bagi para calon pegawai mediator hubungan industrial melalui
metode blended learning yang merupakan perpaduan berbagai metode yaitu e-learning dan metode
lain. Berkaitan dengan hal tersebut agar Program Diklat Mediator Hubungan Industrial mengikuti
perkembangan yang ada, maka dalam persiapan diklat ini telah diupayakan penulisan dan
penyempurnaan modul yang merujuk pada kurikulum berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang pegawai mediator hubungan industrial.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka disusun modul diklat e-learning mediator
hubungan industrial yang dibuat dengan tujuan untuk mempermudah peserta diklat dalam proses
belajar mengajar. Diharapkan dengan membaca modul ini sebelumnya, peserta diklat mendapatkan
wawasan dan pemikiran sebagai bahan diskusi dalam proses pembelajaran di kelas dengan
pengajar/widyaiswara. Modul ini berisi substansi dasar dan teknis yang seyogyanya dapat dikuasai
oleh calon mediator hubungan industrial. Untuk memperluas wawasan, diharapkan peserta diklat
membaca buku-buku referensi atau daftar pustaka dan sumber-sumber lainnya.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan modul ini, disampaikan
terima kasih dan semoga bermanfaat dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Jakarta, April 2020


Kepala Pusdiklat SDM Ketenagakerjaan

Elsie Armaita, S.H., M.H.


NIP. 19600520 198603 2 001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Dasar Hukum ............................................................................................................. 1

C. Beberapa Pengertian ................................................................................................ 2

D. Deskripsi Singkat ...................................................................................................... 3

E. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 3

F. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................................... 4

G. Sistematika Penulisan .............................................................................................. 4

BAB II. KEGIATANPEMBELAJARAN ORGANISASI PENGUSAHA ............................. 5

A. Indikator Keberhasilan .............................................................................................. 5

B. Uraian .......................................................................................................................... 5

BAB III. PENUTUP ........................................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama perjuangan fisik untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang


diproklamasikan pada tanggal 17Agustus 1945, maka bangsa Indonesia praktis
tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan pembangunan baik dibidang materi
maupun dibidang spiritual, karena semua daya upaya dipusatkan untuk perjuangan
kemerdekaan.

Baru setelah Indonesia diakui sebagai negara yang berdaulat dan perjuangan
kemerdekaan selesai maka perhatian Bangsa Indonesia mulai dialihkan kepada
pembangunan disemua bidang, termasuk bidang sosial yang membawa era baru
dalam dunia usaha.

Sejalan dengan perkembangan dunia usaha tersebut, berkembang pulalah


sektor ketenagakerjaan, dimana perhatian para pekerja dan organisasi pekerja
beralihpada tuntutan untuk memperoleh perlindungan kerja yang lebih baik,yang
kemudian menimbulkan suatu masalah dalam hubungan kerja antara pengusaha
dengan pekerja/organisasi pekerja.

Karena semakin kompleks masalah dibidang ketenagakerjaan (hubungan


industrial) maka dipandang perlu adanya wadah komunikasi bagi para pengusaha.
Tujuan wadah pengusaha ini adalah untuk mengakomodir kepentingan semua pihak.

Selain itu, wadah tersebut juga dirasakan perlunya untuk dapat


menyebarluaskan aspirasi kaum pengusaha baik kepada pemerintah maupun
organisasi lain yang mempunyai kaitan dengan masalah Hubungan Industrial, baik
didalam maupun di luar negeri, antara lain: ILO (International Labour Organization).

B. Dasar Hukum
 Undang-Undang Dasar 1945

 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan

 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri

1
 Keputusan Presiden RI No.49 tahun 1973 tentang Kamar Dagang dan Industri

 Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.2224/Men/1975


tentang Pendelegasian Wewenang KADIN kepada PUSPI dalam masalah
Hubungan Perburuhan dan Ketenagakerjaan

 Kepmenenakertrans Nomor 201 Tahun 2001 Tentang Keterwakilan Dalam


Kelembagaan Hubungan Industrial

 Konvensi ILO No.87 Tahun 1948 melalui Keppres No.83 Tahun 1998 tentang
Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak Untuk Berorganisasi.

C. Beberapa Pengertian
a. Organisasi Pengusaha

1) Organisasi Pengusaha adalah wadah Persatuan dan Kesatuan bagi


pengusaha Indonesia yang didirikan secara syah atas dasar
kesamaan tujuan, aspirasi, serta kepercayaan.

2) Pengusaha adalah:

a) Orang, Persekutuan atau badan hukum yang menjalankan

b) Suatu perusahaan milik sendiri atau bukan miliknya.

c) Orang, Persekutuan atau badan hukum yang berada pada butir (a):

(1) Perusahaan Swasta, yang terdiri dari perusahaan perorangan,


persekutuan-persekutuan dan usaha-usaha berbentuk badan
hukum yang bekerjanya sesuai dengan perundangan yang
berlaku.

(2) Koperasi, yaitu badan-badan koperasi yang berbadan hukum


yang didirikan berdasarkan Undang-undang No.12 tahun 1976
tentang Pokok-pokok Perkoperasian.

(3) Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D)

b. Organisasi Perusahaan

1. Organisasi Perusahaan adalah wadah persatuan dan kesatuan bagi


perusahaan Indonesia yang didirikan secara sah atas dasar keamanan
jenis usaha atau jasa yang lainya (pasal 1 ayat 7 UU No.1 Tahun 1987
tenaga Kamar dagang Indonesia).

2
2. Organisasi pengusaha adalah wadah persatuan dan kesatuan bagi
pengusaha Indonesia yang didirikan secara sah atas dasar kesamaan
tujuan, aspirasi, strata kepengurusan, atau ciri alamiah tertentu
(Kepmenenakertrans Nomor 201 Tahun 2001 Tentang Keterwakilan
Dalam Kelembagaan Hubungan Industrial, Pasal 1 angka 3)

3. Organisasi Perusahaan dengan sebutan asosiasi, gabungan atau nama


apapun yang serupa, adalah wadah persatuan dan kesatuan dari
perusahaan-perusahaan baik BUMN, BUMD, Koperasi maupun Badan
Usaha Swasta yang didirikan secara sah berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atas dasar kesamaan
jenis usaha, mata dagangan atau jasa yang dihasilkan ataupun yang
diperdagangkan, bersifat nasional ataupun daerah yang dalam
kegiatannya bersifat nirlaba.

4. Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) adalah organisasi pengusaha


Indonesia yang bersifat demokratis, bebas, mandiri dan
bertanggungjawab yang secara khusus menangani bidang Hubungan
Industrial Pancasila untuk meningkatkan pemberdayaan sumberdaya
manusia sebagai salah satu sarana utama terwujudnya kesejahteraan
sosial dan ekonomi dalam dunia usaha.

5. Kamar Dagang dan Industri (KADIN); adalah wadah bagi pengusaha


Indonesia danbergerak dalam bidang perekonomian.

D. Deskripsi Singkat
Modul organisasi pengusaha dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan
kepada peserta mengenai organisasi pengusaha sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Modul ini membahas antara lain pengertian organisasi
pengusaha, keanggotaan, masa bakti dan kedudukan organisasi pengusaha.

E. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah membaca dan mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan
mampu memahami organisasi pengusaha berdasarkan perundang-undangan.

3
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan dapat:
a. Memahami sejarah perkembangan organisasi pengusaha;
b. Memahami fungsi, manfaat dan peranan;
c. Memahami struktur dan wilayah tempat kedudukan;
d. Memahami keanggotaan;
e. Memahami susunan kepengurusan;
f. Memahami masa bakti kepengurusan
g. Memahami kedudukan organiasi pengusaha

F. Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk memudahkan Anda mempelajari modul ini, maka sebaiknya anda
memperhatikan petunjuk penggunaan modul berikut :

1. Bacalah dan pahami dengan seksama setiap penjelasan dari materi pokok dan
sub materi pokok dalam modul ini
2. Ulangi membaca bila ada materi yang kurang dipahami
3. Kerjakan evaluasi yang terdapat pada setiap akhir materi

G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan

BAB II Kegiatan Pembelajaran Organisasi Pengusaha

BAB III Penutup

4
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN ORGANISASI PENGUSAHA

A. Indikator Keberhasilan
Setelah selesai mengikuti keseluruhan materi pada bab ini, peserta diharapkan
mampu memahami pengertian, azas dan fungsi organisasi serta menjelaskan
peranan pengertian, azas, dan fungsi Organisasi Pengusaha, menjelaskan manfaat
dan tujuan Organisasi Pengusaha dengan baik, menjelaskan wewenang Organisasi
Pengusaha secara baik, dan menjelaskan peranan Organisasi Pengusaha dalam ikut
serta menyelenggarakan Hubungan Industrial.

B. Uraian
1. Sejarah Perkembangan Organisasi Pengusaha

Prakarsa untuk membentuk wadah yang berbentuk organisasi tersebut pada


waktu itu sebagian datang dari perusahaan-perusahaan Belanda. Sebelum
kemerdekaan Indonesia telah terbentuk dua organisasi pengusaha yaitu
Industrial Bond yang beranggotakan Perusahaan-perusahaan Belanda, dan
Central Sticlitung Werkqueks Overleg (CSWO) yang beranggotakan campuran
dari pengusaha dari Amerika, Inggris dan Belanda. Melalui akte Notaris tanggal
31 januari 1, CSWO berganti nama menjadi Badan Permusyawaratan Urusan
Fosual Pengusaha Seluruh Indonesia dan terbentuk yayasan pada tahun 1957,
dalam rangka aksi pembebasan Irian Barat, Pemerintah Indonesia mengambil
alih perusahaan-perusahaan Belanda, sehingga Industriale Bond dengan
sendirinya bubar, kemudian nama organisasi tersebut dalam bahasa Indonesia
adalah Badan Permusyawaratan Urusan Sosial Pengusaha Seluruh Indonesia
dan berbentuk yayasan. Sesuai dengan perkembangan organisasi, maka
dengan Akte Notaris pada tanggal 7 Juli 1970 bentuk yayasan diganti menjadi
'Badan Permusyawaratan Urusan Sosial Ekonomi Pengusaha Seluruh
Indonesia'.

Padatanggal 24 Nopember 1977 diganti lagi menjadi "Permusyawaratan


Urusan Sosial Ekonomi Pengusaha Seluruh Indonesia" disingkat PUSPI atau
dalam bahasa Inggris : The Employers Association Of Indonesia. Pada tanggal
16 Januari 1982, pada Munas di Yogyakarta nama organisasi tersebut di ganti
menjadi "Perhimpunan Urusan Sosial Ekonomi Pengusaha Seluruh Indonesia"
(tetap PUSPI), yang pada akhirnya pada tanggal 31 Januari 1985 dalam Munas

5
II di Surabaya setelah melalui pembahasan yang mendalam, dirubah lagi
dengan nama "Asosiasi Pengusaha Indonesia" disingkat APINDO, istilah ini di
pandang nama yang tepat karena merupakan terjemahan dari Employers
Association of Indonesia. Employers terjemahan dari pengusaha sebagaimana
juga nama-nama yang dipergunakan oleh berbagai negara untuk suatu Asosiasi
yang sejenis.

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Asosiasi Pengusaha Indonesia


(APINDO) hasil Musyawarah Nasional (Munas) VI di Jakarta, 15-16 Mei 1998,
dinyatakan bahwa bentuk, sifat dan kegiatan Asosiasi Pengusaha Indonesia
(APINDO) adalah organisasi kesatuan pemberi kerja Indonesia bersifat
demokratis, bebas, mandiri, dan bertanggung jawab, yang mempunyai kegiatan
utama khusus menangani bidang sumber daya manusia (SDM) dan hubungan
industrial/ketenagakerjaan dalam pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila.

2. Azas,Sifat dan Tujuan

a. Azas

Organisasi pengusaha berazaskan Pancasila danUUD 1945

b. Sifat

Organisasi pengusaha bersifat demokratis, bebas, mandiri dan


bertanggung jawab yang mempunyai kegiatan menangani sumber daya
manusia dan hubungan industrial

c. Tujuan Organisasi Pengusaha

Dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan


Republik Indonesia, Organisasi Pengusaha bertujuan untuk:

1. Mempersatukan dan membina pengusaha serta memberikan


pelayanan kepentingannya didalam bidang hubungan industrial

2. Menciptakan dan memelihara keseimbangan, ketenangan dan


kegairahan kerja dalam bidang hubungan industrial dan
ketenagakerjaan

3. Mengusahakan peningkatan produktivitas kerja sebagai sarana untuk


mewujudkan pembangunan nasional, menuju kesejahteraan sosial,
spiritual dan materil

6
4. Menciptakan adanya kesatuan pendapat dalam melaksanakan
kebijaksanaan hubungan industrial, khususnya bidang ketenagakerjaan
dari para pengusaha yang disesuaikan dengan kebijaksanaan
pemerintah

5. Meningkatkan kesadaran para pengusaha tentang pentingnya


pemberdayaan sumber daya manusia sebagai salah satu kebijakan
strategis dalam rangka terciptanya kesejahteraan sosial ekonomi para
pelaku hubungan industrial

6. Menciptakan iklim yang kondusif secara nasional bagi upaya-upaya


memberdayakan sumber daya manusia.

3.Fungsi, Manfaatdan Peranan

a. Fungsi

1) Sebagai wadah/forum komunikasi pengusaha untuk saling bertukar


pikiran guna menyusun langkah dan tindakan dalam mengatasi
masalah hubungan industrial untuk kepentingan pengusaha, pekerja
dan pemerintah.

2) Sebagai wadah untuk menyuarakan aspirasi pengusaha kepada


pemerintah dan organisasi yang mempunyai kaitan dengan hal-hal
tersebut, baik didalam maupun di luar negeri (ILO).

b. Manfaat

1. Meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab anggota dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

2. Meningkatkan efektifitas komunikasi antara pelaku proses produksi;

3. Menyerasikan penghayatan dan kewajiban masing-masing anggota


dan mengefektifkan pengamalan HIP secara selaras, serasi dan
seimbang;

4. Bersama-sama mengisi dan mengembangkan isi syarat-syarat kerja


dan meningkatkan praktek-praktek Hubungan Industrial;

5. Mengefektifkan pendidikan sumber daya manusia dibidang


ketenagakerjaan;

7
6. Memberi perlindungan terhadap semua anggota.

c. Peranan

1) Mengusahakan perbaikan kesejahteraan pekerja pada


perusahaan-perusahaan;

2) Meningkatkan kegairahan dan etos kerja diperusahaan;

3) Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan


ketentuan-ketentuan dalam bidang:

a) Pembinaan sumber daya manusia (SDM)

b) Manajemen

c) Teknologi

4) Mendorong diadakannya PP dan PKB disetiap perusahaan;

5) Meningkatkan harkat dan martabat para pekerja di perusahaan;

6) Menciptakan kondisi yang sehat untuk pelaksanaan hubungan


industrial di perusahaan;

7) Meningkatkan produktivitas kerja perusahaan melalui peningkatan


produktivitas kerja pada pekerja;

8) Berperan aktif dalam lembaga-Iembaga ketenaga kerjaan baik di pusat


maupun didaerah;

9) Membantu mendorong terciptanya stabilitas sosial ekonomi melalui


pembudayaan Hubungan Industrial.

4. Struktur dan Wilayah Tempat Kedudukan


a. Struktur Organisasi

1) Tingkat Pusat

a) Musyawarah Nasional

b) Dewan Pimpinan Pusat

2) Tingkat daerah

a) Musyawarah Daerah

8
b) Dewan Pengurus Daerah

c) Koordinator

3) Tingkat Cabang
a) Musyawarah Cabang
b) Dewan Pengurus Cabang

b. Wilayah, Tempat Kedudukan

 Organisasi Pengusaha Pusat yang didalam struktur organisasi disebut


Dewan Pengurus Pusat adalah induk organisasi yang mempunyai
wilayah kerja rneliputi seluruh wilayah Negara RI.

 Organisasi Pengusaha Propinsi yang didalam struktur organisasi


disebut Dewan Pengurus Daerah adalah bagian organisasi yang
mempunyai wilayah kerja seluas propinsi dan daerah-daerah lainnya
yang kedudukannya disamakan dengan propinsi.

 Organisasi Pengusaha Kabupaten/Kota yang didalam struktur


organisasi disebut Dewan Pengurus Kabupaten/Kota adalah bagian
organisasi yang mempunyai wilayah kerja seluas Kabupaten/Kota.

Koordinator adalah anggota Pengurus Organisasi Pengusaha daerah yang


bertugas untuk mengkoordinir beberapa Kabupaten/Kota yang berada
dalam suatu wilayah yang belum terbentuk Kabupaten/Kota organisasi.

5. Keanggotaan

a. KeanggotaanOrganisasiPengusahaterdiridari:

 Anggota Biasa; yaitu perusahaan-perusahaan, pengusaha- pengusaha


dan asosiasi perusahaan sejenis misalnya; Asosiasi Pertextilan
Indonesia (API), Indonesia Tobacco Association (ITA), Asosiasi
Kontraktor Listrik Indonesia (AKU) dan sebagainya.

 Anggota Luar Biasa; yaitu organisasi-organisasi Ekonomi, Himpunan-


himpunan, gabungan-gabungan (misalnya: Perhimpunan Bank
Nasional (Perbanas), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI),
Gabungan Pengusaha Rokok (GAPERO) dan sebagainya.

 Anggota kehormatan; yaitu perorangan yang telah berjasa kepada

9
organisasi pengusaha dan para pelindung, pembina dan penasehat
organisasi pengusaha yang keanggotaannya berdasarkan pada
Keputusan Dewan Pengurus dan Kesediaan yang bersangkutan.

b. Hak dan Kewajiban Anggota Organisasi Pengusaha:

1) Anggota Biasa

a) Anggota biasa mempunyai hak suara dan hak bicara yang


kegunaannya pada keadaan tertentu sebagai berikut :

1. Hak suara/ hak bicara

2. Hak memilih dan dipilih

3. Mengajukan pendapat atau saran baik lisan maupun tertulis


demi kemajuan organisasi

4. Memperoleh pembinaan bantuan teknis dan informasi

5. Memperoleh bantuan dan konsultasi dalam lembaga


Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial atau arbitrase
dan peradilan lain sepanjang berkaitan dengan bidang
hubungan industrial

6. Menghadiri rapat, pertemuan-pertemuan serta kegiatan lain


yang diadakan oleh organisasi

7. Membela atau dibela terhadap sanksi organisasi.

b) Anggota Biasa Mempunyai Kewajiban sebagai berikut :

1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta


keputusan-keputusan organisasi

2. Menjunjung namabaikorganisasi

3. Membayar uang pangkal dan iuran

2) Anggota Luar Biasa

a) Anggota Luar Biasa Mempunyai Hak:

(1) Hak bicara

(2) Mengajukan pendapat atau saran baik lisan maupun tertulis


demi kemajuan organisasi

10
(3) Memperoleh pembinaan, bantuan teknis dan informasi

(4) Memperoleh bantuan dan konsultasi dalam lembaga


Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial atau arbitrase
dan peradilan lain sepanjang berkaitan dengan bidang
hubungan industrial

(5) Menghadiri rapat, pertemuan-pertemuan serta kegiatan


lain yang diadakan oleh organisasi

(6) Membela atau dibela terhadap sanksi organisasi

b) Anggota Luar Biasa mempunyai kewajiban sebagai berikut:

(1) Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


serta keputusan-keputusan organisasi

(2) Menjunjung nama baik organisasi

(3) Membayar uang pangkal dan iuran

3) Anggota Kehormatan

a) Anggota Kehormatan mempunyai hak:

(1) Hak berbicara

(2) Mengajukan saran atau pendapat baik lisan maupun tertulis


demi kemajuan organisasi

(3) Menghadiri rapat, pertemuan-pertemuan serta kegiatan lain


yang diadakan oleh organisasi.

b) Anggota Kehormatan mempunyai kewajiban sebagai berikut:

(1) Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta


keputusan-keputusan organisasi

(2) Menjunjung nama baik organisasi

6. SusunanKepengurusan

a. Kepengurusan Tingkat Kabupaten/Kota

1) Dewan Pengurus Kabupaten/Kota (DPK) adalah pimpinan tertinggi


organisasi didaerah yang dipilih oleh Musyawarah Kabupaten/Kota

11
2) Dewan pengurus Kabupaten/Kota bertindak mewakili cabang keluar
dan kedalam, bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi di
daerahnya, serta menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapai
tujuan organisasi dan membuat keputusan-keputusan yang berlaku
dalam wilayah kerja organisasi Kabupaten/ Kota.

3) Susunan Dewan Pengurusan Kabupaten/Kota pada garis besarnya


adalah sebagai berikut:

a. Seorang Ketua

b. Beberapa orang Wakil Ketua

c. Seorang Sekretaris

d. Seorang Bendahara

e. Ketua-ketua bidang menurut kebutuhan

f. Ketua-ketua sektor sesuai dengan pembagian sektoral yang ada

g. Beberapa anggota sesuai pembidangan


tugas menurut kebutuhan

b. Kepengurusan Tingkat Propinsi


1) Dewan Pengurus Propinsi (DPP) adalah pimpinan tertinggi organisasi
didaerah yang dipilih oleh Musyawarah Propinsi;

2) Dewan Pengurus Propinsi bertindak mewakili propinsi keluar dan


kedalam, bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi propinsi,
serta mempunyai tugas, hak dan kewajiban melakukan usaha-usaha,
serta menetapkan kebijakan untuk mencapai tujuan organisasi dan
memuat keputusan-keputusan yang berlaku dalam wilayah kerja
organisasi propinsi;

3) Susunan dewan pengurus daerah pada garis besarnya adalah sebagai


berikut:

a) Seorang Ketua

b) Beberapa orang Wakil Ketua

c) Seorang Sekretaris Umum

d) Beberapa orang Wakil sekretaris Umum

e) Seorang Bendahara

12
f) Ketua-ketua bidang menurut kebutuhan

g) Ketua-ketua sektor sesuai dengan pembagian sektoral yang ada

h) Beberapa orang anggota sesuai pembidangan tugas menurut


kebutuhan

c. Kepengurusan Tingkat Pusat


1) Dewan pengurus nasional (DPN) adalah pimpinan tertinggi organisasi
yang dipilih oleh Musyawarah Nasional

2) Dewan Pengurus Nasional bertindak mewakili APINDO keluar dan


kedalam, bertanggung jawab terhadap jalan nya organisasi serta
memiliki tugas, hak & kewajiban melakukan usaha-usaha, serta
menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapai tujuan organisasi dan
membuat keputusan-keputusan yang berlaku dalam wilayah kerjanya
diseluruh Indonesia.

3) Susunan Dewan Pengurus Nasional adalah sebagai berikut:

a. Seorang Ketua Umum

b. Beberapa orang wakil Ketua Umum

c. Beberapa orang Wakil Ketua

d. Seorang Seketaris Jenderal

e. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris

f. Seorang Bendahara

g. Seorang Wakil Bendahara

7. Masa Bakti Kepengurusan

Untuk masa bakti kepengurusan Organisasi Pengusaha adalah 3 tahun dan


setelah itu diadakan pemilihan kembali. Ketua DPN, Ketua OPP dan Ketua OPK
tidak boleh menjabat lebih dari 2 (dua) kali kepengurusan secara berturut-turut
oleh orang yang sama.

13
8. Kedudukan Organisasi Pengusaha Dalam Pemasyarakatan
Hubungan Industrial

Adalah suatu kenyataan bahwa perkembangan hubungan industrial dimulai


negara-negara industri barat pada permulaan revolusi industri, dimanasyarat-
syarat kerjadan jaminan sosial pada waktu itu sangat minim sekali, karena
hampir belum ada undang-undang yang mengaturnya. Dalam keadaan yang
demikian, pihak pekerja dan pihak pengusaha merupakan kekuatan yang saling
bertentangan. Pengusaha merasa selalu dirongrong oleh pekerja dan pekerja itu
sendiri merasa dirinya selalu ditindas dan dalam posisi yang lemah.

Dalam perjalanan sejarah, Hubungan Industrial banyak mengalami


perubahan dengan berbagai sistimnya. Di Indonesia kita kenai sistim Hubungan
Industrial yang berdasarkan Pancasila yang telah menjadi konsensus nasional
sejak tahun 1974, namun sebelum reformasi (Hubungan Industrial Pencasila)
hingga sekarang (Hubungan Industrial) masih memerlukan perhatian untuk
pemasyarakatannya.

Oleh sebab itu para pelaku proses produksi yang terhimpun dalam suatu
organisasi seperti Organisasi Pengusaha, merasa mempunyai tanggung jawab
untuk membantu program pemerintah dalam memasyarakatkan Hubungan
Industrial bersama-sama dengan unsur Tripartit.

a. Peranan Organisasi Pengusaha

Organisasi pengusaha sebagai wadah para pengusaha harus bisa


menjalankan fungsi dan tugas pengabdian sebagai kekuatan sosial ekonomi
khsususnya dibidang ketenagakerjaan yang potensial serta mampu
mendinamisir hubungan kerjasama timbal balik dengan unsur Tripartit
lainya.

Jumlah seluruh anggota dalam susunan keanggotaan LKS Tripartit


Nasional sebanyak banyaknya 24 (dua puluh empat) orang yang
penetapannya dilakukan dengan memperhatikan komposisi keterwakilan
unsur Pemerintah, organisasi pengusaha, dan serikat pekerja/serikat buruh.
(pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Tata Kerja
Dan Susunan Organisasi Lembaga Kerja Sama Tripartit)

Menggalang terwujudnya LKS Tripartit adalah merupakan salah satu


usaha organisasi pengusaha dalam rangka pencapaian tujuan ketenangan
bekerja dan kelangsungan perusahaan. Hal itu tentunya harus dipikirkan

14
upaya-upaya yang akan dilaksanakan, antara lain dengan memberikan
wawasan yang luas kepada para pengusaha (anggotanya) agar
mempunyai sikap mental yang melihat bahwa Pekerja Buruh bukanlah
faktor produksi semata, tetapi manusia seutuhnya dengan segala harkat
dan martabatnya.

b. Tugas Organisasi Pengusaha kaitannya dengan Prinsip-prinsip Hubungan


Industrial

Sesuai dengan prinsip-prinsip Hubungan Industrial, Organisasi Pengusaha


akan menciptakan langkahnya tadi mana dengan mengunakan pada pihak
memberikan kesempatan kepada pekerja untukikut:

1) Mendapatkan prioritas mengikuti latihan/pendidikan yang dapat


meningkatkan karier dan ketrampilan;

2) Ikut berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dilingkungan


perusahaan serta mendapat penghargaan terhadap penemuan yang
dapat memajukan perusahaan.

3) Mendapatkan berbagai kemudahan untuk memiliki usaha yang


berhubungan dengan hasil produksi perusahaannya.

4) Menciptakan sistim pengupahan yang didasarkan kepada "Open


Management" sehingga terjadinya komunikasi antara pekerja dengan
pengusaha yang akan menimbulkan rasa saling percaya dan saling
menyayangi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Hubungan
Industrial menghendaki persamaan antara karyawan, pengusaha dan
pemerintah.

c. Partisipasi Organisasi Pengusaha dalam Menunjang Kebijakan


Pemerintah dibidang Ketenagakerjaan

Sesuai dengan hasil" Munas KadinI ndonesia" Tahun 1982 telah


menetapkan dibentuknya komponen-komponen. Dalam hal ini Kadin telah
melimpahkan wewenang kepada PUSPI yang sekarang menjadi Asosiasi
Pengusaha Indonesia (APINOO) untuk menangani masalah
ketenagakerjaan baik tingkat nasional maupun internasional.

Masalah yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus dalam hal

15
iniadalah kesenjangan pertumbuhan angkatan kerja dengan persediaan
lapangan kerja. Usaha-usaha bidang ketenagakerjaan yang menjadi pokok
perhatian Organisasi Pengusaha adalah:

1) Pengembangan Sumber Daya Manusia.

2) Pengembangan Pendidikan Kejuruan.

3) Membantu Daya Manfaat bursa tenaga kerja AKAD dan AKAN.

4) Program Keluarga Berencana.

5) Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

6) Hubungan Industrial dan sarana-sarananya.

7) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).

8) Penanganan untuk masalah perselisihanI PHK.

C. Rangkuman

Organisasi pengusaha terbentuk pada tanggal 31 Januari 1952 yang bertujuan:

1. Mewakili pengusaha di lembaga ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan


perundang-undangan.

2. Mempersatukan dan membina pengusahas erta memberikan pelayanan untuk


kepentingan pengusaha dalam bidang hubungan Industrial.

3. Mewujudkan kesatuan pendapat dalam melaksanakan kebijakan


ketenagakerjaan, khususnya dibidang hubungan industrial.

4. Mewujudkan ketenangan berusaha dan ketentraman bekerja untuk


keberlanjutan usaha.

Organisasi Pengusaha terdiri dari tingkat Nasional, tingkat Propinsi, dan tingkat
Kabupaten/Kota. Tingkat Nasional berada di Jakarta yang mempunyai wilayah kerja
seluruh negara Indonesia.Tingkat Propinsi mempunyai wilayah kerja
dipropinsi,sedangkan tingkat Kabupaten/Kota mempunyai wilayah kerja di
Kabupaten/Kota masing-masing. Adapun koordinator adalah yang mengkoordinir
beberapa cabang yang belum terbentuk Organisasi Pengusaha.

16
Keanggotaan Organisasi Pengusaha terdiri dari:

1.Anggota Biasa

2. Anggota Luar Biasa, dan

3. Anggota Kehormatan

D. Latihan

Diskusikan manfaat bagi pengusaha yang bergabung dengan organisasi


pengusaha, disamping ketenangan, ketentraman usaha.

E. Test Formatif

1. Jelaskan secara singkat sejarah berdirinya Organisasi Pengusaha

2. Jelaskan mengenai pengertian Organisasi Pengusaha

3. Jelaskan mengenai manfaat dan tujuan dari Organisasi Pengusaha

4. Sebutkan susunan kepengurusan organisasi pengusaha propinsi dan organisasi


Pengusaha Kabupaten/ Kota.

Bacalah kalimat-kalimat di bawah inidengan cermat, kemudian tentukan pilihan Saudara


dengan melingkari huruf (B) bila benar dan (S) bilasalah.

B– S(1) Organisasi Pengusaha adalah merupakan organisasi perjuangan yang


terdiri dari gabungan antara Pengusaha, Serikat Pekerja dan Pemerintah.

B–S(2) Organisasi Pengusaha berazaskan musyawarah dan kegotongroyongan.

B– S(3) Sebagai anggota biasa Organisasi Pengusaha, salah satu haknya adalah
memperoleh pembinaan dan informasi serta kewajiban membayar uang
pangkal dan iuran.

B –S (4) Organisasi Pengusaha Indonesia( APINDO) adalah wadah para Pengusaha


dibidang perdagangan.

B- S(5) APINDO memberikan saran kepada pemerintah (KEMENAKERTRANS)


dalam menentukan kebijakan dibidang ketenagakerjaan.

Pilihlah salah satu jawaban yang Saudara anggap paling tepat dengan lingkaran pada
huruf a, b, c,d atau e didepan pertanyaan berikut ini:

17
1. Organisasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mulai terbentuk pertamakali pada tahun:

a) 1985

b) 1958

c) 1925

d) 1952

2. Organisasi pengusaha pada tahun 1985 pernah mengadakan MunaskeII yang


dilaksanakan dikota :

a) Ke I Yogyakarta

b) Ke II Jakarta

c) Ke III Bandung

d) Ke IV Surabaya

e) Ke V Malang

3. Masa bakti kepengurusan Organisasi Pengusahadari tingkat pusat sampai dengan


tingkat cabang selama:
a) 1 tahun

b) 2 tahun

c) 3 tahun

d) 4 tahun

e) 5 tahun

4. Fungsi Organisasi Pengusaha sebagai wadah komunikasi para pengusaha yaitu


untuk:

a) Menyusun langkah dan tindakan dalam mengatasi masalah hubungan industrial


untuk kepentingan pengusaha, pekerja dan pemerintah.

b) Memberikan wadah untuk menyalurkan aspirasi pengusaha kepada


pemerintah.

18
c) Memberikan saran kepada Pemerintah/Depnakertrans dalam hubungan
Industrial.

d) Membina peranan karyawan sebagai peserta proses produksi.

Isilah titk-titik pada pertanyaan/kalimat berikut ini sehingga menjadi jelas artinya:
1. Organisasi Pengusaha sebagai organisasi yang merupakan kesatuan yang
membentuk badan hukum, bersifat demokratis yang mempunyai kegiatan dalam
ruang lingkup sosial ekonomi khusus dibidang Industrial dan ketenagakerjaan,
adalah merupakan Organisasi Pengusaha .....

2. Suatu lembaga kerjasama yang anggotanya terdiri dari unsur Pemerintah,


Pengusaha dan Serikat Pekerja disebut.....

3. Organisasi Pengusaha bagi negaraThailand adalah ECOT singkatan dari.....

F. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Apabila Saudara telah mampu menjelaskan Latihan dan Evaluasi pada Bab ini,
berarti Saudara telah menguasai topik ini dengan baik. Akan tetapi, jika Saudara
masih ragu dengan baik dengan pemahaman Saudara mengenai materi yang
terdapat dalam Bab ini, maka Saudara perlu melakukan pembelajaran kembali
secara lebih itensif.

19
BAB III
PENUTUP

Demikian Modul Organisasi Pengusaha ini disusun sebagai bahan pembelajaran dan
informasi bagi peserta pendidikan dan pelatihan Hubungan Industrial dan atau pemerhati
khususnya dibidang ketenagakerjaan.

Semoga Modul ini dapat menjadi salah satu bahan/materi pokok penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan bagi peserta pelatihan Hubungan Industrial. Diharapkan setelah
mengikuti pelatihan dapat benar-benar memahami dan menguasai materi sehingga
dapat membantu dalam pelaksanaan tugas di lapangan secara professional serta dapat
menguasai tugas dan fungsi di bidang hubungani ndustrial secara enyeluruh.

Demikian, Semoga Modul Organisasi Pengusaha ini bermanfaat.

20

Anda mungkin juga menyukai