Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS GYNEKLOGI PADA An.

R DENGAN
DISMINORE DI DESA GABUSAN KECAMATAN JATI KABUPATEN BLORA

OLEH KELOMPOK 3
1. Adelia Mutiara Dewi (2008003)
2. Avis Mafadzoh (2008010)
3. Davita Setia Ningsih (2008016)
4. Fitria Anissaul Mutiah (2008025)
5. Katerine Destitadella H (2008036)
6. Nindiya Adiyati (2007059)
7. Septi Raisa Anjani (2008078)
8. Sigit Utomo (2008081)

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIN DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDY PRIFESI NERS
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2020

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa perkembangan pada diri remaja yang sangat penting,
diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga nantinya mampu
bereproduksi. Pada masa remaja terdapat perubahan-perubahan yang terjadi seperti
perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial, dimana kondisi tersebut dinamakan
dengan masa pubertas. Salah satu tanda pubertas pada remaja putri yaitu terjadinya
menstruasi (Batubara, 2012).
Menstruasi terjadi saat lapisan dalam dinding rahim luruh dan keluar dalam bentuk
yang dikenal dengan istilah darah menstruasi. Dalam keadaan normal, setiap bulan seorang
wanita yang telah memasuki usia subur akan melepaskan satu sel telur (ovum) dan ovum
akan dihasilkan dan dilepaskan oleh indung telur (ovarium). Setelah mengalami menstruasi
biasanya terlihat perubahan fisik seorang perempuaan seperti pada pinggul dan payudara,
menstruasi akan berhenti dengan sendirinya pada saat wanita sudah berusia 40-50 tahun,
yang dikenal dengan istilah menopause (Icemi & Wahyu, 2013).
Pada saat menstruasi, masalah yang dialami oleh hampir sebagian besar wanita adalah
rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat. Hal ini biasa disebut dengan nyeri haid
(dismenore). Menurut data WHO(Word Health Organitation) angka kejadian dismenore di
indonesia sebanyak 55% dikalangan usia produktif, dimana 15% diantaranya mengeluhkan
aktivitas menjadi terbatas akibat dismenore. Angka kejadian nyeri disminore di dunia sangat
besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Di
Amerika angka prosentase nya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di
Indonesia angkanya diperkirakan 55 % perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri
selama menstruasi angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45-95% dikalangan
wanita usia produktif (Fahmi, 2014).
Murottal merupakan salah satu musik yang memiliki pengaruh positif bagi
pendengarnya. Terapi murottal dapat mempercepat penyembuhan, hal ini telah dibuktikan
oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad Al Khadi direktur utama Islamic
Medicine Institute for Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi
tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, dengan hasil penelitian bahwa mendengarkan ayat
suci AlQuran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf
reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh alat berbasis
computer (Remodal, 2019).
1. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus disminore .
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan definisi disminore
b. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan etiologi disminore
c. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan patofisiologis disminore
d. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan manifestasi klinisdisminore
e. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan pemeriksaan
penunjangdisminore
f. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan klasifikasi disminore
g. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan disminore
h. Penulis mampu mendeskripsikan evaluasi pada pasien disminore

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang di sebabkan oleh kejang otot uterus.
Nyeri ini terasa di perut bagian bawah dan atau di daerah bujur sangkar Michaelis . Nyeri
dapat terasa sebelum dan sesudah haid. Dapat  bersifat kolik atau terus menerus. Nyeri
haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Istilah dismenorea biasa
dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat dimana penderita mengobati sendiri dengan
analgesik atau sampai memeriksakan diri ke dokter.
Dismenore adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga memaksa
penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk
beberapa jam atau beberapa hari. Patofisiologi dismenore sampai saat ini masih belum
jelas, tetapi akhir-akhir ini teori prostaglandin banyak digunakan, dikatakan bahwa pada
keadaan dismenore kadar prostaglandin meningkat. Kram, nyeri dan ketidaknyamanan
lainnya yang dihubungkan dengan menstruasi disebut juga dismenore. Kebanyakan wanita
mengalami tingkat kram yang bervariasi; pada beberapa wanita, hal itu muncul dalam
bentuk rasa tidak nyaman ringan dan letih, dimana beberapa yang lain menderita rasa sakit
yang mampu menghentikan aktifitas sehari-hari. Dismenore dikelompokkan sebagai
dismenore primer saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenore sekunder saat
ada kelainan jelas yang menyebabkannya.  Wanita yang tidak berovulasi cenderung untuk
tidak menderita kram menstruasi; hal ini sering terjadi pada mereka yang baru saja mulai
menstruasi atau mereka yang menggunakan pil KB. Kelahiran bayi sering merubah gejala-
gejala menstruasi seorang wanita, dan sering menjadi lebih baik.
Istilah dismenorea atau nyeri haid hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya,
sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaannya untuk
beberapa jam atau beberapa hari..
B. Klasifikasi Dismenore
Dismenore terbagi menjadi 2 , yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder :
1. Desminore primer
Desminore primer terjadi jika tidak ada penyakit organic, biasanya dari bulan ke-6
sampai tahun ke-2 setelah menarke. Desminore ini seringkali hilang saat berusia 25thn
atau setelah wanita hamil dan melahirkan pervaginam. Faktor psikogenik dapat
mempengaruhi gejala, tetapi gejala pasti berhubungan dengan ovulasi dan tidak terjadi
saat ovulasi disupresi. Selama fase luteal dan aliran menstruasi berikutnya,
prostaglandin F2 alfa (PGF2α) disekresi. Pelepasan PGF2α yang berlebihan
meningkatkan amplitude dan frekuensi reaksiuterus dan menyebabkan vesospasme
arteriol uterus, sehingga menyebabkan iskemia dan kram abdomen bawah yang bersifak
siklik. Respon sistemik terhadap PGF2α meliputi nyeri punggung , kelemahan,
mengeluarkan keringat, gejala saluran cerna (anoreksia, mual, muntah, diare) dan gejala
system saraf pusat  (pusing, sinkop, nyeri kepala, dan konsentrasi buruk) Penyebab
pelepasan prostaglandin yang berlebihan belum diketahui.
2. Desminore sekunder
Desminore sekunder dikaitkan dengan penyakit pelvis organic, seperti
endometriosis, penyakit radang pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus
dan polip uterus. IUD juga dapat menyebabkan desminore sekunder. Desminore
sekunder dapat disalah artikan sebagai desminore primer aatau dapat rancu dengan
komplikasi kehamilan dini. Pada kasus pemeriksaan pelvis abnormal dibutuhkan
evaluasi selanjutnya untuk menentukan diagnosis. Desminore dapat timbul pada
perempuan dengan menometroragia yang meningkat. Evaluasi yang hati-hati harus
dilakukan untuk mencari kelainan dalam kavum uteri atau pelvis yang dapat
menimbulkan kedua gejala tersebut. Histeroskopi, histerosalpingogram (HSG),
sonogram transvaginal (TSV), dan laproskopi, semuanya dapat digunakan untuk
evaluasi. Pengobatak ditujukan untuk memperbaiki keadaan yang mendasarinya.
C. Etiologi
1. Dismenore Primer
Secara umum, nyeri haid timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang
menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di perut
bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial paha. Penyebab Dismenore
Primer antara lain :
a. Faktor endokrin
Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase korpus luteum. Menurut Novak dan
Reynolds, hormon progesteron menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus
sedangkan hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus.
b. Kelainan organic
Seperti: retrofleksia uterus, hipoplasia uterus, obstruksi kanalis servikalis, mioma
submukosum bertangkai, polip endometrium.
c. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis
Seperti: rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh,
konflik dengan kewanitaannya, dan imaturitas.
d. Faktor konstitusi
Seperti: anemia, penyakit menahun, dsb dapat memengaruhi timbulnya
dismenorea.
e. Faktor alergi
Menurut Smith, penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada asosiasi
antara dismenorea dengan urtikaria, migren, dan asma bronkiale.
2. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder mungkin di sebabkan oleh kondisi berikut :
a. Endometriosis
b. Polip atau fibroid uterus
c. Penyakit radang panggul
d. Perdarahan uterus disfungsional
e. Prolaps uterus
f. Maladaptasi pemakaian AKDR
g. Produk kontrasepsi yang tertinggal setelah abotus spontan, abortus terauputik,
atau,melahirkan.
h. Kanker ovarium atau uterus.
D. Pathofisiologi
1. Dismenorea primer
Primary Dysmenorrhea biasanya terjadi dalam 6-12 bulan     pertama setelah
menarche (haid pertama) segera setelah siklus ovulasi teratur (regular ovulatory cycle)
ditetapkan/ditentukan. Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas
(sloughing endometrial cells) melepaskan prostaglandin, yang menyebabkan iskemia
uterus melalui kontraksi miometrium dan vasokonstriksi. Peningkatan kadar
prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid (menstrual fluid) pada wanita
dengan dismenorea berat (severe dysmenorrhea). Kadar ini memang meningkat terutama
selama dua hari pertama menstruasi. Vasopressin juga memiliki peran yang sama. Riset
terbaru menunjukkan bahwa patogenesis dismenorea primer adalah karena prostaglandin
F2alpha (PGF2alpha), suatu stimulan miometrium yang kuat (a potent myometrial
stimulant) dan vasoconstrictor, yang ada di endometrium sekretori. Respon terhadap
inhibitor prostaglandin pada pasien dengan dismenorea mendukung pernyataan bahwa
dismenorea diperantarai oleh prostaglandin (prostaglandin mediated). Banyak bukti kuat
menghubungkan dismenorea dengan kontraksi uterus yang memanjang (prolonged uterine
contractions) dan penurunan aliran darah ke miometrium. Kadar prostaglandin yang
meningkat ditemukan di cairan endometrium (endometrial fluid) wanita dengan
dismenorea dan berhubungan baik dengan derajat nyeri.
Peningkatan endometrial prostaglandin sebanyak 3 kali lipat terjadi dari fase folikuler
menuju fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi selama menstruasi.
Peningkatan prostaglandin di endometrium yang mengikuti penurunan progesterone pada
akhir fase luteal menimbulkan peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang
berlebihan. Leukotriene juga telah diterima (postulated) untuk mempertinggi sensitivitas
nyeri serabut (pain fibers) di uterus. Jumlah leukotriene yang bermakna (significant) telah
dipertunjukkan di endometrium wanita dengan dismenorea primer yang tidak berespon
terhadap pengobatan dengan antagonis prostaglandin. Hormon pituitari posterior,
vasopressin, terlibat pada hipersensitivitas miometrium, mereduksi (mengurangi) aliran
darah uterus, dan nyeri (pain) pada penderita dismenorea primer. Peranan vasopressin di
endometrium dapat berhubungan dengan sintesis dan pelepasan prostaglandin.
2. Dismenorea Sekunder
Dismenorea sekunder (secondary dysmenorrhea) dapat terjadi kapan saja setelah
menarche (haid pertama), namun paling sering muncul di usia 20-an atau 30-an, setelah
tahun-tahun normal, siklus tanpa nyeri (relatively painless cycles). Peningkatan
prostaglandin dapat berperan pada dismenorea sekunder, namun, secara pengertian (by
definition), penyakit pelvis yang menyertai (concomitant pelvic pathology) haruslah ada.
Penyebab yang umum termasuk: endometriosis, leiomyomata (fibroid), adenomyosis,
polip endometrium, chronic pelvic inflammatory disease, dan penggunaan peralatan
kontrasepsi atau IUD (intrauterine device). Karim Anton Calis (2006) mengemukakan
sejumlah faktor yang terlibat dalam patogenesis dismenorea sekunder. Kondisi patologis
pelvis berikut ini dapat memicu atau mencetuskan dismenorea sekunder :
a. Endometriosis
b. Pelvic inflammatory disease
c. Tumor dan kista ovarium
d. Oklusi atau stenosis servikal
e. Adenomyosis
f. Fibroids
g. Uterine polyps
h. Intrauterine adhesions
i. Congenital malformations (misalnya: bicornate uterus, subseptate uterus)
j. Intrauterine contraceptive device
k. Transverse vaginal septum
l. Pelvic congestion syndrome
m. Allen-Masters syndrome
Pathway

VFungsi Fisologi Fungsi Fungsi Abstruksi


Endokrin komalis servik

Persepsi Nyeri Penumpukan darah


Meningkat Produk
Prostaglandin hadidn
prostaglanidin

Peningkatan Merangsang utrerus


produk Gastroistentina Pengeluaran
vasopresin l netransmiter

Peningkatan Kontraksi Uterus/


Mual, Muntah
kontraksi endometerium
uterus

Hipoksia dan
Nutrisi
iskemia
jarinagn uterus
Terjadi hipersentivitas
Defisiensi
Pengetahuan

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk menunjang
penegakan diagnosa bagi penderita Dismenorea atau mengatasi gejala yang timbul,
Pemeriksaan berikut ini dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik
dismenorea:
1. Cervical culture untuk menyingkirkan sexually transmitted diseases.
2. Hitung leukosit untuk menyingkirkan infeksi
3. Kadar human chorionic gonadotropin untuk menyingkirkan kehamilan ektopik.
4. Sedimentation rate.
5. Cancer antigen 125 (CA-125) assay: ini memiliki nilai klinis yang terbatas dalam
mengevaluasi wanita dengan dismenorea karena nilai prediktif negatifnya yang
relatif rendah.
6. Laparoscopy
7. Hysteroscopy
8. Dilatation
9. Curettage
10. Biopsi Endomentrium
F. Penatalaksanaan
1. Dismenore primer
a. Latihan
 Latihan moderat, seperti berjalan atau berenang
 Latihan menggoyangkan panggul
 Latihan dengan posisi lutut di tekukkan ke dada, berbaring telentang atau
miring.
b. Panas
 Buli-buli panas atau botol air panas yang di letakkan pada punggung atau
abdomen bagian bawah
 Mandi air hangat atau sauna
c. Orgasme yang mampu menegakkan kongesti panggul.(peringatan  : hubungan
seksual tanpa orgasme, dapat meningkatkan kongesti panggul.
d. Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostaglandin
e. Pijat daerah punggung, kaki , atau betis.
f. Istirahat
g. Obat-obatan
 Kontrasepsi oral menghambat ovulasi sehingga meredakan gejala
 Mirena atau progestasert AKDR dapat mencegah kram.
 Obat pilhan adalah ibuprofen, 200-250 mg, diminum peroral setiap 4-12 jam,
tergantung dosis, namun tidak melebihi 600 mg dalam 24jam.
 Aleve (natrium naproksen) 200mg juga bisa di minum peroral setiap 6 jam.
h. Terapi Komplementer
i. Biofeedback
j. Akupuntur
k. Meditasi
l. Black cohos
2. Dismenore sekunder
a. PRP
PRP termasuk endometritis, salpoingitis, abses tuba ovarium, atau peritonitis
panggul. Organisme yang kerap menjadi penyebab meliputi Neisseria Gonnorrhoea
dan C. thrachomatis, seperti bakteri gram negative, anaerob, kelompok B
streptokokus, dan mikoplasmata genital. Lakukan kultur dengan benar.
b. Terapi anti biotic spectrum-luas harus di berikan segera saat diagnosis di tegakkan
untuk mencegah kerusakan permanen (mis, adhesi, sterilitas). Rekomendasi dari
center for disease control and prevention (CDC) adalah sebagai berikut :
 Minum 400 mg oflaksasin per oral 2 kali/hari selama 14 hahri, di tambah
500 mg flagyl 2 kali/hari selama 14 hari.
 Berikan 250mg seftriakson IM 2 g sefoksitin IM, dan 1g probenesid peroral
di tambah 100 mg doksisiklin per oral , 2 kali/ hari selama 14 hari.
 Untuk kasus yang serius konsultasikan dengan dokter spesialis mengenai
kemungkinan pasien di rawat inap untuk di berikan antibiotic pe IV.
ASUHAN KEPERAWATAN
DISMENORE

A. Pengkajian
1. Biodataklien:
Biodata klien berisi tentang :Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama,
Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan ,Suku,
Agama, Alamat, TanggalPengkajian.
2. Alasan MRS
Keluhan utama  :
Merasakan nyeri yang berlebihan ketika haid pada bagian perut disertai dengan mual
muntah, pusing dan merasakan badan lemas.
3. Riwayat haid
Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus
haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal partus
4. Riwayat Obstetris
Berapa kali dilakukan pemeriksaan, hasil laboraturium : USG , darah, urine, keluhan
selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan,
tindakan dan pengobatan yang diperoleh.
5. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah di diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani nya, dimana mendapat pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita sampai
saat ini atau kambuh berulang – ulang.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit seperti yang pasien alami.
7. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan kesadaran klien, BB / TB, tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu
b. Head To Toe
 Rambut    : warna rambut, jenis rambut, bau nya, apakah ada luka lesi / lecet
 Mata        : sklera nya apakah ihterik / tdk, konjungtiva anemis / tidak, apakah
palpebra oedema / tidak,bagaimana fungsi penglihatan nya baik / tidak, apakah
klien menggunakan alat bantu penglihatan / tidak. Pada umu nya ibu hamil
konjungtiva anemis
 Telinga     : apakah simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat serumen / tidak,
apakah klien menggunakan alt bantu pendengaran / tidak, bagaimana fungsi
pendengaran klien baik / tidak
 Hidung     : apakah klien bernafas dengan cuping hidung / tidak, apakah terdapat
serumen / tidak, apakah fungsi penciuman klien baik / tidak
 Mulut dan gigi       :  bagaimana keadaan mukosa bibir klien, apakah lembab atau
kering, keadaan gigi dan gusi apakah ada peradangan dan pendarahan, apakah ada
karies gigi / tidak, keadaan lidah klien bersih / tidak, apakah keadaan mulut klien
berbau / tidak. Pada ibu hamil pada umum nya berkaries gigi, hal itu disebabkan
karena ibu hamil mengalami penurunan kalsium
 Leher       : apakah klien mengalami pembengkakan tyroid
 Paru – paru
I  : warna kulit, apakah pengembangan dada nya simetris kiri dan kanan, apakah
ada terdapat luka memar / lecet, frekuensi pernafasan nya
P : apakah ada teraba massa / tidak , apakah ada teraba pembengkakan / tidak,
getaran dinding dada apakah simetris / tidak antara kiri dan kanan
P : bunyi Paru
A : suara nafas
 Jantung
I : warna kulit, apakah ada luka lesi / lecet, ictus cordis apakah terlihat / tidak
P : frekuensi jantung berapa, apakah teraba ictus cordis pada ICS% Midclavikula
P : bunyi jantung
A : apakah ada suara tambahan / tidak pada jantung klien
 Abdomen
I : keadaan perut, warna nya, apakah ada / tidak luka lesi dan lecet
P : tinggi fundus klien, letak bayi, persentase kepala apakah sudah masuk PAP /
belum
P : bunyi abdomen
A : bising usu klien, DJJ janin apakah masih terdengar / tidak
 Payudara : puting susu klien apakah menonjol / tidak,warna aerola, kondisi
mamae, kondisi ASI pasien, apakah sudah mengeluarkan ASI /belum
 Ekstremitas
Atas : warna kulit, apakah ada luka lesi / memar, apakah ada oedema / tidak
Bawah : apakah ada luka memar / tidak , apakah oedema / tidak
 Genitalia : apakah ada varises atau tidak, apakah ada oedema / tidak pada daerah
genitalia klien
 Intergumen : warna kulit, keadaan kulit, dan turgor kulit baik / tidak
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan gangguan menstruasi
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

C. Intervensi Keperawatan
Tgl/jam Diagnosa Tujuan & Kriteria Planning TTD
Keperawatan Hasil
19-01-2021 Nyeri akut Setelah Management nyeri
berhubungan dilakukan (I.08238)
dengan agen intervensi selama Observasi
pencedera 3 x 24 jam, maka a. Identifikasi lokasi,
fisik(SDKI nyeri klien dapat karakteristik durasi,
:D0077) berkurang, frekuensi, kualitas,
dengan dan intensitas nyeri
Kriteria Hasil: b. Identifikasi faktor
a. Tidak gelisah yang memperberat
b. Pola nafas nyeri
teratur Terapeutik
c. Tekanan darah c. Berikan tehnik
normal nonfarmakologis
( hipnosis, terapi
musik, kompres
dingin/hangat)
d. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
Edukasi
e. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
f. Ajarkan tehnik
nonfarmakologis
Kolaborasi
g. Kolaborasi
pemberian analgesik
19-01-2021 Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas (I.09314)
Berhubungan tindakan Obsevasi
dengan kurangnya keperawatan a. Monitor tanda-tanda
terpaparnya selama 3x 24 jam ansietas
informasi(SDKI : diharapkan Terapeutik
D.0080) Ansietas b. Ciptakan suasana
berhubungan terapeutik
dengan terpaparnya c. Diskusikan
informasi dapat perencanaan realistis
berkurang dengan tentang peristiwa
KH: yang akan datang
1.Dapat d. Gunakan pendekatan
menyebutkan yang tenang dan
tanda dan meyakinkan
gejalaansietas Edukasi
2. Mampu e. Informasikan secara
menggunakan faktual mengenal
teknik non- diagnosis
farmakologis pengobatan, dan
prognosis
f. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
g. Latih tehnik relaksasi
Kolaboratif
h. Kolaborasi pemberian
obat
antiansietastentang
ansietas
BAB III
RINGKASAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
TanggalPengkajian: 19-01-2021 Jam: 09.00
I. Identitas
Nama pasien : An. R
Umur :15Tahun
Jeniskelamin : Perempuan
Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia
Agama :Islam
StatusPerkawinan : Belum Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Belum Bekerja
Alamat :Ds Gabusan Dk. Ngembag 04/05 Kec. Jati Kab. Blora
DiagnosaMedis :Disminore

Penanggungjawab:
Nama :Ny. S
Umur : 39 Tahun
Hubungandengan pasien : Ibu
Suku/bangsa :Jawa/Indonesia
Agama :Islam
Pendidikan :SMP
Pekerjaan :Ibu rumah tangga

II. RiwayatKeperawatan
1. Keluhan utama:
Pasien mengatakan nyeri haid
2. Riwayat kesehatan sekarang:

Pasien mengeluh nyeri abdomen bagian bawah pada saat menstruasi hari
pertama sampai ketiga, pasien mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan
aktivitas sehari-hari.P : pasien mengatakan nyeri disesbabkan karena disminore,
Q : nyeri seperti tertimpa beban berat, R : nyeri di bagian perut, S : skala nyeri
5, T : hilang timbul dan muncul tiba-tiba. saat di cek TTV nya TD:120/80mmhg
N:60x/menit, S : 360C , RR:22x/meni. Untuk kejadian disminor ini sudah sering
terjadi tetapi belum pernah diperiksakan oleh An.R mupun keluarganya. Saat
menstruasi sakit perut bagian bawah, An.R hanya berbaring dan mengeluh
nyeri.
3. Riwayat kesehatan masa lalu:
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit lainnya
4. Riwayat kesehatan keluarga:
Ibu kandung An.R menderita penyakit Diabetes
5. Riwayat reproduksi:
a. Riwayat haid:
Menarche: umur 13 tahunsikus haid: teratur
Durasi haid: 7 hari keluhan haid: -
b. RiwayatObsetri

AnakKe Kehamilan Persalinan Anak


No Tahun Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Jenis BB PJ
Kehamilan Klmn

6. RiwayatKeluargaBerencana
-
7. PengkajianPolaFungsionalGordon

a. Polapersepsidanpemeliharaankesehatan
Pasien mengatakan cemas dengan sakit yang dirasakannya. Pasien tampak
gelisah
b. Pola nutrisi
1) Pasien mengatakan nafsu makan baik, pasien mengatakan makan 3x/hari
porsi makan 1 centong nasi dengan sayur dan lauk.
2) Pasien mengatakan sudah mengetahui makanan apa yang mempengaruhi
keadaan sakit saat ini
3) Pasien mengatakan tidak memiliki makanan kesukaan
4) Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat - obatan
5) Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam makan
6) Pengkajian IMT-BB ideal
BB: 49kg
TB: 157 cm =1.57m
IMT :BB/TBx2= 49/1.57x1.57= 49/2.46= 19,91
Kebutuhan Kalori Berdasarkan usia : 2.500 kkal.

c. Polaeliminasi
1) Eliminasi feses
Pola BAB :pasien mengatakan BAB sebanyak 1x/hari, dengan konsistensi
padat lunak
2) Pola BAK
Pasien mengatakan BAK sebanyak ± 3x/hari, warna urin kuning
d. Polaaktivitasdanlatihan
1) Pasien mengatakan melakukan aktivitas secara mandiri
2) Pasien mengatakan selalu berolahraga 2x/minggu
Jenis olahraga : olahraga thaiwondo
e. Polapersepsidankognitif
1) Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
2) Pandangan pasien baik dan jelas
3) Pasien kooperatif mampu menjawab pertanyaan dari perawat
f. Polatidurdanistirahat
1) Pasien mengatakan bisa tidur seperti biasa, tidak ada gangguan dalam
pola tidur
2) Pasien tidur selama 8 jam/hari

g. Pola hubungan social


1) Pasien mengatakan mampu berinteraksi dan mengenal lingkungan
dengan baik
2) Pasien ramah dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya
h. Pola seksualitas dan reproduksi
Tidak terkaji
i. Persepsidiridankonsepdiri
1) Identitas diri
Pasien mampu mengenali dirinya sebagai anak ke2 dari 2 bersaudara, dan
sebagai pelajar yang sekarang sekolah SMA
2) Gambaran diri
Pasien mengatakan jika kalau dirinya sakit dan memerlukan pertolongan
3) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin mampu mengontrol rasa sakit yang diderita
4) Harga diri
Pasien tidak merasa minder dengan keadaanya, dan tampak kooperatif
terhadap perawat
5) Peran diri
Selama ini pasien berperan sebai anak dan sebagai pelajar
j. PolaMekanismeKoping
1) Pasien mengatakan jika ada masalah selalu membicarakannya dengan
keluarga terutama dengan ibu.
2) Pasien mengatakan cemas dengan sakit yang dirasakannya. Pasien
tampak gelisah
k. Pola nilai dan kepercayaan/agama
Pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu dan selalu berdoa agar selalu diberi
kelancaran

8. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
Pengkajian GCS : E4, M5, V6
Tingkat kesadaran: Compos Mentis
b. TTV Tekanan Darah :120/80mmhg
Nadi :80x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Suhutubuh : 36oC
c. BB : 49kg
d. TB :157cm
e. Kepala
Bentuk mesochepal, warna putih beruban, bersih, tidak ada kerontokan
f. Mata
Kemampuan Pengelihatan baik normal, Ukuran pupilnormal, 2 mm, reaksi
terhadap cahaya normal, Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak
menggunakan alat bantu seperti kacamata/softlens, tidak ada secret
g. Hidung
Bersih, tidak terdapat secret, tidak ada perdarahan(epitaskisis), tidak ada
polip dan tidak terpasang oksigen
h. Telinga
Mulut Simetris, pendengaranya normal, tidak menggunakan alat bantu
dengar, pendengaranya normal, dan tidak nampak serumen
i. Leher
Posisi trakea normal, tidak ada pembesaran tyroid, keadaan vena jugularis
normal
j. Dada
Jantung
a) Inspeksi : simetris kanan kiri, ictus cordis tidak terlihat berdenyut
b) Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5, midclavikula sinistra
c) Perkusi : pekak, tidak ada pembengkakan jantung
d) Auskultasi:reguler,S1loop, S2 doop
Paru-paru
a) Inspeksi : simetris kanan kiri
b) Palpasi : sonor seluruh lapang paru
c) Perkusi : vocal fremitus sama antara kanan kiri
d) Auskultasi: vesikuler
Abdomen
a. Inspeksi : datar,
b. Auskultasi : bising usus 10x/menit
c. Perkusi : ada nyeri tekan perut bagian bawah
d. Palpasi : timpani
k. Genitalia
Bersih, tidak terdapat luka dan tanda infeksi, tidak terpasang kateter
l. Ekstrimitas
Kulit bersih, warna kulit putih, turgor kulit baik, tidak terdapat edema, tidak
terpasang infus, Capilarry refill normal tidak menggunakan alatbantu jalan
kekuatan otot 5/5, 5/5
m. Kulit
Warna kulit putih bersih, tidak terdapat luka
n. Data Penungjang :-
o. ProgramTherapi
-
p. Diit :-
B. ANALISADATA
TGL/JAM Data Fokus Problem Etiologi TTD
19-1-2021 DS:Pasien mengatakan Nyeri akut Agen pencedera
nyeri dibagian perut (SDKI :D0077) fisiologis
P : pasien mengatakan
nyeri disesbabkan
karena disminore
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : nyeri di bagian perut
bawah
S : skala nyeri 5
T : hilang timbul dan
muncul tiba-tiba
DO: Pasien tampak gelisah
TD:120/80mmhg
N:80x/menit
S : 360C
RR:22x/menit
Akral pasien dingin,
pucat
19-1-2021 DS: Pasien mengatakan Ansietas Krisis
cemas dengan sakit yang (SDKI :D.0080) situasional
dirasakannya
DO: Pasien tampak gelisah
TD:120/80mmhg
N:80x/menit
S : 360C
RR:22x/menit

C. DIAGNOSAKEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Ansietas berhubungan dengan Krisis situasional
3. INTERVENSIKEPERAWATAN
Tgl/jam Diagnosa Tujuan & Kriteria Planning TTD
Keperawatan Hasil
19-01-2021 Nyeri akut Setelah Management nyeri
berhubungan dilakukan (I.08238)
dengan agen intervensi selama Observasi
pencedera 3 x 24 jam, maka h. Identifikasi lokasi,
fisiologis(SDKI : nyeri klien dapat karakteristik durasi,
D0077) berkurang, frekuensi, kualitas,
dengan dan intensitas nyeri
Kriteria Hasil: i. Identifikasi faktor
d. Tidak gelisah yang memperberat
e. Pola nafas nyeri
teratur Terapeutik
f. Tekanan darah j. Berikan tehnik
normal nonfarmakologis
( hipnosis, terapi
musik, kompres
dingin/hangat)
k. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
Edukasi
l. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
m. Ajarkan tehnik
nonfarmakologis
Kolaborasi
n. Kolaborasi
pemberian analgesik
19-01-2021 Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas (I.09314)
Berhubungan tindakan Obsevasi
dengan gejala keperawatan i. Monitor tanda-tanda
penyakit selama 3x 24 jam ansietas
(SDKI :D.0080) diharapkan Terapeutik
Ansietas j. Ciptakan suasana
berhubungan terapeutik
dengan terpaparnya k. Diskusikan
informasi dapat perencanaan realistis
berkurang dengan tentang peristiwa
KH: yang akan datang
1.Dapat l. Gunakan pendekatan
menyebutkan yang tenang dan
tanda dan meyakinkan
gejalaansietas Edukasi
2. Mampu m. Informasikan secara
menggunakan faktual mengenal
teknik non- diagnosis
farmakologis pengobatan, dan
prognosis
n. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
o. Latih tehnik relaksasi
Kolaboratif
p. Kolaborasi pemberian
obat
antiansietastentang
ansietas

4. Implementasi
Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Respon TTD

19/01/21 Nyeri akut berhubungan Mengdentifikasi DS:Klien Mengatakan


Jam 10.00 dengan agen pencedera lokasi, karakteristik nyeri
fisiologis(SDKI durasi, frekuensi, DO: Klien terlihat
:D0077) kualitas, dan gelisah
intensitas nyeri P: Nyeri
diakibatkan
karena haid
Q: Nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R: nyeri diperut
S: skala nyeri 5
Ansietas berhubungan T:hilang timbul
10.05 dengan Krisis dan muncul
situasional (D.0080) Menggunakan tiba-tiba
pendekatan yang
Dx 1, dx 2 tenang dan DS:Klien mengatakan
meyakinkan takut dan bingung
akan kondisinya
10.15 DO:Klien terlihat
gelisah
Menginformasikan
Dx 1, dx 2 secara faktual
mengenal diagnosis DS:Klien mengatakan
pengobatan, dan mengerti
10.20 prognosis DO: Klien kooperatip

Nyeri akut berhubungan Melatih tehnik terapi


dengan agen pencedera murotalsurat ar- DS:Pasien
fisiologis(SDKI :D0077) rahman mengatakan
10.25 bersedia
DO: Pasien tampak
berusaha dan mengerti
anjuran perawat
Mengdentifikasi
lokasi, karakteristik DS:Klien mengatkan
durasi, frekuensi, nyeri belum berkurang
kualitas, dan samasekali
intensitas nyeri P: Nyeri
diakibatkan
karena haid
Q: Nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R: nyeri diperut
S: skala nyeri 5
T:hilang timbul
dan muncul
tiba-tiba
DO: -
Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Respon TTD

20/01/21 Nyeri akut berhubungan Mengdentifikasi DS:Klien Mengatakan


Jam 10.00 dengan agen pencedera lokasi, karakteristik nyeri
fisiologis(SDKI durasi, frekuensi, DO: Klien terlihat
:D0077) kualitas, dan gelisah
intensitas nyeri P: Nyeri
diakibatkan
karena haid
Q: Nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R: nyeri diperut
Ansietas berhubungan S: skala nyeri 3
dengan Krisis T:hilang timbul
10.05 situasional (D.0080) dan muncul
Menggunakan tiba-tiba
Dx 1, dx 2 pendekatan yang
tenang dan DS:Klien mengatakan
meyakinkan takut dan bingung
akan kondisinya
10.15 DO:Klien terlihat
gelisah
Menginformasikan
secara faktual
Dx 1, dx 2 mengenal diagnosis DS:Klien mengatakan
pengobatan, dan mengerti
10.20 prognosis DO: Klien kooperatip

Melatih tehnik terapi


Nyeri akut berhubungan murotal surat ar- DS:Pasien
dengan agen pencedera rahman mengatakan
fisiologis(SDKI :D0077) bersedia
10.25 DO: Pasien tampak
berusaha dan
mengerti anjuran
perawat
Mengdentifikasi
lokasi, karakteristik DS: Klien mengatkan
durasi, frekuensi, lebih nyaman dan
kualitas, dan nyeri berkurang
intensitas nyeri P: Nyeri
diakibatkan
karena haid
Q: Nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R: nyeri diperut
S: skala nyeri 3
T:hilang timbul
dan muncul
tiba-tiba
DO: -

Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Respon TTD

21/01/21 Nyeri akut berhubungan Mengdentifikasi DS:Klien Mengatakan


Jam 10.00 dengan agen pencedera lokasi, karakteristik sudah tidak nyeri
fisiologis(SDKI durasi, frekuensi, DO: Klien terlihat
:D0077) kualitas, dan intensitas tenang, sudah tidak
nyeri pucat, akaral hangat
Ansietas berhubungan
10.05 dengan Krisis DS:Klien mengatakan
situasional (D.0080) Menggunakan mengerti, dan sudah
pendekatan yang tidak cemas lagi
Dx 1, dx 2 tenang dan DO: Klien kooperatif
meyakinkan

10.15 DS:Klien mengatakan


mengerti, dan sudah
Menginformasikan tidak cemas lagi
Dx 1, dx 2 secara faktual DO: Klien kooperatif
mengenal diagnosis
pengobatan, dan DS:Pasien
10.20 prognosis mengatakan bersedia
DO: Pasien tampak
Nyeri akut berhubungan Melatih tehnik terapi berusaha dan
dengan agen pencedera murotalsurat ar- mengerti anjuran
fisiologis(SDKI :D0077) rahman perawat

10.25
DS:Klien Mengatakan
sudah tidak nyeri
Mengdentifikasi DO: Klien terlihat
lokasi, karakteristik tenang, sudah tidak
durasi, frekuensi, pucat, akaral hangat
kualitas, dan intensitas
nyeri

5. EVALUASI
Tgl / jam Diagnosa kep Evaluasi TTD

19-01-2021 Nyeri akut b/d S: pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
agen pencedara P: Nyeri diakibatkan karena haid
fisiologis Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri diperut
S: skala nyeri 5
T:hilang timbul dan muncul tiba-tiba
O: pasien tampak meringis menahan nyeri
Td: 120/80 mmhg
N: 80x/menit
RR: 22x/menit
S:36 C
Akaral dingin, pucat
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
 Mengdentifikasi lokasi, karakteristik durasi,
frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
 Melatih tehnik terapi murotal
Ansietas S: pasien mengatakan bingung penyebab nyeri
berhubungan O:pasien tampak gelisah
dengan A: masalah belum teratasi
terpaparnya P: Lanjutkan intervensi
informasi  Menggunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
 Informasikan secara faktual mengenal
diagnosis pengobatan, dan prognosis
20-01-2021 Nyeri akut b/d S: pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
agen pencedara sudah menurun
fisiologis P: Nyeri diakibatkan karena haid
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri diperut
S: skala nyeri 3
T:hilang timbul dan muncul tiba-tiba
O: pasien tampak meringis menahan nyeri
Td: 110/90 mmhg
N: 80x/menit
RR: 20x/menit
S:36 C
Pucat, akral hangat
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
 Menggunakan pendekatan yang tenang
sehingga membuat pasien rileks
 Informasikan secara faktual mengenal
diagnosis pengobatan, dan prognosis
Ansietas S: pasien mengatakan kurang memahami mengatasi
berhubungan nyeri
dengan kurang O:pasien tampak gelisah
terpaparnya A: masalah teratasi sebagian
informasi P: Lanjutkan intervensi
 Menggunakan pendekatan yang tenang
 Informasikan secara faktual mengenal
diagnosis pengobatan, dan prognosis
21-01-2021 Nyeri akut b/d S: pasien mengatakan sudah tidak nyeri pada bagian
agen pencedara perut
fisiologis O: pasien tampak tenang
Td: 110/90mmhg
N: 80x/menit
RR: 20x/menit, akral hangat, sudah tidak pucat
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
 Menggunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
 Informasikan secara faktual mengenal
diagnosis pengobatan, dan prognosis
Ansietas S: pasien mengatakan mampu mengatasi nyeri dan
berhubungan mengerti tanda gejalanya
dengan kurang O:pasien tampak lebih rileks
terpaparnya A: masalah teratasi
informasi P: Pertahankan intervensi
 Menggunakan pendekatan yang tenang dan
membuat pasien lebih rileks
 Informasikan secara faktual mengenal
diagnosis pengobatan, dan prognosis
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada An. R dengan

Disminore. Masalah keperawatan yang muncul pada An. R sesuai dengan prioritas masalah

keperawatan adalah Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencidera fisiologis, tampak

warna darah merah segar, berbau anyir diagnose kedua Ansietas berhubungan dengan Krisis

situasional, dibawah ini adalah pembahasan dari diagnosa di atas :

A. Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian dengan menggunakan format yang telah ada pada format

pengkajian asuhan keperawatan ilmu penyakit dalam. Selama proses pengkajian penulis

tidak menemukan hambatan, pasien dan keluarga kooperatif sehingga mempermudah

penulis untuk mengumpulkan data. Penulis mengkaji dari semua aspek meliputi:

biopsiko-sosial-kultural-spiritual. Dari pengkajian pada tanggal 19 Januari pada pukul

10.00 WIB didapatkan data dari pengkajian data bio: data subjektif hasil dari pengkajian

yang saya lakukan adalah pasien mengatakan pasien mengeluh nyeri abdomen bagian

bawah pada saat menstruasi hari pertama sampai ketiga, pasien mengeluh lemas dan

tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.P : pasien mengatakan nyeri disesbabkan

karena disminore, Q : nyeri seperti tertimpa beban berat, R : nyeri di bagian perut, S :

skala nyeri 5, T : hilang timbul dan muncul tiba-tiba. saat di cek TTV nya

TD:120/80mmhg N:60x/menit, S : 360C , RR:22x/meni. Untuk kejadian disminor ini

sudah sering terjadi tetapi belum pernah diperiksakan oleh An.R mupun keluarganya.

Saat menstruasi sakit perut bagian bawah, An.R hanya berbaring dan mengeluh nyeri

Hasil pengkajian yang ditemukan penulis dalam melakukan pengkajian tanggal 19

Januari 2020 sudah sesuai dengan apa yang ada di

teori, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.


B. Diagnosa

Berdasarkan data pengkajian yang didapat, penulis menegakkan diagnosa sebagai

berikut: Nyeri akut berhubungan dengan gangguan menstruasi, tampak warna darah

merah segar, berbau anyir diagnose kedua Ansietas berhubungan dengan Krisis

situasional,

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencidera fisiologis, tampak warna darah

merah segar, berbau anyir.

a. Menurut SDKI nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang

berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fingsional, dengan onset

mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung

kurang dari 3 bulan

b. Alasan diagnosa ini ditegakkan karena pada klien ditemukan

Gejala Mayor dan Minor menurut SDKI

- Gejala dan tanda mayor

Subjektif: mengeluh nyeri

Objektif: Tampak meringis, bersikap protektif (mis : waspada, posisi

menghindari nyeri ), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit

tidur.sulit tidur

- Gejala dan tanda minor

Subjektif: -

Objektif: tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan

berubah, proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus

pada diri sendiri, diaforesis

Data yang didapatkan dari pengkajian pasien


- Data subjektif : mengeluh nyeri abdomen bagian bawah pada saat

menstruasi hari pertama sampai ketiga, pasien mengeluh lemas dan

tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.P : pasien mengatakan nyeri

disesbabkan karena disminore, Q : nyeri seperti tertimpa beban berat,

R : nyeri di bagian perut, S : skala nyeri 5, T : hilang timbul dan

muncul tiba-tiba

- Data objektif : tampak darah berwarna merah segar, berbau anyir, TTV

TD:120/80mmhg N:60x/menit, S : 360C , RR:22x/meni

Dari data yang didapatkan saat pengkajian terhadap klien data subjektif dan

objektif sesuai dengan teori data mayor yang terdapat dalam buku SDKI

c. Cara pemprioritaskan masalah

Diagnosa ini diangkat sebagai prioritas utama pada kasus ini karena

berdasarkan data mayor dan minor pada SDKI dan dari hasil data pengkajian

dari pasien menunjukkan masalah keperawatan Nyeri akut.

(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional.

a. Menurut SDKI ansietas adalah Kondisi emosional dan pengalaman subjektif

individu terhadap suatu objek yang tidak jelas secara spesifik akibat antisipasi

bahaya yang mremungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi

ancaman.

b. Alasan diagnose ini ditegakkan karena pada klien ditemukan

Gejala dan Tanda Mayor dan minor menuriu SDKI

- Gejala dan tanda mayor

Subjektif: merasa bingung, khawatir, sulit konsentrasi


Objektif: tampak gelisah, tegang, dan sulit tidur

- Gejala dan tanda minor

Subjektif: mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tidak berdaya

Objektif: frekuensi napas meningkat, nadi meningkat, Td meningkat,

tremor, muka pucat

Data subjektif dan objektif yang didapatkan dari pengkajian terhadap pasien

- Data subjektif : Pasien mengatakan cemas dengan sakit yang

dirasakannya selama dismonore berlangsung.

- Data objektif : Pasien tampak gelisahTD:120/80mmhg N:80x/menitS :

360C RR:22x/menit

Dari data yang didapatkan saat pengkajian terhadap klien data subjektif dan

objektif sesuai dengan teori data mayor yang terdapat dalam buku SDKI

c. Cara memprioritaskan masalah

Diagnosa ini diangkat sebagai prioritas kedua pada kasus ini karena

berdasarkan data mayor dan minor pada SDKI dan dari hasil data pengkajian

dari pasien menunjukkan masalah keperawatan yeri akut.

(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

C. INTERVENSI

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis

Tujuan yang ingin dicapai penulis untuk diagnose nyeri akut berhubungan

dengan agen pencidera fisiologis yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam, maka nyeri dapat berkurang, dengan Kriteria Hasil: Pasien tidak

gelisah, Pola nafas teratur, Tekanan darah normal. Dengan intervensi yang dilakukan

kelompok yaitu
1) Identifikasi lokasi, karakteristik durasi, frekuensi, kualitas, dan

intensitas nyeri. Dengan rasionalnya : dengan dilakukan identifikasi

lokasi karakteristik, kualitas, dan intensitas nyeri akan memepengaruhi

pilihan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh kelompok

serta pengawasan kefektifan dari intervensi yang dilakukan.

2) Identifikasi faktor yang memperberat nyeri. Dengan rasional :

kelompok dapat menganjurkan klien untuk mengurangi aktivitas yang

dapat memperberat nyeri yang dirasakan oleh klien.

3) Berikan tehnik nonfarmakologis ( hipnosis, terapi musik, kompres

dingin/hangat). Rasionalnya : dengan diberikan/diajarkan teknik non

farmakologis seperti teknik relaksasi klien dapat lebih nyaman, rileks

dan fikiran klien dapat teralihan dari sara sakit sehingga dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan oleh klien.

2. Ansietas berhubungan dengan krisis sitiasional

Tujuan yang ingin dicapai penulis untuk diagnose Ansietas berhubungan

dengan Krisis Situasional yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x

24 jam, maka Ansietas dapat berkurang, dengan kriteria hasil Dapat menyebutkan

tanda dan gejala ansietas serta mampu menggunakan teknik non-farmakologis.

Intervensi yang kelompok lakukan adalah

1) Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan. Rasionalnya :

Klien dapat menceritakan kepada penulis tentang ansietas yang

dirasakan dengan lebih terbukan tanpa rasa takut atau segan dan

penulis serta klien dapat melakukan komunikasi terapeutik dengan

baik.
2) Menginformasikan secara faktual mengenal diagnosis pengobatan, dan

prognosis. Rasionalnya : Klien menjani lebih mengerti dan paham

tentang kondisi yang dirasakan dan bagaimana cara mengatasinya

dengan benar sehingga klien tidak menduga-duga tentang kondisinya

dan menjadi takut serta cemas.

3) Melatih tehnik terapi murotal surat ar-rahman. Rasionalnya : Setelah

dilatih teknik terapi murotal surat Ar-Rahman klien menjadi lebih

tenang dan rileks.

Invervensi yang kelompok lakukan berpedoman dari buku SIKI ( Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia).

D. IMPLEMENTASI

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis

Implementasi yang dilakukan oleh kelompok untuk mengatai masalah keperawatan

nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis dilakukan mulai tanggal 19

Januari 2021 sampai dengan 20 Januari 2021, kelompok melakukan imlementasi :

1) Mengdentifikasi lokasi, karakteristik durasi, frekuensi, kualitas, dan

intensitas nyeri dan didapatkan.

Data Subjektif :Klien Mengatakan nyeri

Data Objektif : Klien terlihat gelisah, P: Nyeri diakibatkan karena

haid, Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: nyeri diperut, S: skala nyeri 5

2) Menginformasikan secara faktual mengenal diagnosis pengobatan, dan

prognosis. DS:Klien mengatakan mengerti tentang penjelasan yang

disampaikan penulis DO: Klien terlihat lebih paham dan kooperafit saat

dilakukan penjelasan dan pemberian informasi.


3) Melatih tehnik terapi murotalsurat ar-rahman, DS:Pasien mengatakan

bersedia untuk membaca surat Ar-Rahman, DO: Pasien menyetujui dan

membaca surat Ar-rahman.

2. Ansietas berhubungan dengan Krisis Situasional

Implementasi yang dilakukan oleh kelompok untuk mengatai masalah keperawatan

Ansietas berhubungan dengan Krisis Situasional dilakukan mulai tanggal 19 Januari

2021 sampai dengan 20 Januari 2021, kelompok melakukan imlementasi :

1) Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan. DS:Klien

mengatakan takut dan bingung akan kondisinya, DO:Klien terlihat gelisah,

dan menceritakan kepada penulis tentang kondisinya

2) Menginformasikan secara faktual mengenal diagnosis pengobatan, dan

prognosis. DS:Klien mengatakan mengerti setelah dijelaskan tentang

kondisinya , DO: Klien kooperatip saat dilakukan penjelasan tentang

kondisinya.

3) Melatih tehnik terapi murotal surat ar-rahman. Rasionalnya : DS:Pasien

mengatakan lebih tenang setelah membaca al-qur’an, DO: Pasien terlihat

lebih tenang, klien terlihat lebih rileks

E. EVALUASI

1. Nyeri berhubungan dengan Agen pencidera fisiologis. Evaluasi yang dilakukan

penulis pada tanggal 21Januari 2021 yaitu. Mengdentifikasi lokasi, karakteristik

durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri di dapatkan respon DS : Klien

Mengatakan nyeri DO : Klien terlihat gelisah P: Nyeri diakibatkan karena haid Q:

Nyeri seperti ditusuk-tusuk R: nyeri diperutS: skala nyeri 5 T:hilang timbul dan

muncul tiba-tiba. Melatih tehnik terapi murotal surat ar-rahman di dapat respon
DS : Pasien mengatakan bersedia DO : Pasien tampak berusaha dan mengerti

anjuran perawat.

Mahasiswa mendapatkan hasil data klien pada hari ketiga, S:Klien Mengatakan

sudah tidak nyeri O: Klien terlihat tenang, sudah tidak pucat, akaral hangat A:

masalah teratasi P: hentikan intervensi

2. Ansietas Berhubungan dengan Krisis Situasional. Evaluasi yang dilakukan penulis

pada tanggal 21Januari 2021 yaitu Menggunakan pendekatan yang tenang dan

meyakinkan mendapat respon DS : Klien mengatakan takut dan bingung akan

kondisinya DO : Klien terlihat gelisah. Menginformasikan secara faktual

mengenal diagnosis pengobatan, dan prognosis dengan respon DS:Klien

mengatakan mengerti, dan sudah tidak cemas lagi DO: Klien kooperatif. Melatih

tehnik terapi murotal surat ar-rahman dengan respon DS:Pasien mengatakan

bersedia DO: Pasien tampak berusaha dan mengerti anjuran perawat. Mahasiswa

mendapatkan hasil data klien di hari ketiga, S:Klien mengatakan mengerti, dan

sudah tidak cemas lagi O: Klien kooperatif A: masalah teratasi P: hentikan

intervensi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa perkembangan pada diri remaja yang sangat
penting, diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga nantinya
mampu bereproduksi. Pada masa remaja terdapat perubahan-perubahan yang terjadi
seperti perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial, dimana kondisi tersebut
dinamakan dengan masa pubertas. Salah satu tanda pubertas pada remaja putri yaitu
terjadinya menstruasi. Pada saat menstruasi, masalah yang dialami oleh hampir
sebagian besar wanita adalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat. Hal ini
biasa disebut dengan nyeri haid (dismenore).
B. Saran
Penulis dapat mengembangkan diagnosis – diagnosis baru yang muncul dari
keluhan – keluhan pasien dan intervensi yang dapat mengurangi rasa nyeri pasien.
C. Pembahasan
An. R umur 15 tahun, perempuan , jawa/indonesia, pendidikan SMP , belum menikah,
dengan diagnosa Dismenore saat haid. Keluhan utama Pasien mengeluh nyeri
abdomen bagian bawah pada saat menstruasi hari pertama sampai ketiga, pasien
mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.P : pasien mengatakan
nyeri disesbabkan karena disminore, Q : nyeri seperti tertimpa beban berat, R : nyeri
di bagian perut, S : skala nyeri 5, T : hilang timbul dan muncul tiba-tiba. saat di cek
TTV nya TD:120/80mmhg N:80x/menit, S : 360C , RR:22x/menit dan BB 49 Kg, TB
157 Cm, Hidung : simetris, tidak ada ingus, tidak ada polip tidak terpasang O2 nasal
kanul, Genitalia bersih tidak ada luka tidak terpasang kateter tidak ada tanda infeksi,
vagina kering, labia klitoris mengecil, tidak ada tanda – tanda perdarahan, iritasi, tidak
elastis.
An. R mengatakan Untuk kejadian disminore ini sudah sering terjadi tetapi belum
pernah diperiksakan oleh An.R mupun keluarganya. Saat menstruasi sakit perut
bagian bawah, An.R hanya berbaring dan mengeluh nyeri.
Pada jurnal Indrawati (2019) yang berjudul Efektifitas Terapi Murottal Terhadap
Nyeri Dismenore Pada Remaja Putridi Sma Negeri 2 Bangkinang Kota Tahun 2019
menjelaskan bahwa terapi murrotal surat Ar-Rahman dapat menurunkan nyeri atau
dismenore pada saat haid yang artinya bahwa terapi tersebut sangat berpengaruh
terhadap dismenore saat haid.
Menurut jurnal Humaedah (2017) yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an
Terhadap Perubahan Skala Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Siswi Kelas X, Xi Dan Xii
Ma Asy-Syafi’iah Bendung Desa Kilang Kecamatan Montong Gading Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2017 Berdasarkan hasil penelitian setelah diberikan terapi murottal
Al-Qur’an semua responden mengalami penurunan skala nyeri haid. Penurunan skala nyeri
haid ini dikarenakan dengan mendengarkan bacaan Al-Qur’an akan memberikan efek
relaksasi. Terapi bacaan Al-Qur’an terbukti mengaktifkan sel-sel tubuh dengan mengubah
getaran suara menjadi gelombang yang ditangkap oleh tubuh, menurunkan stimuli reseptor
nyeri dan otak terangsang mengeluarkan analgesik opioid natural endogen
Hal ini sejalan dengan implementasi yang dilakukan yaitu dengan memberikan
terapi murrotal yaitu bacaan surat Ar-Rahman untuk menurunkan nyeri pada dismenore
saat haid dan mengurahi ansietas atau kecemasan pada saat nyeri haid sehingga pada saat
haid dapat dilakukan cara tersebut untuk mengurangi nyeri yang dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA

Judith Wilkinson Ahern.2016.Diagnosa Keperawatan Edisi 9 Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta: Salemba Medika

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperwatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa Nanda, Nic, Noc Dalam Berbagai Kasus. Jogjakarta: Mediaction
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
“Terapi Murottal”
Mata Kuliah :Komprehensif
Kompetensi :Pemberian Terapi Murottal

Pengertian :Pemanfaatan kemampuan terapi murottal pada Anak

Tujuan:Memperbaiki kondisi fisik, emosional, dan kesehatan spiritual pasien Persiapan alat dan
bahan

1. Handphone

3. Headset

4. Alat- alat yang sesuai

NO PROSEDUR Pre interaksi


1 Siapkan alat-alat
2 Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
3 Cuci tangan
Tahap orientasi
4 Beri salam dan panggil Anak dengan namanya
5 Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada anak/keluarga
Tahap kerja
6 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan

7 Menanyakan keluhan utama klien

8 Jaga privasi anak Memulai kegiatan dengan cara yang baik

9 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti relaksasi,

stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.

10 Menetapkan ketertarikan anak terhadap murottal


11 Pilih pilihan surat murottal

12 Bantu anak untuk memilih posisi yang nyaman.

13 Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan telepon selama
mendengarkan murottal

14 Dekatkan handphone dan perlengkapan dengan anak

15 Pastikan tape handphone dan perlengkapan dalam kondisi baik.

16 Nyalakan murottal dan lakukan terapi murottal


17 Pastikan volume sesuai dan tidak terlalu keras.

18 Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yang lama.

19 Hindari stimulasi musik setelah nyeri/luka kepala akut.

20 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti relaksasi,

stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.

21 Menetapkan ketertarikan klien terhadap murottal


Terminasi
22 Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan anak)
23 Simpulkan hasil kegiatan
24 Berikan umpan balik positif
25 Kontrak pertemuan selanjutnya
26 Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
27 Bereskan alat-alat 28 Cuci tangan
Dokumentasi
29 Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan - Nama Px, Umur, Jenis kelamin, dll -
Keluhan utama - Tindakan yang dilakukan (terapi murottal)- Lama tindakan - Jenis terapi mu
rottal yang diberikan - Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapi musik - Respon pasien.
- Nama perawat - Tanggal pemeriksaan

Jurnal Ners Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman32


-
38 JURNAL NERS Research & Learning in Nursing Science http://
journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners EFEKTIFITAS TERAPI MUROTTAL
TERHADAP NYERI DISMENORE PADA REMAJA PUTRIDI SMA NEGERI 2
BANGKINANG KOTA TAHUN 2019 Indrawati 1,
Desni Putriadi2 Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai indrawatiigo@yahoo.com
ABSTRAK
Dismenore yang tidak ditangani dengan benar dapat menganggu aktivitas sehari-hari karena
lemah, gelisah, atau depresi, bendungan haid dirongga panggul, kram hebat yang menyertai
keluarnya sebuah gumpalan bekuan dari rahim, gangguan di rongga panggul akan
mengakibatkanberbagai gangguan didaerah tersebut dan kontraksi rahim yang hebat. Untuk
mengurangi rasa nyeri dismenore tersebut di anjurkan untuk menggunakan terapi Murottal,
tindakan ini sangat cocok untuk mengurangi rasa nyeri dismenore. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektifitas terapi murottal terhadapnyeri dismenore pada remaja putridi
SMANegeri 2 Bangkinang Kota Tahun 2019. Metode yang digunakan adalah quasi
experimenyang pemilihan subjek dilakukan dengan non digunakan adalah lembaran random,
dengan jenis rancangan
the one group pretest posttest design. Populasi adalah seluruh siswi SMA Negeri 2 Bangkinang
Kota dengan jumlah 580 orang siswi. Penentuan sampel menggunakan Purposive sampling,
jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 orang. Alat pengumpulan data yang Observasi
dengan menggunakan skala intensitas nyeri. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan
bivariat dengan menggunakan uji Pairet Sample t test Hasil penelitian bahwa rata rata
tingkat nyeri dismenore sebelum dilakukan terapi 5,57, setelah dilakukan terapi Murottal turun
menjadi 3,67. Serta menunjukan adanya hubungan signifikan antara terapi murottal dengan nyeri
dismenore dengan nilai p-value (0.000) <α (0,05), diharapkan para remaja atau perempuan dapat
mengaplikasikan terapi Murottal untuk mengurangi nyeri dismenore.
Kata Kunci : Terapi Murottal, Nyeri Dismenore
PENDAHULUAN Masa remaja merupakan dialami oleh hampir sebagian besar wanita
masa perkembangan pada diri remaja yang adalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang
sangat penting, diawali dengan matangnya hebat. Hal ini biasa disebut dengan nyeri haid
organ-organ fisik (seksual) sehingga nantinya (dismenore). Menurut data WHO(Word
mampu bereproduksi. Pada masa remaja Health Organitation) angka kejadian
terdapat perubahan-perubahan yang terjadi dismenore di indonesia sebanyak 55%
seperti perubahan hormonal, fisik, psikologis dikalangan usia produktif, dimana 15%
maupun sosial, dimana kondisi tersebut diantaranya mengeluhkan aktivitas menjadi
dinamakan dengan masa pubertas. Salah satu terbatas akibat dismenore (Fahmi, 2014).
tanda pubertas pada remaja putri yaitu Angka kejadian nyeri disminore di dunia
terjadinya menstruasi (Batubara, 2012). sangat besar. Rata-rata lebih
Menstruasi terjadi saat lapisan dalam dinding dari 50% perempuan
rahim luruh dan keluar dalam bentuk yang
dikenal dengan istilah darah menstruasi. disetiap Negara mengalami nyeri
Dalam keadaan normal, setiap bulan seorang menstruasi. Di Amerika angka prosentase
wanita yang telah memasuki usia subur akan nya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%.
melepaskan satu sel telur (ovum) dan ovum Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan
akan dihasilkan dan dilepaskan oleh indung 55 % perempuan usia produktif yang tersiksa
telur (ovarium) (Atikah & Siti, 2009). Setelah oleh nyeri selama
mengalami menstruasi biasanya terlihat menstruasi angka kejadian (prevalensi)
perubahan fisik seorang perempuaan seperti nyeri menstruasi berkisar 45-
pada pinggul dan payudara, menstruasi akan 95% dikalangan wanita usia produktif
berhenti dengan sendirinya pada saat wanita (Atika&Siti, 2009).
sudah berusia 40-50 tahun, yang dikenal Murottal merupakan salah satu musik yang
dengan istilah menopause (Icemi &Wahyu, memiliki pengaruh positif bagi pendengarnya
2013). Pada saat menstruasi, masalah yang (Widayarti, 2011). Terapi murottal dapat
mempercepat penyembuhan, hal ini telah didapatkan data bahwa mereka tidak
dibuktikan oleh berbagai ahli seperti yang mengetahui penanganan nyeri disminore. Cara
telah dilakukan Ahmad Al Khadi direktur penanganan nyeri dismenor yang biasa mereka
utama Islamic Medicine Institute for lakukan adalah dengan cara tidur/istirahat.
Education and Research di Florida, Amerika Mereka belum mengetahui bahwa dengan cara
Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Terapi Murottal dapat mengurangi nyeri
Ikatan Dokter Amerika, dengan hasil dismenore.
penelitian bahwa mendengarkan ayat suci Al- METODE PENELITIAN
Quran memiliki pengaruh yang signifikan
dalam menurunkan ketegangan urat saraf Penelitian ini menggunakan desain penelitian
reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur Quasiexperimen. Rancangan ini merupakan
secara kuantitatif dan kualitatif oleh alat suatu bentuk penelitian eksperimen pemelihan
berbasis computer (Remodal, 2009). Terapi subjek penelitian dilakukan dengan non
murottal bekerja pada otak, dimana ketika random, dan tidak memiliki control group.
didorong dengan rangsangan dari luar (terapi Jenis rancangan yang akan dilakukan adalah
Al-Quran) maka otak memproduksi zat kimia the one group pretest-posttest design, dengan
yang disebut neuropeptide. Molekul-molekul mengobservasi sebanyak 2 (dua) kali yaitu
ini mengangkut reseptor-reseptor mereka yang sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
ada didalam tubuh sehingga tubuh memberi Kemudian kelompok di obervasi kembali
umpan balik berupa rasa nyaman. setelah intervensi dilain waktu (Aziz, 2009).
Mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Quran Penelitian ini dilakukan untuk melihat
secara murottal mempunyai efek relaksasi dan efektifitas terapi murottal terhadap nyeri
dapat menurunkan nyeri haid (dismenore) disminore pada remaja putri di SMANegeri 2
apabila didengarkan dalam Bangkinang
tempo murottal berada antara 60-70 menit Kota Populasi pada penelitian
secara konstan, tidak ada perubahan irama seluruh ini adalah
yang mendadak dan dalam nada yang lembut ini rem Kota berj Sam pada pene
(Widayarti, 2011). Berdasarkan penelitian sisw aja yang uml pel litia
yang dilakukan oleh Faradisi, terapi murottal i putri ah n
terbukti lebih efektif menurunkan nyeri haid di seba
(dismenore) dibandingkan dengan terapi SM nyak
musiklainnya. Berdasarkan survey A 580
pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 3 Neg oran
SMA Negeri di Kabupaten Kampar. eri 2 g.
Didapatkan bahwa pada SMA Negeri 2 Ban
Bangkinang Kota diperoleh jumlah siswi kelas gkin
X, XI, dan XII sebanyak 580 orang siswi. Dari ang
banyaknya siswi yang mengalami nyeri inklu siswi remaj SMA mem kriteri
disminore sebanyak si. a Nege enuhi a
30 orang atau 5,17% Adap putri ri 2
. Pada SMK Negeri 1 Bangkinang Kota un di Bang
diperoleh hasil jumlah siswi kelas X, XI, dan jumla kinan
XII sebanyak 329 orang siswi, yang h g
mengalami nyeri disminore sebanyak samp Kota
20 orang atau6,08%. Sedangkan pada SMA el yang
Negeri 1 Salo diperoleh jumlah siswi kelas X, dala
XI, dan XII sebanyak 180 orang siswi, yang m
mengalami nyeri disminore sebanyak 15 orang adala
atau 8,33%. Berdasarkan survey yang telah h
dilakukan pada 3 SMA Negeri di Kabupaten
Kampar tersebut, diketahui bahwa siswi HASIL PENELITIAN Penelitan ini bertujuan
SMAN 2 Bangkinang Kota lebih banyak untuk menganalisis efektifitas terapi murottal
mengalami nyeri disminore yaitu sebanyak 30 terhadap nyeri disminore pada remaja putri di
orang siswi (5,17%).Dari hasil survey yang SMA Negeri 2 Bangkinang Kota. penelitian
dilakukan di SMAN 2 Bangkinang Kota juga ini dilakukan pada tanggal 18 Juni 2019
pretest dan posttest.Adapun analisa univariat PEMBAHASAN Pada penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 responden terdiri dari 30 orang remaja putri
Distribusi Frekuensi Tingkat Skala Nyeri SMA Negeri 2 Bangkinang Kota yang
Dismenore Sebelum dan Sesudah dilakukan mengalami nyeri haid/dismenore dan telah
Terapi Murottal Variabel Mean Min- Maks SD memenuhi kriteria inklusi yang mana sebelum
CI 95% sebelum dilakukan Terapi Murottal 5,57 dilakukan terapi Murottal Surat Ar- Rahman
4-8 1,357 6,07 peneliti mengukur skala nyeri pada masing-
setelah dilakukan Terapi Murottal masing responden dengan menggunakan skala
3,67 1-7 1,709 4,30 Berdasarkan numeric rating scale 1-10. Tiap-tiap responden
table diminta untuk menunjukan salah satu angka
diatas bahwa rata dari 1-10, dimana pada angka tersebut ia
- merasakan nyeri pada saat itu. Hasil dari
rata pengukuran skala nyeri sebelum dilakukannya
tingkat nyeri dismenore sebelum dilakukan terapi Murottal Surat Ar-Rahman didapat hasil
terapi Murottal surat Ar- tingkat nyeri dismenore minimal pada skala 4
dan maksimal pada skala 8. Setelah diberikan
Rahman 5,57, sedangkan setelah dilakukan terapi Murottal
terapi Murottal Surat Ar- Surat Ar
Rahman 3,67. sampai dengan 12 Juli 2019 di -
SMA Negeri 2 Bangkinang Kota, terdapat 30 Rahman, didapat hasil tingkat nyeri dismenore
Responden remaja putri yang mengalami nyeri minimal pada skala 1 dan maksimal pada skala
dismenore. Analisa univariat digunakan untuk 7. Hasil pengukuran skala nyeri sebelum dan
mendapatkan gambaran tentang distribusi sesudah dilakukan terapi murottal Surat Ar-
nyeri pretest dan posttest.Adapun analisa Rahman pada remaja putri di SMA Negeri 2
univariat dapat dilihat pada tabel berikut: Bangkinang
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Skala Kota,
Nyeri Dismenore Sebelum dan Sesudah terjadi penurunan dimana sebelum terapi
dilakukan Terapi Hasil dari pengukuran skala tersebut dilakukan, tingkat nyeri terbanyak
nyeri sebelum dilakukannya terapi Murottal dari 30 responden terdapat pada skala 5 dan
Surat Ar-Rahman didapat hasil tingkat nyeri setelah diberikannya terapi murottal Surat Ar-
dismenore minimal pada skala 4 dan maksimal Rahman,
pada skala 8. Setelah diberikan terapi Murottal intensitas nyeri menurun menjadi 3,67. hasil
Surat Ar-Rahman uji statistika didapat nilai pvalue = 0.000
, didapat hasil tingkat nyeri dismenore dimana p<α 0.05. ini berarti bahwa terdapat
minimal
perbedaan rata
pada skala 1 dan maksimal pada skala 7.
Analisa Bivariat pada penelitian ini untuk -
melihat perbandingan intensitas nyeri
haid/dismenore sebelum dan sesudah rata yang signifikan intensitas nyeri
diberitkan terapi Murottal surat Ar-Rahman. haid/dismenore sebelum dan sesudah diberikan
terapi Murottal surat Ar-Rahman.
Tabel 2 Rata-rata Intensitas Nyeri
haid/dismenorea sebelum dan sesudah PEMBAHASAN Pada penelitian ini
dilakukan terapi Murottal Variabel Mean SD responden terdiri dari 30 orang remaja putri
Standar Error P value sebelum dilakukan Terapi SMA Negeri 2 Bangkinang Kota yang
Murottal 5.57 mengalami nyeri haid/dismenore dan telah
1,357 1.308 memenuhi kriteria inklusi yang mana sebelum
0.000 dilakukan terapi Murottal Surat Ar- Rahman
peneliti mengukur skala nyeri pada masing-
setelah dilakukan Terapi Murottal masing responden dengan menggunakan skala
3.67 1,709 1.043 Berdasarkan table 2 dapat numeric rating scale 1-10. Tiap-tiap responden
dilihat bahwa nilai rata-rata intensitas nyeri diminta untuk menunjukan salah satu angka
haid/dismenoera sebelum diberi intervensi dari 1-10, dimana pada angka tersebut ia
adalah 5,57, sedangkan setelah diberi merasakan nyeri pada saat itu. Hasil dari
intervensi terapi Murottal surat Ar- Rahman pengukuran skala nyeri sebelum dilakukannya
terapi Murottal Surat Ar-Rahman didapat hasil tentang dismenore dan
tingkat nyeri dismenore minimal pada skala 4 mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama
dan maksimal pada skala 8. Setelah diberikan mengikuti pendidikan serta untuk menambah
terapi Murottal pengetahuan, wawasan dan pengalaman
Surat Ar dalam melakukan penelitian dan sebagai
- masukan yang dapat d
Rahman, didapat hasil tingkat nyeri dismenore ijadikan sebagai
minimal pada skala 1 dan maksimal pada skala sumbangan pemikiran dan perbandingan bagi
7. Hasil peneliti dimasa yang akan datang serta untuk
pengukuran skala nyeri sebelum dan sesudah menambah wawasan ilmu pengetahuan
dilakukan terapi murottal Surat Ar-Rahman khusunya tentang hubungan efektifitas
pada remaja putri di SMA Negeri 2 murottal terhadap nyeri dismenore.
Bangkinang 2.
Kota, Saran Prakti
terjadi penurunan dimana sebelum terapi s
tersebut dilakukan, tingkat nyeri terbanyak a. Bagi Remaja Putri.
dari 30 responden terdapat pada skala 5 dan Digunakan sebagai salah satu cara atau bentuk
setelah diberikannya terapi murottal Surat Ar- tindakan non farmakologi mengatasi nyeri
Rahman, terjadi penurunan skala nyeri yang dismenore
terbanyak berada pada skala 3. b. Bagi Sekolah
Kepada pihak sekolah agar meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Skala nyeri pengetahuan siswa tentang nyeri dismenore
dismenore sebelum dilakukan terapi murottal dan cara mengatasinya dengan cara
surat Ar mendatangkan pihak terkait untuk memberikan
- penyuluhan dam memperkaya informasi
Rahman Maksimal tentang nyeri dismenore tersebut.
nyeri dismenore pada skala 8 dan minimal c. Bagi Peneliti Selanjutnya
pada skala 4. Rata-rata intensitas nyeri Pada peneliti selanjutnya dapat melanjutkan
sebelum diberikan terapi murottal surat Ar- penelitian ini dengan jumlah sampel yang
Rahman sebesar 5,57 2. Skala nyeri dismenore lebih besar dan dapat melakukan penelitian
setelah diberikan terapi mutottal, terjadi penggunaan terapi murottal terhadap nyeri
penurunan skala nyeri, Maksimal nyeri dismenore.
dismenore
pada skala 7 dan minimal pada skala 1. Rata-
rata intensitas nyeri setelah diberikan terapi
murottal surat Ar-Rahman sebesar 3,67 3.
Hasil Pairet Sample T test menunjukkan p =
0.000, artinya p<α dengan nilai < 0.05 yang
berarti ada perbedaan yang signifikan. Terapi

murottal surat Ar-Rahman efektif menurunkan


nyeri DAFTAR PUSTAKA
dismenore pada remaja putri Alimul Hidayat, Aziz. (2009). Metodologi
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti dapat Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis
memberikan saran sebagai berikut: Data. Jakarta: Salemba Medika.
1.
Alimul Hidayat, Aziz. (2012).
Saran Teoritis Riset Keperawatan dan Tekhnik Penulisan
Dapat b Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Amirul
ermanfaat untuk menambah Ihsan (2013). Efektifitas Terapi Murottal
Terhadap Perubahan Tingkat Dismenore Pada
wawasan Mahasiswa Program Studi Keperawatan
pengetahuan Universitas Tanjungpura: 2013
perawat
Anugroho, Dito, dan Wulandari, Ari. (2011). Jakarta : Rineka Cipta Patricia A. Potter &
Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Perry, Anne G. (2010). Fundamental of
CV. Anai OFFSET. Nursing: Fundamental Keperawatan Buku 3
Assegaf, M.A.T. (2013). 365. Tips Sehat Ala Edisi 7. Jakarta : EGC Ratnawati, A. (2018).
Rasulullah. Jakarta: Mizan Grup. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:
Pustaka Baru. Remolda, P. 2009. Pengaruh Al-
Atika Proverawati dan Siti Misaroh. (2009).
qur'an terhadap Fisiologi dan Psikologi
Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Manusia
Yogyakarta: Nuha Medika Aulia. (2009).
(Online).http://www.medicalzone.org/index.
Kupas Tuntas Menstruasi. Yogyakarta:
Milestone Batubara J.R.L. (2012). Adolescent
Development (Perkembangan Remaja). Vol. Diakses tanggal 21 Desember 2013. Saguni,
12. No 1. Sari Pedriati Bobak, Lowdermilk, Fersta Cicilia Apriliani, dkk. 2013. Hubungan
Jense. (2012). Buku Ajar Dismenore dengan Aktivitas Belajar Remaja
Putri di SMA Kristen I Tomohon. Jurnal
Keperawatan, (Online), 1 (1),
Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Fahmi.
(https://ejournal.unsrat.ac.id/, diakses 06 Juni
2014. Hubungan Antara Dismenore dengan
2017 Saryono & Anggriyana Tri Widianti.
Usia Menarche dan Indeks Massa Tubuh.
(2011). Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar
(Online). (http://repository.usu.ac.id/, diakses
Manusia (KDM). Yogyakarta: Nuha Medika.
11 Januari 2017 Geri, Morgan dan Carol
Saryono, & Waluyo, S. (2009). Sindrom
Hamilton. (2009). Obstetri dan Ginekoligi
Prementruasi. Yogyakarta: Nuha Medika
Panduan Praktik. Jakarta: EGC Handayani.
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia:
Trisna Yuni dan Dewi Rokhanawati. 2011.
Dari Sel Ke Sistem adisi 6. Jakarta: EGC
Hubungan Dismenorea Terhadap Aktivitas
Siswantinah. (2011). Pengaruh Terapi
Belajar Siswi SMA Muhammadiyah 5
Murottal Terhadap Kecemasan Pasien Gagal
Yogyakarta Tahun 2011. Jurnal Kebidanan,
Ginjal Kronik yang Dilakukan Tindakan
(Online). (http://opac.unisayogya.ac.id/),
Hemodialisa di RSUD Kraton Kabupaten
diakses 06 Juni 2017 Icemi Sukarni K, &
Pekalongan. Skripsi. Universitas
Wahyu P. (2013). Buku Ajar Keperawatan
Muhammadiyah Semarang. Tamsuri, Anas.
Maternitas dilengkapi Contoh Askep.
(2012). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri.
Yogyakarta: Nuha Medika. Icesmi Sukarni K,
Jakarta: EGC.
MargarethZh. (2013). Buku Ajar Keperawatan
Upoyo, A.S., Ropi, H., & Sitoru, R. (2012).
Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Stimulasi Murottal Pekalongan. Skripsi.
Hendrik, H. (2009). Problema Haid (Tinjauan
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Syariat Islam dan Medis). Solo: Tiga
Tamsuri, Anas. (2012). Konsep dan
Serangkai. Heru, (2012). Ruqiyah Syar’i
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
Berdasarkan Karifan
Upoyo, A.S., Ropi, H., & Sitoru, R. (2012).
Jakarta: FKUI
Stimulasi Murottal Al Quran Terhadap Nilai
Glasgow Coma Scale Pada Pasien Stroke
M., Ashayeri, H., Jahdi, F., Hosseini, A. F.
Iskemik. Tesis Magister Keperawatan
2012. Quranrecitation: short-term effect and
Universitas Padjajaran.
related factors in preterm newborns.Research
Wiknjosastro, Hanafi. (2009). Ilmu
Journal of Medical Sciencences 6(3): 148-153.
Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Manuaba. (2009). Buku ajar patologi obstetri
Sarwono Prawiroharjo.
untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC.
Widayarti. 2011. Pengaruh Bacaan Al-Qur’an
Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu
Terhadap Intensitas Kecemasa Pasien
Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi
Sindroma Koroner akut di RS Hasan Sadikin.
Aksara Mohammad, J, Sudarti, Afroh, F.
Tesis: Universitas Padjajaran
(2012). Teori Pengukuran Nyeri Dan Nyeri
Persalianan. Edisi 1. Yogyakarta: Noha
Wisudawati. E.R. Djuria, S. A. Erita, Puspita
Medika Mottaghi, ME, Esmaili, R & Rohani,
Sari, P. I., & Gunadi, A. (2014). Efektifitas
Z. (2011). Effect of quran recitation on the
Senam Dismenore dengan Teknik Relaksasi
level of anxiety in athletics. Vol 1, No. 1, pp.
Terapi Murottal untuk Mengurangi
1-4. Quran and Medicine. Notoatmodjo, S.
Dismenore.
(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan.
http://www.umy.acy.id
.
Diakses 11 September 2017
(Diakses pada tanggal 29 maret 2018 pukul
19:00

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP PERUBAHAN SKALA


NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI KELAS X, XI DAN XII MA ASY-
SYAFI’IAH BENDUNG DESA KILANG KECAMATAN
MONTONG GADING KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 Humaediah Lestari
1, Fahrurrozi2, Febriati Astuti3 1,2,3) STIKES Mataram Program Studi DIV Kebidanan Email :
lestarihumaediah@yahoo.com
ABSTRAK
Dismenorea merupakan salah satu gangguan menstruasi yang paling sering dialami oleh wanita.
Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami dismenorea. Dismenorea yang
dirasakan setiap wanita berbeda-beda, ada yang sedikit terganggu namun ada pula yang sangat
terganggu. Penatalaksanaan dimenorea dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
farmakologi dan non farmokologi. Salah satu bentuk penetalaksanaan non farmakologi yang
termasuk dalam distraksi audio yaitu dengan menggunakan terapi murottal Al-Qur’an. Terapi ini
memiliki efek relaksai, distraksi dan dapat meningkatkan hormon endorphin alami tubuh
manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap
perubahan skala nyeri haid (dismenorea) pada siswi kelas X, XI dan XII MA Asy-Syafi’iah
Bendung Desa Kilang Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur tahun 2017.
Populasi dalam penelitan ini yaitu semua siswi MA Asy-Syafi’iah Bendung yang berjumlah 51
orang. Sampel penelitian sebanyak 32 responden yang diambil menggunakan tehnik Acidental
sampling. Desain penelitian yang digunakan pre-experimental design dengan one group pretest-
posttest design. Teknik pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan lembar
observasi. Analisa data menggunakan uji wilcoxon signed ranks test. Hasil penelitian
menunjukan bahwa sebelum diberikan terapi murottal Al-Qur’an responden yang mengatakan
nyeri ringan sebanyak 6 responden (18,75%) dan responden yang mengatakan nyeri sedang
sebanyak 26 responden (81,25%), kemudian setelah diberikan terapi murottal Al-Qur’an
responden yang mengatakan tidak mengalami nyeri haid lagi sebanyak 5 responden (15,625%),
responden yang mengatakan nyeri ringan sebanyak 25 responden (78,125%) dan responden yang
mengatakan nyeri sedang sebanyak 2 responden (6,25%). Berdasarkan hasil uji wilcoxon signed
rank test didapatkan nilai p value < α (0,000<0,05). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ada
pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap perubahan skala nyeri haid (dismenorea) pada siswi
kelas X, XI dan XII MA Asy-Syafi’iah Bendung, sehingga disarankan menerapkannya untuk
mengurangi nyeri haid (dismenorea). Kata Kunci : Nyeri, Dismenorea, Terapi Murottal Al-
Qur’an e-ISSN : 2621-5152 ISSN : 2477-0604
Volume 5 No. 2 2019 | 69-74
PENDAHULUAN distraksi, imajinasi terbimbing, Hipnosis,
Remaja merupakan suatu masa peralihan akupuntur, umpan balik biologis dan
dari pubertas ke dewasa atau suatu proses massase5.
tumbuh ke arah kematangan yang mencakup Salah satu bentuk dari metode non
kematangan mental, emosional, sosial, dan farmakologi yang termasuk dalam distraksi
fisik. Pada periode ini terjadi peristiwa yang audio/pendengaran yaitu dengan
sangat penting bagi remaja dan perlu menggunakan terapi mendengarkan bacaan
perhatian yaitu peristiwa pubertas1. Al-Qur’an. Terdapat banyak alasan yang
menjadikan bacaan Al-Quran berbeda
Peristiwa pubertas menurut merupakan dengan terapi suara lainnya dalam hal
serangkaian peristiwa yang mengarah ke pengaruh pada kesehatan. Beberapa
pematangan seksual dengan terjadinya keunggulan yang dimiliki oleh Al-Qur’an,
percepatan pertumbuhan, pematangan tulang yaitu: 1) keharmonisan yang sempurna
rangka, perkembangan karakteristik seksual, dalam di kata-kata dan huruf- huruf Al-
dan pencapaian fertilitas. Salah satu proses Qur’an; 2) irama yang berimbang pada
pematangan seksual yang terjadi pada susunan dan kata-kata Al-Qur’an yang
remaja perempuan dalam masa pubertas ini sesuai dengan irama otak; 3) makna-makna
adalah terjadinya menstruasi pertama yang melimpah yang terkandung oleh setiap
(menarche)2.. Dismenorea merupakan salah ayat; dan 4) pengalaman praktis6.
satu gangguan menstruasi yang paling sering Selain keunggulan-kenggulan diatas terapi
dialami oleh wanita, dismenorea religi sekarang sudah banyak berkembang,
didefinisikan sebagai nyeri uterus yang berdasarkan penelitian dapat mempercepat
bersifat siklik yang terjadi sebelum atau penyembuhan, hal ini telah dibukikan oleh
selama menstruasi3. Angka kejadian berbagai ahli seperti yang telah dilakukan
dismenorea di dunia cukup besar, rata-rata Ahmad Al Khadi, direktur utama Islamic
lebih dari 50% perempuan di setiap Negara Medicine Institute for Education and
mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika Research di Florida, Amerika Serikat.
angka prosentasenya sekitar 60%, di Swedia Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan
sekitar 72%, sementara di Indonesia sendiri Dokter Amerika, Ahmad Al Khadi
mencapai 55%. Sedangkan menurut hasil melakukan presentasi tentang hasil
Penelitian Pusat Informasi dan Konseling penelitianya dengan tema pengaruh Al-
Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) Qur’an pada manusia dalam perspektif
di Indonesia sendiri angka kejadian fisiologi dan psikologi. Hasil penelitian
dismenorea terdiri dari 72,89% dismenorea tersebut menunjukan hasil positif bahwa
primer dan 27, 11% dismenorea sekunder mendengarkan ayat suci Al-Qur’an memiliki
dan angka kejadian mencapai 45%-90% pengaruh yang signifikan
wanita produktif tersiksa karena dalam menurunkan ketegangan urat saraf
dismenorea4. Penatalaksanaan dismenorea reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah
secara farmakologis dan non farmakologis. alat berbasis komputer7.
Secara farmakologis dapat dilakukan dengan
pemberian Analgesik. Sedangkan BAHAN DAN METODE Penelitian ini
penatalaksanaan non farmakologi dapat menggunakan Pre-experimental design
dilakukan dengan cara bimbingan antisipasi, dengan rancangan penelitian One group
kompres panas dan dingin, Stimulasi Saraf pretest-posttest design. Melibatkan 32 orang
Elektris Transkutan/Transcutaneous siswi kelas X, XI dan XII yang mengalami
Electrical Nerve Stimulation (TENS), nyeri haid (dismenorea) ringan dan sedang.
Pengukuran dilakukan menggunakan haid, akan tetapi respon atau perubahan
kuesioner, pertama sebelum diberikan skala nyeri haid setiap individu berbeda-
perlakuan variabel diobservasi/diukur beda walaupun diberikan tindakan yang
terlebih dahulu (pretest), setelah itu sama. Responden yang mengatakan tidak
dilakukan perlakuan, lalu setelah perlakuan mengalami nyeri haid lagi sebanyak 5
dilakukan pengukuran/ observasi (posttest) responden (15,625%), responden yang
kembali mengatakan nyeri ringan sebanyak 25
responden (78,125%) dan responden yang
HASIL 1. Karakteristik responden mengatakan nyeri sedang sebanyak 2
berdasarkan umur No Umur responden (6,25%) dari yang awalnya
Frekuensi sebelum diperdengarkan terapi murotal ada 6
(n) Persentase responden (18,75%) nyeri ringan, dan 26
(%) responden (81,25%) nyeri sedang.
Penurunan skala nyeri haid ini dikarenakan
1 dengan mendengarkan bacaan Al-Qur’an
15-17 tahun 25 78,125 2 18-19 tahun 7 21,875 akan memberikan
Total 32 100 Berdasarkan tabel di atas efek relaksasi. Terapi bacaan Al-Qur’an
sebagian besar responden berumur 15-17 terbukti mengaktifkan sel-sel tubuh dengan
tahun sebanyak 25 responden (78,125%) dan mengubah getaran suara menjadi gelombang
responden dengan umur 18-19 tahun yang ditangkap oleh tubuh, menurunkan
sebanyak 7 responden (21,875%). 2. Tabel stimuli reseptor nyeri dan otak terangsang
skala nyeri sebelum (pretest) diberikan mengeluarkan analgesik opioid natural
terapi Murottal Al-Qura’an No Tingkat Nyeri endogen6. Berdasarkan penelitian Ahmad Al
Skala Nyeri n (%) Khadi, direktur utama Islamic Medicine
1 Institute for Education and Research di
Florida, Amerika Serikat menemukan
Tidak bahwa efek relaksasi yang ditimbulkan
nyeri 0 0 0 2 Nyeri Ringan 1-3 6 18,75 3 Nyeri bacaan Al-Qur’an mencapai 65%11.
Sedang 4-6 26 81,25 Total 32 100 Perubahan skala nyeri haid yang berbeda-
PEMBAHASAN beda setelah diberikan terapi murottal Al-
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan Qur’an berhubungan dengan salah satu
bahwa sebagian besar responden berusia 15- atribut pasti dalam pengalaman nyeri, bahwa
17 tahun sebanyak 25 orang (78,125%). nyeri bersifat individu sehingga respon yang
Semakin bertambahnya usia seseorang maka terjadi setelah perlakuan tidak dapat
semakin matang pula pola pikirnya terutama perbedaan skala nyeri setelah pemberian
dalam bereaksi terhadap nyeri8. Nyeri haid terapi murottal Al-Qur’an dikarenakan
sering terjadi pada wanita usia muda, karena adanya perbedaan persepsi nyeri setiap
belum mencapai kamatangan biologis individu selain itu juga dipengaruhi proses
(khususnya alat reproduksi yaitu penerimaan suara pada setiap individu yang
pertumbuhan endometrium masih belum berbeda-beda9. Berdasarkan hasil Uji
sempurna), psikologis (gadis yang emosinya Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan
masih labil). Frekuensi nyeri akan menurun bahwa N atau jumlah data penelitian
sesuai dengan bertambahnya usia. Hal ini sebanyak 32 responden dan nilai p value<α
diduga terjadi karena adanya kemunduran (0,000<0,05) maka dapat diambil
saraf rahim akibat penuaan merupakan usia kesimpulan bahwa ada Pengaruh Terapi
terbaik untuk hamil bagi seorang wanita, hal Murottal Al-Qur’an terhadap Perubahan
ini dikarenakan sel telur telah diproduksi Skala Nyeri Haid (Dismenorea) pada Siswi
sejak lahir namun Kelas X, XI dan XII MA Asy- Syafi’iah
ovulasi baru terjadi ketika masa pubertas 9. Bendung Desa Kilang Kecamatan Montong
Berdasarkan hasil penelitian setelah Gading Kabupaten Lombok Timur.
diberikan terapi murottal Al-Qur’an semua Penurunan intensitas nyeri dalam penelitian
responden mengalami penurunan skala nyeri ini disebabkan oleh adanya efek relaksasi
yang ditimbulkan dari terapi murottal Al- endorfin. Selain meningkatkan hormon
Qur’an, hal ini sesuai dengan teori yang endorfin mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-
menjelaskan bahwa mendengarkan alunan Qur’an dengan tartil akan menyebabkan
murottal memiliki makna berzikir kepada ketenangan jiwa. Perangsangan auditori
Allah SWT. Berzikir dapat memberikan mempunyai efek distraksi yang mampu
ketenangan dan ketentraman jiwa serta meningkatkan pembentukan endorfin dan
sebagai relaksasi sehingga dapat merelaksasikan otot16.
menurunkan nyeri haid13. Teori lainnya
menjelaskan bahwa murottal adalah lantunan Murottal Al-Quran Surah Ar-Rahman yang
ayat-ayat suci Al-Qur’an yang di lagukan diperdengarkan dengan menggunakan
oleh seorang qori direkam serta speaker box music atau earphone akan
diperdengarkan dengan tempo yang lambat mengeluarkan vibrasi sehingga
serta harmonis, bacaan Al-Qur’an sebagai menghasilkan gelombang suara yang dapat
penyembuh penyakit jasmani dan rohani didengar oleh telinga dan diteruskan ke
melalui suara, intonasi, makna ayat-ayat nervus VIII, kemudian akan diubah menjadi
yang ditimbulkan baik perubahan terhadap impuls listrik. Impuls tersebut dilanjutkan ke
sel-sel tubuh, perubahan pada denyut korteks serebri yang berhubungan dengan
jantung, pergerakan sel-sel pada kulit14. perasaan untuk dipersepsikan. Jika suara
Selain menurut teori, penelitian ini juga atau bunyi tersebut dapat dipersepsikan
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dengan baik maka akan menimbulkan efek
dilakukan oleh Handayani, Fajarsari, Asih relaksasi.
dan Rohmah (2014), mengenai Pengaruh Berdasarkan uraian hasil dan teori diatas
Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap peneliti dapat menyimpulkan bahwa terapi
Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan dan murottal Al-Qur’an surah Al-fatehah dan
Kecemasaan dalam Persalinan Primigravida surah Ar-Rahman yang diperdengarkan
Kala I Fase Aktif Di RSUD Prof. Dr. selama 15 menit dengan intensitas suara 50
Margono Soekardjo Purwokerto Tahun desibel efektif dalam menurunkan skala
2014, hasil penelitian ini menunjukan nyeri haid (dismenorea) pada siswi kelas X,
terdapat perbedaan rata-rata penurunan XI dan XII MA Asy-Syafi’iah Bendung
intensitas nyeri persalinan dan kecemasan Desa Kilang Kecamatan Montong Gading
pada ibu bersalin kala I fase aktif sebelum Kabupaten Lombok Timur tahun 2017.
dan sesudah dilakukan terapi murottal yaitu
dengan rata-rata intensitas nyeri sebelum KESIMPULAN Ada Pengaruh Terapi
terapi murottal 6,57 kemudian setelah Murottal Al-Qur’an terhadap Perubahan
dilakukan terapi murottal turun menjadi 4,93 Skala Nyeri Haid (Dismenorea).
dan rata-rata kecemasan sebelum terapi
murottal 26,67 kemudian setelah dilakukan
terapi murottal turun menjadi 20,52.
Persepsi positif yang didapat dari Al-Qur’an
surah Ar-Rahman akan merangsang
hipotalamus dan mengeluarkan hormon
DAFTAR PUSTAKA
1.. Andarmoyo, S. 2016. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogjakarta : Ar-Ruzz
Media.
2. Janiwarty, B dan Pieter, H. Z, 2013. Pendidikan Psikologi untuk Bidan Suatu Teori dan
Terapannya, Yogyakarta: Rapha Publishing Norwitz & Schorge, 2010.
3. At Glance Obstetri & Ginekologi Edisi Kedua. Alih Bahasa : Diba Artsiyanti E.P.
Jakarta : Erlangga
4. Proverawarti, A dan Masiroh, S. 2009. Menarce. Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta : Nuha Medika
5. Andriyani, A. 2013. Panduan Kesehatan Wanita. Surakara: As- Salam Publisher.
6. Al-Kaheel, A. 2011. Al-Qur’an The Healing Book. Jakarta: Tarbawi Press
7. Remolda. P. (2010). Pengaruh Al-Qur’an pada manusia dalam perspektif fisiologi dan
psikologi. http://www.theedc.com. Diakses tanggal 14-3-2017, jam 10.00.
8. Potter & Perry, 2006. Buku Ajar Fundemental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktek, E/4,Vol. 2. Jakarta : EGC
9. Llewellyn, Jones, Derek, 2001. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Hipokrates
10. Sukaca, Agus. 2017. The 9 Golden Habits for Brighter Muslim Yogyakarta : Bunyan
11. John A. Pearce II dan Richard B.Robinson, Jr., 2008. Manajemen Strategis Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat
12. Ilyas, Y. 2011. Cakrawala Al-Qur’an tafsir tematis tentang kehidupan. Cetakan III.
Yogyakarta :Itqan
13. Purna, 2006. Murottal. Sumber Literature tersria di
https://www.scribd.com/document/224236151/M
urottal
14. Siswantinah, 2011. Pengaruh terapi murottal terhadap kecemasan pasien gagal
ginjal kronik yang dilakukan tindakan hemodialisa di RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan. Semarang: Jurnal, Universitas Muhamadiyah Semarang.
15. Mustamir, P., 2009. Metode Super untuk Menakhlukkan Stres. Jakarta: Hikmah
foto dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai